Bentuk distribusi intensitas cahaya lampu di bawah air tergantung dari tipe lampu yang digunakan sebagai sumber cahaya. Pengamatan distribusi intensitas
cahaya di bawah air menunjukkan bahwa pada garis luar iso- lux dari 4 lampu kerosene lampu petromaks, bentuknya oval, intensitas cahaya maksimum 250 lx
di permukaan air dan 0,1 lx di kedalaman 14 m Baskoro et al. 1998. Choi et al. 1997 melaporkan bahwa lampu listrik jenis metal halide mempunyai bentuk
sebaran intensitas cahaya seperti angka delapan yang diputar 90 °
ke kiri dan ke kanan.
2.2.2. Panjang Gelombang Cahaya
Stimuli cahaya terhadap tingkah laku ikan sangat kompleks antara lain intens itas, sudut penyebaran, polarisasi, komposisi spektralnya dan lama
penyinarannya. Nicol 1963 telah melakukan suatu telaah mengenai penglihatan dan penerimaan cahaya oleh ikan dan menyimpulkan bahwa mayoritas mata ikan
laut sangat tinggi sensitifitasnya terhadap cahaya. Tidak semua cahaya dapat diterima oleh mata ikan. Cahaya yang dapat diterima memiliki panjang gelombang
pada interval 400 – 750 mµ Mitsugi 1974; Nikonorov 1975. Penetrasi cahaya dalam air sangat erat hubungannya dengan panjang
gelomba ng yang dipancarkan oleh cahaya tersebut. Semakin besar panjang gelombangnya maka semakin kecil daya tembusnya kedalam perairan. Panjang
gelombang dari masing- masing warna cahaya dapat dilihat pada Tabel 1 Ben- Yami 1987.
2.3 Tingkah Laku Ikan terhadap Cahaya
Tingkah laku ikan menurut He 1989 adalah adaptasi dari badan ikan terhadap lingkungan internal dan eksternal, sedangkan reaksi ikan merupakan
respon yang berhubungan dengan tingkah laku ikan karena adanya rangsangan eksternal. Terdapat dua bentuk reaksi dari hewan terhadap cahaya yaitu fotokinesis
dan fototaksis. Fotokinesis adalah respon dalam kecepatan perubahan arah gerakan terhadap suatu intensitas cahaya, sedangkan fototaksis adalah tindakan lokomotor
dari suatu organisme mendekat positif atau menjauhi negatif dari suatu sumber cahaya Ben-Yami, 1987.
Tabel 1. Panjang gelombang dari masing- masing warna
Warna Panjang gelombang nm
Violet 3.900-4.550
Biru 4.550-4.920
Hijau 4.920-5.770
Kuning 5.770-5.970
Orange 5.970-6.220
Merah 6.220-7.700
Sumber: Ben-Yami 1987
Pandangan beberapa ahli tentang tertariknya ikan terhadap cahaya lampu berbeda-beda. Verheijen 1959 mengatakan bahwa ikan melihat sumber cahaya
dalam keadaan gelap di malam hari, menjadi disorientasi secara optik dan bereaksi, dimana hanya satu mata yang dirangsang sehingga terjadi gerakan yang tidak
beraturan dan tidak menentu dari ikan pada area iluminasi. Menurut He 1989, terdapat teori tentang ikan berenang mendekati sumber
cahaya fototaksis yaitu forced movement theory, adaptation theory dan feeding phototaxis theory, sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi fototaksis pada ikan
adalah faktor internal seperti umur, jenis kelamin dan kepenuhan isi lambung serta faktor eksternal seperti temperatur air, level lingkungan cahaya dini hari dan bulan
purnama, intensitas dan warna dari sumber cahaya, ada tidaknya makanan dan kehadiran predator.
2.4 Struktur Mata Ikan
Struktur mata ikan tidak berbeda dengan vertebrata lainnya, meskipun sejumlah spesies bervariasi dalam ukuran, struktur dan posisinya. Variasi ini
sebagai akibat dari adaptasi pada lingkungan hidupnya habitat yang bervariasi khususnya karena habitat ikan terdapat di air, dimana sensitivitas dan ketajaman
mata ikan ini tergantung dari keadaan cahaya yang dirasakan oleh retinanya Gambar 4 Fernald 1992.
Gambar 4. Struktur mata ikan Takashima Hibiya, 1995
Struktur mata ikan pada umumnya terdiri dari segmen bagian luar dan dalam dari bola mata. Bagian luar dari struktur mata terdiri dari sclera dan kornea. Sklera
merupkan lapisan pelindung retina. Kornea merupakan bagian mata yang pertama kali menerima pancaran cahaya yang mempunyai kemampuan untuk merefraksikan
cahaya. Kornea adalah sebuah selaput keras, tembus pandang pada bagian muka mata dan berfungsi juga untuk melindungi retina. Kornea berbentuk bulat seperti
lensa cembung kamera Leesson Leesson 1992. Bagian lain dari struktur mata termasuk ke dalam segmen dalam. Selaput
pelangi atau iris dapat membuka dan menutup seperti diafragma kamera yang mengatur jatah cahaya yang memasuki mata. Iris berfungsi dalam memperlebar
sudut lensa yakni meluruskan secara perlahan- lahan bentuk bola mata. Iris juga berperan dalam mengatur kuat-lemahnya gelombang cahaya yang diperlukan oleh
lensa mata agar mampu melihat objek dengan baik Razak et al. 2005. Lensa bersama dengan kornea berfungsi untuk membentuk suatu bayangan
yang terbalik, benar dan diperkecil dari suatu obyek pada lapisan sel batang dan sel kerucut yang fotosensitif peka cahaya pada retina. Vitreous humor merupakan
Cartilago Sclera
Koroid Iris
Ligamen annular
Retina Kornea
Saraf optik
Vitreous humor Lensa
Otot refraktor
lentis Proses Fals iform
Makula
cairan yang pekat kentalgel dan transparan yang berfungsi untuk meneruskan cahaya yang telah diterima oleh lensa ke retina. Pada koroid terdapat banyak
pembuluh darah sehingga fungsi dari lapisan koroid adalah untuk memberi nutrisi pada seluruh jaringan yang ada di mata Leesson Leesson 1992.
Salah satu bagian yang terpenting dari mata dalam hubungannya dengan cahaya adalah retina. Retina terdiri dari bagian anterior yang tak peka cahaya dan
bagian posterior yaitu bagian yang fungsional yang merupakan organ fotoreseptor atau alat penerima cahaya.
Organ fotoreseptor baik sel kerucut maupun sel batang merupakan bentuk modifikasi dari neuron. Sel batang merupakan sel khusus yang ramping dengan
segmen luar berbentuk silindris sedangkan sel kerucut berbentuk hampir sama dengan sel batang tetapi pada segmen luar mengecil dan membesar ke arah segmen
dalam Leesson Leesson 1992.
2.5 Mekanisme Penglihatan Mata Ikan