Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran
masih sedikit yaitu 33 dengan sistem semi batch reaktor. Penelitian selanjutnya masih dilakukan Nasir et al 2013 dengan meningkatkan volume manur menjadi
5 : 1 dan 5 : 1,5 antara manur dan LCPKS. Dari hasil penelitian tersebut penyisihan COD yang dihasilkan masih sedikit yaitu 30 dan 33 .
Pengaturan umpan dilakukan dengan menjaga pH substrat tidak terlalu asam serta mengendalikan jumlah pencampuran agar kesetimbangan reaksi antara tahap
asidogenik dan metanogenik terjaga baik. Konsentrasi pH dalam reaktor sangat dipengaruhi oleh jumlah asam lemak volatil VFA, ammoniak, dan CO
2
Khaerunnisa et al, 2013.
Selain kondisi pH yang optimum ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan, seperti perlu adanya agitasi yang berpengaruh terhadap produksi biogas pada
bioreaktor Luthfianto, 2012. Menurut Lim et al 2013, menyatakan bahwa temperatur merupakan faktor yang penting untuk meningkatkan performa dari
digester anaerobik, temperatur yang rendah akan mengurangi pertumbuhan mikroorganisme metanogenik. Hal ini disebabkan oleh beberapa senyawa volatil
yang diproduksi seperti amoniak akan menekan aktifitas metanogenik. Temperatur sekitar 55
o
C telah ditemukan sebagai temperatur yang optimum. Aplikasi dengan menggunakan temperatur 55
o
C pada pengolahan anaerob mengakibatkan penambahan biaya pemanas untuk digester tersebut. Oleh sebab
itu pada penelitian ini menggunakan temperatur udara normal yaitu 35
o
– 40
o
C. Masih kecilnya produksi biogas yang dihasilkan dari pengolahan LCPKS secara
anaerob, memerlukan adanya evaluasi untuk meningkatkan produksi biogas LCPKS. Salah satunya adalah memberikan penambahan kotoran sapi sebagai
sumber inokulum untuk meningkatkan perombakan bahan organik oleh mikroorganisme. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, penyisihan COD
dan produksi biogas yang dihasilkan masih sedikit. Selain itu laju alir optimal substrat yang mampu dirombak oleh mikroorganisme belum dapat diketahui.
Selain penetapan nilai pH dan temperatur, evaluasi proses produksi biogas dilakukan dengan melakukan pengukuran beberapa parameter lain pada influen
dan efluen. Parameter-parameter tersebut antara lain; konsentrasi volatile suspended solids
VSS, total suspended solids TSS, volatile solids VS, total solids
TS, chemical oxygen demand COD, dan persentase metana.
Sedangkan untuk mengetahui kinerja bioreaktor dan besarnya laju alir yang berasal dari LCPKS dan larutan kotoran sapi dapat digambarkan melalui hasil
produksi metabolit dari fermentasi anaerobik tersebut dengan menggunakan pemodelan kinetika produksi biogas. Untuk menggambarkan pemodelan
matematika kinetika produksi biogas, maka digunakan pemodelan kinetika Monod, Moser dan Chen-Hashimoto.