Pola Pengeluaran Rumahtangga ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA

Kontribusi pendapatan anggota rumahtangga terkait dengan curahan kerja yang dialokasikan oleh anggota rumahtangga. Semakin tinggi curahan kerja maka pendapatan yang diperoleh dari bekerja tersebut juga semakin tinggi. Penelitian tentang ekonomi rumahtangga industri kecil yang dilakukan oleh Herliana 2001 dan Elinur 2004 menunjukkan bahwa rumahtangga memperoleh pendapatan terbesar dari bekerja di dalam usaha industri kecil dibandingkan di luar usaha. Fakta ini mendukung analisis dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa bekerja di dalam industri kecil merupakan mata pencaharian pokok bagi rumahtangga.

5.3. Pola Pengeluaran Rumahtangga

Jenis pengeluaran rumahtangga terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi pangan, konsumsi non-pangan, investasi pendidikan dan penyusutan pembelian atau perbaikan mesin dan peralatan produksi. Rata-rata pengeluaran rumahtangga sebagian besar ditujukan untuk konsumsi pangan, yaitu sebesar 75.32 persen seperti yang terlihat pada Tabel 10. Pengeluaran rumahtangga terbesar selanjutnya ditujukan untuk konsumsi non-pangan 16.04 persen, investasi pendidikan 8.03 persen dan penyusutan 0.61 persen. Pengeluaran untuk pangan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenis pengeluaran lainnya menunjukkan bahwa kesejahteraan rumahtangga dalam industri kecil kerupuk di Kabupaten Demak masih rendah. Kesimpulan ini didasarkan pada Hukum Engel Engel’s Law yang menyatakan bahwa proporsi pengeluaran untuk pangan menurun jika pendapatan masyarakat bertambah, yang berarti bahwa pangan merupakan kebutuhan pokok yang konsumsinya naik kurang cepat jika dibandingkan dengan kenaikkan pendapatan. Penjelasan rasional dari hasil ini diperlihatkan pada Tabel 11 yang menunjukkan persentase pengeluaran total rumahtangga terhadap berbagai jenis kebutuhan menurut tingkat pendapatan. Tabel 10. Rata-rata Pengeluaran Rumahtanga Industri Kecil Kerupuk Rp ributahun Pengeluaran Nilai Persentase 1. Konsumsi Pangan 24133.51 75.32 2. Konsumsi Non Pangan 5342.39 16.04 3. Investasi Pendidikan 2501.53 8.03 4. Penyusutan 202.70 0.61 Jumlah 32180.12 100.00 Tabel 11 menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi kelas sosial rumahtangga, yaitu penggolongan rumahtangga berdasarkan total pendapatan yang dimilikinya maka proporsi pengeluaran untuk konsumsi pangan cenderung mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa rumahtangga dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi telah tercukupi kebutuhan konsumsi pangannya sehingga untuk meningkatkan kepuasan rumahtangga maka rumahtangga akan mengalokasikan membelanjakan pendapatannya untuk jenis pengeluaran selain konsumsi pangan. Kasus dalam penelitian ini, rumahtangga akan cenderung meningkatkan proporsi pengeluaran untuk konsumsi non-pangan, investasi pendidikan dan pengeluaran penyusutan dengan semakin meningkatnya pendapatan. Tabel 11. Persentase Pengeluaran Total Rumahtangga terhadap Berbagai Jenis Kebutuhan Menurut Tingkat Pendapatan Jenis Pengeluaran persen Total Pendapatan Rp jutatahun Pangan Non- Pangan Investasi Pendidikan Penyusutan Total Rp 15.99 77.78 12.00 9.66 0.56 100 Rp 16.00 – Rp 30.99 76.07 16.32 7.01 0.60 100 Rp 31.00 – Rp 45.99 72.66 19.54 7.29 0.52 100 Rp 46.00 74.78 16.30 8.17 0.75 100 Rata-rata 75.32 16.04 8.03 0.61 100

VI. ANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA USAHA KECIL KERUPUK