Analisis Partisipasi Penyusunan Anggaran Dan Pengendalian Inter Pengaruh Terhadap Kinerja Manajerial
KINERJA MANAJERIAL
(Studi Kasus Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka)
PARTICIPATION ANALYSIS OF BUDGET PREPARATION
AND THE EFFECT ON THE PERFORMANCE OF INTERNAL
CONTROL MANAGERIAL
(Case study of District Education Office Majalengka)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh :
YANDI HENDRIANSYAH 21107130
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
i
ANALISIS PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN
PENGENDALIAN INTERN PENGARUH TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL
(Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka)
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka dan mengukur seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial secara simultan maupun secara parsial. Penelitian ini diharapkan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu di bidang akuntansi sektor publik. Bagi pemerintah, diharapkan dapat memberikan masukan bagi pimpinan dinas dan para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan dalam menentukan arah kebijakan yang berkaitan dengan strategi pencapaian kinerja pada organisasi pemerintah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif kuantitatif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai yang berjumlah 17 orang sebagai sampel pendukung. Pengujian statistik yang digunakan adalah penghitungan regresi linier berganda, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasiSPSS 15.0 for windown.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggran dan pengendalian intern secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Secara keseluruhan hasil penelitian ini mengidentifikasikan partisipasi penyusunan anggran dan pengendalian intern memiliki pengaruh yang berarti terhadap kinerja manajerial di dinas pendidikan kabupaten Majalengka. Kata kunci : Partisipasi Penyusunan Anggaran, Pengendalian Intern, dan Kinerja
(3)
ii
PARTICIPATION ANALYSIS OF BUDGET PREPARATION
AND THE EFFECT ON THE PERFORMANCE OF INTERNAL
CONTROL MANAGERIAL
(In District Education Office Majalengka)The research was conducted on Majalengka.penelitian District Education Office aims to determine the relationship of participation budgeting, internal control and managerial performance in the District Education Office Majalengka and measure how much influence participation in budget preparation and internal control of managerial performance simultaneously or partially. This study is expected to contribute ideas towards the development of science in the field of public sector accounting. For the government, is expected to provide input for the head office and decision-makers in taking decisions in determining the direction of policy relating to the strategy's performance in government organizations.
The method used in this study is qualitative quantitative methods. The unit of analysis in this study were employees, amounting to 17 people as supporters of the sample. The test statistic used is the calculation of linear regression, hypothesis testing, and also use the help of an application program SPSS 15.0 for windown.
The results of this study indicate that participation anggran preparation and internal control simultaneously and partial effect on managerial performance. Overall results of this study identifies participation anggran preparation and internal control have significant influence on managerial performance in Majalengka district education offices.
Key words: Participation Budgeting, Internal Control, and Managerial Performance
(4)
iii Bismillahirohmanorrohim.
Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan ridhoNya, serta shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Atas Rahmat dan Ridhanya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi FE di Universitas Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). dimana judul yang diambil yaitu : “ANALISIS PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN INTERN PENGARUH TERHADAP KINERJA
MANAJERIAL PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN
MAJALENGKA”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang sempurna, baik dari segi materi maupun dari segi susunan tata bahasanya, dan juga tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hal ini mengingant kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki terbatas untuk membuat dan menghasilkan karya tulis yang baik. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sanga penulis harapkan sebagai masukan yang sangat berharga guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini dan penulisan pada yang akan datang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan moril maupun materil sehingga penyusun skripsi ini dapat terselesaikan, terutama kepada yang terhormat:
(5)
iv
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini. SE., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi. 4. Wati Aris Astuti SE., M.Si. selaku Dosen Pembimbing.
5. Ony Widilestariningtyas SE., M.Si selaku Dosen Wali.
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan
7. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mba Dona dan Mba Senny).
8. Ibunda dan Ayahanda serta keluarga tercinta yang selalu memberikan do’a dengan penuh kasih sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti memberikan dorongan moril maupun materiil dan selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Susi, Aisyah, Tria Wibawa Sakti, Aditya N Saputra, Reggy Pemantria, Karna Yuda Desviana terimakasih atas bantuan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini
10. Semua teman-teman kelas Akuntansi-3 2007 atas dukungan dan bantuannya.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
(6)
v
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi pendorong untuk lebih maju serta semangat berbuat yang terbaik untuk diri sendiri dan orang lain.Terima kasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb.
Bandung, Juli 2011 Penulis
Yandi Hendriansyah Nim: 21107130
(7)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintahyang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat.Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikanoleh masyarakat kepada penyelenggara pemerintah harus diimbangi dengan kinerja yang baik,sehingga pelayanan dapat ditingkatkan secara efektif dan menyentuh pada masyarakat.Hal inisemakin diperkuat dengan adanya pemberlakuan sistem desentraliasasi pada tata pemerintahandalam era otonomi daerah.
Kebijakan otonomi daerah pada dasarnya diarahkan untuk mendorong peningkatankapasitas pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebihefektif dan efisien. Kedekatan organisasi pemerintah pada level daerah diharapkan lebih mampumenerima aspirasi riil masyarakat tentang pelayanan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itu,diharapkan ada input yang
diperoleh dalam rangka perencanaan pembangunan sehingga tidakada
kesenjangan antara perencanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah baik programdan anggaran dengan kebutuhan riil masyarakat.
Sementara itu dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah maka penyerahan, pelimpahan dan penguasaan urusan pemerintahan kepada daerah secara nyata dan bertanggungjawab harus diikuti dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional secara adil termasuk perimbangan
(8)
keuangan antara pemerintahan pusat dan daerah.Penyelenggaraan pemerintah daerah dan pelayanan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas.
Untuk pemerintah daerah, penilaian kinerja menjadi sorotan banyak pihak terlebih dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat seperti yang
diamanatkan dalam UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Tuntutan agar instansi pemerintah terutama bagi pemerintah daerah untuk dapat mengukur kinerja semakin besar dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah Nomor 105 tahun 2000 tentang pengelolaan daerah, yang diganti dengan PP Nomor 58 tahun 2005 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah.
Kedua Praturan Pemerintah tersebut secara eksplisit menentukan agar
pertanggungjawaban Kepala daerah Dan Kepala Instansi tidak hanya berfokus kepada pertanggungjawaban Keuangan (input oriented). Kepala Daerah dan Kepala Instansi sebagai pimpinan penyelenggara pemerintah di daerah diminta pula untuk dapatmempertanggungjawabkan hasil atau efektivitas kebijakan-kebijakan dan program-program yang telah dilaksanakan.
Pengukuran kinerja merupakan alat untuk menilai kesuksesan oganisasi, dalam pemerintah, kesuksesan organisasi tersebut digunakan untuk mendapatkan legitimasi dan dukungan publik. Masyarakat akan menilai kesuksesan organisasi dalam memberikan pelayanan publik yang relatif murah dan berkualitas.
(9)
Indikator kinerja merupakam konsep yang multidimensional dan kompleks, dalam organisasi sektor publik dalam hal ini pemerintah, tidak ada indikator kinerja tunggal untuk dpat dipakai seluruh unit kerja.Untuk kinerja
tingkat kabupaten/kota digunakan untuk menilai kinerja daerah dalam
pengimplementasian strategi dalam mencapai visi, misi daerah yang dituangkan dalam rencana strategis daerah. Sedangkan ukuran kinerja tingkat unit kerja digunakan untuk mengukur kinerja unit kerja dalam memberikan pelayanan kepada customer yang secara spesifik terdapat dalm rencana strategi unit kerja. (Mahmudi,2007.106)
Suatu pengukuran kinerja manajerial yang validdan reliable mutlak
diperlukan untuk menilai prestasi manajer dan unit organisasi yang
dipmpinnya.Maka pengukuran kinerja manajerial instansi pemerintah patut mendapatkan perhatian yang serius sebab berkaitan dengan tanggungjawab alokasi anggaran daerah.
Agar pemerintah yang baik tersebut menjadi kenyataan dan sukses, maka perlu meningkatkan kualitas pelaksanaan kinerja manajerial, instansi pemerintah membuat penetapan kinerja manajerial secara berjenjang dengan tujuan untuk mewujudkan suatu capaian yang baik, melalui penetapan target kinerja manajerial, serta indikator kinerja manajerial yang menggambarkan pencapaiannnya baik beruoa keberhasilan maupun manfaat.
Pengendalian intern pada organisasi pemerintah juga sangat dibutuhkan, dan pengendalian intern pemerintah harus sesuai mandat PP 60 Tahun 2008,
(10)
namun proses implementasi masih pada tahap sosialisasi dan penyiapan pedoman pelaksanaan.
Pengendalian intern merupakan Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern:
1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dilihat dari tujuan tersebut maka pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls).
Pengendalian Intern dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi.Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Keberhasilan suatu pengendalian intern ditentukan oleh seberapa jauh sesuai dengan karakteristik organisasi. Pendekatan kontijensi menunjukan bahwa pengendalian intern akan lebih dapat menunjang pencapaian tujuan organisasi apabila desainnya sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi. Pengendalian
(11)
intern yang tidak sesuai dengan karakteristik organisasi dapat menimbulkan perilaku disfungsional bagi anggota organisasi.
Anggaran merupakan komponen penting dalam sebuah organisasi, baikorganisasi sektor swasta maupun organisasi sektor publik.Menurut Hansen
danMowen (2007:1), Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba bisa
mendapatkanmanfaat dari perencanaan dan pengendalian yang diberikan oleh anggaran.Perencanaan dan pengendalian merupakan dua hal yang saling berhubungan.Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa
yangseharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan
tertentu.Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang
sebenarnyatelah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang
direncanakansebelumnya.
Dengan anggaran,manajemen mengarahkan jalannya kondisi
organisasi.Tanpa anggaran, dalamjangka pendek pemerintahakan berjalan tanpa arah, dengan pengorbanan sumberdaya yang tidak terkendali.
Sebelum anggaran disiapkan, organisasi seharusnya mengembangkan suatu rencana strategis. Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi di masa depan, umumnya mencakup setidaknya untuk lima tahun ke depan. Organisasi dapat menerjemahkan strategi umum ke dalam tujuan
jangka panjang dan jangka pendek.Tujuan-tujuan ini membentuk dasar
anggaran.Hubungan erat antara anggaran dan rencana strategis membantu manajemen untuk memastikan bahwa semua perhatian tidak terfokus pada
(12)
operasional jangka pendek.Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode, memiliki sifat untuk jangka pendek (Hansen dan Mowen, 2007:89).
Anggaran digunakan sebagai pedoman kinerja sehingga proses
penyusunannya memerlukan organisasi anggaran yang baik, pendekatan yang tepat, serta model-model perhitungan besaran (simulasi) anggaran yang mampu meningkatkan kinerja pada seluruh jajaran manajemen dalam organisasi. Proses penyusunan anggaran, dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu topdown,bottom updan partisipasi (Ramadhani dan Nasution, 2009).
Pendekatan partisipasi penyusunan anggaran lazim dilakukan pada satu organisasi atau instansi. Pendekatan partisipasi penyusunan anggaran dpat meningkatkan kebersamaan, menentukan rasa memiliki, inisiatif menyumbang ide dan untuk menyelaraskan tujuan proses pertanggungjawaban dengan tujuan secara menyeluruh. (Baiman alam Taufiq (2006) berpendapat bahwa partisipasi
penyusunan anggaran akan terdorong untuk membantu atasan dengan
memberikan informasi yang dimilikinya hingga anggaran yang disusun lebih akurat. Partisipasi penyusunan anggaran menetapkan pertanggungjawaban pada setiap pusat tanggungjawab pada era fungsional, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Permasalahan yang terjadi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka yang terkait dengan partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial, yang dikatakan oleh kasubag bagian keuangan yaitu ada kecenderungan dariperilaku pegawai/manajer atau pimpinan yang terlibat dalam proses partisipasi penyusunan anggaran dalam penyusunan anggaran tidak
(13)
sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan karena adanya motivasi tertentu, hal ini dikarenakan kinerja manajer lebih dikaitkan dengan pelaksanaan anggaran yang tidak spesifik, tidak terukur, dan pegawai kurang memahami cara penyusunan anggaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa melihat pada hasil dari pemanfaatan suatu anggaran. Demikian pula pengendalian intern belum dikelola secaramaksimal karena pengukuran pengendalian intern lebih dilihat pada rencana dan realisasi tanpa menitikberatkan pada outcome.
Aktivitas yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka yaitumenyelenggarakan urusan pendidikan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah, tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan di bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tugas pokok dinas pendidikan mempunyai fungsi yaitu :
1. Menyiapkan konsep kebijakan daerah, standar pelaksanaan kewenangan Kabupaten/Kota di bidang pendidikan.
2. Menetapkan standar pelayanan dan standard pelaksanaan tugas-tugas dinas di bidang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Menengah Umum, Pendidikan Menengah Kejuruan, Pendidikan Tinggi, Pendidikan Luar Sekolah, Pengembangan Tenaga Kependidikan.
3. Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian pembangunan jangka
menengah dan tahunan di bidang pendidikan, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.
4. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait, untuk pengembangan kapasitas pendidikan, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan.
(14)
5. Melaksanakan tugas - tugas lain yang terkait dengan pendidikan sesuai bidang tugas dan fungsinya.
6. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan.
Beberapa penelitian sebelumnya berkaitanpenelitian mengenai hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada sektor pemerintahdilakukan oleh Supriyono (2004, 2005) yang menyatakan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.Dan yang dilakukan Sumarno (2005) menyatakan pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada sektor public.
Berdasarkan penelitian diatas, peneliti ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, oleh karena itu penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern terhadap Kinerja Manajerial (Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka)”
(15)
1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti
mengidentifikasikan:
1. Partisipasi penyusunan anggaran tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan karena adanya motivasi tertentu,
2. Pengendalian intern belum dikelola secara maksimal karena pengukuran pengendalian intern lebih dilihat pada rencana dan realisasi tanpa menitikberatkan pada outcome.
3. Pegawai kurang memahami cara penyusunan anggaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa melihat pada hasil dari pemanfaatan suatu anggaran.
1.2.2 Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian tentang pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian intern Terhadap Kinerja Manajerial antara lain:
1. Bagaimana hubungan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian
intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Majalengka.
2. Seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan
pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
(16)
3. Seberapa besar pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini untuk memperoleh, mengolah dan menganalisis data mengenai partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial serta untuk memperoleh gambaran perbandingan antara teori dengan pelaksanaannya di lapangan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan partisipasi penyusunan anggaran,
pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
(17)
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : 1. Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka
Memberikan informasi tentang bagaimana partisipasi penyusunan
anggaran dan pengendalian intern dapatmeningkatkan kinerja
manajerial.
2. Pegawai Dinas Pendidikan kabupaten majalengka
Memberikan informasi tentang pemahaman partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial sehingga dalam
prakteknya dapat lebih meningkatkan partisipasi anggaran dan
pengendalian intern.
1.4.2 Kegunaan Akademis
Penelitian atas pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan
pengendalian intern terhadap kinerja manajerial dapat berguna bagi semua pihak yang berkepentingan, dan disamping itu, penelitian tersebut dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pengembangan Ilmu Akuntansi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi pengaruh
ipartisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial.
(18)
2. Peneliti
Penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern.
3. Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.Beralamat di Jln. K.H Abdul Halim No. 233 Telp.(0233) 281097 Fax. 281097 Majalengka 45418
1.5.2 Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan april 2011. Jadwal Penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1.1
Jadwal Waktu Penelitian
Tahap Prosedur
Bulan Feb
2011 Mar 2011
Apr 2011
Mei 2011
Jun 2011
Jul 2011
I
Tahap Persiapan
1.Persiapan judul dan teori 2.Membuat outline dan proposal
(19)
3.Mengambil formulir Penyusunan Skripsi
4.Menentukan Tempat Penelitian
II
Tahap Pelaksanaan 1.Bimbingan UP 2.Seminar UP 3.Revisi UP
4.Membuat outline dan proposal skripsi
5.Penelitian perusahaan 6.Penyusunan Skripsi 7.Bimbingan Skripsi
III
Tahap Pelaporan
1.Menyiapkan draft skripsi 2.Sidang akhir skripsi
(20)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Anggaran
2.1.1.1 Pengertian Anggaran
Anggaran sebagai salah satu alat bantu pemerintahan memegang peranan yang cukup penting karena dengan anggaran pemerintahan dapat merencanakan mengatur dan mengevaluasi jalannya satu kegiatan.
MenurutM.Nafarin (2007:08)dikemukakan bahwa anggaran adalah :
“Suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program-program yang telah ditetapkan.”
Menurut Deddi Noordiawan (2007:117)pengertian anggaran adalah :
“Suatu rencana yang disajikan secara kuantitatif, dan biasanya dinyatakan dalam satuan yang untuk periode tertentu”
Menurut Mardiasmo (2004:89)pengertian anggaran adalah :
“Anggaran adalah suatu rencana pekerjaan keuangan yang pada satu pihak mengandung jumlah pengeluaran yang setinggi-tingginya yang mungkin diperlukan untuk membiayai kepentingan negara pada satu masa depan, dan pada pihak lain perkiraan pendapatan(penerimaan) yang mungkin diterima dalam masa tertentu.”
2.1.1.2 Karakteristik Anggaran
Anggaran yang efektif harus memiliki karakteristik seperti : kemampuan prediksi, saluran komunikasi, wewenang dan tanggungjawab yang jelas, informasi yang akurat dan tepat waktu, bersifat menyeluruh dan adanya kejelasan informasi, serta dukungan dalam organisasi dari semua organisasi yang terikat.
(21)
Karakteristik anggaran menurut Mardiasmo (2004 :77) adalah sebagai berikut :
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. b. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun. c.Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai
sasaran yang ditetapkan.
d.Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. Karakteristik anggaran menurutDeddi Nordiawan (2007;58) adalah sebagai berikut:
“1. Mengklasifikasikan akun-akun dalam anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitas dan juga berdasarkan unit organisasi dan rincian belanja.
2. Menyelidiki dan mengukur aktivitas guna mendapatkan efisiensi maksimum dan untuk mendapatkan standar biaya.
3. Mendasarkan anggaran untuk periode yang akan datang pada biaya per unit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang diperkirakan harus dilakukan pada periode tersebut.”
Anggaran kinerja melakukan pengklasifikasian akun-akun dalam setiap anggaran berdasarkan fungsi dan aktivitasnya, mengukur seluruh aktivitas dengan menggunakan standar biaya untuk memperoleh efisiensi yang maksimal dan anggaran yang disusun berdasarkan pada perkiraan biaya per unit standar dikalikan dengan jumlah unit aktivitas yang akan dilakukan dalam periode tersebut.
2.1.1.3 Konsep Anggaran
Dari berbagai sudut pandang yang dikemukakan di atas, sebenarnya peran anggaran selain sebagai alat perencanaan, anggaran juga merupakan alat bagi manajer untuk mengendalikan, mengkoordinasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi kinerja, dan memotivasi bawahannya. Untuk itu pentingnya anggaran dalam suatuorganisasi akan terlihat dari peran dan tujuan anggaran.
(22)
Tujuan utama penyusunan anggaran menurut Deddi Nordiawan (2007:102), adalah sebagai berikut :
1. Memperbaiki rencana strategis organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas berbagai bagian organisasi.
3. Menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan otorisasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan, dan memberikan umpan balik kepada manajeratas kinerja mereka.
4.Sebagai perjanjian atau komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasikinerja manajer sesungguhnya.
Anggaran mempunyai kemungkinan dampak fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan pemberian kesempatan kepada bawahan yang mau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran sehingga tujuan yang ingin dicapai perusahaan akanl ebih dapat diterima oleh anggota organisasi dengan ikut terlibat dalam menentukanlangkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 2..1.1.4 Komite Anggaran
Proses penyusunan anggaran biasanya diarahkan oleh suatu komite anggaran yang terdiri dari manajer penjualan, manajer produksi, kepala insinyur, bendahara, dan kontroler. Fungsi utama dari komite anggaran menurut William K. Carter (2009:9)adalah
1. Memutuskan kebijakan umum
2. Meminta dan meninjau kembali estimasi anggaran individual 3. Menyarankan revisi dalam estimasi anggaran individual 4. Menyetujui anggaran dan revisinya kemudian
5. Menganalisis laporan anggaran
6. Merekomendasikan tindakan untuk memperbaiki efisiensi
Dalam melakukan fungsi-fungsi ini, komite anggaran menjadi suatu komite manajemen. Komite ini merupakan kekuatan yang ampuh dalam mengoordinasikan dan mengendalikan operasi.
(23)
2.1.1.5 Pengertian Partisipasi Penyusunan Anggaran
MenurutM. Nafarin ( 2007:11)pengertian partisipasi penyusunan anggaran adalah
“Tingkat seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau bagiannya, baik secara periodik maupun tahunan”
Konsep anggaran yang dikemukakan di atas memiliki makna yang luas dan tidak terbatas pada lingkup organisasi tertentu. anggaran negara merupakan suatu pernyataan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode waktu di masa yang akan datang, yang meliputi informasi pengeluaran dan penerimaan yang sungguh-sungguh terjadi di masa kini dan masa lalu.
2.1.1.6 Tujuan dan Manfaat Partisipasi Penyusunan Anggaran
Tujuan merupakan arah untuk mencapai hasil akhir dalam suatu kegiatan. Menurut M.Nafarin (2008:106) menjelaskan bahwa terdapat 6 (enam) tujuan partisipasi penyusunan anggaran, antara lain :
1. Digunakan untuk landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
2. Memberikan batasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan.
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat dicapai hasil yang maksimal.
5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terikat.
6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuanga.
Disamping mempunyai tujuan, partisipasi penyusunan anggaran juga memiliki manfaat bagi instansi pemerintah sesuai dengan fungsinya. Diantaranya
(24)
seperti yang diungkapkan oleh M.Nafarin (2007:119) bahwa partisipasi penyusunan anggaran mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai.
4. Menimbulkan rasa tanggungjawab pada pegawai.
5. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang padu.
6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
7. Alat pendidikan bagi para manajer.
Berdasarkan data diatas maka dapat disinpulkan bahwa dengan adanya tujuan dan manfaat partisipasi penyusunan anggaran maka rencana yang akan disusun dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pada akhirnya dapat digunakan sebagai standar dalam mengavaluasi kinerja masing-masing bidang dalam organisasi.
2.1.1.7 Prinsip-Prinsip Partisipasi Penyusunan Anggaran Anggaran
Prinsip-prinsip partisipasi penyusunan anggaranmenurut M. Nafarin ( 2007:101)adalah sebagai berikut:
1. Otorisasi oleh legislatif
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
2. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh karena itu, adanya dananon budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang bersifat komprehensif.
3. Keutuhan anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum. 4. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi tahunan.
5. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakibatkan munculnyaunderestimatependapatan dan
(25)
6. Jelas.
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.
8. Diketahui publik.
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas. 2.1.1.8 Proses Partisipasi Penyusunan Anggaran
Proses partisipasi penyusunan anggaran secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, dimana para anggota organisasi terlibat dan mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan keputusan yang berkepentingan dengan mereka.
MenurutMardiasmo (2004:68) prosespartisipasi penyusunan anggaran mempunyai tahapan yang terdiri dari :
1. Tahap Persiapan Anggaran
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran, hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran.
2. Tahap Ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyaipolitical skill, salesman ship, dan coalition buildingyang memadai.Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan danbantahan- bantahan dari pihak legislatif.
3. Tahap Implementasi/Pelaksanaan Anggaran
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan olehmanajer keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dansistem pengendalian manajemen.
4. Tahap Pelaporan Dan Evaluasi
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jikatahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan system pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting andevaluation
(26)
Berdasarkan uraian di atas bahwa proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dan bagian tertentu yang berkaitan dengan proses penyusunan anggaran. Tahapamn-tahapan dalam proses penyusunan anggaran yaitu : (1) Tahap persiapan anggaran, (2) Tahapan Ratifikasi, (3) Tahapan Implementasi/Pelaksanaan Anggaran, (4) Tahapan Pelaporan Dan Evaluasi.
2.1.2 Pengendalian Intern
2.1.2.1 PengertianPengendalian Intern
Pengendalian Intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak digunakan berbagai kepentingan. Istilah pengendalian intern diambil dari terjemahan istilah “InternalControl” meskipun demikian penulis menterjemahkan sebagai pengawasan intern, untuk istilah tersebut hal ini tidaklah menjadimasalah karena tidak mengurangi pengertian pengendalian intern secara umum.
Pengendalian sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Intern yang dikemukakanMulyadi (2002: 51)yaitu :
“Segala sesuatu yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian pengendalian intern meliputi : Struktur organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya”.
Pengendalian sebagaimana diketahui bahwa definisi pengendalian intern yang dikemukakanCoso report ( 2008:155)adalah sebagaibeirkut :
“Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya, mengecek kecermatan dankeandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensi operasi,dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yangtelah ditetapkan pimpinan”
(27)
Dari keempat definisi yang diungkapkan di atas tersebut,dapat disimpulkan bahwa, Sistem Pengendalian Intern merupakansuatu “Sistem” yang terdiri dari berbagai macam unsur dengantujuan untuk melindungi harta benda, meneliti ketetapan danseberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong efisienoperasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan.
2.1.2.2 Tujuan Pengendalian Intern
Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengandefinisi yang dikemukakan Arens yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (2006:201).tersebut diatas, maka dapatlahdirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :
a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.
d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu untuk dipatuhi.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yangmendukungnya, dan untuk ini pembahasannya akan dikemukakansub tersendiri.
2.1.2.3. Aktivitas Pengendalaian Intern
Aktivitas pengendalian intern adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini menberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi resiko dalam pencapain tujuan entitas. Aktivitas pengendalian intern memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan berbagai tingkatan dan fungsi orgnisasi.
(28)
Sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian intern (yang mencerminkan sikap dan tindakan penting terhadap pengendalian) dan informasi dan komunikasi (yang memproses transaksi dan penyelenggaraan pertanggungjawaban kekayaan dan utang), suatu entitas memerlukan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keryakinan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Aktivitas pengendalian intern yang relevan dapat digolongkan kedalam berbagai kelompok. Salahsatu cara penggolongannya menurut Mulyadi (2002:180)adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian pengelolaan informasi a. Pengendalian umum
b. Pengendalian aplikasi (1) Otorisasi memadai
(2) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai (3) Pengecekan secara independent
2. Pemisahan fungsi yang memadai
3. Pengendalian fisik atas keyakinan dan catatan 4. Review atas kinerja
2.1.2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern
Adanya suatu pengendalian intern di suatu perusahaan dimaksudkan untuk menciptakan suatu alat yang dapat membantu tercapainya pelaksanaan usaha yang efektif dan efisien, serta untuk membatasi kemungkinan terjadinya pemborosan dan penyelewengan. Namun, pengendalian intern tidak dapat mencegah secara total kekurangan atau pemborosan yang mungkin terjadi dalam suatu perusahaan.
Berikut ini adalah keterbatasan pengendalian intern menurutMulyadi (2002 : 181)adalah:
1. Kesalahan dalam pertimbangan
Kesalahan dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh manajemen atau personel lain. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh tidak memadainya informasi yang diterima, keterbatasan waktu, dan tekanan lain.
(29)
2. Ganggguan
Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya kesalahan karena kelalaian dan perubahan yang bersifat sementara atau permanent dalam personil atau dalam sistem dan prosedur yang diterapkan.
3. Kolusi
Kerja sama antara pihak-pihak yang terkait, yang mana seharusnya antara pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling bekerja sama untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang dibuat baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
4. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan semata- mata untuk kepentingan pribadinya sehingga pengendalian internal tidak berfungsi secara baik.
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang telah dikeluarkan untuk penerapan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari adanya penerapan pengendalian internal tersebut.
2.1.2.5 Lingkungan Pengendalian Intern
Lingkungan pengendalian intern yang positif merupakan merupakan landasan bagi seluruh komponen pengendalian intern, lingkungan pengendalian memberikan suatu bidang pengetahuan dan struktur serta suasana yang mempengaruhi mutu pengendalian intern.
Menurut Mulyadi (2002:175) lingkungan pengendalian intern mempunyai beberapa unsur antara lain :
1. Nilai intregritas dan etika
Nilai intregritas dan etika merupakan standar etika, perilaku organisasi dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan serta di dorong untuk dilaksanakan, standar tersebut tercakup tindakan-tindakan manajemen untuk menghindari diri atau mengurangi dorongan atau godaan yang mungkin mendorong seseorang untuk bertindak tidak jujur, melanggar hukum atau tindakan lain yang tidak etis.
2. Komitmen
Untuk mencapai tujuan entitas personil disetiap tingkatan organisasi harus memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif, komitmen mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlakukan, panduan antara kecerdasan, latihan dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi.
(30)
3. Filosofis
Filosofis memberikan tanda yang jelas bagi para staf tentang arti pentingnya pengendalian, pengendalian dan keberpihakan pada aspek pengendalian oleh pimpinan instansi dengan memberdayakan secara optimal.
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi merumuskan garis tanggung jawab dan wewenang yang ada, dengan memahami struktur organisasi yang ada, sehingga dapat memahami atau mempelajari unsure manajerial dan fungsional serta merasakan bagaimana pengendalian dikaitkan dengan kebijakan dan prosedur yang dilaksanakan.
5. Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab
Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab merupakan bentuk komunikasi formal sehubungan dengan pengendalian atas masalah-masalah atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, penugasan ini dapat diwujudkan dalam bentuk memo dari top manajemen kepada bawahannya mengenai bagaimana pentingnya pengendalian, rencana operasi dan operasional formal, serta uraian tugas dan kebijakan, dan duhubungkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan pengendalian.
2.1.2.6 Unsur – Unsur Pengendalian Intern
Penerapan unsur-unsur sistem pengendalian intern dalam suatuperusahaan tertentu harus mempertimangkan biaya dan manfaatnya. Suatu pengendalian intern yang baik haruslah bersifat cepat, murah dan aman, sehingga perusahaan dapat menjalankan operasinya dengan lancar, terjamin keamanannya dan biaya pengawasan yang dibutuhkan relatif tidak mahal.
Menurut Arens yang dialihbahasakan oleh Amir Abadi Yusuf (2006:261) mengemukakan bahwa suatu pengendalian intern yangmemuaskan akan bergantung empat unsurpengendalian intern adalah sebagai berikut :
a.Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.
b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baikberguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukupterhadap harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatandan biaya-biaya.
c. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan didalammelakukan tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalamorganisasi.
(31)
Unsur-unsur tersebut diatas adalah sangat penting dan harus diterapkan secara bersama-sama dalam suatu perusahaan, agar terdapat adanya pengendalian intern yang baik, sebab kelemahan yang serius dalam salah satu diantaranya, pada umumnya akan merintangi sistem itu bekerja dengan lancar dan sukses.
2.1.2.7 Prosedur Pengendalian Intern
Prosedur pengendalian intern merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai.
Menurut Mardiasmo (2006:89) Secara umum prosedur pengendalian
intern yang baik terdiri dari :
1. Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.
2. Pembagian tugas.
3. Pembuatan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. 4. Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.
5. Pengecekan independen terhadap kinerja.
Dari prosedur pengendalian intern di atas disimpulkan bahwa prosedur pngendalian intern merupakan suatu wewenang, pembagian tugas, pembuatan keamanan, pengecekat terhadap kinerja pada organisasi.
2.1.3 Kinerja Manajerial
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Manajerial
Menurut Indra Bastian (2006:328)kinerja manajerial adalah :
“Gambaran mengenai tingkat pencapaian mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning)suatu organisasi.”
MenurutMardiasmo (2004 : 89)kinerja manajerial adalah :
“Tingkat kecakapan manajer dalam melaksanakan aktivitas manajemen. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi,
(32)
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan.”
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah persepsi kinerja individual para anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, yaitu: perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan. Dari beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial.
2.1.3.2 Fungsi Kinerja Manajerial
Menurut Mardiasmo (2004:98) menjelaskan tugas-tugas manajerial sebagai berikut :
1. Perencanaan
Perencanaan dalam hal ini adalah menentukan tujuan-tujuan, kebijakan, arah dari tindakan/ pelaksanaan yang diambil.Termasuk juga skedul pekerjaan, membuat anggaran, menyusun prosedur-prosedur, menentukan tujuan, menyiapkan agenda dan membuat program.
2. Investigasi
Mengumpulkan dan menyiapkan informasi, biasanya dalam bentuk catatan-catatan, laporan-laporan dan rekening-rekening, melakukan inventarisasi, melakukan pengukuran hasil, menyiapkan laporan keuangan, menyiapkan catatan, melakukan penelitian, dan melakukan analisis pekerjaan.
3. Koordinasi
Melakukan tukar menukar informasi dengan orang-orang di bagian yang lain dengan tujuan untuk menghubungkan dan menyesuaikan programprogram, memberikan sasaran ke departemen lain, melancarkan hubungan dengan manajer-manajer lain, mengatur pertemuan-pertemuan, memberikan informasi terhadap atasan, berusaha mencari, kerjasama dengan departemen lain.
4. Evaluasi
Melakukan penilaian dan pengharapan terhadap usulan, laporan atau observasi tentang prestasi kerja.Menilai karyawan, menilai catatancatatan hasil pekerjaan, menilai laporan keuangan, melakukan pemeriksaan terhadap produk, menyetujui permintaan-permintaan, menilai usulan-usulan dan saran-saran. 5. Pengawasan
Mengarahkan, memimpin dan mengembangkan bawahan, memberikan nasihat kepada bawahan, melatih bawahan, menjelaskan tentang aturanaturan pekerjaan, penugasan, tindakan pendisiplinan, menangani keluhankeluhan dari bawahan.
(33)
Memelihara kondisi kerja dari satu atau beberapa unit yang dipimpin, melalui rekruitmen tenaga kerja, melakukan wawancara pekerjaan, pemilihan karyawan dan pemindahan.
7. Negosiasi
Melakukan pembelian, penjualan atau melakukan kontrak untuk barangbarang atau jasa, negosiasi pajak, menghubungkan para pemasok, melakukan perundingan dengan wakil-wakil penjualan kepada agen-agen atau konsumen. 8. Perwakilan
Melakukan kepentingan umum atas organisasi, melakukan pidato-pidato, konsultasi untuk kontrak dengan individu atau kelompok-kelompok di luar individu, pidato-pidato untuk umum, kampanye-kampanye masyarakat, meluncurkan hal-hal baru, menghadiri konferensi-konferensi dan pertemuan dengan klub bisnis.
Salah satu sasaran sumber daya manusia untuk menggunakan sistim kinerja adalah untuk menentukan siapa yang akan dipromosikan, ditransfer, atau diberhentikan. Kinerja bisa juga digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja tambahan. Perilaku yang semacam ini akan memberikan kontribusi positif yang akan memotivasi individu untuk terus meningkatkan kinerjanya. Adanya pengawasan baik dari individu lain ataupun dari kelompok lain dinilai akan dapat memberikan evaluasi kinerja karyawan.
Mengkategorikan tujuh sumber potensial yang dapat di jadikan penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
a. Pengawas (supervisor)
Secara umum banyak perusahaan yang menerapkan sistim pengawasan kinerja melalui pengawas lanjutan atau supervisor yang memberikan penilaian terhadap kinerja karyawan pada masing-masing departemen.Untuk bisa mengevaluasi karyawan secara efektif pengawas seringkali mengkomunikasikan berbagai hal dengan karyawan, tetapi kondisi semacam ini memiliki kelemahan sehingga dimungkinkan penilaian kinerja tidak dilakukan dengan objektif.
(34)
b. Rekan Kerja
Dalam situasi tertentu rekan kerja bisa mengevaluasi prestasi teman sejawatnya, meskipun kadang-kadang tidak menyampaikan kinerja yang sesungguhnya. Tetapi dari beberapa penelitian menunjukka hasil bahwa teman sejawat akan memberikan penilaian yang lebih stabil setiap saat dan mungkin akan menjadi penailaian yang akurat terhadap prestasi karyawan.
c. Karyawan itu sendiri
Bila suatu perbandingan evaluasi mengindikasikan suatu perbedaan, informasi ini bisa digunakan pimpinan untuk memberikan umpan balik bagi karyawan. Riset menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dirinya sendiri akan cenderung menaikkan penilaian terhadap prestasinya, tetapi evaluasi tersebut membantu karyawan untuk bisa mengambangkan diri, karena tanggung jawab dan rasa percaya diri karyawan bisa muncul jika organisasi dapat menghargai karyawan tersebut. Keikutsertaan karyawan di dalam menyusun anggaran sebagai salah satu hal yang diduga meningkatkan prestasi atau kinerja mereka.
d. Bawahan
Bawahan merupakan sumber informasi yang bermanfaat ketika menguji prestasi pengawas maupun manajer perusahaan. Hal ini akan mendorong bawahan untuk terus terang bila informasinya berguna. Informasi dari bawahan membantu tidak hanya untuk menentukan seberapa baik seorang manajer berperan mengkomunikasikan, merencanakan, mendelegasikan, dan mengkoordinasikan, tetapi juga untuk mengidentifikasi bidang masalah umum di dalam suatu departemen.
(35)
e. Komputer
Manajemen yang dibantu komputer meliputi pengguna computer untuk mengawasi dan menilai kinerja karyawan secara elektronik. Dimungkinkan akan berhasil dalam hal kinerjanya, karena dari proses pengawasan ini tingkat kedisiplinan karyawan akan terus terjaga.
f. Pelanggan
Dalam sebuah organisasi pelanggan merupakan pihak yang memiliki posisi sempurna untuk mendapatkan umpan balik dari kinerja karyawan, dan beberapa peneliti mengambil kesimpulan jika kinerja dan kualitas layanan dari sebuah perusahaan dirasakan bagus maka pelanggan akan menjadi loyal terhadap perusahaan tersebut.
g. Kerja itu sendiri
Karyawan pada semua tingkatan dalam organisasi mendapatkan umpan alik dari pekerjaan yang mereka lakukan. Para karyawan yang berhubungan dengan situasi kerja akan saling terkait dengan karyawan lain atau hasil dari pekerjaan orang lain.
2.1.3.3. Pengukuran Kinerja Manajerial
Untuk mengukur dan mengevaluasi, manajer unit bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik keuangan maupun nonkeuangan. Pengukuran kinerja merupakan suatu proses mencatat dan mengukur pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian sasaran, tujuan, visi dan misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan ataupun proses pelaksanaan suatu kegiatan. Pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya terjadi.
(36)
Menurut Mardiasmo (2004 : 87) Penilaian kinerja manajerial memiliki beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi yaitu :
1. Performance Improvement, memungkinkan manajer atau pegawai untukmelakukan tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja. 2. Compensation adjustment, membantu para pengambil keputusan
untukmenentukan siapa saja yang berhak menerima reward ataupun sebaliknya.
3. Placement decision,menentukan promosi atau transfer.
4. Training and development need, mengevaluasi kebutuhan pelatihan danpengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
5. Career planning and development, memandu untuk menentukan jeniskarir yang dapat dicapai.
6. Staffing process deficiencies,mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai. 7. Informational inaccuracies and job-design error, membantu menjelaskan
kesalahan apa saja yang telah terjadi dalam manajemen.
8. Equal employment opportunity, menunjukkan bahwaplacement decisiontidak diskriminatif.
9. External challenges, kinerja pegawai terkadang dipengaruhi oleh factor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan dan lain-lain.
10. Feedback, memberikan umpan balik bagi masalah kepegawaian atau bagipegawai itu sendiri.
Dari uraian dia tas maka dapat disimpulkan bahwa Pengukuran kinerja juga dapat membandingkan antara standar yang telah ditetapkan dengan kinerja yang sebenarnya terjadi.
2.1.3.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinrja Manajerial
Faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial adalah budaya atau prilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaan, dimana lingkungan didalamnya orang tersebut terdorong untuk bekerja (ada atau tidak adanya struktur, factor kelayaan kondisi yang berlaku, dan sifat lingkungan atau organisasi.
Menurut Mulyadi (2001:78) kinerja manajerial dipengaruhi beberapa faktor diantaranya :
1. Kemampuan
2. Minat menjalankan pekerjaan 3. Peluang untuk tumbuh dan maju 4. Tujuan terdefinisikan dengan jelas
(37)
5. Kepastian tentang apa yang diharapkan
6. Umpan balik mengenai seberapa baik mereka menjalankan tugasnya 7. Imbalan bagi mereka yang berkinerja baik
8. Hukuman bagi mereka yang bekerja buruk
Kinerja individu tergantung kepada faktor internal (pengalaman, keahlian, kemauan, kemampuan) dan faktor eksternal (lingkungan kerja dan kondisi kerja).Dan factor tersebut dapat berguna bagi pemamfaatan waktu yang efisien, kondisi kerja dan kejenuhan.
2.1.4 Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial
2.1.4.1 Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial
Partisipasi penyusunan anggaran dapat meningkatkan kinerja manajerial karena partisipasi penyusunan anggaran memungkinkan bawahan mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan kepada atasannya. Dalam partisipasi penyusunan anggaran diperlukan komunikasi antara atasan dan bawahan untuk saling memberikan informasi disamping dapat memberikan kesempatan memasukkan informasi lokal karena bawahan lebih mengetahui kondisi langsung pada bagiannya. Partisipasi dapat memungkinkan bawahan untuk memilih. Tindakan memilih tersebut dapat membangun komitmen dan dianggap sebagai tanggung jawab atas apa yang telah dipilih. Semua partisipasi penyusunan anggaran ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manajerial.
Penelitian ini didukung oleh pernyataan M.Nafarin (2007:9) yang menyatakan bahwa:
“Partisipasi penyusunan anggaran secara khusus memberi manfaat terhadap kinerja manajerial bagi pertanggungjawaban ketika organisasi dihadapkan pada ketidakpastian. Diikutsertakannya manajer dalam proses
(38)
penyusunan anggaran merupakan bagian terpenting, karena mereka yang paling mengetahui informasi tentang tentang partisipasi penyusunan anggaran”.
Dari uarain si atas dapat di simpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
2.1.4.2 Hubungan Pengendalian Intern dengan Kinerja Manajerial
Pngendalian intern adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu kinerja manajer publik menilai pencapaian satu strategi melalui alat ukur financial dan nonfinansial. Pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian intern, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan
reward and punishment system.
Pengendalian intern berhubungan dengan kinerja manajerial terutama
accounting control dan administrative control. Pengendalian intern diperlukan untuk menyusun rencana, metode, dan prosedur organisasi untuk menjaga reliabilitas data keuangan, pengendalian intern terdiri dari rencana, metoda, dan prosedur orgaganisasi yang berfokus pada efisien operasional, efektivitas organisasi, dan kepatuhan terhadap kinerja manajerial serta ketentuan yang berlaku.
Penelitian ini didukung oleh pernyataan Comite of Sponsoring Organization (COSO)yang menyatakan bahwa:
“Internal control can help an entity achieve managerial performance and profitability targets and prevent loss of resources. This can help ensure reliable managerial performance. And to help ensure that organizations comply with laws and regulations, avoid the reputation and other consequences”
“Pengendalian intern dapat membantu suatu entitas mencapai target kinerja manajerial dan profitabilitas, dan mencegah hilangnya sumber
(39)
daya. Hal ini dapat membantu memastikan kinerja manajerial dapat diandalkan. Dan dapat membantu memastikan bahwa organisasi mematuhi hukum dan peraturan, menghindari reputasi dan konsekuensi lainnya”. Sementara itu menurutMardiasmo (2004:121)menyatakan bahwa : “Pengukuran pengendalian intern dapat dijadikan sebagai alat kinerja manajerial, karena pengukuran kinerja manajerial diperkuat dengan
rewarddanpunishment system”.
Dari uarain si atas dapat di simpulkan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
2.1.4.3 Hubungan Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Manajerial
Menurut Bambang Supomo (2007:125) menjelaskan Bahwa :
“Partisipasi penyusunan anggaran serta pengendalian intern umumnya dinilai sebagai pendekatan manajerial yang dapat meningkatkan kinerja anggota organisasi. Para bawahan yang merasa aspirasinya dihargai dan mempunyai pengaruh pada anggaran dan pengendalian intern akan mempunyai tanggung jawab dan konsekuensi moral yang akan meningkatkan kinerja sesuai yang ditargetkan”.
Dari uarain si atas dapat di simpulkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
2.2 Kerangka Pemikiran
Pemerintah sebagai lembaga eksekutif yang diberi mandat oleh rakyat untuk mengantur dan mengurus rumah tangga Negara berkewajiban untuk menjalankannya dengan baik. Dalam menjalankan mandatnya, pemerintah menyusun program-program dan rencana kerja yang akan dilaksanakan dalam periode satu tahun. Penyusunan program dan rencana kerja ini dilakukan, supaya kegiatan dan aktivitas pemerintah terstruktur dan terkoordinasi sehingga hasil akhir dapat dikontrol, dievaluasi dan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
(40)
dan kepada DPR sebagai wakil rakyat.Program dan rencana kerja yang disusun oleh pemerintah lebih dikenal dengan istilah anggaran.
Anggaran berisi rencana organisasi dan aktivitas kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka pendek serta perkiraan besarnya biaya yang akan dikeluarkan serta pendapatan yang akan diperoleh yang diuraikan dalam langkah-langkah kerja yang terstruktur dengan indikator kerja sebagai tolok ukur pencapaian hasil. Anggaran sektor publik dalam proses penyusunannya tidak jauh berbeda dengan anggaran sektor swasta, hanya saja pada sektor publik pada proses penyusunannya dipenuhi oleh nuansa politik yang tinggi dan harus diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan dan diberi masukan.
MenurutMardiasmo (2004;61)dalam buku dijelaskan bahwa :
“Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai.”
Sebuah anggaran sektor publik memiliki peranan yang cukup penting dalam tatanan aktivitas pemerintah. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam sebuah Negara demokrasi, pemerintah berada pada posisi sebagai wakil rakyat, yang akan mengatur semua kebutuhan rakyat seperti listrik, air, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya agar terjamin secara layak dan tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuat. Selain itu, dana yang dimiliki dan dipergunakan oleh pemerintah adalah dana masyarakat yang dihimpun melalui pajak, distribusi, iuran, dan penerimaan-penerimaan lain. Melalui anggaran, pemerintah melakukan pertanggungjawaban kepada publik.
(41)
Menurut Deddi Nordiawan (2007:76) bahwa fungsi anggaran adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Koordinasi dan Komunikasi 3. Fungsi Motivasi
4. Fungsi Pengendalian dan Evaluasi 5. Fungsi Pembelajaran.”
Penyusunan Anggaran yang diterapkan pada instansi pemerintah di Indonesia berdasarkan UU No. 17 Tahun 2003 adalah anggaran berdasarkan pendekatan kinerja yang mulai diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap diterapkannya anggaran kinerja pada instansi pemerintah, pemerintah juga mengeluarkan beberapa peraturan pendukung mengenai penerapan Anggaran kinerja sebagai operasionalisasi kebijakan penganggaran kinerja, diantaranya:
1. PP No 20/2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (SKP)
2. PP No 21/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL).
MenurutMardiasmo (2004:94)pengertian pengendalian intern adalah : “Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan”.
Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern : 1. Menjaga kekayaan organisasi.
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi.
(42)
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Dilihat dari tujuan tersebut maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Intern Administratif(Feedback Controls).
Pengendalian Intern dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi.Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
Pengendalian intern dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
Elemen Pengendalian Internal 1. Lingkungan Pengendalian 2. Sistem Akuntansi
3. Prosedur Pengendalian
Pengertian kinerja manajerial menurutIndra Bastian (2006;274)adalah sebagai berikut:
”Kinerja adalah gambaran pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.”
Kinerja merupakan sebuah tingkat pencapaian suatu program dan kebijakan dayang telah ditetapkan dan merupakan sebuah keberhasilan dalam mewujudkan tujuan, sasaran, misi dan visi organisasi.
(43)
Penilaian kinerja akan lebih mudah dilakukan pada organisasi yang menggunakan anggaran yang berbasis kinerja karena dalam anggaran kinerja telah ditetapkan indikator kinerja, standar kinerja, standar biaya dan benchmark dari setiap pelayanan sehingga dapat dengan mudah diketahui tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap jenis pelayanan.
Dengan anggaran kinerja kan terlihat jelas hubungan antarainput, output, dan outcome. Menurut Mardiasmodijelaskan mengenai pengertian pengukuran kinerja sektor publik, yaitu sebagai berikut:
“Pengukuran kinerja manajerial adalah suatu kinerja yang bertujuan untuk membantu manajer menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial dan nonfinancial.”
Pengendalian intern nerpengaruh positif terhadap kinerja manajerial karena hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi pelaksanaan pengendalian intern.
Pengukuran kinerja manajerial adalah suatu system yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial dan nonfinansial. Kinerja manajerial dapat dijadikan sebagai alat pengendalian intern, karena kinerja manajerial dikuatkan dengan menetapkan
reword and punishment system.
Penelitian ini mengusulkan bahwa manajer yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan meningkatkan atau memperbaiki kinerja manajerial. Indra Bastian (2006:89) menemukan bahwa partisipasi anggaran memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Manajerial. Manajer yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran akan lebih mudah untuk menerima
(44)
tujuan anggaran dan tujuan organisasi yang kemudian akan meningkatkan para manajer tersebut.
Manajer yang berpatisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan mempunyai persepsi inovasi yang lebih tinggi yang kemudian akan meningkatkan kinerja manajerial. Menemukan hasil yang serupa dalam sektor publik, akan tetapi objek yang diuji adalah hubungan antara partisipasi anggaran dan inovasi, bukan persepsi inovasi. Dalam konteks penelitian ini, inovasi sulit diukur karena dalam organisasi sektor publik inovasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan organisasi sector swasta.
Adanya partisipasi anggaran dapat menanamkan persepsi manajer bahwa mereka inovatif karena ide-ide yang mereka miliki akan dihargai oleh organisasi tempat mereka bekerja. Dengan begitu persepsi inovasi akan meningkatkan kinerja para manajer.
Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas, terkait dengan hubungan antara partisipasi anggaran dan desentralisasi terhadap kinerja manajerial baik hubungan langsung maupun hubungan tidak langsung.Hubungan tidak langsung partisipasi anggaran dan kinerja manajerial dimediasi oleh desentralisasi.
Dari Penjelasan di atas, maka penulis melakukan penelitian terhadap pengaruh partisipasi anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial yang dilakukan di Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
(45)
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Tahun Judul Hasil Persamaan Perbedaan Sumber
1 Nur Faizah 2007 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan Variable Pemoderasi Gaya Kepemimpi nan dan Komitmen Organisasi Kesimpulan hasil pengujian bahwa antara partisipasi penyusunan terdapat kinerja manajerial berpengaruh. Variabel (X1) yang digunakan sama dengan penulis yaitu partisipasi penyusuna n anggaran Variabel (Y) yang digunakan penulis tidak sama yaitu tentang Kinerja Manajerial JAMBS P Vol.3 No.3 – juni 2007 349-372 ISSN 1829-9587 2 Abriyani Puspaningsih 2003 Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Role Ambiguity aSebagai Variabel Antara Pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajer ternyata terjadi dalam hubungan langsung. peneliti menyimpulkan ada pengaruh antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Variabel (X1) yang digunakan sama dengan penulis yaitu partisipasi penyusuna n anggaran Variabel (Y) yang digunakan penulis tidak sama yaitu tentang Kinerja Manajerial JAAI Vol. 2 desembe r 2003 ISSN 1410-2420
3 Nonce F. Tuate 2007 Pengaruh Desentralisa si dan pengendalia n intern terhadap kinerja Manajerial
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa desentralisasi dan pengendalian intern secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kinerja manajeruial. Penelitian ini mengidentifikasikan baha desentralisasi, pengendalian intern memiliki pengaruh yang berarti terhadap kinerja manajerial Variabel dependen yang digunakan penulis sama dengan variabel dependenp enelitian ini yaitu Pengendal ian Intern Variabel independen penulis tidak sama dengan variable independen penelitian ini Jurnal Mitra Vol.3 N0.3 Desemb er 2007
(46)
Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran Hipotesis :
“Adanya Pengaruh antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dahn Pengendalian Inter Terhadap Kinerja Manajerial”
Dinas Pendidikan Kab. Majalengka
Kinerja Manajerial Perencanaaan
Strategis
Partisipasi Penyusunan
Anggaran
Pengendalian Intern
1. Nilai intregritas dan etika 2. Komitmen 3. Filosofis 4. Struktur
Organisasi 5. Pelimpahan dan
wewenang dan tanggungjawab 1. Penetapan
strategi organisasi (visi & misi) 2. Pembuatan
tujuan 3. Penetapan
aktivitas 4. Evaluasi
danPengambi lan
(47)
Dari kerangka penelitian diatas maka dapat dibuat Paradigma Penelitian.Dengan Paradigma Penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.
Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Gambar Paradigma Penelitian
2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Menurut Uma Sekaran(2006:135)mengemukakan pengertian hipotesis sebagai berikut:
(Y) Kinerja Manajerial
(X2)
Pengendalian Intern (X1)
Partisipasi Penyusunan
(48)
“Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:
“Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern Berpengaruh Terhadap Kinerja Manajerial”.
(49)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi.
MenurutSugiyono (2006:13)objek penelitian adalah sebagai berikut: “Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif,valid, danreliabletentang sesuatu hal (variabel tertentu)”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu yang objektif, validdan realible. Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah adalah mengenai partisipasi penyusunananggaran,pengendalian intern, dan kinerja manajerialpada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
3.2 Metode Penelitian
Sugiyono (2010:2), menjelaskan bahwa:
“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan. Menurut Sugiono (2010: 4) yang dikutip dari Gay (1977)
(50)
“Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kausal asosiatif (causal assosiative research) yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu peristiwa. Identifikasi terhadap peristiwa tersebut berkenaan dengan variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhinya. Penelitian asosiatif ini menurutSugiyono (2005:11)adalah,
“Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X1 (partisipasi penyusunan anggaran), X2 (pengendalian intern) terhadap Y( kinerja manajerial). Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.
3.2.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Menurut Moh. Nazir (2009:84)Desain penelitian adalah:
“Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”
(51)
Sedangkan menurut Husein Umar (2005:54-55) desain penelitianadalah:“Rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.”
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.
Menurut Sugiyono (2008:13) menjelaskan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut:
1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrumen penelitian 7. Kesimpulan.
Berdasarkan proses penelitian yang telah dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber masalah
Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalahdiperoleh dari adanya fenomena yang terjadi pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, yaitu ada kecenderungan dari perilaku manajer atau pimpinan yang terlibat dalam proses partisipasi penyusunan anggaran dalam penyusunan anggaran tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan
(52)
karena adanya motivasi tertentu, hal ini dikarenakan kinerja manajer lebih dikaitkan dengan pelaksanaan anggaran yang tidak spesifik, tidak terukur, dan manajer kurang memahami cara penyusunan anggaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa melihat pada hasil dari pemanfaatan suatu anggaran. Demikian pula pengendalian intern belum dikelola secara maksimal karena pengukuran pengendalian intern lebih dilihat pada rencana dan realisasi tanpa menitikberatkan pada outcome.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Berikut rumusan masalah:
1. Untuk mengetahui hubungan partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern dan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
2. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara simultan terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
3. Untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara parsial terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis), maka peneliti mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat
(53)
digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
4. Pengajuan hipotesis
Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual).
5. Metode penelitian
Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode deskriptif dan verifikatif.yaitu:
1.Bagaimana partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
2.Bagaimana pengendalian intern terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
3.Bagaimana pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap pelaksanaan kinerja manajerial Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka secara parsial.
6. Menyusun instrumen penelitian
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk kuesioner, untuk pedoman
(54)
wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reabilitasnya. Dimana validitas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah alat ukur dan reabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut dapat dipercaya. Setalah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusanmasalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Selanjutnya peneliti menganalisis dan mengambil sampel untuk melakukan penelitian mengenai: a. Partisipasi penyusunan anggaranyang diperoleh dari data kuesioner yang
akan diisi oleh kepala seksi, kepala bagian, sekertaris dinas, kepala dinas. b. Pengendalian intern yang diperoleh dari data kuesioner yang akan diisi
oleh kepala seksi, kepala bagian, sekertaris dinas, kepala dinas.
c. Kinerja manajerial yang diperoleh dari kuiesoner yang akan diisi oleh kepala seksi, kepala bagian, sekertaris dinas, kepala dinas.
Selanjutnya penulis mulai menggunakan perhitungan dengan menggunakan
MSI (Method Succesive Interval) untuk menaikkan skala ordinal menjadi
interval, regresi linier berganda untuk membuktikan sejauh mana pengaruh yang diperlihatkan antara partisipasi penyusunan anggaran, pengendalian intern terhadap kinerja manajerial, Analisis Korelasi untuk meneliti erat tidaknya pengaruhpartisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern eksternal terhadap kinerja manajerial, koefisien determinasi untuk menilai besarnya pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial dan thitunguntuk menguji tingkat signifikan.
(55)
6. Kesimpulan
Kesimpulan adalah langkah terakhir berupa jawaban atas rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul penelitian.
Definisi operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro (2002:69)
sebagai berikut:
“Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuranconstructyang lebih baik.”
Variabel itu sendiri dalam konteks penelitian menurutSugiyono (2010:38)
sebagai berikut:
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penelitiuntuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu “Pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern terhadap kinerja manajerial”, maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
(56)
1. Variabel Independen (X) Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Pengendalian Intern
Sugiyono (2010:39) mendefinisikan variabel bebas adalah sebagai berikut:
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.
Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern. Dalam operasional variabel ini semua diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipeskala Likert.
Adapun pengertian skala Likert menurutSugiyono (2010:93)yaitu: “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
2. Variabel Dependen (Y) Kinerja Manajerial
Menurut Sugiyono (2010:39) mendefinisikan variabel devenden adalah sebagai berikut:
“Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”
Data yang menjadi variabel terikat adalah kinerja manajerialSelengkapnya mengenai operasionalisasi variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
(57)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No Pertanyaan
Partisipasi Penyusunan Anggaran (X1)
Partisipasi penyusunan Anggaran (X1) adalah suatu rencana yang disajikan secara kuantitatif, dan biasanya dinyatakan dalam satuan yang untuk periode tertentu.
M. Nafarin ( 2007:11)
Prinsip-prinsip
partisipasi penyusunan anggaran:
1. Otorisasi oleh legislatif 2. Komprehensif 3. Keutuhan anggaran 4. Periodik 5. Akurat 6. Jelas. M. Nafarin ( 2007:101) Ordinal
1 s/d 2
3 s/d 5
6 s/d 8
9 s/d 11
12 s/d 13
14
Pengendalian Intern
(X2)
Pengendalian Intern(X2) adalah Segala sesuatu yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam pengertian Pengendalian Intern meliputi : Struktur Organisasi, formulir-formulir dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya.
Mulyadi (2002: 51)
Lingkungan
Pengendalian Intern : 1. Nilai intregritas dan
etika
2. Komitmen
3. Filosofis
4. Struktur Organisasi
Ordinal
15 s/d 17
18 s/d 19
20 s/d 21 22 s/d 23
(1)
132
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan dari partisipasi penyusunan anggaran dalam menunjang kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern yang berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka maka pada bagian akhir dari penelitian ini, penulis menarik kesimpulan, sekaligus memberikan saran sebagai berikut.
1. Hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial berbanding lurus (bersifat positif), Jadi semakin besar partisipasi penyusunan anggaran maka kinerja manajerial diprediksi akan semakin tinggi. Selanjutnya, hubungan antara pengendalian intern dan kinerja manajerial berbanding lurus (bersifat positif), jadi semakin besar pengemdalian intern maka kinerja manajerial diprediksi akan semakin tinggi. Selain itu, hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern berbanding lurus (bersifat positif), jadi semakin besar partisipasi penyusunan anggaran maka pengendalian intern akan semakin tinggi.
2. Partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial pada Dinas
(2)
133
Pendidikan Kabupaten Majalengka. Artinya, apabila semakin tinggi tingkat partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern maka akan semakin meningkatkan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka. 3. Partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern secara parsial memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka. Artinya semakin tinggi tingkat partisipasi penyusunan anggaran dan pengendalian intern maka akan semakin meningkatkan kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka. Pengendalian intern memberikan kontrbusi atau pengaruh paling besar terhadap kinerja manajerial pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka di banding dengan partisipasi penyusunan anggaran.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai bahan evaluasi antara lain:
1. Dalam partisipasi penyusunan anggran hendaknya lebih di tingkatkan terutama dalam hal keakuratan, misalnya dengan cara.estimasi anggaran hendaknya tidak memasukan cadangan yang tersembunyi, yang dapat dijadikan kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat mengakinatkan munculnya underestimatedanover estimatepengeluaran.
2. Dalam pengendalian intern hendaknya pimpinan Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka mendelegasikan wewenang dan tanggungjawab pengendalian intern
(3)
134
pimpinan dalam melakukan pemantauan terhadap masing-masing unit kerja yang ada pada Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka.
3. Dalam kinerja manajerial pengawasan agar lebih diperketat hal ini dapat dilakukan melalui mengarahkan, memimpin dam mengenbangkan bawahan, memberikan nasihat kepada bawahan, melatih bawahan, menjelaskan tentang aturan-aturan pekerjaan, tindakan pendisiplinan, menangani keluhan-keluhan dari bawahan.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin & James. 2006. Auditing Edisi Indonesia, Alih bahasa oleh Amir Abadi Yusuf. Jakarta: Salemba Empat
Carter K. William. 2009.Akuntansi Biaya, Jakarta:Salemba Empat
COSO. 2008. Internal Control-Integrated Framework. (http://coso.org/diunduh tanggal 13 Desember 2010)
Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia Suatu Pengantar Jakarta:Erlangga
Nordiawan, Deddi, 2007.Akuntansi Sektor Publik,Jakarta: Salemba empat
Fahrianta, R.W. dan I. Ghozali. 2002. Pengaruh Tidak Langsung Sistem Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial: Motivasi Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. Vol II (1). Februari: 77 - 113.
Kusnadi.2005.Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial: Peran Kecukupan Anggaran danKomitmen
Organisasi sebagai Variabel Intervening: Studi pada Perusahaan-Perusahaan yang sudahListing di BEJ”, JMK vol 3, no 1
Mardiasmo 2006.Akuntansi Sektor Publik,Penerbit Andi, Yogyakarta
M.Nafarin 2007.Penganggaran Perusahaan,Yogyakarta: UOO STIM YKPN Mulyadi. 2002.Auditing. Buku Dua, Edisi Ke Enam. Jakarta : Salemba Empat Mulyadi 2001.Akuntansi Manajemen,Edisi ke Tiga. Jakarta Salemba Empat Nasir, Moh.2009.Metode Penelitian.Jakarta, Ghalia Indonesia
Rao. T. V. 1996. Penilaian Prestasi Kerja, Teori dan Praktek, Cetakan Ketiga, PT. Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.
Sugiyono.2010.Metode Metode Penelitian Pendidikan,ALFABETA, Bandung. Umar, Husein. 2005.Metodologi Penelitian , Raja Grafindo. Jakarta
Wahyuningsih, M.V. Sri. 2002. “Analisis Kontribusi Faktor Motivasi terhadap Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di PT United Indobali Denpasar”, Thesis. Program Magister Manajemen FE Universitas Udayana, Denpasar.
(5)
136 http://ejournal.unud.ac.id
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/3307349372.pdf http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2409295302.pdf http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13307363369.pdf
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Yandi Hendriansyah
Nim : 21107130
Tempat Tanggal Lahir : Majalengka, 16 Juni 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : JL. P. Muhammad No. 01 RT 03 RW 01
simpeureum – Cigasong - Majalengka
Data Pendidikan :
Pendidikan Formal :
Tahun 1995-2001 : SDN Simpeureum 1
Tahun 2001-2004 : SLTP Negeri 2 Majalengka
Tahun 2004-2007 : SMA PGRI 1 Majalengka
Tahun 2007-sampai sekarang : Mahasiswa Universitas Komputer
Indonesia Jurusan Akuntansi Program Starata-1 (S1)
Pendidikan Non Formal :
Tahun 2001 : ARIMBY COMPUTER(Pendidikan