Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Obligasi Di Indonesia (Studi Kasus Nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota Medan)
SKRIPSI
PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP OBLIGASI DI INDONESIA
(Studi Kasus Nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota Medan)
OLEH
TEGUH AKBAR NUGRAHA HARAHAP 080501010
PROGRAM STUDI STRATA 1 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Obligasi di Indonesia (Studi Kasus Nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota Medan)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang beraku.
Medan, 2013
Teguh Akbar Nugraha Harahap NIM. 080502034
(3)
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP OBLIGASI DI INDONESIA
( STUDI KASUS NASABAH PT. BANK MANDIRI TBK KOTA MEDAN )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi masyarakat terhadap obligasi di Indonesia (studi kasus pada nasabah PT Bank Mandiri Tbk Kota Medan ). Persepsi masyarakat adalah penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai pengambilan inisiatif dari proses komunikasi, sedangkan obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat diperjualbelikan, dimana obligasi itu berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linear sederhana. Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan diolah secara statistik dengan program SPSS for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat berpengaruh negatif dan dan tidak signifikan terhadap obligasi di Indonesia. Nilai t hitung variabel persepsi masyarakat adalah -1,409 dan nilai t tabel bernilai 1,980 sehingga t hitung < t tabel (-1.409 < 1,980) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 karena (0.162 > 0.05). Alasan utama persepsi nasabah terhadap obligasi masih rendah karena pengetahuan (wawasan) nasabah masih minim (mereka hanya mengenal obligasi hanya sekedar alternatif lain investasi selain dari produk tabungan dan deposito serta saham masih di minati), serta sosialisasi dan promosi oleh Bank masih perlu di tingkatkan.
(4)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Obligasi di Indonesia ( Studi Kasus Nasabah PT. Mandiri Tbk Kota Medan )”. Penulisan skripsi ini merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orangtua tersayang Ayahanda Zulfan Effendi Harahap dan Ibunda Setiawati atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayang serta kesabaran yang luar biasa yang tidak terhingga kepada penulis.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum. M.Ec, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, Mec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bimbingan dan saran.
3. Bapak Irsad, SE. M.Soc, Sc. Phd selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(5)
4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, Msi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis selama masa penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP selaku Dosen Pembaca Penilai Skripsi yang telah memberikan arahan dan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.
6. Terima kasih buat Utari Permata Indah atas doa, waktu, perhatian, dan motivasinya sehingga penulis dapat lebih semangat menyusun skripsi ini. 7. Terima kasih kepada Seluruh Staf dan nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota
Medan yang bersedia membantu meluangkan waktu dalam mendukung skripsi ini.
8. Seluruh Staf Pengajar dan seluruh Pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara terutama kak leni dan bang Sugi.
9. Kepada adik-adikku tersayang Tata, Citra dan Zihan terima kasih atas doa dan dukungan buat abang selama ini.
10. Kepada teman-teman di Ekonomi Pembangunan stambuk 2008.
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.
Medan, 2013 Penulis
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Uraian Teoritis ... 6
2.1.1. Pengertian Pasar Modal ... 6
2.1.2. Instrument Pasar Modal ... 8
2.2. Obligasi... 9
2.2.1. Pengertian Obligasi ... 9
2.2.2. Karakteristik Obligasi ... 10
2.3.2.1 Nilai Intrinsik ... 10
2.3.2.2 Tipe Penerbitannya ... 11
2.3.2.3 Call Provision ... 12
2.3.2.4 Bond Indenture ... 12
2.2.3. Jenis Obligasi ... 12
2.3.4. Yield Obligasi ... 16
2.3.5. Harga Obligasi ... 18
2.3.6. Kelebihan dan Kelemahan Obligasi ... 19
2.3. Persepsi Masyarakat ... 13
2.3.1. Pengertian Persepsi ... 23
2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 24
2.3.3. Pengukuran Persepsi ... 25
2.4. Faktor-Faktor Persepsi Masyarakat Terhdap Obligasi. . 26
2.4.1. Obligasi Lebih Aman dari Saham ... 27
2.4.2. Tingkat Hasil Lebih Tinggi daripada Deposito .... 28
2.4.3. Suku Bunga ... 29
2.4.4. Peringkat Obligasi ... 30
2.5. Penelitian Terdahulu ... 31
2.4. Kerangka Konseptual ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1. Jenis Penelitian ... 36
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
3.3. Batasan Penelitian ... 36
3.4. Definisi Penelitian ... 36
3.5. Skala Pengukuran Penelitian ... 39
3.6. Populasi dan Sample Penelitian ... 39
(7)
3.8.Metode Pengumpulan Data ... 41
3.9.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 41
3.10.Metode Analisis Data ... 42
a. Analisis Deskriptif ... 42
b. Analisis Linear Sederhana... 43
c. Uji Hipotesis ... 43
1. Uji Parsial (Uji T)... 43
2. Koefisien Determinasi (R2) ... 44
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1. Sekilas Tentang Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46
4.1.2Visi dan Misi Perusahaan ... 46
4.1.3Budaya PT Bank Mandiri Tbk ... 46
4.1.4. Susunan Kepengurusan PT. Bank Mandiri Tbk ... 47
4.1.5. Produk Tabungan PT. Bank Mandiri Tbk ... 49
4.1.6. Investasi PT. Bank Mandiri Tbk ... 52
4.2 Analisis dan Pembahasan ... 56
4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 57
1. Deskriptif Responden ... 58
2. Deskriptif Variabel ... 62
4.2.2 Metode Analisis Statistik ... 68
1.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 69
2.Regresi Linier Sederhana ... 70
3. Uji Hipotesis ... 71
a.Uji Parsial (Uji t) ... 71
b. Koefisien Determinasi (R2) ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
5.1Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
LAMPIRAN ... 81
(8)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
1.1 Definisi Operasional Variabel ... 38
4.1 Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin ... 57
4.2 Karakteristik Responden berdasarkan usia ... 58
4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ... 59
4.4 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ... 60
4.5 Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan ... 61
4.6 Karakteristik Responden berdasarkan sumber informasi ... 62
4.7 Distribusi Jawaban Responden atas variabel bebas ... 63
4.8 Distribusi Jawaban Responden atas variabel terikat ... 66
4.9 Uji validitas dan reliabilitas ... 68
4.10 Uji validitas dan reliabilitas ... 69
4.11 Reliability statistics ... 69
4.12 Metode enter... 70
4.13 Coefficients variabels ... 70
4.14 Uji Parsial (Uji t) ... 73
(9)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman 1. Kerangka Konseptual ... 35
(10)
ABSTRAK
PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP OBLIGASI DI INDONESIA
( STUDI KASUS NASABAH PT. BANK MANDIRI TBK KOTA MEDAN )
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh persepsi masyarakat terhadap obligasi di Indonesia (studi kasus pada nasabah PT Bank Mandiri Tbk Kota Medan ). Persepsi masyarakat adalah penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai pengambilan inisiatif dari proses komunikasi, sedangkan obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat diperjualbelikan, dimana obligasi itu berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode regresi linear sederhana. Penelitian ini menggunakan data skunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan diolah secara statistik dengan program SPSS for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat berpengaruh negatif dan dan tidak signifikan terhadap obligasi di Indonesia. Nilai t hitung variabel persepsi masyarakat adalah -1,409 dan nilai t tabel bernilai 1,980 sehingga t hitung < t tabel (-1.409 < 1,980) dan nilai signifikan 0,000 < 0,05 karena (0.162 > 0.05). Alasan utama persepsi nasabah terhadap obligasi masih rendah karena pengetahuan (wawasan) nasabah masih minim (mereka hanya mengenal obligasi hanya sekedar alternatif lain investasi selain dari produk tabungan dan deposito serta saham masih di minati), serta sosialisasi dan promosi oleh Bank masih perlu di tingkatkan.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya dunia investasi. Hal inilah yang kemudian membuat para pengelola dana ramai-ramai menciptakan berbagai produk untuk ditawarkan kepada masyarakat, baik melalui pasar uang ataupun pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dapat diartikan pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries) yang menunjang perekonomian, selain itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien (Tandelilin, 2001: 13).
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain instrumen ekuitas seperti saham dan instrumen hutang seperti obligasi. Baik instrumen saham maupun obligasi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, masyarakat sebagai investor akan menetapkan berbagai kriteria dalam melakukan keputusan investasinya. Berbagai hal yang dapat mempengaruhi keputusan masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan keputusan investasinya di pengaruhi oleh persepsi mereka.
Menurut Rangkuti (dalam Marbun, 2012:75), persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasikan, serta mengartikan stimulus yang
(12)
diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Persepsi masyarakat terhadap obligasi umumnya merupakan salah satu investasi yang diminati oleh pemodal dibandingkan saham. Obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten penerbit obligasi, oleh karena itu emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang obligasi berupa kupon yang dibayarkan secara periodik terhadap investor (Tandelilin, 2001: 135).
Bila dibandingkan, saham dinilai sebagai instrumen investasi yang memiliki resiko yang jauh lebih tinggi daripada obligasi, dikarenakan bahwa nilai dari saham memiliki tingkat fluktuatif yang sangat tinggi (saham pada jam pembukaan bursa efek dengan jam penutupan memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk mempunyai nilai yang berbeda) disebabkan oleh karena selain dipengaruhi oleh perusahaan sendiri namun juga banyak faktor pasar lainnya yang menentukan fluktuasi dari nilai saham itu sendiri, sementara obligasi memiliki tingkat fluktuatif yang relatif rendah.
Masyarakat dengan prinsip konservatif yang lebih menyukai pendapatan tetap, maka obligasi menjadi pilihan berinvestasi seperti masyarakat dengan keperluan pensiun. Keuntungan bunga atau kupon yang diberikan obligasi cenderung tetap. Dengan berinvestasi di instrumen pendapatan tetap, dana pensiun masyarakat akan lebih aman. Selain itu, masyarkat memandang obligasi menjadi salah satu alternatif yang mendasari perusahaan publik atau institusi pemerintah menerbitkan obligasi sebagai alternatif pembiayaan jangka menengah dan panjang seperti ekspansi usaha, pembelian mesin baru, investasi baru atau membiayai
(13)
infrastuktur pembangunan, karena tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada tingkat bunga pinjaman bank, sedangkan sisi investor juga diuntungkan karena dapat memberikan tingkat return yang lebih tinggi dari deposito bank (Edward, 2007 ).
Obligasi sendiri dapat diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia adalah goverment bond ,sementara obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan berbentuk Badan UsahaMilik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta adalah obligasi korporasi (corporate bond ). Adanya pilihan obligasi tersebut, menjadi pertimbangan masyarakat. Menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo pasar obligasi domestik saat ini dalam kondisi baik sehingga mengundang para investor dalam negeri untuk berinvestasi di obligasi seperti Surat Utang Negara. Adanya Imbal hasil yang menarik, fundamental ekonomi yang kuat dan kebijakan makroekonomi yang prudent menjadi stimulus tersendiri yang menyakinkan masyarakat untuk berinvestasi
Tingginya minat masyarakat terhadap obligasi juga di buktikan dengan semakin meningkatnya pembelian Obligasi Pemerintah (ORI 009), hal tersebut dipaparkan Direktur Ritel Banking PT ANZ Indonesia Anthony Soewandi, dibuktikan dari penjualannya yang mencapai 81% dalam tiga hari dari target transaksi pembelian oleh PT Bank ANZ Indonesia. Dalam tiga hari sudah terjual Rp325 miliar dari target yang ditetapkan Menteri Keuangan sebesar Rp397 miliar. Apabila dibandingkan dengan penjualan ORI 008 tahun lalu, ANZ berhasil menjulai ORI 008 sebesar Rp100 miliar dalam waktu empat hari, sedangkan ORI 009 terjual Rp325 miliar dalam waktu tiga hari. Dari data tersebut dapat dilihat
(14)
animo masyarakat sangat meningkat terhadap ORI di tengah-tengah volatilitas pasar. Hal tersebut menunjukkan masyarakat cenderung mencari investasi yang menguntungkan dan aman, sehingga kerugian dapat diantisipasi apabila terjadi gejolak pasar. Selain itu, edukasi tentang berinvestasi di obligasi juga semakin banyak diketahui masyarakat, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan untuk menginvestasikan uangnya, tidak hanya tabungan, deposito dan saham
Fakta lain yang ikut membentuk persepsi masyarakat terhadap obligasi adalah pemegang obligasi memiliki hak pertama atas aset perusahaan jika perusahaan tersebut mengalami likuidasi. Hal tersebut terjadi karena perusahaan telah ada kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi yang telah dibeli oleh pemegang obligasi (Brigham dan Houston, 2009: 379).
Meskipun obligasi dianggap sebagai investasi yang aman, namun tetap obligasi juga memiliki risiko. Salah satu risiko adalah risiko gagal bayar. jika suatu emiten gagal bayar, investor akan menerima pengembalian obligasi lebih sedikit dari yang dijanjikan. Hal lain yang membentuk persepsi masyarakat terhadap obligasi juga tergantung dari kondisi ekonomi makro, karena harga obligasi sangat tergantung dari tingkat bunga yang berlaku ataupun kebijakan inflasi yang ditentukan pemerintah, serta dalam hal peringkat obligasi.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka dilakukan penelitian dengan judul penelitian ini adalah “ Pengaruh Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Obligasi di Indonesia ( Studi Kasus Nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota Medan )”.
(15)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang judul diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh persepsi masyarakat kota Medan terhadap obligasi di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan persoalan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh persepsi masyarakat terhadap obligasi di Indonesia 1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan dalam menetapkan strategi investasi dan nilai tambahpengelolaan obligasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan pola pikir peneliti terutama berkaitan dengan obligasi di Indonesia, serta menjadi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(16)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan bagian dari pasar finansial, yaitu yang berhubungan dengan supply dan demand akan dana jangka panjang. Dengan demikian, pasar modal juga menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal tersebut tercermin dalam penyediaan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang mempunyai kelebihan dana) ke
borrower (pihak yang memerlukan dana). Pihak yang berlebihan dana (lender) mengharapkan imbalan investasi atas dana yang diinvestasikannya. Pihak yang memerlukan dana (borrower) memperoleh manfaat atas dana yang diperoleh dari para lender untuk suatu investasi atau perluasan usahanya tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan (Syahyunan, 2004:1).
Fungsi keuangan yang dilakukan oleh pasar modal adalah dalam penyediaan dana yang dilakukan oleh lender untuk digunakan oleh para borrower. Para lender ini memberikan dana kepada borrower tanpa harus harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan oleh borrower. Adanya fungsi – fungsi tersebut di atas, maka pasar modal memiliki daya tarik bagi tarik bagi para investor (pemodal) untuk menanmkan dananya dan bagi perusahaan yang memerlukan dana. Bagi pihak yang memerlukan dana, pasar modal ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembiayaan perusahaan selain dari bank.
(17)
Adapun bagi para pemodal, pasar modal ini dapat digunakan sebgai alternatif penenaman dana mereka selain diinvestasikan si aktiva riil maupun bank.
Menurut (Tandelilin, 2001:13) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dapat diartikan pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries) yang menunjang perekonomian, selain itu pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien.
Di dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pengertian pasar modal dijelaskan lebih spesifik sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek. Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Chandra, 2001).
Pada beberapa literatur terdapat banyak pengertian mengenai pasar modal, namun secara umum pasar modal dapat di definisikan pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibel, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi (put atau call).
(18)
2.1.2. Instrumen Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2001: 18) jenis instrumen pasar modal dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Saham
Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Keuntungan yang diperoleh dari saham dikenal dengan nama Deviden.
2. Obligasi
Obligasi merupakan sekuritas yang memberikan pendapatan tetap kepada pemiliknya. Pada saat membeli obligasi, investor sudah mengetahui berapa bunga yang akan diperolehnya, serta berapa pembayaran kembali nilai par (par value) pada saat jatuh tempo.
3. Reksadana
Reksadana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk digunakan sebagai modal investasi baik di pasar modal atau pasar uang.
4. Instrumen Derivatif (Opsi dan Futures)
Instrumen Derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari sekuritas lain, sehingga sekuritas ini sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang menjadi patokan. Ada beberapa sekuritas derivatif seperti waran, right issue, opsi dan futures.
(19)
2.2. Obligasi
2.2.1. Pengertian Obligasi
Perkataan obligasi berasal dari bahasa Belanda “obligatie” yang secara harfiah berarti hutang atau kewajiban. Selain itu, obligasi masiha dalam bahasa Belanda dapat berarti suatu hutang (schuldrief). Dalam pengertian surat hutang ini obligasi dalam terminology hukum Belanda kerap pula disebut dengan istialh “obligatie leasing” yang berarti secarik bukti pinjaman uang yang dikeluarkan oleh suatu perseroan atau badan hukum lain yang dapat diperdagangkan sengan menyerahkan surat tersebut. Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi perusahaan. Pada prinsipnya penerbitan obligasi berarti penerbitan surat utang yang mengandung kewajiban memberikan pembayaran tingkat suku bunga serta pelunasan pokok pinjaman.
Menurut Tandelilin (2001:19), obligasi adalah surat utang jangka panjang dengan nilai nominal (nilai pari/par value) dan waktu jatuh tempo tertentu yang diterbitkan oleh suatu lembaga. Sedangkan definisi lain dari obligasi menurut Hanafi (2004: 113) obligasi adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau negara, dengan jangka waktu bermacam-macam yaitu ada yang relatif berjangka waktu pendek seperti satu tahun, dan ada yang berjangka waktu panjang, seperti 30 tahun dan bahkan ada obligasi dengan jangka waktu yang tidak terbatas. Dapat dikatakan obligasi didalamnya mengandung suatu perjanjian yang mengikat kedua belah pihak, antara pemberi pinjaman dan penerima
(20)
pinjaman. Harga dari obligasi ini ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.
Obligasi dikenal dengan memberikan pendapatan tetap (fixed income securities) bagi pemegangnya. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan penerbit (emiten) obligasi berkewajiban untuk membayarkan bunga dalah jumlah tertentu secara periodik selama obligasi tersebut belum jatuh tempo, dan juga melakukan pembayaran kembali nilai prinsipal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo yang ditentukan.
2.2.2. Karekteristik Obligasi
Tandelilin (2001: 136) mengatakan secara umum karakteristik yang melekat pada obligasi dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
2.2.2.1Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik merupakan nilai teoritis dari obligasi. Nilai intrinsik ini akan berubah seiring dengan berjalannnya waktu, besarnya coupon rate, dan nilai nominalnya. Nilai intrinsik = f (coupon rate, nilai par/nilai nominal, dan waktu).
a. Kupon (coupon rate) : Besarnya pendapatan bunga tetap secara periodik yang diperoleh oleh pemilik obligasi selama umur obligasi. Misalnya perusahan menerbitkan obligasi dengan coupon rate sebesar 20% yang dibayarkan setiap tahun selama 10 tahun, maka pemegang obligasi akan memperoleh pembayaran bunga 20% x Rp 1 juta =Rp 200.000,00 setiap tahun selama 10 tahun.
(21)
b. Nilai Par : Harga pokok obligasi yang ditentukan emiten pada saat obligasi tersebut ditawarkan kepada investor (harga nominal). Misalnya suatu obligasi mempunyai nilai par/nominal sebesar Rp 1juta, maka pada saat jatuh tempo pemegang obligasi akan memperoleh uang pengembalian sebesar Rp 1 juta dari pihak penerbit obligasi (diluar bunga ).
c. Waktu jatuh tempo (Maturity) : Suatu rentang waktu sejak emisi sampai pelunasan nilai nominalnya. Misalnya jangka waktu obligasi adalah 10 tahun, diterbitkan tahun 2001, pada tahun 2011 (sepuluh tahun mendatang) emiten akan melunasi obligasi yang jatuh tempoh sebesar nilai nominal.
2.2.2.2Tipe Penerbitannya
Ada tidaknya jaminan (colateral) dan urutan klaim yang berbeda-beda. Emiten dapat menerbitkan obligasi dengan jaminan asset riil dan
asset financial tertentu yang dimilikinya atau tanpa jaminan jika emiten tersebut sudah memiliki kredibilitas yang baik Emiten juga dapat menerbitkan obligasi dengan urutan klaim yang berbeda-beda. Obligasi senior yaitu obligasi yang memberikan hak prioritas pertama atas klaim asset perusahaan ketika terjadi permasalahan likuiditas. Obligasi subordinat/junior yang memberikan hak kepada pemiliknya setelah klaim obligasi senior terpenuhi.
(22)
2.2.2.3Call Provision
Call provision adalah hak emiten untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Call provision akan dilaksanakan jika ada penurunan tingkat suku bunga (r < coupon rate) yang menyebabkan harga obligasi naik melebihi harga nominalnya.
2.2.2.4 Bond Indenture
Bond Indenture adalah dokumen legal yang berisi hak-hak bond holder dan emiten yang biasanya berisi maturity, besarnya coupon/bunga dan jadwal pembayarannya.
2.2.3 Jenis Obligasi
Menurut Tandelilin (2001:138) dalam prakteknya terdapat berbagai jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar yang masing-masing memiliki karakter tersendiri seperti berikut:
1. Obligasi dengan jaminan (Mortgage bond)
Obligasi yang diterbitkan oleh emiten dengan jaminan suatu asset riil ataupun /financial asset lainnya yang bisa berupa tanah dan bangunan,peralatan (permesinan, mobil/peralatan lainnya) serta surat-surat berharga lainnya. Jika terjadi gagal bayar dimana emiten gagal melakukan kewajibannya atas coupon dan nilai pokok (default risk), pemegang obligasi berhak mengambil alih asset tersebut.
(23)
2. Obligasi tanpa jaminan (Unsecured bonds)
Obligasi yang diterbitkan oleh emiten tanpa adanya jaminan asset riil ataupun /financial asset.
3. Obligasi Konversi
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversi obligasi tersebut dengan sejumlah saham dengan harga yang ditetapkan, sehingga pemegang obligasi memiliki kesempatan memperoleh capital gain.
4. Obligasi dengan bunga tetap (Fixed rate bond)
Obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu obligasi tersebut (biasanya 5-10 tahun). Bunga yang dibayarkan mungkin setiap semester atau setiap tahun.
5. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (Floating rates bond) Jenis kedua obligasi yang menawarkan suku bunga mengambang, biasanya dikombinasikan dengan suku bunga tetap (fixed rates) dimana coupon rate ditawarkan sebesar suku bunga deposito perbankan ditambah dengan prosentase tertentu.
6. Obligasi tanpa kupon (Zero coupon bond)
Obligasi dengan tingkat bunga nol/ tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi jenis ini biasanya dijual dengan diskon (dibawah harga nominalnya) pada awal periode kemudian dilunasi penuh sesuai dengan nilai nominalnya pada akhir periode.
(24)
7. Callable dan Putable bond
Callable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada emitennya untuk melunasi obligasi tersebut sebelum jatuh tempo pada harga call (lebih tinggi dari harga par yang telah ditetapkan. Biasanya dilakukan jika terjadi penurunan suku bunga yang menyebabkan kenaikan harga obligasi. Sedangkan putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjualnya/ menerima pelunasan sesuai nilai par sebelum jatuh tempo.Biasanya dilakukan jika terjadi kenaikan suku bunga yang menyebabkan penurunan harga obligasi.
8. Junk bonds adalah obligasi yang memberikan coupon rate yang tinggi
tetapi memiliki resiko gagal bayar yang juga tinggi. Biasanya diterbitkan oleh emiten suatu rencana merger/akuisisi.
Sejalan dari jenis obligasi di atas, Brigham dan Houston (2009: 346) obligasi diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Obligasi Pemerintah (teasury bonds)
Obligasi pemerintah adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah pusat. Jenis obligasi pemerintah di Indonesia seperti :
a. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan.
b. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN;
(25)
c. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel;
d. Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut "obligasi syariah" atau "obligasi sukuk", sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah.
2. Obligasi Perusahaan (Corporate bond)
Corporate bond adalah obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Perusahaan yang dimaksud dapat berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ataupun perusahaan swasta. Indeks obligasi swasta ini termasuk yang dibuat oleh Lehman Brothers Corporate Bond Index dan Dow Jones Corporate Bond Index. Indeks obligasi yang dikenal di Indeks Obligasi Indonesia yang diterbitkan ole
3. Obligasi Pemerintah Daerah (municipal bonds)
Obligasi pemerintah daerah adalah obligasi yang diterbitkan pemerintah negara bagian atau pemerintah lokal. Di Indonesia, obligasi pemerintah daerah sering berasal dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
4. Obligasi Luar Negeri (forgein bonds)
Obligasi Luar Negeri adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah luar negeri ataupun perusahaan asing.
(26)
2.2.4 Yield Obligasi
Menurut Tandelilin (2001: 140) dua istilah terkait dengan pendapatan suatu obligasi yaitu, yield obligasi (bond yield) dan bunga obligasi (bond interest rate). Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor yang tidak bersifat tetap, karena yield obligasi akan sangat tergantung return yang disyaratkan investor. Sementara bunga (kupon) obligasi bisa diartikan sebagai hasil atau imbalan yang dibayarkan oleh pihak yang meminjamkan dana, dalam hal emiten (penerbit) obligasi, kepada pihak yang memberikan pinjaman dana.
Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.
1. Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
Current yield = ����� ��ℎ����
����� ��������
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000, maka:
Current Yield = Rp 170.000.000 atau Rp 980.000.000 98%
17%
(27)
2. Sementara itu yiled to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
YTM approximation = C +
R – P n
x 100%
2 R + P
Keterangan: C = kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value
P = harga pembelian (purchase value) Contoh:
Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya?
C = 16%
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun R = 94.25%
P = 100%
YTM approximation = 16 + 3.853
100 – 94.25
(28)
2.2.5 Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1. Par (nilai Pari)
Par adalah harga obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2. at premium (dengan Premi)
At premium adalah harga obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta.
3. at discount (dengan Discount)
at discount adalah harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
2.2.6 Kelebihan dan Kelemahan Berinvestasi Obligasi
Investor mempunyai pilihan atas masing-masing sekuritas yang akan dipilih dalam melakukan investasi di pasar modal, salah satunya adalah obligasi. Berikut yang dipertimbangkan dari kelebihan obligasi, yaitu :
(29)
1. Pendapatan tetap (fixed income securities)
Pendapatan tetap yang diterima dari investasi obligasi adalah berupa kupon dan pokok obligasi. Bunga/kupon obligasi merupakan kewajiban perusahaan yang diberikan kepada investor atas pinjaman yang telah diberikan. Bagi investor kupon obligasi memberikan keuntungan atas dana yang telah diinvestasikan. Dibandingkan dengan bunga deposito, bunga yang ditawarkan obligasi pada umumnya relatif lebih tinggi (Edward, 2007). Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menarik minat investor untuk berinvestasi pada obligasi. Jika dibandingkan dengan saham, jika pasar berjalan dengan baik, saham memiliki potensi untuk meningkat baik secara nilai (capital gain) maupun secara nilai dividen yang dibagikan, berbeda dengan obligasi yang nilai dari return yang diberikan akan tetap. Hal ini terjadi dikarenakan saham mendapat return berupa persentase laba sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki, sehingga dalam perhitungan apabila tingkat laba meningkat maka presentase dividen juga akan meningkat, sementara obligasi mempunyai angka pasti tingkat pengembalian.
2. Hak klaim pertama
Obligasi memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan saham. Apabila emiten atau penerbit obligasi mengalami likuidasi atau bangkrut maka pemegang obligasi sebagai kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan. Hal tersebut dikarenakan emiten telah terikat kontrak atas kewajiban pelunasan terhadap pihak pemegang
(30)
obligasi. Pemegang saham mendapat bagian atas aset perusahaan jika obligasi sudah terbayar semua. Namun tidak menutup kemungkinan aset perusahaan tidak mampu melunasi semua obligasi yang beredar. Oleh karena itu, investasi obligasi dan saham juga memiliki risiko tetapi risiko obligasi relatif lebih kecil dibanding saham ( Maharti, 2011).
3. Konversi saham
Keuntungan lain dari obligasi yaitu obligasi dapat dikonversikan menjadi saham. Konversi ini hanya dapat dilakukan pada jenis obligasi tertentu yaitu convertible bond. Menurut Tandalilin (2001:138), pemegang obligasi yang telah mengkonversi obligasi ke saham pada harga tertentu, maka pemegang obligasi akan memperoleh kesempatan untuk memperoleh capital gain.
Meskipun termasuk surat berharga dengan tingkat risiko yang relative rendah, namun obligasi tetap mengandung beberapa risiko antara lain:
1. Default Risk (Risiko gagal bayar)
Risiko default merupakan risiko yang ditanggung investor atas ketidakmampuan emiten melunasi obligasi pada waktu yang ditetapkan dalam kontrak perjanjian obligasi. Menurut Tandelilin (2004:174) besarnya risiko gagal bayar sangat tergantung pada kinerja emiten yang menrbitkan obligasi tersebut dalam pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok. Dampak yang ditimbulkan dari risiko default adalah harga obligasi perusahaan menurun tajam. Selain itu, perusahaan yang
(31)
mengalami gagal bayar kurang diminati investor karena risiko yang ditanggung investor terlalu besar.
3. Perubahan Tingkat Bunga
Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan perubahan tingkat suku bunga. Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga; artinya jika suku bunga naik maka harga obligasi akan turun. Sebaliknya, jika suku bunga turun maka harga obligasi akan naik. Investor obligasi harus jeli memperkirakan tingkat suku bunga sedemikian sehingga ia dapat memperkirakan apakah terus memegang suatu obligasi, membeli obligasi baru atau menjual obligasi yang dipegang saat ini. Perdagangan obligasi sangat dipengaruhi tingkat suku bunga. Jika tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka nilai obligasi menjadi turun, yang berarti obligasi akan dijual dengan diskon atau dijual lebih murah.
4. Risiko Pembelian Kembali (Call Risk)
Risiko obligasi ini ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis
feature call, kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah dari obligasi sebelumnya.
(32)
5. Biaya Investasi
Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain. Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar (Kevin Wahyono, 2012).
6. Risiko Likuidasi (Liquidity risk)
Risiko likuidasi (liquidity risk) adalah risiko tidak likuidnya obligasi di pasar sekunder. Obligasi tidak semuanya menarik investor untuk membelinya, karena ketika obligasi itu ada masalah atau pasar masih belum paham dengan keberadaan obligasi, maka pemodal mengalami kesulitan untuk melikuidnya menjadi dana sehingga tidak memiliki kemampuan pembayaran bunga dan pokok pinjaman.
7. Inflasi
Kondisi ekonomi mengalami inflasi, suku bunga akan cendrung mengalami peningkatan. Tingkat inflasi nantinya akan mempengaruhi tingkat suku bunga pasar selanjutnya tingkat bunga tersebut akan mempengaruhi harga dan yield obligasi (Tandelilin, 2001:170).
8. Risiko Nilai Tukar Mata Uang (Foreign exchange risk)
Yaitu risiko perubahan dalam nilai tukar, khususnya untuk surat utang yang diterbitkan dalam mata uang asing. Risiko ini dapat terjadi pada obligasi yang dibeli dalam satuan mata uang asing. Contoh: dolar AS Jika investor membeli obligasi pada satuan dolar AS maka kupon yang diterima juga dalam bentuk dolar AS. Apabila kondisi ekonomi
(33)
semakin menguatkan nilai rupiah maka kupon yang akan diterima akan semakin kecil dalam bentuk rupiah.
2.3 Persepsi Masyarakat
2.3.1 Pengertian Persepsi Masyarakat
Seorang pakar organisasi bernama Robbins (2007:169) mengungkapkan bahwa Persepsi dapat didefinisikan sebagai proses dengan mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.
Sejalan dari defenisi diatas, Rangkuti dalam Marbun (2012:75) persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasikan, serta mengartikan stimulus yang diterima melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Maka dari beberapa defenisi diatas secara umum, peneliti membuat kesimpulan tentang persepsi adalah adalah penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia, sebagai suatu fungsi biologis (melalui organ-organ sensoris) yang memungkinkan individu menerima dan mengolah informasi dari lingkungan dan mengadakan perubahan-perubahan di lingkungannya.
Arti masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dalam satu kesatuan dalam tatanan sosial masyarakat. Pendapat yang dikemukakan oleh Ralph Linton dalam Harsojo ( 1997 : 144 ) menyatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga
(34)
mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Dari defenisi tersebut, penulis menyimpulkan bahwa masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup secara bersama-sama dan saling berhubungan. Artinya bahwa setiap individu manusia yang satu sadar akan adanya individu yang lain dan memperhatikan kehadiran individu tersebut. Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka penulis memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana sekelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu, memberikan tanggapan terhadap hal-hal yang dianggap menarik dari lingkungan tempat tinggal mereka.
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Tentu ada faktor yang mempengaruhinya. Faktor faktor itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberikan interprestasi yang berbeda tentang yang dilihatnya. Menurut Siagian (1995) secara umum terdapat 3 faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Pertama, diri orang yang bersangkutan sendiri atau pengetahuan yang dimiliki. Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusa memberikan interprestasinya tentang apa yang dilihat nya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual dan pengetahuan yang turut berpengaruh seperti sikap, motif, minat, pengalaman, dan harapannya.
Kedua sasaran persepsi tersebut.Sasaran ini mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat – sifat sasaran itu biasanya terhadap persepsi orang yang
(35)
melihatnya. Hal – hal lain yang ikut menetukan persepsi seseorang adalah gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri – ciri lain dari sasaran persepsi. Ketiga faktor situasi. Faktor ketiga yang turut berperan dalam membentuk persepsi seseorang adalah faktor situasi. Dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus secara konstektual artinya perlu dalam situasi yang mana suatu persepsi itu timbul.
2.3.3 Pengukuran Persepsi
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan perspsi dapat diukur, dimana sikap obyek diterjemehkan dalam sistem angka. Dua metode pengukura sikap terdiri dari metode self report dan pengukuran involuntary behavior.
Self report mrupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat mengetahui pendapat atau sikapnya.
Sedangkan pengukuran involuntary behavior dilakukan jika memang diingikan atau dapat dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap di pengaruhi kerelaan responden. Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadapreaksi – reaksi fisiologis tampa disadari oleh individu yang bersangkutan. Observer dapat menginterprestasikan sikap atau persepsi individu mulai dari facial reaction, voice tones, body gasture, keringat,
(36)
Menurut Azwar (2003) skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Pernyataan sikap terdiri dari dua macam yaitu pernyataan favorable (mendukung atau memihak) unfavorable ( tidak mendukung atau tidak memihak) pada objek sikap.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Masyarakat Terhadap Obligasi
2.4.1 Obligasi Lebih Aman dibandingkan Saham
Investasi merupakan langkah penanaman modal di suatu proyek, perusahaan, atau instrumen investasi lainnya yang berfungsi untuk meningkatkan aktiva/untuk memperoleh keuntungan. Bentuk dari investasi sendiri dibagi menjadi 2 macam; jangka pendek dan jangka panjang, serta ada investasi beresiko tinggi dan resiko rendah. Berikut kita akan membahas 2 macam instrumen investasi yang umum dipergunakan oleh para investor yaitu Saham dan Obligasi. Berdasarkan risiko nya, masyarakat memandang bahwa obligasi jauh lebih aman dibandingkan saham. Saham sebagai instrumen investasi memiliki resiko yang jauh lebih tinggi daripada obligasi, dikarenakan bahwa nilai dari saham memiliki tingkat fluktuatif yang sangat tinggi (saham pada jam pembukaan bursa efek dengan jam penutupan memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk mempunyai nilai yang berbeda) disebabkan oleh karena selain dipengaruhi oleh perusahaan sendiri namun juga banyak faktor pasar lainnya yang menentukan fluktuasi dari nilai saham itu sendiri, sementara obligasi memiliki tingkat fluktuatif yang relatif rendah karena return yang diberikan juga tidak terlalu
(37)
tinggi, berbeda dengan saham yang memiliki tingkat return yang relatif tinggi juga risiko yang lebih tinggi.
Jika pasar berjalan dengan baik, saham memiliki potensi untuk meningkat baik secara nilai (capital gain) maupun secara nilai dividen yang dibagikan, berbeda dengan obligasi yang nilai dari return yang diberikan akan tetap. Namun, pada kondisi pasar yang sulit, saham dapat memberikan tingkat kerugian yang cukup tinggi daripada obligasi, dengan semakin menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi maka dividen yang akan didapatkan oleh investor juga akan menurun dengan drastis begitu pula dengan jatuhnya nilai perusahaan di pasar juga akan berpengaruh besar terhadap capital gain saham yang anda pegang. Sementara obligasi, dengan adanya patokan tingkat pengembalian dari awal, tingkat bunga /return yang dijanjikan tidak akan berubah.
Menurut Brigham dan Houston (2004: 344) banyak investor memandang sekuritas pemerintah seperti obligasi pemerintah sebagai tempat yang aman untuk menginvestasikan dana. Namun demikian, masyarakat yang cendrung memilih tipe yang risk taker atau tipe investor yang suka tingkat keuntungan yang cukup tinggi di atas rata-rata keuntungan normal sehingga harus siap mendapatkan potensi tingkat risiko yang tinggi juga maka memilih saham sebagai pilihan. Namun, masyarakat yang cendrung konservatif yang mengharapkan tingkat keuntungan yang relatif sedikit dan lebih aman cenderung akan mendapatkan tingkat risiko yang relatif kecil maka akan cendrung memilih obligasi sebagai pilihan investasi.
(38)
2.4.2 Tingkat Hasil Relatif Lebih Tinggi di Bandingkan Deposito
Obligasi dan deposito merupakan instrumen yang memberikan pendapatan yang bersifat tetap. Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan pihak bank. Namun jika dibandingkan dengan deposito, bunga yang ditawarkan obligasi relatif lebih tinggi daripada deposito. Tingkat suku bunga bank yang rendah mengakibatkan pemodal beralih ke investasi lain dan lebih tertarik pada obligasi yang memberikan pendapatan dalam jumlah yang lebih besar ( Maharti, 2011).
Hal yang sama juga diungkapkan Edward (2007) pertimbangan yang mendasari perusahaan–perusahaaan publik atau institusi pemerintah menerbitkan obligasi sebagai alternative pembiayaan jangka menengah dan panjang (ekspansi usaha, pembelian mesin baru, investasi baru atau membiayai project- project
infrastuktur pembangunan) adalah karena tingkat bunga obligasi lebih rendah daripada tingkat bunga pinjaman bank. Pada sisi investor juga diuntungkan karena dapat memberikan tingkat return yang lebih tinggi dari deposito. Sebagai illustrasi, apabila tingkat bunga deposito 9% dan perusahaan meminjam dari bank, perusahaan mungkin harus membayar bunga 15% per tahun. Apabila perusahaan dapat menerbitkan obligasi dengan coupon rate sebesar 11% dan terjual pada harga nominal, maka perusahaan dapat menghemat biaya dana sebesar 4% dikurangi biaya emisi dan administrasi lainnya. Bagi masyarakat/investor juga memperoleh manfaat karena memperoleh keuntungan sebesar 11% per tahun yang
(39)
lebih tinggi dari tingkat deposito perbankan dengan resiko yang relatif sama antara perbankan dan emiten.
2.4.3 Suku Bunga (Interest Rate)
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam persen (Tri Rahayu dan Pranowo, 2012). Kewajiban pembayaran tingkat suku bunga obligasi (kupon) dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan bersama sebelumnya, bila dilakukan triwulanan atau semesteran. Ketetapan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.
Untuk menarik investor obligasi maka diberikan insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik setiap tahunnya. Besarnya tingkat suku bunga dipakai oleh pembeli obligasi sebagai benchmark dasar tingkat return yang diharapkan dan pada sisi emiten sebagai besarnya biaya modal. Tingkat suku bunga pasar dalam hal ini dapat berupa SBI rate atau suku bunga pasar pada umumnya. Perubahan tingkat suku bunga akan di proxy dari perubahan SBI rate karena setiap ada issu/ rencana perubahan pada SBI rate sudah langsung direspon oleh perubahan harga sekuritas.
Menurut Tandelilin (2001: 159) bahwa hubungan suku bunga dengan obligasi adalah berlawanan arah, yaitu semakin meningkatnya (menurunnya) suku bunga, semakin menurunnya (menaiknya) nilai emisi obligasi. Pasar obligasi umumnya akan menarik bila kondisi ekonomi cendrung menurun. Dalam
(40)
pertumbuhan ekonomi lambat, tingkat suku bunga akan turun dan harga obligasi akan naik. Hal yang sama juga diungkapkan Edward (2007) dalam penelitiannya menjelaskan selama umur obligasi besarnya interest rate dapat berubah sesuai kondisi perekonomian secara keseluruhan. Dari sisi emiten jika suku bunga turun, beban biaya modal akan berkurang sehingga perusahaan akan melakukan ekspansi/investasi baru (dengan emisi obligasi baru atau credit baru) sehingga terjadi ekspektasi kenaikan pendapatan perusahaan. Ekspektasi yang positif ini menyebabkan nilai perusahaan naik sehingga terjadi peningkatan harga securitas (obligasi). Sebaliknya jika suku bunga naik, beban biaya modal dan operational cost akan naik sehingga pendapatan operasional (EBIT) emiten akan turun.
Dari sisi investor pada saat tingkat suku bunga mengalami kenaikan sementara besarnya coupon rate tetap (fixed income bond), maka return riil dari investor relatif lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga pasar. Hal ini akan menyebabkan terjadi aksi jual obligasi sehingga harga obligasi turun .Sebaliknya pada saat suku bunga turun, besarnya coupon rate tetap, return riil dari investor akan lebih besar/ naik sehingga terjadi aksi beli obligasi yang menyebabkan harga obligasi naik.
Dari penjelasan di atas, hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi merupakan informasi penting bagi masyarakat yang mendasari pandangan mereka terhadap sekuritas obligasi. Walaupun dalam kenyataannya masyarakat tidak dapat mempengaruhi tingkat dan arah perubahan bunga pasar. Tetapi dengan memahami hubungan tingkat bunga dan obligasi maka masyarakat dapat mengendalikan dampak perubahan tingkat suku bunga tersebut.
(41)
2.4.4 Peringkat Obligasi
Dalam investasi, peringkat (rating) merupakan salah satu hal yang sangat penting karena menentukan suatu perusahaan / negara bisa mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi atau tidak dan berapa besar kupon atau imbal hasil yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Dalam investasi, baik saham, reksa dana ataupun obligasi, perubahan rating terutama rating suatu negara bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi arah investasi. Untuk itu, sedikit banyak investor perlu mengetahuinya.
Selain faktor–faktor yang telah disebutkan, penyebab resiko pada investasi obligasi adalah faktor internal perusahaan berupa dana tidak terbayar tepat waktu sesuai jatuh temponya.Dengan demikian pemegang obligasi mungkin menghadapi tidak terbayarnya bunga dan pokok pinjaman (default risk).Untuk mengantisipasi hal tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan informasi pemeringkatan obligasi (Brigham dan Houston, 2004:375).
2.5 Penelitian Terdahulu
Lubis (2009) melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito dan GDP Terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia ”. Variabel bebas yang digunakan adalah Nilai Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP sedangkan variabel terikatnya adalah Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis OLS (Ordinary Least Square). Penelitian ini menyimpulkan bahwa Nilai Kurs memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, Suku bunga SBI memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap peningkatan
(42)
permintaan Obligasi Swasta di Indonesia, GDP memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia dan variabel Nilai Kurs, Suku Bunga SBI dan GDP secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap peningkatan Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia.
Penelitian Siahaan (2008) meneliti tentang “Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Penerbitan Obligasi Pemerintah dalam Rangka Rekapitulasi Perbankan” . Variabel bebas dalam penelitian tersebut adalah Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI sedangkan variabel terikatnya adalah Penerbitan Obligasi Pemerintah. Penelitian tersebut menggunakan Metode Analisis OLS (Ordinary Least Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada obligasi pemerintah Indonesia.
Edward (2007) meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan Harga Obligasi ”. Penelitian ini menjelaskan sebuah obligasi dapat dihitung dengan mengetahui karakteristik yang melekat pada obligasi tersebut seperti coupon rate, sisa jatuh tempo/maturity, tingkat suku bunga pasar pada umumnya serta tingkat keuntungan yang diharapkan. Estimasi/perkiraan harga ke depan sebuah obligasi dapat dilakukan dengan mengetahui besaran-besaran variable ekonomi makro dan tendensi perubahan ke depannya seperti trend nilai kurs Rp/$, tingkat inflasi, SBI rate serta kebijakan pemerintah lainnya. Hasilnya menunjukkan kurs Rp/$, tingkat inflasi, dan coupon rate berpengaruh positif terhadap harga obligasi.
(43)
Chambali (2008) meneliti tentang “ Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Berinvestasi Sukuk ”. Penelian ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berinvestasi pada sukuk. Sukuk (obligasi berbasis syariah ) memiliki lima atribut yang melekat yaitu tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba), pengenalan pajak religius atau pemebrian sedekah (zakat), pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem nilai Islam. Peneliti memilih penelitian Chambali sebagai penelitian terdahulu karena penelitian tersebut hampir mendekati judul penelitian ini ( Analisis Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Obligasi di Indonesia). Hal yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah jenis investasinya yaitu sukuk (obligasi syariah) dan obligasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket tertutup untuk menjaring data risiko investasi (X1) dan atribut instrumen Islami (X2), serta angket tertutup untuk menjaring data Minat Berinvestasi (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikat antara risiko investasi dan atribut produk Islami terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi pada sukuk.
2.6 Kerangka Konseptual
Terdapat berbagai macam sekuritas di dalam pasar modal Indonesia, salah satunya adalah obligasi. Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan masyarakat sebagai investor di pasar modal ataupun bagi perusahaan untuk mendapatkan dana bagi perusahaan. Pada prinsipnya penerbitan obligasi berarti penerbitan surat utang yang mengandung kewajiban memberikan pembayaran tingkat suku bunga serta pelunasan pokok
(44)
pinjaman. Obligasi dapat diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Perkembangan pasar obligasi Indonesia yang terus berkembang dan
Umumnya masyarakat hanya tahu bahwa obligasi memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon. Hal ini merupakan ciri utama obligasi, dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi (Tandelilin, 2001: 135). Disisi lain menurut persepsi mereka berinvestasi dengan menggunakan instrumen obligasi sebenarnya tidak jauh berbeda dengan berinvestasi dalam deposito bank, dalam pembelian obligasi anda hanya akan mendapatkan bunga yang tetap secara berkala, hingga pada waktu jatuh tempo pembayaran penerbit obligasi tersebut harus membayar sesuai dengan nilai dari obligasi tersebut beserta seluruh bunga yang harus diberikan bahkan bunga yang ditawarkan obligasi, umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito (Edward, 2007).
fundamental ekonomi yang kuat serta kebijakan makroekonomi yang prudent membantu menyakinkan masyarakat memilih obligasi sebagai salah satu alternatif investasi.
Fakta lain yang ikut membentuk persepsi masyarakat terhadap obligasi adalah masyarakat memandang dari segi keamanan maka obligasi dinilai jauh lebih aman dibandingkan dengan saham. Jika dibandingkan dengan saham maka saham cendrung memiliki resiko yang jauh lebih tinggi daripada obligasi, dikarenakan bahwa nilai dari saham memiliki tingkat fluktuatif yang sangat tinggi dan banyak faktor pasar lainnya yang menentukan fluktuasi dari nilai saham itu sendiri, sementara obligasi memiliki tingkat fluktuatif yang relatif rendah dengan tingkat keuntungan obligasi (return) juga tidak setinggi saham (Wahyuno, 2011).
(45)
Fakta lain yang ikut membentuk persepsi masyarakat terhadap obligasi adalah keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). Disamping penghasilan berupa kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibandingkan dengan harga belinya maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan
capital gain. Dalam setiap investasi untuk mendapatkan keuntungan selalu muncul potensi adanya risiko kerugian yang akan timbul apabila target keuntungan investasi tersebut tidak sesuai dengan yang direncanakan dan yang diinginkan. Setiap tindakan investasi mempunyai tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda-beda. Menurut Brigham dan Houston (2009:379) memandang obligasi tetap mengandung beberapa risiko. Risiko tersebut antara lain default risk yaitu risiko ketidakmampuan penerbit obligasi untuk membayar bunga dan/atau pokok obligasi. Liquidity risk yaitu risiko tidak likuidnya obligasi di pasar sekunder serta interest rate risk yaitu risiko pergerakan suku bunga yang dapat mempengaruhi harga obligasi di pasar sekunder.
Dari penjelasan di atas, adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini :
Sumber : Brigham dan Houston (2009:379), Edward (2007), Tandelilin (2001: 135) dan Wahyuno (2011) .
Gambar 1
Kerangka Konseptual Penelitian
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu melakukan analisis hanya sampai dengan tarap deskriptif yaitu dengan menyajikan fakta serta sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Penelitian berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesa, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Medan dimana kuesioner di berikan kepada nasabah PT. Bank Mandiri Tbk kota Medan. Penelitian ini dilakukan di bulan april 2013 sampai dengan selesai.
3.3 Batasan Operasional
Pembahasan skripsi pada pokok permasalahan yang terdiri dari 1(satu) variabel bebas dan 1 (satu) variabel. Variabel bebas ( independent ) adalah persepsi masyarakat (X), sedangkan variabel terikatnya adalah obligasi (Y) pada nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota Medan.
(47)
3.4 Definisi Operasional Variabel
Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel dari suatu faktor yang berkaitan dengan variabel faktor lainnya. Dalam penelitian ini variabel yang menjadi objek penelitian sbb:
1. Variabel Bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat. Persepsi masyarakat (X) adalah penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah obligasi (Y). Obligasi adalah surat utang jangka menengah-panjang yang dapat diperjualbelikan, dimana obligasi itu berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
(48)
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Pengukuran Persepsi masyarakat (X) penafsiran berdasarkan data-data yang diperoleh dari lingkungan yang diserap oleh indera manusia sebagai pengambilan inisiatif
dari proses komunikasi.
a. investasi yang menguntungkan
dan aman
b. Pengaruh Deposito bank umum
c. Default risk
d. Risiko likuiditas obligasi
e. Tingkat suku
bunga BI f. Tingkat inflasi
Skala Likert
Obligasi (Y)
surat utang jangka menengah-panjang
yang dapat diperjualbelikan,
dimana obligasi itu berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada
pihak pembeli obligasi tersebut.
a. pendapatan tetap (fixed income)
b. Pilihan Obligasi beragam
c. Peringkat Obligasi
Skala Likert
Sumber : Brigham dan Houston (2009:379), Edward (2007), Tandelilin (2001: 135) dan Wahyuno (2011) diolah penulis.
(49)
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji pada setiap jawaban akan diberi skor ( Sugiono, 2008:132 ).
Pembagiannya adalah :
1. Sangat setuju : diberi skor 5 2. Setuju : diberi skor 4 3. Kurang setuju : diberi skor 3 4. Tidak setuju : diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju : diberi skor 1
Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah kategori jawaban yang tersedia.
3.6. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2006:74) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi didalam penelitian ini adalah nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Kota Medan.
Desain pengambilan sampel yang digunakan probability sampling.
Probability sampling adalah teknik sampling ( teknik pengambilan sampel ) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling (Sugiyono, 2006: 74). Untuk menentukan
(50)
jumlah sampel yang diambil digunakan rumus Slovin, dengan tingkat kesalahan 10 % ( Umar, 2008: 108).
Rumus Slovin :
�
=
�
1+
�
(
�
)
2Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi
e = Tingkat kesalahan (10%)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Staf PT. Bank Mandiri Tbk rata-rata jumlah nasabah PT. Bank Mandiri Tbk dalam sebulan diperkirakan 1600 orang. Dari rumus di atas, maka jumlah sampel menjadi :
�= 1600 1 + 1600(0,1)2
= 94, 12 dibulatkan menjadi 95 Orang 3.7. Sumber Data
Penelitian menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer yaitu :
Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer di peroleh dengan cara
(51)
memberikan daftar pertanyaan atau koesioner dan melakukan wawancara atau interview.
b. Data Sekunder yaitu :
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk di isi oleh para nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Medan.
b. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada nasabah PT. Bank Mandiri Tbk Medan.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas
Dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak di gunakan dalam penelitian. Valid berarti pertanyaan tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama ( Sugiyono, 2006:109).
(52)
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :
Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi dalam mengukur gejala yang sama (Sugiyono, 2006:110). Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian menggunakan SPSS (Statistic Product and Service Solution) for windows.
3.10. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua metode analisis yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi. Kedua analisis tersebut bertujuan untuk menguji hubungan antara variabel dependen dan variabel independen dari penelitian ini.
a. Analisis Deskriptif
Metode analisis dekriptif adalah metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
(53)
b. Regresi Linear Sederhana
Digunakan karena jumlah variabel bebas dan variabel terikatnya tidak lebih dari satu dan untuk melihat bagaimana pengaruh persepsi masyarakat terhadap obligasi di Indonesia yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + Bx + e Keterangan :
Y = Obligasi di Indonesia X = Persepsi Masyarakat a = Konstanta
e = Standart Error
c. Uji Hipotesis
1. Uji Signifikan Individual/ Uji Parsial ( Uji-t )
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Adapun uji t menggunkan langkah-langkah sebagai berikut :
H0: bi= 0 ; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan
persepsi masyarakat secara parsial terhadap obligasi di Indonesia .
H1: bi
≠
0 ; artinya terdapat pengaruh yang signifikanpersepsi masyarakat secara parsial terhadap obligasi di Indonesia .
(54)
Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel
pada tingkat signifikan (
α
) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika -ttabel < thitung < ttabelH1 diterima jika - t
pada α = 5% tabel > thitung > ttabel pada α = 5%
2. Koefisien Determinasi (��)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase kemampuan model dalam menerangkan variabel
terikat. Koefisien Determinasi berkisar antara nol sampai satu ( 0 ≤ R2 ≥1).
Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (persepsi masyarakat ) adalah besar terhadap variabel terikat ( obligasi di Indonesia ). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil (Sugiyono, 2006:186).
(55)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sekilas Tentang Perusahaan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Selain itu, Bank Mandiri berhasil mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi menggantikan core banking system legacy yang terpisah.
(56)
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan a. Visi PT. Bank Mandiri Tbk
Adapun visi PT. Bank Mandiri Tbk adalah menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.
b. Misi PT. Bank Mandiri Tbk
Adapun misi PT. Bank Mandiri Tbk yaitu :
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
2. Mengembangkan sumber daya manusia professional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
4.1.3 Budaya PT. Bank Mandiri Tbk
Nilai Budaya PT. Bank Mandiri Tbk yaitu : 1. Trust
Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
2. Iintegrity
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
(57)
3. Professionalism
Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.
4. Customer Focus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
5. Excellence
Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara terus-menerus.
4.1.4 Susunan Kepengurusan PT. Bank Mandiri Tbk 1. Jajaran Direksi
Posisi Nama
Direktur Utama Zulkifli Zaini
Wakil Direktur Utama Riswinandi
Direktur Institutional Banking Abdul Rachman Direktur Risk Management Sentot A. Sentausa Direktur Micro & Retail Banking Budi G. Sadikin Direktur Compliance & Human Capital Ogi Prastomiyono Direktur Finance & Strategy Pahala N. Mansury Direktur Corporate Banking Fransisca N. Mok
(58)
Direktur Commercial & Business Banking Sunarso
Direktur Technology & Operations Kresno Sediarsi Direktur Treasury, Financial Institution & Special
Asset Management
Royke Tumila
2. Jajaran Dewan Komisaris
Posisi Nama
Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen
Edwin Gerungan
Wakil Komisaris Utama Muchayat
Komisaris Mahmuddin Yasin
Komisaris Cahyana Ahmad Jayadi
Komisaris Independen Pradjoto
Komisaris Independen Gunarni Soeworo
Komisaris Independen Krisna Wijaya
4.1.5 Produk Tabungan PT. Bank Mandiri Tbk 1. Mandiri Tabungan
Mandiri Tabungan adalah produk tabungan dari bank mandiri dengan setoran awal sebesar Rp 500.000,-. Pembukaan rekening, penyetoran maupun penarikan dana tabungan dapat dilakukan di seluruh Cabang Bank Mandiri. Mandiri Tabungan juga dilengkapi dengan Mandiri Debit yang berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit yang dapat digunakan untuk
(1)
Variabel terikat (Y) adalah Obligasi di Indonesia
Responden
Item Pertanyaan (Obligasi di Indonesia)
Jumlah
1
2
3
4
5
6
1
5
5
2
5
3
5
25
2
5
5
3
5
4
4
26
3
5
5
3
4
4
5
26
4
5
5
2
5
4
4
25
5
4
4
3
5
3
4
23
6
4
4
2
4
4
4
22
7
4
5
3
5
5
4
26
8
4
5
3
4
5
5
26
9
5
4
2
4
3
5
23
10
4
4
3
4
5
4
24
11
5
5
3
4
3
4
24
12
3
3
2
3
2
4
17
13
4
4
3
4
2
4
21
14
4
4
2
4
5
4
23
15
4
4
3
4
3
4
22
16
5
5
2
5
5
4
26
17
5
5
2
5
2
5
24
18
5
5
4
4
2
3
23
19
5
4
2
5
3
5
24
20
5
5
3
5
5
4
27
21
5
5
3
5
5
5
28
22
5
5
2
5
2
4
23
23
5
5
3
5
2
4
24
24
5
5
3
5
5
4
27
25
5
5
3
4
3
4
24
26
5
5
4
5
5
4
28
27
4
4
4
4
5
4
25
28
5
4
2
4
3
5
23
29
4
4
2
4
5
4
23
30
4
4
3
4
5
4
24
31
4
4
3
4
2
3
20
32
3
4
4
3
3
4
21
33
4
4
4
4
1
4
21
34
4
4
3
4
2
5
22
(2)
36
5
4
3
5
2
3
22
37
5
4
3
5
5
5
27
38
5
5
4
5
3
4
26
39
4
4
2
3
5
4
22
40
5
4
4
4
5
5
27
41
5
4
3
5
3
4
24
42
5
4
4
4
5
4
26
43
4
4
3
4
5
4
24
44
3
4
2
4
3
4
20
45
5
4
4
4
1
4
22
46
4
4
3
4
5
4
24
47
4
5
2
4
3
3
21
48
5
5
3
4
5
4
26
49
4
4
2
4
3
4
21
50
3
4
4
4
5
4
24
51
4
5
2
4
3
5
23
52
3
3
3
4
5
5
23
53
2
4
4
3
3
5
21
54
4
4
2
2
5
5
22
55
4
5
2
4
3
5
23
56
4
1
3
4
4
4
20
57
5
4
2
4
3
5
23
58
5
4
2
4
3
5
23
59
4
4
4
4
3
5
24
60
4
3
3
4
4
5
23
61
4
4
3
4
4
4
23
62
4
4
4
4
4
4
24
63
4
4
3
3
5
19
64
4
2
3
4
3
4
20
65
5
5
2
5
4
4
25
66
5
4
2
4
3
4
22
67
5
4
2
5
3
4
23
68
5
4
2
5
3
4
23
69
4
4
2
4
4
4
22
70
4
4
3
4
4
4
23
71
5
5
3
5
4
4
26
72
3
4
3
5
4
4
23
(3)
75
3
4
3
5
4
4
23
76
3
3
5
4
3
4
22
77
3
5
3
4
4
4
23
78
3
4
3
3
3
5
21
79
1
2
3
2
3
4
15
80
1
3
3
4
3
4
18
81
3
3
3
5
3
4
21
82
1
4
3
3
4
4
19
83
5
3
2
4
3
4
21
84
5
3
5
3
3
4
23
85
3
3
3
4
4
3
20
86
3
3
3
3
4
4
20
87
3
4
3
4
4
4
22
88
4
3
3
4
4
1
19
89
5
3
3
4
4
5
24
90
4
5
3
3
4
4
23
91
2
4
3
3
4
4
20
92
2
5
3
4
4
4
22
93
2
5
3
4
4
4
22
94
3
3
3
4
3
4
20
95
4
4
3
4
4
4
23
Sumber :Hasil data penelitian 2013 (diolah)
3.
DATA STATISTIK ( SPSS )
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
(4)
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
60.2000 24.579 4.95775 14
Sumber :Hasil SPSS data penelitian 2013 (diolah)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.875 14
Sumber :Hasil SPSS data penelitian 2013 (diolah)
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
VAR00001 4.6333 .49013 30
VAR00002 4.4333 .50401 30
VAR00003 4.5333 .50742 30
VAR00004 4.4000 .49827 30
VAR00005 4.1333 .81931 30
VAR00006 4.0000 .83045 30
VAR00007 4.2667 .58329 30
VAR00008 4.3333 .47946 30
VAR00009 4.3667 .55605 30
VAR00010 4.3667 .55605 30
VAR00011 4.1000 .40258 30
VAR00012 4.2333 .43018 30
VAR00013 4.3333 .54667 30
VAR00014 4.0667 .63968 30
(5)
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 55.5667 22.323 .435 .872
VAR00002 55.7667 22.392 .405 .873
VAR00003 55.6667 21.954 .498 .869
VAR00004 55.8000 21.890 .524 .868
VAR00005 56.0667 19.375 .629 .863
VAR00006 56.2000 19.407 .613 .865
VAR00007 55.9333 20.685 .670 .860
VAR00008 55.8667 22.533 .399 .873
VAR00009 55.8333 21.316 .575 .865
VAR00010 55.8333 20.626 .721 .858
VAR00011 56.1000 22.921 .388 .873
VAR00012 55.9667 21.895 .621 .865
VAR00013 55.8667 21.430 .563 .866
VAR00014 56.1333 20.809 .576 .865
Sumber :Hasil SPSS data penelitian 2013 (diolah)
Variables Entered/Removedb
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 persepsi_masyar
akata
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: obligasi
(6)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .145a .021 .010 3.19974
a. Predictors: (Constant), persepsi_masyarakat
Sumber :Hasil SPSS data penelitian 2013 (diolah)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 20.320 1 20.320 1.985 .162a
Residual 952.164 93 10.238
Total 972.484 94
a. Predictors: (Constant), persepsi_masyarakat b. Dependent Variable: obligasi
Sumber :Hasil SPSS data penelitian 2013 (diolah)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 27.508 2.423 11.353 .000
persepsi_masyara kat
-.118 .084 -.145 -1.409 .162
a. Dependent Variable: obligasi