Tujuan akomodasi menurut Soekanto 2002 : 76 dapat berbeda- beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya yaitu :
1. Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di sini bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa antara
kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.
2. Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu
atau secara temporer. 3.
Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok- kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor
sosial psikologis dan kebudayaan. 4.
Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf lanjut. Asimilasi ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-
perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok- kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama Soekanto, 2002 :
80. Adapun faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu
asimilasi antara lain: 1. Toleransi.
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi. 3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat. 5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Perkawinan campuran. 7.
Adanya musuh bersama dari luar Soekanto, 82-83.
2. Proses yang disosiatif processes of dissociation yang meliputi :
a. Persaingan
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya. Persaingan
biasanya bersifat individu, apabila hasil dari persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhi kepentingan pribadi. Akan tetapi apabila
hasilnya dianggap tidak mencukupi bagi seseorang, maka persaingan bisa terjadi antar kelompok, yaitu antara satu kelompok kerjasama
dengan kelompok kerjasama lainnya. Dengan kata lain, bahwa terjadinya persaingan oleh karena ada perasaan atau anggapan
seseorang bahwa ia akan lebih beruntung jika tidak bekerjasama dengan orang lain; orang lain dianggap dapat memperkecil hasil suatu
kerja Abdulsyani, 2002 : 157. Bentuk kerjasama ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai
berikut: 1. Mendapatkan status sosial.
2. Memperoleh jodoh. 3. Mendapatkan kekuasaan.
4. Mendapatkan nama baik. 5. Mendapatkan kekayaan Abdulsyani, 2002 : 157.
b. Pertikaian atau pertentangan
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau
paling tidak berusaha menyingkirkan pihak lainnya Abdulsyani, 2002 : 158. Soekanto menjelaskan bahwa :
“Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan dalam Abdulsyani, 2002 :
158.
Pertentangan atau pertikaian dapat memungkinkan penyesuaian kembali, jika fungsi norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi
masih cukup kuat. Kecuali itu, pertikaian dapat pula membantu memperkuat kembali norma-norma sosial yang hampir tidak berfungsi
dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini, pertikaian merupakan proses penyesuaian antara norma-norma sosial yang lama dengan
norma-norma sosial yang baru sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan masyarakat pada saat tertentu. Jika pertikaian dapat
diselesaikan, maka keseimbangan akan ditemukan kembali; atau oleh karena ada pihak yang mampu melerai pertikaian tersebut paling tidak
untuk sementara Abdulsyani, 2002 : 158.
c. Kontravensi Contravention