Aspek Finansial TINJAUAN PUSTAKA

24 Net Present Value NPV Menurut Kadariah, dkk.1999, NPV merupakan selisih antara present value dari keuntungan dan present value dari biaya. Rumusnya adalah sebagai berikut : NPV = 1 + Keterangan : B t = keuntungan pada tehun ke-t C t = biaya pada tahun ke-t N = umur ekonomis dari proyek i = suku bunga yang berlaku Jika NPV ≥ 0 maka proyek dapat dijalankan, nika NPV 0 maka proyek ditolak. Internal Rate of Return IRR Menurut Kadariah, dkk. 1999, IRR adalah nilai faktor diskonto i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol, yaitu : IRR = + NPV NPV NPV Keterangan : NPV + = NPV bernilai positif NPV - = NPV bernilai negatif i + = suku bunga yang membuat NPV positif i - = suku bunga yang membuat NPV negatif 25 Jika IRR dari suatu proyek sama dengan tingkat suku bunga yang berlaku, maka NPV dari proyek itu sebesar 0. Jika IRR ≥ i, maka proyek layak untuk dijalankan, begitupula sebaliknya. Net Benefit-Cost Ratio Net BC Untuk menghitung indeks ini terlebih dahulu dihitung selisih antara keuntungan dan biaya untuk setiap tahun t. Rumusnya adalah : Net BC = 1 + 1 + Keterangan : B = Penerimaan total C = biaya total i = tingkat suku bunga n = umur ekonomis dalam tahun t = 1,2, ..., n. Suatu usaha dinyatakan layak secara finansial jika nilai Net BC lebih tinggi daripada 1. Pay Back Periode PBP Newman 1990 menyatakan, pay back periode PBP adalah periode dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapai profit atau keuntungan lainnya dari suatu investasi dimana nilainya sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan pada investasi tersebut. Secara sederhana, PBP dapat diartikan sebagai jangka waktu pada saat NPV sama dengan nol. Nilai NPV berbanding terbalik dengan PBP. Jika nilai NPV semakin besar, maka nilai PBP semakin 26 Total Penerimaan TR Biaya Total TC Biaya Tetap FC BEP Volume penjualan Biaya Variabel VC Penerimaanbiaya Rp. mengecil dan demikian pula sebaliknya. Sementara itu, titik impas atau break event point BEP adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Kotler 2002 hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus penjualan BEP dan Gambar 5. Penjualan BEP = Gambar 5. Grafik Analisis BEP Kottler, 2002 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas atau sering dikenal dengan istilah analisis kepekaan bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai faktor luar dan dalam proyek terhadap kemampuan proyek atau industri mencapai jumlah hasil penjualan dan keuntungan. Faktor luar antara lain perkembangan harga produk yang akan dihasilkan, peningkatan harga bahan baku, perubahan suku bunga bank, perubahan tingkat marjin keuntungan perusahaan, perubahan kebijakan 27 pemerintah seperti ketetapan pajak, dan faktor-faktor lain Sutojo, 2003. Analisis sensitivitas memberikan gambaran sejauh mana proyek atau rencana industri akan tetap layak secara finansial jika terjadi perubahan-perubahan pada faktor-faktor tersebut. Diskonto Diskonto adalah bunga tunggal dibayarkan pada awal peminjaman uang. Besar suku bunganya disebut dengan besar diskonto. Proses perhitungan diskonto menggunakan sistem bunga tunggal, sehingga untuk menghitung besarnya diskonto hampir sama dengan perhitungan besarnya bunga tunggal jika besarnya pinjaman dan diskonto diketahui. Besarnya nilai pinjaman pada sistem diskonto nilainya sama dengan jumlah modal yang harus dibayar saat jatuh tempo. Adapun yang berkaitan dengan diskonto adalah: • Bunga Majemuk: Cara pembayaran bunga yang dilakukan pada setiap akhir periode tertentu dengan besar bunga ditambahkan digabung pada modal awal, bunga pada periode berikutnya dihitung dari besar modal yang sudah digabung dengan bunga. • Frekuensi Penggabungan: adalah seringnya bunga digabungkan dengan modal dalam waktu satu tahun. • Periode Bunga: adalah lamanya waktu antara dua penggabungan bunga terhadap modal yang berurutan.

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi penelitian pendirian agroindustri berbasis ikan dilaksanakan di Kabupaten Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014.

B. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dan wawancara dengan para pakar yang berkaitan dengan pendirian industri berbasis ikan. Para pakar tersebut berasal dari instansi Pemerintahan Daerah Kabupaten Tulang Bawang diantaranya Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Badan Penanaman Modal, kalangan Perbankan, petani-nelayan ikan serta peneliti dari Universitas Lampung. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung berupa hasil wawancara yang ditulis dalam bentuk kuesioner dan sebagainya. Sementara itu, data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan berkaitan dengan kajian pengembangan 9 agroindustri. Sumber jurnal, data statistik da sebagainya. Pengumpul dan keterangan sehi pertimbangan pengam

C. Tahapan Pelak

Penelitian ini dibag potensial, 2 penent penetuan lokasi agroi Skema tahapan peneli Gamba Penentuan Kom Potensia Penentua 9 ber data sekunder ini dapat diperoleh melalui k dari instansi-instansi pemerintah, swasta, bala pulan data bertujuan untuk memperoleh infor sehingga dapat digunakan dalam pemecahan gambilan keputusan. laksanaan Penelitian bagi dalam empat tahapan yaitu 1 penent nentuan jenis agroindustri berbasis komoditas roindustri dan 4 analisa kelayakan pendiri nelitian dapat dilihat pada Gambar 6. mbar 6. Skema tahapan pelaksanaan penelitian omoditas ial • M uan Agroindustri berbasis Komoditas Potensial Terpilih • M Penentuan Lokasi Agroindustri • M Analisis Kelayakan Pendirian Agroindustri • Pa • Te • M • Fi • • • • ✂ 9 ui laporan, artikel, alai penelitian dan nformasi, gambaran han masalah dan nentuan komoditas oditas potensial, 3 ndirian agroindustri. an Metode AHP Metode AHP Metode MPE Pasar Teknis dan Teknologi Manajemen Finansial : • NVP • IRR • BC Ratio • Analisis Sensitivitas ✄ ☎

1. Penentuan Komoditas Potensial

Penentuan komoditas perikanan yang paling potensial untuk dikembangkan dilakukan dengan menggunakan metode analisis hierarki proses AHP. Penentuan diawali dengan penyebaran kuesioner Lampiran 1 kepada lima orang pakar yang berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, petani pembudidaya ikan, praktisi akademis bidang budidaya perikanan Universitas Lampung dan kalangan perbankan. Kriteria yang digunakan yaitu kemudahan budidaya, ketersediaan benih dan pakan, kemampuan permodalan, kondisi agroklimat dan SDM pembudidaya. Skema hirerarki pemilihan jenis komoditas perikanan potensial ditunjukkan pada Gambar 7. Interpetasi hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan software expert choice versi 11.0 yang mendukung aplikasi metode AHP. Gambar 7. Skema hierarki untuk analisis penentuan jenis komoditas ikan potensial Memilih Jenis Komoditas Perikanan Kemudahan Budidaya Ketersediaan Benih dan Pakan Kemampuan Permodalan Bandeng Nila Patin Goal Kondisi Agroklimat SDM Pem budidaya Kriteria Alternatif ✆ ✝

2. Penentuan Agroindustri a. Pemilihan Jenis Agroindustri Berdasarkan Komoditas Potensial

Pemilihan jenis agroindustri yang paling potensial untuk dikembangkan dengan menggunakan analisis hierarki proses AHP dengan cara menyebarkan kuesioner Lampiran 2 kepada beberapa pakar yaitu Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah, Badan Penanaman Modal, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi Perindustrian dan Pergadangan dan praktisi akademis bidang pengolahan hasil perikanan Universitas Lampung. Pola pikir untuk analisis dengan metode AHP, dapat digambarkan dalam Gambar 8. Kriteria yang digunakan yaitu peluang pasar, teknologi, modal, SDM, Nilai tambah dan kompetitor. Alternatif jenis agroindustri yang dipilih yaitu kerupuk ikan, abon ikan dan nugget ikan. Interpetasi hasil kuesioner dilakukan dengan menggunakan software expert choice versi 11.0 yang mendukung aplikasi metode AHP. Gambar 8. Skema hierarki untuk analisis pemilihan agroindustri ikan terpilih Memilih Angroindustri Berbasis Ikan Peluang pasar Teknologi Modal Kerupuk Abon Ikan Nugget Ikan Goal Sumber Daya Manusia Nilai Tambah Kompetitor Kriteria Alternatif