PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI SIFAT- SIFAT CAHAYA.

(1)

PENGARUH PENETAPAN RISIKO KECURANGAN DAN TIPE

KEPRIBADIAN AUDITOR TERHADAP SKEPTISISME

PROFESIONAL AUDITOR

(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

GHINA LUTHFY NURUTAMI NIM. 1002947

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PROFESIONAL AUDITOR

(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung)

Oleh

Ghina Luthfy Nurutami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Ghina Luthfy Nurutami 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENETAPAN RISIKO KECURANGAN DAN TIPE KEPRIBADIAN AUDITOR TERHADAP SKEPTISISME PROFESIONAL

AUDITOR

(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung) SKRIPSI

Oleh :

Ghina Luthfy Nurutami NIM. 1002947


(4)

i

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ...xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 9

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.4. Kegunaan Penelitian ... 10

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 10

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12

2.1. Kajian Pustaka ... 12

2.1.1. Auditing ... 12

2.1.1.1. Pengertian Auditing ... 12

2.1.1.2. Jenis-jenis Audit ... 13

2.1.2. Auditor ... 14

2.1.2.1. Pengertian Auditor ... 14

2.1.2.2. Jenis-jenis Auditor ... 15

2.1.3. Penetapan Risiko Kecurangan ... 16

2.1.4. Kemampuan Mendeteksi Kecurangan ... 18

2.1.5. Kecurangan dan Jenis Kecurangan ... 19

2.1.6. Tipe Kepribadian... 20


(5)

ii

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.1.6.2. Faktor Penentu Kepribadian ... 21

2.1.6.3. Teori Tipe Kepribadian Jung ... 22

2.1.6.4. Tipe Kepribadian Menurut MBTI (Myers Briggs Type Indicator) ... 24

2.1.7 Skeptisisme Profesional ... 29

2.1.7.1 Pengertian Skeptisisme ... 29

2.1.7.2 Pengertian Profesional ... 30

2.1.7.3 Pengertian Skeptisisme Profesional Auditor ... 30

2.1.8 Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.... ... 32

2.1.9 Pengaruh Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.... ... 34

2.2. Penelitian Terdahulu ... 35

2.3. Kerangka Pemikiran ... 36

2.4. Hipotesis ... 40

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 41

3.1. Objek Penelitian ... 41

3.2. Metode Penelitian ... 41

3.2.1. Desain Penelitian... 41

3.2.2. Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 42

3.2.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 45

3.2.3.1. Populasi Penelitian ... 45

3.2.3.2. Sampel Penelitian ... 46

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.2.4.1. Jenis dan Skala Pengukuran Data ... 47

3.2.5. Teknik Analisis Data ... 49

3.2.5.1. Uji Validitas ... 49

3.2.5.2. Uji Reliabilitas ... 50

3.2.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 51

3.2.5.4. Teknik Analisis Regresi Berganda dengan Variable Dummy ... 53

3.2.5.5. Uji Hipotesis ... 54


(6)

iii

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.5.5.2. Uji Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

4.1. Hasil Penelitian ... 57

4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

4.1.2. Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik ... 68

4.1.3. Data Responden ... 70

4.1.4. Deskripsi dan Data Variabel Penelitian ... 71

4.1.4.1. Pengujian Validitas Instrumen ... 71

4.1.4.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 74

4.1.4.3. Gambaran Hasil Penelitian ... 75

4.1.4.3.1. Variabel Penetapan Risiko Kecurangan ... 75

4.1.4.3.2. Variabel Tipe Kepribadian Auditor ... 78

4.1.4.3.3. Variabel Skeptisisme Profesional Auditor ... 80

4.1.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 82

4.1.4.4.1. Uji Normalitas Data ... 82

4.1.4.4.2. Uji Linearitas... 83

4.1.4.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 84

4.1.4.5. Analisis Regresi Berganda dengan Variabel Dummy ... 85

4.1.4.6. Uji Hipotesis ... 87

4.1.4.6.1. Uji t ... 87

4.1.4.6.2. Uji F ... 88

4.1.4.6.3. Uji Koefisien Determinasi... 90

4.2. Pembahasan ... 90

4.2.1. Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan terhadap Skeptisisme Profesional Auditor.... ... 91

4.2.2. Pengaruh Tipe Kepribadian Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor… ... 93

4.2.3. Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor ... 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 98


(7)

iv

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2. Saran ... 99 DAFTAR PUSTAKA ... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

v

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus yang melibatkan Akuntan Publik di Indonesia ... 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 35

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 43

Tabel 3.2 Daftar KAP di Kota Bandung ... 45

Tabel 3.3 Skor Jawaban ... 48

Tabel 3.4 Interpretasi Skor ... 48

Tabel 4.1 Daftar KAP di Kota Bandung ... 59

Tabel 4.2 Daftar Kuesioner yang Disebar dan Diterima ... 61

Tabel 4.3 Demografi Responden ... 70

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Penetapan Risiko Kecurangan ... 72

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Skeptisisme Profesional Auditor ... 73

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 74

Tabel 4.7 Frekuensi Jawaban Penetapan Risiko Kecurangan ... 76

Tabel 4.8 Frekuensi Jawaban Tipe Kepribadian Auditor ... 78

Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Skeptisisme Profesional Auditor ... 80

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas ... 83

Tabel 4.11 Hasil Uji Linearitas ... 84

Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisistas ... 85

Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi ... 86

Tabel 4.14 Hasil Uji t ... 87

Tabel 4.15 Hasil Uji F ... 89


(9)

vi

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR


(10)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi pada Auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung) Abstrak

Oleh:

Ghina Luthfy Nurutami

Pembimbing: R. Nelly Nur Apandi, SE., M.Si., Ak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif. Populasi pada penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Kota Bandung, pengambilan sampel menggunakan teknik

convinient/judgement sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang didapat melalui penyebaran kuesioner. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan pengujian statistik analisis regresi berganda dengan variabel dummy. Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS 20 for windows terhadap kuesioner yang disebar kepada 51 auditor di KAP di Kota Bandung, menghasilkan bahwa penetapan risiko kecurangan berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 0,671 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, sedangkan tipe kepribadian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 0,001 dengan nilai signifikansi 0,984>0,05, dan penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap skeptisisme profesional auditor sebesar 0,717 atau sebesar 71,7% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata kunci: penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor, skeptisisme profesional auditor.


(11)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF FRAUD RISK ASSESSMENT AND TYPES OF AUDITORS’ PERSONALITY TOWARD AUDITORS’ PROFESSIONAL SKEPTICISM

(The Study on Auditors in Public Accountant Firms in Bandung) Abstract

By:

Ghina Luthfy Nurutami

Supervisor: R. Nelly Nur Apandi, SE., M.Si., Ak.

This study is aimed at investigating the effect of fraud risk assessment and types of

auditors’ personality toward auditors’ professional skepticism. The hypothesis of this study is

that fraud risk assessment and types of auditors’ personality give an effect to auditors’

professional skepticism. Associative method is employed in this study. The population of this study is the auditors who work in some public accountant firms in Bandung. The type of sampling method used in this study is convenient/judgment sampling. The data used in this study is primary data which are collected through questionnaire. The data are then analyzed using statistical test namely multiple regression statistical with dummy variable. Based on the multiple regression statistical test with the use of SPSS 20 for windows toward the questionnaire given to 51 auditors in public accountant firms in Bandung, fraud risk assessment gives a significant

effect to auditors’ professional skepticism, as much as 0.671 with the significant value of 0.000<0.05, while the types of auditors’ personality do not give a significant effect to auditors’

professional skepticism since they give an effect as much as 0.001 with the significant value of

0.984>0.05, and fraud risk assessment and types of auditors’ personality simultaneously give a significant effect toward auditors’ professional skepticism as much as 0.717 or 71.7% and the

rest is affected by other factors which are not analyzed in this study.

Keywords: fraud risk assessment, types of auditors’ personality, auditors’ professional


(12)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Meningkatnya persaingan di bidang bisnis, merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap perusahaan di era globalisasi ini. Sehubungan dengan usaha perbaikan perekonomian di Indonesia, pemerintah telah menggalakkan suatu prinsip tata kelola good corporate governance (GCG). Salah satu bentuk penerapan prinsip GCG ini adalah transparasi laporan keuangan.

Dalam penyusunan laporan keuangan setiap perusahaan tidak luput dari kesalahan ataupun kecurangan yang terjadi disetiap proses penyusunannya. Tingkat kehandalan laporan keuangan sangatlah penting bagi para pelaku bisnis, baik untuk kepentingan pihak eksternal maupun pihak internal.

Berdasarkan ketentuan Bapepam dan LK (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan), laporan keuangan yang disampaikan baik untuk penawaran umum maupun untuk laporan berkala, wajib diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam dan LK. Kewajiban audit tersebut berlaku bagi emiten dan perusahaan publik yang merupakan entitas tunggal maupun sebagai induk perusahaan dari anak perusahaan yang dimilikinya (Buletin Akuntansi Staf No. 9). Oleh karena itu proses audit sangatlah penting untuk dilakukan. Audit diperlukan dalam rangka untuk mengurangi risiko informasi. Dengan adanya audit


(13)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

laporan keuangan oleh akuntan publik ini menjadi sebuah kebutuhan yang penting sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan.

Akuntan publik atau seringkali kita sebut dengan auditor merupakan suatu profesi yang ada dengan kepercayaan masyarakat sebagai suatu landasan bahwa akuntan publik itu ada dan dibutuhkan, dengan adanya kepercayaan masyarakat ini maka seorang akuntan publik harus bertindak independen dan profesional. Akuntan publik menjadi suatu profesi yang dipercaya oleh masyarakat dalam suatu pemeriksaan dan diharapkan dapat menggunakan kepercayaan yang diberikan dengan baik dan mampu bertanggung jawab atas pendapat yang diberikan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi seorang auditor untuk memperhatikan sikap profesionalnya, salah satunya ialah sikap skeptis yang dimiliki oleh auditor.

Di dalam setiap penugasan audit, seorang auditor dituntut untuk melaksanakan skeptisisme profesionalnya, sehingga auditor dapat menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dan terhindar dari kegagalan audit. Didalam SPAP 2011:SA seksi 230, menyatakan skeptisisme profesional auditor sebagai suatu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis terhadap bukti audit. Dalam pengumpulan bukti-bukti audit, auditor harus mampu menggunakan skeptisisme professionalnya seperti menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada klien. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa auditor tidak menganggap bahwa kliennya tidak jujur namun juga auditor tidak menganggap bahwa kliennya jujur.


(14)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi dalam hal ini auditor harus memiliki sikap skeptis yaitu mempercayai klien namun semua itu perlu dipertanyakan kembali.

Skeptisisme profesional diperlukan oleh seorang auditor untuk menilai kembali kemungkinan kecurangan material (Maghfirah dan Syahril, 2008). Dengan sikap skeptisisme yang rendah dari seorang auditor dapat menimbulkan kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh klien, dimana dari informasi dan bukti-bukti yang auditor dapat dari klien hanya kekeliruan yang akan auditor temukan, bukan kecurangan. Karena kecurangan yang dilakukan tidak mungkin klien berikan informasinya, melainkan kecurangan pasti ditutupi oleh klien. Oleh karena itu diperlukanlah sikap skeptis yang dimiliki oleh auditor dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti audit. Rendahnya sikap skeptis yang dimiliki auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit dapat menurunkan kualitas auditor dalam memberikan opini yang dikeluarkannya.

Hal itu dapat dilihat dengan adanya beberapa kasus yang membuktikan bahwa auditor kurang memiliki sikap skeptis dan mengabaikan sikap profesionalnya. Seperti contoh kasus pada perusahaan Satyam yang dipimpin oleh Ramalinga Raju pada tahun 2009 silam. Berdasarkan DetikFinance, pada kasus ini dimana tanggal 7 Januari 2009, pimpinan Satyam, Ramalinga Raju secara tiba-tiba mengumumkan bahwa sekitar 1,04 milyar dolar saldo kas dan bank Satyam adalah palsu. Di dalam suratnya yang dikirimkan pada jajaran direksi Satyam, beliau mengakui telah memalsukan nilai pendapatan bunga diterima dimuka, mencatat kewajiban lebih rendah dari yang seharusnya dan menggelembungkan nilai piutang. Setelah itu pada 14 januari 2009, auditor Satyam yang sudah 8 tahun


(15)

4

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terakhir mengaudit Satyam, yaitu Pricewaterhouse Coopers India mengumumkan bahwa laporan auditnya berpotensi tidak akurat dan tidak reliabel karena dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari manajemen Satyam. Dengan adanya kasus ini terbukti bahwa pentingnya sikap skeptisisme profesional yang dimiliki oleh auditor. Kecurangan yang dilakukan oleh pimpinan Satyam tidak akan terjadi lebih besar apabila auditor menanyakan pertanyaan yang dapat mendeteksi kecurangan yang dilakukan oleh pimpinan Satyam. Hal tersebut tentu disebabkan karena auditor tidak melakukan tindakan yang semestinya dalam menunjukan sikap skeptis pada saat melakukan audit.

Di Indonesia juga terdapat beberapa skandal audit yang dilakukan oleh auditor yang kurang memperhatikan sikap skeptisisme profesionalnya. Diantaranya adalah kasus PT. KAI yang terjadi beberapa tahun silam dimana pada saat itu, hasil auditnya tidak mau ditandatangani oleh dewan komisaris dikarenakan terdapat kecurangan yang dilakukan oleh manajemen dan tidak diketahui serta tidak terdeteksi oleh auditor. Pada KAP diwilayah Bandung juga terdapat beberapa kasus diantaranya adalah pembekuan izin KAP dan AP Sugiono Poulus melalui KMK No. 704/KM.1/2008 selama enam bulan karena melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit. Dalam hal ini, penulis menganalogikan bahwa ketika seorang auditor melanggar Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) berarti auditor tersebut telah melakukan pelanggaran diantara standar umum, pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, hal tersebut menggambarkan ketidak profesionalan yang dimiliki oleh auditor, yang dimana sikap skeptis merupakan bagian dari sikap profesional yang


(16)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dimiliki auditor, maka KAP dan AP Sugiono Poulus dibekukan selama 6 bulan karena melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dan mengabaikan sikap profesionalnya. Adapun beberapa kasus yang melibatkan Akuntan Publik yang terjadi di Indonesia sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kasus yang melibatkan Akuntan Publik di Indonesia

Tahun/No KAP KASUS

KMK No. 423/KM.06 /2006

AP. Petrus Mitra Winata

Melakukan pelanggaran terhadap SPAP yaitu

pembatasan penugasan audit dengan melakukan audit umum laporan keuangan PT Muzatek Jaya & PT Luhur Artha Kencana tahun buku berakhir 31 Desember 2004 KMK No. 17/PMK.01 /2008 AP. Drs. Basyiruddin Nur

Belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT. Datascrip dan Anak Perusahaan tahun buku 2007, yang dinilai berpotensi

berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen KMK No. 175/KM.1/ 2008 AP. Drs. Eduard Luntungan

Melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit laporan keuangan PT. Sampaga Raya untuk periode yang berakhir tanggal 30 Juni 2005 dan PT. Hasil Bumi Persada untuk periode yang berakhir tanggal 23 April 2004 KMK No. 1124/KM.1 /2009 AP. Drs. Hans B. Makarao

Belum sepenuhnya mematuhi Standar Auditing (SA)-Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT. Samcon tahun buku 2008, yang dinilai berpotensi berpengaruh cukup signifikan terhadap Laporan Auditor Independen KMK No. 896/KM.1/ 2008 AP. Drs. Muhammad Zen

Melak ukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA)-SPAP dalam pelaksanaan audit laporan

keuangan PT. Pura Binaka Mandiri tahun buku 2007 yang berpengaruh cukup signifikan terhadap laporan auditor independen


(17)

6

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari beberapa kasus yang melibatkan Akuntan Publik diatas dapat terlihat dengan jelas betapa pentingnya sikap skeptisisme yang dimiliki auditor. Menurut Tuanakotta dalam bukunya yang berjudul “Berpikir Kritis dalam Auditing

(2011:83), berdasarkan teori pembentukan sikap dari Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa sikap dipegaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya ialah faktor psikologikal dan faktor personal. Dalam penelitian ini beberapa faktor yang paling mempengaruhi sikap skeptis diantaranya adalah penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor. Penetapan risiko kecurangan mempengaruhi skeptisisme profesional auditor sebagai faktor psikologis dimana atasan auditor yang memberikan penetapan risiko kecurangan akan memberikan motivasi pada auditor dalam melakukan audit di lapangan, sedangkan tipe kepribadian sebagai faktor personal yang dimiliki oleh auditor dimana tipe kepribadian ini akan menciptakan predisposisi pada pengembangan sikap tertentu (Tuanakotta, 2011:83-84).

Penetapan risiko kecurangan merupakan hal penting bagi auditor dalam melakukan audit. Hal ini dikarenakan dengan penetapan risiko kecurangan yang dilakukan auditor sebelum melaksanakan audit dilapangan dapat membantu auditor dalam menemukan kecurangan atau potensi klien untuk melakukan kecurangan. Penetapan risiko kecurangan merupakan metodologi yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko kecurangan yang ada pada suatu organisasi (Vona Leonard, 2008:40). Dengan diberikannya penetapan risiko kecurangan dapat memberikan motivasi pada auditor yang bertugas dilapangan untuk lebih memiliki sikap skeptis.


(18)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan SPAP 316, penaksiran risiko kecurangan merupakan tindakan yang harus dilakukan auditor dalam melakukan audit atas pelaporan keuangan (general). Penelitian sebelumnya dari Payne dan Ramsay (2005), mengatakan bahwa skeptisisme profesional dipengaruhi oleh penetapan risiko kecurangan yang diberikan oleh atasan auditor sebagai pedoman dalam melakukan audit di lapangan. Seorang auditor yang di berikan penaksiran risiko kecurangan yang rendah maka dia akan menjadi kurang skeptis dibandingkan dengan auditor yang menerima penaksiran risiko kecurangan yang tinggi.

Tipe kepribadian merupakan suatu hal yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang, bahwa tipe kepribadian ini sebenarnya mempengaruhi auditor dalam melakukan audit, karena tidak semua individu cocok atau mampu menjadi seorang auditor. Hal ini dikarenakan auditor yang selalu dihadapkan pada situasi dan kondisi yang berbeda-beda ketika melakukan audit dilapangan. Dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit dibutuhkan professional judgement

yang dimiliki oleh auditor untuk memberikan keyakinan yang memadai, orang yang mampu untuk selalu berusaha melihat sesuatu sebagai sebuah bukti dan mampu memberikan keyakinan yang memadai itu adalah orang yang memiliki tipe kepribadian tertentu. Menurut Dashiell, dalam Yusuf dan Juntika (2007) mengatakan bahwa kepribadian merupakan gambaran total mengenai tingkah laku individu yang terorganisasi. Kepribadian seseorang terbentuk oleh dua faktor utama, yaitu (1) faktor keturunan atau faktor genetik adalah merupakan faktor dasar dari pembentuk kepribadian seseorang, dan (2) faktor lingkungan, yaitu


(19)

8

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang berdasarkan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan.

Dalam penelitian Suzy (2008), menyatakan bahwa tipe kepribadian seseorang menjadi salah satu faktor yang menentukan sikap yang dimiliki oleh individu tersebut, termasuk sikap skeptisme yang terdapat pada diri individu tersebut. Auditor dengan tipe kepribadian NT dan ST berdasarkan teori Myers-Briggs cenderung lebih memiliki sikap skeptis. Akuntan publik yang memiliki sikap skeptis yang tinggi biasanya memiliki ciri-ciri kepribadian yang selalu berpikiran masuk akal dan dalam membuat keputusan berdasarkan pada fakta yang ada.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis berkesimpulan bahwa pentingnya penetapan risiko kecurangan sebagai faktor psikologis dan tipe kepribadian sebagai faktor personal dari auditor dalam mempengaruhi sikap skeptis profesional seorang auditor. Dalam penelitian ini penulis ingin mengembangkan penelitian dari penelitian terdahulu dari Suzy (2008), dimana dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan variabel penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian sebagai variabel independen karena menurut penulis faktor psikologis dan faktor personal merupakan faktor yang paling mempengaruhi sikap skeptis yang terbentuk dalam diri seorang auditor dan adanya ketidak konsistenan hasil dari penelitian terdahulu yang mengatakan bahwa penetapan risiko kecurangan tidak berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor, namun penelitian lain mengatakan bahwa penetapan risiko kecurangan berpengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor. Adapun


(20)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu penulis memilih KAP di Bandung sebagai objek penelitian karena memiliki karakteristik dan tingkat risiko yang dihadapi berbeda dibandingkan KAP di Jakarta. Maka, penulis tertarik untuk menyusun skripsi yang berjudul “Pengaruh Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor terhadap Skeptisisme Profesional Auditor”. Penelitian ini dilakukan kepada auditor di Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penetapan risiko kecurangan terhadap skeptisisme profesional auditor di Kantor Akuntan Publik di kota Bandung?

2. Bagaimana pengaruh tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor di Kantor Akuntan Publik di kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diutarakan diatas maka maksud dan tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor.


(21)

10

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penetapan risiko kecurangan terhadap skeptisisme profesional auditor.

2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor.

3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian terhadap skeptisisme profesional auditor.

1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Dari segi keilmuan, hasil dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya dan pengembangan lebih lanjut khususnya dalam bidang auditing dan akuntansi keperilakuan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penulis berharap, informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, diantaranya adalah:

1. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya mengenai penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor dan skeptisisme profesional auditor.


(22)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran mengenai penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor dan skeptisisme profesional auditor.


(23)

12

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi pihak lain

Hasil penilaian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi maupun bahan kajian bagi penelitian selanjutnya khususnya mengenai penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor dan skeptisisme profesional auditor.


(24)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Obyek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006: 118). Obyek penelitian merupakan sasaran dengan tujuan dan kegunaan untuk mendapatkan data tertentu.

Adapun obyek penelitian dalam penelitian ini adalah penetapan risiko kecurangan, tipe kepribadian auditor dan skeptisisme profesional auditor. Penelitian ini dilakukan pada kantor akuntan publik di kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) yang berada di kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian asosiatif dalam melakukan penelitian ini. Menurut Sugiyono (2013:55) menjelaskan bahwa penelitian asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh


(25)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gambaran mengenai pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor.

Pendekatan yang digunakan dalam mengangkat data yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengambil sampel dari populasi yang tersedia. Data primer ini diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun dengan instrumen berupa kuesioner yang disebar pada kantor akuntan publik di Kota Bandung dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja di KAP sebagai responden pada penelitian ini.

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel

Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan variabel lainnya. Tanpa opersionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam menentukan pengukuran hubungan antar variabel yang masih bersifat konseptual. Menurut Sugiyono (2013:59) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Di dalam penelitian ini variabel-variabel yang terkait harus memiliki hubungan dengan topik yang dibahas. Oleh karena itu, operasionalisasi variabel sangat diperlukan dalam penelitian ini agar di dapat hipotesis dan kesimpulan yang akurat tentang pengaruh penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian


(26)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

auditor terhadap skeptisisme profesional auditor. Berikut penjelasan mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini:


(27)

44

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a) Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2013:59) mendefinisikan variabel independen sebagai variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun variabel independen (variabel X) pada penelitian ini yaitu Penetapan Risiko Kecurangan dan Tipe Kepribadian Auditor.

b) Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Adapun variabel dependen (Variabel Y) pada penelitian ini yaitu Skeptisisme Profesional Auditor.

Operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Nomor

Item

Skala

Penetapan Risiko Kecurangan (X1)

Penetapan risiko kecurangan adalah suatu bentuk cara yang yang dilakukan oleh auditor untuk menilai dan memperoleh bukti audit yang memadai dan nantinya digunakan sebagai acuan untuk mengetahui bagian-bagian apa saja yang memiliki tingkat risiko kecurangan yang tinggi

Arens (2008:437)

1. Komunikasi di antara tim audit

2. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen

3. Faktor-faktor risiko

4. Prosedur analitis

5. Pertimbangan auditor atas semua informasi 1,2 3,4 5,6,7 8,9 10,11 Interval


(28)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tipe Kepribadian Auditor (X2)

Penilaian yang menggunakan Myers-Biggs Type Indicator (MBTI) mengukur preferensi psikologis seseorang mengenai bagaimana persepsinya terhadap dunia dan bagaimana ia membuat keputusan. Tipe kepribadian dengan kombinasi ST dan NT cenderung lebih memiliki sikap skeptis dibanding dengan tipe kombinasi lainnya.

Tuanakotta (2011:98)

1. Extroversion - Introversion 2. Sensing – Intuiting

3. Thinking – Feeling 4. Judging - Perceiving

Nominal

Skeptisisme Profesional Auditor

(Y)

Skeptisme adalah sifat yang ada dalam diri individu auditor, sama dengan sikap keperilakuan lainnya seperti rasa ingin tahu, kehati-hatian, dan extrovert.

Hurtt, Eining dan Plumplee (2008:48)

Karakteristik Skeptisisme Profesional sebagai berikut: 1. Pikiran selalu bertanya (Questioning mind)

2. Suspensi pada penilaian (Suspension on judgement)

3. Pencarian pengetahuan (Search for knowledge)

4.Pemahaman interpersonal (Interpersonal understanding)

5. Percaya Diri (Self confidence)

6. Penentuan sendiri (Self determination) 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 11,12 Interval


(29)

46

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:115).

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kota Bandung.

Tabel 3.2 Daftar KAP di Kota Bandung

No. Nama

1 KAP. AF. RACHMAN & SOETJIPTO WS. 2 KAP. DRS. ATANG DJAELANI

3 KAP. DRS. BAMBANG BUDI TRESNO 4 KAP. DRS. DADI MUCHIDIN

5 KAP. DJOEMARMA, WAHYUDIN & REKAN

6 KAP. DRS. GUNAWAN SUDRADJAT

7 KAP. DR. H.E.R. SUHARDJADINATA & REKAN 8 KAP. DRS. JAJAT MARJAT

9 KAP. DRS. JOSEPH MUNTHE, MS. Ak. 10 KAP. KAREL, WIDYARTA

11 KAP. KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI & SETIASIH 12 KAP. DRS. LA MIDJAN & REKAN

13 KAP. DR. MOH. MANSUR SE. MM, Ak 14 KAP. PEDDY HF. DASUKI

15 KAP. RISMAN & ARIFIN 16 KAP. ROEBIANDINI &REKAN 17 KAP. DRS. RONALD HARYANTO 18 KAP. SABAR, CPA

19 KAP. SANUSI, SUPARDI & SOEGIHARTO 20 KAP. SUGIONO POULUS. SE., Ak., MBA

21 KAP. PROF. DR. H. TB HASANUDDIN, MSc &REKAN 22 KAP. DRA. YATI RUHIYATI

23 KAP. ABUBAKAR USMAN & REKAN (CAB)

24 KAP. ACHMAD, RASYID, HISBULLAH & JERRY (CAB) 25 KAP. EKAMASNI, BUSTAMAN & REKAN (CAB)


(30)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26 KAP. HELIANTONO & REKAN (CAB)

27 KAP. JOJO SUNARJO, RUCHIAT & ARIFIN (CAB) 28 KAP. MOCH. ZAINUDDIN & SUKMADI (CAB) 29 KAP. WISNU B. SOEWITO & REKAN (CAB)

Sumber: PPAJP per 2013

3.2.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah junior dan senior auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di kota Bandung. Adapun jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

convinient/judgement sampling. Convinient/judgement sampling adalah teknik penentuan sampel dengan kemauan peneliti tidak ditentukan ataupun diacak tetapi menentukan sampel secara tidak sengaja (Sugiyono, 2013:122). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah junior dan senior auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung dengan justifikasi bahwa senior auditor memiliki pengalaman yang lebih dalam melakukan audit sehingga mampu untuk membuat suatu assessment dan junior auditor dipilih sebagai responden dalam penelitian ini untuk mengetahui sebenarnya tipe kepribadian yang dimiliki junior auditor itu cocok atau tidak untuk menjadi seorang auditor yang sikap skeptisnya masih dapat dipengaruhi ketika melakukan audit dilapangan.


(31)

48

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

3.2.4.1 Jenis dan Skala Pengukuran Data

Untuk mendukung penelitian ini dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka jenis data yang dikumpulan dalam penelitian ini terdiri dari jenis data primer. Data primer yang didapat dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan disebarkan langsung kepada auditor di Kantor Akuntan Publik di kota Bandung.

Kuesioner ini diperoleh dari beberapa sumber referensi, yang kemudian dimodifikasi dalam bentuk pertanyaan/pernyataan. Pertanyaan/pernyataan berkaitan dengan data demografi responden serta tanggapan atau opini terhadap skeptisisme profesional auditor, penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala numerik (numerical scale). Alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil pengisian kuesioner oleh responden adalah menggunakan skala numerik dan dummy. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala numerik memiliki gradasi yang dapat berupa kata-kata. Adapun bobot penilaian kuisioner sebagai berikut:


(32)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Skor Jawaban

Jawaban Nilai

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Hampir tidak pernah 2

Tidak pernah 1

Sumber: data diolah

Menurut Sugiyono (2013:141) kriteria interpretasi skor berdasarkan

jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, “skor maksimum setiap

kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai 100%, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%. ((100%-20%)/5).” Sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Skor

Hasil Kategori

20%-35,99% Tidak Baik / Tidak Efektif

36%-51,99% Kurang Baik/Efektif

52%-67,99% Cukup Baik/Efektif

68%-83,99% Baik/Efektif

84%-100% Sangat Baik/Sangat Efektif


(33)

50

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban kemudian dikalikan 100%.

Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah responden secara keseluruhan.

3.2.5 Teknik Analisis Data

3.2.5.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut.

Pengujian validitas dengan menggunakan teknik korelasi. Analisis korelasi

pearson product moment digunakan untuk menentukan bagaimana kuatnya hubungan suatu variabel dengan variabel lain yang dalam penelitian ini adalah hubungan antara Penetapan risiko kecurangan (X1) dan Tipe kepribadian auditor (X2) terhadap Skeptisisme profesional auditor (Y). Adapun rumus pearson product moment adalah:


(34)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Kriteria keputusan:

rh> rtmaka instrumen tersebut valid

rh<rt maka instrumen tersebut tidak valid

Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik. (Sugiyono, 2013: 178).

3.2.5.2 Uji Reliabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach alpha.


(35)

52

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rumus:

[ ∑ ]

Keterangan

Kriteria keputusan:

rh> rt maka instrumen tersebut reliabel

rh<rt maka instrumen tersebut tidak reliabel

3.2.5.3 Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji normalitas, linearitas, multikolonieritas dan heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Jika datanya tidak berdistribusi normal maka analisis non-parametrik yang digunakan, jika datanya berdistribusi normal maka analisis parametrik yang dapat digunakan. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Sugiyono, 2013).

Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji kolmogorov smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov smirnov adalah dengan membandingkan


(36)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Penerapan pada uji kolmogorov smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Linearity) lebih dari 0,05.

c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Deteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolinearitas jika nilai VIF<10 dan nilai tolerance >0,10 (Ghozali, 2013).


(37)

54

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2013). Deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu yang teratur, seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil. Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Salah satunya dengan menggunakan uji Gletser. Dasar pengambilan keputusan:

 Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas  Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

3.2.5.4 Teknik Analisis Regresi Berganda dengan Variabel Dummy

Dummy variabel merupakan sebuah variabel nominal yang digunakan di dalam regresi berganda dan diberi kode 0 dan 1. Nilai 0 biasanya menunjukan kelompok yang tidak mendapat sebuah perlakuan dan 1 menunjukan kelompok


(38)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang mendapat perlakuan. Dalam penelitian ini digunakan regresi berganda dengan variabel dummy dengan rumus sebagai berikut:

3.2.5.5 Uji Hipotesis

3.2.5.5.1 Hipotesis Statistik

Ho1: = 0 : Penetapan risiko kecurangan (X1) tidak ada pengaruh terhadap

skeptisisme profesional auditor (Y).

H11: ≠ 0: Penetapan risiko kecurangan (X1) ada pengaruh terhadap skeptisisme

profesional auditor (Y).

Ho2: =0 : Tipe kepribadian auditor (X2) tidak ada pengaruh terhadap

skeptisisme profesional auditor (Y)

H12: ≠ 0 : Tipe kepribadian auditor (X2) ada pengaruh terhadap skeptisisme

profesional auditor (Y)

Ho: =0 : Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian (X1,X2) tidak ada pengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor (Y)

H1: ≠ 0 : Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian (X1,X2) ada pengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor (Y)


(39)

56

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.5.5.2 Uji Hipotesis

1. Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual, untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh signifikan dari variabel masing -masing independen terhadap variabel dependen, maka nilai signifikannya dibandingkan dengan derajat kepercayaannya.

Menurut Sugiyono (2013:250) rumusnya adalah:

Keterangan:

t = nilai t hitung

r = Koefisien korelasi Pearson Product Moment

n = Banyaknya responden Kriteria keputusan:

Jika thitung <t tabel ; maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan)

Jika thitung > t tabel ; maka Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifkan) 2. Uji F

Uji statistik F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2013):


(40)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

R = koefisen korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

Kriteria keputusan:

Jika Fhitung < Ftabel ; maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan)

Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifikan)

3. Analisis Koefisien Determinan

Untuk mengetahui besar atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel dependen (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinan r² = Koefisien korelasi


(41)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada auditor senior dan junior yang bekerja pada KAP di Kota Bandung dan pembahasan mengenai penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini menunjukan hasil sebagai berikut:

1. Penetapan risiko kecurangan berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika penetapan risiko kecurangan dilakukan dalam setiap pelaksanaan audit di lapangan maka dapat berpengaruh terhadap sikap skeptisisme yang dimiliki oleh auditor.

2. Tipe kepribadian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal ini disebabkan bahwa ternyata tipe kepribadian ST (Sensing; Thinking) dan NT (Intuition; Thinking) maupun SF (Sensing; Feeling) dan NF (Intuition; Feeling) memiliki sikap yang skeptis dalam melakukan audit di lapangan. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam melakukan audit di lapangan dibuat terlebih dahulu prosedur


(42)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

audit yang mana seorang auditor itu bekerja berdasarkan prosedur audit yang ada, sehingga baik auditor tersebut memiliki tipe kepribadian ST (Sensing; Thinking) dan NT (Intuition; Thinking) maupun SF (Sensing; Feeling) dan NF (Intuition; Feeling) akan tetap memiliki sikap skeptis dalam melakukan audit di lapangan.

3. Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap skeptisisme profesional auditor.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Auditor, berdasarkan gambaran variabel yang telah dibahas pada bab 4 sebaiknya auditor lebih memperhatikan faktor-faktor risiko yang dimiliki klien agar lebih tepat dalam menetapkan risiko kecurangan dalam setiap penugasan audit. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja auditor dalam menggunakan sikap skeptisisme profesionalnya diperlukan peningkatan terkait pemahaman interpersonal dengan tujuan membantu auditor agar lebih mampu dalam memahami bagaimana seseorang berperilaku dan alasan dari seseorang berperilaku.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat mengembangkan penelitian yang telah dilakukan ini, yaitu dengan menambahkan variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini untuk diteliti dan


(43)

100

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diyakini memiliki pengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor seperti variabel prosedur audit yang berbasis ISA (International Standards on Auditing), pendeteksian kecurangan atau beban kerja. Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam penelitian ini, ada baiknya bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan lebih banyak responden dengan pengalaman yang dimiliki lebih dari dua tahun dimana auditor yang menjadi responden itu mampu untuk memberikan partisipasi yang dapat mempengaruhi hasil dan kesimpulan penelitian.


(44)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Agoes S., (2008). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arens, A. Alvin, Randal J. Elder & Mark S. Beasley., (2008). Auditing dan Jasa Assurance pendekatan terintegrasi, Buku Satu, Edisi Indonesia, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jakarta: Salemba Empat.

Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto. (2008). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal.

Hafifah Nasution dan Fitriany. (2012). Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Imam Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Khalida Sofia. (2011). Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Luluk Masruroh. (2010). Makalah Logika Saintifik Skeptisisme. Institut Agama Islam Sunan Ampel Fakultas Dakwah Prodi Psikologi, Surabaya.

Maghfirah dan Syahril, (2008). Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Mulyadi. (2009). Auditing. Cetakan ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Payne, Elizabeth A. and Ramsay, Robert J. (2005). “Fraud Risk Assessment and

Auditors’ Professional Skepticsm.Managerial Auditing Journal 20 no. 3:321-330.

Rosihan Yunsri Galaxy. (2013). Fraud Risk Assessment terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Implikasinya Terhadap Prosedur Audit yang Efektif Berbasis Risiko. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.


(45)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suzy Noviyanti. (2008). Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.5, No.1, 102-125.

Tuanakotta, Theodorus M., (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Vona Leonard W. (2008). Fraud Risk Assessment: Building A Fraud Audit Program. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc'

Yunieta Anisma dkk., (2011). Faktor yang Mempengaruhi Sikap Skeptisme Profesional Seorang Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera.

Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2:490-497.

Yusuf SLN dan Juntika N. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda. www.bapepam.go.id

www.finance.detik.com www.ppajp.depkeu.go.id


(1)

57

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

R = koefisen korelasi ganda k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel Kriteria keputusan:

Jika Fhitung < Ftabel ; maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada

pengaruh signifikan)

Jika Fhitung > Ftabel ; maka Ho ditolak dan Ha diterima (ada pengaruh

signifikan)

3. Analisis Koefisien Determinan

Untuk mengetahui besar atau kecilnya persentase pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel dependen (Y) dipergunakan koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determinan r² = Koefisien korelasi


(2)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada auditor senior dan junior yang bekerja pada KAP di Kota Bandung dan pembahasan mengenai penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor terhadap skeptisisme profesional auditor pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini menunjukan hasil sebagai berikut:

1. Penetapan risiko kecurangan berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal tersebut membuktikan bahwa ketika penetapan risiko kecurangan dilakukan dalam setiap pelaksanaan audit di lapangan maka dapat berpengaruh terhadap sikap skeptisisme yang dimiliki oleh auditor.

2. Tipe kepribadian auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor. Hal ini disebabkan bahwa ternyata tipe kepribadian ST (Sensing; Thinking) dan NT (Intuition; Thinking) maupun SF (Sensing; Feeling) dan NF (Intuition; Feeling) memiliki sikap yang skeptis dalam melakukan audit di lapangan. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam melakukan audit di lapangan dibuat terlebih dahulu prosedur


(3)

99

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

audit yang mana seorang auditor itu bekerja berdasarkan prosedur audit yang ada, sehingga baik auditor tersebut memiliki tipe kepribadian ST (Sensing; Thinking) dan NT (Intuition; Thinking) maupun SF (Sensing; Feeling) dan NF (Intuition; Feeling) akan tetap memiliki sikap skeptis dalam melakukan audit di lapangan.

3. Penetapan risiko kecurangan dan tipe kepribadian auditor berpengaruh signifikan secara simultan terhadap skeptisisme profesional auditor. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Auditor, berdasarkan gambaran variabel yang telah dibahas pada bab 4 sebaiknya auditor lebih memperhatikan faktor-faktor risiko yang dimiliki klien agar lebih tepat dalam menetapkan risiko kecurangan dalam setiap penugasan audit. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja auditor dalam menggunakan sikap skeptisisme profesionalnya diperlukan peningkatan terkait pemahaman interpersonal dengan tujuan membantu auditor agar lebih mampu dalam memahami bagaimana seseorang berperilaku dan alasan dari seseorang berperilaku.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk dapat mengembangkan penelitian yang telah dilakukan ini, yaitu dengan menambahkan variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini untuk diteliti dan


(4)

100

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diyakini memiliki pengaruh terhadap skeptisisme profesional auditor seperti variabel prosedur audit yang berbasis ISA (International Standards on Auditing), pendeteksian kecurangan atau beban kerja. Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam penelitian ini, ada baiknya bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan lebih banyak responden dengan pengalaman yang dimiliki lebih dari dua tahun dimana auditor yang menjadi responden itu mampu untuk memberikan partisipasi yang dapat mempengaruhi hasil dan kesimpulan penelitian.


(5)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Agoes S., (2008). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) Oleh Kantor Akuntan Publik Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arens, A. Alvin, Randal J. Elder & Mark S. Beasley., (2008). Auditing dan Jasa Assurance pendekatan terintegrasi, Buku Satu, Edisi Indonesia, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jakarta: Salemba Empat.

Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto. (2008). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal.

Hafifah Nasution dan Fitriany. (2012). Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit dan Tipe Kepribadian Terhadap Skeptisme Profesional dan Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Imam Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Khalida Sofia. (2011). Pengaruh Human Capital Terhadap Kinerja Auditor. Publikasi Jurusan Pendidikan FPEB Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Luluk Masruroh. (2010). Makalah Logika Saintifik Skeptisisme. Institut Agama Islam Sunan Ampel Fakultas Dakwah Prodi Psikologi, Surabaya.

Maghfirah dan Syahril, (2008). Hubungan Skeptisme Profesional Auditor dan Situasi Audit, Etika, Pengalaman serta Keahlian Audit dengan Ketepatan Pemberian Opini Auditor oleh Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.

Mulyadi. (2009). Auditing. Cetakan ke-6. Jakarta: Salemba Empat.

Payne, Elizabeth A. and Ramsay, Robert J. (2005). “Fraud Risk Assessment and Auditors’ Professional Skepticsm.” Managerial Auditing Journal 20 no. 3:321-330.

Rosihan Yunsri Galaxy. (2013). Fraud Risk Assessment terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Implikasinya Terhadap Prosedur Audit yang Efektif Berbasis Risiko. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Ghina Luthfy Nurutami, 2014

Pengaruh Penetapan Risiko Kekurangan dan Tipe Kepribadian Auditor Terhadap Skeptisisme Profesional Auditor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumadi Suryabrata. (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suzy Noviyanti. (2008). Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.5, No.1, 102-125.

Tuanakotta, Theodorus M., (2011). Berpikir Kritis dalam Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Vona Leonard W. (2008). Fraud Risk Assessment: Building A Fraud Audit Program. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc'

Yunieta Anisma dkk., (2011). Faktor yang Mempengaruhi Sikap Skeptisme Profesional Seorang Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Sumatera. Pekbis Jurnal, Vol.3, No.2:490-497.

Yusuf SLN dan Juntika N. (2007). Teori Kepribadian. Bandung: Rosda. www.bapepam.go.id

www.finance.detik.com www.ppajp.depkeu.go.id