Modifier Polymer

3.5. Pembutan Benda Uji Kesimpulan

3.5. 1 Pembuatan Beton Normal Gambar 3. 2. Bagan alir tahap-tahap penelitian

Pembuatan campuran adukan beton normal dilakukan setelah menghitung proporsi masing-masing bahan yang dipergunakan, kemudian mencampur dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengambil bahan-bahan pembentuk beton yaitu; semen, kerikil dan pasir dengan berat yang ditentukan secara rencana campuran.

2. Mencampur dan mengaduk semen, kerikil dan pasir sampai benar-benar homogen.

3. Menambah air sedikit demi sedikit sesuai dengan jumlah faktor air semen yang telah ditentukan serta terus mengaduk campuran tersebut sehingga menjadi adukan beton segar yang homogen.

4. Memasukan adukan kedalam cetakan yang telah dipersiapkan. Pada penelitian ini cetakan yang digunakan setengah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan cara memberi penyekat yang terbuat dari papan di tengah-tengah cetakan silinder. Adukan beton dimasukan ke dalam cetakan secara berlapis dan tiap lapis dipadatkan agar pemadatanya sempurna. Permukaan adukan diratakan dengan sendok semen.

5. Cetakan dapat dibuka apabila pengerasan sudah berlangsung selama 7 hari.

3.5. 1 Penempelan Repair Mortar Pada Beton Normal

Pembuatan campuran adukan repair mortar dilakukan setelah menghitung proporsi masing-masing bahan yang dipergunakan, kemudian mencampur dengan langkah-langkah sebagai berikut ;

1. Mengambil bahan-bahan pembentuk repair mortar yaitu semen, pasir dan bahan tambah lain dengan berat yang ditentukan sesuai rencana campuran.

2. Mencampur dan mengaduk semen, pasir dan bahan tambah lain sampai benar- benar homogen.

3. Menambah air sedikit demi sedikit sesuai dengan jumlah faktor air semen yang telah ditentukan serta terus mengaduk campuran tersebut sehingga menjadi adukan repair mortar segar yang homogen.

4. Memasukan adukan kedalam cetakan yang telah dipersiapkan. Pada penelitian ini cetakan yang digunakan setengah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan cara memberi penyekat yang terbuat dari papan di tengah-tengah cetakan silinder. Adukan beton dimasukan ke dalam cetakan 4. Memasukan adukan kedalam cetakan yang telah dipersiapkan. Pada penelitian ini cetakan yang digunakan setengah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dengan cara memberi penyekat yang terbuat dari papan di tengah-tengah cetakan silinder. Adukan beton dimasukan ke dalam cetakan

5. Cetakan dapat dibuka apabila pengerasan sudah berlangsung selama 7 hari.

3.6. Prosedur Pengujian Kuat Lekat Repair Mortar

Pengujian kuat lekat repair mortar menggunakan benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang telah berunur 56 hari dengan memberikan tekanan hingga benda uji tersebut runtuh. Langkah-langkah pengujian dengan alat uji belah sebagai berikut ;

1. Menimbang dan mengukur dimensi benda uji.

2. Meletakan benda uji pada ruang penekan compression testing machine

3. Memutar jarum penunjuk tepat pada titik nol, kemudian menghidupkan mesin uji.

4. Mengamati setiap perubahan pada jarum pengukur.

5. Bila jarum sudah tidak bergerak lagi maka mesin dimatikan, dengan kata lain mortarnya sudah hancur.

6. Membaca dan mencatat angka pada jarum ukur yang merupakan besarnya beban desak repair mortar.

7. Menghitung kuat lekat repair mortar.

BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian Bahan Dasar

Pengujian bahan dasar dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan standar pengujian yang terdapat pada standar ASTM. Hasil pengujian akan disajikan dalam bentuk tabel, sedangkan untuk perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A. Waktu pelaksanan percobaan disesuaikan dengan jadwal penelitian dan ijin penggunaan Laboratorium Bahan dan Struktur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4.2. Hasil Pengujian dan Analisis Data

4.2.1.Penghitungan dan Analisis Kuat Lekat dengan cara uji kuat belah

Pengujian kuat belah beton juga menggunakan mesin uji desak (Compression Testing Machine ) merk ”Controls” dengan kapasitas 2000 kN. Langkah-langkah pengujian sama dengan uji kuat desak, tetapi silinder diletakan pada alat pembebanan dengan posisi mendatar (rebah). Gaya F yang bekerja pada kedua sisi silinder sepanjang l dan gaya ini disebar luaskan seluas selimut silinder (p .L.D). Secara berangsur-angsur beban dinaikan sehingga mencapai nilai maksimum dan silinder terbelah oleh gaya tarik horizontal. Dari beban maksimal yang dapat diterima, kekuatan belah dapat dihitung sebagai berikut :

f`ct = 2.P ( ASTM = 496 – 96 ) ………………..……(4.1)

dimana : f`ct = Kuat belah (MPa)

D = Diameter silinder (mm) P = Beban maksimum (N) L = Panjang dari silinder (mm).

Beton Normal

Repair Mortar

e.

Gambar 4.1. Perletakan dua campuran untuk benda uji

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kuat Lekat Dengan Cara Uji Kuat Belah

Kuat Lekat Rata-Rata Kode Benda Uji Beban Desak (kN) Kuat Lekat (MPa)

MO – P 0.4%1

MO - P 0,4% 2

MO – P 0,4%3

MO – 1

MO – 2

MO - 3

SK – 1

SK – 2

SK - 3

MU – 1

MU – 2

MU - 3

DIAGRAM KUAT LEKAT (MPa)

MO - P 0,4% E 0,4

BENDA UJI

Gambar 4.2. Diagram Hasil Perhitungan Kuat Lekat Untuk Berbagai Benda Uji

Dari pengujian yang dilakukan dan didapat hasil perhitungan kuat lekat repair mortar terlihat pada gambar 4.2. Dalam penelitian ini campuran yang mempunyai nilai kuat lekat repair mortar tertinggi adalah PO-6% dan nilai terendahnya adalah MU.

4.3 Analisis Regresi

Regresi adalah garis yang membentuk suatu fungsi yang menghubungkan titik- titik data dengan kedekatan semaksimal mungkin. Data-data yang telah diperoleh dari hasil pengujian kemudian diproses untuk mendapatkan hubungan dari variabel-variabel yang ada pada masing-masing kondisi campuran repair mortar yang direncanakan. Dari persamaan regresi ini dapat menggambarkan perilaku hasil pengujian.

4.3.1. Analisa Regresi Kuat Lekat Dengan Campuran Repair Mortar Bahan Tambah Polymer

Dengan menggunakan fasilitas trendline pada Microsoft excel, maka dapat di peroleh regresi dari data-data campuran repair mortar dengan bahan tambah polymer dan kuat lekat. Hubungan campuran repair mortar dengan bahan tambah Dengan menggunakan fasilitas trendline pada Microsoft excel, maka dapat di peroleh regresi dari data-data campuran repair mortar dengan bahan tambah polymer dan kuat lekat. Hubungan campuran repair mortar dengan bahan tambah

GRAFIK KUAT LEKAT RATA-RATA (MPa)

0,9 y = 0,085x + 0,505 0,8

REPAIR MORTAR DENGAN BAHAN TAMBAH POLYMER

Gambar 4.3. Grafik Regresi Hubungan Repair Mortar Dengan Bahan Tambah

Polymer dan Kuat Lekat

Dari pengujian yang dilakukan dan didapat hasil perhitungan kuat lekat repair mortar terlihat pada gambar 4.3. Dalam penelitian ini repair mortar yang mempunyai nilai kuat lekat tertinggi adalah PO-6% dan nilai terendahnya adalah PO-0%.

4.5 Pembahasan

Pada pengujian kuat lekat terjadi kerusakan yang sama pada semua benda uji yaitu terjadi retak dan terlepasnnya sambungan antara beton induk dan repair mortar. Ini disebabkan karena pengujian kuat lekat diukur dari uji kuat belah yang dilakukan dengan cara meletakan benda uji pada alat pembebanan pas di tengah- tengah sambungan dengan posisi mendatar (rebah). Akibat dari pembebanan tersebut maka benda uji akan retak dan sambungan akan terlepas, sehingga dari besarnya pembebanan akan diketahui nilai kuat lekat maksimal dari masing- masing benda uji.

Dari hasil pengujian kuat lekat PO-2%, PO-4% dan PO-6% kuat lekatnya naik disebabkan ada penambahan PO. Karena penambahan PO dapat berfungsi mengisi pori-pori pada repair material dan unsur-unsur pembentuk PO juga dapat menambah kelekatan antara repair material dengan beton induk, sehingga akan didapat repair material yang lebih padat dan kekuatan lekatnya maksimal. Akan tetapi dengan penambahan PO repair material akan sulit mengalami pengerasan, sehingga proses hidrasi semen akan terlambat. Maka dari itu perlu bahan tambah pengeras karena pengeras dapat mempercepat pengerasan, sehingga repair material pengerasannya bisa lebih cepat dan proses hidrasi semen bisa maksimal.

Pada MO-P atau PO-0% nilai kuat lekatnya dibawah PO-2%, PO-4%, PO-6% dikarenakan pada MO-P tidak menggunakan PO. Karena PO berfungsi mengisi pori-pori pada repair material dan menambah nilai kelekatan, sehingga akan diperoleh repair material yang lebih padat dan memiliki kuat lekat yang maksimal.

Pada MO nilai kuat lekatnya dibawah PO , SK, MO-P dikarenakan pada MO tidak menggunakan pengeras. Karena pengeras berfungsi mempercepat pengerasan pada repair material, sehingga akan diperoleh repair material yang cepat mengeras dan memiliki kuat lekat yang maksimal.

Pada SK nilai kuat lekatnya diatas PO-2%, PO-4%, MO-P, MO dan MU karena dipastikan SK mengalami proses hidrasi semen yang optimal, pengerasan yang baik dan campurannya lebih homogen daripada campuran PO-2%, PO-4%, MO-P dan MU. Proses hidrasi semen yang terjadi pada SK dikarenakan SK dengan panas hidrasi yang rendah mengalami kekuatan awal yang sangat cepat dan mempunyai karakteristik tidak susut bahkan dapat mengembang untuk mengatasi terjadinya susut plastis. Sehingga kelekatan yang terjadi antara SK dengan beton induk lebih kuat. Selain itu SK merupakan salah satu jenis mortar untuk perbaikan beton yang ada dipasaran.

Pada MU nilai kuat lekatnya jauh dibawah PO , SK, MO-P dan MO dikarenakan MU merupakan semen instan dan digunakan untuk pemasangan dinding bata Pada MU nilai kuat lekatnya jauh dibawah PO , SK, MO-P dan MO dikarenakan MU merupakan semen instan dan digunakan untuk pemasangan dinding bata

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil seluruh pengujian, analisis data, dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Hasil dari pengujian kuat lekat campuran repair mortar mulai dari PO-2%, PO-4%, PO-6%, MO-P, MO, SK, MU adalah sebagai berikut : 0.68MPa, 0.75MPa, 0.85MPa, 0.59MPa, 0.31MPa, 0.71MPa, 0.24MPa. Tiap-tiap campuran repair mortar memiliki kuat lekat yang berbeda-beda. Hal ini terjadi karena perbedaan unsur pembentuk pada masing-masing campuran repair mortar.

2 Karakteristik kuat lekat repair mortar dengan bahan tambah polymer, didapatkan bahwa penambahan kadar polymer sangat berpengaruh terhadap nilai kuat lekatnya.

5.2 . Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran- saran yang bertujuan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut. Adapun saran-saran yang perlu dikembangkan dalam penelitian ini adalah :

1. Dari hasil penelitian ini polymer nilai kuat lekatnya setara dengan produk repair yang ada dipasaran yaitu sika. Oleh karena itu, bisa digunakan sebagai alternatif bahan tambah material perbaikan karena lebih terjangkau dan mudah didapat.

2. Sebaiknya menggunakan bahan yang mempunyai panas hidrasi semen yang tinggi, sehingga di umur awal akan didapatkan nilai kuat lekat yang tinggi.

3. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan umur penelitian kurang dari 28 hari untuk mengetahui besarnya kuat lekat repair mortar, mengingat penerapan di lapangan beton yang dipatch repair harus segera difungsikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Pedoman Penulisan Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Anonim. 1988. Annual Book of American Society for Testing and Materials Standard ( ASTM ). Philadelpia.

Anonim. 1996, Guide For Selecting And Specifyin Material For Repair Of

Concrete Surface , ICRI Technical Guidelines No.03733.

Asian Journal Of Civil Enginering, 2005, The Bond Between Repair Materials And Concrete Subtrate In Marine Environment, Isfahan University Of Technology, Isfahan, Iran.

Edward M.Rizzo dan Martin B.Sobelman, 1991, Selection Criteria For Concrete Repair Mortar ,ACI Concrete Repair Basics.

Heinz Frick. 1999. Ilmu Konstruksi Bangunan 1. Kanisius. Yogyakarta.

Istimawan Dipohusodo, 1999, Struktur Beton Bertulang, Gramedia, Jakarta.

Murdock, L. J. & Brook, K. M, (alih Bahasa : Stepanus Hendarko), 1999, Bahan dan Praktek Beton , Erlangga, Jakarta.

Nawi, E. G. ( alih bahasa : Stepanus Hindarko ), 1991, Bahan dan Praktek beton, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta.

W. O. Nutt, of Estercrete Ltd, 1987, 5 th Internal Congress on Polymers in Concrete, Bringhton, UK.