Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran IPA.

(1)

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN

IPA

(PenelitianTindakanKelasPadaTemaPelestarianLingkunganKelas III SD Negeri 5 CikidangKecamatanLembangKabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagianDari

SyaratMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh Mega Oktiva NIM 1003368

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Penerapan Model

SainsTeknologiMasyarakatUntukMe

ngembangkanKreativitasSiswaPada

Pembelajaran IPA

Oleh Mega Oktiva

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar SarjanaPendidikan pada Fakultas IlmuPendidikan

© Mega Oktiva2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN

IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Tema Pelestarian Lingkungan Kelas III SD Negeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Mega Oktiva

1003368

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kegiatan pembelajaran IPA di sekolah dasar yang masih menerapkan pendekatan konvensional, seperti menggunakan metode ceramah. Selain itu, kesadaran terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan sebagai salah satu manfaat dari pembelajaran IPA juga belum tercermin pada diri siswa. Permasalahan ini menyebabkan tidak terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah (sense of inquiry), kreativitas siswa dan kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) untuk mengembangkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat; (2) mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan Sains Teknologi Masyarakat; dan (3) mengetahui perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model Sains Teknologi Masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis & Mc. Taggart dengan dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDNegeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah sepuluh orang. Pembelajaran IPA dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat menunjukan perkembangan kreativitas siswa. Rata-rata nilai siswa pada tes kreativitas siklus satu mencapai 79,5% dengan keberhasilan 90% siswa mampu mencapai nilai lebih ≥ 75. Rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 88,5% pada siklus dua dengan keberhasilan 100% siswa, mampu mencapai nilai ≥ 75. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan Sains Teknologi Masyarakat pada pembelajaran IPA dapat mengembangkan dan meningkatkan kreativitas siswa. Model sains teknologi masyarakat dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diaplikasikan di pembelajaran IPA. Dalam melaksanakan penelitian dengan menerapkan STM ini, disarankan bagi peneliti lain untuk memperhatikan alokasi waktu pembelajaran. Hal ini dijadikan sebagai pertimbangan agar tahapan STM dapat dilaksanakan secara optimal, sehingga mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan domainyang diteliti.


(5)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

THE APPLICATION OF SOCIETY TECHNOLOGY SCIENCE MODEL TO DEVELOP STUDENTS’ CREATIVITY IN LEARNING NATURAL

SCIENCE

(Classroom Action Research in Environmental Conservation Theme in Class III Students of SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

By: Mega Oktiva

1003368

This study is motivated by natural science learning activity in elementary school which still implements conventional approach, such as using the lecturing method. In addition, the awareness towards environmental sustainability and hygiene as one of the advantages of learning natural science is still not reflected in students yet. This issue causes scientific thinking skill (sense of inquiry) of the students are

not acculturated, students’ creativity and awareness towards living environment.

This study is done by applicating Society Technology Science (STM) model to

develop students’ creativity in learning natural science. Therefore, the aims of the

study are: (1) to discover natural science learning plans by applicating Society Technology Science; (2) to find out the implementation of learning natural science by applicating Society Technology Science, and (3) to ascertain the development

of students’ creativity after the implementation of Society Technology Science

model. The methodology used is Classroom Action Research (PTK) by Kemmis & Mc. Taggart model through two cycles. The subject of this study is class III students of SDN 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat totaling 10 people. Learning natural science by implementing Society Technology

Science model indicates the development of students’ creativity. The average of students’ score in creativity test in cycle one reaches 79.5% by 90% of the

students are able to reach the score ≥75. The average of students’ score increases to 88.5% in cycle two with 100% of the students can get the score ≥ 75. According to the data, it can be concluded that the implementation of Society

Technology Science in learning natural science can develop and increase students’

creativity. Society technology science model can be the alternative for learning model which can be applicated in learning natural science. In implementing the study by applicating this STM, it is suggested for the other researchers to pay attention to the learning time allocation. This case is used as the consideration so that STM stages can be implemented optimally, so the result will be good based on the domain under the study.


(6)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iv

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR GRAFIK...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Hipotesis Tindakan ...6

F. Definisi Operasional ...6

BAB II KAJIAN TEORI ...8

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD ...8

B. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) ...10

C. Kreatifitas ...17

D. Pelestarian Lingkungan ...28

BAB III METODE PENELITIAN ...31

A. Metode Penelitian ...31

B. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...32

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ...34

D. Prosedur Penelitian ...34


(7)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Analisis dan Pengolahan Data ...40

G. Indikator Keberhasilan ...42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44

A. Hasil Penelitian ...44

1. Deskripsi Kodisi Awal Penelitian ...44

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ...45

3. Deskripsi Penelitian Pada Siklus I ...46

4. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II ...61

B. Pembahasan ...78

1. Perencanaan Pembelajaran IPA dengan Penerapan Model STM ...78

2. Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Penerapan Model STM ...80

3. Perkembangan Kreatifitas Siswa Dengan Penerapan Model STM ...85

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...89

A. Simpulan ...89

B. Rekomendasi ...90

DAFTAR PUSTAKA ...92


(8)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran


(9)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Indikator Kreativitas atau Berpikir Kreatif ...24

Tabel 3.1. Tafsiran kategori Kemampuan ...41

Tabel 3.2. Interpretasi rata-rata nilai rata-rata ...42

Tabel 3.3. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran ...42

Tabel 4.1. Hasil tes kreativitas Siswa Siklus I ...57


(10)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tahapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ...13

Gambar 2.2. Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ...15

Gambar 3.1. Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart ...32

Gambar 4.1. Contoh Gambar Siswa Sk I ...55

Gambar 4.2. Contoh Gambar Siswa Sk II ...55

Gambar 4.3. Diagram Perolehan Nilai Siswa Siklus I ...57

Gambar 4.4. Grafik Presentase Setiap Aspek Kreativitas ...58

Gambar 4.5. Contoh Karya Siswa Sk. II ...72

Gambar 4.6. Contoh Karya Siswa Sk II ...72

Gambar 4.7. Contoh Karya Siswa Sk II ...72

Gambar 4.8. Diagram Perolehan Nilai Siswa Siklus II ...74

Gambar 4.9. Grafik Presentasi Setiap Aspek Kreativitas II ...75


(11)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A instrumen Pembelajaran ... 94

A.1.a. RPP Siklus I ... 94 A.1.b. RPP Siklus II ... 101 A.2.a. LKS Siklus I ... 108 A.2.b. LKS Siklus II ... 110 Lampiran B Instrumen Penelitian ... 112

B.1.a. Lembar Observasi Aktivitas guru dan siswa siklus I ... 112

B.1.b Lembar Observasi Aktivitas guru dan siswa siklus II ... 120

B.2.a. Lembar Observasi Kreativitas siswa dalam Tahapan STM Siklus I ... 128

B.2.b. Lembar Observasi Kreativitas siswa dalam Tahapan STM Siklus II ... 130

B.3.a. Soal Tes Kreativitas Siswa Siklus I ... 132

B.3.b. Soal Tes Kreativitas Siswa Siklus II ... 134

B.4.a. Rubrik Penilaian Siklus I ... 136

B.4.b. Rubrik Penilaian Siklus II ... 139

Lampiran C Syarat-syarat Penelitian ... 142

C1 SK Dosen Pembimbing ... 142

C2 Surat Permohonan izin dari fakultas ... 143

C3 Surat Permohonan izin dari BAAK ... 144

C4 Surat Keterangan Telah melakukan penelitian ... 145

C5 Catatan Bimbingan ... 146


(12)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.1.a. Hasil LKS Siklus I ... 148

D.1.b. Hasil LKS Siklus II ... 154

D.2.a. Hasil Tes Kreativitas Siklus I ... 160

D.2.b. Hasil Tes Kreativitas Siklus II ... 171

D.3. a. Produk kreativitas siswa siklus I dan siklus II ... 181

D.4.a. Hasil Lembar Observasi aktivitas Guru dan siswa siklus I ... 184

D.4.b. Hasil Lembar Observasi aktivitas Guru dan siswa siklus II ... 187

D.5.a. Hasil Lembar Observasi kreativitas siswa siklus I dan siklus II ... 217


(13)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan zaman berkembang pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Manusia sebagai sumber daya yang mengemban tanggung jawab terhadap perkembangan zaman di era globalisasi ini dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas, keterampilan dan daya saing yang tinggi . Berbagai masalah dan tantangan dalam aspek kehidupan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan berpikir kreatif, kritis dan sistematis untuk menghadapi dan menjalankannya.

Salah satu upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kualitas, keterampilan dan daya saing tinggi adalah melalui pendidikan. Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah memberi pengetahuan dan keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2009) menyatakan bahwa,

Tujuan pendidikan nasional (Indonesia) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Sistem pendidikan nasional senantiasa berorientasi pada tujuan pendidikan jangka panjang. Oleh karena itu dalam melaksanakan pendidikan, baik instansi pendidikan yang terkait maupun tenaga kependidikan diharapkan mampu melakukan inovasi dan langkah antisipasipatif terhadap perkembangan zaman pada era globalisasi ini. Dalam hal ini sekolah sebagai salah satu instansi


(14)

2

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan diharapkan mampu mewadahi dan menfasilitasi siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan budi pekerti secara optimal. Guru sebagai tenaga kependidikan di sekolah juga harus mampu melaksanakan tugas keprofesiannya secara profesional. Sebagai sebuah tantangan dalam perkembangan zaman yang pesat, guru harus mampu mendesain sebuah pembelajaran yang kreatif sehingga mampu melahirkan sebuah inovasi dalam pendidikan guna menjawab tantangan tersebut.

Inovasi dan langkah antisipasipatif terhadap perkembangan zaman pada era globalisasi juga termasuk pada pemanfaatan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan. Lingkungan yang terjaga menjadi jaminan terhadap kualitas lingkungan hidup. Namun kenyataan yang kita hadapi saat ini adalah kualitas lingkungan hidup saat ini menurun akibat kegiatan manusia yang mencemari lingkungan, mengeksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan dan fungsi ekologi. Oleh karena itu pembelajatran di sekolah, khususnya pelajaran IPA hendaknya memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan lompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

Namun berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas tiga SD Negeri 5 Cikidang, pelaksanaan pembelajaran masih dilakukan secara konvensional. Hal ini sangat disayangkan sekali jika diterapkan dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran hanya sebatas guru berceramah dan siswa menjawab soal pertanyaan yang ada pada buku paket pelajaran IPA. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri dengan terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa juga memiliki kepedulian yang rendah terhadap pemeliharaan lingkungan. Sebagian besar siswa ditemukan membuang sampah di sembarang tempat, seperti di selasar, lapangan sekolah bahkan di dalam kelas. Hal ini sangat disayangkan mengingat sekolah merupakan


(15)

3

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan tempat siswa menanamkan sikap kepedulian terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan. Upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi hal tersebut dirasakan masih belum efektif untuk menumbuhkan kepedulian siswa terhadap kebersihan dan upaya pelestarian lingkungan. Setiap pagi guru hanya memerintahkan siswa memunguti sampah dan membuangnya pada tempat sampah tanpa ada upaya pengelolaan terhadap sampah itu sendiri. Kegiatan yang dilakukan siswa bukan atas kesadaran dan kepeduliannya terhadap lingkungan melainkan hanya sekedar mematuhi perintah guru.

Dampak dari pola kegiatan belajar mengajar dan rendahnya kepedulian siswa terhadap kelestarian lingkungan yang demikian mengakibatkan tidak terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah (sense of inquiry), kemampuan berpikir kreatif siswa dan cinta lingkungan. Sedangkan pembelajaran IPA pada dasarnya merupakan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memahami alam sekitar secara sistematis sehingga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas siswa.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Widodo (2010:46) yang menyatakan bahwa, “Pelajaran IPA merupakan pelajaran yang tepat untuk mengembangkan kreativitas anak, sebab pelajaran IPA memberikan dasar-dasar kemampuan dan keterampilan yang berkaitan erat dengan kreativitas”. Melalui kreativitas inilah diharapkan dapat menghasilkan penemuan dan karya inovatif dari siswa sebagai jawaban atas tantangan kehidupan yang menuntut kemampuan dan kecakapan berpikir manusia itu sendiri. Oleh karena itu pembelajaran IPA sebagai sarana untuk mengembangkan kecakapan berpikir ilmiah (sense of

inquiry) dan kemampuan berpikir kreatif diharapkan dapat memberikan

pengalaman belajar langsung dengan memberikan dasar-dasar kemampuan dan keterampilan sehingga kompetensi belajar siswa tercapai sesuai harapan serta dapat berdampak pada kulaitas lingkungan hidup.

Lebih lanjut pada hakikat pembelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa:


(16)

4

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tingkat SD/MI diharapkan adanya penekanan pembelajaran salingtemas (Sains, Lingkungan, Teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara sederhana. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman langsung melalui penggunaan keterampilan proses dan sikap ilmiah. (Depdiknas, 2006).

Berdasarkan hasil observasi dan kajian mengenai pembelajaran IPA pada tingkat SD/MI, peneliti memandang bahwa perlu adanya tindak lanjut untuk mengembangkan kreativitas sebagai sebuah kemampuan dan kecakapan berpikir siswa guna menjawab tantangan kehidupan dan menjaga kelestarian kualitas lingkungan hidup. Selain itu upaya tidak lanjut diharapkan juga dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran IPA di sekolah . Dalam hal ini peneliti merancang sebuah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kreatif berbasis sains (IPA) dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Menurut putra (2013), sebuah model pembelajaran dengan pendekatan Sains teknologi Masyarakat (STM) dilandasi oleh tiga hal penting, yaitu:

(1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi dan masyarakat, (2) Proses belajar mengajar menganut pandangan konstruktivisme, yakni siswa membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungan. (3) Dalam pengajarannya, terkandung lima ranah yang terdiri atas pengetahuan, sikap, proses sains, kreativitas serta hubungan dan aplikasi.

Model STM ini diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung melalui penggunaan keterampilan proses dan sikap ilmiah di dalam pembelajarannya. Keterampilan proses dan sikap ilmiah merupakan cara siswa dalam memperoleh pengetahuannya sendiri melalui desain pembelajaran yang dirancang oleh guru. Keterampilan proses dan sikap diharapkan dapat menuntun siswa terampil dalam memperoleh dan mengolah informasi melalui aktivitas berpikir dengan mengikuti metode ilmiah, seperti terampil melakukan


(17)

5

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengamatan, pengukuran, pengklasifikasian, penarikan kesimpulan dan pengomunikasian hasil temuan.

Berdasarkan uraian diatas, melalui serangkaian kegiatan yang direncanakan oleh guru dengan menerapkan model STM diharapkan dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam upaya pelestarian lingkungan. Selain itu diharapkan juga siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehingga bermanfaat bagi siswa dan masyarakat. Oleh karena itu, peneliti berkeinginan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran IPA. Penelitian Tindakan Kelas Pada Tema Pelestarian Lingkungan Kelas III SD Negeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah penelitian ini adalah apakah Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat dapat mengembangkan kreativitas siswa ?

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA Pada Tema Pelestarian Lingkungan?

2. Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestarian Lingkungan?

3. Bagaimana perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestarian Lingkungan?


(18)

6

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui perencanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

2. Mengetahui pelaksanaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

3. Mengetahui perkembangan kreativitas siswa setelah diterapkannya model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam pembelajaran IPA pada Tema Pelestasian Lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk; a. Mengetahui perkembangan kreativitas siswa.

b. Memperluas dan menambah wawasan tentang model Sains Teknologi Masyarakat dan dapat diterapkan pada pembelajaran IPA.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran IPA yang lebih baik.

3. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar kreatif berbasis sains yang memungkinkan terbudayakan kecakapan berpikir ilmiah sekaligus berkembangnya sense of inquiry dan kemampuan berpikir kreatif siswa, sehingga dapat mengembangkan kreativitas siswa dan menjadikan pembelajaran lebih berarti bagi siswa.


(19)

7

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang relevan mengenai model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dan kreativitas, maka hipotesis tindakan penelitian ini didasarkan pada serangkaian tindakan bersiklus yang berorientasi pada optimalisasi penerapan model Sains Teknologi Masyarakat dapat mengembangkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada tema Pelestarian Lingkungan.

F. Defenisi Operasional

Defenisi operasional dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Sains Teknologi Masyarakat

Sains Teknologi Masyarakat yang dimaksud merupakan model pembelajaran Kreatif berbasis Sains yang menyajikan IPA dengan mengangkat isu lingkungan hidup pada Tema Pelestarian Lingkungan. Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahapan STM yang terdiri dari invitasi, eksplorasi, penjelasan dan solusi serta pengambilan tindakan atau aplikasi. Pembelajaran dilanjutkan dengan mengidentifikasi cara pelestarian lingkungan dengan membuat model lingkungan lestari melalui gambar imajinatif dan membuat karya dengan memanfaatkan sampah baik organik maupun anorganik yang terdapat di lingkungan sekolah sehingga menjadi produk yang bermanfaat.

2. Kreativitas

Kreativitas yang dimaksudkan adalah kemampuan siswa yang mencerminkan kelancaran (Fluency), keluwesan (Flexibility), Keaslian (Originality), Kerincian (Elaboration) dan kepekaan (Sensitivity) yang terlihat dalam proses pembelajaran, menjawab pertanyaan, dan membuat produk melalui gambar imajinatif mengenai lingkungan lestari serta karya yang memanfaatkan


(20)

8

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampah baik organic maupun anorganik yang dilakukan oleh siswa pada tema pembelajaran Pelestarian Lingkungan.


(21)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). „Penelitian tindakan merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja sistem organisasi atau masyarakat agar lebih efisien termasuk untuk meningkatkan kinerja sistem pendidikan‟. (Mulyasa, 2012: 4). Sementara itu Kemmis dalam (Mulyasa, 2012:4) mengemukakan bahwa,

Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipan (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) di dalam suatu situasi sosial (pembelajaran) yang bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap (a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; (b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran; serta (c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya.

Berdasarkan pengertian penelitian tindakan yang kemukakan diatas, penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai upaya untuk memperbaiki proses kegiatan pembelajaran dan memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pengertian penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Ebbut (Wiriaatmadja, 2008:12) yang menyatakan bahwa “penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh dekelompok guru dengan melakukan tindakan tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan tersebut”.

Dalam PTK sedikitnya terdapat dua kata kunci yang mana salah satunya harus ada pada setiap kegiatan penelitian. kata kunci tersebut, yaitu pemecahan masalah (problem solving) dan peningkatan (improving) kinerja sebuah sistem. Dengan demikian dalam penerapan metode penelitian tindakan harus dilandasi oleh dua alasan, yaitu (1) dirasakannya ada masalah pada sebuah sistem


(22)

32

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran (siswa, guru, dan semua hal yang terkait dalam sebuah proses pembelajaran); dan (2) prestasi kerja sebuah sistem pembelajaran menurun atau tidak optimal (Mulyasa, 2012:5). Oleh karena itu peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas siswa dengan penerpan Model Pembelajaran Sains Tekologi Masyarakat pada tema pelestarian lingkungan.

B. Model penelitian

Model penelitian Tindakan kelas (PTK) yang peneliti terapkan adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Model ini terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Siklus I

Siklus II

Tidak berhasil

Refleksi Awal

Rencana tindakan

1.1,1.2, … Pelaksanaan tindakan

Observasi

Refleksi

Berhasil Rencana tindakan

1.1,1.2,….

Pelaksanaan tindakan

Observasi Refleksi

Berhasil ?

Tidak berhasil


(23)

33

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model spiral Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah dan Dwitagama, 2009:21)

1. Tahap perencanaan tindakan (planning)

Pada tahap perencanaan ini peneliti akan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dan dimana, oleh siapa tindakan tersebut dilakukan dalam pengembangan instrumen, dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati. Kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian meliputi :

a. Refleksi awal, pada tahap ini dilakukan kegiatan meliputi: menentukan sumber data, menentukan subjek penelitian.

b. Menentukan dan merumuskan rancangan tindakan kegiatan yang dilakukan, yaitu menyusun instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pada tahap ini, rencana yang disusun pada tahap perencanaan sebelumnya akan diuji cobakan dalam sebuah pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalisasi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan penelitian sehingga sesuai dengan yang diharapkan.

3. Tahap Pengamatan (observing)

Observasi merupakan salah satu alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian. Melaui observasi dapat diketahui seberapa jauh kegiatan pembelajaran baik dalam melihat kinerja guru dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, serta mengumpulkan data dan merekam data yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan juga untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan yang telah dirancang sebelumnya dengan pelaksanaan tindakan yang sedang dilakukan.


(24)

34

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melalui pedoman pengamatan dan instrumen pengumpulan data yang telah dipersiapkan sebelumnya, maka diperoleh data dan informasi yang selanjutnya direfleksikan untuk diadakannya penyempurnaan-penyempurnaan lebih lanjut. Penyempurnaan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya.

C. Lokasi, Waktu dan Subyek penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 5 Cikidang , Desa Cikidang Kecamatam Lembang Kabupaten Bandung Barat. 2. Waktu Penelitian

Waktu yang diperlukan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah liam bulan terhitung dari bulan Januari - Mei 2014.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III (Tiga) Sekolah Dasar Negeri 5 Cikidang yang berjumlah sepuluh orang, terdiri dari lima siswa laki-laki dan lima siswa perempuan.

D. Prosedur penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model siklus berulang berkelanjutan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Pelaksanaan PTK dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklusnya terdiri dari tahap perncanaan , pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun kegiatab pada setiap tahapannya yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan

a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SDN 5 Cikidang

b. Peneliti melakukan observasi di SDN 5 Cikidang pada kelas tiga.


(25)

35

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Peneliti menyiapkan dan merumuskan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian

e. Peneliti membuat RPP dilengkapi dengan LKS dan Instrumen yang dibtuhkan dalam setiap siklus

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus teriri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sebelum peneliti melakukan perencanaan pada siklus sati, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi khususnya pada pembelajaran IPA. Hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA masih dilakukan dengan cara mengajar konvensional, seperti menerapkan metode ceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Hal ini berdampak pada tidak terbudayakannya kecakapan berpikir ilmiah (sense of inquiry) dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Dalam penelitian ini peneliti menjadikan kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas sebagai kemampuan yang hendak diketahui perkembangannya dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat (STM). Aspek kreativitas yang hendak di ukur yaitu, kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility), kemampuan berpikir asli (originality), kemampuan merinci (elaboration) dan sensitivitas (sensitivity)

a. Siklus 1 1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan beberapa kegiatan , diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada pelajaran IPA mengenai sumber daya alam dan pelestariannya dan pada pelajaran SBK mengenai seni rupa .

b) Merancang dan menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan model pembelajaran


(26)

36

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sains Teknologi Masyarakat (STM). Selain itu peneliti juga merancang Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan pada saat melakukan kegiatan pengamatan.

c) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM, dan tes essay atau uraian tertulis sebagai tes kreativitas siswa yang akan dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran.

d) Mengkonsultasikan instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing.

e) Mempersiapkan alat-alat media pembelajaran yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan sintak atau tahapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat:

a) Kegiatan pendahuluan dimulai guru dengan mengondisikan kesiapan belajar siswa, melakukan kegiatan rutin, seperti berdoa bersama, absensi, menanyakan kondisi siswa, memberikan motivasi dan semangat belajar bagi siswa, melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti terdiri dari empat tahap, yaitu (1) invitasi, dalam tahap ini guru menghadapkan siswa pada permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan SDA dan, (2) eksplorasi, dalam kegiatan ini siswa menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan diskusi di luar kelas, (3) penjelasan dan solusi, dalam kegiatan ini siswa mempresentasikan hasil pengamatan dan merumuskan kesimpulan dari hasil pengamtan serta upaya pelestarian SDA, (4) pengambilan tindakan atau aplikasi, dalam tahap ini siswa membuat sebuah model lingkungan yang lestari dengan membuat gambar imajinatif menggunakan hiasan yang terdapat di alam, seperti bebatuan, dedaunan dan


(27)

37

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rumput kering atau berbagai temuan lain oleh siswa yang diambil dari alam yang dapat dijadikan sebagai hiasan pada gambar. Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan mengisi lembar tes kreativitas oleh siswa.

c) Kegiatan penutup. Dalam kegiatan ini siswa bersama guru meluruskan pemahaman dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari. 3) Observasi

Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh dua orang observer dan peneliti sendiri. Observasi ini bertujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Observasi juga dilakukan untuk melihat kreativitas siswa yang muncul pada saat proses pembelajaran dalam tahapan STM.

4) Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan cara mengkaji hasil analisis pelaksanaan pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi ini dijadikan sebagai bahan perbaikan dalam merencanakan siklus selanjutnya.

b. Siklus II 1) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini dilakukan beberapa kegiatan , diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Melakukan perencanaan pada siklus dua yang mengacu pada hasil refleksi pada siklus datu dan melakukan tindak lanjut pada siklus dua.

b) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada pelajaran IPA mengenai sumber daya alam dan pelestariannya dan pada pelajaran SBK mengenai seni rupa .


(28)

38

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Merancang dan menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Selain itu peneliti juga merancang Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan pada saat melakukan kegiatan pengamatan.

d) Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM, dan tes essay atau uraian tertulis sebagai tes kreativitas siswa yang akan dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran.

e) Mengkonsultasikan instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing.

f) Mempersiapkan alat-alat media pembelajaran yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan sintak atau tahapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat:

a) Kegiatan pendahuluan dimulai guru dengan mengondisikan kesiapan belajar siswa, melakukan kegiatan rutin, seperti berdoa bersama, absensi, menanyakan kondisi siswa, memberikan motivasi dan semangat belajar bagi siswa, melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan inti terdiri dari empat tahap, yaitu (1) invitasi, dalam tahap ini guru menghadapkan siswa pada permasalahan lingkungan yang berkaitan sengan pengolahan sampah, (2) eksplorasi, dalam kegiatan ini siswa menyelidiki dan menemukan konsep melalui pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan diskusi di luar kelas, (3) penjelasan dan solusi, dalam kegiatan ini siswa mempresentasikan hasil pengamatan dan merumuskan kesimpulan dari hasil pengamtan serta upaya pencegahan timbulnya polusi sampah, (4) pengambilan tindakan atau aplikasi, dalam tahap ini siswa


(29)

39

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membuat sebuah karya dengan menggunakan sampah organic maupun anorganik agar dapat dimanfaatkan kembali. Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi lembar tes kreativitas oleh siswa.

c) Kegiatan penutup. Dalam kegiatan ini siswa bersama guru meluruskan pemahaman dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari. 3) Observasi

Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh dua orang observer dan peneliti sendiri. Observasi ini bertujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Observasi juga dilakukan untuk melihat kreativitas siswa yang muncul pada saat proses pembelajaran dalam tahapan STM. 4) Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan cara mengkaji hasil analisis pelaksanaan pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini ditarik kesimpulan dan meninjau perbandingan dari pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STM pada siklus satu dan siklus dua terhadap perkembangan kreativitas siswa.

E. Instrumen penelitian

1. Instrumen pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai tema Pelestarian Lingkungan.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan instrumen pembelajaran yang digunakan pada kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh siswa. LKS disajikan dengan menampilkan pertanyaan mengenai pengamatan yang dilakukan oleh siswa.


(30)

40

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Teknik tes

Teknik tes sebagai pengumpul data yang digunakan berupa tes esai yang meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dengan menguraikan penjelasan dengan menggunakan kalimat atau kata-kata sendiri. Tes ini merupakan serangkaian pertanyaan untuk mengukur kreativitas siswa. Aspek kreativitas siswa yang hendak diukur pada tes ini, yaitu kemampuan berpikir lancar (fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility), kemampuan merinci (elaboration) dan sensitivitas (sensitivity).

b. Teknik Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Teknik observasi aktivitas guru dan siswa digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Pedoman observasi ini menggunakan data tabel dengan menggunakan kolom “ya” dan “tidak” yang harus diisi oleh observer berdasarkan dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu tabel juga dilengkapi dengan kolom deskripsi kegitan yang ditujukan untuk memuat saran , kekurangan atau gambaran lain yang terlihat dari pengamatan aktivitas guru dan siswa.

c. Teknik observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM

Teknik observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM ini dibuat untuk melihat aspek kreativitas siswa yang muncul pada saat kegiatan pembelajaran dengan menerapkan tahap-tahap pembelajaran STM itu sendiri. Lembar observasi terdiri dari kolom aspek kreativitas, kolom perilaku siswa, kolom kegiatan pembelajaran dan tahapan pembelajaran STM serta deskripsi perilaku siswa yang menunjukkan aspek kreativitas.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Jenis data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data tersebut diolah dan dianalisis berdasarkan jenisnya untuk


(31)

41

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh kesimpulan yang utuh dan menyeluruh. Berikut ini adalah gambaran analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan pada data hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta data observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM. Selain itu data kualitatif merupakan hasil dari data kuantitatif yang dirangkum dan dideskripsikan.

2. Analisis kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes kreativitas siswa mengenai pembelajaran dengan tema pelestarian lingkungan dengan menerapkan mosel STM yang dilakukan pada setiap siklus. Setelah data diperoleh, selanjutnya di analisis dengan langkah-langkah berikut:

a. Penyekoran hasil tes

Penyekoran dilakukan untuk menghindari unsur subjektivitas dan dilakukan berdasarkan ketuntasan standar nilai setiap soal. Penyekoran dilakukan dengan membuat rubrik penilaian tes kreativitas dan produk.

b. Mengubah skor menjadi nilai

Setelah dilakukan penyekoran, langkah selanjutnya adalah mengubah skor menjadi bentuk nilai. Pengubahan skor menjadi nilai diadaptasi dari penjelasan Arikunto (2008:236) mengenai skor dan nilai yang menjelaskan pengolahan data sebagai berikut:

c. Menilai tingkat kemampuan siswa

Berdasarkan tabel tafsiran kategori kemampuan yang diadaptasi dari Syah dalam Yuliawati (2011), penilaian kemampuan siswa dapat dikategorikan kedalam lima kategori.

Tabel 3.1


(32)

42

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Nilai

Sangat Baik 81-100

Baik 61-80

Cukup 41-60

Kurang 21-40

Kurang Sekali 0-20

d. Menghitung rata-rata

Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Arikulto, 2008: 264):

Keterangan:

Σx= Perolehan nilai keseluruhan siswa n= Jumlah Siswa

e. Menghitung Presentase rata-rata aspek kreativitas yang diperoleh siswa Rata-rata setiap aspek kreativitas siswa dapat dihitung dengan mengadaptasi penghitungan rata-rata menurut Arikunto (2008: 236) sebagai berikut:

Keterangan:

Σx= Skor pada satu aspek kreativitas yang diperoleh seluruh siswa n = Skor total satu aspek kreativitas

Setelah dilakukan penghitungan rata-rata setiap aspek kreativitas, selanjutnya data tersebut diinterpretasikan, seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Interpretasi rata-rata nilai rata-rata (Diadaptasi dari Djamarah dan Zain, 2010:107)


(33)

43

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Istimewa/ maksimal 100%

Baik Sekali/optimal 76%-99%

Baik/Minimal 60%-75%

Kurang ˂60%

f. Menghitung presentase hasil observasi aktivitas guru dan siswa

Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh observer terhadap penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat, maka keterlaksanaan pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Selanjutnya untuk menginterpretasikan keterlaksanaan pembelajaran dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran (Diadaptasi dari Djamarah dan Zain, 2010:107)

Interpretasi Presentase (%)

Istimewa/ maksimal 100%

Baik Sekali/optimal 76%-99%

Baik/Minimal 60%-75%

Kurang ˂60%

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penerapan model Sains Teknologi Masyarakat untuk mengembangkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA dinyatakan berhasil dan dapat dihentikan apabila 100% siswa mampu mencapai nilai ≥ 75.


(34)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan pengolahan dan analisis data maka terdapat hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan di Kelas III SD Negeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat untuk mengembangkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA tema Pelestarian Lingkungan. Diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model STM pada pembelajaran IPA tema Pelestarian Lingkungan disusun dengan baik. Perencanaan dalam setiap siklus tidak jauh berbeda. Perencanaan pembelajaran terdiri dari perencanaan instrument pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Dalam perencanaan instrumen pembelajaran terdapat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai dengan sintak atau tahapan model STM, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap penjelasan dan solusi serta tahap pengambilan tindakan atau aplikasi. Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun berdasarkan indicator capaian kompetensi yang hendak diperoleh siswa. Perencanaan instrumen pengumpul data terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM dan lembar tes kreativitas siswa. Dalam perencanaan juga dipersiapkan berbagai media yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Perencanaan yang dirancang merupakan hasil refleksi yang dilakukan sebelumnya sebagai pertimbangan dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat di Kelas III SD Negeri 5 Cikidang terlaksana dengan efektif dan


(35)

90

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan hasil yang baik. Pada pembelajaran dengan menerpakan model STM pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan tahapan STM. Pada tahap Invitasi siswa dihadapkan pada permasalahan lingkungan dengan menggunakan media gambar. Pada tahap eksplorasi siswa diberikan kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melaluoi pengumpulan data dengan melakukan pengamatan diluarkelas. Pada tahap Penjelasan dan solusi siswa merumuskan kesimpulan dari hasil pengamatan dan mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan. Pada tahap terakhir yaitu tahap pengambilan tindakan atau aplikasi, siswa dibimbing untuk membuat sebuah karya sebagai produk kreativitas yang bertemakan pelestarian lingkungan. Meskipun terjadi beberapa kendala dalam pelaksanaan namun secara keseluruhan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik.

3. Kreativitas siswa kelas III SD Negeri 5 Cikidang setelah diterapkannya model STM dalam Pembelajaran IPA tema pelestarian lingkungan mengalami perkembangan dan peningkatan. Hal tersebut didasarkan pada peningkatan nilai siswa sebesar 10% di siklus dua, ketercapaian indicator keberhasilan penelitian yaitu 100% siswa mampu mencapai nilai ≥ 75. Rata -rata setiap aspek kreativitas siswa pada siklus satu sebesar 79,5% meningkat menjadi 88,5% pada siklus dua.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penerapan model STM untuk mengembangkan kreatrivitas siswa pada pembelajaran IPA tema pelestarian lingkungan. Peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk keberhasilan proses pembelajaran untuk keberhasilan penelitilainya, yaitu:

1. Pembelajaran dengan menerapkan model STM dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran IPA.


(36)

91

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini berkaitan dengan tahapan yang ada dalam model STM yang melibatkan siswa secara aktif dalam penemuan sebuah konsep dan proses pembelajaran. Sehingga hal ini memungkinkan keterampilan proses sains dan

sense of inquiry siswa dalam pembelajaran IPA siswa dapat terlatih dan

meningkat. Selain itu pembelajaran dengan menerapkan model STM dapat menumbuhkan sikap cinta lingkungan bagi siswa.

2. Dalam penerapan model STM, agar mendapatkan hasil yang baik sesuai domain yang ingin diteliti harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pertimbangan waktu harus diperhatikan dengan baik. Penerapan model STM membutuhkan waktu yang cukup lama agar tahapan-tahap STM itu sendiri dapat dilaksanakan dengan optimal.

3. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan dan diperbaiki yaitu, pada langkah pembelajaran belum melibatkan tahap teknologi di semua RPP-nya, sehingga perlu disusun ulanng sebelum digunakan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat.


(37)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2008) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, S.B dan Zain, A. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fikri, I. (2012) Kreativitas Siswa SMK dalam Merancang Percobaan dan

Membuat Produk Daur Ulang Limbah, Melalui Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat. Tesis SPS .UPI: Tidak diterbitkan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2006) Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya

manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kusumah dan Dwitagama. (2009) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Mulyasa,E. (2012) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, U (2009) Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Poedjiadi, A (2010) Sains Teknologi Masyarakat Metode Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putra, S.R. (2013) Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva press.


(38)

93

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rositawaty, S dan Aris Muharam.(2008) Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional.

Supriadi, D. (2001) Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Supriadie, S dan Darmawan, D (2012) Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widodo, A. (2010) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Wiriaatmadja, R. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yuliati, Y. (2011) Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan


(1)

43

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Istimewa/ maksimal 100%

Baik Sekali/optimal 76%-99%

Baik/Minimal 60%-75%

Kurang ˂60%

f. Menghitung presentase hasil observasi aktivitas guru dan siswa

Berdasarkan hasil observasi mengenai aktivitas guru dan siswa yang dilakukan oleh observer terhadap penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat, maka keterlaksanaan pembelajaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Selanjutnya untuk menginterpretasikan keterlaksanaan pembelajaran dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut:

Tabel 3.3

Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran (Diadaptasi dari Djamarah dan Zain, 2010:107)

Interpretasi Presentase (%)

Istimewa/ maksimal 100%

Baik Sekali/optimal 76%-99%

Baik/Minimal 60%-75%

Kurang ˂60%

G. Indikator Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penerapan model Sains Teknologi Masyarakat untuk mengembangkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA dinyatakan berhasil dan dapat dihentikan apabila 100% siswa mampu mencapai nilai ≥ 75.


(2)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan pengolahan dan analisis data maka terdapat hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan di Kelas III SD Negeri 5 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat untuk mengembangkan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA tema Pelestarian Lingkungan. Diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model STM pada pembelajaran IPA tema Pelestarian Lingkungan disusun dengan baik. Perencanaan dalam setiap siklus tidak jauh berbeda. Perencanaan pembelajaran terdiri dari perencanaan instrument pembelajaran dan instrumen pengumpul data. Dalam perencanaan instrumen pembelajaran terdapat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai dengan sintak atau tahapan model STM, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap penjelasan dan solusi serta tahap pengambilan tindakan atau aplikasi. Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun berdasarkan indicator capaian kompetensi yang hendak diperoleh siswa. Perencanaan instrumen pengumpul data terdiri dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar observasi kreativitas siswa dalam tahapan STM dan lembar tes kreativitas siswa. Dalam perencanaan juga dipersiapkan berbagai media yang dibutuhkan dalam setiap kegiatan pembelajaran. Perencanaan yang dirancang merupakan hasil refleksi yang dilakukan sebelumnya sebagai pertimbangan dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat di Kelas III SD Negeri 5 Cikidang terlaksana dengan efektif dan


(3)

90

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan hasil yang baik. Pada pembelajaran dengan menerpakan model STM pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan tahapan STM. Pada tahap Invitasi siswa dihadapkan pada permasalahan lingkungan dengan menggunakan media gambar. Pada tahap eksplorasi siswa diberikan kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melaluoi pengumpulan data dengan melakukan pengamatan diluarkelas. Pada tahap Penjelasan dan solusi siswa merumuskan kesimpulan dari hasil pengamatan dan mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi yang dilakukan. Pada tahap terakhir yaitu tahap pengambilan tindakan atau aplikasi, siswa dibimbing untuk membuat sebuah karya sebagai produk kreativitas yang bertemakan pelestarian lingkungan. Meskipun terjadi beberapa kendala dalam pelaksanaan namun secara keseluruhan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik.

3. Kreativitas siswa kelas III SD Negeri 5 Cikidang setelah diterapkannya model STM dalam Pembelajaran IPA tema pelestarian lingkungan mengalami perkembangan dan peningkatan. Hal tersebut didasarkan pada peningkatan nilai siswa sebesar 10% di siklus dua, ketercapaian indicator keberhasilan penelitian yaitu 100% siswa mampu mencapai nilai ≥ 75. Rata -rata setiap aspek kreativitas siswa pada siklus satu sebesar 79,5% meningkat menjadi 88,5% pada siklus dua.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam penerapan model STM untuk mengembangkan kreatrivitas siswa pada pembelajaran IPA tema pelestarian lingkungan. Peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk keberhasilan proses pembelajaran untuk keberhasilan penelitilainya, yaitu:

1. Pembelajaran dengan menerapkan model STM dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran IPA.


(4)

91

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal ini berkaitan dengan tahapan yang ada dalam model STM yang melibatkan siswa secara aktif dalam penemuan sebuah konsep dan proses pembelajaran. Sehingga hal ini memungkinkan keterampilan proses sains dan sense of inquiry siswa dalam pembelajaran IPA siswa dapat terlatih dan meningkat. Selain itu pembelajaran dengan menerapkan model STM dapat menumbuhkan sikap cinta lingkungan bagi siswa.

2. Dalam penerapan model STM, agar mendapatkan hasil yang baik sesuai domain yang ingin diteliti harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pertimbangan waktu harus diperhatikan dengan baik. Penerapan model STM membutuhkan waktu yang cukup lama agar tahapan-tahap STM itu sendiri dapat dilaksanakan dengan optimal.

3. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan dan diperbaiki yaitu, pada langkah pembelajaran belum melibatkan tahap teknologi di semua RPP-nya, sehingga perlu disusun ulanng sebelum digunakan.

4. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya agar dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan menerapkan model Sains Teknologi Masyarakat.


(5)

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. (2008) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Djamarah, S.B dan Zain, A. (2010) Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Fikri, I. (2012) Kreativitas Siswa SMK dalam Merancang Percobaan dan Membuat Produk Daur Ulang Limbah, Melalui Model Pembelajaran Sains-Teknologi-Masyarakat. Tesis SPS .UPI: Tidak diterbitkan.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2006) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud.

Kusumah dan Dwitagama. (2009) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Mulyasa,E. (2012) Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, U (2009) Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Poedjiadi, A (2010) Sains Teknologi Masyarakat Metode Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putra, S.R. (2013) Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva press.


(6)

93

Mega Oktiva, 2014

Penerapan Model Sains Teknologi Masyarakat Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rositawaty, S dan Aris Muharam.(2008) Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Supriadi, D. (2001) Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Supriadie, S dan Darmawan, D (2012) Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Widodo, A. (2010) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS.

Wiriaatmadja, R. (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yuliati, Y. (2011) Penerapan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA. Skripsi PGSD. FIP. UPI: Tidak diterbitkan.