Strategi Komunikasi Tour Leader CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer Dalam Kegiatan Study Comparative

(1)

(2)

STUDY COMPARATIVE

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas

Oleh :

Baktiar Widiana

NIM. 41808123

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI ILMU HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(3)

i


(4)

iii Oleh: Baktiar Widiana

NIM: 41808123

Penelitian ini dibawah bimbingan Arie Prasetio, S.Sos., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Tour Leader CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative. Untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat sub fokus pada penelitian ini yaitu mengenal khalayak, penyusunan pesan, penetapan metode, dan penggunaan media. Sub fokus tersebut berguna untuk menjawab pertanyaan makro, yaitu : Bagaimana Strategi Komunikasi Tour Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif, Informan dipilih dengan teknik purposive sampling, untuk informan penelitian berjumlah 3 (tiga) orang dan informan kunci yang berjumlah 1 (satu) orang. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, studi pustaka dan penelusuran data online. Untuk uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data, Member Checking, meningkatkan ketekunan, menggunakan bahan referensi. Adapun teknik analisis data dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kegiatan Study Comparative ini, Tour Leader Lainuba Tour Organizer, telah melakukan proses mengenal khalayak peserta Study Comparative, penyusunan pesan, penetapan metode yang digunakan, penggunaan media sejak perencanaan, selama diperjalanan dan pada saat kegiatan berlangsung sesuai dengan realita dilapangan.

Simpulan dari penelitian ini adalah peserta Study Comparative ini adalah terdiri dari mahasiswa tingkat I dan II, berusia 19-21 tahun, mayoritas wanita, beragama Islam, Pesan yang disampaikan adalah penetapan anggaran biaya, menentukkan tema kegiatan, menentukkan tempat kunjungan, rundown, semua tour leader menggunakan metode penyampaian berdasarkan isi, yaitu metode informatif, metode edukatif, metode persuasif, dan metode koersif, media yang digunakan media komunikasi dan media seni dan hiburan.

Saran untuk tour leader CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer selalu adakan briefing sebelum kegiatan berlangsung dan evaluasi setelah kegiatan berlangsung.


(5)

iv ABSTRACT

STRATEGY COMMUNICATIONS OF TOUR LEADER CV. LAKSANA INDAH UNTUK BERSAMA( LAINUBA) TOUR ORGANIZER IN ACTIVITY

STUDY COMPARATIVE By:

Baktiar Widiana NIM: 41808123 This research under guidance

Arie Prasetio, S.Sos., M.Si

This research aim to to know how communications strategy of Tour Leader, CV. Laksana Indah Untuk Bersama ( Lainuba) Tour Organizer in activity of Study Comparative. To answer the target of above hence researcher lift sub focus at this research that is recognizing audiences, compilation of message, stipulating of method, and usage of media. the Focus sub good for replying macro question, that is : How Strategy Communications of Tour Leader Lainuba Tour Organizer in activity of Study Comparative.

Approach of this research is qualitative with descriptive research method, Informan selected with technique of purposive sampling, for the informan of research amount to 3 ( three) people and key informan amounting to 1 (one) people. Technique data collecting that is circumstantial interview, observation, documentation, book study and internet searching. For the test of authenticity of data use technique triangulat data, Member Checking, improving assidinity, using reference materials. As for technique analyse data with data collecting, data discount, presentation of data, and withdrawal of conclusion.

Result of research indicate that in activity of this Study Comparative, Tour Leader Lainuba Tour Organizer, have process to recognize khalayak participant of Study Comparative, compilation of message, stipulating of used method, usage of media since planning, during journey and at the (time) of activity take place as according to field realita.

Node of this research is participant of this Study Comparative is consisting of student mount I and of II have, age to 19-21 year, woman majority, believe in Islam, Message the submitted is stipulating of budget, activity theme menentukkan, visit place menentukkan, rundown, all leader tour use method of[is forwarding of pursuant to content, that is informative method, method of edukatif, method of persuasif, and method of koersif, used by media is communications media and artistic media and entertainment amusement.

Suggestion for the tour of, CV Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer always perform a briefing before activity take place and evaluate after activity take place.


(6)

v Assalamua’laikum Wr. Wb

Segala puji peneliti ucapkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta yang menguasai segala kekuasaan, pemilik segala ilmu yang sifatnya lakhiriah maupun yang bersifat bathiniah atas segala rahmat dan karunianya sehingga peneliti dapat dengan lancar menulis dan menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Tour Leader CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer Dalam Kegiatan Study Comparativesebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Komputer Indonesia.

Peneliti juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta, Ayah dan Ibu tercinta, karena merekalah yang telah menghantarkan peneliti sampai ke derajat mahasiswa, pengorbanan, dan kesetiaan mereka dalam mendampingi peneliti hingga saaat ini tidak mungkin terlupakan.

Melalui kesempatan ini perlu peneliti sampaikan, selesainya penelitian ini berkat bantuan dari berbagai pihak dan melalui kata pengantar ini peneliti peneliti mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnyanya kepada:


(7)

vi

1. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah mengeluarkan surat izin penelitian kepada pihak perusahaan dan memberikan pengesahan pada penelitian ini.

2. Yth. Bapak Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP UNIKOM sekaligus sebagai dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta wawasan selama peneliti melakukan perkuliahan.

3. Yth. Ibu Melly Maulin P, S.Sos. ,M.Si selaku sekertaris program studi dan selaku dosen wali yang telah membantu dalam pelaksanaan perwalian setiap semesternya dan selalu setia mendengarkan keluh kesah anak walinya.

4. Yth. Bapak Ari Prasetio, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing yang selalu dengan sabar membimbing peneliti hingga terselesainya penyusunan skripsi ini. Serta selalu memberikan saran serta arahan dalam menyusun skripsi ini.

5. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si., Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., Bapak Olih Solihin, S.Sos., M.Si., Bapak Sangra Juliano P., S.I.Kom., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom., Bapak Adiyana Slamet., S.IP., M.Si., Ibu Tine Agustin, S.I.Kom., Bapak Yadi Supriadi, S.Sos., M.Phil, seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan peneliti selama ini yang tidak dapat penulissebutkan satu


(8)

vii

selalu dengan tekun mengatur segala keperluan penulis dalam pemenuhan kebutuhan kuliahnya.

7. Yth. Bapak Soni Arisondiat, S.I.Kom selaku Managing Director dari CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di kantor Lainuba Tour Organizer.

8. Yth. Ibu Dewi Maya S G. A.Md selaku Bagian Administrasi dan Customer Relations yang telah membantu peneliti dalam mengumpulkan informasi yang peneliti butuhkan selama melakukan penelitian.

9. Serta seluruh staf / pegawai CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer, Bapak Dian Riana, S.Sos., Dodi Koswara, Ari Setiabudi, Spt., Aryo Ahadianto, A.Md., Yani Suryani, yang sudah membantu peneliti selama melakukan penelitian, terima kasih.

10.Peni Widianty, Amd kakak peneliti yang selalu memberikan dukungan, semangat dan senyum canda tawa dalam kebersamaan yang senantiasa memberikan warna pada hidup peneliti.

11.Seluruh Keluarga, yang telah memberikan dukungan, semangat serta doa bagi peneliti. Terima kasih semua.


(9)

viii

12.Para Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, para guru yang sudah mendidik dan membagi ilmunya kepada peneliti mulai dari penulis TK, SD, SMP, dan SMA. Jasamu sangatlah besar dan penulis ucapkan terima kasih atas jasamu yang sungguh mulia

13.Sinta Dewi Maulida, Amg yang tanpa henti memberikan semangat, dukungan, doa serta perhatian kepada peneliti selama melakukan penelitian sampai menyelesaikan skripsi ini.

14.Dodi Koswara, sahabat yang telah sama-sama berjuang dari semester pertama sampai pada saat ini, ayo semangat..!!

15.Harry Zandra, Afandi, Ilona Annisa, Nines Meiselly, Devita Futriana, Abdurohim, Ading. Terutama Harry Zandra yang selalu mengingatkan peneliti mengenai usulan penelitian ini. Terima kasih semuanya. Tahun 2012 kita lulus bersama, amin

16.Teman-teman IK Humas 1, Dita Gita ( Mbak Sri), Fanany Hidayati Asmara, Sigit Erwin, Yuga, Doni, Fahcrul, Chandra Dani, Nizam, Diana Puspita, Santi, Lina Marlina, Isabella, Aziz, Ardianto, Popi, Nuki, Dikar, Rey. Terus berjuang, gapai semua cita-cita kalian, IK Humas 1 ayey...

17.Teman- teman Ik Humas 2, IK Humas 3, IK Jurnal, Ayoo tetap semangat... !!

18.Teman-teman SMP penulis, Fendry, Heri, Yopi, Firman, Vido, Riga dan yang lainnya yang telah memberikan dukungan peneliti selama peneliti masih melakukan penelitian sampai pada usulan penelitian ini.


(10)

ix

Memberikan balasan yang berlimpah bagi orang - orang yang telah membantu peneliti dengan segala kesabaran dan keikhlasannya dalam penulisan karya ini. Skripsi ini tentu saja masih jauh dari sempurna, sehingga peneliti dengan hati terbuka menerima kritik dan saran untuk perbaikan yang lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini mendatangkan kebaikan bagi banyak pihak, terima kasih.

Bandung, Juli 2012


(11)

x

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN... i

LEMBAR PERNYATAAN... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 10

1.2.2 Pertanyaan Mikro ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1 Maksud Penelitian... 11

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 12

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 12


(12)

xi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka ... 14

2.1.1 Penelitian Terdahulu ... 14

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 16

2.1.2.1 Fungsi Komunikasi ... 19

2.1.2.2 Komponen-Komponen Komunikasi ... 21

2.1.2.3 Proses Komunikasi ... 25

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Kelompok ... 28

2.1.3.1 Definisi Komunikasi Kelompok ... 28

2.1.3.2 Ciri-Ciri Komunikasi Kelompok ... 31

2.1.3.3 Pengaruh Kelompok Pada Komunikasi ... 32

2.1.3.4 Klasifikasi Kelompok dan Komunikasinya ... 33

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi ... 37

2.1.5 Tinjauan Tentang Tour Organizer... 44

2.1.6 Tinjauan Tentang Study Comparative ... 44


(13)

xii

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ... 55 3.1.1 Sejarah CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour

Organizer ... 55 3.1.2 Visi dan Misi CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba)

Tour Organizer ... 57 3.1.2.1 Visi CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour

Organizer ... 57 3.1.2.2 Misi CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour

Organizer ... 57 3.1.3 Struktur Organisasi CV. Laksana Indah Untuk Bersama

(Lainuba) Tour Organizer ... 58 3.1.4 Logo dan Lencana CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba)

Tour Organizer ... 59 3.1.4.1 Arti dari Logo CV. Laksana Indah Untuk Bersama

(Lainuba) Tour Organizer ... 59 3.1.4.2 Arti dari Lencana CV. Laksana Indah Untuk Bersama

(Lainuba) Tour Organizer ... 60 3.1.5 Sarana dan Prasarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama

(Lainuba) Tour Organizer ... 61 3.1.5.1 Sarana CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba)


(14)

xiii

3.2.1 Desain Penelitian ... 63

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 65

3.2.3 Teknik Penentuan Informan ... 67

3.2.4 Teknik Analisa Data... 68

3.2.5 Uji Keabsahan Data ... 71

3.2.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 74

3.2.6.1 Lokasi Penelitian ... 74

3.2.6.2 Waktu Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Informan ... 76

Data Soni Arisondiat ... 76

Data Dewi Mayasari Guryani ... 80

Data Dian Riana ... 82

Data I Made Arta Arimbawa ... 85

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 87

4.2.1Mengenal Khalayak Study Comparative ... 87

4.2.2Penyusunan Pesan Study Comparative ... 89

4.2.3Metode Yang Digunakan Dalam Kegiatan Study Comparative .... 93

4.2.4Media Yang Digunakan Dalam Kegiatan Study Comparative ... 95


(15)

xiv BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 106

5.2 Saran ... 107

5.2.1Saran Untuk Tour Leader CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer ... 107

5.2.2Saran Untuk Peneliti Selanjutnya ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN ... 112


(16)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia mengalami peningkatan beberapa tahun belakang ini, baik peningkatan dalam jumlah wisatawan yang datang, ataupun jumlah biro perjalanan wisata yang mulai banyak berkembang di setiap daerah yang ada di Indonesia.

Berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia tidak terlepas dari banyaknya objek wisata yang ada di Indonesia, baik objek wisata yang sudah dikenal banyak orang ataupun objek wisata yang baru-baru ini muncul dan mulai meramaikan dunia pariwisata Indonesia dengan keunikan dan keindahannya masing-masing.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia memiliki potensi alam yang terbilang sangat baik untuk dijadikan suatu objek wisata, bahkan dengan berkembangnya dunia pariwisata di Indonesia membuat Indonesia semakin dikenal oleh setiap orang, ini terbukti dengan banyaknya wisatawan yang datang untuk melakukan kegiatan wisata di Indonesia.

Dengan berbagai alasan yang terjadi serta melihat peluang yang ada menjadikan banyaknya biro perjalanan wisata berkembang seiring dengan bertumbuhnya objek wisata di Indonesia yang hadir meramaikan dunia pariwisata, karena bagi sebagian orang perkembangan dunia pariwisata di Indonesia merupakan suatu peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan secara serius.


(17)

2

Namun tidak hanya segelintir orang yang melihat peluang bisnis ini, di setiap daerah yang memiliki potensi wisata cukup tinggi pasti terdapat biro perjalanan wisata yang siap menawarkan dan membantu orang-orang dalam melakukan kegiatan wisata.

Untuk bisa mengikuti persaingan yang semakin ketat antara biro perjalanan wisata yang satu dengan yang lainnya, maka diperlukan inovasi-inovasi yang baru dari masing-masing biro perjalanan wisata untuk dapat mengemas sebuah perjalanan wisata menjadi sebuah perjalanan yang lebih dari sekedar perjalanan wisata.

Selain sebuah inovasi yang baru, strategi dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan agar langkah-langkah yang akan dilakukan demi kepentingan perusahaan lebih terarah dan mencapai hasil yang diinginkan. Strategi menurut

Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi”, mengemukakan bahwa : “Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran” (Arifin 1984:59).

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :

1. Mengenal Khalayak, merupakan langkah pertama bagi komunikator agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.

2. Menyusun Pesan, merupakan langkah kedua setelah mengenal khlayak dan situasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang


(18)

mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek: (1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. (2) menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung.

Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.


(19)

4

b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informative, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (Metoda) memberikan penerangan.

Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Seperti yang dikutip Jarwoto dalam buku Anwar Arifin

“Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas”:

1. Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts bersifat controversial, atau 2. Memberikan informasi dan menuntun umum

ke arah suatu pendapat

Jadi dengan penerangan berarti, pesan-pesan yang dilontarkan itu, berisikan tentang fakta-fakta dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan


(20)

kebenarannya, sehingga bagi komunikan dapat diberi kesempatan untuk menilai menimbang-menimbang dan mengambil keputusan atas dasar pemikiran-pemikiran dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak. c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan

jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.

4. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus didukung dengan


(21)

6

pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan. (Arifin 1984:72-86)

Strategi adalah suatu langkah-langkah yang direncanakan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan kegiatan, pesan, dan media tertentu. Oleh karena itu diperlukan sebuah inovasi yang yang mendukung perkembangan perusahaan, seperti yang dilakukan oleh Cv. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer Bandung.

Menyadari akan hal itu Cv. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer Bandung mempunyai banyak langlah-langkah yang diambil dalam memberikan pelayanan kepada konsumen pada saat melakukan kegiatan wisata.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh Lainuba Tour Organizer dalam melayani konsumen, salah satunya adalah pelayanan yang dilakukan dari mulai perencanaan sampai perjalanan wisata itu berlangsung, yang dimana langkah ini dilakukan oleh seorang Tour Leader.

Tour Leader adalah seseorang yang mempunyai tugas untuk memimpin

suatu perjalanan wisata baik perjalanan didalam negeri ataupun perjalanan wisata diluar negeri, selain memimpin suatu perjalanan wisata, memberikan informasi kepada wisatawan atau peserta wisata mengenai objek wisata yang akan dituju merupakan salah satu tugas dari seorang Tour Leader.


(22)

Tour Leader juga bertanggung jawab atas kepuasan seluruh peserta, baik kepuasan secara informasi yang diberikan mengenai objek wisata ataupun kepuasan secara pelayanan yang diberikan selama melakukan perjalanan wisata.

Hal ini diperkuat dengan pengertian Tour Leader, yang dikemukakan oleh

Drs. Oka Yoeti pada bukunya “Tours and Travel Management”. Didalam bukunya dijelaskan bahwa Tour Leader terdiri dari dua suku kata yaitu:

1. Tour adalah perjalanan keliling yanag memakan waktu lebih dari 3

hari yang diselenggarakan oelh suatu biro perjalanan wisata dengan acara peninjauan dibeberapa titik tempat yang menarik.

2. Leader adalah pemimpin

Jadi pengertian Tour Leader adalah seseorang yang memimpin suatu perjalanan wisata, baik didalam negeri, yang bertujuan memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai suatu objek wisata dari segi sejarah, geografi, dan sebagainya.1

Profesi Tour Leader merupakan profesi yang menjanjikan dan menantang bagi sebagian kalangan, karena untuk menjadi seorang Tour Leader, seseorang tersebut harus memiliki wawasan yang luas mengenai pariwisata, objek wisata, sampai hal yang mendetail mengenai apa saja yang berkaitan dengan kegiatan wisata.

1

http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=2&submit.x=15&submit.y=13&qual=high&submitval= next&fname=%2Fjiunkpe%2Fd3%2Fpari%2F1995%2Fjiunkpe-ns-d3-1995-91391045-11687-wisata_outbond-chapter3.pdf (Sabtu, 24 Maret 2012 Pukul 19:45)


(23)

8

Selain memiliki tantangan tersendiri, profesi sebagai Tour Leader juga dianggap menjanjikan dan menyenangkan, karena seorang Tour Leader akan jauh memiliki kesempatan yang lebih besar untuk bisa mendatangi atau mengunjungi berbagai tempat wisata yang ada.

Tetapi dibalik semua itu profesi Tour Leader pun memiliki tugas yang cukup berat dimana seorang Tour Leader harus cekatan dalam membaca situasi selama kegiatan wisata berlangsung, dengan tujuan untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi diluar perkiraan.

Untuk menjadi seorang Tour Leader ada persyaratan yang harus dimiliki, selain cekatan dalam setiap tindakannya, berwawasan luas, tetapi juga menjaga kesopanan selama diperjalanan, karena dalam dunia pariwisata ada kode etik bagi seorang Tour Leader.

Mengingat kesuksesan perjalanan wisata itu tergantung dari kemampuan dari seorang Tour Leader dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada para wisatawan, karena itu akan berimbas pada nama baik biro perjalanan wisata yang bersangkutan , karena setiap Tour Leader pun akan membawa nama besar dari biro perjalanan wisatanya sendiri.

Menurut pemilik dari Cv. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer Bandung bahwa kunci dari bidang usaha jasa adalah pelayanan, semakin baik pelayanan yang diberikan maka semakin baik pula respon yang diberikan para konsumen kepada kita.


(24)

Oleh karena itu Lainuba Tour Organizer Bandung sangat memperhatikan semuanya dari sejak perencanaan sampai pada pelaksanaannya dijalan, yang terlebih melatih para Tour Leadernya untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh peserta.

Hal tersebut penting sebagai acuan dalam pembenahan kualitas pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan bisa memberikan kepuasan pada tingkat yang optimal. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan bermutu yang memenuhi tingkat kepentingan pelanggan.

Tingkat kepentingan pelanggan terhadap pelayanan yang akan mereka dapatkan, dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh, setelah mereka menikmati pelayanan tersebut, mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka harapkan.

Bila pelayanan yang mereka nikmati ternyata berbeda jauh, para pelanggan akan kehilangan minat terhadap perusahan / instansi jasa tersebut begitu sebaliknya, bila pelayanan yang mereka nikmati ternyata memenuhi apa yang mereka harapkan, para pelanggan akan terus memakai jasa kita.

Study Comparative jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah perbandingan pendidikan, yang dimana dari pengertian arti dua kata tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa Study Comparative adalah suatu upaya untuk membandingkan, menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam suatu kegiatan pendidikan yang


(25)

10

dilaksanakan atau menemukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan pendidikan.2

Study Comparative atau perbandingan pendidikan ini merupakan kegiatan yang secara rutin dilakukan oleh Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jurusan Gizi Bandung yang dimana kegiatan ini selalu dilakukan dalam kurun 2 tahun sekali.

Study Comparative yang dilakukan Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Jurusan Gizi Bandung adalah dengan mengunjungi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jurusan Gizi yang berada di Bali, hal ini dilakukan dengan tujuan membandingkan serta menganalisa semua yang berkaitan dengan pendidikan gizi. Selain itu pertukaran informasi mengenai kurikulum dalam perkuliahan juga akan menjadi salah satu agenda yang akan dilakukan nanti pada saat pelaksanaan Study Comparative.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Pertanyaan Makro

Bagaimana Strategi Komunikasi Tour Leader Lainuba Tour Organizer Dalam Kegiatan Study Comparative?

2

http://muhsinabdulaziz.blogspot.com/2012/02/perkembangan-ilmu-perbandingan.html (Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:15)


(26)

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Pada penelitian ini, peneliti merinci secara jelas dan tegas dari fokus pada rumusan masalah yang masih bersifat umum dengan subfokus-subfokus terpilih, yakni :

1. Bagaimana Strategi Mengenal Khalayak Tour Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative?

2. Bagaimana Strategi Penyusunan Pesan Tour Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative?

3. Bagaimana Strategi Penetapan Metode Tour Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative?

4. Bagaimana Strategi Penggunaan Media Tour Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini memiliki maksud dan tujuan yang menjadi bagian dari penelitian sebagai ranah kedepannya, adapun maksud dan tujuannya sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, memaparkan serta menjelaskan tentang “Strategi Komunikasi Tour Leader Lainuba Tour Organizer melalui kegiatan Study Comparative.


(27)

12

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Mengenal Khalayak Tour

Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study

Comparative

2. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Penyusunan Pesan Tour

Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study

Comparative

3. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Penetapan Metode Tour

Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study

Comparative

4. Untuk mengetahui bagaimana Strategi Penggunaan Media Tour

Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study

Comparative

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu pengembangan ilmu komunikasi secara umum dan pengembangan keilmuan. Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan agar mengetahui strategi komunikasi Tour Leader dalam kegiatan Study Comparative dan dapat


(28)

memberikan pengetahuan mengenai kegiatan komunikasi yang efektif dan juga membuka wawasan dan pengetahuan baru bagi penulis

1.4.2 Kegunaan Praktis 1.4.2.1 Bagi Peneliti

Dapat dijadikan bahan referensi sebuah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan ilmu yang diperoleh peneliti selama studi secara teoritis. Dalam hal ini khususnya mengenai Strategi Komunikasi Tour Leader Lainuba Tour Organizer dalam kegiatan Study Comparative

1.4.2.2 Bagi Akademik

Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi mahasiswa UNIKOM (Universitas Komputer Indonesia) secara umum, dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi secara khusus yang dapat dijadikan sebagai literatur dan referensi tambahan terutama bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

1.4.2.3 Bagi Lembaga

Diharapkan akan menjadi suatu masukan bagi Cv. Laksana Indah Bersama (Lainuba) Tour Organizer untuk lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya Tour Leader yang memimpin suatu kegiatan wisata agar terus mendapatkan respon serta persepsi yang baik dari para wisatawan yang telah atau sedang ditanggani.


(29)

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dalam penyusunan skripsi ini berisi definisi atau tinjauan yang berkaitan dengan komunikasi secara umum, dan pendekatan pendekatan yang digunakan dalam penelitian.

2.1.1 Penelitian Terdahulu

Tinjauan Penelitian terdahulu adalah referensi referensi yang berkaitan dengan informasi penelitian. Penelitian terdahulu ini berupa hasil penelitian yang sudah dilakukan, penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai bahan acuan, antara lain :

Penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Guru Pendamping Melalui Pendidikan Inklusi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Negeri Tunas Harapan Cijerah Kota Bandung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi Guru Pendamping Melalui Pendidikan Inklusi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Negeri Tunas Harapan Cijerah Kota Bandung. Untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat indikator sebagai sub fokus pada penelitian ini yaitu tujuan, perencanaan, kegiatan, pesan dan media. Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti adanya tujuan dalam mendidik siswa berkebutuhan khusus secara akademik dan sikap bersosial,


(30)

perencanaan yang dilakukan guru pendamping pada siswa berkebutuhan khusus dengan melakukan perubahan rekruitmen dan kerjasama dengan beberapa lembaga, kegiatan yang dilakukan didalam sekolah dan diluar sekolah (Outbond), pesan yang disampaikan pada siswa bersifat konsisten dan singkat, dan media alat bantu peraga yang menjadi media pembantu dalam kegiatan belajar mengajar siswa berkebutuhan khusus.

(Fitrah Dani Ahmadsyah; NIM 41807145/ Ilmu Komunikasi UNIKOM: 2011)

Penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Dalam Penyebaran Informasi Konservasi Badak Pada Komunitas Pelajar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dijalankan oleh Yayasan Badak Indonesia (YABI) Bogor dalam melakukan penyebaran informasi mengenai konservasi badak pada komunitas pelajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan mengamati orang di lingkungannya, bagaimana cara mereka berinteraksi, dan mempersiapkan segala sesuatunya. Uji triangulasi menggunakan sumber dari seorang pakar komunikasi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi sebagai data primer. Untuk data sekunder diperoleh dari hasil survey lapangan dan studi literatur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009- April 2010 di Yayasan Badak Indonesia Bogor. Hasil penelitian ini terbagi atas strategi pemilihan komunikator, strategi penyusunan adn perencanaan pesan, strategi pemilihan media, dan strategi pemilihan khalayak dalam


(31)

16

penyebaran informasi kepada komunitas pelajar yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode induktif. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi komunikasi dalam penyebaran informasi yang dilakukan YABI lebih ke arah interpersonal dalam pendekatan secara umum, hanya saja masih ada beberapa kekurangan, terutama dalam memperbaharui segala aspek dalam melakukan penyebaran informasi tersebut.

(Muhammad Galih; NIM 210210060034/ Ilmu Komunikasi UNPAD: 2010)

2.1.2 Tinjauan Tentang Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna.

Menurut Hovland yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy (2002) mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :

“Proses dimana seseorang (Komunikator) menyampaikan

perangsang-perangsang (biasanya lembaga dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (Komunikan) atau dalam bahasa asingnya “The procces by wich and individual”(The communicator) transmit stimuli the behavior of other individual


(32)

Berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak ada definisi yang salah dan benar, definisi diuraikan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beragamnya definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih mengenal komunikasi secara konseptualisasi, dimana komunikasi terdiri dari tiga konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Wenburg dan Wilmot (Mulyana, 2007 : 67-76) :

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah Suatu pemahaman mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang lainnya baik secara langsung atau melalui media. Jadi komunikasi dianggap sebagai proses linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada penerima, sasaran atau tujuannya.

2. Komunikasi sebagai interaksi Pandangan ini menyeratakan komunikasi dengan proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala. Komunikasi sebagai interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu arah. Namun pandangan ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima


(33)

18

karena itu masih berorientasi pada sumber jadi masih bersifat mekanis dan statis.

3. Komunikasi sebagai transaksi Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi bersifat dinamis, lebih sesuai untuk komunikasi tatap muka yang memungkinkan pesan atau respon verbal dan nonverbal bisa diketahui dengan langsung, konsep ini tidak membatasi komunikasi sebagai komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat diamati. Komunikasi dilihat sebagai proses dinamis yang berkesinambungan mengubah perilaku-perilaku pihak yang berkomunikasi.

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip

oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” ilmu

komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2002:10)

Hovland juga menungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampain informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi,


(34)

Hovland mengatakan Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behafavior of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal itu bisaterjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar di mengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif.

Dari berbagai pendapat ahli yang berkembang mengenai pengertian komunikasi maka komunikasi tidak hanya sebagai proses penyampaian pesan yang dilakukan komunikator kepada komunikannya tetapi juga penyampaian gagasan, emosi, keterampilan untuk dapat membentuk suatu kesamaan makna serta untuk mempengaruhi komunikan sehingga terjadinya feedback yang di harapkan oleh seorang komunikator dari komunikannya.

2.1.2.1 Fungsi Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu komunikasi suatu pengantar (2007) mengutip Kerangka berpikir William I. Gorden mengenai fungsi-fungsi komunikasi yang dibagi menjadi empat bagian. Fungsi-fungsi suatu peristiwa komunikasi (communication event) tampaknya tidak sama sekali independen, melainkan juga


(35)

20

berkaitan dengan fungsi-fungsi lainnya, meskipun terdapat suatu fungsi dominan.

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan. Pembentukan konsep diri Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapakan kata2 dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik.


(36)

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur (persuasif) Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

2.1.2.2 Komponen-Komponen Komunikasi

Menurut Effendy (2002:6), Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

3. Media (media)

4. Komunikan (communicant) 5. Efek (effect)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

1. Komunikator dan Komunikan

Menggunakan istilah penerima, karena sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk


(37)

22

menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara) sekaligus penerima (pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui dan sebagainya (Devito, 1997 : 27).

Tetapi ketika kita mengirim pesan kita juga menerima pesan. Anda menerima pesan kita sendiri (kita mendengar diri sendiri, merasakan gerak tubuh sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh kita sendiri) dan kita menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau bahkan melalui rabaan dan penciuman.

Ketika kita berbicara dengan orang lain, kita memandangnya untuk mendapatkan tanggapan untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya. Ketika kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, kita menjalankan fungsi penerima

2. Pesan

Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan separangkat symbol verbal dan atau nonverbal yang meawakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen: makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau


(38)

organisasi pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan dan perasaan, baik ucapan (percakapan, wawacara, diskusi, ceramah) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet). Kata-kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh (acungan jempol, anggukan kepala, senyuman, tatapan mata, dan sebagainya), juga melalui music, lukisan, patung, tarian, dan sebagainya. (Mulyana, 2007:70)

3. Media

Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan dua atau tiga saluran secara simultan. Sebagai contoh dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi (saluran taktil) (Devito, 1997 :28).

Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern yang dewasa ini banyak dipergunakan (Effendy, 2002 : 37). Tradisional misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan yang lebih modern misalnya surat, papan


(39)

24

pengumuman, telepon, telegram, pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang pada umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual, audio dan audio-visual.

Sedangkan media menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2007) mengatakan bahwa media adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Salauran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. (Mulyana, 2007:70)

4. Efek

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis atau mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif.

Kedua Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi dan perasaan anda, ini adalah efek afektif. Ketiga Anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini adalah efek psikomotorik (Devito, 1997 : 29).


(40)

Deddy Mulyana juga menjelaskan mengenai efek, menurut Deddy Mulyana, efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membelinya menjadi bersedia membelinya, atau dari yang tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilih dalam pemilu) (Mulyana, 2007:71)

2.1.2.3 Proses Komunikasi

Pada proses komunikasi dapat dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses, yaitu pengemasan isi pesan dan lambang. Isi pesan pada umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa (Effendy, 2003:31). Kemudian pesan tersebut ditransmisikan kepada komunikan. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi.


(41)

26

2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistik

Pada proses komunikasi ini dapat diklasifikasikan secara dua tahap, yakni sebagai berikut :

a) Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Adapun lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.

Pada proses komunikasi secara primer adalah bahasa yang paling banyak digunakan, sebab bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, gagasan, informasi atau opini. (Effendy, 2002:11)

b) Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai


(42)

sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari proses komunikasi primer, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator, harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan. Proses komunikasi secara sekunder ini dalam menjangkau sasarannya dengan menggunakan media massa yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki daya keserempakan. Seperti surat kabar, televisi siaran, radio, film, leaftlet, brosur, dan lain-lain. (Effendy, 2002:16-18)

c) Komunikasi Secara Linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal (Effendy, 2003: 38).

Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication). Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.


(43)

28

d) Proses Komunikasi Secara Sirkular

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feedback tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator. Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasi itu berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif komunikator patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga komunikator harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif.

2.1.3 Tinjauan Komunikasi Kelompok

2.1.3.1 Definisi Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok termasuk kedalam salah satu bentuk spesialisasi ilmu komunikasi. Komunikasi kelompok termasuk dalam komunikasi tatap muka karena komunikator dan komunikate berada dalam situasi saling berhadapan dan saling melihat.


(44)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Kamus Komunikasi,

“Kelompok adalah sejumlah orang yang berhubungan satu sama

lainnya oleh perhatian dan kepentingan yang sama” (Effendy,

1989:156)

Sementara itu menurut H.A.W Widjaja, Komunikasi kelompok adalah:

“Komunikasi yang ditujukan pada kelompok tertentu. Kelompok tertentu adalah suatu kumpulan manusia yang mempunyai antar dan antara hubungan sosial yang nyata dan memperlihatkan struktur

yang nyata pula” (Widjaja, 2000:37)

Pengertian kelompok di sini haruslah dengan jelas diterangkan. Bahwa bila sejumlah orang yang secara fisik bersama-sama berada pada tempat yang bersama-sama di waktu yang bersama-sama, belum dikatakan kelompok karena mereka tidak memiliki keterikatan secara emosional. Seperti yang diutarakan oleh Effendy. Menurutnya,

“Walaupun sejumlah orang secara fisik bersama-sama berada dalam suatu tempat yang sama dalam waktu yang sama, belum tentu merupakan kelompok berdasarkan definisi kelompok. Pada sejumlah orang tersebut harus ada persatuan psikologis, interaksi” (Effendy, 1981:56)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok, seperti


(45)

30

dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Komunikasi kelompok mempunyai sifat yang lebih terorganisir dan melembaga daripada komunikasi antar pribadi, karena diantara para anggotanya mempunyai kepentingan yang sama mengenai suatu permasalahan dan memerlukan pemecahan bersama-sama. Santoso Sastropoetro menjelaskan bahwa:

“Komunikasi kelompok berarti menyampaikan pesan kepada kelompok manusia, misalnya kuliah, ceramah, memberi pelajaran, dan lain lain. Dalam komunikasi kelompok, yang dituju adalah rasio atau akal guna dapat menerima, menanggapi, serta mengolah suatu pesan dalam benak atau otak.” (Praktiko, 1993:23)

Sedangkan pengertian tentang komunikasi kelompok menurut Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson dalam buku

“Komunikasi Kelompok Proses-Proses Diskusi dan

Penerapannya” menjelaskan bahwa,

“Komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam

diskusi kelompok tatap muka yang kecil.” (Goldberg & Larson, 2006:6)

Dari sini dapat disimpulkan bahwa komunikasi kelompok adalah komunikasi antar seseorang (komunikator) dengan sejumlah orang (komunikate) akan tetapi titik berat perhatiannya tertuju pada tingkah laku individu yang berbeda dari kelompok tersebut. Komunikasi kelompok terjadi karena ada tujuan tertentu yang ingin


(46)

disampaikan, sehingga pesan-pesannya perlu diterima, ditanggapi, serta diolah didalam benak anggota kelompoknya. Tujuan komunikasi kelompok adalah melakukan pemecahan masalah secara kelompok.

2.1.3.2 Ciri-ciri Komunikasi Kelompok

Dari pengertian komunikasi kelompok di atas, komunikasi kelompok disebutkan sebagai komunikasi dengan sejumlah orang yang tergabung di dalam suatu kumpulan, namun tidak semua kumpulan orang yang berkomunikasi disebut komunikasi kelompok.

Menurut Golberg & Larson dalam bukunya “Komunikasi

Kelompok Proses-Proses Diskusi dan Penerapannya” memberi

rangkuman mengenai komunikasi kelompok sebagai berikut: 1. Titik berat komunikasi kelompok adalah pada segala

komunikasi kelompok kecil tentang bagaiman caranya untuk dapat mengerti proses komunikasi kelompok memperlihatkan hasilnya serta menitikberatkan proses komunikasi kelompok.

2. Komunikasi kelompok hanya memusatkan perhatian pada proses komunikasi dalam kelompok kecil.

3. Komunikasi kelompok menitikbertkan pada deskripsi dan analisis, kedua-duanya mempunyai kepentingan terhadap efektifitas dan perkembangan keterampilan kelompok dalam jangka panjang.

4. Komunikasi kelompok merupakan situasi yang diatur dimana para pesertanya mengidentifikasikan dirinya sebagai kelompok dan lebih menyadari saran-saran bersama.

5. Komunikasi kelompok lebih cenderung terjadi secara langsung dalam pertemuan tatap muka dan lebih spontan, kurang diatur dan kurang berorientasi pada tujuan. (Goldberg & Larson, 2006:15-16)


(47)

32

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa ciri-ciri dari komunikasi kelompok menitikberatkan pada proses komunikasi kelompok tersebut dengan definisi dan analisisnya, dan dipusatkan terhadap kelompok kecil yang terjadi secara langsung atau lebih sepontan.

2.1.3.3 Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi

 Konformitas.

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

 Fasilitasi sosial.

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita.


(48)

Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

 Polarisasi.

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.3

2.1.3.4 Klasifikasi Kelompok dan Komunikasinya

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

 Kelompok Primer dan Sekunder.

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan

3

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/search/label/Komunikasi%20Kelompok (Selasa, 03 April 2012 Pukul 15:43)


(49)

34

kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas. 2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal,

sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.

5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.


(50)

 Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu,


(51)

36

perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

 Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format


(52)

kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.4

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi dibutuhkan untuk mengatur suatu kegiatan berdasarkan arah yang telah ditentukan agar dapat mencapai sasaran atau tujuan dengan cara yang baik dan benar.

Definisi strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi

Komunikasi”, mengemukakan bahwa :

“Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang

tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran” (Arifin 1984:59).

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu :

1. Mengenal Khalayak, merupakan langkah pertama bagi komunikator agar komunikasi yang dilakukan berjalan dengan efektif.

2. Menyusun Pesan, merupakan langkah kedua setelah mengenal khlayak dan situasi, maka langkah selanjutnya

4

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/search/label/Komunikasi%20Kelompok (Selasa, 03 April 2012 Pukul 16:01


(53)

38

adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek: (1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. (2) menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung.

Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat


(54)

memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informative, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (Metoda) memberikan penerangan.

Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Seperti yang dikutip Jarwoto dalam buku Anwar Arifin

“Strategi Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas”:

1. Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts bersifat controversial, atau 2. Memberikan informasi dan menuntun umum


(55)

40

Jadi dengan penerangan berarti, pesan-pesan yang dilontarkan itu, berisikan tentang fakta-fakta dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga bagi komunikan dapat diberi kesempatan untuk menilai menimbang-menimbang dan mengambil keputusan atas dasar pemikiran-pemikiran dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak. c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan

jalan memaksa, dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.


(56)

4. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan. (Arifin 1984:72-86)

Untuk menyusun sebuah strategi harus ada tujuan yang jelas dan diolah melalui perencanaan yang matang. Menurut Onong Uchyana Effendy, mengemukakan bahwa strategi komunikasi memiliki fungi ganda, yaitu Pertama, menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk

memperoleh hasil yang optimal. Kedua, menjembatani “kesenjangan budaya” (cultural gap) akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.

Dengan perencanaan strategi komunikasi yang matang maka diharapkan kita bisa mendapatkan rasa saling pengertian sehingga hubungan baik antara Tour Leader dan peserta dapat terjaga dengan baik.

Jadi dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan


(57)

42

komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan.

Apabila strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap komunikannya.

Bila strategi komunikasi yang dilancarkan berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka keadaan yang harmonis dapat muncul seperti rasa saling menghargai.

Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan,karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan dapat menjadi inti dari


(58)

setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.

Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan. Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai penangkap stimuli yang timbul.

Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju. Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dll. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi. Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut.


(59)

44

2.1.5 Tinjauan Tentang Tour Organizer

Tour Organizer terdiri dari dua kata yang masing-masing kata memiliki artinya sendiri yaitu Tour dan Organizer.

Tour, sangat jelas bahwa kata tersebut sekaligus juga menunjukkan bidang, sektor, atau objek yang ditekuni, yaitu wisata, perjalanan wisata. Sedangkan Organizer lebih bermakna sebagai predikat sebagaimana makna dasarnya, to organize, mengatur atau menata sehingga pelaku wisata yang berpredikat Organizer mempunyai kualifikasi sebagai seorang pengatur, penata, penyelenggara.

Jadi Tour Organizer merupakan suatu bentuk usaha yang bergerak di bidang atau sektor wisata dan berpredikat sebagai pengatur, penata, organisator sumber daya-sumber daya wisata. Ada pun output yang ditawarkan adalah penyelenggaraan produk-produk wisata yang benar-benar qualified dan berorientasi pada kebutuhan konsumen atau yang benar-benar dicari oleh konsumen.3

2.1.6 Tinjauan Tentang Study Comparative

Study Comparative jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah perbandingan pendidikan, yang dimana dari pengertian arti dua kata tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa Study Comparative adalah suatu upaya untuk membandingkan, menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam suatu

3


(60)

kegiatan pendidikan yang dilaksanakan atau menemukan perbandingan yang terdapat dalam kegiatan pendidikan.4

Sedangkan pengertian perbandingan pendidikan Menurut Carter V.Good adalah lapangan studi yang mempunyai tugas untuk mengadakan perbandingan teori dan praktek pendidikan sebagaimana terdapat pada berbagai negara pendidikan di luar negeri sendiri.Definisi ini menunjuk aspek operasional dari pendidikan yang terdapat di suatu negara atau masyarakat.Didalam mempelajari system pendidikan suatu negara secara perbandingan, tidak boleh tidak mesti memperhatikan dimensi waktu, mempelajari latar belakang atau faktor yang lain.5

2.2 Kerangka Pemikiran

Strategi komunikasi merupakan suatu proses yang berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk komunikasi yang dilakukan, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi komunikasi.

Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga perlu

4

http://muhsinabdulaziz.blogspot.com/2012/02/perkembangan-ilmu-perbandingan.html (Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:15)

5

http://ridha-azizi77.blogspot.com/2012/01/konsep-perbandingan-pendidikan.html (Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:21)


(61)

46

memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan penangkal yang dimiliki khalayak dapat ditangani,juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang bersumber dari komunikator lain.

Setelah mengenal khalayak dan situasinya maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, menetapkan metode atau cara penyampaian pesan, dan baru memikirkan penggunaan media yang tepat untuk menyampaikan pesan tersebut.

strategi menurut Anwar Arifin dalam bukunya “Strategi Komunikasi”,

mengemukakan bahwa :

“Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan

yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Dalam merumuskan strategi komunikasi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak atau sasaran” (Arifin 1984:59).

Menurut Anwar Arifin untuk dapat membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi, yaitu:

1. Mengenal Khalayak, dengan mengenal khalayak, diharapkan komunikasi dapat berjalan dengan efektif.

2. Menyusun Pesan, setelah khlayak dan situasinya jelas diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu


(62)

menarik perhatian para khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan adalah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian merupakan pengamatan yang terpusat. Awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi adalah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan – pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode, di dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihat dari 2 aspek:

(1) menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

(2) menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh


(63)

48

kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah satu bentuk pesan yang bersifat informative, yaitu suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan (Metoda) memberikan penerangan.

Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Seperti yang dikutip Jarwoto dalam buku Anwar Arifin “Strategi


(64)

1. Memberikan informasi tentang facts semata-mata, juga facts bersifat controversial, atau

2. Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah suatu pendapat.

Jadi dengan penerangan berarti, pesan-pesan yang dilontarkan itu, berisikan tentang fakta-fakta dan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga bagi komunikan dapat diberi kesempatan untuk menilai menimbang-menimbang dan mengambil keputusan atas dasar pemikiran-pemikiran dalam bentuk pernyataan berupa: keterangan, penerangan, berita.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusun secara teratur dan berencana dengan tujuan mengubah perilaku khalayak. c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak


(65)

50

dipaksa untuk menerima gagasan atau ide oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan, dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.

4. Seleksi dan Penggunaan Media, penggunaan media merupakan alat penyalur ide dalam rangka memberikan informasi kepada khalayak. Dalam penyampaian pesan penerapan metode komunikasi harus didukung dengan pemilihan media secara selektif artinya pemilihan media menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi khalayak, secara tekhnik dan metode yang diterapkan. Sejalan dengan pemikiran yang diiungkapkan oleh dari Onong Uchyana Effendy yang menyatakan bahwa :

“Strategi adalah perpaduan antara perencanan komunikasi

(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Unutk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi

dan kondisi” (Effendy, 2003:301)

Demikian beberapa uraian tentang strategi komunikasi khususnya dalam proses komunikasi antara Tour Leader dengan peserta. Namun dalam kajian ini strategi komunikasi akan dijadikan suatu pijakan dalam mengelola proses


(1)

109

Daftar Pustaka

Arifin, Anwar, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico.

Devito, Joseph, A.1997. Human Communication. New York: Harper Collinc Colege Publisher. Devito, Joseph, A.1997. Human Communication

Effendy, Onong Uchjana, 1981. Dimensi-dimensi Komunikasi.. Alumni, Bandung

____________________.1989. Kamus Komunikasi. Mandar Madju, Jakarta

____________________. 2002. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

____________________. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Goldberg, Alvin A, Carl E, Larson. 2006. Komunikasi Kelompok Proses-Proses Diskusi dan Penerapannya. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Moeleong, Lexy J, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

_____________. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif: Pragdigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung : Rosdakarya


(2)

Praktiko, Riyono. 1993. Jangkauan Komunikasi. Alumni, Bandung.

Rakhmat, Jalaludin, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya _______________. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT

Rosdakarya.

Sugiyono, 2012. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta

Wiryanto, 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Widjaja, H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT Rineka Cipta, Jakarta

Sumber Lain:

Company Profile CV. Laksana Indah Untuk Bersama (Lainuba) Tour Organizer

Fitrah Dani Ahmadsyah/ Ilmu Komunikasi UNIKOM: 2011

“Strategi Komunikasi Guru Pendamping Melalui Pendidikan Inklusi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Dasar Negeri Tunas Harapan Cijerah Kota

Bandung”.

Muhammad Galih / Ilmu Komunikasi UNPAD: 2010

“Strategi Komunikasi Dalam Penyebaran Informasi Konservasi Badak Pada Komunitas Pelajar”


(3)

111

Internet Searching:

www.lainubatour.blogspot.com

http://www.bps.go.id (Sabtu, 23 Maret 2012 Pukul 18:25) http://digilib.petra.ac.id (Sabtu, 24 Maret 2012 Pukul 19:45)

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com (Selasa, 03 April 2012 Pukul 15:43) www.elib.unikom.ac.id

http://lib.fikom.unpad.ac.id

http://muhsinabdulaziz.blogspot.com/2012/02/perkembangan-ilmu-perbandingan.html (Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:15)

http://ridha-azizi77.blogspot.com/2012/01/konsep-perbandingan-pendidikan.html (Sabtu, 26 Mei 2012 Pukul 20:21)


(4)

151

IDENTITAS DIRI

Nama : Baktiar Widiana

NIM : 41808123

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 29 Juni 1990

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Alamat : Jl. Dipati Ukur No.112-116 Bandung 40132

Telp./Faks. : (022) 2504119/ (022) 2533754

Alamat Rumah : Jl. Sariwates Timur V No.5 RT 02/16 Antapani Kidul 40291

Telp./HP : (022) 7276474/ 085659038038


(5)

152

RIWAYAT PENDIDIKAN

Tahun Lulus Jenjang Sekolah/Perg.Tinggi Jurusan/ Bidang Studi 2002 SD SDN Tikukur IV -

2005 SMP SMPN 27 Bandung -

2008 SMA SMA Bina Dharma 2 Bandung IPS

Sedang Menempuh S1 Universitas Komputer Indonesia Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

KEGIATAN PELATIHAN/SEMINAR/PAGELARAN

Tahun Kegiatan Sebagai

2012 Fun With Office 2010 Peserta

2010 Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship

Peserta

2010 Pelatihan Public Speaking Peserta

2010 Study Tour Mass Media 2010 Panitia

2009 Workshop Penyiaran Radio Peserta

2009 Mentoring Agama Islam Peserta

2009 Pelatihan Melejitkan Potensi dan Pengembangan Diri

Peserta

2009 Table Manner Course Peserta

2009 Seminar “The Future of United State

of America-Indonesia Relationship”

Peserta

2008 Indonesia Photoweek II 2008

“Photography & Culture” Peserta

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun Organisasi Jabatan

2003 Tim Sepak Bola Di SMP Negeri 27 Bandung Pemain


(6)

JOB TRAINING

25 Juli – 16 September 2011 Humas Setda Kabupaten Bandung

PENGALAMAN KERJA

Tahun Perusahaan Jabatan

2010-Sekarang Lainuba Tour Organizer Marketing dan Tour Leader

KEMAMPUAN YANG DIKUASAI

Bidang Kemampuan Keahlian

Bahasa Inggris Aktif/Pasif

Komputer :

- Software MS Office 2007/2010, Adobe Photoshop, Adobe Page Maker.

- Internet Browsing

Demikian CV ini dibuat dengan sesungguhnya, untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Bandung, Agustus 2012 Penulis

Baktiar Widiana NIM.41808123