Bangunan Utama :

A. Bangunan Utama :

I. Bendung Sederhana,

1. Terdiri dari Bandung Pasangan Batu, Bendung Bronjong dan Bendung Cerucuk.

2. Berfungsi untuk meninggikan permukaan air sungai sesuai dengan kebutuhan dan membelokan air ke saluran pembawa sesuai dengan debit yang dibutuhkan.

3. Digunakan pada daerah irigasi yang elevasi permukaan sawahnya lebih tinggi dibanding dengan elevasi permukaan air sungai terendah.

4. Bendung ditempatkan pada alur sungai yang lurus dan dasar sungai relatif stabil.

5. Panjang bendung tidak lebih dari 15 m

ƒ Bendung Pasangan Batu

Bendung Pasangan batu adalah bangunan air sederhana yang sifatnya permanen, dibuat susunan dari susunan batu yang spesinya terbuat dari adonan semen dan pasir, melintang sungai yang lebarnya lebih kecil dari 5 m dan berfungsi menaikkan muka air sungai sehingga air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi tadah hujan yang akan dikembangkan dengan ketentuan sebagai berikut: - Bendung harus stabil pada kondisi air normal / banjir. - Bendung harus aman terhadap pengaruh gaya geser. - Tanah pondasi harus mampu memikul berat tubuh bendung.

Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

ƒ Bendung Bronjong

Bendung bronjong adalah bangunan air sederhana yang sifatnya tidak permanen, dibuat dari susunan atau tumpukan bronjong kawat diisi batu kali, melintang sungai yang lebarnya lebih kecil dari 15 m dan berfungsi menaikkan muka air sungai sehingga air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi tadah hujan yang akan dikembangkan dengan ketentuan sebagai berikut:

- Bendung bronjong tidak diperkenankan pada arus sungai yang

mengangkut batu, kayu dan air sungai agresif. - Kemiringan bagian hilir bendung 1 : 2 dan untuk hulu 1 : 1 - Ukuran bronjong dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan

ketebalan 0,5 m - Kawat yang digunakan adalah kawat galvanis dengan minimum Ø

3 dan Ø 4 mm - Untuk mengurangi kebocoran dapat digunakan lapisan ijuk yang

dipasang diantara bronjong. - Tinggi bendung maks. 2 m, panjang lantai : 2 – 3 m tinggi

bendung. - Lebar mercu (bagian atas tubuh) bendung minimum 2 m - Elevasi mercu bendung direncanakan berdasarkan perhitungan

tinggi air saluran ditambah 20 cm.

Contoh : gambar Bendung Bronjong

40 Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

ƒ Bendung Cerucuk

Bendung cerucuk adalah bangunan air sederhana yang sifatnya tidak permanen, dibuat dari susunan Kayu atau bambu, melintang di sungai yang lebarnya lebih kecil dari 15 m dan berfungsi menaikkan muka air sungai sehingga air sungai dapat dialirkan ke daerah irigasi tadah hujan yang akan dikembangkan, dengan ketentuan sebagai berikut:

- Sifatnya tidak permanen, terbuat dari baris-baris cerucuk yang dipancang melintang sungai pada ruas sungai yang relatif lurus dan dasarnya tidak terlalu keras.

- Lebar dasar sungai tidak lebih dari 10 m dan debit sungai dalam keadaan banjir maksimum 10 m 3 /det.

- Luas daerah irigasi maksimum 2,5 ha - Pada sekitar rencana lokasi bangunan tidak terdapat sumber batu. - Banyaknya baris cerucuk tidak kurang dari tiga baris dengan jarak

antar cerucuk paling lebar 0,5 m - Tiap baris cerucuk terdiri dari tiang-tiang yang dipancang secara vertikal dengan jarak tiang paling jauh 1 m. - Tiap baris cerucuk ditutupi dengan dinding penutup yang terdiri dari kayu yang dipasang mendatar secara rapt agar bahan pengisi yang diletakan pada ruang antara baris cerucuk tidak lolos.

- Tiap tiang pada baris cerucuk dihubungkan ke tiap tiang pada baris cerucuk yang lainnya dengan kayu mendatar yang diikat dengan tali pengikat agar baris cerucuk menjadi kesatuan.

- Bahan kayu/bambu yang digunakan adalah jenis keras, tali sebaiknya dari bahan tahan lapuk.

Ket: gambar Bendung Cerucuk

1. Tubuh Bendung

2. Sayap Bendung

3. Lantai Hilir Bendung

Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

Ket: Gambar

1. Panjang tubuh bendung

:B paling panjang

= 10,0 m

2. Tinggi bendung

:H paling tinggi = 1,0 m

3. Lebar mercu bendung

:M paling pendek

= 1,0 m

4. Pangkal bendung masuk ke tebing : D paling pendek = 1,0 m

5. Jarak tiang pada baris cerucuk

:a paling panjang = 1,0 m

6. Jarak antara baris cerucuk : b paling panjang = 0,5 m

7. Lebar galian pangkal bendung

:L paling pendek =M+1m

II. Pengambilan Bebas :

Bangunan pengambil bebas atau bangunan sadap air tanpa bendung adalah bangunan air tempat masuknya air dari sungai dengan segala bangunan perlengkapannya, yang berfungsi untuk mengatur besarnya debit air masuk ke saluran sesuai kebutuhan, dengan ketentuan sebagai brikut:

1. Bangunan ini tidak memerlukan bangunan melintang sungai untuk membelokan air ke saluran pembawa.

2. Bangunan ini ditempatkan pada akhir belokan luar sungai untuk

menghindari masuknya sendimen.

3. Jika pada sungai yang lurus, pengambilan dilengkapi pengarah arus semi permanen dari bronjong/cerucuk bambu.

4. Bangunan ini bisa dipakai didaerah pegunungan yang kemiringan dasar sungainya cukup curam dan dasar sungainya cukup stabil.

5. Bangunan pengambilan dibuat permanen dengan pembatas debit

dan dilengkapi dengan pintu.

6. Desain teknis bangunan dan pengambilan bebas tinggi elevasi lantai pengambilan berada 10 cm dibawah muka air terendah atau

50 cm diatas dasar sungai.

Gambar : Bangunan Pengambil Bebas dari pasangan batu kali

42 Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

III. Waduk/Embung

Em bung adalah bangunan yang berfungsi m enyim pan air huj an dalam suat u kolam dan kem udian dioperaikan selam a m usim kering unt uk berbagai kebut uhan suat u desa, yait u : penduduk, hewan t ernak, dan kebun . dengan ket ent uan sebagai berikut :

1. Berfungsi unt uk m enam pung air huj an

2. Dibuat pada daerah cekung at au pada alur air sungai kecil yang m em ungkinkan unt uk m enj adi penam pungan air.

3. Dipilih pada daerah yang berj enis t anah t idak porous (lolos air)

4. Tubuh t anggul waduk/ em bung dibuat dari t im bunan t anah, bangunan int ake dan pelim pah dibuat dari pasangan bat u yang dit em pakan pada t anah asli.

5. Bila t erj adi bocoran pada t anggul, m aka diat asi dengan cara: - Menebalkan t anggul bagian luar - Mem buat int i lapisan kedap air - Dibuat pas. Bat u diberi lapisan kedap air di bagian dalam

t anggul. - Mem buat drain filt er dikaki t anggul luar dari pasangan bat u

kosong at au bronj ong.

6. diperhit ungkan t erhadap : -

Rem besan -

St abilit as lereng -

Set t lem ent ( penurunan)

7. Unt uk keperluan air irigasi, dibuat kan bangunan pengam bilan.

IV. Mata Air :

1. Sum ber air ini berfungsi sebagai sum ber air ut am a.

2. Dibuat kan bangunan penam pung air, kem udian dialirkan ke j aringan irigasi m elalui bangunan pengam bilan yang dapat diat ur.

3. Konst ruksi bangunan penam pung air dibuat dari pasangan bat u.

V. Air Tanah:

1. Adalah air y ang berada pada lapisan bagian bawah t anah.

2. Kandungan air t anah t erdapat pada lapisan t anah yang t erbent uk dari bahan- bahan t anah berpasir dan kerikil.

3. Terdapat didaerah cekungan at au didaerah dat ar dekat pant ai.

4. Pem anfaat an dan persyarat an:

ƒ Let ak air t anah t idak lebih dari 2,00 dari perm ukaan t anah. ƒ Dapat dipergunakan unt uk keperluan rum ah t angga dan

pert anian. ƒ Pem anfaat an unt uk pert anian t erbat as pada t anam an

palawij a dan sayuran.

Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

5. Cara m engum pulkan air t anah dilakukan dengan m em buat sum ur gali yang dapat diperkuat dengan pipa bet on L 0,80 – 1,00 m at au pasangan bat u/ bat u bat a.

6. Kedalam an air dalam sum ur 1,50 – 2,00 m .

7. Unt uk m enaikkan air dapat dilakukan:

Pom pa air m ekanis (pom pa dragon)

Dit im ba

VI. Saluran Pembawa, alat Ukur Debit dan Bangunan Penguras Saluran.

1. Saluran Pem bawa

a. Pem ilihan Jenis Saluran Hendaknya m em pert im bangkan :

ƒ Biaya paling m urah ƒ Pengoperasian m udah ƒ Aspirasi at au t radisi m asyarakat set em pat

b. Perencanaan Saluran ƒ Saluran pem bawa dapat berupa saluran t anah, pasangan bat u

at au bet on ƒ Kapasit as rencana saluran dihit ung berdasarkan kebut uhan air

irigasi. ƒ Saluran pem bawa harus m em pert im bangkan debit air huj an

yang m asuk ƒ Saluran pasangan hanya digunakan pada t em pat - t em pat porous

ƒ Pada t em pat rawan dapat dibuat saluran t ert ut up

2. Alat Uk ur Debit Krit eria :

Saluran dengan dim ensi debit > 0,1 m 3 / det Dit em pat kan pada saluran ut am a yang lurus 5 – 10 m dihilir

bangunan pengam bilan, guna m endapat kan aliran yang t erat ur.

3. Bangunan Penguras Saluran Krit eria ƒ Dim ensi saluran unt uk debit m in Q = 0,1 m 3/ det . ƒ Dipasang pada j arak < 5 m dari bangunan pengam bilan.

ƒ Lokasi bangunan penguras berdekat an dengan sungai at au

saluran pem buang. ƒ Konst ruksi bangunan penguras t idak dilengkapi dengan balok

sekat . ƒ Panj ang balok sekat m aks. 0,8 m .

ƒ Panj ang saluran penguras yang m enghubungkan bangunan

penguras dan saluran pem buang m aks 25 m .

44 Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

VII. Saluran Pembuang.

Ber fungsi unt uk m em buang kelebihan air hujan dan irigasi yang t elah digunakan pada lahan sawah. Direncanakan pada t em pat yang rendah. Dapat berupa saluran t an ah at au pasangan bat u

Cont oh Gam bar saluran bent uk Travesium

Cont oh : gam bar saluran irigasi pada t anah galian

Cont oh: gam bar saluran irigasi pada t anah t im bunan

45

Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

Cont oh Gam bar Perlindungan Saluran

VIII. Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap

1. Bangunan Bagi at au Boks Pem bagi.

a. Bangunan bagi berfungsi unt uk m em bagi air dari saluran sekunder ke saluran t ersier.

b. Boks pem bagi berfungsi unt uk m em bagi air dari saluran t ersier ke saluran kuart er.

c. Bangunan bagi at au boks pem bagi dit em pat kan dilokasi yang sesuai dengan hasil kesepakat an dalam diskusi sist em planning.

d. Pem bagian air dalam bangunan bagi hendaknya dibuat secara proporsional dengan j enis pengaliran yang sam a ( elevasi am bang dan bent uk am bang dibuat sam a) .

e. Bangunan bagi dapat dilebgkapi dengan pint u sorong sederhana, sedangkan bangunan boks pem bagi cukup dengan balok sekat .

Cont oh gam bar bangunan bagi dua arah

46 Panduan Teknis Penyusunan Teknis dan Rencana Anggaran Biaya (DED/RAB)

2. Bangunan Sadap at au Corongan

a. Bangunan Sadap/ Corongan dibangun unt uk m enyadap air langsung dari slauran pem bawa ut am a kepet ak sawah yang luasnya 5 – 10 ha. Kekiri at au kekanan saluran t anpa m elalui boks pem bagi.

b. Penyadapan dengan pipa PVC L 75 m m untuk areal 5 – 7 ha dan PVC L 100 mm utnuk areal 8 – 12,5 ha.

c. Pint u sadap/ corongan dapat dilengkapi dengan lubang balok sekat .

d. Bangunan Sadap dapat dikom binasikan dengan bangunan boks pada uj ung keluaran.

IX. Bangunan Pembawa

1. Bangunan Terj un Digunakan bila t inggi t erjun = 1,5 m , apabila lebih dari 1,5 m m aka digunakan 2 buah bangunan t erj un.

2. Gorong- gorong Pem bawa Ber fungsi unt uk m enyeberangkan saluran irigasi bila t epaksa m em ot ong j alan raya dengan t im bunan t anah diat as gorong- gorong m in. 0,5 m .

3. Gorong- gorong Pem buang Digunakan unt uk m elint as Saluran Pem buang dibawah saluran I rigasi.

4. Jem bat an Plat Bet on Digunakan unt uk penyeberangan Jalan Desa t erhadap salur an, apabila lebar dasar saluran lebih dari 1,2 m dapat dibangun j em bat an.

5. Talang. Unt uk m enyeberangi saluran irigasi diat as sungai at au m elewat i lem bah yang t idak t erlalu lebar.