Persepsi investor terhadap kepuasan berinvestasi di reksadana Syariah pada PT.Batasa Capital

(1)

PERSEPSI INVESTOR TERHADAP KEPUASAN

BERINVESTASI DI REKSADANA SYARI’AH PADA

PT. BATASA CAPITAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh:

Rikza Nirmala NIM: 104046101693

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

PERSEPSI INVESTOR TERHADAP KEPUASAN BERINVESTASI DI

REKSADANA SYARI’AH PADA PT. BATASA CAPITAL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

oleh :

Rikza Nirmala NIM: 104046101693

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H.A Sudirman Abbas, M.Ag Fahmi Muhammad Ahmadi S. Ag, M. Si

NIP:150294051 NIP: 150326914

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah dan yang sedang memberikan kita berbagai macam nikmat sehingga kita semua khususnya penulis diberi kesempatan di bulan Ramadhan yang penuh mubarakah ini untuk menyelesaikan skripsi.

Setelah melalui proses yang panjang dan segenap usaha yang telah mengiringi perjuangan ini, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul“Persepsi Investor Terhadap Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Syari’ah Pada Batasa

Capital”. Dalam proses penulisan skripsi ini, terkadang penulis menghadapi hambatan yang memang menjadi bagian dari satu perjuangan untuk mencapai suatu tujuan, namun penulis menyadari bahwa ini merupakan proses yang harus dijalani. Oleh karena itu, telah banyak pihak yang ikut terlibat, yang telah memberikan batuannya kepada penulis sehingga membukakan kebuntuan yang penulis alami. Dan dalam kesempatan ini, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Amin Suma, SH, MA, MM, selaku Dekan Fakultas Syari’ah Dan Hukum.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku ketua jurusan Muamalah Perbankan Syari’ah dan Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, selaku sekretaris jurusan Muamalah Perbankan Syari’ah.


(4)

3. Bapak Dr. H. A. Sudirman Abbas, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan ilmu dan meluangkan waktu pada penulis.

4. Bapak Fahmi Muhammad Ahmadi, S. Ag, M. Si, selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi pada penulis.

5. Bapak I Made Saputra, selaku Assistant Vice President PT. Batasa Capital yang telah mendukung dan membantu penulis untuk melakukan penelitian pada PT. Batasa Capital.

6. Al Mukarrom, ayahanda HM. Sholihin Harasyi dan mama tercinta Hj. Nurhikmah yang telah banyak memberikan ribuan Do’a untuk kesuksesan dalam meraih masa depan dan kebahagian penulis.

7. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Tiada cita dapat terwujud dengan sendirinya kecuali dengan pertolongan dan kehendakNya dan penulis tidak dapat memberikan apa-apa kepada mereka yang telah banyak berjasa. Hanya seuntai do’a yang saya panjatkan untuk kebaikan dan keselamatan selalu diberikan kepada mereka yang berjasa yang memberikan pengorbanannya kepada penulis dan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan berlipat ganda.

Jakarta, 17 September 2008 17 Ramadhan 1429


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Review Studi Terdahulu... 7

F. Metodelogi Penelitian ... 8

G. Sistematika Penulisan... 20

BAB II LANDASAN TEORI ... 21

A. Persepsi ... 21

1. Pengertian Persepsi ... 21

B. Kepuasan ... 22

1. Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 22

2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Tingkat Kepuasan ... 23

3. Pengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan... 25

C. Berinvestasi Reksadana Syari’ah ... 27

1. Reksadana sebagai Instrumen Pasar Modal... 27


(6)

a. Pengertian Reksadana Syari’ah... 31

b. Sifat-sifat Reksadana Syariah ... 32

c. Ciri-ciri dan Mekanisme Operasional Reksadana Syari’ah ... 34

d. Manfaat dan Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana Syariah ... 36

D. Kerangka Berpikir... 39

BAB III OBYEK PENELITIAN ... 40

A...Lat ar Belakang ... 40

B...Jas a dan Produk ... 42

C...Str uktur Dan Manajemen ... 49

D...Ki nerja perusahaan ... 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 53

1. Analisis Validitas dan Reliabilitas ... 53

2. Deskripsi Data ... 56

3. Pengujian Persyaratan Analisis... 64

1. Uji Normalitas... 64

2. Uji Homogenitas ... 66

4...Pe ngujian Hipotesis ... 68


(7)

BAB V PENUTUP ... 72

a...Ke simpulan ... 72 b...Sar an... 73

DAFTAR PUSTAKA... 74


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrumen kepuasan berinvestasi... 19

Tabel 2 Kisi-kisi instrumen persepsi investor Reksadana Syari’ah... 20

Tabel 3 Perbedaan Reksadana Terbuka Dan Reksadana Tertutup ... 35

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Variabel Y... 59

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Variabel X... 62

Tabel 6 Rangkuman Hasil Perhitungan Normalitas... 66

Tabel 7 ANOVA antara Variabel X dan Variabel Y ... 69


(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Data responden ... 57

Grafik 2 Jenis Rekening Reksadana Syari’ah ... 58

Grafik 3 Sebaran Jawaban Responden ... 60

Grafik 4 Penyebaran Frekuensi Variabel Y ... 61

Grafik 5 Sebaran Jawaban Responden ... 63

Grafik 6 Penyebaran Frekuensi Variabel X ... 64

Grafik 7 Persamaan Regresi... 70


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. A. Latar Belakang Masalah

Menghadapi globalisasi pada abad 21 umat Islam dihadapkan pada realita dunia yang serba cepat dan canggih. Tak terkecuali di dalamnya masalah ekonomi dan keuangan. Produk-produk baru dikembangkan untuk menarik dana dari

masyarakat. Namun bagi umat Islam, produk-produk tersebut perlu dicermati, karena dikembangkan dari jasa keuangan konvensional yang netral terhadap nilai dari ajaran agama.

Seiring dengan diberlakukannya UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Reksadana mulai dikenal di Indonesia sejak diterbitkannya Reksadana berbentuk perseroan. Pada awal 1996, Bapepam mengeluarkan peraturan pelaksanaan tentang Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Peraturan-peraturan tersebut membuka peluang lahirnya Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif untuk tumbuh dan berkembang. Pada saat itu sampai dengan pertengahan 1997, industri ini mekar dari hanya satu izin penerbitan menjadi 24 dengan total asset Rp. 2.78 trilyun dan kemudian berhasil mencapai puncaknya pada bulan Juli 1997 dengan total asset Rp. 8.3 Trilyun dengan jumlah Reksadana sebanyak 76. Sampai data bulan Januari pertengahan tahun 2000 menunjukkan


(11)

pertumbuhan asset Reksadana yang konsisten dan mampu menghimpun kembali dana masyarakat lebih dari Rp. 5.4 Trilyun.1

Perkembangan Reksadana di Indonesia menemukan momentum pertumbuhan. Tingkat bunga simpanan di bank yang lebih rendah dari laju inflasi mendorong pemodal untuk shifting dari deposito ke instrumen investasi yang memberikan yield tinggi seperti Reksadana. Pada akhir Januari 2008, NAB reksa dana mencapai Rp 95 triliun, naik hampir 300% dari posisi terendah, Februari 2005. Para pemodal sudah mulai merasakan nikmatnya reksa dana. Tahun lalu, rata-rata return reksa dana saham 53%, reksa dana campuran 32%, dan reksa dana pendapatan tetap 9%. Jauh melampaui rata-rata bunga deposito yang hanya 6,3%.2

Beberapa tahun terakhir ini perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia, mulai dari Perbankan, Asuransi, dan Investasi sangat pesat. Salah satu produk instrumen investasi yang saat ini berkembang pesat di Indonesia adalah reksadana, yang lebih dikenal dengan limit trust/material fund. Munculnya reksadana syariah pada tahun 1997 merupakan salah satu alternative bagi investor dari kaum muslimin yang ingin berinvestasi secara syariah. Terbukti dengan diluncurkannya Pasar Modal Syariah pada tanggal 19 Maret 2003. Keberadaan pasar modal syariah ini akan semakin meramaikan kegiatan ekonomi syariah. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan produk investasi yang berdasarkan

1

Eko Priyono Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, Reksa dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, h. 103.

2

Reksa-Dana-Temukan-Momentum http://www.indovestor.com/articles/447/1 Page1.html di ambil pada tanggal 1 Juli 2008


(12)

prinsip syariah juga berkembang dengan pesat dan menunjukkan prospek yang baik. Keberadaan produk investasi berlandaskan syariah ini menunjukkan antusiasme masyarakat, terutama masyarakat muslim di Indonesia untuk menjalankan syariah Islam di segala bidang dan lini kehidupan. Reksadana syariah adalah suatu reksadana yang membatasi diri untuk berinvestasi hanya pada jenis efek yang memberi hasil sesuai dengan peraturan syariah Islam (tidak ada unsur ribawi, gharar dan maysir) dan diterbitkan oleh perusahaan yang dalam operasinya tidak melanggar syariah Islam sementara pemilihan efek dilakukan secara cermat agar investasi tersebut tidak termasuk dalam kegiatan gharar (ketidakjelasan atau manipulatif) Reksadana Syariah hadir untuk memberikan ketenangan kepada kaum muslimin yang ingin berinvestasi di pasar modal dengan tidak ada keraguan dalam melakukan praktek-praktek investasi yang sesuai dengan prinsip syariah.

Perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia sepertinya sejalan dengan pertumbuhan Islamic Fund secara global.3 Saat ini secara kumulatif terdapat 11 (sebelas) Reksadana Syariah telah ditawarkan kepada masyarakat. Salah satunya pada bulan November 2001 sejak didirikannya PT. Batasa Capital sebagai manajer investasi yang dapat menawarkan tiga produk reksadana syari’ah, yaitu Reksadana Batasa Syari’ah, Batasa Kombinasi, dan Batasa Equity Syari’ah, dengan total dana yang ditawarkan sebesar Rp. 1.3 triliun.4 Reksadana Batasa

3

Dr. M. Firdaus dkk, Investasi halal Reksadana Syariah, Jakarta, Renaisan, 2005, h.20

4


(13)

Capital telah menunjukkan bahwa prinsip investasi sesuai syari’ah yang melekat pada pengelolaan dananya bukan penghalang untuk menjadi yang terbaik, termasuk mengungguli reksadana konvensional. Sejak diluncurkan pada bulan Juli 2003, Reksadana Batasa Syari’ah berhasil membukukan hasil investasi rata-rata Year-on Year sebesar 12.64%.5 Hal ini suatu prestasi dan kinerja perusahaan yang baik. Namun, perlu disadari bahwa hal ini tidak dapat bertahan jika PT. Batasa Capital tidak mampu bersaing dengan manajer investasi lainnya. Sebab investasi Reksadana Syari’ah kini sarat dengan persaingan. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Pelanggan yang tidak puas akan meninggalkan perusahaan dan menjadi pelanggan di perusahaan lain yang dapat memberikan kepuasan lebih baik, dan pada akhirnya laba perusahaan akan turun. Jika layanan yang diberikan oleh perusahaan Rekadana Syari’ah itu buruk, justru akan menimbulkan citra yang buruk terhadap system syari’ah, dan masyarakat akan menjauhi instrumen pasar uang yang menggunakan prinsip syari’ah ini.

Kepuasan nasabah penting untuk diukur, agar perusahaan dapat mengetahui atribut apa dari suatu produk yang dapat memuaskan nasabah. Pengetahuan tentang persepsi nasabah akan membantu perusahaan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada nasabahnya, sehingga nasabah merasa puas dalam berinvestasi pada Reksadana Syari’ah. Dengan demikian, persepsi konsumen merupakan hal terpenting bagi pemasar untuk memuaskan kebutuhan

5Ibid


(14)

dan keinginan konsumen. Namun perusahaan sering mengalami kesulitan untuk mengetahui apakah persepsi konsumen terhadap jasa yang ditawarkan positif atau negatif.

Kondisi inilah yang mendorong penulis melatarbelakangi masalah ini menjadi dasar penulis melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Persepsi Investor Terhadap Kepuasan Berinvestasi pada Reksadana Syari’ah PT.Batasa Capital.”

B.

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan yang akan diteliti, maka penulis membatasi permasalahan hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi Investor Terhadap Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Syari’ah Pada PT.Batasa Capital.

Selanjutnya untuk mempermudah pembahasan, maka pembahasannya dapat dirumuskan sebagai berikut: adakah korelasi antara persepsi investor terhadap kepuasan berinvestasi di reksadana Syari’ah pada PT. Batasa Capital?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan diatas, yang hasilnya dapat dijadikan pertimbangan untuk melakukan akselerasi perkembangan


(15)

Reksadana Syariah dan bahan perumusan kebijakan Reksadana Syariah dimasa yang akan datang.

Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Persepsi Investor Terhadap Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Batasa Syari’ah pada PT. Batasa Capital.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Batasa Syari’ah pada PT. Batasa Capital.

3. Untuk mengetahui korelasi antara persepsi Investor terhadap Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Batasa Syari’ah pada PT. Batasa Capital.

Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dengan mengetahui adanya korelasi antara persepsi Investor terhadap kepuasan berinvestasi Di Reksadana Batasa Syari’ah Pada PT.Batasa Capital, maka kebijakan pengembangan Reksadana Syariah dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat.

2. Regulator dan praktisi Reksadana Syariah serta akademisi dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Batasa Syari’ah pada PT.Batasa Capital.

D. Hipotesis


(16)

H0 = Tidak Ada Korelasi antara Persepsi Investor Terhadap Kepuasan

Berinvestasi Di Reksadana Syari’ah Pada PT.Batasa Capital.

H1 = Ada Korelasi antara Persepsi Investor Terhadap Kepuasan Berinvestasi pada

Reksadana Syari’ah PT.Batasa Capital.

E. Review Studi Terdahulu

Penelitian oleh yuli astuti, 2005 yang berjudul “Hubungan Antara Nasabah Dengan Pelayanan Sebuah Perusahaan Asuransi Syari’ah (Studi Kasus Pada PT. Mega Artha Alisiando Life Assurance Syariah)”

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap 50 orang nasabah mengenai kinerja pelayanan dan harapannya terhadap PT. Mega Artha Ali Siando Life Assurance Syariah, maka dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan nasabah terhadap kinerja pelayanan perusahaan adalah antara puas dan cukup memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pelayanan perusahaan adalah antara baik dan cukup baik, sehingga harapan nasabah cukup terpenuhi.

Untuk mengetahui hubungan antara kinerja pelayanan dengan tingkat kepuasan nasabah dapat dilihat melalui snake diagram yang menunjukkan bahwa antara kinerja pelayanan dengan kepuasan adalah berbanding lurus. Artinya, semakintinggi kinerja pelayanan, maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan nasabah dan semakin besar pula harapan nasabah yang telah terpenuhi.

Penelitian oleh Mishbahul Munir, 2006 yang berjudul, “Persepsi Nasabah Terhadap Tabungan Haji Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Bni Cabang Pondok Bambu Jakarta-Timur)”.


(17)

Dalam penelitian ini menggnakan rumus korelasi rank sperman. Hubungan antara tingkat pendidikan nasabah dan persepsinya terhadap tabungan haji BNI Syariah lebih baik dari BNI Konvensional adalah tidak ada hubungan atau pengaruh karena dari angka hitungan (Chi – Square) X2 = 7.04 lebih kecil dari X2 tabel 7.185. Artinya, tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan nasabah dan persepsinya terhadap tabungan haji BNI Syariah lebih baik dari BNI Konvensional.

F. Metodelogi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini diaplikasikan model penelitian empiris. Dilihat dari sudut pandang sifat yang dihimpunnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisa statistika.

2. Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden, melalui kuesioner Investor Batasa Capital yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data yang dikeluarkan oleh pihak Batasa Syariah serta


(18)

literatur-literatur kepustakaan seperti, buku, dokumen-dokumen, surat kabar, internet, dan kepustakaan lain yang yang berkaitan dan adanya relevansi dengan skripsi ini.

3. Populasi Dan Sampel

Populasi yang dipilih adalah Investor PT. Batasa Capital yang didapat dari jumlah investor retail sebanyak 100 investor. Teknik dalam Pengambilan Sampel adalah probability sampling artinya setiap investor memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Sampel akan ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut :

n =

) 1(d N

N

2 +

) 118 . 0 ( 1 100

100

2 +

= n

n = 70.72 Di bulatkan menjadi 70 orang responden. Dimana:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

d = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir / diinginkan.


(19)

Jika banyaknya populasi sebanyak 100 orang dan taraf signifikan 1% maka jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 70.1.6

4. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data primer yang dihimpun dari responden dengan menggunakan angket. Angket atau kuesioner adalah jumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya dan hal-hal yang ia ketahui.

5. Instrument penelitian

Penelitian ini terdapat 2 (dua ) buah variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Variabel independen disimbolkan oleh huruf X yaitu Persepsi Investor pada Reksadana Syari’ah dan variabel dependen (terikat) disimbolkan oleh huruf Y, Yaitu Kepuasan Berinvestasi Di Reksadana Batasa Syari’ah pada PT. Batasa Capital. Data yang terkumpul diklasifikasikan berdasarkan variabelnya.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner.

Kuesioner yang digunakan didesain berdasarkan skala model likert yang berisikan sejumlah pertanyaan yang menyatakan obyek yang hendak diungkap.

6 Masri singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei,( Jakarta:LP3ES), Cet-18, 2006, h. 171


(20)

Instrumen penelitian sebelum digunakan untuk memperoleh data-data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel. Salah satu ciri instrumen itu baik adalah apabila instrumen itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid atau shahih.Uji validitas digunakan untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk menguji validitas kuesioner digunakan rumus statistika koefisien korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:

rxy =

− − − ] y) ( y ][n x) ( x [n y) x)( ( xy n 2 2 2 2 Dimana:

n : Jumlah Subyek X : Skor Setiap Item Y : Skor Total

( !X )² : Kuadrat Jumlah Skor Item

!X² : Jumlah Kuadrat Skor Item

!Y² : Jumlah Kuadrat Skor Total (!Y)² : Kuadrat Jumlah Skor Total r xy : Koefisien Korelasi


(21)

"

Langkah-langkah umum untuk uji validitas dalam satu try-out adalah sebagai berikut;7 pertama, pengukuran dengan alat pengukur baru (predictor) dberikan pada suatu sampel subyek yang khusus dipilih untuk subyek validasi. Sekelompok subyek yang dijadikan subyek validasi ini disebut standardization group atau grup standardisasi.

Kedua, kepada standardization group itu dikenakan observasi atau pengukuran lain (kriteria). Ketiga, hasil prediktor dan hasil kriteria. Penelitian ini menggunakan teknik-teknik korelasi tertentu. Jika dari penelitian ini ternyata ada korelasi yang tinggi dan signifikan (meyakinkan), maka predictor telah dipandang valid. Akan tetapi jika hasil korelasi antara prediktor dan kriteria ternyata tidak signifikan, maka prediktor tidak dapat dipandang sebagai pengukur valid. Adapun taraf signifikan yang digunakan dalam uji validitas adalah 5% atau 1%.

Sedangkan Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Alat evaluasi disebut reliabel jika instrumen tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil produktif. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri

7

Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, jilid 2 (Yogyakarta:Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 2002),h.57


(22)

#

subyek belum berubah.8 Jadi yang diperhitungkan di sini adalah ketelitiannya. Uji reliabilitas dapat diukur melalui pendekatan reliabilitas konsistensi internal yang dimiliki oleh suatu instrument. Konsep reliabilitas menurut pendekatan ini adalah konsistensi diantara butir-butir pernyataan atau pertanyaan dalam suatu instrumen. Tingkat keterkaitan antar butir pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen untuk mengukur construct tertentu menunjukkan tingkat reliabilitas konsistensi internal, peneliti hanya perlu memerlukan sekali pengujian dengan menggunakan teknik statistik tertentu terhadap skor jawaban responden yang dihasilkan dari penggunaan instrument yang bersangkutan. Formula statistik yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

− − = 2 1 2 b 11 $ $ 1 1 k k r dimana :

r11 : Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pernyataan

%$b2 : Jumlah Varians butir $12 : Varians total

6. Teknik Analisa Data

a. Pengujian Persyaratan Analisis

8


(23)

&

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu akan dilakukan uji asumsi, melalui uji normalitas (normalitas sebaran data) dan homogenitas varians. Pengujian normalitas dan homogenitas varians dilakukan terhadap data persepsi investor dan hasil kuesioner kepuasan berinvestasi yang diperoleh pada akhir eksperimen.

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan adalah uji lilliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: Sampel random itu berasal dari populasi normal Ha: Distribusi populasi tidak normal

2) Menentukan harga Lo

a) Data X1, X2, X3,…, Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,…,

Zn dengan menggunakan rumus:

Zi=

S x X -Xi

Keterangan: Xx: Nilai Rata-rata


(24)

'

b) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang F(Zi)=P(Z, Zi) untuk setiap i =1,2,3,…,n

c) Kemudian dihitung proporsi Z1, Z2, Z3,…, Zn yang lebih kecil

atau sama dengan Zi. proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi)

yaitu: S(Zi)=

n

Z

yang

Z

,

,

Z

,

Z

,

Z

Banyaknya

1 2 3 n

i

d) Hitung selisih F(Zi)- S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e) Diambil harga yang terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut dan notasikan dengan Lo. Harga Lo inilah yang kemudian dibandingkan dengan Ltabel.

Untuk mengetahui data yang didapat bersifat normal atau tidak, harus dibandingkan dengan tabel pada taraf signifikansi 0,05 (5 %). Jika Lo < Ltabel, maka data yang diperoleh berdistribusi normal. Namun jika Lo > Ltabel, maka data tersebut tidak beristribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Adapun pengujian homogenitas dilakukan guna mengetahui bahwa sebaran data setiap variabel bersifat homogen. Pengujian ini dilakukan terhadap varians regresi Y atas X1, dengan menggunakan uji Bartlet


(25)

(

yang menggunakan Chi Kuadrat. Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menyusun skor X, diurut mulai yang terkecil hingga yang terbesar 2. Mengelompokkan skor X yang sama, lalu dihitung varians Y– nya 3. Skor X yang tunggal, varians Y nya adalah 0 (nol)

4. Mendapatkan varians kelompok untuk uji homogenitas. Pengujian dilakukan dengan uji Bartlett, dengan hipotesis :

H0 : σ1 = σ2 = σy2

H1 : Salah satu tanda tidak sama

Kriteria pengujian : ditolak H0 jika χ2hitung lebih besar dari χ2tabel pada taraf signifikansi alpha 0.05 dengan dk (k – 1)

5. Menghitung varians masing-masing kelompok dengan menggunakan rumus: 1) n(n X) ( X n s 2 2 2 i − − =

X = data tiap kelompok n = jumlah data 6. Merangkum semua hasil perhitungan dalam tabel rekapitulasi 7. Menghitung nilai varians gabungan semua kelompok dengan rumus:

− − = ) 1 ( ) 1

( 12

2

n s n

s i


(26)

)

ni = jumlah sampel tiap kelompok si2 = varians kelompok

8. Menghitung satuan * dengan menggunakan rumus : B = (log s2) Σ (ni – 1)

9. Menghitung harga Chi Kuadrat (χ2) dengan menggunakan rumus χ2 = (ln 10) {B -Σ (ni – 1) log s2}

Hasil perhitungan uji homogenitas antara variabel X1, danY akan bersifat homogen jika +hitung < +tabel.. Namun jika +hitung > + tabel maka dari masing-masing variabel tersebut tidak bersifat homogen.

B. 3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi dan linearitas Persamaan Regresi

Selanjutnya dilakukan uji signifikansi dan uji linearitas regresi Persepsi Investor Reksadana Syariah (X) dengan variabel Kepuasan berinvestasi di Reksadana Syariah (Y) dengan menggunakan Analysis Of Varians (ANOVA).

b. Uji Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui signifikansi koefisien korelasi r yang telah diperoleh, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan uji t.

Uji hipotesis dengan T- test digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan


(27)

,,

variable terikat secara individual untuk setiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai T-hitung adalah sebagai berikut:

2 hitung

r 1

2) (n r t

− − =

Setelah didapatkan nilai T-hitung melalui rumus diatas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:

Jika T-hitung > T-tabel, maka H 0 ditolak (ada hubungan yang signifikan antara persepsi nasabah terhadap kepuasan berinvestasi Reksadana Syari’ah).

Jika T-hitung < T-tabel, maka H 0 ditolak ( tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi nasabah terhadap kepuasan berinvestasi Reksadana Syari’ah).

Untuk mengukur T-tabel digunakan ketentuan n-2 pada Level Of Significance sebesar 5 % atau 0,05 atau taraf keyakinan 95 % atau 0,95.. Jadi, apabila tingkat kesalahan suatu variable adalah lebih dari 5 % berarti variable tersebut tidak signifikan.

7. Definisi Operasional

a. Kepuasan berinvestasi ( Y )

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai. Sedangkan Kotler (2003:61) mendefinisikan


(28)

-kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.faktor – faktor yang dapat menentukan tingkat kepuasan pelanggan yaitu; kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, emosional, dan biaya serta kemudahan mendapatkan produk / jasa.

Tabel 1

Kisi Kisi Instrumen Kepuasan Berinvestasi Reksadana Syari’ah

Dimensi Sub Dimensi

Kualitas pelayanan Compliance (Pemenuhan) Assurance (keyakinan) Reliability (kehandalan) Tangibles (Berwujud)

Emphaty ( kepedulian)

Kualitas produk Tingkatan Kualitas Kualitas Kosistensi

b. Persepsi Investor Reksadana Syari’ah

Proses di mana individu diekspos untuk menerima informasi, memperhatikan informasi tersebut dan memahaminya9. Selain itu persepsi juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu

9


(29)

untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Adapun indikator dari persepsi adalah agama, lokasi, produk dan layanan.

Tabel 2

Kisi Kisi Instrumen PersepsiInvestor Reksadana Syari’ah

Dimensi Sub Dimensi

C. Agama Muamalah

Lokasi Lokasi yang strategis

Produk kualitas produk

Layanan Pelayanan prima

D. G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan uraian singkat mengenai hal-hal pokok yang dibahas guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan antara satu bab dengan bab lain dalam skripsi ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah perumusan, dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Merupakan kerangka teori yang mendeskripsikan pengertian, dan teori-teori tentang variable persepsi, kepuasan dan teori tentang Reksadana Syari’ah.


(30)

Mendeskripsikan obyek atau sasaran penelitian yaitu PT. Batasa Capital.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi tentang analisis dan hasil penelitian

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dan saran syang dapat mendukung kesempurnaan skripsi ini.


(31)

BAB II

LANDASAN TEORI

E. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Secara bahasa, persepsi diartikan dengan pengamatan, penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuan-kesatuan, hal mengetahui, melalui indera, tanggapan (indera), daya memahami.10 Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual, maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh persepsinya.11

Persepsi pada hakikatnya adalah merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Didalam proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif / negatif, senang atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi

10

Pius A. Partanto dan M Dahlan Al Barry. 1994 Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola. h. 591

11

Sita Ratnaningsih. http://www.infoskripsi.com/Article/Pengertian-Persepsi.html, diakses pada tanggal 12 September 2008


(32)

maka akan terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula.12

Persepsi merupakan suatu proses yang timbulah akibat adanya sensasi. Sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. dengan adanya itu semua maka akan timbul persepsi. pengertian dari persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan.13

F. Kepuasan

1. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.14 Sedangkan Kotler mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.15

12

Sita Ratnaningsih. Ibid

13

Nugroho J Setiadi, Perilaku Konsumen Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran, Jakarta, Prenada Media, 2003, Cet. Pertama, h.160

14

Tjiptono dan Chandra, 2005

//www.infoskripsi.com/Search.html?pub4578411740705382%3Atchaib- =kepuasan&sa=Search#700, di akses pada tanggal 13 September 2008

15

http://sinergi-indonesia.com/download/Perceived%20Quality%20of%20Service.pdf,di akses pada tanggal 13 September 2008


(33)

Kepuasan pada dasarnya merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Semakin banyak aspek yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula sebaiknya, semakin banyak aspek yang tidak sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan yang didapat.16

2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Tingkat Kepuasan Pelenggan

Untuk memuaskan pelanggan perlu diketahui factor-faktor yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan. Menurut Handi Irawan ada 5 (lima) faktor yang menentukan tingkat kepuasan pelanggan yaitu: 17

a. Kualitas produk

Pelanggan merasa puas setelah membeli dan menggunakan suatu produk, dan ternyata produk yang digunakan berkualitas ada 6 (enam) elemen kualitas produk, yaitu; performance, durability, feature, reliability, consistency, dan design.

b. Harga

Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapat valve for money yang tinggi.

16

www.skripsi-tesis.com/07/27/pengaruh-kepuasan-terhadap-prestasi--pdf-doc.htm

17

Handi irawan D.MBA.M. Com 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan (Jakarta : PT. Elex Media Komputindo), 2002. h. 37


(34)

Komponen harga ini relative tidak penting bagi mereka yang tidak sensitive terhadap harga untuk industri ritel, komponen harga ini sungguh penting dan kontribusinya terhadap kepuasan relatif besar.

c. Kualitas pelayanan

Pelanggan merasa puas apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan Servqual kualitas pelayanan yang popular, kualitas pelayanan mempunyai 6 (Enam) yaitu; compliance (Pemenuhan), reliability (kehandalan), Responsiveness (ketanggapan ), Assurance (keyakinan), Emphaty (kepedulian), Tangibles (Berwujud).

d. Faktor Emosional

Pelanggan yang merasa bangga dan yakin orang lain kagum terhadap dia menggunakan produk merek tertentu, cenderung memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi. Kepuasan bukan karena kualitas produk, tetapi rasa bangga, rasa percaya diri yang menjadikan pelanggan puas terhadap merek tertentu.

e. Biaya

Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman dan effisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan. Hal ini disebabkan pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan produk/jasa.

3. Pengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan

Menurut kotler ada 4(empat) metode mengukur kepuasan, yaitu18: a. Sistem keluhan dan Saran

Merupakan metode untuk memantau kepuasan pelanggan dengan cara

memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pelanggan untuk menyampaikan

18

Philip Kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, Chin Tiong Tan, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia terjemahan Fandy Tjipto (Yogyakarta: Andi and Pearson Education Asia ), 2002 Edisi ke-1, h. 52.


(35)

saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan dapat berapa kotak saran, kartu komentar, saluran telepon bebas pulsa.

b. Survey Kepuasan Pelanggan

Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan banyak dilakukan melalui metode survey dengan mengajukan pertanyaan (kuesioner) kepada para

pelanggan. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggannya.

c. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan orang untuk berpura-pura menjadi pelanggan. Kemudian pembeli bayangan tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kelemahan dan kekuatan dalam melayani pelanggan. Selain itu juga ia dapat mengamati atau meneliti cara perusahaan dalam menangani setiap keluhan.

d. Lost Costumer Analysis

Merupakan metode pemantau kepuasan pelanggan dengan cara menghubungi pelanggan yang telah berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan pesaing. Mereka dihubungi untuk memperoleh informasi tentang penyebab berhenti menjadi pelanggan perusahaan. Metode ini sulit untuk dilakukan karena tentunya sulit untuk mengidentifikasi dan menghubungi pelanggan yang telah meninggalkan perusahaan.


(36)

Survey kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan cara mengajukan kuesioner kepada para pelanggan. Kuesioner yang telah tersusun lengkap kemudian diadakan pengujian terlebih dahulu atau diadakan try out sebelum dipergunakan untuk penelitian yang sesungguhnya, guna mengukur validitas dan reliabilitas. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh itu. Dan dikatakan reliable bila alat itu untuk mengukur suatu gejala pada waktu yag berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama.19 Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.

Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala likert. Skala ukur digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.20 Dengan menggunakan skala likert, variable yang akan diukur dijabarkan menjadi Sub Variabel, kemudian Sub Variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen berapa pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden.

Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata berikut: Sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, tidak baik. Sehingga kemungkinan jawaban

19

Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah. (Jakarta: Bumi Aksara),2001 Cet-ke4, h. 74

20


(37)

tidak hanya sekedar baik dan tidak baik saja, melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan jawaban.

G. Berinvestasi Reksadana Syari’ah

1. Reksadana sebagai Instrumen Pasar Modal

Pasar modal (Capital Market) adalah pasar yang memfasilitasi penerbitan dan perdagangan surat berharga keuangan seperti saham dan obligasi. Penerbitan surat berharga dilakukan melalui mekanisme penawaran umum perdana atau sering disebut initial public offering (IPO) . Sedangkan pasar sekunder merupakan pasar yang memfasilitasi jual beli atas surat berharga yang ditelah diterbitkan melalui penawaran umum tersebut. Pihak atau perusahaan yang mengeluarkan efeknya kepada masyarakat investor melalui penawaran umum perdana disebut sebagai emiten.21

Di Pasar Modal terdapat beragam jenis surat berharga. Masing-masing surat berharga memiliki karateristik tingkat imbal hasil keuntungan dan risiko yang berbeda-beda. Ada surat berharga yang memberikan indikasi tingkat imbal hasil yang tinggi namun memiliki tingkat risiko yang tinggi pula. Namun terdapat instrumen yang memberikan tingkat imbal hasil yang rendah dengan tingkat risiko yang rendah pula. Umumnya semakin tinggi tingkat

21

Wiji Purwanta dan Hendy Fakhruddin, Mengenal Pasar Modal, Jakarta, Salemba Empat, 2006, h. 2


(38)

imbal hasilnya semakin besar pula risikonya. Beberapa jenis surat berharga yang popular dipasar modal antara lain saham, obligasi, dan reksadana.22 Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atau penyertaan modal investor didalam suatu perusahaan. Artinya, jika seseorang membeli saham berarti dia telah menyertakan modal kedalam perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli

Obligasi adalah surat berharga yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mengeluarkan obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar cicilan bunga secara berkala maupun pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pembeli obligasi tersebut.

Reksadana Secara terminologi Reksadana berasal dari kata Reksa yang berarti polisi atau penjaga.23 Sedangkan kata “dana “ yang berarti (kumpulan) uang, sehingga reksadana dapat diartikan sebagai “kumpulan uang yang dipelihara (bersama untuk suatu kepentingan).”24 Secara umum, reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat atau investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Portofolio adalah istilah teknis untuk menyebutkan sekumpulan efek yang diperdagangkan dibursa efek secara regular.25 Sedangkan efek menurut undang-undang pasar modal adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivative dari efek.

22

Ibid,. h. 13-23

23

Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), edisi ke-2, hal.830

24

Tjipto Darmajdi dan Hendy Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia Pendeketan Tanya Jawab, Jakarta, Salemba Empat, 2001, h.147

25

Jaka E.Cahyo, Cara Jitu Meraih Untung Dari Reksadana, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2001, Cet ke-2, h. 20


(39)

Jadi portofolio efek adalah kumpulan efek, atau surat berharga, atau kombinasi sekuritas, atau instrument yang dikelola. Sekuritas yang diperkenankan untuk dibeli adalah sekuritas yang mendapat pengesahan badan pengawas pasar modal (BAPEPAM - LK). Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan berbagai instrumen efek, baik pasar uang, pasar modal, ataupun gabungan keduanya.Instrumen efek luar negeri dapat dibeli dengan izin dari Bapepam - LK.26

Manajer investasi menurut undang-undang pasar modal adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah. Manajer investasi biasanya berbentuk perusahaan dan harus memperoleh izin dari Bapepam untuk melakukan kegiatan sebagai manajer investasi. Dalam mengelola Reksadana, Manajer investasi tidak mempunyai akses langsung dalam menggunakan dana investor, karena uang yang disetorkan oleh investor tersimpan di Bank Kustodian saat investor membeli unit penyertaan reksadana. Selain Manajer investasi yang bergerak dalam mengelola dana, ada pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan suatu reksadana yaitu Bank Kustodian

Bank Kustodian adalah bank yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lainnya yang berkaitan dengan efek serta jasa lainnya, termasuk menerima deviden, bunga dan hak-hak lainya, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Bank kustodian mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam hal menyimpan, menjaga, dan mengadministrasikan kekayaan, baik dalam pencatatan serta pembayaran atau penjualan kembali suatu reksadana berdasarkan kontrak yang dibuat dengan manajer investasi. Bank kustodian dilarang terafiliasi dengan manajer investasi dengan tujuan untuk menghindari adanya benturan kepentingan dalam pengelolaan kekayaan reksadana.

2. Reksadana Syari’ah

a. Pengertian Reksadana Syari’ah

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Tentang Reksadana Syariah No. 20/DSN-MUI/IV/2001, Reksadana Syariah adalah Reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (Shahibul Mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul mal, maupun antara

26

Iggi H. Achsin, Investasi Syari’ah Dipasar Modal: Menggagas Konsep Dan Praktek Manajemen Portofolio Syari’ah, Jakarta, PT. Garamedia Pustaka Utama, 2000, cet ke-1. h.74


(40)

manajer investasi sebagai wakil shahibul maal dengan pengguna investasi.27

Reksadana Syariah, mengandung pengertian sebagai Reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat Islam. Reksadana Syariah, tidak menginvestasikan dananya pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam. Seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol, daging babi, rokok, dan tembakau, serta hiburan yang berbau maksiat.

b. Sifat-sifat Reksadana Syariah

Sebagaimana Reksadana Konvensional, berdasarkan sifatnya sebuah perusahaan investasi reksadana Syariah dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Reksadana Tertutup (Closed-end Fund)

Dikatakan reksadana tertutup setelah menawarkan unit penyertaan (berupa saham), yang jumlahnya tetap, reksadana ini menutup pintu bagi investor yang baru. Pada reksadana ini jual beli saham setelah penawaran umum perdana ( pasar sekunder ) dilakukan melalui bursa antara investor dengan investor lainnya. Sehingga closed-end Fund tidak melakukan pembelian kembali saham-saham

27

Dewan Syari’ah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: DSN-MUI dan Bank Indonesia, 2001), Edisi Ketiga h.115


(41)

yang telah dijual kepada investor. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi. Harga Reksadana Tertutup lebih banyak ditentukan oleh hokum permintaan dan penawaran, bukan semata-mata karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya. Sedangkan proses penerbitan dan pencatatan Reksadana Tertutup sama dengan perusahaan lain yang go public. Perbedaannya adalah bahwa hasil penjualan saham yang diperoleh Reksadana akan diinvestasikan disarana lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek yang harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai Aktiva Bersihnya.28 Sedangkan perusahaan lain digunakan untuk ekspansi, membayar hutang atau diinvestasikan kembali.

b. Reksadana Terbuka (Open end Fund)

Reksadana terbuka adalah perusahaan investasi yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari investor sampai sejumlah unit penyertaan yang sudah dikeluarkan. Berbeda dengan Reksadana tertutup, Reksadana Terbuka membuka pintu untuk membeli atau menjual kembali Unit penyertaan ( UP ).

Reksadana terbuka dapat menjual unit penyertaannya secara terus menerus sepanjang ada investor yang berminat membeli.

28Karakteristik Reksadana” http://id.wikipedia.org/wiki/Reksadana, diakses pada


(42)

Sebaliknya investor dapat menjual kembali unit penyertaannya kepada manajer investasi kapan saja diinginkan sesuai dengan nilai aktiva bersih pada saat itu. Reksadana yang berbentuk persero dapat bersifat tertutup maupun terbuka, sedangkan reksadana yang berbentuk KIK hanya dapat bersifat terbuka.29

Tabel 3. Perbedaan Reksadana Terbuka Dan Reksadana Tutup

Jenis Bentuk Satuan Investasi Penawaran

umum

Tercatat di Bursa Efek?

Transaksi setelah Penawaran Umum

Tertutup PT Saham Ya Ya Antar-Investor melalui

pialang

Terbuka PT Saham Ya Tidak Investor dengan Manajer

Investasi/Bank kustodian

KIK Unit penyertaan Ya Tidak Investor dengan Manajer

Investasi/Bank kustodian

c. Ciri-ciri dan Mekanisme Operasional Reksadana Syari’ah

1. Ciri-ciri operasional Reksadana Syariah

a. Mempunyai dewan pengawas syariah yang bertugas memberikan arahan kegiatan manajer investasi (MI) agar senantiasa sesuai dengan syariat Islam.

29”Perkembangan Reksadana”

//www.paninreksadana.com/edukasiperkembanganrd.php, diakses pada tanggal 12 Juni 2008


(43)

b. Hubungan antara investor dan perusahaan didasarkan pada system mudharabah, dimana satu pihak menyediakan 100 % modal (investor), sedangkan satu pihak lagi sebagai pengelola (manajer investasi).

c. Kegiatan usaha atau investasinya diarahkan pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariah Islam.

2. Mekanisme Operasional Reksadana Syariah

Dalam mekanisme kerja yang terjadi diReksadana ada tiga pihak yang terlibat dalam pengelolaan dana, yaitu :

a. Manajer Investasi sebagai pengelola investasi

Manajer investasi ini bertanggung jawab atas kegiatan investasi, yang meliputi analisa dan pemilihan jenis investasi, mengambil keputusan-keputusan investasi, memonitor pasar investasi, dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk kepentingan investor. Manajer investasi (perusahaan pengelola) dapat berupa: 1. Perusahaan efek, dimana umumnya berbentuk divisi tersendiri

atau PT yang khusus menangani Reksadana.

2. Perusahaan yang secara khusus bergerak sebagai perusahaan manajemen investasi (PMI) atau investment management company.


(44)

b. Bank Kustodian

Adalah bagian dari kegiatan usaha suatu bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan (save keeper) serta administrator reksadana. Dana yang terkumpul dari sekian banyak investor bukan merupakan bagian dari kekayaan manajer investasi maupun bank kustodian, tetapi milik para investor yang disimpan atas nama reksadana di bank kustodian. Baik manajer investasi maupun bank Kustodian yang akan melakukan kegiatan ini terlebih dahulu harus mendapat ijin dari BAPEPAM-LK.

c. Para pelaku (Perantara) dipasar modal (broker, underwriter) dan dipasar uang (bank) dan pengawas yang dilakukan oleh BAPEPAM-LK.30

d. Manfaat Dan Risiko Berinvestasi Melalui Reksadana Syariah

Berinvestasi melalui Reksadana memiliki banyak keuntungan bagi investornya, diantaranya:

a) Akses untuk beragam investasi

Tidak mudah bagi masyarakat untuk melakukan investasi secara langsung, karena adanya keterbatasan pengetahuan, keahlian yang dimiliki, dan juga faktor geografis. Reksadana dapat menjadi pilihan investasi yang efektif dan aman meskipun ada risikonya pula karena

30


(45)

melalui dana kolektif di Reksadana, investasi pada saham berkapitalisasi besar tetap dapat dilakukan.

b) Diversifikasi investasi

Diversifikasi terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan tingkat risiko. Reksadana melakukan Diversifikasi dalam berbagai instrument efek,baik saham, obligasi, dan yang lainnya, sehingga dapat memperkecil risiko karena tersebar dimana-mana.

c) Kemudahan investasi

Kemudahan investasi tercermin dari kemudahan pelayanan dalam pembelian maupun penjualan kembali unit penyertaan. Kemudahan lain yang didapatkan adalah investor dapat melakukan reinvestasi pendapatan yang diperolehnya sehingga unit penyertaan dapat terus bertambah.

d) Dikelola oleh manajemen professional

Fund Manager memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan portofolio di reksadana. Dengan demikian, mereka diharuskan memiliki keahlian khusus dalam hal pengelolaan dana. Seorang fund manager harus dapat melakukan riset, analisis, dan evaluasi secara terus menerus dalam menganalisis harga efek. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh investor secara individual mengingat keterbatasan waktu yang dimilikinya.


(46)

Tidak dapat dipungkiri bahwa berinvestasi di reksadana memberikan return yang sangat tinggi dibandingkan dengan deposito. Hal tersebut ditunjukkan oleh beberapa penelitian bahwa rata-rata reksa dana secara historis mempunyai kinerja yang baik. Namun demikian, risiko yang menyertainya juga tidak sedikit.31

Selain imbal hasil yang tinggi, perlu diingat bahwa berinvestasi di reksadana juga memiliki risiko. Adapun risiko yang akan dihadapi apabila berinvestasi di reksadana sebagai berikut :

1) Risiko berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

Hal ini disebabkan oleh turunnya harga dari efek-efek yang terdapat dalam portofolio reksadana (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya). Kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola dana juga berpengaruh terhadap berkurangnya NUP. 2) Risiko Likuiditas

Risiko ini berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi oleh pihak manajer investasi apabila sebagian besar pemegang unit penyertaan menjual kembali (redemption) unit-unit penyertaan yang dipegangnya. Sehingga pada saat yang bersamaan, pihak perusahaan kesulitan dalam menyiapkan dana untuk pembayaran tersebut secara tunai.

31


(47)

3) Risiko Wanprestasi

Risiko yang timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan pada saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Risiko-risiko lain yang dapat terjadi adalah risiko ekonomi, politik, pasar, inflasi, dan nilai tukar.

D. Kerangka Berpikir

Persepsi salah satu faktor penting yang mempengaruhi investor dalam berinvestasi pada Reksadana Syariah. Dengan demikian jika persepsi yang dimiliki investor tinggi, maka diasumsikan bahwa kepuasan berinvestasi pada Reksadana Syariah akan meningkat juga. Namun jika ternyata persepsi berinvestasinya rendah, maka yang terjadi pada kepuasan berinvestasi pada Reksadana Syariah akan mengalami penurunan. Dengan demikian, diduga terdapat hubungan antara persepsi investor dengan kepuasan berinvestasi.


(48)

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. BATASA CAPITAL

H. Latar Belakang

BATASA Capital didirikan pada tahun 2001 dengan nama PT Bakhtera Tjipta Sakti, yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 34, tanggal 9 Nopember 2001 (“Akta Pendirian”), dibuat dihadapan Yonsah Minanda, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C.14572 HT.01.01Th. 2001 tanggal 29 Nopember 2001, telah didaftarkan dalam Register di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan dengan No. TDP 090317434586, dengan Agenda Pendaftaran No. 1792/BH.09.03/XII/ 2001, tanggal 13 Desember 2001, dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 67, tanggal 22 Agustus 2003, dan Tambahan Berita Negara No. 7295.PT Bakhtera Tjipta Sakti diubah menjadi PT BATASA Capital berdasarkan Akta No. 24 tanggal 15 Januari 2003, yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi RI dengan Surat Keputusan No. C-01376 HT.01.04.TH.2003 tanggal 22 Januari 2003 dan telah didaftarkan dalam daftar perusahaan dengan TDP No. 090316734586, di kantor pendaftaran perusahaan kodya Jakarta Selatan dengan agenda pendaftaran No. 625/RUB.09.03/V/2003 tanggal 29


(49)

" "

Mei 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 67, tanggal 22 Agustus 2003, dan Tambahan Berita Negara No. 7297.

Anggaran Dasar Manajer Investasi telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Pernyataan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham No. 6, tanggal 7 April 2005, dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H, notaris di Jakarta, dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. C-UM.02.01.5739, tanggal 28 April 2005.

Akta pendirian selanjutnya telah diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Pernyataan Persetujuan Bersama Seluruh Pemegang Saham No. 18, tanggal 14 Pebruari 2008, dibuat dihadapan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta (“Akta No.18/2008”), yang telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHUH-AH.01.10-4424,tanggal 25 Pebruari 2008.

BATASA Capital adalah Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi berdasarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-05/PM/MI/2002/ tanggal 23 April 2002.32

Batasa Capital adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan dengan fokus pada asset management, investment banking, dan konsultan keuangan syariah. Batasa Capital berkomitmen untuk menjadi salah satu yang terbaik dalam bidang-bidang usahanya, baik ditingkat nasional, regional, maupun internasional. Batasa Capital menawarkan jasa-jasa keuangan meliputi asset management, investment banking, fixed income, dan konsultan keuangan syariah. Batasa Capital didukung oleh para professional yang berpengalaman dengan pengetahuan yang mendalam dalam bidangnya. Para pendiri, pemegang saham, komisaris, dan direksi Batasa Capital memiliki pengalaman kolektif selama lebih dari 50 tahun di pasar modal dan pasar uang nasional dan internasional.

I. Jasa dan Produk

Batasa Asset Management saat ini mengelola 3 (tiga) Reksa Dana yaitu Reksadana Batasa Equity Syari’ah, Reksa Dana Syari’ah Batasa Kombinasi Dan Reksa Dana Batasa Syari’ah 33

32


(50)

# #

1. Reksa Dana Batasa Equity Syariah

Reksa Dana Batasa Equity Syariah (“Batasa Equity Syari’ah“) adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dibuat berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya dibidang Reksadana. Kontrak Investasi Kolektif BATASA Equity dituangkan dalam akta nomor 47 tanggal 28 Maret 2008 yang dibuat didepan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan ditandatangani oleh dan antara BATASA Capital, sebagai Manajer Investasi dan PT. Bank Niaga, Tbk sebagai Bank Kustodian.

Batasa Equity Syariah bertujuan mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi dalam jangka panjang melalui penerapan manajemen Risiko kepada pemodala yang hendak mengikuti Syari’ah Islam. Target komposisi investasi

BATASA Equity Syariah adalah minimum 80% (delapan puluh persen) dan maksimal 95% ( sembilan puluh lima persen) dalam efek ekuitas yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah di pasar Modal, serta sisanya minimum sebesar 5% (lima persen) dan maksimal 20% (dua puluh persen) dalam instrument pasar uang yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam.

Unit Penyertaan Reksa Dana BATASA Equity Syariah akan ditawarkan secara terus menerus sampai dengan 1.000.000.000 (satu milyar)

33


(51)

& &

Unit Penyertaan. Manajer Investasi dapat menambah jumlah Unit Penyertaan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pemegang unit penyertaan menanggung biaya pembelian sebesar maksimal 2%, biaya penjualan kembali maksimal 3% untuk penjualan kembali dibawah 3 bulan, maksimal 1% untuk penjualan kembali antara 3 bulan samapai dengan satu tahun, dan 0% untuk penjualan kembali diatas 1 (satu) tahun, biaya pengalihan unit penyertaan sebesar maksimal 3% dari nilai transaksi.

Minimum penjualan awal adalah Rp. 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah ), dan pembeli selanjutnya sebesar Rp. 250.000 (dua ratus lima puluh ribu rupiah ).

2. Reksa Dana syariah Batasa Kombinasi

Reksa Dana syariah Batasa Kombinasi adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif ( KIK ) yang dibuat berdasarkan Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya dibidang Reksadana. Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana syariah BATASA Kombinasi dituangkan dalam akta nomor 12 tanggal 7 Maret 2007 yang dibuat didepan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan ditandatangani oleh dan antara BATASA Capital, sebagai Manajer Investasi dan Deutsche Bank AG Cabang Jakarta, sebagai Bank Kustodian.


(52)

' '

BATASA Kombinasi bertujuan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang optimal dalam jangka panjang kepada pemodal yang hendak mengikuti Syariah Islam dengan hasil investasi yang bersih dari unsur riba dan Gharar. Targer komposisi investasi Target komposisi investasi BATASA Kombinasi adalah minimum 5% (lima persen) dan maksimal 75% (tujuh puluh lima persen)dari nilai aktiva bersih dalam efek bersifat hutang yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam di Pasar Modal, minimum sebesar 5%(lima persen) dan maksimal 75% (tujuh puluh lima persen) dalam instrumen pasar uang yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah Islam.

Pada hari pertama penawaran, setiap Unit Penyertaan ditawarkan dengan harga penawaran sama dengan Nilai Aktiva Bersih awal yaitu sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah), selanjutnya harga Unit Penyertaan ditetapkan berdasarkan Nilai Ativa Bersih pada Hari Bursa yang bersangkutan.

Unit penyertaan Reksa Dana Syariah BATASA Kombinasi akan ditawarkan secara terus menerus sampai dengan 700.000.000 (tujuh ratus juta) Unit penyertaan. Manajer Investasi dapat menjumlah Unit Penyertaan setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bapepam L-K.

Minimum pembelian awal adalah Rp. 1000.000(satu juta rupiah), dan pembelian selanjutnya Rp. 1000.000 (satu juta rupiah).


(53)

( (

Reksa Dana Batasa Syariah (“BATASA Syari’ah“) adalah reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dibuat berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal beserta peraturan pelaksanaannya dibidang Reksadana. Kontrak Investasi Kolektif BATASA Syariah dituangkan dalam akta nomor 15 tanggal 7 Juli 2003 yang dibuat didepan Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta dan ditandatangani oleh dan antara BATASA Capital, sebagai Manajer Investasi dan PT. Bank Niaga, Tbk sebagai Bank Kustodian.

BATASA Syariah bertujuan untuk mempertahankan nilai modal, mendapatkan tingkat keuntungan yang optimal dalam jangka panjang kepada pemodal yang hendak mengikuti Syari’ah Islam dengan hasil investasi yang bersih dengan unsur riba dan gharar. Target komposisi investasi BATASA Syariah adalah minimum 70% (tujuh puluh persen ) dan maksimum sebesar 100% (seratus persen) dari nilai aktiva bersih dalam Efek bersifat hutang/investasi termasuk obligasi yang dilengkapi dengan Repurchase Agreement (REPO) dan instrumen pasar uang yang mengikuti Syari’ah Islam, serta sisanya minimum 0% (nol persen) dan maksimum 30% (tiga puluh persen) dalam Efek bersifat ekuitas yang mengikuti Syari’ah Islam.

Unit penyertaan Reksa Dana BATASA Syariah akan ditawarkan secara terus menerus sampai dengan 300.000.000 (tiga ratus juta) Unit penyertaan.


(54)

) )

Unit penyertaan BATASA Syari’ah ditawarkan dengan harga penawaran sama dengan Nilai Aktiva Bersih awal yaitu sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah), selanjutnya harga Unit Penyertaan ditetapkan berdasarkan Nilai Ativa Bersih pada Hari Bursa yang bersangkutan.

Pemegang unit penyertaan menanggung biaya pembelian sebesar maksimum 1% (satu persen), biaya penjualan kembali maksimum 0.5% (nol koma lima persen) dan biaya pengalihan Unit penyertaan sebesar maksimum 0.5% (nol koma lima persen). Minimum pembelian awal adalah Rp. 1000.000(satu juta rupiah), dan pembelian selanjutnya Rp. 1000.000 (satu juta rupiah).34

Divisi Investment Banking Batasa Capital menyediakan jasa advisory di bidang keuangan dan strategis perusahaan yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang di dalamnya termasuk pencarian dana melalui proses IPO maupun Private Placement dengan menggunakan instrumen keuangan ekuitas, surat hutang maupun instrumen keuangan ekuitas, surat hutang maupun instrument keuangan lainnya (Obligasi Konversi), penggabungan usaha (merger) dan akuisisi perusahaan, restrukturisasi kekayaan (asset) maupun restrukturisasi hutang dan jasa manajer investasi.

Dalam membantu klien untuk mendapatkan dana melalui proses IPO dan atau Private Placement Batasa Capital melaksanakan secara menyeluruh

34


(55)

,, ,

mulai dari proses persiapan, dokumentasi, pengembangan instrument keuangan yang tepat, aspek pemasaran (mencarikan investor) atau prose sindikasi baik dipasar modal domestic maupun pasar modal luar negeri, seperti Singapura, Hongkong, Timur Tengah dan aspek distribusi.

Batasa Capital juga memiliki kemampuan untuk menggalang komunikasi yang baik dan efektif antara emiten atau perusahaan yang mengeluarkan emisi instrument keuangan dan pihak investor sehingga diperoleh hasil yang optimal dalam arti memberikan keuntungan kepada investor maupun pihak emiten.

Tim Investmen Banking yang ada di Batasa Capital adalah tim yang sangat solid, anggota tim secara individu berpengalaman dan terkait langsung dengan perkembangan pasar modal di Indonesia dan pasar modal luar negeri. Para anggota tim adalah mereka yang ada dibalik cerita keberhasilan dan dinamika perusahaan-perusahaan efek yang mendominasi pasar modal di Indonesia dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Mereka adalah pionir dibidang pengembangan instrument keuangan baik konvensional maupun maupun instrument keuangan yang berbasis syariah. Masing-masing anggota memiliki rekam prestasi dalam proses emisi yang nilainya triliunan rupiah.

Selain itu, Devisi Fixed Income Batasa Capital telah membina jaringan dan hubungan yang kuat dengan institusi keuangan lain di Indonesia


(56)

-dan di luar Negeri. Perusahaan-perusahaan pemerintah -dan swasta -dan high net worthindividuals.

Instrument-instrumen Fixed Income dalam mata uang US Dollar yang diperdagangkan antara lain: Commercial Papers (CP), Promissory Notes (PN), Medium Term Notes (MTN), Floating Rate Notes (FRN), dan Eurobond, baik yang berkinerja baik maupun yang termasuk dalam kategori distressed asset. Instrumen fixed income dalam mata uang rupiah yang diperdagangkan antara lain Obligasi pemerintah, Obligasi Rekapitalisasi Perbankan (Recap Bonds), Commercial Paper (CP), Promissory Notes (PN), Medium Term Notes (MTN),Obligasi Korporasi, dan Repurchase Agreement (REPO).

Sejak Awal tahun 2004, Divisi Fixed Income Batasa Capital juga aktif dalam perdagangan Obligasi Syari’ah dalam mata uang rupiah, dan juga memperkenalkan dan memasyarakatkan investasi dalam Obligasi Syari’ah kepada Klien yang sudah terbina. Divisi Fixed Income Batasa Capital juga secara aktif memasyarakatkan investasi pada Obligasi Syariah berdenominasi US Dollar yang diterbitkan emiten dari Negara-negara Timur Tengah, Eropa, Malaysia, maupun dari Emiten Organisasi superanasional seperti Islamic Development Bank kepada Klien di Indonesia.35

J. Struktur Dan Manajemen

1. Dewan Pengawas Syari’ah

35


(57)

a. Ketua : Drs. H.A. Nazri Adlani b. Anggota : DR. H.M. Anwar Ibrahim

2. Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi

Dewan Komisaris :

a. Bakhtiar Rakhman (Komisaris Utama) b. Tjiptono Darmadji (Komisaris)

c. Nurhajanto (Komisaris) Dewan Direksi :

a. Ricky Dahlan (Direktur Utama) b. Ngurah Libra Utama (Direktur) c. Indra Widiarto (Direktur)

3. Komite Investasi

a. Ketua Komite : Bakhtiar Rakhman b. Anggota : Tjiptono Damadji

4. Tim Pengelola Investasi

a. Ketua Tim : Ricky Dahlan

b. Anggota : Ngurah Libra Utama c. Anggota : Indra Widiarto d. Anggota : Edy Mulyana


(58)

(59)

D. Kinerja Perusahaan

Reksa Dana Batasa Syariah telah menunjukkan bahwa prinsip investasi sesuai syariah yang melekat pada pengelolaan dananya bukan penghalang untuk menjadi yang terbaik, termasuk mengungguli reksa dana konvensional. Ketika terjadi pencairan (redemption) masal pada tahun 2005,reksa dana ini tetap mampu membukukan hasil investasi yang stabil. Sejak diluncurkan pada bulan Juli 2003, Batasa Syariah berhasil membukukan hasil investasi rata-rata Year on-Year sebesar 12.64%.

Pada akhir tahun 2005 pula, Batasa Syariah mampu menunjukkan prestasinya dipanggung internasional karena terpilih oleh Bloomberg LP sebagai reksa dana pendapatan tetap pencetak total return 1 tahun tertinggi ke-2 dari 413 bond funds di Asia Pasifik (termasuk Jepang).

Pada bulan September 2006, Karim Bussines Consulting, salah satu konsultan syariah ternama di Indonesia, melakukan riset dengan menggunakan data dari Bloomberg LP mengenai peringkat reksa dana pendapatan tetap di Asia Pasifik untuk total return 3 tahun dan hasilnya Batasa Syariah berhasil mendapat peringkat pertama.


(60)

Kinerja Batasa Syariah pun diakui di tingkat nasional. Majalah Investor dalam edisi No.164 yang terbit 28 Februari – 13 Maret 2007 telah memilih reksa dana pendapatan tetap terbaik No.1 untuk kinerja 1 tahun dan No.2 untuk kinerja 3 tahun dari seluruh reksa dana pendapatan tetap di Indonesia berdasarkan risk-adjusted return.

! " #

# !

$ % &

$ ' $

% & ()* + ( * (

! " # !"

$ % & #

! ' ( !& ! ! # #

" ) * % ) ! $ & # "


(61)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan, maka instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi investor dan kepuasan berinvestasi rekasadana syariah harus diuji validitas dan reliabilitas dari instrumen tersebut.

Selanjutnya hasil penelitian dideskripsikan yang ditujukan untuk memberikan gambaran umum berkenaan dengan distribusi/penyebaran data. Data mentah masing-masing variabel diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan diperoleh hasil distribusi frekuensi, histogram, nilai rata-rata, modus, median dan standar deviasi. Deskripsi data secara berurut dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Variabel Kepuasan berinvestasi di Reksadana Syariah (Y) dan Variabel Persepsi Investor (X)

K. Analisis Validitas dan Reliabilitas

Validitas

Salah satu ciri instrumen itu baik adalah apabila instrumen itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid atau shahih. Dalam penelitian ini dipergunakan validitas isi (content validity) yang berarti instrumen disusun sesuai dengan materi dan tujuan pengukuran variabel. Untuk perhitungan validitas digunakan rumus korelasi product moment36,

36


(62)

rhitung dikorelasikan dengan tabel product moment dengan dk = n – 2, dan taraf signifikan (α) = 5 % dengan kriteria uji:

Jika r hitung > r tabel, maka Ha diterima dan instrumen valid Jika r hitung < r tabel, maka Ha ditolak dan instrumen tidak valid

Dari hasil uji validitas terhadap 2 (dua) instrumen yang telah dibuat yaitu instrumen persepsi investor (variable X) dan instrumen kepuasan berinvestasi Reksadana syariah di PT Batasa Capital (Variabel Y) didapat hasil sebagai berikut:

a. Variabel Persepsi Investor (X)

Dari 20 (dua puluh) butir instrumen yang telah dibuat, maka butir yang dianggap tidak valid adalah butir nomor 7, 11 dan 17. dan sisanya dianggap sebagai butir instrumen yang valid. Butir instrumen yang tidak valid karena menghasilkan hasil perhitungan di bawah r tabel pada taraf signifikansi 5 % yaitu sebesar 0,349. Artinya butir instrumen yang valid adalah butir instrumen yang menghasilkan hasil perhitungan di atas taraf signifikansi 0,349. dengan demikian, semua instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur persepsi investor. Adapun hasil perhitungan terlampir dalam lampiran 1.


(63)

b. Variabel Kepuasan Berinvestasi Reksadana Syariah (Y)

Dari 30 (tiga puluh) butir instrumen yang telah dibuat, maka butir yang dianggap tidak valid adalah butir nomor 10, 11, 17 dan 26. dan sisanya dianggap sebagai butir instrumen yang valid. Butir instrumen yang tidak valid karena menghasilkan hasil perhitungan di bawah r tabel pada taraf signifikansi 5 % yaitu sebesar 0,349. Artinya butir instrumen yang valid adalah butir instrumen yang menghasilkan hasil perhitungan di atas taraf signifikansi 0,349. dengan demikian, semua instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur persepsi investor. Adapun hasil perhitungan terlampir dalam lampiran 1.

Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Alat evaluasi disebut reliabel jika instrumen tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil produktif. Jadi yang diperhitungkan di sini adalah ketelitiannya. Untuk setiap variabel instrumen dalam penelitian ini realibilitasnya menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

− − =

2 1

2

11 1

1 σ

σb k

k r


(64)

dimana :

r11 : Reliabilitas Instrumen k : Banyaknya butir pernyataan

%$b2 : Jumlah Varians butir

$12 : Varians total

Uji reliabilitas ini dilakukan terhadap butir instrumen yang telah dinyatakan sebagai instrumen yang valid. Dari hasil uji reliabilitas terhadap 2 (dua) instrumen yang telah dibuat instrumen persepsi investor (variable X) memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,835. sedangkan instrumen kepuasan berinvestasi Reksadana syariah di PT Batasa Capital (Variabel Y) memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,884. Hasil dari perhitungan reliabilitas tersebut dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup baik. Adapun perhitungan reliabilitas kedua variable tersebut terlampir dalam lampiran 2.

L. Deskripsi Data

Deskripsi Responden

Instrumen yang telah dibuat dan telah diuji validitas dan reliabilitasnya disebarkan kepada responden yang melakukan investasi Reksadana Syariah di PT Batasa Capital. Adapun deskripsi responden didasarkan pada hal-hal sebagai berikut :


(65)

Jenis kelamin

Responden yang didasarkan oleh jenis kelamin digambarkan pada grafik berikut :

Grafik Data Responden

Laki - Laki, 45, 64% Perempuan,

25, 36%

Laki - Laki Perempuan

Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah responden yang diminta untuk mengisi instrumen yang telah disediakan sebanyak 70 orang dengan rincian 45 orang laki-laki (64 %) dan 25 orang perempuan (36 %)

Jenis Rekening Rekasadana

Adapun responden yang didasrkan pada jenis rekening reksadana yang diinvestasikan digambarkan dalam grafik berikut :


(66)

Grafik

Jenis Rekening Reksadana Syariah Responden

Re ksadana Syariah BATASA Kombinasi

40%

Re ksadana BATASA

Syariah 26% Reksadana

BATASA Equi ty Syari ah 34%

Reksadana S yariah BATAS A Kombinasi Reksadana BATAS A S yariah

Reksadana BATAS A Equity S yariah

Dari grafik di atas diketahui bahwa jenis reksadana syariah yang dipilih oleh responden terdiri dari 3 (tiga) jenis reksadana, yaitu Reksadana Syariah BATASA Kombinasi dipilih oleh 40 % responden, Reksadana BATASA syariah dipilih oleh 26 % responden dan Reksadana BATASA Equity syariah dipilih oleh 34 % responden.

Kepuasan Berinvestasi Rekasadana Syariah (Y)

Instrumen Kepuasan berinvestasi Rekasadana Syariah yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya kemudian disebarkan kepada responden yang melakukan investasi di PT Batasa Capital. Dari hasil penyebaran instrumen yang telah dilakukan dapat digambarkan melalui distribusi frekuensi dari variabel Kepuasan berinvestasi di Reksadana Syariah adalah sebagai berikut :


(67)

Tabel 4

Distribusi Frekuensi Variabel Y

Frekuensi No Interval

Absolut Relatif (%)

1 57 - 63 2 3

2 64 - 70 2 3

3 71 - 77 8 11

4 78 - 84 15 21

5 85 - 91 15 21

6 92 - 98 16 23

7 99 - 106 12 17

Jumlah 70 100

Sumber Data : Hasil penyebaran instrumen Variabel Y dengan Program Microsoft Excel 2003

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas terlihat bahwa sebaran nilai kepuasan berinvestasi di Rekasadana Syariah berkisar antara 26 - 130. Hasil perhitungan data menunjukkan nilai terendah adalah 57 dan 106 adalah nilai tertinggi. Nilai rata-rata sebesar 87.86, median 88, modus sebesar 95, dan standar deviasi sebesar 12,45.

Dengan demikian, berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 21 % dari jumlah responden memperoleh skor rata-rata dari instrumen kepuasan berinvestasi reksadana syariah. 40 % memperoleh skor di atas nilai rata-rata dan 39 %

memperoleh skor di bawah nilai rata-rata.


(1)

# # #

Grafik Persamaan regresi

Linearitas antara variabel X dengan variabel Y

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 10 20 30 40 50 60 X

Y

Sumber Data : Persamaan regresi yang diolah dengan Program Microsoft Excel 2003

2. Uji Koefisien Korelasi

Perhitungan korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel Persepsi Investor Reksadana Syariah dengan Kepuasan berinvestasi di Reksadana Syariahmenghasilkan koefisien korelasi r (ry) sebesar 0.655 dan koefisien

determinasi (r2y1) sebesar 0.429 atau 42.9 %. Untuk mengetahui signifikansi

koefisien korelasi r yang telah diperoleh, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi dengan uji t.

Dari hasil uji t diperoleh perbandingan nilai t hitung 7.154 > ttabel (/ 0.05)


(2)

& & &

Grafik Penerimaan Uji t

Dari grafik di atas terlihat bahwa daerah penerimaan berada di sebelah kanan nilai 1,67 dan sebelah kiri -1,67. Dengan demikian Ho ditolak

dan H1 diterima. Berikut ringkasan analisis korelasi sederhana variabel X

dengan variabel Y dan uji signifikansi t : Tabel 8

Hasil analisis korelasi antara variabel X1 dengan variabel Y

Koefisien Koefisien t tabel

Variabel

Korelasi Determinasi t hitung 0.05 0.01

X dengan Y 0.655 42.9 7.154** 1.67 2.46

**Koefisien korelasi signifikan thitung > ttabel ( / 0.05) 1.68

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ry

signifikan dan persepsi investor reksadana syariah (X) memiliki sumbangan sebesar 42.9 % terhadap kepuasan berinvestasi di Reksadana Syariah(Y). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Persepsi Investor Reksadana Syariah (X) dengan Kepuasan berinvestasi di Reksadana Syariah(Y). Dengan demikian, semakin baiknya Persepsi Investor Reksadana Syariah, maka akan semakin meningkat Kepuasan investasi para investor di Rekasadana Syariah tersebut..

1,67 -1,67


(3)

' ' '

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian yang telah penulis kemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kepuasan berinvestasi pada Reksadana Syariah di PT Batasa Capital dipengaruhi oleh Persepsi Investor, karena semakin baik Persepsi Investor, maka tingkat kepuasan investor dalam berinvestasi akan semakin meningkat juga. Begitu juga sebaliknya semakin menurun Persepsi Investor, maka tingkat kepuasan dalam berinvestasi juga akan semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan adanya penelitian tentang hubungan antara variable tersebut yang memiliki korelasi sebesar 0.655. Adapun sumbangsih yang diberikan persepsi investor terhadap tingkat kepuasan berinvestasi reksadana syariah di PT Batasa Capital tersebut adalah sebesar 42,9 %. Artinya 57,1 % tingkat kepuasan berinvestasi reksadana di PT Batasa Capital diberikan oleh Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antarfaktor lain di luar persepsi tersebut. Dengan demikian, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara Persepsi Investor dengan Kepuasan berinvestasi pada Rekasadana Syariah di PT Batasa Capital.


(4)

( ( (

B. Saran-saran

Adapun saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Dalam penyusunan skripsi ini mungkin ada banyak hal yang belum sepenuhnya terselesaikan dengan baik, mengingat keterbatasan ruang dan waktu. Untuk itu, guna lebih mensinergikan upaya-upaya ini, ada beberapa hal yang penyusun anggap sebagai bahan acuan untuk penyusunan skripsi serupa. 2. Dalam upaya meningkatkan kepuasan investor dalam berinvestasi, perusahaan

harus mampu memberikan persepsi yang baik dan selalu memberikan yang terbaik bagi investornya serta diiringi sistem manajemen yang baik dan professional.


(5)

) ) )

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Karim

Ahmadi, Fahmi dan Indoyama. Instrumen penelitian “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat”

Arthesa, Ade dan Handiman, Edia. Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank, Jakarta: indeks kelompok Gramedia, 2006

Dewan Syari’ah Nasional Dan Majelis Ulama Indonesia. Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional, Cipayung Ciputat: CV. Gaung Persada, 2006

Dzajuli, H A. Dan Janwari, Yadi. Lembaga Lembaga Perekonomian Umat (sebuah pengenalan, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2002

Eduardus, Tandelilin. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE, 2001

Firdaus, M. Dkk. Investasi Halal Reksadana Syari’ah, Jakarta: Renaisan, 2005

Gozali, Ahmad. Halal, Berkah, BertambahMengenal Dan Memilih Produk Investasi Syari’ah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research jilid-2, Yogyakarta: Andi Offset, 2004

Irawan Handi. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2002.

Iggi H. Achsin, Investasi Syari’ah Di Pasar Modal: Menggagas Konsep Dan Praktek manajemen portofolio syari’ah, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002 J. Nugroho, Setiadi. Perilaku Konsumen Dan Implikasi Untuk Strategi Dan

Penelitian Pemasaran, Jakarta: Prana Media, 2003

Kotler dan Amstrong. Dasar-Dasar Pemasaran edisi ke-9 jilid 1, Jakarta: PT INDEKS kelompok Gramedia, 2003


(6)

,, ,,

Philip, Kotler. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, Dam Kontrol), jilid 2 Jakarta: Renhallindo, 1999

Pratomo, Eko Priyono dan Nugraha, Ubaidillah, Reksadana Solusi Perencanaan Invesrasi Di Era Modern, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002 )

PT. Batasa Capital. Batasa Capital The Profile, 2008 PT. Batasa Capital. Prospektus Reksadana, 2008

Purwanta, Wiji dan Fakhruddin, Hendy. Mengenal Pasar Modal, Jakarta: Salemba Empat, 2006Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, 1989

Santosa, Muwarni. Statistika Terapan (Tekinis Analisis Data), Program Pasca Sarjana UHAMKA 2006-2007

Simorangkir, OP. Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank, Bogor: Ghalia Indonesia , 2004

Sudarsono, Heri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi Dan Ilustrasi

revisi ke-2 Yogyakarta:EKONISIA Fak. Ek UII, 2007

Syahatan, Husein. BursaEfek: Tuntunan Islam Dalam Transaksi Dipasar Modal, Cet ke-1, Surabaya: Pustaka Progresif, 2004