Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada kelompok Eksperimen

68

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada kelompok Eksperimen

Perbedaan antara nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dapat diketahui dengan melakukan uji t berpasangan dengan menggunakan SPSS. Pada uji t berpasangan, dapat dikatakan ada perbedaan antara nilai sebelumnya dengan nilai sesudahnya apabila nilai p kurang dari 0,05 Sopiyudin Dahlan, 2008:69. Dari ke-31 responden, 19 responden mengalami peningkatan nilai pretest dan posttest. Setelah dilakukan pengujian, diperoleh hasil bahwa nilai p tersebut lebih besar dari 0,05. maka, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Hasil yang bermakna ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dapat mengikuti kegiatan penyuluhan GAKI dengan metode brainstorming disertai pemutaran video. Penyuluhan gizi yang diberikan tersebut merupakan suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan gizi baik Suhardjo, 2003:32. Penyuluhan sebagai pendekatan pendidikan gizi sangat penting dilakukan di sekolah karena mempunyai beberapa keuntungan yang diantaranya adalah anak- anak mempunyai beberapa pemikiran yang terbuka dibandingkan dengan orang 69 dewasa sehingga pengetahuan yang diberikan dapat menjadi dasar bagi pembinaan kebiasaan makan anak Suhardjo, 2003:91. Perbedaan yang bermakna antara nilai pretest dan posttest pada anak kelompok anak eksperimen ini juga menunjukkan bahwa penyuluhan GAKI dengan metode brainstorming disertai pemutaran video dapat membantu proses penyerapan informasi tentang GAKI yang dimaksud. Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian lain, pengaruh penggunaan media bantu VCD dan modul terhadap tingkat pengetahuan perawat tentang asuhan keperawatan pada ibu postpartum di bangsal anggrek 2 RSUP DR. Sardjito Rafika Dora Wijaya, 2008. Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2003:62, alat bantu atau peraga atau media pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau pengajarannya. Faedah penggunaan media adalah sebagai berikut : 1 menimbulkan minat sasaran pendidikan; 2 mencapai sasaran yang lebih banyak; 3 membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman; 4 merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain; 5 mempermudah penyampaian bahan pendidikan atau informasi oleh pendidik; 6 mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidik; 7 mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik; 8 membantu menegakkan pengertian yang diperoleh Soekidjo Notoatmodjo, 2003:64. Dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan, media akan sangat membantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dengan lebih jelas. Media pendidikan 70 kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan. Media pendidikan kesehatan merupakan alat-alat atau saluran channel yang digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat Soekidjo Notoatmodjo, 2003:71.

5.1.2 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada kelompok Kontrol