Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Prosedur

Pengertian Prosedur menurut pendapat Mulyadi (2001:5) adalah sebagai berikut :

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penenganan seacara seragam transaksi perusahaan yang tejadi berulang-ulang.”

Menurut pendapat Azhar Susanto(2004:264) adalah sebagai berikut : “Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang

dilkukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimilki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilaksanakan secara seragam.”

Menurut Jogiyanto yang dikutip dari pendapat Richard F Neuchal (2005:1) adalah sebagai berikut :

“Prosedur adalah urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjaimn penangan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.”

Prosedur menurut Nafarin(2007:9) adalah sebagai berikut :

“ Prosedur adalah urutan-urutan seri tugas yang saling berkaitan

dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam.” Dari definisi diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih


(2)

9

yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.1.2 Pengertian Anggaran

Pengertian anggaran yang dikemukakan oleh beberapa ahli pada dasarnya sama, yaitu suatu rencana dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk periode yang akan datang, umumnya periode waktu yang digunakan adalah satu tahun.

Anggaran suatu instansi merupakan alat perencanaan bagi instansi, untuk mendapatkan pengertian yang tebih tepat dan jelas tentang anggaran, dibawah ini penulis akan kemukakan beberapa pengertian anggaran menurut beberapa para ahli.

Pengertian anggaran menurut Nasehatun(2000:195) adalah sebagai berikut :

“Anggaran adalah suatu rencana yang menyeluruh dari segala

tingkat kegiatan dalam perusahaan yang dinyatakan dengan

angka untuk suatu periode tertentu”.

Pengertian anggaran menurut Adi Saputra dkk (2003:6) adalah sebagai berikut :

“Anggararan adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan, koordinasi, dan pengawasan.”

Pengertian anggaran menurut Nafarin (2007:11) adalah sebagai berikut “


(3)

10

“Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa”

Dari beberapa definisi diatas penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu, sebagai berikut :

1. Anggaran dapat bersifat formal, artinya anggaran disusun dalam bentuk tertulis,

2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun berurutan dan berdasarkan logika,

3. Anggaran merupakan hasil pengambilan keputusan berdasarkan asumsi tertentu,

4. Keputusan yang diambil manajemen merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.

2.1.3 Karakteristik Anggaran

Menurut Mulyadi (2001:490) anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan,

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun,

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti bahwa para namajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran, 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang

terhadap penyusunan anggaran dan pihak yang lebih tinggi, 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah pada saat kondisi

tertentu,

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.

2.1.4 Jenis Anggaran

Menurut Mulyadi (2001:490) jenis-jenis anggaran disebutkan sebagai berikut :

Sebagai alat bantu manajemen angggaran mempunyaai ruang lingkup yang luas. oleh karena itu, mengelompokan anggaran sangatlah penting untuk


(4)

11

menyusun anggaran. Dengan mengelompokan anggaran maka kan lebih mudah dalam menyusun jenis anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan.

Anggaran dapat dikelompokan dari beberapa sudut pandang berikut ini :

1. Segi penyusunan, dari segi penyusunan anggaran terdiri dari :

a. Anggaran variable (variable budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun

berdasarkan suatu kapasitas tertentu.

2. Segi penyusunan, dari segi penyusunan anggaran terdiri dari :

a. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu.

b. Anggaran kontinyu (continous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.

3. Segi jangka waktu, dari segi jangka waktu anggaran terdiri dari : a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran

yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran


(5)

12

4. Segi bidang, dari sebi bidang anggaran terdiri dari :

a. Anggaran operasional (operational bidget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Anggaran operasional terdiri dati anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca, anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran piutang dan anggaran neraca.

5. Segi kemempuan menyusun, dari segi kemampuan menyusun anggaran terdiri dari :

a. Anggaran komprehensif (converehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial (fartially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

6. Segi fungsi, dari segi fungsi anggaran terdiri dari :

a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.


(6)

13

b. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan).

1.1.5 Tujuan dan Manfaat Anggaran

Menurut Mulyadi (2001:490) anggaran memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Tujuan anggaran

a. Anggaran digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber investasi dana,

b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan,

c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan, d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat

mencapai hasil yang maksimal,

e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan adanya anggaran, rencana jadi lebih jelas dan nyata terlihat.

2. Manfaat anggaran

a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama,

b. Dapat digunakan sebagai alat penilai kelebihan dan kekurangan,

c. Dapat memotivasi karyawan,

d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan, e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang

perlu,

f. Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin,

g. Alat pendidikan bagi para manajer. 1.1.6 Prosedur Penyusunan Anggaran

Suatu anggran dapat berfungsi dengan baik apabila rencana yang ada didalamnya akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya, untuk


(7)

14

menyusun rencana yang akurat diperlukan sebagai data, informasi, dan pengalaman.

Menurut Mulyadi (2001:506) proses penyusunan anggaran dilaksanakan melalui tahapan-tahapan berikut :

1. Komite anggaran, menyusun pedoman anggaran yang berisi kebijakan pokok perusahaan dalam bidang pemasaran produksi, sumber daya manusia, keuangan dan umum. Kebijakan pokok ini dikomunikasikan kepada manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rancangan biaya pusat pertanggungjawaban.

2. Menyusun rangkaian anggaran biaya perpusat tanggungjawaban, berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran penjualan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi tiga kelompok :

a. Pusat pertanggungjawaban produksi b. Pusat pertanggungjawaban pemasaran c. Pusat pertanggungjawaban administrasi

3. Penyusunan rancangan anggaran kegiatan oleh departemen pemasaran berdasarakan kebijakan pokok perusahaan dan perencanaan kegiatan jangka pendek.

4. Penyusunan rancangan anggaran modal kerja. 1.1.7 Penyusunan Anggaran Rencana Kerja

Pengertian penyusunan anggaran rencana kerja menurut

(http://wikipediaindonesia/anggaransektorpublik) adalah Sebagai Berikut :

“Penyusunan anggaran rencana kerja adalah Komite anggaran,

menyusun pedoman anggaran yang berisi kebijakan pokok instansi untuk melaksanakan program kegiatan selama satu

tahun”

1.1.8 Komponen Anggaran Rencana Kerja

Berdasarkan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2010 Tentang


(8)

15

Rencana Kerja (RENJA) komponen anggaran rencana kerja adalah sebagai berikut:

1. Belanja langsung

2. Belanja langsung wajib dan pilihan 3. Perdagangan

4. industri

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam suatu kegiatan kerja instansi pemerintahan perlu diadakan suatu anggaran yang yang memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan, Hal ini dilakukan untuk menunjang kegiatan yang dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Pada Dinas Koperasi, Usaha kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dalam penyusunan anggaran rencana kerja tersebut merupakan salah satu masalah yang dihadapi yang menyebabkan keterlambatan dalam pencairan anggaran tersebut dari pemerintah.

Untuk membantu mempercepat penyusunan anggaran tersebut harus disesuaikan dengan prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.


(9)

16

Berikut ini ada beberapa karkteristik prosedur, diantaranya adalah : 1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi,

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin,

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana,

4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab, 5. Menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.

Suatu prosedur dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Prosedur memberikan keseragaman dalam melakukan suatu tindakan, 2. Prosedur dapat menyederhanakan pelaksanaan dalam mengambil

keputusan.

3. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa yang akan datang,

4. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana,

5. Membantu dalam usaha meningkatkan prodiktifitas kerja yang efektif dan efisien,

6. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang seperlunya saja,

7. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.


(10)

17

Prosedur harus memiliki beberapa tujuan utama yang harus dikembangkan dengan baik, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan baru,

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketetepan penyajian, maupun struktur informasi, 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu

memperbaiki tingkat keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan,

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam menyelenggarakan catatan akuntansi.

Anggaran adalah suatu rencana yang menyeluruh dari segala tingkat kegiatan dalam perusahaan yang dinyatakan dengan angka untuk suatu periode tertentu. Anggaran dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Anggaran dapat bersifat formal, artinya anggaran disusun dalam bentuk tertulis,

2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun berurutan dan berdasarkan logika,

3. Anggaran merupakan hasil pengambilan keputusan berdasarkan asumsi tertentu,

4. Keputusan yang diambil manajemen merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.


(11)

18

5. Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik apabila rencana yang ada didalamnya akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya, untuk penyusunan rencana yang akurat diperlukan sebagai data, informasi, dan pengalaman.

Prosedur Penyusunan Anggaran adalah Komite anggaran, menyusun pedoman anggaran yang berisi kebijakan pokok instansi dalam bidang pemasaran produksi, sumber daya manusia, keuangan dan umum. Kebijakan pokok ini dikomunikasikan kepada manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rancangan biaya pusat pertanggungjawaban dan kebijakan anggaran mengacu pada Anggaran rencana kerja tahun lalu dan realisasi kegiatannya, Kebijakan instansi., Keadaan perekonomian daerah dan nasional, kebijakan pemerintah dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan dan kemajuan teknologi dan kemungkinan perubahannya.

Prosedur Pengajuan Anggaran adalah komite anggaran mengajukan pedoman anggaran yang telah disusun atas kebijakan pokok instansi yang kemudian diajukan kepada pemerntah kota untuk melaksanakan program-program kegiatan.

Pelaksanaan Anggaran Rencana Kerja adalah program-program kegiatan rencana kerja yang telah disusun dan diajukan anggarannya akan dilaksanakan oleh Pejabat pelaksana teknis kegiatan.


(12)

19

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Prosedur Penyusunan Anggaran

Rencana Kerja

Prosedur Pengajuan Anggaran

Pelaksanaan Anggaran Rencana Kerja

Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja (Studi pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan


(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi yang pesat dan perkembangan usaha yang mengarah pada era globalisasi, mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat baik dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan aspek-aspek lainnya. Sehingga pemerintah berusaha mengembangkan segala aspek dengan tujuan mewujudkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung merupakan salah satu satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Bandung. Hal tersebut terbentuk sehubungan dengan adanya perubahan paradigma penyelenggaraan kewenangan bidang pemerintahan yang semula sentralisasi menjadi desentralisasi pada Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota dengan tujuan demokratis, pemberdayaan aparatur serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Perencanaan program kerja dari suatu instansi tidak terlepas dari aspek evaluasi kinerja periode sebelumnya. Hal ini merupakan tuntutan sistem perencanaan pembangunan daerah yang menyatakan bahwa evaluasi kinerja dijadikan bahan dari penyusunan rencana pembangunan daerah untuk periode berikutnya.


(14)

2

Kebijakan secara makro dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Bandung telah ditetapkan Rencana pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang harus diaplikasikan dan diimplementasikan kedalam Visi dan Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai bidang kewenangan sebagai mana di maksud dalam peraturan daerah Kota Bandung No. 2 Tahun 2001 tentang kewenagan otonom.

Berdasarkan program Rencana Pembangunan Jangka Panjang dengan Misi Kota Bandung yang berdaya saing dengan arah prioritas pembangunan yang mendukung pengembangan Bandung ekonomi kreatif dan pengembangan daya saing kota. Sedangkan kriteria program penunjang yang berkesinambungan dan menjadi agenda proritas sehingga tercapai tujuan bersama adalah:

1. Pengembangan ekonomi kreatif; 2. Pengembangan daya saing kota.

Program atau kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan tertuju pada pengembangan perekonomian kota yang berdaya saing dalam menunjang penciptaan lapangan kerja dan pelayanan publik serta meningkatkan peranan swasta dalam pembangunan ekonomi kota yang bertujuan memantapkan kemakmuran warga Bandung.

Anggaran pada suatu rencana kerja merupakan suatu evaluasi yang kontinyu, apabila terjadi suatu penyimpangan dapat segera dilakukan evaluasi yang kontinyu dan revisi sesuai dengan situasi yang sesungguhnya, sebab anggaran bersifat dinamis. Peranan atas penyusunan anggaran tersebut dapat memberikan informasi kepada bagian keuangan, kemudian data tersebut diolah


(15)

3

dan dianalisa untuk mengambil keputusan yang baik, bagian keuangan mengolah data dengan memperhatikan perkembangan ekonomi, sehingga dapat diketahui berapa besar peranan anggaran rencana kerja tersebut untuk pembangunan daerah.

Berdasarkan pernyataan dari Hj. Nia Wijayanti SE. (Kasubag Keuangan dan Program) fenomena yang terjadi pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan yaitu pada saat penyusunan anggaran hanya dapat dilaksanakan dalam periode waktu tertentu dan memiliki masalah keterlambatan yang terjadi pada proses penyusunan, pengajuan dan pencairan anggaran yang disebabkan oleh terlambatnya penyerahan dokumen pertanggung jawaban dari setiap Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengamati prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dan hasil pengamatan tersebut dilaporkan dalam bentuk laporan penelitian dengan judul : “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja (Studi pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan).”


(16)

4

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan diatas penulis dapat mengidentifikasi masalah di dalam prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Keterlambatan penyerahan dokumen pertanggung jawaban dari Pusat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan keterlambatan pencairan anggaran rencana kerja dari pemerintah Kota Bandung.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas penulis merumuskan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur penyusunan dan pengajuan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Hambatan dan upaya dalam penyusunan dan pengajuan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas


(17)

5

Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun melakukan penelitian pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur penyusunan dan pengajuan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang dihadapi dalam prosedur penyusunan dan pengajuan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

1.4 Kegunaan penelitian

Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, adapun manfaat tersebut bisa dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :

1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti agar dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk meningkatkan kualitas instansi dan mengefektifkan penyusunan anggaran rencana kerja instansi.


(18)

6

2. Bagi Karyawan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk memperbaiki kinerja kearah yang lebih baik

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam menambah wawasan pengetahuan dan sebagai panduan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian pada pembahasan yang sama.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Pengembangan ilmu

Memberikan wawasan dan pengetahuan baru bagi ilmu akuntansi tentang proses pelaksanaan anggaran di bagian akuntansi dan Pelaporan Pemerintah Daerah Kota Bandung.

2. Penulis

a. Penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu syarat ujian sidang guna menempuh gelar ahli madya ekonomi jurusan akuntansi .

b. Memberikan wawasan dan tambahan pengetahuan mengenai prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

c. Sebagai bahan latihan dan perbandingan secara langsung pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan


(19)

7

kenyataan yang sebenarnya terjadi dilapangan kerja khususnya dalam prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Untuk Keperluan penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Dinas Koperasi, Usaha kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Jl. Kawaluyaan No. 2 Soekarno-Hatta Kota Bandung.

1.5.2 Waktu Penelitian

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Penelitian

Bulan Feb 2011 Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agus 2011 I Persiapan Penelitian

1. Permohonan Izin Penelitian 2. Realisasi Izin Penelitian 3. Penentuan Tempat Penelitian 4. Surat Peneriamaan dari Instansi II Ujian Komprehensif

III Pelaksan aan Penelitian 1. Aktivitas Penelitian 2. Bimbingan Penelitian

Pembimbing Instansi iV Pelaporan Penelitian

1. Konsultasi dengan Dosem Penelitian

2. Bimbingan dengan Dosen Penelitian

3. Pembuatan Laporan Penelitian 4. Ujian Penelitian

5. Final Pembuatan Laporan Penelitian

6. Pengumpulan Laporan Penelitian 7. Sidang


(20)

i

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan. Fenomena yang terjadi Dalam penyusunan anggaran tersebut memiliki masalah keterlambatan yang terjadi pada proses pengajuan yaitu saat pencairan anggaran dari pemerintah daerah Kota Bandung yang disebabkan oleh terlambatnya penyerahan dokumen pertanggung jawaban dari setiap Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian perdagangan Kota Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dengan maksud membuat kesimpulan yang derlaku umumnya.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung secara keseluruhan termasuk dalam kriteria yang baik namun dalam anggaran yang telah disusun menunjukan kurang baik karena sering terjadi keterlambatan pencairan dari pemerintah kota yang disebabkan terlambatnya penyerahan dokumen yaitu Surat PertanggungJawaban dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).


(21)

ii ABSTRACT

This research done at On Duty co-operation, Middle Small Business ( UKM) and Industrial of commerce. Phenomenon happened In compilation of the budget have problem of delay happened at proffering process that is time of liquefaction of budget from Town local government Bandung which because of the activity technical executor officer every from accountability document delivery of lag of ( PPTK). This purpose of research that is to know procedure compilation of plan budget at On Duty co-operation, Middle Small Business ( UKM) and Industrial commerce of Bandung City

Method which applied in this research is descriptive method that is method depicting data which have been gathered as it is for the purpose of making conclusion which generally.

This research earnings yield showing that procedure compilation of plan budget working at On Duty co-operation, Middle Small Business ( UKM) and Industrial Commerce Of Town Bandung as a whole included in good criterion but in budget which have been compiled by showing unfavourable by often happened delay of liquefaction from city government which caused the activity technical executor officer from responsibility letter that is document delivery of lag of ( PPTK).


(22)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN

RENCANA KERJA

(Studi Pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) Dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung )

REVIEW ON BUDGETING PROCEDURE OF THE WORK PLAN

(Study On Duty Industrial And Middle Small Industry Co-Operation And Commerce Of Bandung City)

Tugas Akhir

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Menempuh Gelar Ahli Madya Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh: RINI INDRIANI

21308038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(23)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : Rini Indriani

Tempat dan Tanggal lahir : Bandung, 15 Nopember 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan No. Telepon : 085222063376

Alamat : Kp. Pengkolan Rt03/Rw05 Ds. Panyadap Kec. Solokan Jeruk Kab. Bandung

Riwayat Pendidikan

1 Tahun 1994-Tahun 1996, Tk. Asyiroj Bojongbubu

2 Tahun 1996-Tahun 2002, SD Negeri Komplek Panyadap 1 3 Tahun2002-Tahun 2005, SMP Negeri 1 Ibun

4 Tahun 2005-Tahun 2008, SMK Muhammadiyah 1 Majalaya

5 Tahun 2008, Terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi.

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarya.

Bandung, Juli 2011 Penulis


(24)

83

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra, Gunawan dan Marwan Asri. 2003. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada.

Azhar, Susanto. 2004. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Linggajaya.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2010 Tentang Rencana Kerja (RENJA)

Husein, Umar. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain Informasi Terstruktur. Yogyakarta: Andi. Moh, Nasir. (2009) Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntasi. Jakarta: Salemba Empat.

Nafarin M, 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nasehatun, Apandi. 2000. Budgeting and Control. Jakarta: PT Grasindo.

Pengertian Prosedur Anggaran Rencana Kerja. Diambil dari

(http://wikipediaindonesia/anggaransektorpublik) 20 Nopember 2010

www.google.com

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Dinas

Sugiono,. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA.

Umi, Narimawati. 2008. Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Umi, Narimawati. Sri Dewi Anggadini, Lina Ismawati. 2010 Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Dinas Daerah Dilingkungan Pemerintah Kota Bandung


(25)

80

BAB V PENUTUP

1.1Kesimpulan

Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan penulis atas Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja Pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, maka penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah sebagai berikut :

a. Dalam penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM), dan Perindustrian Perdagangan menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan internal dan eksternal

b. Penyusunan anggaran pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan ikut mempertimbangkan rencana strategis instansi dan mengarah pada pencapaian tujuan instansi

c. Penyusunan anggaran rencana kerja ditujukan untuk merealisasikan arah kebijakan dan program prioritas dalam rangka menetapkan kemakmuran warga Kota Bandung.


(26)

81

d. Anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menegah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung tidak selalu mengalami perubahan yang signifikan maka dilakukanlah revisi. Jadi anggaran rencana kerja hanya dapat diubah pada kondisi tertentu.

2. Penyusunan Anggaran Rencana Kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan sudah efektif karena telah memenuhi karekteristik anggaran sebagai berikut :

a. Anggaran renacana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dinyatakan dalam Rupiah (Rp).

b. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Mengah (UKM ) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung menyusun anggaran rencana kerja untuk periode jangka waktu satu tahun.

1.2Saran

Setelah melaksanakan penelitian yang dilakukan di Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai masukan untuk kemajuan perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Penyerahan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ) harus tepat pada waktunya .


(27)

82

b. Sebaiknya penetapan target perencanaan yang lebh baik, artinya angka-angka dalam rencana anggaran bisa mendekati realisasi yang diterima instansi, sehingga selisihnya tidak terlalu jauh antara target dengan realisasi.


(28)

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Penelitian

1.1.1 Sejarah Perusahaan

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung bergabung pada awal tahun 2008 hanya saja pada tahun pertama Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan belum berdasarkan fisik bergabung. Berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 13 tahun 2007 tentang pembentukan dan susunan Dinas Daerah dilingkungan Kota Bandung akhirnya Pemerintah Kota Bandung menggabungkan kedua Dinas tersebut menjadi satu Dinas.

Pada juni 2008 keseluruhan antara kedua dinas tersebut disatukan secara fisik dari mulai kantor yang bergabung di Jl. Kawaluyaan No. 2 Sokarno – Hatta Bandung dan semua struktur pun berubah antara gabungan Dinas Koperasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Hanya saja Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak memiliki departemen atau dinas tersendiri didalam Usaha Kecil Menengah (UKM) itu adalah bagian dari Dinas Koperasi itu sendiri.

Perubahan struktur organisasi pun berubah dan semua bidang antara Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan bergabung menjadi enam bidang yaitu bidang industri kecil dan dagang kecil, bidang industri formal dan industri non formal, bidang


(29)

28

perdagangan, bidang kelembagaan dan pendaftaran, bidang penembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam dan bidang usaha kecil menengah. Dari keenam bidang tersebut mempunyai tugas yang berbeda-beda.

Visi dan Misi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Memengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan :

Visi :

“Terwujudnya kesejahteraan masyarakat tentang Bandung melalui pengembangan Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan Bandung bermartabat”

Misi :

a. Menigkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan usaha kecil menengah,

b. Menigkatkan peranan koperasi dan usaha kecil menengah yang berdaya saing,

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia koperasi dan usaha kecil menengah,

d. Menguatkan sruktur industri dengan memberdayakan potensi industri kecil dan menengah,

e. Mengembangkan lembaga dan sarana persediaan serta sistem distribusi dalam negeri yang efektif dan efisien serta memberikan perlindungan konsumen dan produsen,


(30)

29

f. Mengembangkan kegiatan promosi luar negeri sehingga mampu menguasai pangsa pasar dalam era perdagangan bebas atau globalisasi.

1.1.2 Stuktur Organisasi perusahaan Naratif

Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 sebagai satuan organisasi pada daerah Kota Bandung. Struktur organisasi Dinas koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian dan Perdagangan telah disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi masing– masing bidang dalam instansi.

Adapun struktur organisasi Dinas Koperasi, Usaha kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian dan Perdagangan adalah sebagai berikut ;

1. Kantor Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan dikepalai oleh Kepala Dinas.

2. Sekreatriat

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, b. Sub Bagian Keuangan dan Program.

3. Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil Non Formal

a. Seksi Industri Non Formal,

b. Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non Formal.

4. Bidang Industri Formal

a. Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronika,

b. Seksi Industri Argo, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika.


(31)

30

5. Bidang Perdagangan

a. Seksi Binbingan Usaha dan Sarana Perdagangan, b. Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian,

c. Seksi Import – Import dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri.

6. Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran

a. Seksi Bina Kelembagaan Koperasi, b. Seksi Pendaftara.

7. Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam

a. Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa, b. Seksi Pengembangan Usaha,

c. Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam.

8. Bidang Usaha Kecil dan Menengah

a. Seksi Usaha Kecil dan Mikro, b. Seksi Usaha Menengah


(32)

31

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

S tu k tu r O r gan is as i D in as K o p e r as i, U K M d an P e r in d u str ian P e r d agan gan


(33)

32

1.1.3 Job Description

Suatu instansi untuk mencapai tujuannya, memerlukan uraian tugas pokok dan fungsi yang sistematis, jelas dan teratur. Uraian tugas pokok dan fingsi merupakan uraian yang menjelaskan jenis pekerjaan harus dilakukan oleh pegawai atau setiap pemegang posisi untuk mencapai tujuan instansi.

Sesuai dengan peraturan Walikota Bandung Nomor 475 tahun 2008, susunan tugas pokok dan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah sebagai berikut:

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas

(1) Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pemerintahan di bidang koperasi, usaha kecil menengah dan perindustrian perdagangan berdasarkan atas otonomi dan pembantuan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Kepala Dinas koperasi usaha kecil menengah dan perindustrian perdagangan mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang industri kecil dan dagang kecil non formal, industri formal, perdagangan dan kelembagaan dan pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil dan menengah;


(34)

33

b. Menyelengarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang industri kecil dan dagang kecil non formal, industri formal, perdagangan dan kelembagaan dan pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil dan menengah;

c. Pembinaan dan pelaksanaan dibidang industri kecil dan dagang kecil non formal, industri formal, perdagangan dan kelembagaan dan pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil dan menengah;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas

Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Dinas lingkup kesekretariatan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, sekretariat mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan penyusunan kegiatan kesekretariatan;

b. Pelaksanaan kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum dan kepegawaian, program dan keuangan;


(35)

34

c. Pelaksanaan pengorganisasian penyusunan perencanaan, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Dinas;

d. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas – tugas bidang; e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan kegiatan kesekretariatan.

Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

(1) Sub Bgian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup umum dan kepegawaian. (2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Sub Bagian

Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penyusunan bahan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi umum dan kepegawaian;

b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah dinas, penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggaan dinas, pengelolaan perlengkapan dan administrasi perjalanan dinas; c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan

penyusunan dan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data mutasi, cuti, disiplin, pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai;

d. Evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan kepegawaian.


(36)

35

Tugas Pokok dan Fungsi Sub Bagian Keuangan dan Program

(1) Sub Bagian keuangan dan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup keuangan dan program;

(2) Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sub Bagian dan Program mempunyai fungsi :

a. Menyusun rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja dinas;

b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemprosesan, pengusulan dan pengelolaan data anggaran, koordinasi penyusunan anggaran , koordinasi pengelolaan dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan dinas;

c. Melaksanakan pengendalian program meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan pengolahan data kegiatan dinas, koodinasi penyusun rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program;

d. Evaluasi dan pelaporan lingkup kegiatan pengelolaan administrasi keuangan dan program kerja dinas.


(37)

36

Tugas Pokok dan Fungsi

Bidang Industri kecil dan Dagang Kecil Non Formal

(1) Bidang Industri kecil dan Dagang Kecil Non Formal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup industri kecil dan dagang kecil non formal;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Usaha kecil dan Dagang Kecil non Formal mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program ruang lingkup industri kecil non formal serta perdagangan barang dan jasa non formal;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup indutri kecil non formal serta perdagangan barang dan jasa non formal;

c. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi lingkup industri kecil non formal serta perdagangan barang dan jasa non formal;

d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri kecil non formal serta perdagangan barang dan jasa non formal.

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Industri Kecil Non Formal

(1) Seksi Industri Kecil Non Formal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang industri kecil dan dagang kecil non formal lingkup industri kecil non formal.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi industri non formal mempunyai fungsi :


(38)

37

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup industri kecil non formal;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup industri kecil non formal; c. Pelaksanaan lingkup industri kecil non formal yang meliputi

pendataan potensi dan usaha industri kecil non formal, fasilitas, bimbingan teknik penyuluhan dan pembinaan pengembangan potensi usaha dan produksi industri kecil non formal,

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri kecil non formal.

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Pedagangan Barang dan Jasa Non Formal

Seksi Perdagangan Barang dan Jasa Non formal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang industri kecil dan dagang kecil non formal lingkup perdagangan barang dan jasa non formal.

(1) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi perdagangan barang dan jasa non formal mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perdagangan barang dan jasa non formal;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perdagangan barang dan jasa non formal;

c. Pelaksanaan lingkup perdagangan barang dan jasa non formal yang meliputi pendataan perdagangan barang dan jasa non formal fasilitasi, bimbingan teknik, penyuluhan dan pembinaan pengembangan potensi


(39)

38

usaha perdagangan barang dan jasa non formal serta fasilitasi kerjasama pengembangan usaha dan produksi barang dan jasa non formal;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perdagangan barang dan jasa non formal.

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Industri Formal

(1) Bidang Industri Formal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup industri formal.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Bidang Industri Formal mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program lingkup industri tekstil, produk tekstil dan mesin elektronik dan aneka serta industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan aneka elektronika;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup industri tekstil, produk tekstil dan mesin elektronik dan aneka serta industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika;

c. Pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi industri tekstil, produk tekstil dan mesin elektronik dan aneka serta industri argo, kimia, logam, alat transportasi, dan elektronika;

d. Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha industri dan usaha kawasan industri;


(40)

39

e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik dan aneka serta industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika.

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronik

(1) Seksi Industri Tekstil, Produk Tekstil dan Mesin Elektronik mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang industri formal lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik dan aneka;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Seksi Industri tekstil, produk tekstil dan mesin elektronik mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik dan aneka;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik dan aneka yang meliputi pendataan industri tekstil, mesin elektronik dan eneka, fasilitasi, bimbingan teknik, penyuluhan dan pembinaan usaha pengembangan produksi industri tekstil, produk tekstil, mesin elektrik dan aneka serta fasilitasi kerjasama pengembangan usaha dan produksi industri tekstil, mesin elektronik dan aneka;

c. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha industri;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri tekstil, produk tekstil, mesin elektronik dan aneka.


(41)

40

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Indusrti argo, Kimia, Logam, Alat Transportasi dan Elektronika

(1) Seksi Industri Argo, kimia, Logam, Alat Trasportasi dan Elektronika mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang industri formal lingkup industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika;

b. Penyusunan bahan perencanaan dan petunjuk teknis lingkup industri argo, kimia, logam, alat trasportasi dan elektronika;

c. Pelaksanaan lingkup industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika yang meliputi pendataan industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika, fasilitasi bimbingan teknik, penyuluhan dan pembinaan usaha dan pengembangan produksi industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika serta fasilitasi kerjasama pengembangan usaha dan produksi industri argo, kimia, logam, alat transportasi dan elektronika;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup industri argo, kimia, logam, alat industri dan elektronika.


(42)

41

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Perdagangan

(1) Bidang perdagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup perdagangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang perdagangan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan konsumen dan kemetrologian serta ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan, perlindungan konsumen dan kemetrologian serta ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri;

c. Pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagagan, perlindungan konsumen dan kemetrologian serta ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri;

d. Pengkajian rekomendasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha perdagangan;

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan, perlindungan konsumen dan kemetrologian serta ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri.


(43)

42

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan

(1) Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang perdagangan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi bimbingan usaha dan sarana perdagangan mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan;

c. Pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan yang meliputi pengkajian informasi pelaksanaan wajib daftar perusahaan, peningkatan pengembangan usaha dan sarana perdagangan, fasilitasi pengadaan dan penyaluran barang dan jasa perdagangan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi informasi dan stabilitas harga serta distribusi barang;

d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan usaha perdagangan;

e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bimbingan usaha dan sarana perdagangan.


(44)

43

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian

(1) Seksi Perlindungan Konsumen dan Kemetrologian mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang perdagangan lingkup perlindungan konsumen dan kemetrologian.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud seksi perlindungan konsumen dan kemetrologian mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perlindungan konsumen dan kemetrologian;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup perlindungan konsumen dan kemetrologian;

c. Pelaksanaan lingkup perlindungan konsumen dan kemetrologian yang meliputi konsultasi dan pembinaan perlindungan konsumen, sosialisasi, informasi dan publikasi perlindungan konsumen, pelayanan, kerjasama dan fasilitasi penanganan penyelesaian sengketa konsumen, pengawasan barang / jasa yang beredar, pelayanan tera ulang dan tera ulang ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP), fasilitasi penyelenggaraan kerjasama, standar ukuran dan laboratorium mentrologi legal;

d. Pengawasan dan kerjasama dengan instansi yang berwenang untuk melaksanakan penyidikan dan penindakan atas tidak pidana pelanggaran dan undang-undang mertrologi legal (UUML);


(45)

44

e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perlindungan konsumen dan kemetrologian.

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Ekspor-Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri

(1) Seksi Ekspor-Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang perdagangan lingkup ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi ekspor - impor dan hubungan kerjasama luar negeri mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri;

b. Penyusunan bahan teknis lingkup ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri;

c. Pelaksanaan lingkup ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri yang meliputi inventarisasi ekspor-impor, pembinaan peningkatan dan pengembangan ekspor hasil usaha perdagangan dan perindustrian, fasilitasi ekspor-impor dan fasilitasi hubungan kerjasama perdagangan dan industri dengan luar negeri, penyusunan bahan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang ekspor dan rekomendasi angka pengenal impor serta pengambilan contoh, pengujian, inspeksi teknis dan fasilitasi sertifikasi mutu barang;


(46)

45

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup ekspor-impor dan hubungan kerjasama luar negeri.

Tugas Pokok dan Fungsi

Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran

(1) Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup kelembagaan, pendaftaran perusahaan dan koperasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi bidang kelembagaan dan pendaftaran mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program lingkup bina kelembagaan koperasi, pendaftaran perusahaan dan koperasi;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kelembagaan koperasi, pendaftaran perusahaan dan koperasi;

c. Pelaksanaan lingkup bina kelembagaan koperasi, pendaftaran perusahaan dan koperasi;

d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bina kelembagaan koperasi, pendaftaran perusahaan dan koperasi.

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Bina Kelembagaan Koperasi

(1) Seksi Kelembagaan Koperasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang kelembagaan dan pendaftaran di bidang bina kelembagaan koperasi.


(47)

46

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi bina kelembagaan koperasi mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup bina kelembagaan koperasi;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bina kelembagaan koperasi;

c. Pelaksanaan lingkup bina kelembagaan koperasi yang meliputi penyusunan konsep penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan usaha koperasi serta pembinaan tata kelola koperasi, bimbingan dan penyuluhan koperasi dalam pembuatan laporan tahunan;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bina kelembagaan koperasi.

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Pendaftaran

(1) Seksi Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang kelembagaan dan pendaftaran lingkup pendaftaran perusahaan dan koperasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi pendaftaran mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pendaftaran; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendaftaran;

c. Pelaksanaaan lingkup pendaftaran yang meliputi inventarisasi koperasi dan usaha koperasi, pelaksanaan pendaftaran koperasi dan


(48)

47

fasilitasi penyusunan pengesahan akte pendirian, perubahan anggaran dasar dan pembubaran koperasi serta pelaksanaan penyimpanan dokumentasi dan penyediaan informasi koperasi terdaftar wilayah kota dan perusahaan;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pendaftaran.

Tugas Pokok dan Fungsi

Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Aneka Usaha dan Simpan Pinjam

(1) Bidang pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas dinas lingkup pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang pengembangan uasaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam mempunyai fungsi :

a. Penyusunan dan rencana program lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa pengembangan usaha konsumsi dan pengembangan koperasi simpan pinjam;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa, penembangan uasaha produksi dan jasa, pengembangan usaha konsumsi dan pengembangan koperasi simpan pinjam;

c. Pelaksanaan lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa pengembangan usaha produksi dan jasa, pengembangan usaha konsumsi dan pengembangan koperasi simpan pinjam;


(49)

48

d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengembangan uasaha produksi dan jasa, pengembangan usaha konsumsi dan pengembangan koperasi impan pinjam.

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa

(1) Seksi Pengembangan Usaha Produksi dan Jasa mempunyai tugas pokok melaksanaan sebagian tugas bidang pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, seksi pengembangan usaha produksi dan jasa mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa;

c. Pelaksanaan lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa yang meliputi inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi dan kewilayahan berbasis produk unggulan usaha koperasi produksi dan jasa,fasilitasi peluang usaha pengembangan usaha koperasi, jaringan kerjasama pemasaran produk unggulan koperasi produksi dan jasa dan terbentuknya sentra-sentra hasil produk unggulan dan kerajinan uasaha koperasi produksi dan jasa, pemberian bimbingan tenis manajemen usaha produksi dan jasa, pemberian bimbingan teknis


(50)

49

manajemen usaha produksi dan jasa, akses pemasaran, desain dan kemasan produk usaha koperasi produksi dan jasa, penyusunan rencana dan pelaksanaan kluster, fasilitasi sertifikasi dan akreditasi serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi;

d. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengembangan usaha produksi dan jasa.

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi

(1) Seksi Pengembangan Usaha Konsumsi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam lingkup pengembangan usaha konsumsi. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi

pengembangan usaha konsumsi mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengembangan usaha koperasi;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha konsumsi;

c. Pelaksanaan lingkup pengembangan usaha konsumsi yang meliputi inventarisasi dan identifikasi data potensi ekonomi kewilayahan berbasis produk unggulan usaha konsumsi, fasilitasi peluang usaha pengembangan usaha koperasi, jaringan kerjasamapemasaran produk unggulan koperasi usaha konsumsi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha konsumsi, studi kelayakan peluang usaha


(51)

50

konsumsi, akses pemasaran, desain dan kemasan produk usaha konsumsi, penyusunan rencana dan pelaksanaan kluster, fasilitasi sertifikasi dan akreditasi serta fasilitasi pembentukan koperasi induk distribusi dan konsumsi, serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi.

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rruang lingkup pengembangan usaha konsumsi.

Tugas Pokok dan Fungsi

Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam

(1) Seksi Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam lingkup pengembangan koperasi simpan pinjam.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi pengembangan koperasi simpan pinjam mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pengembangan koperasi simpan pinjam;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan usaha koperasi simpan pinjam;

c. Pelaksanaan lingkup pengembangan koperasi simpan pinjam yang meliputi inventarisasi dan identifikasi potensi koperasi usaha simpan pinjam, fasilitasi pengembangan usaha simpan pinjam. Pembinaan teknis pembiayaan dan permodalan, pengawasan, usaha simpan


(52)

51

pinjam serta melaksanakan analisa kelayakan kredit usaha koperasi serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan koperasi;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pengembangan koperasi simpan pinjam.

Tugas Pokok dan Fungsi

Bidang Usaha Kecil dan Menengah

(1) Bidang Usaha Kecil dan Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas lingkup usaha kecil dan menengah.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang dimaksud, bidang usaha kecil dan menengah mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program lingkup usaha kecil dan mikro serta usaha menengah;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup usaha kecil dan mikro serta usaha menengah;

c. Pelaksanaan lingkup usaha kecil dan mikro serta usaha menengah; d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup

usaha kecil dan mikro serta usaha menengah.

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Usaha Kecil dan Mikro

(1) Seksi Usaha Kecil dan Mikro mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang usaha kecil dan menengah lingkup usaha kecil dan mikro.


(53)

52

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi usaha kecil dan mikro mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup usaha kecil dan mikro; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup usaha kecil dan mikro; c. Pelaksanaan lingkup usaha kecil dan mikro yang meliputi

inventarisasi dan identifikasi potensi usaha kecil dan mikro, fasilitasi kemitraan dan pengembangan usaha, pengawasan pengelolaan data bantuan pembiayaan dan permodalan serta pembinaan dan serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi, pembinaan manajemen usaha dan keuangan usaha kecil dan mikro;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup usaha kecil dan mikro.

Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Usaha Menengah

(1) Seksi Usaha Menengah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang usaha kecil dan menengah lingkup usaha menengah.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, seksi usaha menengah mempunyai fungsi :

a. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup usaha menengah; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup usaha menengah;

c. Pelaksanaan lingkup usaha menengah yang meliputi inventarisasi dan identifikasi potensi usaha menengah, fasilitasi pengembangan usaha menengah, pengawasan pengelolaan dana bantuan


(54)

53

pembiayaan dan permodalan serta fasilitasi permodalan, pemasaran dan promosi, pembinaan manajemen usaha dan keuangan usaha menegah;

d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup usaha kecil dan mikro.

1.1.4 Aktivitas Perusahaan

Sebuah instansi mempunyai strategi dalam melakukan kegiatannya, strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan instansi dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Demikian pula dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan memiliki strategi untuk mencapai tujuan instansi sesuai dengan Peraturan Walikota Bandung tahun 2008 tentang rincian tugas pokok satuan organisasi pada dinas daerah kota Bandung. Aktivitas atau kegiatan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan itu sendiri mempunyai tugas pokok, mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Bandung melalui pengembangan koperasi, UKM dan perindustrian dan perdagangan yang berkualitas dan berwawasan lingkungan menuju “Bandung Bermartabat”.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Koperasi, Usaha kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung mempunyai tugas pokok antara lain :


(55)

54

1. Melaksanakan sebagian kewenangan daerah dibidang Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan;

2. Meningkatkan pembinaan, pengembangan usaha koperasi, usaha kecil dan menengah agar memiliki daya saing usaha dalam rangka meningkatkan perekonomian kota;

3. Membangun dan mengembangkan stuktur industri dalam menunjang pembangunan industri yang berwawasan lingkungan;

4. Mewujudkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang maju dan mandiri dalam upaya pengembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mampu memasuki pasar global dengan meningkatkan daya saing dan mengembangkan daya saing dan mengembangkan sistem pemasaran ekspor setra pengendalian impor; 5. Meningkatkan kegiatan inpormasi perdagangan barang dan jasa dalam

negeri serta menciptakan tertib niaga dan pelaksanaan perlindungan konsumen dan produsen;

6. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait dalam upaya mendorong serta mengembangkan hasil produksi melalui media promosi dan pameran dagang.

Adapun tujuan dari strategi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian perdagangan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Bandung melalui pengembangan koperasi yaitu :

1. Meningkatkan kualitas kelembagaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM);


(56)

55

2. Meningkatkan peranan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berdaya saing;

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM);

4. Menguatkan stuktur industri dengan meberdayakan potensi industri kecil dan menengah yang berwawasan lingkungan;

5. Mengembangkan lembaga dan sarana perdagangan serta sistem distribusi dalam negeri yang efektif dan efisien serta memberikan perlindungan konsumen dan produsen;

6. Mengembangkan kegiatan promosi luar negeri sehingga mampu menguasai pangsa pasar dalam era perdagangan bebas atau globalisasi.

1.1.5 Prosedur Penyusunan dan Pengajuan Anggaran Rencana Kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan dilakukan Bagian keuangan dan program merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pengelolaan administrasi keuangan dan program rencana kerja Dinas. Pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan dan pengajuan anggaran rencana kerja adapun prosedur penyusunan dan pengajuan anggaran rencana kerja asalah sebagai berikut:


(57)

56

1. Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis maka penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan dilakukan Bagian keuangan dan program merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pengelolaan administrasi keuangan dan program rencana kerja Dinas. Pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan anggaran rencana kerja.

Untuk memudahkan penyusunan anggaran rencana kerja, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung menggunakan data informasi dan pengalaman yang terdapat dalam instansi dan luar instansi seperti :

1. Anggaran rencana kerja tahun lalu dan realisasi kegiatannya. 2. Kebijakan instansi.

3. Keadaan perekonomian daerah dan nasional,

4. Kebijakan pemerintah dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan

5. Kemajuan teknologi dan kemungkinan perubahannya.

Prosedur penyusunan anggaran rencana kerja pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan akan efektif apabila terdapat organisasi yang sehat, dimana telah ada tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing bagian. Dalam kaitannya


(58)

57

dengan penyusunan anggaran, instansi akan membentuk suatu panitia yang dinamakan panitia anggaran.

Selain itu penyusunan anggran juga memerlukan sistem akuntansi yang memadai. Dengan sistem akuntansi yang memadai akan memudahkan dalam mendapatkan informasi mengenai anggaran tahun yang lalu, realisasi, dan informasi lainnya yang berguna dalam penyusunan anggaran. Faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam penyusunan anggaran adalah berperannya para bagian keuangan dan program.

Berdasarkan program dan kegiatan tahun 2011 dengan Misi Kota Bandung mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing dengan arah prioritas pembangunan mendukung pengembangan Bandung ekonomi kreatif dan pengembangan daya saing kota. Sedangkan kriteria program penunjang yang berkesinambungan dan menjadi agenda prioritas sehingga mencapai sutu tujuan bersama.

Program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan tertuju pada pengembangan kota yang kreatif dan mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing dalam menunjang penciptaan laporan kerja dan pelayanan publik serta meningkatkan peranan swasta dalam pembangunan ekonomi kota yang bertujuan memantapkan kemakmuran warga Bandung (Agenda Prioritas Bandung Makmur) dengan sasaran :

1. Meningkatkan peranan usaha mikro kecil menengah dan koperasi dalam perekonomian kota.


(59)

58

2. Meningkatkan kemampuan teknologi, sistem produksi dan penguatan sentra industri.

3. Meningkatkan pertumbuhan riil dan konstribusi riil sektor perekonomian kota.

4. Menjaga stabilitas harga dan distribusi barang kebutuhan pokok.

5. Meningkatkan penertiban dan penataan pedagang kakilima serta pedagang asongan.

6. Mengembangkan kota sebagai kota kreatif.

Arah Kebijakan :

1. Penataan pedagang kakilima dan meningkatkan kemitraan dengan sentra-sentra produk lokal dalam mengembangkan industri kreatif tradisional. 2. Penataan struktur ekonomi perkotaan melalui penataan ruang aktifitas

maupun pola konsumsi, distribusi dan produksi yang baik.

3. Pengembangan kemitraan usaha koperasi/usaha kecil, menengah dan besar dalam menunjang pengembangan ekonomi kreatif.

Program Prioritas :

Dalam rangka mencapai tujuan Bandung Makmur, untuk menetapkan kemakmuran warga Kota Bandung adalah dengan mengupayakan program :

1. Menciptakan iklim usaha kecil menengah dan kondusif.

2. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetentif usaha kecil menengah.

3. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah. 4. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.


(60)

59

5. Peningkatan kualitas koperasi dan pengembangan usaha kecil menengah pusat.

6. Perlindungan konsumen dan pengamanan produsen. 7. Peningkatan dan pengembangan ekspor.

8. Peningkatan kerjasama perdagangan internasional. 9. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri. 10.Pembinaan pedagang kakilima dan asongan. 11. Peningkatan kapasitas iptek sistem produksi. 12.Pengembangan industri kecil dan menengah. 13.Peningkatan kemampuan teknologi industri. 14. Pengembangan sentra-sentra industri potensial. 15.Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis.

Berdasarkan hasil penelitian penulis yang dilkukan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Anggaran Rencana Rerja (RENJA) adalah sebagai berikut:


(61)

60

Tabe1 4.1

Anggaran Rencana Kerja 2011.

Belanja Langsung Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

KODE REKENING

PROGRAM KEGIATAN

1.115.01.02 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Komunikasi SDA dan Listrik 1.15.01.03 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Peralatan dan perlengkapan

Kantor

1.15.01.07 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 1.15.01.08 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 1.15.01.10 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Alat Tulis Kantor

1.15.01.11 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Barang cetakan dan Pengadaan

1.15.01.12 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Komponen Instansi Listrik/penerangan Bangunan Kantor

1.15.01.13 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 1.15.01.14 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan peralatan Rumah Tangga

1.15.01.15 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang Undangan

1.15.01.17 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Makanan dan Minuman

1.15.01.18 Pelayanan Administrasi Perkantoran Rapat-rapat Koordinasi dan Koordinasi Keluar Daerah

1.15.01.19 Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyedian Jasa Tenaga Pedukung 1.15.02.05 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 1.15.02.09 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 1.15.02.23 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan


(62)

61

Dinas/Operasional

1.15.02.25 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pengadaan Instalasi Listrik

1.15.02.26 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kator

1.15.02.28 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kator

1.15.02.29 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair

1.15.02.30 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Komunikasi 1.15.02.31 Pelayanan Administrasi Perkantoran Pemeliharaan Rutin/Berkala Website

1.15.03.02 Program Peningkatan Disiplin Aparatur Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 1.15.05.03 Program Peningkatan Kapasitas

Sumberdaya Aparatur

Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan

1.15.06.01 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)


(63)

62

Tabel 4.2

Belanja Langsung Wajib dan Pilihan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan

Program Indikator Kegiatan Uotput Tahun

2011 1.15.15 Penciptaan Iklim Usaha

Kecil Menengah yang Kondusif

1.15.15.02 Sosialisasi Kebijakan

Tentang Usaha Kecil

Menengah

Terlaksananya

Sosialisasi Kebijakan UKM

130.000.000

1.15.15.08 Fasilitas Pengembangan

Usaha Kecil Menengah

Terselenggaranya Fasilitasi

Pengembangan Pada

UKM

165.000.000

1.15.15.09 Menfasilitasi Permasalahan Proses Produksi UKM

Terlaksananya Fasilitas Usaha Produksi

210.000.000

1.15.16 Pengembangan

Kewirausahaaan dan

keunggulan Kompetitif UKM

1.15.16.03 Menfasilitasi Peningkatan

Kemitraan Usaha Bagi

UKM

Terlaksananya Kemitraan Pada UKM

200.000.000

1.15.16.06 Penyelenggaraan pelatihan Kewirausahaan

Terlaksananya Pelatihan Kewirausahaan

460.000.000

1.15.16.07 Pelatihan Manajemen

Pengelolaan Koperasi

Terlaksananya

Pelatihan Pengelolaan Koperasi

250.000.000

1.15.17 Pengembangan Sistem

Oendukung Usaha Bagi UKM

1.15.17.09 Penyelenggaraan promosi

Produk UKM

Terlaksananya fasilitas promosi produk UKM

460.000.000

1.15.17.12 Kegiaatan Fasilitasi dan Intermedasi bagi UKM

Terselenggaranya Fasilitas Pengembangan Pada UKM


(64)

63

1.15.18 Peningkatan Kualitas

Kelembagaan Koperasi

1.15.18.04 Sosialisasi Prinsip-prinsip Pemahaman Perkoperasian

Terlaksananya penyuluhan Perkoperasian

430.000.000

1.15.18.05 Pembinaan, Pengawasan

dan PenghargaanKoperasi Berprestasi

Terlaksananya

Pembinaan Koperasi

dan Penilaian Koperasi Berprestasi

400.000.000

1.15.18.06 Peningkatan dan

Pengembangan jaringan

Kerjasama Usaha Koperasi

Terlaksananya Jaringan Usaha Koperasi Melalui Bimtek dan Pameran Produk Koperasi

400.000.000

1.15.18.07 Pembayaran Model Pola

Pengembangan Koperasi

Terlaksananya Bimtek

Pengembangan Usaha

Konsumsi

400.000.000

1.15.18.10 Fasilitas Pembiayaan dan

Pengembangan Usaha

Simpan Pinjam

Terlaksananya Fasilitasi

dan Pembiayaan

Koperasi Simpan

Pinjam dan Unit

Simpan Pinjam

450.000.000


(65)

64

Tabel 4.3 PERDAGANGAN

Program Indikator Kegiatan Out Put

Tahun 2011

2.06.15 Perlindungan Konsumen dan pengamanan kendaraan

2.06.15.02 Fasilitasi penyelesaian permasalahan pengaduan konsumen

Pelaku usaha yang mendapat

pembinaan perlindungan konsumen

110.000.000

2.06.15.03 Peningkatan pengawasan peredaran barang dan jasa

Pelaku usaha yang mendapat

pembinaan perlindungan konsumen

180.000.000

2.06.15.04 Operasinalisasi dan pengembangan

kemetrologian

Terlaksananya pengukuran tera ulang di 30 kecamatan

300.000.000

2.06.15.05 Informasi harga dan aspek non harga pasar kota Bandung

Tersediannya harga dan aspek non harga pasar kota Bandung

150.000.000

2.06.17 Peningkatan dan pengembangan ekspor

2.06.17.02 Pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri

Terlaksananya promosi

perdagangan luar negeri

360.000.000

2.06.17.03 Pengembangan database informasi potensi

Terlaksananya informasi data base


(1)

kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasrkan pada ciri-ciri keilmuan.

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun laporan tugas akhir ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dengan maksud membuat kesimpulan yang berlaku umumnya. Penulis mencari dan mengumpulkan data yang baik dari hasil wawancara langsung maupun dari data tertulis yang diperoleh dari instansi yang terkait.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan laporan ini adalah desain deskriptif.

Menurut Moh. Nasir (2003:84) menyatakan bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Penelitian ini dilakukan pada Dinas Koperasi, Usaha kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung penulis akan menjelaskan memgenai prosedur penyusunan anggaran rencana kerja dari penelitian.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Dari penulisan tugas akhir yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Penyusunan Anggaran Rencana Kerja (Studi pada Dinas Koperasi, Usaha kecil Menengah (UKM) dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung).” Penulis akan menjelaskan mengenai prosedur penyusunan anggaran rencana kerja.


(2)

Menurut Sugiyono (2002:2) variabel penelitian adalah :

“Suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Setiap variabel pada dasarnya bersumber dari konsep. Konsep sendiri bersifat abstrak, tetapi menuju kepada objek-objek tertentu yang konkrit. Suatu konsep disebut variabel jika ia menampakan variasi pada objek-objek yang ditujukan pada tingkat empiris sehingga dimungkinkan dilakukan pengukuran.

Dengan demikian setiap variabel yang akan diteliti diukur melalui operasionalisasi variabel dalam tabel sebagai berikut


(3)

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator

Prosedur Penyusunan

Anggaran Rencana Kerja

Prosedur penyusunan anggaran rencana kerja adalah Komite anggaran, menyusun pedoman anggaran yang berisi kebijakan pokok instansi untuk melaksanakan program kegiatan selama satu tahun.”

Sumber:

(http://wikipediaindonesi a/anggaransektorpublik)

1. Tahap persiapan anggaran 2. Tahap ratifikasi

3. Tahap implementasi / pelaksanaan anggaran

4. Tahap pelaporan dan evaluasi

3.2.3 Sumber dan Tenik Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini penulis menggunakan sumber dan teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak diungkapkan.


(4)

Data yang diperlukan dalam penelitian ini menurut jenisnya terdiri atas :

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2009:137) pengertian data primer adalah :

“Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”

Jadi data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian.

2. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2009:137) pengertian data sekunder adalah : “Sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”

Jadi data sekunder adalah data dari informasi yang diperoleh dari sumber yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data sekunder terdiri dari sejarah peruasahaan, stuktur organisasi dan data produksi.

3.2.3.2Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :


(5)

Studi lapangan yang dilakukan untuk penulisan tugas akhir ini dengan cara melakukan peninjauan langsung terhadap objek yang diteliti guna memperoleh data yang diperlukan.

Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan dua teknik yaitu: a. Observasi

Observasi yaitu teknik pengambilan data dengan terjun langsung kelapangan pada suatu kegiatan atau pekerjaan yang dihadapi dengan melakukan pengamatan sehingga memperoleh kebenaran data.

b. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab atau berdialog langsung dengan pimpinan, staf maupun karyawan untuk memperjelas data yang telah dikumpulkan.

2. Studi Kepustakaan

Untuk melengkapi informasi yang penulis dapatkan dari studi lapangan, maka penulis pun melakukan studi kepustakaan yaitu untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material seperti buku-buku, dokumen, catatan dan lain-lain.


(6)

Untuk mencapai sebuah kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan dan di analisis, maka proses yang dilakukan adalah penyusunan kriteria yang didasrkan pada data yang dikumpulkan baik data hasil penelitian kepustakaan maupun gambaran umum kepustakaan yang dijadikan objek penelitian.

Adapun analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis prosedur penyusunan anggaran rencana kerja.

2. Menganalisis prosedur pengajuan anggaran rencana kerja.

3. Menganalisis masalah dan upaya dalam penyusunan anggaran rencana kerja.