lagi menjadi pendorong motivasi. Maslow Robbins, 2006:115 memisahkan kelima kebutuhan tersebut di atas sebagai tingkat tinggi dan
tingkat rendah. Kebutuhan psikologis dan kebutuhan akan keamanan digambarkan sebagai kebutuhan tingkat rendah sementara kebutuhan
sosial, kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri didudukkan ke dalam tingkat tinggi. Pembedaan antara kedua tingkat tersebut berdasarkan
alasan bahwa kebutuhan tingkat tinggi dipenuhi secara internal dalam diri orangtersebut sedangkan kebutuhan tingkat rendah terutama dipenuhi
secara eksternal misalnya dengan upah, kontrak kerja dan masa kerja.
2. Pendekatan Substantif
Sejak awal kelahiran pendekatan formalis, sudah muncul suatu pemikiran yang meragukan keabsahan teori-teori ilmu ekonomi neo-klasik
apabila diaplikasikan untuk menerangkan gejala ekonomi dalam perekonomian primitif maupun petani. Tulisan Herskovitas yang
merupakan semacam rumusan dari pendekatan formalis, misalnya mendapat kritikan tajam bukan hanya dari kalangan ahli antropologi,
tetapi juga ahliekonomi. Kritik yang berisikan ketidakpuasan terhadap pendekatan formalis tersebut, disertai suatu pemikiran alternative yang
memunculkjan pendekatan substantif yang kemudian banyak memberikan sumbangan bagi perkembangan disiplin antropologi ekonomi Sjafri,
2005:104. Berbeda dari pendekatan formalis yang cenderung mengevaluasi
berlakunya teori-teori ilmu ekonomi untuk menerangkan gejala ekonomi
dalam perekonomian primitif dan peasant, pendekatan substantif lebih menaruh perhatian terhadap upaya untuk menghasilhan teori-teori baru
yang lebih cocok dengan masalah di lapangan. Cenderung pendekatan substantif ini beralasan kaena para penganutnya tidak lagi berurusan
dengan konsep ekonomi formal melainkan ekonomi substantif yang melihat gejala ekonomi dari proses pemberian makna yang dilakukan
manusia dalam memanfaatkan sumber daya ekonomi.
C Kerangka Berpikir
Bagan 1. Kerangka berfikir motivasi nasabah dalam berinvestasi di Reksadana.
NASABAH MASYARAKAT
SISTEM-SISTEM INVESTASI
PERKEMBANGAN EKONOMI MODERN
PEMAHAMAN MOTIVASI
PARTISIPASI
KELANGSUNGAN
Keterangan: Adanya keuntungan
– keuntungan yang ditawarkan dalam investasi di Reksadana mendorong masyarakat untuk menginvestasikan modalnya pada
reksadana dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang relatif lebih aman. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan ekonomi modern yang
cenderung kapitalis di Indonesia dimana kapitalisme sebagai organisasi ekonomi dalam arti luas, dengan menggunakan analisa kepentingan, dapat
dipandang sebagai sebuah jaringan besar dari kepentingan ekonomi dan kepentingan lainnya, yang berhubungan dalam beragam hal melalui interaksi
sosial dan struktur sosial yang dalam hal ini adalah pasar modal.
39
BAB III METODE PENELITIAN