PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L. Merr) TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS STRAIN WISTAR ANEMIA (INDUKSI PAKAN NASI AKING)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa

eritrosit (red cell mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa
oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer (penurunan oxygen carrying
capacity). Salah satu jenis anemia yang sering dijumpai di masyarakat dunia
terutama di negara berkembang adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB) dan di
Indonesia termasuk dalam 4 masalah gizi utama. Salah satu penyebabnya adalah
penduduk miskin di Indonesia sulit mendapatkan nasi untuk konsumsi harian
karena distribusi pangan yang tidak merata dan harga beras yang melambung
tinggi. Sehingga beberapa diantara mereka beralih mengkonsumsi nasi aking
karena harganya murah dan dapat memberikan rasa kenyang. Diperkirakan 30%
penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari 50% penderita ini adalah
Anemia defisiensi besi, terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan

menyusui. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada balita 40,5%, ibu hamil
50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun 57,1% dan usia 19-45
tahun 39,5% (Hayati, 2010 ; Khudori, 2003).
Terjadinya anemia defisiensi besi diawali dengan berkurangnya cadangan
besi (deplesi besi), sehingga terjadi gangguan eritropoesis yang pada akhirnya
mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang. Deplesi besi terjadi bila
jumlah zat besi yang diserap untuk memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit
1

2

karena kurangnya kandungan zat besi dalam makanan dan meningkatnya
kebutuhan akan zat besi. Bila berlangsung lama ADB akan menimbulkan dampak
yang buruk bagi kesehatan, antara lain gangguan pertumbuhan dan perkembangan
anak, menurunkan sistem imun, menurunkan produktifitas kerja pada manusia
dewasa serta meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas bagi janin dan ibu
(Permono, 2005 ; Sudoyo, 2006 ; I Made, 2006 ; Isniati, 2007 ; Bambang, 2009).
Terjadinya ADB ditandai dengan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit
atau hitung eritrosit (red cell count). Pemeriksaan yang paling lazim dan paling

mudah dilakukan adalah pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar
hemoglobin hanya terjadi pada stadium defisiensi besi, sehingga pemeriksaan ini
spesifik untuk menentukan ADB (Bothwell, 2000 ; Sudoyo, 2006).
Sampai saat ini pengobatan ADB yang sering digunakan yaitu dengan
pemberian preparat zat besi (Sulfas ferosus). Sulfas ferosus terbukti efektif pada
terapi ADB. Namun terdapat beberapa keterbatasan pengobatan ADB dengan
Sulfas Ferosus antara lain jangka waktu pengobatan yang lama serta efek samping
yang kurang disukai (dapat menyebabkan enteritis, mual, nyeri lambung,
konstipasi, diare, dan kolik) sehingga menyebabkan kepatuhan minum obat
rendah. Terapi ADB juga harus ditunjang dengan makanan yang adekuat, yaitu
protein tinggi dan cukup vitamin C (Beutler, 2001 ; Hoffbrand, 2001 ; Harmening,
2002 ; Hilman dan Ault KA, 2002 ; Greer, 2004 ; Hoffman, 2006 ; Rianto, FK UI,
2007). Adanya keterbatasan tersebut membuat beberapa peneliti mencoba
menggunakan bahan-bahan alami yang diduga dapat dipercaya sebagai terapi
ADB, salah satunya kedelai (Zulkifli, 2004).

3

Kedelai adalah salah satu bahan alami yang diduga dapat mengatasi ADB.
Kedelai (Glycine max L. Merr) merupakan salah satu tanaman polong-polongan

yang kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain, misalnya
vitamin dan zat besi. Kandungan zat besi dan protein yang tinggi dalam kedelai,
dapat menstimulasi produksi sel-sel darah merah sehingga kedelai diduga dapat
membantu mengobati anemia. Selain itu kedelai juga mudah didapatkan dan dapat
diolah menjadi berbagai macam jenis makanan. Harga kedelai relatif terjangkau
oleh semua golongan masyarakat (Evika, 2008).
Dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa pemberian konsentrasi
sari kedelai (Glycine max L. Merr) yang memiliki kandungan aktif zat besi dan
protein yang tinggi dapat meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus ADB yang
diinduksi dengan larutan Natrium Nitrit (Kumala, 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin membuktikan apakah
nutrisi kedelai yang mempunyai kandungan zat besi (Fe) dan protein tinggi dapat
meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus ADB yang diinduksi pakan nasi
aking.

1.2

Rumusan Masalah
Apakah pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) dapat


meningkatkan kadar hemoglobin tikus strain wistar (Anemia defisiensi besi)?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

4

Membuktikan pemberian nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) dapat
meningkatkan kadar hemoglobin tikus strain wistar (Model Anemia
defisiensi besi).
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran hapusan darah untuk melihat perubahan morfologi
eritrosit pada berbagai kelompok tikus strain wistar (Model Anemia
defisiensi besi).
b. Menentukan dosis nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) yang efektif
dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada tikus strain wistar (Model
Anemia defisiensi besi).


1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis
a. Menambah informasi ilmiah tentang pengaruh pemberian nutrisi kedelai
(Glycine max L. Merr) terhadap peningkatan kadar hemoglobin tikus
strain wistar (Model Anemia defisiensi besi).
b. Menjadi dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan pengaruh nutrisi kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap penyakit
lainnya.
1.4.2 Manfaat Klinis
Diharapkan didapatkan bahan komplementer untuk terapi anemia
defisiensi besi yang berasal dari alam.
1.4.3 Manfaat untuk Masyarakat

5

Menunjukkan pada masyarakat bahwa kedelai (Glycine max L. Merr)

yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan diharapkan menjadi upaya
preventif maupun kuratif dalam menanggulangi masalah ADB.

KARYA TULIS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L. Merr)
TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN
TIKUS STRAIN WISTAR ANEMIA (INDUKSI PAKAN NASI AKING)

Oleh:
GALANG FAJAR UTOMO
08020109

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012

HASIL PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN NUTRISI KEDELAI (Glycine max L. Merr)

TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN TIKUS STRAIN
WISTAR ANEMIA (INDUKSI PAKAN NASI AKING)

KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Fakultas Kedokteran

Oleh:
GALANG FAJAR UTOMO
08020109

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2012

ii


LEMBAR PENGESAHAAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian
untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang

Tanggal : 13 Januari 2012

Pembimbing I

dr. Fathiyah Safithri, M. Kes

Pembimbing II

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK
Mengetahui,
Fakultas Kedokteran
Dekan,


dr. Irma Suswati, M.Kes

iii

Karya Tulis Akhir oleh Galang Fajar Utomo ini
telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Pada tanggal : 13 Januari 2012

Tim Penguji

dr. Fathiyah Safithri, M. Kes

, Ketua

dr. Diah Hermayanti, Sp.PK

, Anggota

dr. Meddy Setiawan, Sp.PD


, Anggota

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulisan tugas akhir ini dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW,
keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penelitian dalam tugas akhir ini berjudul “Pengaruh Pemberian Nutrisi
Kedelai (Glycine max L. Merr) Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Tikus
Strain Wistar Anemia (Induksi Pakan Nasi Aking)”. Tugas akhir ini diajukan
untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang.
Pada kesempatan ini, saya selaku penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia kesehatan, kesabaran dan

lindungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. dr. Irma Suswati, M. Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Malang atas bimbingannya selama di FK UMM.
3. dr. Fathiyah Safithri, M. Kes selaku pembimbing I sekaligus Pembantu Dekan
II, atas bimbingan, dukungan dan kesabarannya serta semangatnya sehingga
saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

v

4. dr. Diah Hermayanti, Sp.PK selaku pembimbing II, atas bimbingan, dukungan
dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
baik.
5. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD selaku penguji tugas akhir ini sekaligus Pembantu
Dekan I, terimakasih atas semua bimbingan, dukungan, dan masukanmasukannya yang sangat membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
6. dr. Thotowi Djauhari, M. Kes, dr. Febri Endra Setiawan, M. Kes, dr. Moch
Aleq Sander M. Kes.,Sp.B, dr. Moch Bahrudin, Sp.S, dan seluruh dosen FK
UMM yang selalu memberikan ilmu, inspirasi, bimbingan, dan semangatnya
dalam menjalani pendidikan Dokter.
7. Mas Arisandy dkk, terimakasih atas segala bantuannya dalam penelitian ini di
Laboratorium Kimia UMM.
8. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Ir. Noto Budi Utomo dan Ibunda Nunuk
Sriwigati atas dukungan, doa restu, dorongan semangat tiada tara, hingga
dapat menjalani pendidikan ini dengan lancar. Betapa bersyukur dan bangga
mempunyai orang tua seperti Ayah dan Ibu.
9. Adekku, Gustiba Alghifari Utomo, terimakasih atas ejekannya yang bersifat
motifasi, Kakek, Nenek, Mas, Mbk, dan seluruh keluargaku, terimakasih atas
dukungannya.
10. Ika Nur Widyawati Amd. Keb, terimakasih atas cinta, perhatian, nasehat,
kasih sayangnya, serta segala bantuannya dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.

vi

11. Kawan – kawan seperjuangan di FK ’08 terimakasih atas suka, duka,
dukungan moral dan semangatnya selama menjalani pendidikan Dokter.
Semoga perjuangan kita berbuah kesuksesan. Amin
12. Staf TU, Pak Yono, Bu Rom, Mas Jamil, Mas Didit, Mas Faisal, Mbak Fath
dan seluruh karyawan FK UMM, terima kasih atas bantuan dalam urusan
administrasi tugas akhir ini.
13. Kakak tingkat, Adek tingkat, dan kawan – kawan TBMM Nurul Qolbi yang
super sekali. Terimakasih atas segala bantuan dan semangatnya.
14. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di
dunia ini sehingga penulis sangat mengharapkan masukan dari berbagai pihak.
Semoga tugas akhir ini sebagai suatu karya tulis ilmiah yang dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Malang, 10 Januari 2012

Penulis

vii

ABSTRAK
Utomo, Galang Fajar. 2012. Pengaruh Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L.
Merr) Terhadap Kadar Hemoglobin Tikus Strain Wistar Anemia (Induksi
Pakan Nasi Aking). Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah
Malang. Pembimbing : (I) Fathiyah Safithri (II) Diah Hermayanti.
Latar Belakang : Kedelai diduga dapat menanggulangi anemia dengan
meningkatkan kadar hemoglobin karena mengandung zat besi dan protein yang
tinggi yang merupakan bahan baku dalam pembentukan hemoglobin.
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi kedelai terhadap kadar
hemoglobin pada tikus strain wistar anemia yang diinduksi pakan nasi Aking.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan
The Post Test Control Group Design. Sampel penelitian 25 ekor tikus putih
(Strain wistar) jantan yang dibagi 5 kelompok, yaitu kontrol negatif, kontrol
positif (pakan nasi aking) selama 41 hari,kelompok III, IV, dan V diberi nasi
aking 41 hari dan nutrisi kedelai 0,6 gr, 1,2 gr, dan 1,8 gr/200 gr BB/hari selama
20 hari. Pemberian nasi aking merupakan salah satu metode untuk membuat tikus
dalam kondisi anemia. Dilakukan pemeriksaan hapusan darah pada semua sampel
untuk mengetahui gambaran eritrosit.
Hasil dan diskusi : Kadar hemoglobin kelompok kontrol positif (pakan nasi
aking) lebih rendah dibandingkan dengan kontrol negatif. Kadar hemoglobin pada
kelompok yang diberi nutrisi kedelai (kelompok III, IV, dan V) lebih tinggi
daripada kontrol positif (sig = 0,000 (p < 0,05), r = 0,966, dan R² = 0,933).
Semakin besar dosis nutrisi kedelai, semakin besar pula kadar hemoglobin.
Kedelai dapat meningkatkan kadar hemoglobin diduga karena mengandung zat
besi, protein, dan vitamin C yang berperan dalam proses eritopoiesis.
Kesimpulan : Pemberian kedelai terbukti dapat meningkatkan kadar hemoglobin
pada tikus strain wistar anemia (induksi pakan nasi Aking)

Kata kunci : Anemia, kedelai (Glycine max L. Merr), kadar hemoglobin

viii

ABSTRACT
Utomo, Galang Fajar. 2012. The Effect of Soybean (Glycine max L. Merr) to
Hemoglobin Levels in Anemia Rats Wistar Strains (Induced by Feeding
Stale Rice). Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang.
Counsellor : (I) Fathiyah Safithri (II) Diah Hermayanti.
Background : Soybean expected to address the problem of anemia by increasing
hemoglobin levels because it contains iron and high protein which is the raw
material in the synthesis of hemoglobin.
Aim : This research is for determine the effect of soybean to levels of hemoglobin
in rats wistar strain, made in the conditions of anemia induced by feeding stale
rice.
Method : This research is a true experimental with the posttest control group
design. The research sample 25 white rats (Strain Wistar) males divided 5 groups,
that is negative control, positive control (fed with stale rice) for 41 days, group III,
IV, and V given stale rice for 41 days and soy nutrition 0,6 grams, 1,2 grams, and
1,8 grams/200 grams weight/day for 20 days. Giving of stale rice is one of method
to made rats in conditions of anemia. Done blood smear examinations on all
samples to determine the morphology of erythrocyte.
Results and discussion : Hemoglobin levels of positive control (fed with stale
rice) was lower than negative control. Hemoglobin levels in the group which
given soy nutrition (group III, IV, and V) was higher than positive control (sig =
0.000 (p < 0.05), r = 0,966, and R² = 0,933). The higher dose of soy nutrition,
higher the hemoglobin levels. Soy nutrition could increase hemoglobin levels
because contains of iron, protein, and vitamin C which used in the process of
erythropoiesis.
Conclusion : The treatment of soy nutrition could increase hemoglobin levels
strain wistar rats anemia which induced by stale rice.

Key Words : Anemia, soybean (Glycine max L. Merr), hemoglobin level

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBAR PENGUJI ............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACK ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4
1.4.1 Manfaat Akademis ................................................................... 4
1.4.2 Manfaat Klinis ......................................................................... 4
1.4.3 Manfaat Masyarakat ................................................................ 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

x

2.1 Anemia .............................................................................................. 6
2.2 Anemia Defisiensi Besi..................................................................... 12
2.2.1 Definisi Anemia Defisiensi Besi............................................. 12
2.2.2 Etiologi.................................................................................... 14
2.2.3 Gejala Anemia Defisiensi Besi ............................................... 15
2.2.4 Pemeriksaan Laboratorium ..................................................... 16
2.2.5 Terapi Anemia Defisiensi Besi ............................................... 18
2.2.6 Komplikasi Anemia Defisiensi Besi ....................................... 19
2.3 Kedelai (Glycine max L. Merr) ........................................................ 21
2.3.1 Klasifikasi Kedelai (Glycine max L. Merr) ............................ 21
2.3.2 Morfologi Kedelai (Glycine max L. Merr) ............................. 22
2.3.3 Kandungan Kimia Kedelai (Glycine max L. Merr) ................ 22
2.3.4 Manfaat Kedelai (Glycine max L. Merr) ................................ 24
2.3.5 Pengaruh

Kedelai

Terhadap

Peningkatan

Kadar

Hemoglobin (Hb) ................................................................... 26
2.4 Nasi Aking ....................................................................................... 28
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 31
3.2 Hipotesis ........................................................................................... 32
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian.................................................................................. 33
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 33
4.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 33
4.3.1 Populasi .................................................................................... 33

xi

4.3.2 Sampel...................................................................................... 33
4.3.3 Besar Sampel ........................................................................... 33
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel................................................... 34
4.3.5 Karakteristik Sampel Penelitian .............................................. 34
4.3.6 Variabel Penelitian .................................................................. 35
4.3.6.1 Variabel Bebas ........................................................... 35
4.3.6.2 Variabel Tergantung ................................................... 35
4.3.7 Definisi Operasional................................................................ 35
4.4 Alat dan Bahan ................................................................................. 36
4.5 Prosedur Penelitian .......................................................................... 37
4.6 Alur Penelitian ................................................................................. 44
4.7 Analisis Data .................................................................................... 45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
5.1 Data Hasil Penelitian ........................................................................ 46
5.2 Analisis Data Pengukuran Kadar Hemoglobin ................................ 48
5.3 Hasil Evaluasi Hapusan Darah Tikus ............................................... 51
BAB 6 PEMBAHASAN ....................................................................................... 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ...................................................................................... 61
7.2 Saran ................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

Tabel 2.1

Batasan Normal Hemoglobin........................................................... 8

Tabel 2.2

Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi dan Etiopatogenesis ... 9

Tabel 2.3

Kandungan Nutrisi Kedelai ............................................................. 18

Tabel 2.4

Kandungan Protein Kedelai dibandingkan dengan Bahan Pangan
Lainnya ............................................................................................ 18

Tabel 2.5

Kandungan Zat Besi (Fe) organic dari berbagai Sumber Pangan .... 19

Tabel 2.6

Kandungan Nutrisi Beras Standart dibandingkan dengan Nasi
Aking dan Kedelai ........................................................................... 30

Tabel 5.1

Kadar Hemoglobin (gram/dl) Setelah Pemberian kedelai (Glycine
max L. Merr) .................................................................................... 47

Tabel 5.2

Rekap Hasil Uji Tukey 5% .............................................................. 49

Tabel 5.3

Evaluasi Hapusan Darah .................................................................. 51

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 2.1

Halaman

Peran Hemoglobin dalam Mengikat Oksigen dalam Sel Darah
Merah ............................................................................................. 5

Gambar 2.2

Diagram Representatif Sintesis Hemoglobin ................................ 7

Gambar 2.3

Skema Patofisiologi Anemia ......................................................... 11

Gambar 2.4

Kuku Sendok (Koilonychia) pada Jari Tangan Seorang Pasien
Anemia Defisiensi Besi ................................................................. 14

Gambar 2.5

Morfologi Kedelai (Glycine max L. Merr) .................................... 17

Gambar 2.6

Nasi Aking .................................................................................... 21

Gambar 4.1

Sonde Modifikasi .......................................................................... 32

Gambar 5.1

Diagram Batang Rerata Kadar Hb Setelah Pemberian Kedelai .... 47

Gambar 5.2

Grafik Persamaan Kadar Hemoglobin Akhir Penelitian ............... 51

Gambar 5.3

Normokrom Normositik ................................................................ 51

Gambar 5.4

Hipokrom Mikrositik .................................................................... 51

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ADB

: Anemia Defisiensi Besi

COP

: Cardiac Output

CO2

: Carbondioxide

DNA

: Deoxyribonucleic acid

DPG

: Diphospho Glycerate

Fe2+

: Ferro

Hb

: Hemoglobin

Hcl

: Hydrochloric acid

KCN

: Kalium cyanide

K3Fe(CN)6 : Kalium ferricyanide
MCH

: Mean Corpuscular Hemoglobin

MCHC

: Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration

MCV

: Mean Corpuscular Volume

Na2CO3

: Natrium carbonate

NSAID

: Non-Steroid Anti Inflammatory Drugs

O2

: Oxygen

RCDW

: Red Cell Distribution Width

Tfr

: Transferrin Receptors

TIBC

: Total Iron Binding Capacity

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

Lampiran 1 Hasil Pengukuran Kadar Hemoglobin Akhir Penelitian (Setelah
Pemberian Nutrisi Kedelai (Glycine max L. Merr)) ........................ 67
Lampiran 2 Analisis Data .................................................................................... 68
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ................................................................... 73

xvi

DAFTAR PUSTAKA

A.D.A.M, 2009, Function of Hemoglobin, American Accreditation Health Care
Commission, www.urac.org (Akses Online : 17 April 2010)
Almatsier S, 2003, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia hal. 160-252
Andarina D, Sumarmi S, 2006, Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi
dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia 13-36 Bulan, The Indonesian
Journal of Public Health, Vol.3, No.1, pp. 19-23
Balai Riset dan Standardisasi Industri, 2008, Laporan Hasil Uji Protein dan Zat
Besi (Fe) Nasi Karak, Surabaya : Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi
Baristand Surabaya
Bakta, IM, 2006, Hematologi Klinik Ringkas, EGC, Jakarta
Bambang, 2010, Anemia Defisiensi Besi, (Akses Online 2
Desember 2010)
Beutler E, Lichtman MA, Coller BS, et al, 2001, Iron Deficiency, Williams
Hematology, 6th edition, Mc Graw Hill, New York.
Bothwell TH, 2000, Iron requirement in pregnancy and strategies to meet them,
Amj Clin Nutr, pp. 71-85
Corwin E, Elizabeth J, 2001, Buku Saku Patofisiologi, EGC, Jakarta
Duggan C, 2008, Nutrition in Pediatrics, 4th ed. Hamilton, Ontario, Canada : BC
Decker Inc
Evika S, 2008, Rahasia Tumbuhan Berkhasiat Obat Perspektif Islam, UIN-Malang
Press, Yogyakarta

xvii

Greer JP, Foerster J, Lukens JN, et al, 2004, Disorders of Iron Metabolism and
Heme Synthesis, Wintrobe’s Clinical Hematology, 11th edition, Lippincott,
Williams & Wilkins, Philadelphia
Hariana A, 2008, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, seri 3, Penebar Swadaya,
Jakarta
Harmening DM, 2002, Clinical Hematology and Fundamental of Hemostasis, 4th
edition, Davis Company, Philadelphia
Hayati RM, 2010, Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Anemia
Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL
IAIN SU Medan Tahun 2010, Skripsi Strata Satu, Universitas Sumatra
Utara, Medan
Hilman RS, 2001, Hematopoetic Agents Growth Factors, Mineral and Vitamins.
In : Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics. 10th
ed. New York : McGraw-Hill
Hoffbrand V, Mehta A, 2006, At a Glance Hematologi, Ed.2, Erlangga, Jakarta
John LB, Joseph W, Elizabeth C, 2001, Purified Ferritin and Soybean Meal Can
be Sources of Iron for Treating Iron Deficiency in Rats, The Journal of
Nutrition, Vol.3, No.5
Kabinawa IN, 2006, Spirulina platensis : Ganggang Penggempur Aneka Penyakit,
PT. Agromedia Pustaka, Jakarta
Khudhori, 2003, Paceklik Beras dan Pangan Lokal, PT. Agromedia Pustaka,
Jakarta
Kumala S, 2009, Pengaruh Konsentrasi Sari Kedelai (Glycine max L. Merr)
Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) Darah Tikus Putih (Rattus

xviii

Novergicus), Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang
Kusumawati D, 2004, Bersahabat dengan Hewan coba, UGM Press, Yogyakarta.
Marzuki AR, Soerapto, 2004, Bertanam Kedelai, Penebar Swadaya, Jakarta.
Murray, Granner M, Rodwell, 2003, Sintesis Hemoglobin, Biokimia Harper, edisi
25, EGC, Jakarta
Murtini, 2009, Pengaruh Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera)
Dibandingkan

dengan

Tepung

Kedelai

(Glycine

max)

Terhadap

Peningkatan Kadar Besi (Fe) dan Berat Badan pada Rattus novergicus
strain Wistar, Skripsi Strata Satu, Universitas Brawijaya, Malang
Permono B, Sutaryo, 2005, Anemia Defisiensi Besi, Buku Ajar Hematology –
Oncology , Badan penerbit IDAI, Jakarta
Price S, Lorraine M, 2006, Gangguan Defisiensi Besi, Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Translated by Peter Anugerah, EGC, Jakarta
Rahmawati LA, 2008, Kadar Hemoglobin pada Darah Mencit (Musmusculus)
starin B Albino clone setelah Diberi Asupan Pelet Nasi Aking, Skripsi
Strata Satu, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya
Reksadiputra, 2004, Mekanisme Anemia Defisiensi Besi, Cermin Dunia
Kedokteran,No.95, (Akses Online 14 Januari
2010)
Sadikin M, 2002, Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta
Setiabudy R, Suyatna FD, Darmansjah I, et al, 2007, Obat Antianemia,
Farmakologi dan Terapi, Edisi V, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
xix

Sheikh MN, 2008, The Protective Effect of Soybean and Thyme on Iron
Deficiency Anemia in Rats, The Egyptian Journal of Hospital Medicine,
Vol. 33: 510-520
Shinta, DA, 2010, Pengaruh Pemberian Spirulina platensis Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin Tikus Strain Wistar Anemia (Induksi Pakan Nasi
Aking), Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Sjabana D, 2006, Uji Toksisitas Akut, In : Toksikologi Fakultas Farmasi Unair,
edisi I, Erlangga, Surabaya
Sudoyo W, Setyohadi B, Alwi I, et al, 2009, Pendekatan terhadap Pasien Anemia,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta
Sudoyo W, Setyohadi B, Alwi I, et al, 2009, Anemia Defisiensi Besi, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II Edisi V, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Supranto J, 2007, Teknik Sampling Survey & Eksperimen, PT Rineka Cipta,
Jakarta
World Health Organization, 2001, Research Guidelines for Evaluating The Safety
and Efficacy of Herbal Medicines, Region all Office for The Western,
Manila, Phillliphines.
Zhang Z, Lei Z, Lu Y, et al, 2008, Cemical Composition and Bioactivity Changes
in Stale Rice after Fermentation with Cordyceps sinensis, Journal of
Bioscience and Bioengineering, Vol. 106, No. 2, 188-193
Zulkifli, 2004, Pengobatan Tradisional Sebagai Pengobatan Alternatif Harus
Dilestarikan, PT Agromedia Pustaka, Jakarta

xx