organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata bahasa, yang dapat merepresentasikan objek benda, gagasan dan
perasaan, baik ucapan percakapan, wawacara, diskusi, ceramah ataupun tulisan surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet. Kata-kata
memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau
isyarat anggota tubuh acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya, juga melalui music,
lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. Mulyana, 2007:70
3. Media
Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin
menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan. Sebagai contoh dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar
saluran suara, tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara visual saluran visual. Kita juga
memancarkan dan mencium bau-bauan saluran olfaktori, dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi saluran taktil
Devito, 1997 :28. Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan
modern yang dewasa ini banyak dipergunakan Effendy, 2002 : 37. Tradisional misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan
lain-lain sedangkan yang lebih modern misalnya surat, papan
pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada umumnya
diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.
Sedangkan media menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2007 mengatakan bahwa
media adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Salauran boleh jadi
merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. Mulyana, 2007:70
4. Efek
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. Pada
setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana
menganalisis, melakukan sintesis atau mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif.
Kedua Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi dan perasaan anda, ini adalah
efek afektif. Ketiga Anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain
juga perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini adalah efek psikomotorik Devito, 1997 : 29.
Deddy Mulyana juga menjelaskan mengenai efek, menurut Deddy Mulyana, efek adalah apa yang terjadi pada penerima
setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur, perubahan
sikap dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dari tidak bersedia membelinya menjadi
bersedia membelinya, atau dari yang tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilih dalam pemilu Mulyana,
2007:71 2.1.2.3
Proses Komunikasi
Pada proses komunikasi dapat dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :
1.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis
Proses komunikasi ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu
pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses, yaitu pengemasan isi pesan dan lambang. Isi pesan pada umumnya
adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa Effendy, 2003:31. Kemudian pesan tersebut ditransmisikan
kepada komunikan. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya
bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak
terjadi.
2.
Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistik Pada proses komunikasi ini dapat diklasifikasikan secara
dua tahap, yakni sebagai berikut : a
Proses Komunikasi Secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang simbol sebagai media atau
saluran. Adapun lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Pada proses komunikasi secara primer adalah bahasa yang
paling banyak
digunakan, sebab
bahasa mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, gagasan, informasi atau opini. Effendy, 2002:11
b Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai
sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari proses komunikasi primer, maka dalam
menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator, harus memperhitungkan ciri-ciri atau
sifat-sifat media yang digunakan. Proses komunikasi secara sekunder ini dalam menjangkau sasarannya dengan menggunakan
media massa yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki daya keserempakan. Seperti surat kabar, televisi siaran, radio, film,
leaftlet, brosur, dan lain-lain. Effendy, 2002:16-18 c
Komunikasi Secara Linear Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks
komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal
Effendy, 2003: 38. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi
komunikasi tatap muka face-to-face communication maupun dalam situasi komunikasi bermedia mediated communication.
Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi
melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.
d Proses Komunikasi Secara Sirkular
Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik
yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feedback tersebut mengalir dari komunikan ke
komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator. Konsep umpan balik ini
dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasi itu
berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif komunikator patut gembira, sebaliknya
jika negatif menjadi permasalahan, sehingga komunikator harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai
menimbulkan umpan balik positif.
2.1.3 Tinjauan Komunikasi Kelompok
2.1.3.1 Definisi Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok termasuk kedalam salah satu bentuk spesialisasi ilmu komunikasi. Komunikasi kelompok
termasuk dalam komunikasi tatap muka karena komunikator dan komunikate berada dalam situasi saling berhadapan dan saling
melihat.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Kamus Komunikasi,
“Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan satu sama lainnya oleh perhatian dan kepentingan yang sama” Effendy,
1989:156 Sementara itu menurut H.A.W Widjaja, Komunikasi
kelompok adalah: “Komunikasi yang ditujukan pada kelompok tertentu. Kelompok
tertentu adalah suatu kumpulan manusia yang mempunyai antar dan antara hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur
yang nyata pula” Widjaja, 2000:37 Pengertian kelompok di sini haruslah dengan jelas
diterangkan. Bahwa bila sejumlah orang yang secara fisik bersama- sama berada pada tempat yang sama di waktu yang sama, belum
dikatakan kelompok karena mereka tidak memiliki keterikatan secara emosional. Seperti yang diutarakan oleh Effendy.
Menurutnya, “Walaupun sejumlah orang secara fisik bersama-sama berada
dalam suatu tempat yang sama dalam waktu yang sama, belum tentu merupakan kelompok berdasarkan definisi kelompok. Pada
sejumlah orang tersebu
t harus ada persatuan psikologis, interaksi” Effendy, 1981:56
Komunikasi kelompok
adalah komunikasi
yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok, seperti
dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Komunikasi kelompok mempunyai sifat yang lebih terorganisir dan melembaga
daripada komunikasi antar pribadi, karena diantara para anggotanya mempunyai kepentingan yang sama mengenai suatu
permasalahan dan memerlukan pemecahan bersama-sama. Santoso Sastropoetro menjelaskan bahwa:
“Komunikasi kelompok berarti menyampaikan pesan kepada kelompok manusia, misalnya kuliah, ceramah, memberi pelajaran,
dan lain lain. Dalam komunikasi kelompok, yang dituju adalah rasio atau akal guna dapat menerima, menanggapi, serta mengolah
suatu pesan dalam benak atau otak
.” Praktiko, 1993:23 Sedangkan pengertian tentang komunikasi kelompok
menurut Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson dalam buku “Komunikasi
Kelompok Proses-Proses
Diskusi dan
Penerapannya” menjelaskan bahwa, “Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan
terapan yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam
diskusi kelompok tatap muka yang kecil.” Goldberg Larson, 2006:6
Dari sini dapat disimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang komunikator dengan sejumlah
orang komunikate akan tetapi titik berat perhatiannya tertuju pada tingkah laku individu yang berbeda dari kelompok tersebut.
Komunikasi kelompok terjadi karena ada tujuan tertentu yang ingin
disampaikan, sehingga pesan-pesannya perlu diterima, ditanggapi, serta diolah didalam benak anggota kelompoknya. Tujuan
komunikasi kelompok adalah melakukan pemecahan masalah secara kelompok.
2.1.3.2 Ciri-ciri Komunikasi Kelompok
Dari pengertian
komunikasi kelompok
di atas,
komunikasi kelompok disebutkan sebagai komunikasi dengan sejumlah orang yang tergabung di dalam suatu kumpulan, namun
tidak semua kumpulan orang yang berkomunikasi disebut komunikasi kelompok.
Menurut Golberg Larson dalam bukunya “Komunikasi
Kelompok Proses- Proses Diskusi dan Penerapannya” memberi
rangkuman mengenai komunikasi kelompok sebagai berikut: 1.
Titik berat komunikasi kelompok adalah pada segala komunikasi kelompok kecil tentang bagaiman caranya
untuk dapat mengerti proses komunikasi kelompok memperlihatkan hasilnya serta menitikberatkan proses
komunikasi kelompok.
2. Komunikasi kelompok hanya memusatkan perhatian pada
proses komunikasi dalam kelompok kecil. 3.
Komunikasi kelompok menitikbertkan pada deskripsi dan analisis, kedua-duanya mempunyai kepentingan terhadap
efektifitas dan perkembangan keterampilan kelompok dalam jangka panjang.
4. Komunikasi kelompok merupakan situasi yang diatur
dimana para pesertanya mengidentifikasikan dirinya sebagai kelompok dan lebih menyadari saran-saran
bersama.
5. Komunikasi kelompok lebih cenderung terjadi secara
langsung dalam pertemuan tatap muka dan lebih spontan, kurang diatur dan kurang berorientasi pada tujuan.
Goldberg Larson, 2006:15-16
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa ciri-ciri dari komunikasi kelompok menitikberatkan pada proses komunikasi
kelompok tersebut dengan definisi dan analisisnya, dan dipusatkan terhadap kelompok kecil yang terjadi secara langsung atau lebih
sepontan.
2.1.3.3 Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi
Konformitas. Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan
menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok
mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi,
kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda
meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota
kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.
Fasilitasi sosial. Fasilitasi dari kata Prancis facile, artinya mudah
menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga
menjadi lebih mudah. Robert Zajonz 1965 menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit
energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita.
Energi yang
meningkat akan
mempertingi kemungkinan
dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah
yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan
yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena
itu, peneliti-peneliti
melihat melihat
kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
Polarisasi. Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang
ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka
akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan
tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.
3
2.1.3.4 Klasifikasi Kelompok dan Komunikasinya
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita
sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.
Kelompok Primer dan Sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 dalam Jalaludin Rakhmat, 1994 mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu
kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan
3
http:kuliahkomunikasi.blogspot.comsearchlabelKomunikasi20Kelompok Selasa, 03 April 2012 Pukul 15:43
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati
kita. Jalaludin
Rakhmat membedakan
kelompok ini
berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut: 1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat
dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian
kita yang
paling tersembunyi,
menyingkap unsur-unsur backstage perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja. Meluas,
artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok
sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal,
sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan
kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif,
sedangkan kelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal,
sedangkan kelompok sekunder formal.
Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan
Theodore Newcomb 1930 melahirkan istilah kelompok keanggotaan membership group dan kelompok rujukan reference
group. Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota- anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota
kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur standard untuk menilai diri sendiri
atau untuk membentuk sikap. Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi:
fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur
dan menilai keadaan dan status saya sekarang fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah
sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai
fungsi normatif. Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara
memandang dunia
ini-cara mendefinisikan
situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada
berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui fungsi perspektif. Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan
saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia ISKI adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi
kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu,
perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.
Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright 1980 membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori
deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan,
ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c.
kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang
kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.
Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa
adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang
baru. Kelompok revolusioner radikal; di AS pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan
kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format
kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
4
2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi
Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dibutuhkan untuk mengatur suatu
kegiatan berdasarkan arah yang telah ditentukan agar dapat mencapai sasaran atau tujuan dengan cara yang baik dan benar.
Definisi strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi
Komunikasi”, mengemukakan bahwa : “Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang
tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan
tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalay
ak atau sasaran” Arifin 1984:59. Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik
maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :
1. Mengenal Khalayak, merupakan langkah pertama bagi
komunikator agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.
2. Menyusun Pesan, merupakan langkah kedua setelah
mengenal khlayak dan situasi, maka langkah selanjutnya
4
http:kuliahkomunikasi.blogspot.comsearchlabelKomunikasi20Kelompok Selasa, 03 April 2012 Pukul 16:01
adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan
tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak
dari komponen
pesan adalah
mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan
pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari
khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.
3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode
penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek: 1 menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata
– mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari
isi pesannya. 2 menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan
maksud yang dikandung. Menurut
cara pelaksanaannya
metode komunikasi
diwujudkan dalam bentuk : a. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak
dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu
khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat
memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.
b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai
menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap- sikap dan motif khalayak.
Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :
a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang
bersifat informative, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan
Metoda memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya,
apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Seperti
yang dikutip Jarwoto dalam buku Anwar Arifin “Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas”:
1. Memberikan informasi tentang facts semata-
mata, juga facts bersifat controversial, atau 2.
Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah suatu pendapat
Jadi dengan penerangan berarti, pesan-pesan yang dilontarkan itu, berisikan tentang fakta-fakta dan
pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga bagi komunikan dapat
diberi kesempatan untuk menilai menimbang- menimbang dan mengambil keputusan atas dasar
pemikiran-pemikiran dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita.
b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan
kebenaran dan
dapat dipertanggungjawabkan.
Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.
c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk
menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi
ancaman. d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk
mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat
terpengaruh secara tidak sadar.
4. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media
merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan
penerapan metode komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media
menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan. Arifin
1984:72-86 Untuk menyusun sebuah strategi harus ada tujuan yang jelas dan
diolah melalui perencanaan yang matang. Menurut Onong Uchyana Effendy, mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki fungi
ganda, yaitu Pertama, menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk
memperoleh hasil yang optimal. Kedua, menjembatani “kesenjangan budaya” cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.
Dengan perencanaan strategi komunikasi yang matang maka diharapkan kita bisa mendapatkan rasa saling pengertian sehingga
hubungan baik antara Tour Leader dan peserta dapat terjaga dengan baik. Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan
perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan
komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
Apabila strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi
saling pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap
komunikannya. Bila strategi komunikasi yang dilancarkan berjalan sesuai dengan
yang diharapkan maka keadaan yang harmonis dapat muncul seperti rasa saling menghargai.
Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi
komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan,karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi
secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.
Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan
atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap
pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari
setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.
Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima
berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara
langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak- gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.
Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.
Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran
komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju.
Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah
media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dll. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing
media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.
2.1.5 Tinjauan Tentang Tour Organizer
Tour Organizer terdiri dari dua kata yang masing-masing kata memiliki artinya sendiri yaitu Tour dan Organizer.
Tour, sangat jelas bahwa kata tersebut sekaligus juga menunjukkan bidang, sektor, atau objek yang ditekuni, yaitu wisata, perjalanan wisata.
Sedangkan Organizer lebih bermakna sebagai predikat sebagaimana makna dasarnya, to organize, mengatur atau menata sehingga pelaku
wisata yang berpredikat Organizer mempunyai kualifikasi sebagai seorang pengatur, penata, penyelenggara.
Jadi Tour Organizer merupakan suatu bentuk usaha yang bergerak di bidang atau sektor wisata dan berpredikat sebagai pengatur, penata,
organisator sumber daya-sumber daya wisata. Ada pun output yang ditawarkan adalah penyelenggaraan produk-produk wisata yang benar-
benar qualified dan berorientasi pada kebutuhan konsumen atau yang benar-benar dicari oleh konsumen.
3
2.1.6 Tinjauan Tentang Study Comparative
Study Comparative jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah perbandingan pendidikan, yang dimana dari pengertian arti dua kata
tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa Study Comparative adalah suatu upaya untuk membandingkan, menganalisa dua hal atau lebih untuk
mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam suatu
3
http:www.oocities.orgswasti_purbaartikel8.html Rabu, 06 Juni 2012 Pukul 16:40
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan atau menemukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan pendidikan.
4
Sedangkan pengertian perbandingan pendidikan Menurut Carter V.Good adalah lapangan studi yang mempunyai tugas untuk mengadakan
perbandingan teori dan praktek pendidikan sebagaimana terdapat pada berbagai negara pendidikan di luar negeri sendiri.Definisi ini menunjuk
aspek operasional dari pendidikan yang terdapat di suatu negara atau masyarakat.Didalam mempelajari system pendidikan suatu negara secara
perbandingan, tidak boleh tidak mesti memperhatikan dimensi waktu, mempelajari latar belakang atau faktor yang lain.
5
2.2 Kerangka Pemikiran
Strategi komunikasi merupakan suatu proses yang berjalan secara terus- menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat
untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi. Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan
yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga perlu
4
http:muhsinabdulaziz.blogspot.com201202perkembangan-ilmu-perbandingan.html Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:15
5
http:ridha-azizi77.blogspot.com201201konsep-perbandingan-pendidikan.html Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:21
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian
berdasarkan pengenalan komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang dimiliki
khalayak dapat ditangani,juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan- pesan lain yang bersumber dari komunikator lain.
Setelah mengenal khalayak dan situasinya maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, menetapkan
metode atau cara penyampaian pesan, dan baru memikirkan penggunaan media yang tepat untuk menyampaikan pesan tersebut.
strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi”, mengemukakan bahwa :
“Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi
komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalay
ak atau sasaran” Arifin 1984:59.
Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi, yaitu:
1. Mengenal Khalayak, dengan mengenal khalayak, diharapkan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.
2. Menyusun Pesan, setelah khlayak dan situasinya jelas diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu
menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi
khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang
terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan
– pesan yang disampaikan.
3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihat dari 2 aspek:
1 menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat
komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.
2 menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung.
Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :
a. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada
khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih
mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.
b. Metode Canalizing,
pada metode
ini, komunikator
terlebih dahulu
mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide
sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.
Sedangkan Menurut
bentuk isinya
metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :
a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah satu bentuk
pesan yang bersifat informative, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi
khalayak dengan jalan Metoda memberikan penerangan.
Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta
dan data-data yang benar serta pendapat- pendapat yang benar pula. Seperti yang dikutip
Jarwoto dalam buku Anwar Arifin “Strategi
Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas”:
1. Memberikan informasi tentang facts semata-mata,
juga facts
bersifat controversial, atau
2. Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah suatu pendapat.
Jadi dengan penerangan berarti, pesan-pesan yang dilontarkan itu, berisikan tentang fakta-
fakta dan
pendapat yang
dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, sehingga bagi komunikan dapat diberi
kesempatan untuk menilai menimbang- menimbang dan mengambil keputusan atas
dasar pemikiran-pemikiran dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan,
berita. b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk
pesan yang
berisi pendapat,
fakta dan
pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi
pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak.
c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa, dalam hal ini khalayak
dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain
berisi pendapat juga berisi ancaman. d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk
mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat
khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.
4. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada
khalayak. Dalam
penyampaian pesan
penerapan metode
komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan
dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan. Sejalan dengan pemikiran yang diiungkapkan oleh dari Onong
Uchyana Effendy yang menyatakan bahwa : “Strategi adalah perpaduan antara perencanan komunikasi
communication planning dengan manajemen komunikasi communication management untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Unutk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara
praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan approach bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi
dan kondisi” Effendy, 2003:301 Demikian beberapa uraian tentang strategi komunikasi khususnya dalam
proses komunikasi antara Tour Leader dengan peserta. Namun dalam kajian ini strategi komunikasi akan dijadikan suatu pijakan dalam mengelola proses
interaksi yang terjadi dalam suatu kegiatan agar efektif dan efesien dalam mencapai tujuan.
Adapun penjelasan tentang penelitian ini bersumber dari komunikasi, komunikasi yang dilakukan Tour Leader Cv. Laksana Indah Untuk Bersama
Lainuba Tour Organizer Bandung secara garis besar dimaksudkan agar arus komunikasi berlangsung secara cepat, tepat, dan terarah, serta memberikan
kemudahan dalam memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penelitian ini peneliti
berusaha menjelaskan tentang “Strategi komunikasi Tour Leader Cv. Laksana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour
Organizer dalam kegiatan Study Comparative ” yang merupakan konsep dalam
penelitian ini. Seperti yang sudah dijelaskan diatas tentang strategi komunikasi maka peneliti akan mengaitkan dengan konsep atau judul yang telah dibuat.
Pada kerangka ini peneliti akan mencoba mengaplikasikan definisi strategi komunikasi pada masalah penelitian, dalam menyusun sebuah strategi, selain
diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang diperlukan
adalah mengenal khalayak, dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif melainkan aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan
saja terjadi saling berhubungan, tetapi juga saling mempengaruhi, artinya khalayak dapat dipengaruhi oleh komunikator tetapi komunikator juga dapat
dipengaruhi oleh komunikan atau khalayak, disini Tour Leader Lainuba Tour Organizer harus mengenal dan mengetahui siapa peserta yang akan dipandu
selama melakukan kegiatan wisata.
Agar berlangsungnya suatu komunikasi yang tercapai dan hasilnya positif,maka komunikator harus menciptakan persamaan kepentingan dengan
khalayak terutama dalam pesan, metode, dan media. Setelah mengenal khlayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam
perumusan strategi adalah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah mampu
membangkitkan perhatian. Menurut Wilbur Scramm 1955 dalam buku Anwar Arifin
“Strategi Komunikasi Sebua
h Pengantar Ringkas” mengajukann syarat-syarat untuk berhasilnya pesan tersebut sebagai berikut :
a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga pesan tersebut dapat menarik perhatian sasaranyang dituju
b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua
pengertian itu bertemu. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhna pribadi daripada sasaran dan
menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan. d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi situasi kelompok. Dari penjelasan diatas maka dapat diketengahkan bahwa yang menarik
perhatian itu pada suatu komunikasi yaitu intensitas dan pokok persoalannya, suatu pesan akan menarik perhatian selama ia memberikan harapan atau hasil
yang ada dan kuat relevansinya dengan persoalan tersebut.
Pesan yang terkandung dalam setiap interaksi merupakan sebuah informasi yang disampaikan kepada para peserta, baik informasi mengenai objek ataupun
fasilitas yang diberikan Lainuba Tour Organizer kepada peserta. Untuk mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain akan tergantung
dari kemantapan isi pesan, yang diselaraskan dengan kondisi khalayak maka juga akan turut dipengaruhi oleh metode-metode penyampaiannya kepada sasaran.
Apabila metode yang digunakan Tour Leader baik, maka khalayak dapat mencerna pesan tersebut dengan baik pula,
Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin dilancarkan, kita harus selektif, dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi
khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun harus demikian pula.
Media yang digunakan Tour Leader sangat mempengaruhi hasil dari sebuah strategi itu sendiri, yang dimana apabila medianya tepat maka khalayak
pun mudah menerima pesan yang disampaikan. Fokus dan Sub fokus dari penelitian ini jika di terapkan dalam kerangka
praktis konseptual akan menjadi suatu langkah yang dilakukan oleh Tour Leader Lainuba Tour Organizer untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan
mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode dan penggunaan media yang digunakan.
Dari pemaparan diatas maka dapat digambarkan tahapan-tahapannya seperti gambar berikut ini:
Gambar 2.1 Alur Pemikiran Peneliti
Sumber: Peneliti, 2012
Strategi Komunikasi Tour Leader LAINUBA
Mengenal Khalayak
Penyusunan Pesan
Penetapan Metode
Penggunaan Media
1. Memahami kondisi dari peserta Study
Comparative
2. Mencari tahu
tentang pengetahuan peserta
Study Comparative
mengenai tempat
yang akan
dikunjungi. 1. Materi
apa saja
yang akan
disampaikan kepada peserta
Study Comparative
2. Bagaimana cara
menarik perhatian
peserta Study
Comparative 1. Metode apa yang
digunakan, sebagai tindak lanjut dari
serangkaian tahapan
yang dilakukan
2. Apakah dengan
metode yang
digunakan pesan
dapat tersampaikan dengan baik
1. Media apa yang digunakan
2. Media yang
digunakan terbilang tepat atau
tidak pada
saat digunakan
55
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah Tentang CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Cv. Laksana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour Organizer merupakan salah satu biro perjalanan wisata yang berada di kota Bandung,
biro perjalanan wisata yang pada tahap awalnya memiliki segmentasi untuk kalangan mahasiswa dan pelajar namun seiring dengan berjalannya waktu
hampir semua segmentasi mulai dirambah dan mulai berjalan sesuai dengan program perencanaan.
Sejarah terbentuknya Cv. Lakasana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour Organizer berawal dari project wisata hemat Bandung - Bali yang
diselenggarakan bulan Januari 2009, dengan segmentasi pelajar dan mahasiswa yang berjalan dengan sukses, dimana saat itu penyelenggaranya
adalah sebuah biro perjalanan yang berkantor pusat di Jogjakarta, dengan melihat pangsa pasar di kota Bandung yang sangat prospektif, tercetuslah
jalinan kerjasama pendirian Representative Office Bandung, yang memegang lisensi pemasaran area Jawa Barat dengan system sharing profit.
Berbagai cara promosi dilakukan untuk mengenalkan dan menanamkan eksistensi di kota Bandung, salah satunya mengadakan
kerjasama dengan para mahasiswa freelance untuk kegiatan wisata hemat Bandung-Bali
dalam beberapa
periode. Kegiatan
flyering serta
mengandalkan mouth to mouth marketing, publikasi promo kegiatan melalui media Facebook, YM, dan Email, spreading sales ke kampus-
kampus menjadi salah satu aktivitas rutin yang dilakukan. Awal tahun 2010, adalah momentum dimana nama perusahaan sudah
dikenal dan dalam semester pertama menampakkan hasil yang sungguh signifikan. Beberapa tender besar berhasil diraih. Jaringan dan relasi
diperluas, hasil dari market pun selalu dimaksimalkan hingga sebagian besar pengguna jasa merasa puas. Dalam perkembangannya, dinamika pergantian
Tim turut mewarnai perjalanan perusahaan di Bandung. Terpilihnya perusahaan sebagai 20 besar travel agent di Bandung dengan kontribusi
terbaik pada salah satu P.O Bus Pariwisata di tahun tersebut, merupakan sebuah prestasi tersendiri yang berhasil ditorehkan.
Tanggal 15 Oktober 2010 bertempat di Jatinangor, merupakan waktu yang sangat bersejarah, dimana terjadi peninjauan ulang atas kesepakatan
kerjasama yang pernah terbina,dan bertepatan pula dengan habisnya masa kontrak untuk pemegang lisensi, yang menghasilkan kesepakatan baru yaitu
berakhirnya jalinan kerjasama bisnis dengan Owner perusahaan sebelumnya. Didukung oleh Tim handal, jaringan vendor yang luas, pemahaman
service pada jasa pariwisata, di bawah bendera CV. LAksana INdah Untuk
BersamA, berdirilah LAINUBA Tour Organizer.
Cv. Laksana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour Organizer sudah mulai dikenal oleh orang-orang khususnya bagi kalangan mahasiswa yang
hendak melaksanakan kegiatan wisata ataupun company visite, bukan hanya
mahasiswa dari kota Bandung saja yang melakukan kerjasama, melainkan ada beberapa universitas yang berada diluar kota Bandung juga rutin
melakukan kerjasama dengan Lainuba Tour setiap tahunnya.
3.1.2 Visi Misi CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Selayaknya sebuah perusahaan profesional, CV. Laksana Indah Untuk Bersama juga memiliki visi dan misi dalam menjalani usaha biro
perjalanan wisatanya.
3.1.2.1 Visi CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Menjadi organizer terkemuka dalam penyelenggara kegiatan wisata.
3.1.2.2 Misi CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Menjadi pilihan utama dalam penyelenggaraan kegiatan wisata dengan memberikan pelayanan terbaik, melalui jalinan
kerjasama yang saling menguntungkan dengan para pengusaha, restoran, hotel, transportasi pengwlola objek wisata, pemerintah dan
pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, untuk menghasilkan nilah tambah bagi konsumen investor dan karyawan.
3.1.3 Struktur Organisasi CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Cv. Laksana Indah Untuk Bersama
Sumber: Lainuba Tour Organizer, 2012
Head Dept
Soni Arisondiat, S.iKom
Admnistrasi Customer Relations Dept
Dewi Maya S.G,Amd
Service Quality Dept
Dian Riana, S.Sos
Marketing Dept
1. Yani Suryani 2. Dodi Koswara
3. Baktiar Widiana
Tour Dept
1. Ary Setiabudi, Spt 2. Aryo
3. Lucky
3.1.4 Logo dan Lencana CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Gambar 3.2 Logo Lainuba
Tour Organizer
Sumber: Lainuba Tour Organizer, 2012
3.1.4.1 Arti Logo CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Arti pada tulisan “Laksana Indah Untuk Bersama” mempunyai dasar warna kuning yang artinya Spirit untuk selalu ceria
menyenangkan orang yang dilayani dan warna coklat artinya lebih membumi atau bisa dikatakan down to earth. Dan ada kesan penguat
antara h uruf “N” dan huruf “U” yang disatukan, yang diibaratkan
simpul tali yang mengikat erat artinya landasan kekeluargaan dan jalinan yang erat baik intern tim maupun dengan pelanggan atau
vendor.
Gambar 3.3 Lencana Lainuba Tour Organizer
Sumber: Lainuba Tour Organizer, 2012
3.1.4.2. Arti Lencana CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Tulisan Lainuba warna putih artinya layanan yang tulus, suci, bersih dan ikhlas, sedangkan tulisan tour organizer menegaskan
apa yang menjadi inti bisnis di Lainuba. Badge atau lencana adalah lambang atau logo yang khusus
ditempel pada seragam karyawannya. Badge tersebut mengandung arti yang filosofi
3.1.5 Sarana dan Prasarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama
3.1.5.1 Sarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Berikut ini sarana yang dimiliki Cv. Laksana Indah Untuk Bersama, untuk menunjang pekerjaan para karyawan Lainuba Tour
Organizer untuk lebih optimal ketika melaksanakan tugasnya.
Tabel 3.1 Sarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama
No Nama Barang
Keterangan
1 Perangkat Komputer
Baik
2
Laptop Baik
3 Printer
Baik
4
Telepon Baik
5 Fax
Baik
6 Meja Komputer
Baik
7
Meja Tamu Baik
8 Meja Kerja
Baik
9
Sofa Baik
10 Kursi Kerja
Baik
11 Kursi Tamu
Baik
12
White Board Baik
Sumber: Lainuba Tour Organizer, 2012
3.1.5.2 Prasarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama
Selain sarana yang dapat menunjang pekerjaan para karyawannya, Cv Laksana Indah Untuk Bersama juga memiliki
prasarana yang bisa mendukung aktivitas dari sebuah kantor biro perjalanan wisata.
Tabel 3.2 Prasarana Cv. Laksana Indah Untuk Bersama
No Prasarana
1
Ruangan Kerja
2 Ruangan Tamu
3
Dapur
4
Kamar Mandi
Sumber: Lainuba Tour Organizer, 2012
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat
empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
3.2.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yakni merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan
objek sesuai dengan apa adanya. Metode deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama,
yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
Metode deskriptif, yaitu menggambarkan dan menganalisa data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang
nyata. Hal ini sejalan dengan Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi.
“Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah- masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-
situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu atau bidang tertentu secara faktual d
an cermat”. Rakhmat, 2002:22.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriftif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan tentang hubungan, tidak menguji hipotesis
atau membuat prediksi.
Pada desain penelitian ini, peneliti melakukan suatu penelitian dengan pendekatan Kualitatif, dimana untuk mengetahui dan mengamati
segala hal secara ilmiah. Menurut David Williams 1995 dalam buku Lexy Moleong
menyatakan: “Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah” Moleong,
2007:5
Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln 1987 dalam buku Lexy Moleong, menyatakan bahwa:
“Penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” Moleong, 2007:5.
Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat
diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi dalam suatu keadaan atau kondisi tertentu.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif partisipan.
Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif ada teknik yang dapat menunjang data atau informasi yang dibutuhkan seorang peneliti yaitu teknik pengumpulan
data. Sugiyono dalam bukunya berpendapat bahwa teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis, karena tujuan utamanya adalah
mendapatkan data. Sugiyono, 2012:224, adapun teknik pengumpulan datanya sebagai berikut :
1.
Wawancara Mendalam In-Depth Interview Wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data
atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam,
wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi Berulang –
Ulang secara Intensif. Ardianto, 2011:178 Wawancara tak terstruktur atau yang sering disebut
wawancara mendalam
sering digunakan
untuk mengungkapkan pengalaman hidup life experience subjek
penelitian yang menekankan konstruksi simbolik dan kontekstual identitas subjek penelitian.Rakhmat, 2010:187
2. Observasi
Menurut Nasution 1988 dalam buku Sugiyono “Metode Kuantitatif Kualitatif dan RD
” menjelaskan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai
alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil proton maupun electron maupun yang sangat jauh
benda ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas. Sugiyono, 2012:226
Sedangkan observasi
menurut Elvinaro
Ardianto, menjelaskan observasi adalah kegiatan yang setiap saat
dilakukan, dengan kelengkapan panca indera yang dimiliki. Ardianto, 2011:179
3. Studi Pustaka
Dengan teknik kepustakaan ini diharapkan mendapat dukungan teori dalam pembahasan masalah, yaitu dengan
mengutip pendapat-pendapat para ahli, hal ini diharapkan akan memeperjelas dan memperkuat pembahasan yang akan
diuraikan. 4.
Penelusuran Data Online Pada penelitian apapun bisa juga dalam pengumpulan data
dilakukan secara online atau media internet dengan mencari dan mengumpulkan informasi-informasi berupa data-data
yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti oleh peneliti.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa gambar, tulisan, atau karya
karya yang monumental dari seseorang. Dokumen resmi banyak terkumpul di tiap kantor atau
lembaga, diantaranya ada yang mudah diperoleh dan terbuka bagi umum untuk dibaca. Akan tetapi ada pula yang bersifat
intern, bahkan ada yang sangat dirahasiakan demi kepentingan dan keamanan perusahaan, lembaga atau Negara
Nasution dalam Ardianto, 2011: 186
3.2.3 Teknik Penentuan Informan
Informan adalah seseorang yang memiliki informasi tentang objek yang akan diteliti, informan memiliki peran penting dalam sebuah penelitian
kualitatif dan dapat menunjang data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan
menggunakan teknik purposive sampling, dimana teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Purposive sampling adalah : “Pengambilan sampel berdasarkan sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan
atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah obyeksituasi social yang diteliti. Sugiyono,
2012:219”
Adapun informan penelitian yang terpilih yang sesuai dengan kriteria dan terlibat dalam kegiatan Study Comparative di Bali, berikut ini
nama dari informan:
Tabel 3.3 Informan Penelitian
No Nama Informan
Keterangan
1 Soni Arisondiat, S.IKom
Tour Leader 2
Dian Riana, S.Sos Tour Leader
3 Dewi Maya S.G, Amd
Tour Leader 4
I Made Arta Arimbawa Guide Lokal Bali
Sumber: Data Peneliti, 2012
Tabel 3.4 Informan Kunci
No Nama Informan
Keterangan
1 Soni Arisondiat, S.IKom
Head Dept Tour Leader
Sumber: Data Peneliti, 2012
3.2.4 Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mencari dan meyusun data secara sistematis data yang diperolehdari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Sugiyono, 2012:244
Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Dalam hal ini
Nasution 1988 dalam buku Sugiyono menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,
dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Sugiyono, 2012:245
Terkait dengan itu, teknik analisis data yang akan ditempuh penulis melalui empat tahap yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
serta penarikkan kesimpulan Seperti digambarkan di bawah ini model komponen-komponen analisis data model interaktif.
Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1.
Tahap pertama “Pengumpulan Data”
Data yang dikelompokkan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi- narasi, sehingga berbentuk rangakaian informasi yang bermakna sesuai
dengan masalah penelitian. 2.
Tahap kedua “Reduksi Data”
Miles dan Huberman dalam Ardianto, 2011: 223 menyatakan bahwa :
“Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara dimana
kesimpulan akhir dapat digambarkan.”
Hasil wawancara di lapangan akan dituangkan dalam sebuah narasi yang kemudian disederhanakan dengan memilih hal-hal yang sejenis dan
dibutuhkan serta mengelompokkannya sesuai pembahasan agar lebih mudah dalam penyajiannya.
3.
Tahap ketiga “Penyajian Data”
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dengan uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman 1988 menyatakan “Yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif” dalam Sugiyono, 2012:249
4.
Tahap keempat “Penarikkan Kesimpulan”
Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
dikemukakan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Kesimpulan dalam kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masing remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kasual, atau interaktif, hipotesis atau teori.Sugiyono, 2012: 252-253
Gambar 3.4 Komponen-Komponen Analisis Data : Model Kualitatif
Sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono, 2012:247
3.2.5 Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi beberapa pengujian. Penulis menggunakan uji Kredibilitas validitas interbal atau uji
kepercayaam terhadap hasil penelitian. Uji keabsahan data ini diperlukan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang
dilaporkan penulis dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan. Uji keabsahan data yang lazim dan sering digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah triangulasi data. Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, mengemukakan bahwa :
“Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu. ” Sugiyono, 2012:273
Data Collection
Data Reduction
Data Display
conclusion drawingverification
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Sebagaimana uraiannya dibawah ini :
1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi Waktu Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu
dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam
waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai
ditemukan kepastian
datanya. Sugiyono,2012:274
Uji keabsahan data memiliki beberapa macam cara pengujian selain triangulasi, antara lain :
1. Meningkatkan Ketekunan Meningkakan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Meningkatkan ketekunan ini ibarat kita mengecek ngecek soal, atau makalah yang telah
dikerjakan, ada yang saah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang ditemukan salah atau tidak. Sugiyono, 2012:272
2. Menggunakan Bahan Referensi Bahan referensi yang dimaksud disini adalahnya adanya
pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya hasil wawancara didukung dengan
adanya rekaman wawancara. Sugiyono,2012:275 3. Mengadakan Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuanya untuk mengetahui
sejauh mana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Sugiyono,2012:276
3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat dikantor CV. Laksana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour Organizer, yang beralamat
dijalan Dago Pojok No. 43 C, Telp. 022-2507096 Bandung
3.2.6.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 7 tujuh bulan tepatnya terhitung mulai bulan desember 2011 sampai juli 2012. Kegiatan
Study Comparative dilaksanakan pada tanggal 06 Juli 2012 sampai dengan tanggal 12 Juli 2012. Waktu pelaksanaan ini dimulai dari
persiapan, penelitian lapangan, penyusunan, dan tahap terakhir penelitian sampai sidang dilaksanakan.
75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan mendeskripsikan dan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan di CV. Laksana Indah Untuk Bersama LAINUBA Tour
Organizer, mengenai Strategi Komunikasi Tour Leader Cv. Laksana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative.
Data yang terkumpul pada hasil penelitian ini berasal dari hasil observasi, penelusuran data online, studi dokumentasi dan studi kepustakaan, selain itu pula
untuk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan menyeluruh, maka penulis melakukan wawancara mendalam, yaitu dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan secara langsung kepada informan yang benar-benar mengetahui dan memahami sepenuhnya mengenai strategi komunikasi Tour Leader Lainuba.
Untuk pada tahap analisis, yang dilakukan oleh penulis adalah membuat daftar pertanyaan untuk proses wawancara, pengumpulan data, dan analisis data
yang dilakukan sendiri olah penulis. Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih sistematis dan terarah, maka
penulis membagi dalam tiga pembahasan, yaitu : 1. Profil informan
2. Analisis deskriptif hasil wawancara penelitian 3. Pembahasan.
4.1 Deskripsi Data Informan
Pada tahap ini penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan yang telah ditentukan. Mereka merupakan informan yang mengetahui dan paham
betul tentang strategi komunikasi Tour Leader Cv. Laksana Indah Untuk Bersama Lainuba Tour Organizer.
Berikut profil dari ketiga informan dan informan pelengkap berdasarkan jenis kelamin, tanggal lahir, pendidikan hinggan jabatan yang di pegang saat ini.
1. Soni Arisondiat
Gambar 4.1 Foto Soni Arisondiat
Sumber : Dokumentasi Peneliti 2012
Bapak Soni Arisondiat lahir di Tasikmalaya tanggal 28 Januari, sosok pria yang pekerja keras, tidak mengenal menyerah, tegas tapi santai, merupakan
gambaran mengenai sosok bapak satu anak ini. Suami dari Ibu Dewi Mayasari Guryani ini merupakan lulusan sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Padjajaran Bandung. Bapak Soni Arisondiat mengawali karirnya di salah satu perusahaan
telekomunikasi ternama yang ada di Bandung yaitu Telkomsel, dengan status mahasiswa beliau sudah bisa masuk dan bergabung dalam perusahaan
telekomunikasi tersebut, hanya satu tahun beliau bertahan di perusahaan tersebut, kemudian karir beliau selanjutnya adalah bekerja di Telkom Speedy sebagai spv,
ini pun tidak bertahan lama hanya satu tahun. Diawal tahun 2008 beliau masuk kembali pada perusahaan awal beliau
memulai karirnya, namun kali ini beliau ditempatkan pada divisi service management yang dimana disinilah awal pertemuan Bapak Soni dengan Bapak
Dian Riana, dua tahun berada pada divisi service management tak lantas membuat bapak dari satu orang ini merasa puas.
Dengan bermodalkan keyakinan untuk sebuah perubahan, bapak soni menyatakan keluar dari Telkomsel pada tahun 2010, ditahun 2009 sampai 2010
beliau bekerja sama dengan salah satu agent travel yang berdomisili di kota Yogjakarta sebagai pemegang lisensi area Jawa Barat.
Di dunia usahalah beliau baru merasa bahwa hidupnya lebih berarti, waktu yang beliau miliki bisa dinikmati bersama keluarga, di tahun 2010 kontrak kerja
yang disepakati oleh agent travel dengan beliau habis, ditahun itulah dimana sebuah perubahan dalam hidupnya terjadi.
Dirintisnya Cv. Laksana Indah Untuk Bersama atau yang sering dipanggil Lainuba Tour Organizer membuat semua terasa berbeda, dengan format baru, tim
pendukung yang baru Bapak Soni mengawali karirnya di dunia usaha dengan namanya sendiri.
Rasa optimis yang dimilikinya akhirnya membuahkan hasil, dengan penuh perjuangan, dan tanpa menyerah beliau berusaha membangun Lainuba hingga
pada saat ini, sedikit demi sedikit nama Lainuba sudah mulai dikenal dibeberpa kampus di Bandung, Jakarta, Bogor, sampai ke Lampung.
Apa yang dilakukan bukan sekedar aji mumpung semata, tetapi melewati berbagai tahap, mulai dari kerja pada agent travel lain sebagai Tour Leader
semasa kuliah, dipercaya memegang lisensi area Jawa Barat oleh agent travel yang ada di Jogja.
Jadi jika pada akhirnya Bapak Soni Arisondiat memiliki sebuah kantor biro pariwisata bukan hanya kebetulan, tetapi memang impian yang beliau ingin
realisasikan semasa beliau duduk menjadi mahasiswa hingga pada saat beliau bekerja.
Kemampuan beliau sudah terlewat luar biasa, selain sebagai pemilik dari Cv. Laksana Indah Untuk Bersama, tetapi beliau juga memposisikan dirinya
sebagai marketing dan juga Tour Leader. Kemampuannya membuat sebuah perjalanan wisata tidak perlu diragukan lagi.
Bahkan beberapa kampus sudah menjadi pelanggan setia dari Lainuba, setiap tahunnya Lainuba dipercayakan menjadi agent travel yang mengurusi
kegiatan rutin dari kampus tersebut. Alasan peneliti memilih Bapak Soni Arisondiat sebagai informan kunci
adalah karena beliau yang merancang dari kegiatan Study Comparative ini, beliau juga bertugas sebagai Tour Leader pada Study Comparative ini, dan hamper
semua data yang diperlukan peneliti ada pada Bapak Soni Arisondiat.
2. Dewi Mayasari Guryani