Perilaku Remaja Tentang Pencegahan Infeksi Menular Seksual (Ims) Di Sma Prayatna Medan Tahun 2015

LEMBAR KUESIONER
PERILAKU REMAJA TENTANG PENCEGAHAN
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
DI SMA PRAYATNA MEDAN
TAHUN 2015
1. Data demografi:
No. Responden
:
Umur
:
A. Kuesioner Pengetahuan
1. Infeksi Menular Seksual adalah.....
a. Penyakit yang datang dari Tuhan
b. Penyakit yang disebabkan oleh aktifitas seksual
c. Penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan
2. Infeksi Menular Seksual disebabkan oleh.....
a. Bakteri, jamur dan parasit
b. Bakteri, jamur,dan tanaman ganggang
c. Bakteri, ganggang, dan protozoa
3. Berikut, contoh IMS yang disebabkanoleh bakteri yaitu:
a. Gonore

b. HIV/AIDS
c. Keputihan
4. Orang yang beresiko untuk tertular IMS adalah.....
a. Bayi
b. Remaja
c. Semua usia
5. Seseorang dapat beresiko tertular IMS apabila....
a. Melakukan seks dengan menggunakan kondom
b. Melakukan seks bebas tanpa kondom
c. Melakukan seks dengan satu pasangan tanpa kondom
6. Tanda dan gejala IMS secara umum kecuali.....
a. Keluarnya cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis
b. Kemerahan di sekitar alat kelamin
c. Keluar darah pada saat BAB
7. Jenis-jenis dari IMS adalah.....
a. Kencing nanah, Raja singa dan Keputihan
b. Keputihan, Kencing nanah, dan Radang pada serviks
c. Kencing nanah, Raja singa dan Radang pada serviks
8. HIV/AIDS merupakan jenis IMS yang menyerang....
a. Sistem pernapasan

b. Sistem pencernaan
c. Sistem kekebalan tubuh
9. IMS dapat ditularkan melalui, kecuali....
a. Peralatan makanan
b. Hubungan seks tanpa pengaman
c. Tranfusi darah
10. Bahaya yang dapat ditimbulkan dari IMS adalah, kecuali....
a. Kanker usus besar
b. Dapat merusak penglihatan, otak dan hati
c. Kemandulan dan keguguran

11. Cara-cara melakukan pencegahan pada IMS adalah.....
a. Menjaga organ reproduksi agar tetap bersih dan sehat
b. Memakai celana dalam yang ketat
c. Menggunakan pengaman pada saat melakukan seks
12. Tidak Melakukan seks bebas merupakan salah satu upaya....
a. Pengobatan IMS
b. Pencegahan IMS
c. Agar tetap sehat
13. Pencegahan IMS dapat dilakukan dengan....

a. Tidak melakukan seks secara bebas
b. Menggunakan obat sebelum melakukan hubungan seks
c. Berteman dengan orang yang baik
14. Dibawah ini salah satu upaya melakukan pencegahan terhadap IMS adalah :
a. Tidak melakukan ciuman dengan pasangan
b. Tidak melakukan oral seks
c. Tidak berteman dengan orang yang menderita IMS
15.Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan pencegahan terhadap
IMS yaitu....
a. Mencari Informasi sebanyak mungkin, pergaulan yang sehat, rajin
olahraga dan makan makanan yang bergizi
b. Menjaga kebersihan organ reproduksi, bergaul sehat, olahraga teratur dan
makan makanan yang sehat
c. Bergaul secara sehat, olahraga teratur, suka keluyuran
16. Prinsip utama pencegahan dari IMS adalah.....
a. Memutuskan rantai penularan infeksi
b. Tidak keluar malam
c. Menuruti nasihat orang tua
17.Remaja yang berisiko tinggi dapat tertular IMS adalah remaja yang berperilaku
seks bebas, perilaku seks bebas tercermin dalam bentuk tindakan....

a. Berpegangang tangan, berciuman, dan berpelukan dengan lawan jenis
b. Selalu percaya diri, suka merayu pasangan, berdandan
c. Berdandan, over akting di depan lawan jenis
18. dibawah ini salah satu cara pencegahan terhadap virus HIV yaitu:
a. Tidak memakai pakaian dalam penderita HIV
b. Tidak berteman dengan orang yang terkena HIV
c. Tidak menerima donor darah dari penderita HIV
19. Bagi seorang PSK menggunakan kondom pada saat melakukan hubungan
seksual dengan para kliennya bertujuan untuk:
a. Mencegah agar kehamilan tidak terjadi
(1)
b. Untuk mencegah tertularnya dari IMS
(1)
c. Agar tidak terjangkit virus HIV
(1)
20. Cara yang paling efektif untuk mencegah terjangkitnya IMS adalah:
a. Menggunakan kondom
(1)
b. Tidak melakukan seks
(1)

c. Tidak melakukan oral seks
(1)
d. Tidak melakukan anal seks
(1)

B. Lembar Kuesioner Sikap
No
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.


12.

13.
14.
15.

Pertanyaan
Dengan tidak melakukan hubungan seksual
dapat mencegah Infeksi Menular Seksual
Dengan tidak berganti-ganti pasangan dapat
mencegah terjadinya Infeksi Menular seksual
Menurut anda dengan menggunakan narkoba
dengan jarum suntik bekas penderita
HIV/AIDS, maka anda akan tertular
HIV/AIDS
Menurut anda satu-satunya cara penularan
IMS hanya melalui hubungan seks
Setia pada pasangan adalah cara terbaik untuk
pencegahan Infeksi Menular Seksual

Melakukan oral seks dengan pasangan anda
dapat menularkan IMS
Dengan
menggunakan
kondom
atau
pengaman termasuk cara untuk mencegah
terjadinya Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual dapat ditularkan
melalui air liur dan air mata
Berciuman dengan lawan jenis baik di pipi
maupun di bibir dapat menularkan Infeksi
Menular Seksual
Berburu informasi sebanyak mungkin tentang
Infeksi Menular Seksual sebaiknya dilakukan
sejak dini agar terhindar dari ancaman Infeksi
Menular Seksual
Dengan memperbanyak ilmu agama akan
membentengi anda dalam melakukan
perbuatan dosa yaitu seks bebas, sehingga

meminimalisasi resiko tertularnya IMS
Hindari teman yang suka melakukan
hubungan seks dengan berganti-ganti
pasangan, karena lambat laun anda akan
mengikutinya.
Sering menonton video porno akan menjadi
faktor penyebab remaja melakukan seks bebas
Infeksi Menular Seksual akan menyebabkan
ketidaksuburan bagi penderitanya, baik itu
wanita maupun pria
a. Nyeri pada saat buang air kecil
b. bercak merah
c. Rasa gatal dan panas pada daerah
kemaluan
Hal berikut merupakan tanda dan gejala dari
Infeksi Menular Seksual

SS

S


4

3

TS
2

STS
1

4

3

2

1

4


3

2

1

1

2

3

4

1

2

3


4

4

3

2

1

4

3

2

1

1

2

3

4

1

2

3

4

4

3

2

1

4

3

2

1

3

2

1

4

3

2

1

4

3

2

1

3

2

1

4

4

16. Menurut Anda, apakah seorang PSK menggunakan kondom untuk mencegah
IMS
 SS
 S
 TS
 STS
17. Agar terhindar dari penyakit IMS sebaiknya tidak menerima donor darah dari
penderita IMS
 SS
 S
 TS
 STS
18. Seorang PSK akan terjangkit HIV/AIDS apabila dia melakukan hubungan
seksual dengan orang tersebut.
 SS
 S
 TS
 STS
19. Prinsip utama pencegahan IMS adalah tudak melakukan seks bebas
 SS
 S
 TS
 STS
20. Seorang wanita hamil dengan HIV akan melahirkan bayi dengan HIV
 SS
 S
 TS
 STS
C. Lembar Observasi Tindakan
1. Apakah anda mempunyai pasangan atau pacar?
a. Ya
(1)
b. Tidak
(2)
2. Apakah anda termasuk orang yang setia terhadap pasangan anda?
a. Ya
(2)
b. Tidak
(1)
3. Jika anda memiliki pacar, kegiatan seksual apa yang pernah anda lakukan:
( jawaban dapat lebih dari 1)
a. Berpegangan tangan
(1)
b. Berpelukan
(1)
c. Ciuman basah
(1)
d. Ciuman kering
(1)
e. Petting
(1)
f. Intercourse
(1)
4. Apakah anda pernah melakukan perilaku seksual dibawah ini :
(jawaban dapat lebih dari 1)
a. Berdandan untuk menarik perhatian lawan jenis
(1)

b. Merayu
(1)
c. Menggoda
(1)
d. Mejeng atau tebar pesona
(1)
e. Curi pandang
(1)
f. Ngelirik-lirik
(1)
5. Apakah pernah terpikir pada benak anda untuk melakukan hubungan seksual?
a. Ya
(1)
b. Tidak
(2)
6. Apakah anda selalu berusaha untuk menjadi remaja yang tidak melakukan seks
bebas?
a. Ya
(2)
b. Tidak
(1)
7. Apakah anda mempunyai teman yang suka melakukan seks bebas?
a. Ya
(1)
b. Tidak
(2)
8. Jika teman anda mengajak anda untuk melakukan seks, apa yang anda lakukan:
a. Memutuskan pertemanan dengannya
(1)
b. Menolak
(1)
c. Melarangnya untuk melakukan perbuatan tersebut
(1)
d. Menyarankannya untuk memakai kondom jika berhubungan seks (1)
9. Apa yang anda lakukan agar anda terhindar dari IMS
(jawaban dapat lebih dari 1)
a. Tidak melakukan seks
(1)
b. Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
(1)
c. Tidak melakukan oral seks
(1)
10. apakah anda akan menjauhi teman yang menderita HIV
a. Ya
(2)
b. Tidak
(1)
D. lembar kuesioner Pendidikan Seks di sekolah
1. Apakah di sekolah anda mendapatkan pelajaran tentang pendidikan seks
a. Ada
(3)
b. Tidak ada
(2)
c. Tidak tahu
(1)
2. Apakah ada mata pelajaran khusus yang mengajarkan tentang pendidikan seks
a. Ada
(3)
b. Tidak ada
(2)
c. Tidak tahu
(1)
3. Apakah anda menyukai pelajaran tersebut?
a. Ya
(2)
b. Tidak
(1)
4. Apakah anda mendapatkan pelajaran tentang pencegahan penyakit IMS
didalam pelajaran tersebut?
a. Ada
(3)
b. Tidak ada
(2)
c. Tidak tahu
(1)
5. Bagaimana cara guru anda memberikan materi tersebut kepada para siswa/i di
kelas?
a. Menyampaikan secara langsung
(1)

b. Dengan memberikan leaflet atau brosur
c. Dengan memberikan buku bacaan

(1)
(1)

F. Lembar Kuesioner Sumber Informasi Keluarga
1. Apakah ada dari anggota keluarga anda yang mengetahui tentang IMS
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
2. Apakah keluarga anda pernah memberikan informasi tentang pencegahan IMS
a. Pernah
b. Tidak pernah
3. Apakah keluarga anda menyarankan agar anda tidak melakukan seks bebas
a. Ya
b. Tidak
G. Lembar Kuesioner Sumber Informasi Teman
1. Apakah ada teman anda yang mengetahui tentang IMS
a. Ada
b. Tidak ada
c. Tidak tahu
2. Apakah teman anda pernah memberikan informasi tentang pencegahan IMS
a. Pernah
b. Tidak pernah
3. Apakah teman anda pernah mengajak anda untuk mencari informasi tentang
IMS dan pencegahannya
a. Pernah
b. Tidak pernah

Lampiran 1

Karakteristik Responden
jk
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

laki-laki

17

35.4

35.4

35.4

perempuan

31

64.6

64.6

100.0

Total

48

100.0

100.0

us
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

15

1

2.1

2.1

2.1

16

12

25.0

25.0

27.1

17

29

60.4

60.4

87.5

18

6

12.5

12.5

100.0

48

100.0

100.0

Total

Pengetahuan Responden

Lampiran 2
P1
Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Lampiran 2
P1
Frequency
Valid

benar

Percent
48

100.0

Valid Percent
100.0

Cumulative Percent
100.0

P2
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

30

62.5

62.5

62.5

benar

18

37.5

37.5

100.0

Total

48

100.0

100.0

P3
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

35

72.9

72.9

72.9

benar

13

27.1

27.1

100.0

Total

48

100.0

100.0

P4
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

38

79.2

79.2

79.2

benar

10

20.8

20.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

P5
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

33

68.8

68.8

68.8

benar

15

31.3

31.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 3
P6
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

38

79.2

79.2

79.2

benar

10

20.8

20.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

P7
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

35

72.9

72.9

72.9

benar

13

27.1

27.1

100.0

Total

48

100.0

100.0

P8
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

32

66.7

66.7

66.7

benar

16

33.3

33.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

P9
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

35

72.9

72.9

72.9

benar

13

27.1

27.1

100.0

Total

48

100.0

100.0

P10
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

32

66.7

66.7

66.7

benar

16

33.3

33.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 3
P11
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

33

68.8

68.8

68.8

benar

15

31.3

31.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

P12
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

36

75.0

75.0

75.0

benar

12

25.0

25.0

100.0

Total

48

100.0

100.0

P13
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

35

72.9

72.9

72.9

benar

13

27.1

27.1

100.0

Total

48

100.0

100.0

P14
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

37

77.1

77.1

77.1

benar

11

22.9

22.9

100.0

Total

48

100.0

100.0

P15
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

30

62.5

62.5

62.5

benar

18

37.5

37.5

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 4
P16
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

18

37.5

37.5

37.5

benar

30

62.5

62.5

100.0

Total

48

100.0

100.0

P17
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

33

68.8

68.8

68.8

benar

15

31.3

31.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

P18
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

salah

32

66.7

66.7

66.7

benar

16

33.3

33.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

P19
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

bila jawaban 2

6

12.5

12.5

100.0

48

100.0

100.0

Total

Lampiran 5
P20
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

bila jawaban 2

15

31.3

31.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

Sikap Responden
s1
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

2

17

35.4

35.4

35.4

3

26

54.2

54.2

89.6

4

5

10.4

10.4

100.0

48

100.0

100.0

Total

s2
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

1

2.1

2.1

2.1

2

27

56.3

56.3

58.3

3

16

33.3

33.3

91.7

4

4

8.3

8.3

100.0

48

100.0

100.0

Total

Lampiran 6
s3
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

5

10.4

10.4

10.4

2

30

62.5

62.5

72.9

3

11

22.9

22.9

95.8

4

2

4.2

4.2

100.0

Total

48

100.0

100.0

s5
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

20

41.7

41.7

41.7

2

16

33.3

33.3

75.0

3

11

22.9

22.9

97.9

4

1

2.1

2.1

100.0

48

100.0

100.0

Total

s6
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

9

18.8

18.8

18.8

2

26

54.2

54.2

72.9

3

13

27.1

27.1

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 7
s7
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

14

29.2

29.2

29.2

2

23

47.9

47.9

77.1

3

10

20.8

20.8

97.9

4

1

2.1

2.1

100.0

48

100.0

100.0

Total

s8
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

24

50.0

50.0

50.0

2

12

25.0

25.0

75.0

3

8

16.7

16.7

91.7

4

4

8.3

8.3

100.0

48

100.0

100.0

Total

s9
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

24

50.0

50.0

50.0

2

12

25.0

25.0

75.0

3

5

10.4

10.4

85.4

4

7

14.6

14.6

100.0

s9
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

24

50.0

50.0

50.0

2

12

25.0

25.0

75.0

3

5

10.4

10.4

85.4

4

7

14.6

14.6

100.0

48

100.0

100.0

Total

Lampiran 8
s10
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

14

29.2

29.2

29.2

2

21

43.8

43.8

72.9

3

5

10.4

10.4

83.3

4

8

16.7

16.7

100.0

48

100.0

100.0

Total

s11
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

11

22.9

22.9

22.9

2

28

58.3

58.3

81.3

3

5

10.4

10.4

91.7

4
Total

4

8.3

8.3

48

100.0

100.0

100.0

s12
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

10

20.8

20.8

20.8

2

25

52.1

52.1

72.9

3

9

18.8

18.8

91.7

4

4

8.3

8.3

100.0

48

100.0

100.0

Total

Lampiran 9
s13
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

3

6.3

6.3

6.3

2

33

68.8

68.8

75.0

3

7

14.6

14.6

89.6

4

5

10.4

10.4

100.0

48

100.0

100.0

Total

s14
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

8

16.7

16.7

16.7

2

28

58.3

58.3

75.0

3

10

20.8

20.8

95.8

4

2

4.2

4.2

100.0

48

100.0

100.0

Total

s15
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

12

25.0

25.0

25.0

2

26

54.2

54.2

79.2

3

9

18.8

18.8

97.9

4

1

2.1

2.1

100.0

Lampiran 10
s16
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

20

41.7

41.7

41.7

2

15

31.3

31.3

72.9

3

13

27.1

27.1

100.0

Total

48

100.0

100.0

s17
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

11

22.9

22.9

22.9

2

16

33.3

33.3

56.3

3

15

31.3

31.3

87.5

4

6

12.5

12.5

100.0

48

100.0

100.0

Total

s18
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

19

39.6

39.6

39.6

2

16

33.3

33.3

72.9

3

8

16.7

16.7

89.6

4

5

10.4

10.4

100.0

48

100.0

100.0

Total

Lampiran 11
s19
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

25

52.1

52.1

52.1

2

13

27.1

27.1

79.2

3

4

8.3

8.3

87.5

4

6

12.5

12.5

100.0

48

100.0

100.0

Total

s20
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

24

50.0

50.0

50.0

2

11

22.9

22.9

72.9

3

7

14.6

14.6

87.5

4

6

12.5

12.5

100.0

48

100.0

100.0

Total

stk
Cumulative
Frequency
Valid

baik

Percent

Valid Percent

Percent

4

8.3

8.3

8.3

cukup

23

47.9

47.9

56.3

kurang

21

43.8

43.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 12

Tindakan Responden
t1
Cumulative
Frequency
Valid

1

Percent

48

100.0

Valid Percent
100.0

Percent
100.0

t2
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

27

56.3

56.3

56.3

2

21

43.8

43.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

t3
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

28

58.3

58.3

58.3

2

15

31.3

31.3

89.6

3

5

10.4

10.4

100.0

48

100.0

100.0

Total

t4

Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

26

54.2

54.2

54.2

2

6

12.5

12.5

66.7

3

16

33.3

33.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 13
t5
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

32

66.7

66.7

66.7

2

15

31.3

31.3

97.9

3

1

2.1

2.1

100.0

48

100.0

100.0

Total

t6
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

33

68.8

68.8

68.8

2

14

29.2

29.2

97.9

3

1

2.1

2.1

100.0

48

100.0

100.0

Total

t7
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

34

70.8

70.8

70.8

2

12

25.0

25.0

95.8

3

2

4.2

4.2

100.0

48

100.0

100.0

Total

t8
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

31

64.6

64.6

64.6

2

16

33.3

33.3

97.9

Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

1

32

66.7

66.7

66.7

2

16

33.3

33.3

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 18
ps5
Cumulative
Frequency
Valid

1

38

Percent
79.2

Valid Percent
79.2

Percent
79.2

2

10

20.8

20.8

Total

48

100.0

100.0

100.0

pstk
Cumulative
Frequency
Valid

baik

Percent

Valid Percent

Percent

1

2.1

2.1

2.1

cukup

17

35.4

35.4

37.5

kurang

30

62.5

62.5

100.0

Total

48

100.0

100.0

Sumber Informai dari Keluarga
keluarga yang tahu IMS
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak tahu

21

43.8

43.8

43.8

tidak ada

18

37.5

37.5

81.3

ada

9

18.8

18.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

keluarga yang memberikan informasi tentang IMS
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak pernah

31

64.6

64.6

64.6

pernah

17

35.4

35.4

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 19
keluarga yang menyarankan seks bebas
Frequency
Valid

ya

Percent

48

Valid Percent

100.0

Cumulative Percent

100.0

100.0

Kategori keluarga
Cumulative
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Percent

baik

14

29.2

29.2

29.2

sedang

34

70.8

70.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

Sumber Informai Teman
teman mengetahui IMS
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak tahu

17

35.4

35.4

35.4

tidak ada

21

43.8

43.8

79.2

ada

10

20.8

20.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

teman memberi informasi IMS
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak pernah

26

54.2

54.2

54.2

pernah

22

45.8

45.8

100.0

teman memberi informasi IMS
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak pernah

26

54.2

54.2

54.2

pernah

22

45.8

45.8

100.0

Total

48

100.0

100.0

teman mengajak mencari informasi IMS
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

tidak pernah

28

58.3

58.3

58.3

pernah

20

41.7

41.7

100.0

Total

48

100.0

100.0

Lampiran 20
Kategori teman
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

baik

12

25.0

25.0

25.0

sedang

36

75.0

75.0

100.0

Total

48

100.0

100.0

DAFTAR PUSTAKA
Alfort,

2009.

Faktor-Faktor

Yang

Mempengaruhi

Etika Pergaulan.

http://www.belajarpsikologi.com. Diakses 16 Juli 2015.
Anonim. Penyakit Infeksi Menular Seksual di Tarakan Cukup Tinggi.
http://m.jpnn.com/news.php?id=145162(diakses 22 Oktober 2015).
Aprianti, Lisna, 2010. Gambaran Pendidikan Seksual Pada Remaja di SMA
Negeri 6 Padang Sidempuan Tahun 2012. Skripsi FKM USU, Medan.
Arikunto, 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta,
Jakarta.
Arikunto, Suharismi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Edisi Revisi IV, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Aspriyati, 2005. Masalah Kehamilan Pranikah Pada Remaja Ditinjau Dari
Kesehatan Reproduksi. Departemen Kependudukan dan Biostatistik.
FKM USU, Medan.
Astuti, Sari, 2008. Hubungan Antara Religiusitas dan Perilaku Seksual
Pranikah Pada Remaja Yang Beragama Islam. Skripsi Fakultas
Psikologi USU, Medan.
Bangun, R. H., 2008. Persepsi Kelompok Resiko Tinggi Tertular HIV/AIDS
Tentang Klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Voluntary
Conseling and Testing (VCT) di Puskesmas Padang Bulan Medan.
Skripsi FKM. Universitas Sumatera Utara.
BKKBN, 2010. Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja. Direktorat
Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi. Jakarta.

Chandra, R., 2012. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks
Komersial Dengan Tindakan Pencegahan IMS di Bandar Baru
Kecamatan Sibolangit. Skripsi FKM USU. Medan.
Chindra, 2013. Hubungan Pengetahuan Seksual Siswa IX Di SMA N 1
Gorontalo. Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan.
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri
Gorontalo, Gorotalao.
Chiuman, L., 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyata
Dharma Medan Terhadap IMS. Skripsi Fakultas Kedokteran USU.
Medan
Daili, S.F., 2011. Infeksi Menular Seksual. FKUI, Jakarta.
Damanik, Hotmelia, 2012. Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman
Sebaya Terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Kelas 2 SMA
XYZ tahun 2012. Tesis FKM USU, Medan
Darmasih, R., 2009. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah
Pada Remaja SMA di Surakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta,

Surakarta,

Indonesia.

8

Maret

2011.

http://etd.eprints.ums.ac.id/5959/1/J410050007.PDF.
Dianawati, A., 2006. Pendidikan Seks Untuk Remaja. Kawan Pustaka, Jakarta.
DinKes RI, 2009. Profil Kesehatan Kota Medan. Medan
Depkes, 2006. Laporan Triwulan Pertama 2011 Kasus HIV/AIDS. Oktober
2011.http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1496laporan-triwulan-pertama-2011-kasus-hiv-aids-html.
Fatimah, S., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Pasien Infeksi
Menular Seksual (IMS) Dengan Perilaku Pencegahan Penularan IMS

di Wilayah Kerja Puskesmas Kom Yos Sudarso Pontianak. Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjung Pura. Pontianak.
Fina, Usti, 2011. Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Free Sex di SMA
Prayatna Medan Tahun 2011. KTI D-III Kebidanan RS. Haji Medan,
Medan
Gavin, S., 2010. Remaja Harapan dan Tantangan. Ruhana, Jakarta.
Ghojally, Imam, 2007. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.
Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gifari, Abu, 2003. Remaja Korban Mode. Mujahid, Bandung.
Hady, 2009. Pendidikan Seks Upaya Preventif Perilaku Seksual Pranikah.
http://wordpress.com/2009/02/24/pendidikan-seksupaya-preventifperilaku-seksual-pra-nikah/. Diakses pada tanggal 13 Januari 2015.
Handayani, 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja
Puteri Tentang Kebersihan Organ Genetalia Pada Saat Menstruasi.
Skripsi FK USU, Medan.
Hanifah,

Laily.,

2007.

Gender

dan

HIV/AIDS.

Diperoleh

dari:

http://www.kesrepro.info/?q=node/217. Diakses pada 12 Maret 2015].
Hawari, Dadang, 2009. Dampak Seks Bebas Terhadap Kesehatan Jiwa. FKUI,
Jakarta
Hermawan, J., 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja SMA kelas XI
Mengenai IMS Dengan Perilaku Seksual Remaja di SMA Negeri 5
Surakarta. Skripsi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada. Surakarta
Hockenberry, M., 2008. Pediatric Nurshing. ISBN
Hurlock, E, B., 2009. Psikologi Perkembangan. Edisi ke-5. Erlangga, Jakarta.

Hutapea, Ronald, 2011. AIDS & PMS dan Pemerkosaan. Edisi II Cetakan I
Rineka Cipta, Jakarta
Ica, S., 2009. Perkembangan anak dan remaja. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Irawati dan Prihyugiarto, I., 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Terhadap Perilaku

Seksual Pranikah Pada Remaja di Indonesia.

BKKBN.
Isaac, Prins, 2012. Gambaran Karakteristik IMS di RSUD. Dr. Pirngadi
Medan Tahun 2012. KTI FK. USU, Medan.
Jones, D.L., 2005. Setiap Wanita. Delapratasa Publishing, Jakarta.
Jupiter, 2007. Seksualitas Remaja. Graha Ilmu, Jakarta.
Kesumawati, 2006. Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual. Jilid 3 PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 2007-2010. Strategi Nasional
Penanggulangan

HIV

dan

AIDS.

Diakses

16

juli

2015.

http://www.toodoc.com.
Lokollo, F, Y., 2009. Studi Kasus Perilaku Wanita Pekerja Seksual Tidak
Langsung Dalam Pencegahan IMS, HIV/AIDS di PUB dan Karaoke,
Cafe, dan Diskotek Semarang. Skripsi FKM Universitas Ponegoro.
Semarang
Magdalena, C, 2011. Perilaku Seksual Wabal Ditinjau Dari Efektifitas
Komunikasi Orang Tua-Anak dan Locus of Control. Kognisi Vol 4,
No1. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Maisaroh, S,. 2009. Menarche. Nuha Medika, Yogyakarta.
Manuaba Bagus Ida, 2009. Memahami kesehatan reprooduksi wanita.
Nuha medika, Yogyakarta.

Manurung, M., 2011. Membangun Remaja Jawa Barat Yang Bebas Dari
Masalah

Seksualitas,

Napza

dan

HIV/AIDS.

Tersedia:

http://jabar.bkkbn.go.id/viewArtikel.aspx?ArtikelID=586. [29 September
2015].

Mintarjo, Sri, 2007. Waspadai PMS di Kalangan Remaja. PT Macanan Jaya
Cemerlang, Jakarta Selatan.
Morton, et al. 2012. Volume 1 Keperawatan Kritis Pendekatan Asuhan
Holistic. Kedokteran EGC, Jakarta.
Mubarok, Wahid Iqbal, dkk. 2006. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar
Proses Belajar Mengajar Dalam Pedidikan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Murtiastutik, D., 2008. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Erlangga
University Press, Surabaya.
Mu’tadin, Z., 2012. Pengantar Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Andi
Offset, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT.Rineka Cipta,
Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2007. Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehatan. Dalam
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Edisi Revisi, PT
Rineka Cipta, Jakarta.

Oktarina, Dkk, 2009. Hubungan Karekteristik Responden, Keadaan Wilayah,
Pengetahuan, Sikap Terhadap HIV/AIDS di Indonesia.
Paat, 2007. Informasi Pendidikan Seks. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Profil Dinkes Kota Medan, 2010. Profil Kesehatan. Medan
Riduwan, 2008. Skala PengukuranVariabel-variabel Penelitian. Alfabeta,
Bandung.
Sadli, Saparinah, 2009. Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang. Bulan
Bintang, Jakarta.
Santock, W., 2007. Remaja. Erlangga, Jakarta.
Saroha, P., 2009. Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. TIM, Jakarta.
Sarwono, Sarlito, 2003. Psikologi remaja. Penerbit Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sarwono, W., 2012. Psikologi Remaja. Rajawali, Jakarta
Sidi, Indra Djati, 2005. Dari ITB Untuk Pembaharuan Pendidikan. Teraju,
Jakarta Selatan.
Silitonga, 2010.Gambaran Infeksi Menular Seksual Di RSUP.H. Adam Malik
Tahuan 2010. Skripsi FKM USU. Medan
Simamora, 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi ke dua. Cetakan ke
III , Penerbit STIE YPKN. Yogyakarta.
Singarimbun, M, 2008. Metode Penelitian Survey. Cetakan Keempat. LP3ES,
Jakarta.
Soetjiningsih, 2006. Buku Ajar: Tumbuh Kembang Remaja. Jakarta: Penerbit :
Erlangga. Ahli bahasa oleh : Shinto B. A. Dan S. Saragih.

Sri, Y., 2013. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Jakarta Tentang
Seks Aman dan Faktor Yang Berhubungan. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional.
Sugiyono, Dr, Prof, 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan XVI
Alfabeta, Bandung.
Sutantri, F, J., 2004. Pendidikan Seksual Pada

Remaja. Available

at:http//:www.e-psikologi.com. Diakses tanggal 26 April 2015.
Syafrudin, 2008. Remaja dan Hubungan Seksual Pranikah
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1799376-remaja-danhubunganseksual-pranikah/ . Diakses pada tanggal 21 Januari 2009.

Syahputra, 2010. Gambaran Pengetahuan Siswi SMK Negeri 1 Medan
Tentang IMS Tahun 2010. Skripsi FKM USU, Medan.
Wahyuni, T., 2012. Baru 25% Penduduk Indonesia Paham HIV/AIDS. Artikel
Elektronik Diakses 10 Desember 2012. http://kpap.jakarta.go.id/article.
Widianti, A.T., 2009. Senam Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta.
Widoyono, 2008, Penyakit tropis. Erlangga, Jakarta.
Widyastuti, Yani, dkk, 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya, Yogyakarta.
Wijaya, Cindy, 2007. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam
Mencegah HIV/AIDS di SMA Santo Thomas 1 Medan. Skripsi FK
USU. Medan
Wong, D.L., 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. EGC, Jakarta.
Yanti, Irma, 2010. Pengetahuan dan Sikap Siswa SMA Negeri 4 Pematang
Siantar Tentang PMS di Kotamadya Pematang Siantar Tahun 2005.
Skripsi FKM USU, Medan.

Yuliantini, H., 2012. Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS Dan Sikap Remaja
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Di SMA “X” Di Jakarta Timur.
Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Depok.
Yusuf, S., 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Zakaria, L., 2012. Ilmu jiwa agama. Jakarta: Bulan Bintang.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 DesainPenelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode
kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana perilaku remaja
tentang pencegahan IMS di SMA Prayatna Tahun 2015.
3.2 LokasidanWaktuPenelitian
3.2.1

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Prayatna Medan.

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian adalah :
a. Telah dilakukannya penelitian sebelumnya yaitu “ Pengetahuan dan Sikap

Remaja tentang Free Sex di SMA Prayatna Medan Tahun 2011” dan
didapatkan hasil bahwa sekitar 65% remaja di SMA tersebut telah
berpacaran, 30 % dari mereka mengaku sudah melakukan kissing, 20%
necking, dan 5% mengaku pernah melakukan petting. Bahkan ada yang

telah melakukan hubungan seksual. Dan mereka mengakui tidak
melakukannya dengan pacar mereka.
b. Belum pernah dilakukan penelitian tentang pencegahan IMS di SMA
Prayatna Medan.
3.2.2

Waktu penelitian
Penelitian dimulai dengan :
 Pengajuan judul bulan Maret 2014

 Kegiatan survey awal, penelusuran pustaka

 Bimbingan dengan Dosen Pembimbing April – Juni

 Pelaksanaan penelitian 04 Mei – 18 Mei 2015

 Pengolahan data dan penyusunan hasil skripsi
 Bimbingan dengan Dosen Pembimbing
 Dan akan dilaksanakan seminar skripsi
3.3 PopulasidanSampel
3.3.1

Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006).Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa/i kelas XI di SMA Prayatna Tahun2015
yang berjumlah 320 orang yang terbagi dalam 8 kelas.

Tabel 3.1 Distribusi Siswa/i Kelas XI SMA Prayatna Medan Tahun 2015
No.

Nama Kelas

Jumlah Populasi

1.

XI IPA 1

40

2.

XI IPA 2

40

3.

XI IPA 3

40

4.

XI IPA 4

40

5.

XI IPS 1

40

6.

XI IPS 2

40

7.

XI IPS 3

40

8.

XI IPS 4

40

Total Populasi

320

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013).

Dalam menentukan besar sampel yang akan diteliti, peneliti menggunakan
rumus Lameshow (1990 et al., dikutip oleh Ariawan, 1998) sebagai berikut :
�=

Z2 . P 1 − P . N
� 2 � − 1 + � 2 . �(1 − �)

Keterangan :

N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Galat pendugaan (0,1)
Z = Tingkat Kepercayaan (90% = 1,645)
P = Proporsi Populasi (0,5)
Maka besar sampel
�=
=

1,6452 . 0,5. 1 − 0,5 . 320
0,12 320 − 1 + 1,645 2 . 0,5(1 − 0,5)
216,482

4,5430125

= 47,65 = 48 siswa

Dari hasil perhitungan maka didapatkan sampel minimal adalah sebanyak
48 orang siswa dan siswi.
Selanjutnya untuk menentukan sampel yang akan dijadikan unit analisis
dilakukan dengana metode pengambilan sampel yaitu dengan metode
proporsional stratified random sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
proporsi yang sama setiap siswa/i kelas XI memiliki peluang yang sama untuk
dijadikan sampel sehingga mewakili setiap kelas yang lain.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan persentase berdasarkan perbandingan besar sampel dengan
jumlah populasi yaitu :
Proporsi =

48
320

= 15%

2. Menjumlahkan dengan proporsi yang ada pada tiap-tiap kelas sebagai
berikut:

Tabel 3.2 Jumlah sampel pada tiap-tiap kelas berdasarkan proporsi
No

Kelas

JumlahPopulasi

Proporsi

Jumlah

(%)

sampel

1.

XI IPA 1

40

15%

6

2.

XI IPA 2

40

15%

6

3.

XI IPA 3

40

15%

6

4.

XI IPA 4

40

15%

6

5.

XI IPA 1

40

15%

6

6.

XI IPS 2

40

15%

6

7.

XI IPS 3

40

15%

6

8.

XI IPS 4

40

15%

6

Jumlah

320

48

3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
disusun dan dimodifikasi oleh peneliti dengan mengacu kepada kerangka
konsep dan tinjauan pustaka, terdiri dari tiga bagian yang berisi pengetahuan,
sikap, dan tindakan Remaja tentang Pencegahan Infeksi Menular Seksual di
SMA Prayatna Medan Tahun 2015.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan dan
Provinsi Sumatera Utara.
3.5 Defenisi operasional
Sebagai pedoman awal untuk pengumpulan informasi sesuai fokus
penelitian, digunakan defenisi operasional yang di kembangkan seperti uraian di
bawah ini :
a. Karakteristik adalah hal-hal yang melekat pada diri responden yang dapat
membedakannya dari responden lain, yang terdiri dari :
 Jenis kelamin adalah karakteristik pada manusia yang membedakan atas
dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan.
 Umur adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai akhirnya
menjadi responden.
b. Sumber informasi adalah sumber keterangan-keterangan yang diperoleh
responden baik melalui pendidikan seks di sekolah, teman ataupun
keluarga.

 Pendidikan Seks adalah mata pelajaran yang memberi pembelajaran
seputar

seksualitas

manusia

khususnya

tentang

IMS

dan

pencegahannya.
 Keluarga adalah kumpulan orang yang memberi informasi kepada
responden yang berasal dari keluarga inti yaitu ayah, ibu dan saudara
kandung yang mempengaruhi perilakunya terhadap pencegahan IMS.
 Teman adalah orang-orang yang berada ditingkatan kelas yang sama
dengan responden

yang dapat mempengaruhi perilakunya terhadap

pencegahan IMS.
c. Perilaku adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri baik dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung tentang pencegahan IMS.
 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang
pencegahan IMS.
 Sikap adalah respon atau penilaian responden terhadap pencegahan
IMS
 Tindakan adalah perbuatan nyata responden yang menyangkut tentang
pencegahan IMS.
3.6 Instrumen dan Aspek Pengukuran
3.6.1 Instrumen
Alat untuk pengumpulan data adalah kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan responden terhadap
pencegahan Infeksi Menular seksual di SMA Prayatna Medan tahun 2015.
3.6.2 Aspek pengukuran
Menurut Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori (baik,
sedang, kurang) terlebih dahulu menetukan kriteria (tolak ukur) yang akan

dijadikan penentuan. Pada penelitian ini kuesioner berjumlah 61 pertanyaan yang
terdiri dari 20 pertanyaan tentang pengetahuan, 20 pertanyaan tentang sikap, dan
10 pertanyaan tentang tindakan,5 pertanyaan tentang sumber informasi
pendidikan seks di sekolah, 3 pertanyaan tentang sumber informasi dari keluarga,
dan 3 pertanyaan tentang sumber informasi dari teman.
a. Pengukuran Pengetahuan
Pengetahuan diukur melalui 20 pertanyaan dengan menggunakan skala
Thurstone (Singarimbun, 2008). Skala pengukuran pengetahuan berdasarkan pada
jawaban yang diperoleh responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan.
Untuk pertanyaan nomor 1 – 18, masing-masing dengan alternatif jawaban “a”,

“b”, dan “c” dengan ketentuan jika :
-

Jawaban benar skor

:2

-

Jawaban mendekati benar skor

:1

-

Jawaban salah skor

:0

Khusus untuk pertanyaan no 19 dan 20 nilai tertinggi adalah 3 dengan kriteria:
-

Jawaban < 2 skor : 3

-

Jawaban 2

-

Jawaban > 2 skor : 1

skor : 2

Menurut Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai
yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
a. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 42 yaitu> 32
b. Tingkat pengetahuan sedang, apabila nilai yang diperoleh 45% – 75% dari
nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 42 yaitu 18 - 32

c. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 42 yaitu < 18

b. Pengukuran Sikap
Sikap diukur melalui 20 pertanyaan dengan menggunakan skala Likert
(Riduwan, 2008), kriteria dalam pertanyaan sikap yaitu :


Sangat setuju dengan nilai

:4



Setuju dengan nilai

:3



Tidak setuju dengan nilai

:2



Sangat tidak setuju

:1

Nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan adalah 4 sehingga total nilai
tertinggi adalah 80. Pertanyaan di dalam kuesioner sikapi ini terbagi atas 2 yaitu:


Pertanyaan positif terdapat pada nomor : 1, 2, 3 , 6, 7, 10,
11,12,13,14, dan 15



Pertanyaan negatif terdapat pada nomor : 4, 5, 8, dan 9

Menurut Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai
yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
a. Tingkat sikap baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 80 yaitu > 60
b. Tingkat sikap sedang, apabila nilai yang diperoleh 45% – 75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 80 yaitu 36 - 60
c. Tingkat sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 80 yaitu 3 skor : 1

Untuk jawaban nomor 8 dan 9 skor tertinggi adalah 3, dengan kriteria
jawaban lebih dari 1.
Menurut Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai

yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
a) Tingkat tindakan baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 24 yaitu > 18
b) Tingkat tindakan sedang, apabila nilai yang diperoleh 45 – 75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 24 yaitu 11–18
c) Tingkat tindakan kurang, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 24 yaitu 75% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu > 11
b. Tingkat pendidikan seks sedang, apabila nilai yang diperoleh 45 – 75% dari
nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 15 yaitu 7 – 11

c. Tingkat pendidikan seks kurang, apabila nilai yang diperoleh < 45% dari nilai
tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 15 yaitu < 7

e. Pengukuran Sumber Informasi keluarga
Kelompok referensi diukur melalui 3 pertanyaan dengan menggunakan
skala Thurstone (Singarimbun, 2008). Skala pengukuran ini berdasarkan pada
jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang
diberikan.


Untuk pertanyaan nomor 1 nilai tertinggi adalah 3.



Untuk pertanyaan nomor 2 dan 3 nilai tertingginya adalah 2
Menurut Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai

yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
a) Tingkat sumber informasi keluarga baik, apabila nilai yang diperoleh >75%
dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 7 yaitu >5
b) Tingkat sumber informasi keluarga sedang, apabila nilai yang diperoleh 45 –
75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 7 yaitu 3 – 5

c) Tingkat sumber informasi keluarga kurang, apabila nilai yang diperoleh <
45% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 7 yaitu < 3
f.Pengukuran Sumber Informasi teman
Sumber informasi teman diukur melalui 3 pertanyaan dengan
menggunakan skala Thurstone (Singarimbun, 2008). Skala pengukuran ini
berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua
pertanyaan yang diberikan.


Untuk pertanyaan nomor 1 nilai tertinggi adalah 3.



Untuk pertanyaan nomor 2 dan 3 nilai tertingginya adalah 2
Menurut Arikunto (2006), aspek pengukuran dengan kategori jumlah nilai

yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu:
a) Tingkat sumber informasi teman baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari
nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 7 yaitu > 5
b) Tingkat sumber informasi teman sedang, apabila nilai yang diperoleh 45 –
75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 7 yaitu 3 – 5

c) Tingkat sumber informasi teman kurang, apabila nilai yang diperoleh < 45%
dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total 7 yaitu < 3
3.7 Metode Pengolahan Data danAnalisa Data

3.7.1 Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual dan proses komputerisasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing ( pengeditan)
Pengeditan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan isi kuesioner dengan
tujuan agar data masuk dan dapat diolah secara benar, sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang menggambarkan masalah yang diteliti.
2. Coding (pengkodean)
Setelah data diperoleh dan telah dilakukan pengeditan maka peneliti
melakukan pengkodean pada setiap jawaban responden untuk mempermudah
analisis data yang telah dikumpulkan.
3. Entri
Yaitu kegiatan memasukkan data-data yang ada pada kuesioner ke dalam
program komputer untuk pengambilan hasil dan kesimpulan.
3.7.2 Analisa Data
Analisis dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian dengan
mendeskripsikan setiap variabel penelitian untuk memperoleh perilaku remaja
tentang pencegahan infeksi menular seksual di SMA Prayatna Medan Tahun
2015. Kemudian dta diolah dengan program komputer, dan disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi kemudian data dianalisa secara deskriptif.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Profil SMA Prayatna Medan
SMA Prayatna Medan didirikan sejak tahun 1974. SMA ini berada di
Daerah perkotaan Kecamatan Medan Tembung yang bertempat di Jl. Letda
Sujono No.403 Medan. SMA ini merupakan salah satu SMA di Medan yang
statusnya terakreditasi dengan peringkat A (sangat baik). SMA ini memiliki 29
ruang

kelas,

4

ruang

laboratorium,

perpustakaan,

aula

serba

guna,

halaman/lapangan olah raga, kantin, ruang tata usaha, ruang guru dan ruang
kepala sekolah. Jumlah siswa-siswi SMA Prayatna Medan pada tahun ajaran
2014/2015 adalah 1087 siswa. Dimana kelas X berjumlah 10 kelas yang terdiri
dari 502 siswa. Kelas XI berjumlah 8 kelas yang terdiri dari 320 siswa dan kelas
XII berjumlah 7 kelas dengan jumlah siswa 264.
4.1.2. Visi dan Misi
 Visi
Unggul dalam prestasi, terampil dalam perbuatan, mulia dalam akhlak.
 Misi
a. Menciptakan siswa yang cerdas akan disiplin ilmu dan kegiatan
ekstakulikuler yang diperoleh
b. Menumbuh kembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada
seluruh warga sekolah dan masyarakat
c. Meningkatkan peranan perpustakaan
d. Membekali siswa dengan nilai keagamaan

e. Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif
4.1.3. Tujuan
a. Membekali siswa dengan penguasaan materi yang sesuai dengan
kurikulum

terampil

dalam

menggunakan

alat-alat

atau

media

pembelajaran, paham akan komputer serta Aplikasi Program
b. Memiliki ketulusan yang life skill
c. Memiliki ketulusan yang berakhlak mulai dan tanggap terhadap kemajuan
d. Memiliki ketulusan yang mampu bersaing di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
4.1.4. Motto
Satu-satunya kelaparan yang bukan bencana adalah kelaparan akan bahan
bacaan. Satu-satunya kehausan yang bukan bencana kehausan akan ilmu
pengetahuan.
4.2. Karakteristik Responden
Tabel 4.2.1. Distribusi Frekuensi Responden pada Kelas XI SMA Prayatna
Tahun 2015
No
1

2

Karakteristik

Jumlah

%

Laki-laki

17

35,4

Perempuan

31

64,6

15 Tahun

1

2,1

16 Tahun

12

25,0

17 Tahun

29

60,4

18 Tahun

6

12,5

Jumlah

48

100,0

Jenis Kelamin

Umur

Dari tabel 4.2.1. Diatas diketahui responden yang berjenis kelamin lakilaki sebanyak 17 responden (35,4%) dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 31 responden (64,6%). Dan diketahui karakteristik umur responden
yang berumur 15 tahun sebanyak 1 responden (2,1%), 16 tahun sebanyak 12
responden (25,0%), 17 tahun sebanyak 29 responden (60,4%) dan 18 tahun
sebanyak 6 responden (12,5%).
4.3. Sumber Informasi Pendidikan Seks Di Sekolah Responden (Khususnya
Tentang IMS dan Pencegahannya)
a. Di Kelas Anda Ada Mendapatkan Pelajaran Tentang Pendidikan Seks
Tabel 4.3.1 Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang Ada
Mendapatkan Pelajaran Tentang Pendidikan Seks
Pendidikan Seks di Sekolah
f
%
Ada
9
18,8
Tidak Ada
4
8,3
Tidak Tahu
35
72,9
Total
48
100,0

Dari tabel 4.3.1. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab “tidak tahu“ sebanyak 35 responden (72,9%), sebanyak 9 responden

(18,8%) menjawab “ada” , dan sebanyak 4 responden (8,3%) menjawab “tidak
ada“.

b. Di Kelas AndaAda Mata Pelajaran Khusus yang Mengajarkan Tentang
Pendidikan Seks
Tabel 4.3.2. Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang
Ada Mata Pelajaran Khusus yang Mengajarkan Tentang
Pendidikan Seks
Mata Pelajaran Khusus Tentang
f
%
Pendidikan Seks
Ada
3
6,3
Tidak Ada
Tidak Tahu
Total

5
40
48

10,4
83,3
100,0

Dari tabel 4.3.2. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab “tidak tahu“ sebanyak 40 responden (83,3%), sebanyak 5 responden

(10,4%) menjawab “tidak ada” , dan sebanyak 3 responden (6,3%) menjawab
“ada.

c. Anda Menyukai Pelajaran Tersebut
Tabel 4.3.3. Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang
Responden Menyukai Pelajaran Tersebut
Menyukai Pelajaran Tentang
f
%
Pendidikan Seks
Ya
8
16,7
Tidak
40
83,3
Total
48
100,0

Dari tabel 4.3.3. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab “tidak” yaitu sebanyak 40 responden (83,3%) dan sebanyak 8
responden (16,7%) menjawab “ya”menyukai pelajaran tersebut.

d. Anda Mendapatkan Materi Tentang Pencegahan IMS Di dalam
Pelajaran Tersebut
Tabel 4.3.4. Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang
Responden Mendapatkan Materi Pencegahan IMS Di dalam
Pelajaran Tersebut
Materi Tentang Pencegahan IMS
f
%
di Dalam Pelajaran Tersebut
Tidak Ada
16
33,3
Tidak Tahu
32
66,7
Total
48
100,0

Dari tabel 4.3.4. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab “tidak tahu“ sebanyak 32 responden (66,7%), sebanyak 16 responden

(33,3%) menjawab “tidak ada” , dan tidak ada atau (0%) responden yang
menjawab “ada” materi pencegahan IMS di pelajaran tersebut.

e. Cara Guru Menyampaikan Materi Tersebut Kepada Para Siswa/i Di
Kelas
Berikut ini adalah beberapa cara guru menyampaikan materi-materi
tentang pendidikan seks di kelas antara lain : menyampaikan secara langsung,

dengan memberikan leaflet atau brosur dan memberikan buku bacaan. Dan
sebaran jawaban responden terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3.5. Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang
Cara Guru Menyampaikan Materi Kepada Para Siswa/i Di
Kelas
Cara Guru Menyampaikan
f
%
Bila Jawaban < 2
38
79,2
Bila Jawaban 2
10
20,8
Total
48
100,0

Dari tabel 4.3.5. di atas diketahui bahwa sebagian besar responden
menjawab yaitu bila jawaban < 2 (menyampaikan secara langsung) sebanyak 38
responden (79,2%), dan sebanyak 10 responden (20,8%) menjawab yaitu bila
jawaban 2-3 (dengan memberikan leaflet atau brosur dan menyampaikan secara
langsung).
Tabel 4.3.6. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Pendidikan Seks Di
Sekolah Responden Terhadap Pencegahan IMS Di SMA
Prayatna Medan Tahun 2015
Pendidikan Seks di Sekolah
f
%
Baik
1
2,1
Sedang
17
35,4
Kurang
30
62,5
Total
48
100,0
Dari tabel 4.3.6.di atas dapat dilihat bahwa sumber informasi pendidikan
seks di sekolah responden dominan masih dalam kategori kurang yaitu sebanyak
30 responden (62,5%) mengatakan masih kurang, sebanyak 17 responden (35,4%)
sedang , dan hanya 1 responden (2,1%) yang mengatakan peranan pendidikan
seks di sekolah sudah baik.

4.4. Sumber Informasi Dari Keluarga
a. Ada Dari Anggota Keluarga Anda Yang Mengetahui Tentang
Pencegahan IMS
Tabel 4.4.1 Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang ada
dari anggota keluarga anda yang mengetahui tentang IMS
Anggota Keluarga Mengetahui
IMS
Ada
Tidak ada
Tidak tahu
Total

f

%

9
18
21
48

18,8
37,5
43,8
100,0

Dari tabel 4.4.1 di atas diketahui bahwa sebanyak 9 responden (18,8%)
menjawab ada, sebanyak 18 responden (37,5%) menjawab tidak ada, dan
sebanyak 21 responden (43,8%) menjawab tidak tahu.
b. Keluarga Anda Pernah Memberikan Informasi tentang Pencegahan
IMS
Tabel 4.4.2. Distribusi Frekuensi Sebaran Jawaban Responden Tentang
Keluarga Responden Pernah Memberikan Informasi tentang
Pencegahan IMS
Keluarga Yang Memberikan
Informasi Pencegahan IMS
Pernah
Tidak