Penegasan Istilah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NHT DENGAN PENDEKATAN SETS PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA

- Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa melalui penerapan model pembelajaran NHT menggunakan pendekatan SETS pada materi cahaya kelas VIII SMP. + , - . - - 0 12.23 40 4 - . Manfaat penelitian ini adalah: - Manfaat bagi guru  Memberikan wawasan bagi guru tentang bagaimana pembelajaran sains fisika dengan model pembelajaran NHT menggunakan pendekatan SETS.  Menambah pengalaman bagi guru dalam memilih strategi pembelajaran. - Manfaat bagi peneliti Bagi peneliti dapat mengembangkan pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan dan menerapkanya dalam kehidupan nyata.

5. Penegasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam menafsirkan judul dalam skripsi ini, penulis merasa perlu membuat batasan yang mempelajari dan mempertegas istilah yang digunakan tersebut, yaitu: - Model pembelajaran NHT dengan pendekatan SETS NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Lie 2005: 60 mengungkapkan model pembelajaran NHT sebagai suatu model pembelajaran kelompok dengan cara pemberian nomor pada setiap anak. Dimana nomor anak yang nantinya dipanggil harus melaporkan hasil kerja kelompoknya dan anak yang lain diharapkan untuk memberikan tanggapan demikian seterusnya sampai mendapatkan hasil kesimpulan bersama. Binadja 2002:2 menjelaskan urutan singkatan SETS membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains S terbentuk teknologi T dalam memenuhi kebutuhan masyarakat S diperlukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan E secara fisik maupun mental. Dalam penelitian ini, siswa secara berkelompok akan melakukan diskusi tentang materi cahaya kemudian guru akan menunjuk salah satu nomor secara acak dan siswa yang merasa memiliki nomor yang disebutkan harus menyampaikan hasil diskusi kelompoknya dan siswa akan menghubungkan materi tentang cahaya dengan keempat unsur SETS yaitu sains, lingkungan , teknologi dan masyarakat. - 56789:; : 98 Kreativitas merupakan salah satu aspek dari pendidikan karakter di Indonesia. Kreativitas atau berpikir kreatif dirumuskan oleh Munandar 2009: 68 sebagai suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi kerincian dalam berpikir. Dalam penelitian ini, kreativitas siswa meliputi berpikir kreatif dan sikap kreatif. Kemampuan berpikir kreatif siswa di ukur melalui tes tertulis dan sikap kreatif dengan menggunakan angket. Untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran maka digunakan LKS yang bersifat terbuka. - = ? A B C ? C ? D E CFGH GFC I Ada beberapa alasasn perlunya mengembangkan kreativitas siswa. Munandar 2009:13 mengungkapkan dasar pertimbangan untuk mengembangkan kreativitas diantaranya adalah bahwa dewasa ini tampak adanya kesenjangan antara kebutuhan akan kreativitas dan perwujudannya di dalam masyarakat pada umumnya dalam pendidikan di sekolah pada khususnya, pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada pengembangan kecerdasan daripada pengembangan kreativitas sedangkan keduanya sama pentingnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup, pendidik masih kurang memahami arti kreativitas serta masih banyak kendala baik secara makro masyarakat, dan kebudayaan maupun mikro keluarga, sekolah dan pekerjaan terhadap pengembangan kreativitas. Pengembangan kreativitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari adanya peningkatan skor yang diperoleh oleh siswa JKLK M G I F A C F G D C = ? N O GI C ? M D EGP I G Penulisan skripsi dibagi menjadi tiga bagian, yakni bagian awal, bagian isi dan bagian akhir skripsi. - Bagian awal Pada bagian awal berisi halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar lampiran, daftar gambar, dan daftar tabel. - Bagian isi Bagian isi skripsi terdiri atas hal-hal sebagai berikut: Bab 1 : Pendahuluan Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi. Bab 2 : Tinjauan Pustaka Berisi teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan, yang meliputi: pengertian belajar dan pembelajaran, model pembelajaran NHT dengan pendekatan SETS, kreativitas, materi cahaya dan kerangka berpikir. Bab 3 : Metode Penelitian Berisi tentang tempat dan subyek penelitian, faktor yang diteliti, desain penelitian yang terdiri atas tiga siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, metode penelitian, uji coba instrumen penelitian, metode analisis data dan indikator keberhasilan. Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh meliputi deskripsi proses kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran NHT menggunakan pendekatan SETS yang dapat melatih kreativitas siswa, peningkatan hasil belajar yang berupa prosentase kognitif, psikomotorik, dan afektif dari tiap siklus. Selanjutnya dilakukan pembahasan sesuai dengan teori yang menunjang yaitu menafsirkan temuan-temuan, mengintegrasikan temuan dari penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah ada dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada. Bab 5 : Penutup Berisi simpulan dan saran yang ditujukan secara umum kepada sekolah dan secara khusus kepada guru agar dalam mengembangkan model pembela jaran NHT dengan pendekatan SETS diperoleh hasil yang lebih baik. - Bagian akhir skripsi Berisi daftar pustaka dan lampiran Q RQ S T UVW RXRV Y XZ TR[R \]] _`abc b d eb f g` h i`abc b db f Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang. Mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi seseorang. Berikut ini disajikan beberapa pengertian tentang belajar Anni Rifai, 2009:82. - Gage Berliner menyatakan bahwa belajar adalah proses suatu individu yang dapat mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. - Morgan menyatakan bahwa belajar adalah perubahan yang bersifat permanen dan terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. - Slavin menyatakan bahwa belajar adalah perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman - Gagne menyatakan bahwa belajar adalah kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku tersebut tidak berasal dari proses pertumbuhan. Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama yaitu: belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, terjadi karena didahului oleh proses pengalaman dan bersifat relatif permanen. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka guru harus 10 memperhatikan kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal adalah situasi yang ada di dalam diri siswa, seperti kesehatan, keterampilan dan kemampuan. Kondisi eksternal merupakan kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai Hamdani, 2011: 22. Berbagai aliran dalam pendidikan telah menjelaskan beberapa pandangannya tentang konsep pembelajaran. Aliran behavioristik menyatakan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau stimulus. Aliran kognitif mengenalkan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang dipelajari. Aliran humanistik mendeskripsikan pembelajaran sebagai memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya Hamdani, 2011: 23. Definisi pembelajaran dari ketiga aliran tersebut pada dasarnya adalah sebagai usaha yang dilakukan guru supaya siswa dapat belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Briggs menyatakan pembelajaran sebagai seperangkat peristiwa yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungannya Sugandi, 2008: 9. Sedangkan Gagne menambahkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian peristiwa eksternal siswa yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar Anni Rifai, 2009: 192. Dalam kegiatan pembelajaran, guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar dan siswa belajar bagaimana belajar yang baik melalui berbagai pengalaman belajar sehingga mengalami perubahan dalam dirinya. Dengan demikian, pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungannya. Setelah belajar dalam proses pembelajaran, maka siswa akan memperoleh hasil belajar. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada apa yang dipelajari Anni Rifai, 2009:85. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor siswa pada materi cahaya. Menurut Mudjiono Dimyati 2006: 20 hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar dan terjadi terutama berkat evaluasi guru. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian. Ranah afektif berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Ranah psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik seperti kemampuan motorik syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf Anni Rifai, 2009:86. jk j k l m nop q o r sopt u t v t w xyz no w {t w q o w n o | t } t w ~ z~ NHT berbeda dengan model pembelajaran seperti biasanya. Model pembelajaran NHT pada dasarnya adalah sebuah varian dari diskusi kelompok Slavin, 2005:256. Pelaksanaan model pembelajaran NHT dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Siswa dibagi dalam kelompok. - Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor. - Guru membagikan LKS pada tiap kelompok dan mengerjakannya. - Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota mengetahuinya. - Guru memanggil salah satu nomor. - Siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka. NHT memiliki beberapa kelebihan. Salah satu kelebihan yang diungkapkan oleh Lie 2005: 59 yaitu memberikaan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Hal tersebut memastikan keterlibatan total dari semua siswa. Model pembelajaran ini adalah cara yang sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual saat diskusi kelompok. Sunandar 2008 menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis data penelitiannya menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika topik bilangan bulat dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran NHT lebih tinggi jika di bandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika dengan topik yang sama dari siswa yang diajar secara konvensional. Berdasarkan hasil penelitian Mustafa € ‚ƒ 2011 didapatkan hasil bahwa telah terjadi peningkatan keaktifan dan pemahaman konsep yang diperoleh setelah menggunakan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran matematika di kelas VIII B MTs Negeri Takalala Kabupaten Soppeng. Mandal 2009 menyatakan bahwa dalam kooperatif learning, misalnya pada NHT akan ada teman yang membantu mempertajam pengetahuan siswa tentang struktur esai dan aturan tata bahasa. Salah satu keuntungan NHT dikemukakan oleh Rahmi 2008 yaitu dapat melatih siswa untuk saling berbagi, bekerjasama, tidak menang sendiri dan menerima pendapat teman yang lain. NHT berbeda dengan cara pembelajaran kelompok biasa. Pada pembelajaran kelompok biasa yang mempresentasikan hasil kerja kelompok adalah salah satu anggota yang tidak ditentukan oleh guru. Pada model pembelajaran NHT menggunakan pendekatan SETS yang harus mempresentasikan hasil kerja kelompok adalah nomor yang dipilih secara acak oleh guru, sehingga setiap siswa merasa bertanggung jawab dalam diskusi. Model pembelajaran NHT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model pembelajaran ini adalah: - Setiap siswa menjadi siap semua ketika diminta untuk menyampaikan hasil diskusinya. - Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. - Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran NHT ini adalah: - Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru. - Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru Hamdani, 2011: 90. Pembelajaran SETS merupakan pembelajaran terpadu yang diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi dengan memperhatikan empat unsur SETS, yaitu sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat Binadja, 2002: 1. SETS sudah lama diperkenalkan di Indonesia. Pannen Sardjiyo 2005 menyatakan bahwa pembelajaran SETS telah diperkenalkan oleh Universitas Negeri Semarang melalui lokakarya di tahun1999 bekerja sama dengan SEAMEO RESCAM. SETS sendiri memiliki beberapa kelebihan. Dwi 2009 mengungkapkan bahwa pendekatan SETS cenderung bersifat integratif dalam memandang suatu permasalahan. Pembelajaran SETS yang bertumpu pada pembelajaran sains, memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: - Siswa tetap diberikan pengajaran sains. Pada pembelajaran ini guru tetap memberikan materi tentang cahaya yang meliputi pemantulan pada cermin datar, cekung dan cembung. - Siswa dibawa ke dalam situasi untuk pemanfaatan konsep sains yang berbentuk teknologi untuk kepentingan masyarakat. Sebagai contoh adalah pada teknologi serat optik yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Misalnya pada perusahaan sistem telekomunikasi, TV kabel dan listrik. - Siswa diminta untuk berpikir tentang berbagai kemungkinan akibat yang terjadi dalam proses pengalihan sains ke dalam bentuk teknologi. Contohnya adalah seperti penelitian yang dilakukan oleh Puspita Lukman 2012 pada proses pengaturan pencahayaan ruangan menggunakan sinar matahari dengan memanfaatkan konsep pemantulan pada cermin datar. Dalam teknologi tersebut ada berbagai kemungkinan yang terjadi. Teknologi tersebut tidak dapat dimanfaatkan tanpa bantuan sinar matahari tetapi merupakan alternatif untuk mengurangi ketergantungan energi yang dihasilkan dari bahan bakar fosil dan nuklir. - Siswa diminta untuk menjelaskan keterhubungan antara sains yang dipelajari dengan unsur lain dalam SETS. Sebagai contoh adalah pada konsep pemantulan pada cermin datar. Teknologi yang terkait seperti yang dikemukakan Firdaus Burlian 2011 yaitu alat pengering kerupuk tenaga surya tipe box menggunakan konsentrator cermin datar. Penggunaaan teknologi ini bagi masyarakat akan menjamin mutu produk semakin meningkat karena produk yang dihasilkan lebih efisien serta dapat meningkatkan efisiensi kerja pada proses pengeringan kerupuk. Teknologi ini bagi lingkungan akan mengurangi polusi udara sebab teknologi ini dapat menghemat bahan bakar. - Siswa dibawa untuk mempertimbangkan manfaat atau kerugian dari penggunaan konsep sains tersebut bila diubah dalam bentuk teknologi. Contohnya adalah pada penggunaan konsep pemantulan cahaya pada cermin cekung. Teknologi yang terkait misalnya teknologi alat pengering rumput laut dan pengukus ikan tenaga surya. Dalam pembelajaran siswa dibawa untuk memepertimbangkan manfaat dan kerugian dari penggunaan teknologi tersebut. - Dalam konteks kontruktivisme, siswa diajak berbincang tentang SETS dari berbagai macam arah dan berbagai macam titik awal tergantung pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa yang bersangkutan. Contohnya dalam pembelajaran siswa diajak berdiskusi tentang manfaat dari cermin cembung. Kemudian siswa diminta untuk menyebutkan teknologi yang terkait dengan cermin cembung tersebut. Keterkaitan antar unsur SETS dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 2.1 Keterkaitan antar unsur SETS Binadja, 2002: 71 Gambar 2.1 menjelaskan bahwa SETS memiliki makna pengajaran sains yang dikaitkan dengan unsur unsur lain yakni lingkungan, teknologi dan masyarakat. Sains tidak berdiri sendiri di masyarakat karena keterkaitan dan ketergantungannya pada unsur-unsur tersebut. Dalam konteks SETS, perkembangan sains dianggap dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, teknologi juga kepentingan serta harapan masyarakat. Pada saat yang sama hendaknya dipahami bahwa perkembangan sains itu sendiri juga memiliki pengaruh kepada perkembangan teknologi, masyarakat serta lingkungan Binadja, 2002:21 Berdasarkan hasil penelitian Zaini „ … †‡ ˆ , 2007 ketuntasan belajar dalam pembelajaran sains fisika dengan pendekatan SETS dapat tercapai. Tingkat efektifitas pembelajaran SETS pada materi kamera dan periskop cukup efektif. Hal ini bararti pembelajaran sains fisika melalui pendekatan SETS cukup efektif dalam membelajarkan siswa. Masyarakat Sains Lingkungan Teknologi Dalam model pembelajaran NHT dengan pendekatan SETS, siswa akan diajak untuk melakukan diskusi bersama kelompoknya dan mengkaitkan materi yang dipelajari dengan keempat unsur SETS, yaitu sains lingkungan, teknologi dan masyarakat. ‰Š‹Š ŒŽ  ‘’‘   “ Kreativitas memegang peranan yang penting dalam dunia pendidikan. Pentingnya kreativitas dinyatakan Aryani 2008 sebagai potensi yang harus dikembangkan supaya bangsa Indonesia mampu bersaing di dunia secara global. Jika siswa merasa tidak memiliki kebebasan untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan di sekolah, mereka akan menjadi siswa yang patuh tetapi tidak kreatif. Hal yang tak jauh berbeda disebutkan Munandar 2009:31 bahwa kreativitas perlu dipupuk sejak dini karena: - Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan mengaktualisasikan dirinya. Perwujudan atau aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia. - Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam- macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan. - Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. - Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Kreativitas memiliki beberapa pengertian. Kreativitas yang dikemukakan oleh Wiyono 2011: 5 pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata dalam bentuk ciri-ciri ”•–— –˜™š maupun ›œ› ”•– —– ˜™š , karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada serta semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Pendapat yang lain yaitu Munandar 2009:68 merumuskan kreativitas atau berpikir kreatif secara operasional sebagai suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi kerincian dalam berpikir. Berikut ini merupakan tabel arti kemampuan berpikir lancar, luwes, orisinal dan terperinci. Tabel 2.1 Arti berpikir lancar, luwes, orisinal dan terperinci Munandar, 2009: 192.  ž Ÿ ¡¢£ ¤¥ ¦ § ¡ ¨¢ ©ª Berpikir lancar  Menghasilkan banyak gagasanjawaban yang relevan. «¬ Berpikir luwes  Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam.  Mampu mengubah cara atau pendekatan baru.  Arah pemikiran yang berbeda-beda. ­¬ Berpikir orisinal  Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang. ® ¬ Berpikir terperinci  Mengembangkan, menambah, memperkaya, memperluas suatu gagasan dan memperinci. Kreativitas sangat penting untuk dikembangkan. Salah satunya dapat dilatih melalui dunia pendidikan di sekolah. Mariati 2006 menjelaskan ada beberapa cara guru untuk memupuk kreativitas siswa, yaitu menerima anak sebagaimana adanya dengan segala kekuatan serta kelemahannya, tidak terlalu cepat memberikan penilaian terhadap perilakunya terutama berupa kritik maupun celaan dan memberikan peluang untuk mengungkapkan pikiran beserta perasaanya dengan tetap mematuhi peraturan yang berlaku. Dalam upaya untuk memupuk kreativitas siswa, Diana 2006 menyatakan bahwa menjadi pribadi kreatif tidak bisa didapat dengan tiba-tiba saat seseorang telah beranjak dewasa dan dihadapkan pada berbagai permasalahan. Kreativitas memerlukan proses. Dalam upaya untuk mengembangkan kreativitas terdapat teori yang melandasinya. Salah satu teori tersebut diantaranya menurut Munandar 2009: 32- 39 yang menjelaskan bahwa terdapat adanya teori empat P yang melandasi pengembangannya yaitu terdiri dari pembentukan pribadi, press, proses dan produk kreatif. Teori tentang pembentukan pribadi kreatif dilandasi oleh teori psikoanalis dan humanistik. Teori psikoanalis melihat kreativitas sebagai hasil dari mengatasi suatu masalah yang biasanya mulai di masa kecil. Teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori press menyatakan bahwa kreativitas anak akan terwujud jika adanya dorongan dalam diri individu maupun dorongan dari lingkungan. Teori tentang pembentukan pribadi kreatif dilandasi oleh teori Wallas dan belahan otak kanan serta kiri. Teori Wallas menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu: persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Pada tahap persiapan, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang lain dan sebagainya. Pada tahap inkubasi, individu seakan akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut. Pada tahap iluminasi, merupakan saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Pada tahap verivikasi atau evaluasi, merupakan tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Pendapat mengenai teori tentang belahan otak kanan dan kiri yang dikemukakan oleh Wiyono 2009: 24 menyatakan bahwa keterkaitan fungsi otak terlihat pada aktivitas belahan otak kiri untuk menerima masukan berupa data dan informasi dari lingkungan yang menurut Wallas merupakan tahap persiapan, kemudian dilanjutkan otak belahan kanan untuk mengerami tahap inkubasi. Pada tahap ini berlangsung sebagai pelanjutan proses menuju tahap iluminasi dan verifikasi. Teori tentang produk kreatif menyatakan bahwa manusia memiliki seperangkat unsur-unsur mental. Jika dihadapkan dengan situasi yang menuntut tindakan, individu mengerjakan dan menggabung unsur-unsur mental sampai timbul konfigurasi. Konfigurasi ini dapat berupa gagasan, model, tindakan, cara menyusun kata, melodi atau bentuk. Beberapa ciri individu yang kreatif menurut Munandar adalah memiliki rasa ingin tahu yang luas dan mendalam, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan yang dalam, menonjol dalam salah satu bidang seni, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, mempunyai rasa humor yang luas, mempunyai daya imajinasi dan orisinal dalam ungkapan gagasan maupun pemecahan masalah. ¯°±° ² ³ ´ µ¶ · ¸ ³ ¹ ³ º ³ - Pemantulan cahaya Proses melihat benda Saat melihat benda, berarti ada cahaya yang mengenainya, kemudian cahayanya dipantulkan ke mata. Akibatnya mata dapat melihat benda di lingkungan sekitar. Hukum pemantulan cahaya Berkas sinar yang mengenai cermin disebut sinar datang. Sedangkan berkas sinar yang meninggalkan cermin disebut sinar pantul. Sebuah garis i r Gambar 2.2 Skema hukum pemantulan yang digambar tegak lurus permukaan cermin disebut garis normal. Sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal disebut sudut datang, yang dilambangkan dengan i. Sedangkan sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal disebut sudut pantul, yang dilambangkan dengan r. Hukum pemantulan cahaya menyatakan bahwa :  Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar dan ketiganya berpotongan pada satu titik.  Sudut datang sama dengan sudut pantul. i = r 2.1 Jenis pemantulan  Pemantulan teratur Pemantulan teratur terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang permukaannya licin dan mengkilap sehingga arah pantulan cahaya itu menuju ke suatu arah tertentu. Gambar 2.3 Jalannya sinar pada pemantulan teratur  Pemantulan baur Pemantulan baur terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang permukaannya kasar tidak rata dan cahaya itu akan dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu. Gambar 2.4 Jalannya sinar pada pemantulan baur Wibowo, 2004:96 - Cermin Datar Sifat-sifat bayangan pada cermin datar Cermin datar merupakan cermin yang permukaan pantulnya berupa bidang datar. Sifat bayangan pada cermin datar yaitu:  Maya  Sama besar dengan bendanya  Tegak  Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin jarak bayangan = jarak benda Pembentukan bayangan pada cermin datar Ada 3 langkah yang diperlukan untuk melukiskan pembentukan bayangan pada cermin datar, yaitu:  Menggambar sinar pertama yang datang dari benda menuju ke cermin dan dipantulkan ke mata sesuai dengan hukum pemantulan sudut datang = sudut pantul.  Menggambar sinar kedua yang datang dari benda menuju ke cermin dan dipantulkan ke mata sesuai dengan hukum pemantulan.  Perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua dibelakang cermin akan berpotongan. Perpotongan tersebut merupakan letak bayangan. Keterangan: 1= Sinar datang pertama 2= Sinar datang kedua 3= Sinar pantul pertama 4= Sinar pantul kedua Cermin datar umumnya digunakan untuk bercermin. dipasang menutupi dinding ruang agar memberi kesan yang lebih besar dan pada pembuatan periskop sederhana periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu, biasanya digunakan pada tank dan kapal selam. 4 1 2 3 b a c Gambar 2.6 Cermin datar a untuk bercermin, b pada pembuatan periskop sederhana dan c untuk menutupi dinding ruang. Gambar 2.5 Menggambar bayangan benda  Perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua dibelakang cermin akan berpotongan. Perpotongan tersebut merupakan letak bayangan. Keterangan: 1= Sinar datang pertama 2= Sinar datang kedua 3= Sinar pantul pertama 4= Sinar pantul kedua Cermin datar umumnya digunakan untuk bercermin. dipasang menutupi dinding ruang agar memberi kesan yang lebih besar dan pada pembuatan periskop sederhana periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu, biasanya digunakan pada tank dan kapal selam. 4 1 2 3 b a c Gambar 2.6 Cermin datar a untuk bercermin, b pada pembuatan periskop sederhana dan c untuk menutupi dinding ruang. Gambar 2.5 Menggambar bayangan benda  Perpanjangan sinar pantul pertama dan sinar pantul kedua dibelakang cermin akan berpotongan. Perpotongan tersebut merupakan letak bayangan. Keterangan: 1= Sinar datang pertama 2= Sinar datang kedua 3= Sinar pantul pertama 4= Sinar pantul kedua Cermin datar umumnya digunakan untuk bercermin. dipasang menutupi dinding ruang agar memberi kesan yang lebih besar dan pada pembuatan periskop sederhana periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu, biasanya digunakan pada tank dan kapal selam. 4 1 2 3 b a c Gambar 2.6 Cermin datar a untuk bercermin, b pada pembuatan periskop sederhana dan c untuk menutupi dinding ruang. Gambar 2.5 Menggambar bayangan benda - Cermin Cekung Cermin cekung merupakan cermin yang permukaan mengkilapnya melengkung ke dalam. Cermin cekung bersifat konvergen atau mengumpulkan sinar yang dipantulkan. Terdapat sinar istimewa pada cermin cekung yaitu sinar datang sejajar sumbu utama cermin akan dipantulkan melalui titik fokus F. Sinar datang melalui titik fokus F akan dipantulkan sejajar sumbu utama dan Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin P akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan tersebut. Keterangan: 1 = Sinar datang sejajar sumbu utama cermin. 2 = Sinar pantul menuju ke titik fokus cermin. 3 = Sinar datang menuju titik fokus cermin. 4 = Sinar pantul sejajar sumbu utama cermin. 5 = Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dan dipantulkan kembali menuju titik tersebut. » ¼ » ¼ a b c Gambar 2.7 a Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus, b sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama dan c sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali melalui titik pusat kelengkungan. 1 2 3 4 5 » ¼ Pembentukan bayangan pada cermin cekung jika benda di depan P maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik dan diperkecil. Jika bendanya diantara P dan F maka sifat bayangannya adalah nyata, terbalik dan diperbesar. Jika benda terletak diantara F dan O maka sifat bayangannya adalah maya, tegak dan diperbesar. Sedangkan jika bendanya maya maka sifat bayangannya adalah nyata, tegak dan diperkecil. ½ ¾ ½ ¾ O ½ ¾ P + F F F a b c d Gambar 2.8 a Benda berada di depan P, b benda berada diantara P dan F, c benda berada diantara F dan O dan d benda maya di belakang cermin cekung. Cermin cekung sebagai pemantul pada lampu senter dan pengumpul sinar matahari pada pembangkit listrik tenaga surya PLTS. - Cermin Cembung Cermin cembung merupakan cermin yang permukaan mengkilapnya melengkung keluar. Cermin cembung bersifat divergen atau menyebarkan sinar yang dipantulkan. Terdapat sinar istimewa pada cermin cembung yaitu sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus F. Sinar datang menuju titik fokus F dipantulkan seolah-olah sejajar sumbu utama.dan sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin P dipantulkan kembali seakan-akan datang dari pusat kelengkungan tersebut pada garis yang sama. Gambar 2.9 Cermin cekung a sebagai pemantul pada lampu senter, b sebagai pengumpul sinar matahari pada pembangkit listrik tenaga surya PLTS. a b Keterangan: 1 = Sinar datang sejajar sumbu utama cermin. 2 = Sinar pantul seolah-olah datang dari titik fokus cermin. 3 = Sinar datang menuju titik fokus cermin. 4 = Sinar pantul seolah-olah sejajar sumbu utama. 5 = Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan kembali seolah-olah datang dari pusat kelengkungan tersebut.. Bayangan benda yang berada didepan cermin cembung selalu menghasilkan bayangan yang memiliki sifat yang sama, yaitu maya, tegak, dan diperkecil. ¿ À a b c Gambar 2.10 a Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus,b Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan seolah-olah sejajar sumbu utama dan c sinar datang menuju titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan kembali seakan-akan datang dari pusat kelengkungan tersebut. 1 2 3 4 ¿ À ¿ À Gambar 2.11 Pembentukan bayangan benda nyata pada cermin cembung Bayangan benda yang berada di belakang cermin cembung benda maya menghasilkan bayangan yang memiliki sifat nyata, tegak dan diperbesar Untuk benda maya, maka pembentukan bayangannya adalah sebagai berikut Gambar 2.12 Pembentukan bayangan benda maya pada cermin cembung Cermin cembung digunakan pada kaca spion dan persimpangan jalan untuk membantu pengemudi melihat kendaraan-kendaraan yang akan berpapasan. Á  à + F P F F Wibowo, 2004:102-105 - Persamaan yang berlaku untuk cermin cekung dan cembung Hubungan antara jarak benda s, jarak bayangan dan jarak fokus f untuk cermin lengkung cekung ataupun cembung adalah sebagai berikut: Gambar 2.14 Diagram untuk menurunkan rumus umum cermin. Gambar 13 menggambarkan jalannya sinar pada saat pembentukan bayangan dari benda AB oleh sebuah cermin cekung, bayangan yang dihasilkan adalah A B , dengan: a b Gambar 2.13 Cermin cembung a pada kaca spion mobil dan b pada persimpangan jalan. h h O R s s P B A A B s : jarak benda s : jarak bayangan P : pusat kelengkungan cermin h : tinggi benda h : tinggi bayangan Berdasarkan Gambar 13 ABO ~ A B O Pada segitiga siku-siku ABO: Ä Å ÆÇ È Æ    tan Pada segitiga siku-siku A B O: tan É Ê O B B A     Harga negatif karena bayangan yang terbentuk terbalik. Ruas kiri pada persaman 2.2 sama dengan ruas kiri persamaan 2.3,sehingga: s h s h   s s h h   Pada pembentukan bayangan, ada dua kemungkinan bayangan yang terbentuk oleh sebuah cermin, lebih besar atau lebih kecil dari bendanya. Perbesaran bayangan merupakan perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi benda, sehingga persamaan 2.4 merupakan persamaan untuk perbesaran bayangan: s s h h M    2.2 2.3 2.4 2.5 Jika perbesaran bayangan M bertanda positif + maka bayangan adalah tegak terhadap bendanya, sebaliknya jika perbesaran bayangan M bertanda negatif - maka bayangan adalah terbalik terhadap bendanya. Pada segitiga siku-siku ABP berlaku: R s h BP AB     tan Pada segitiga siku siku A B P tan s R h PB B A      Ruas kiri persamaan 2.6 sama dengan ruas kiri persamaan 2.7 sehingga: s R h R s h     R s s R h h    Pada persamaan 5, disubtitusikan ke persamaan 8: R s s R s s    R s sR ss ss sR R s s s s R s R s s 2         Persamaan 2.8 dibagi dengan Rss , sehingga diperoleh: s s R Rss R s Rss sR Rss ss 1 1 2 2     Jika objek diletakkan di tak hingga, maka suku pada persamaan 2.10 menjadi lebih kecil dari dan dapat diabaikan. Untuk = , maka 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 1 + 1 = 2 1 + 1 = 2 1 = 2 2 = = Jarak pada persamaan 2.11 disebut panjang fokus f dari cermin tersebut, sehingga = = 2 Dengan menggunakan panjang fokus f maka persamaan 10 menjadi 2 = 1 + 1 2 2 = 1 + 1 1 = 1 + 1 Sehingga diperoleh persamaan yang menghubungkan antara jarak benda s, jarak bayangan s , jarak fokus f cermin lengkung adalah: = + Keterangan : s : jarak benda cm s : jarak bayangan cm 2.11 2.12 2.13 f : jarak fokus cm ËÌ

5. Kerangka Berpikir