21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Posisi Daya Saing Industri TPT Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya
Penelitian Hermawan 2008, menganalisis ekonomi perkembangan Industri TPT Indonesia yang hasilnya adalah walaupun laju ekspor TPT Indonesia
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, namun posisi daya saing TPT Indonesia di pasar dunia masih di bawah Cina, India, dan Italia. Perkembangan industri TPT
pada periode 1980-2006 masih baik, yaitu dengan tingkat pertumbuhan industri TPT yang masih positif. Prospek industri TPT Indonesia sangat dipengaruhi oleh
harga riil kapas dunia, depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap USD dan tarif impor TPT.
Dalam Kajian Pengembangan Industri Tekstil dan Produk Tekstil yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal 2011, industri TPT
memegang peran dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping itu industri TPT tetap harus dikembangkan melalui kegiatan investasi, baik oleh investor
dalam negeri maupun asing. Beberapa kendala yang menyebabkan kinerja industri TPT semakin melemah termasuk penurunan ekspor, antara lain terkait umur mesin
yang sudah tua, pasokan energi yang tidak kontinu, ketergantungan impor bahan baku, dan sulitnya mengakses sumber pembiayaan. Untuk nilai ekspor TPT
Indonesia didominasi oleh produk garmen dan benang. Nur Effendi 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Analysis of Indonesia
Textile Industri Competitiveness in Regulation Perspective menyatakan bahwa lemahnya daya saing industri TPT Jawa Barat bukan semata-mata disebabkan
oleh banyaknya produk tekstil yang membanjiri pasar domestik, tetapi secara fundamental sangat dipengaruhi oleh kelembagaan yang ada dalam industri ini.
2.2 Faktor Pengukur Daya Saing Berdasarkan Global Competitiveness
Index, Michael E. Porter, dan Studi Literatur Lainnya
Faktor dan sub faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT di kelima lokasi industri TPT dilihat berdasarkan faktor pengukur daya saing
Global Competitiveness Index GCI dan studi literatur lainnya serta faktor pengukur daya saing berdasarkan Michael E. Porter.
2.2.1 Faktor Pengukur Daya Saing Berdasarkan Global Competitiveness
Index dan Studi Literatur Lainnya
Menurut Global Competitiveness Index GCI Indeks Daya Saing Global, ada tiga kelompok faktor yang menentukan tingkat daya saing sebuah negara.
Pertama, persyaratan-persyaratan dasar seperti kelembagaan, infrastruktur, kondisi ekonomi makro dan tingkat pendidikan serta kesehatan masyarakat. Faktor-faktor
ini dianggap sebagai motor utama penggerak proses pertumbuhan ekonomi key for factor
– driven economy. Kelompok kedua adalah faktor-faktor yang bisa meningkatkan efisiensi
atau produktivitas ekonomi key for efficiency – driven economies seperti
pendidikan tinggi dan pelatihan kualitas sumber daya manusia, kinerja pasar yang efisien, dan kesiapan teknologi di tingkat nasional maupun perusahaan
secara individu. Kelompok ketiga adalah faktor-faktor inovasi dan kecanggihan proses produksi di dalam perusahaan yang secara bersama menentukan tingkat
inovasi suatu negara key for innovation – driven economies.
Inovasi akan menentukan kekuatan daya saing competitiveness, karena daya saing akan terkait erat dengan kemampuan SDM suatu bangsa dalam
mengolah, mengelola, dan mengeksplor sumber daya alam secara lebih efisien. Parameter yang dinilai dalam sub indeks dari inovasi ada 7, yaitu: kualitas
keilmuan institusi riset, kolaborasi riset industri dengan Perguruan Tinggi, jumlah paten per seribu penduduk, kapasitas inovasi, belanja perusahaan untuk RD,
ketersediaan ilmuwan dan insinyur dan belanja pemerintah dalam teknologi modern. Parameter yang dinilai dalam sub indeks kecanggihan bisnis ada 9, yaitu
kemauan untuk mendelegasikan wewenang, kualitas supplier lokal, perluasan pemasaran,
kecanggihan proses
produksi, kontrol
terhadap distribusi
internasional, keluasan jangkauan rantai nilai, pengembangan klaster oleh negara, keunggulan kompetitif alami dan kuantitas supplier lokal.
Studi literatur lainnya berdasarkan penelitian tugas akhir oleh Sparta 2013 yang berjudul “Identifikasi Daya Saing Kota Cimahi Dibandingkan Dengan Kota
Bandung dan Kabupaten Bandung”, dalam pengukuran daya saingnya
menggunakan faktor perekonomian, faktor infrastruktur, faktor SDM dan faktor