Perkembangan Pariwisata di Desa Garongan
B. Perkembangan Pariwisata di Desa Garongan
1. Sejarah Terbentuknya Desa Wisata Garongan
Awal mula tercetusnya Desa Wisata Garongan yaitu berasal dari sebuah kebiasaan pada saat terjadi peningkatan aktivitas vulkanik dari Gunung Merapi. Banyak orang dari dalam maupun luar Kota Yogyakarta yang datang ke Garongan untuk melihat Merapi karena “view-nya” bagus bisa terlihat mulai dari kaki sampai puncak gunung. Ditambah saat Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman melakukan Proyek Agropolitan pada awal tahun 1990-an dengan jalur mulai dari Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Pakem, Kecamatan Turi, sampai Kecamatan Tempel, dan sebagai wakil dari Kecamatan Turi, Garongan mendapat bagian untuk tempat camping ground .
Sejak saat itu Garongan mulai dikenal sebagai tempat camping. Saat orang-orang yang camping ingin melakukan tracking sungai dan menilai positif, kemudian di lain waktu mereka datang kembali mengajak teman- temannya untuk camping dan tracking sungai kemudian berkembang pada keinginan untuk memetik salak, menangkap maupun memancing ikan untuk dimasak di tempat. Maka tercetus dari karang taruna di garongan untuk mengelola seperti desa wisata lain yang sedang berkembang dan gencar digalakkan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Sehingga berkembang pengunjung yang menginginkan untuk live-in dan tinggal di rumah penduduk untuk melihat kehidupan, budaya asli warga lokal, termasuk mata pencaharian sampai makanan khas.
commit to user
dijadikan desa wisata atau tidak, namum Desa Wisata Garongan sudah mulai aktif melayani kunjungan wisatawan dengan manajemen yang sudah seperti manajemen desa wisata. Sampai pada akhir tahun 1990-an sempat mati suri karena meskipun terdapat pengurus namun tidak ada laporan pendapatan dari penggunaan aset-aset desa. Kemudian pada tanggal 5 Agustus 2006, dengan mediasi dari mahasiswa KKN untuk berkomunikasi dengan Kepala Desa dan tokoh-tokoh masyarakat maka dicetuskan untuk membentuk sebuah desa wisata. Untuk menjadi sebuah desa wisata tidak mudah karena harus melalui proses panjang untuk mendapat pengakuan dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman, yaitu dengan mengirimkan laporan pendirian desa wisata, kemudian dilakukan verifikasi untuk kelayakan desa wisata, setelah dinilai bagus oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman maka resmi terbentuk Desa Wisata Garongan yang masuk pada kategori desa wisata tumbuh dengan tema wisata alam dan budaya, Desa Wisata Garongan menggunakan konsep pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT).
2. Daya Dukung Masyarakat
Seperti yang dicanangkan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman, maka untuk mendukung dan menciptakan atmosfer desa wisata yang kondusif dan pelayanan yang baik maka pengelola dan seluruh
commit to user
tertuang dalam “Sapta Pesona”, yaitu :
· Aman · Tertib · Bersih · Sejuk
· Indah · Ramah · Kenangan
Gambar IV.1 Sapta Pesona
Selain berpedoman pada “Sapta Pesona”, pengelola Desa Wisata Garongan juga aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Sleman, seperti pelatihan pengembangan desa wisata, pelatihan pengelolaan dan manajemen desa wisata, pelatihan tentang homestay, dan pelatihan guide, dengan tujuan untuk meningkatkan pengalaman maupun “soft skill” yang baik untuk melayani wisatawan. Sehingga dapat memajukan pariwisata dan meningkatkan kesejahteraan penduduk Desa Wisata Garongan.
commit to user
3. Komponen Penawaran Desa Wisata Garongan
a. Atraksi
Desa Wisata Garongan dikenal sebagai desa wisata alam dan budaya, dengan ciri khas perikanan. Desa Wisata Garongan memiliki beberapa atraksi yang menarik, antara lain :
1) Atraksi Alam
a) Alam Pertanian
Desa Wisata Garongan memiliki lahan pertanian yang luas, terdiri dari sawah & ladang seluas 15,7 Ha, dan kebun 59,57 Ha yang dimanfaatkan untuk kebun salak atau sekitar 57,13 % dari total luas wilayah yang sebesar 104,273 Ha sehingga menjadikan salak menjadi produk unggulan di Desa Wisata Garongan dan Kecamatan Turi pada umumnya. Dari sumber daya pertanian tersebut, Desa Wisata Garongan menawarkan atraksi, seperti :
· Bajak (membajak sawah dengan sapi/kerbau), · Angkler (meratakan sawah dengan sapi/kerbau dan
menyiapkan lahan untuk ditanami) , · Tandur (menanam bibit padi),
· Petik salak (memetik salak dan boleh dimakan
sepuasnya), dan · Disediakan juga pelatihan budidaya salak.
commit to user
Desa Wisata Garongan mempunyai wisata air berupa perikanan yang menjadi ciri khas Desa Wisata Garongan dan sungai dengan air yang bening dari mata air di kaki Gunung Merapi. Dari sumber daya perairan tersebut, Desa Wisata Garongan menawarkan atraksi :
· Tracking sungai, · Memancing& menangkap ikan, dan · Disediakanjuga pelatihan budidaya ikan.
2) Potensi Flora dan Fauna
a) Potensi Flora
Desa Wisata Garongan yang terletak di kaki Gunung Merapi memiliki tanah yang subur, sehingga aneka tumbuhan yang hidup sangat beragam, mulai tanaman pertanian seperti: padi, jagung, sayur-sayuran, kacang-kacangan, ubi-ubian, pohon salak sampai ke pohon besar seperti sengon, jati, mahoni dan sebagainya. Dengan tumbuhan yang menjadi ciri khas Kecamatan Turi yaitu salak. Di sini wisatawan juga bisa belajar merawat pohon salak, membantu penyerbukan dan bisa memetik buah salak.
commit to user
Garongan tetap mengembangkan berbagai jenis satwa “rajakaya” yang bisa dimanfaatkan untuk produksi maupun konsumsi, seperti: sapi, kerbau, kambing, itik, ayam dan sebagainya. Dengan paket membajak sawah maka hewan seperti sapi dan kerbau dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menambah penghasilan petani atau pemilik sapi/kerbau.
3) Potensi Industri Rumah Tangga
Sebagai daerah penghasil salak, penduduk Desa Wisata Garongan ada yang berinisiatif mengolah buah salak menjadi produk dengan nilai tambah. Di sini wisatawan bisa mencoba meembuat makanan khas, mulai dari proses persiapan, pembuatan, pemasakan dan sampai siap dihidangkan, seperti :
· Industrikripik salak, · Dodolsalak, · Wajiksalak, dan · Sirupsalak
4) Potensi Budaya dan Seni Tradisi
Penduduk Desa Wisata Garongan masih memegang teguh dan melestarikan budaya turun-temurun, disini wisatawan bisa menyaksikan, dan bisa mencoba atraksi, seperti :
commit to user
· Gejog Lesung, · Tari Kubro Siswa, · Tari Jathilan, · Kenduri Budaya,
5) Potensi kuliner
Desa Wisata Garongan yang terletek di pedesaan masih memiliki makanan adat yang cukup unik, di sini pengunjung bisa belajar memasak makanan khas adat , seperti :
· Jadah · Wajik, · Apem, · Gethuk, dan · Makanandari ubi-ubian lainnya.
Gambar IV.2 Kuliner Pedesaan
commit to user
b. Aksesibilitas
Infrastruktur jalan yang terdapat di Desa Wisata Garongan cukup baik dengan jalan aspal sekitar 90 %, dan sisanya jalan tanah yang cukup nyaman untuk dilalui. Akses dari rumah yang digunakan untuk home stay ke menuju ke setiap tempat atraksi wisata cukup baik dan mudah.
Untuk menuju ke Desa Wisata Garongan cukup mudah, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dari Kota Yogyakarta bisa ditempuh menggunakan angkutan umum dan turun di Terminal Pakem kemudian dilanjutkan naik bis jurusan Turi dan Tempel, pintu masuk Desa Wisata Garongan terdapat di pinggir jalan besar yang dilalui kendaraan umum. Bagi pengguna kendaraan pribadi, untuk menuju Desa Wisata Garongan juga cukup mudah karena terdapat petunjuk jalan (sign road) yang cukup jelas di setiap persimpangan menuju Desa Wisata Garongan.
Kondisi jalan menuju Desa Wisata Garongan yang berupa jalan Kabupaten yaitu Jalan Pakem Turi yang merupakan jalur alternatif Solo- Magelang dengan lebar + 6 meter. pengunjung dari arah Solo, Klaten, Prambanan dan sekitarnya bisa melalui jalan tersebut selain kualitas jalan yang baik berupa aspal, di sepanjang jalan ini tersedia banyak warung makan, toko oleh-oleh khas Yogyakarta, Pasar Pakem, dan sebuah pom bensin yang terdapat pada KM 1,5 .
commit to user
menuju ke Desa Wisata Garongan dengan melalui baik Jalan Kaliurang yang nanti melewati Kecamatan Pakem maupun melalui Jalan Tentara Pelajar yang langsung menuju Kecamatan Turi, keduanya adalah jalan kabupaten. Namun disarankan agar wisatawan melalui Jalan Tentara Pelajar karena pada jam berangkat maupun pulang kerja dan sekolah Jalan Kaliurang rawan macet, sedang Jalan Tentara Pelajar relatif sepi. Kondisi jalan baik Jalan Kaliurang maupun Jalan Tentara Pelajar beraspal dan cukup lebar + 8 meter, terdapat banyak warung makan, toko oleh-oleh, pasar dan pom bensin yang di Jalan Kaliurang terdapat pada KM 10 dan KM 13, sedang di Jalan Tentara Pelajar, pom bensin terdapat di KM 8.
Jalan terakhir adalah Jalan Tempel-Turi yang bisa dilewati oleh wisatawan yang berasal dari arah Magelang, Semarang dan sekitarnya. Jalan ini merupakan terusan dari Jalan Pakem-Turi dan merupakan jalan kabupaten yang sering dijadikan jalur alternatif Solo-Magelang. Kondisi di jalan ini beraspal dengan lebar + 6 meter dan cukup sepi karena masih jarang terdapat bangunan di pinggir jalan. Namun cukup banyak terdapat warung makan, toko oleh-oleh, Pasar Tempel, Pasar Turi dan sebuah pom bensin yang terdapat di dekat Kantor Kecamatan Turi.
Dari keempat jalan yang dijelaskan di atas, setelah sampai di Perempatan Turi atau dekat Pasar Turi, maka wisatawan bisa melihat sign road menuju agro wisata Kecamatan Turi, salah satunya menuju
commit to user
Wisata Garongan dengan kondisi beraspal dan lebar jalan + 3 meter, mengunjung langsung disuguhi oleh pemandangan baik kebun salak, sawah maupun ladang dan rumah dengan suasana kental pedesaan.
Untuk mengetahui rincian kondisi akses jalan menuju Desa Wisata Garongan, dapat dilihat pada tabel IV.3 berikut ini.
Tabel IV.3
Aksebilitas Menuju Desa Wisata Garongan
Aspal Lebar
Pom Bensin
Warung Makan
Toko Pasar
1. Jl. Pakem-Turi
2. Jl. Kaliurang
3. Jl. Tentara Pelajar
4. Jl. Tempel-Turi
5. Jl. Desa Garongan
Ya
+ 3 M Tidak
Ya
Ya Tidak
Gambar IV.3 Sign Road Menuju Desa Wisata Garongan
commit to user
c. Amenitas
Dari data yang berhasil dikumpulkan, Desa Wisata Garongan memiliki sarana penunjang pariwisata yang cukup baik, antara lain :
1) Sekretariat Sebagai sebuah desa wisata dengan manajemen yang terus berkembang baik, Desa Wisata Garongan memiliki kantor sekretariat yang terletak di Pedukuhan Kembang meskipun penggunaannya masih kurang maksimal, karena hanya digunakan saat ada pengunjung.
2) Akomodasi Terdapat + 134 rumah yang siap digunakan untuk home stay yang tersebar di Desa Wisata Garongan, dengan jumlah kamar rata- rata 2 kamar/ rumah untuk 2 orang/kamar, sehingga sanggup melayani pengunjung dalam sekali kunjungan sampai +300 pengunjung.Letak rumah tersebar ke kedua pedukuhan. Di Pedukuhan Pojok terdapat +
80 rumah dan Pedukuhan Kembang + 54 rumah.
Kondisi rumah yang digunakan untuk home stay cukup layak karena telah memiliki jaringan listrik, bertembok batu bata, lantai semen/keramik, kamar mandi 1-2 buah per rumah, ventilasi yang baik/jendela. Meski kapasitas belum pernah terisi penuh, namun dengan fasilitas rumah yang cukup memadai, diharap pengunjung Desa Wisata Garongan merasa betah dan nyaman.
commit to user
Untuk melayani pengunjung, Desa Wisata Garongan juga memiliki pramuwisata atau guide yang berasal dari warga setempat. Meski jabatannya tidak tetap tergantung dari keadaan dan kebutuhan.
4) Puskesmas Desa Wisata Garongan tidak memiliki puskesmas sendiri, namun menjadi satu dengan puskesmas Kelurahan Wonokerto. Namun bagi pengunjung yang memiliki penyakit bawaan, pengelola akan menyiapkan obat-obatan atau perlengkapan P3K sebagai bagian dari pelayanan terhadap wisatawan.
5) Toko Kelontong, Warung Makan Sebagai tempat wisata yang mempunyai paket home stay, maka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pengunjung, Desa Wisata Garongan memiliki beberapa toko kelontong dan warung makan yang merupakan usaha milik warga setempat.
6) Komunikasi Jaringan telepon seluler atau hp sudah tersedia dengan baik, meski jarang ada yang memasang telepon rumah, namun di dekat Desa Wisata Garongan terdapat warnet yang cukup baik.
commit to user
Fasilitas-fasilitas lain yang terdapat di Desa Wisata Garongan seperti akses jalan, penerangan, alat-alat kesenian, tempat pementasan dan sarana penunjang lain. Semua dalam kondisi baik dan siap digunakan.
d. Aktifitas
Wisatawan yang datang keDesa Wisata Garongan tentu memiliki tujuan khusus dan memiliki kebutuhan yang dapat terpenuhi di Desa Wisata Garongan. Sehingga atraksi-atraksi yang ditawarkan oleh Desa Wisata Garongan harus memiliki nilai jual dan ciri khas yang tidak bisa ditemukan di desa wisata maupun tempat lain. Dalam tabel IV.4 berikut akan dipaparkan paket-paket atraksi beserta tarif yang ditawarkan oleh Desa Wisata Garongan.
Dari paket-paket yang merupakan wisata minat khusus tersebut, pengunjung dapat memilih apakah akan mengambil satu paket atau akan mengambil semua paket secara keseluruhan. Dengan begitu pengunjung akan merasa puas dengan fasilitas dan atraksi yang ditawarkan. Demikian juga dengan penduduk desa Desa Wisata Garongan, yang akan mendapatkan tambahan pendapatan dari pemanfaatan sumber daya yang ada untuk dijadikan atraksi maupun pendukung atraksi.
commit to user
Tabel IV.4 Kegiatan Wisata di Desa Wisata Garongan
PAKET WISATA DESA WISATA GARONGAN
No. HARGA FASILITAS 1. Menginap di Homestay (3 X makan, 1 X Snack) Rp75.000,00
PAKET WISATA
2. Wisata Perikanan Rp10.000,00
(memancing/menangkap ikan, pelatihan budidaya) 3. Wisata Persawahan(Bajak, tandur, angkler) Rp1.200.000,00
4. Wisata Kebun Salak Rp10.000,00
( Petik + Makan salak sepuasnya, pelatihan budidaya) 5. Home Industi(kripik salak dan dodol salak) Rp800.000,00
6. Api Unggun(minum dan snack) Rp800.000,00 7. Tracking Darat dan Petualangan
Rp600.000,00 8. Tracking Sungai
Rp450.000,00
SENI BUDAYA
9. Gejog Lesung Rp700.000,00 10. Kubro Siswo
Rp900.000,00 11. Kesenian Jathilan
Rp1.500.000,00 12. Kenduri Budaya
Rp1.000.000,00 Sumber : Pamflet Desa Wisata Garongan
4. Perkembangan Kunjungan Wisata
Meski telah aktif melayani wisatawan sejak tahun 1990-an dan resmi berdiri sebagai sebuah desa wisata pada 5 Agustus 2006, namun data-data dan catatan yang ada di Desa Wisata Garongan masih tidak lengkap. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dari pengelola Desa Wisata Garongan, sehingga catatan seperti buku tamu dan data keuangan hanya ada mulai Bulan Oktober 2009.
commit to user
Tabel IV.5 Daftar Pengunjung Desa Wisata Garongan Berdasarkan Buku Tamu
Sumber : Data diolah Agustus 2011
No Tanggal
Asal Tamu
Jumlah (Orang)
Lama tinggal (Hari)
Uang Masuk (Rp)
1. 9-11 Oktober 2009
Fakultas Teknik Elektro UGM
285
3 1.463.000,00 2. 28 November 2009
Fakultas Geodesi UGM
200
1 750.000,00 3. 29 November 2009
STM 2 Yogyakarta
62 1 200.000,00 4. 15 Januari 2010
STM 2 Yogyakarta
75 1 200.000,00 5. 25 Februari 2010
SD IT An-Najah Klaten
346
1 1.500.000,00 6. 5 Maret 2010
Senkom Jogja Mitra Polisi
230
1 600.000,00 7. 10-12 April 2010
SMP N 4 Trimulyo Sleman
160
3 750.000,00 8. 15 Mei 2010
TSC ( The South Country) Organizer
72 1 350.000,00 9. 17-19 Juni 2010
SD IT Hidayatullah Balong Ngaglik
165
3 1.500.000,00 10. 22-24 Juni 2010
MTs Sleman
200
3 1.200.000,00 11. 26-28 Juni 2010
SMP N 3 Sewon Bantul
190
3 1.000.000,00 12. 30 Juni – 2 Juli 2010
SD Se-Wonokerto
225
3 750.000,00 13. 12-13 Juli 2010
HIMA PKNH UNY
50 2 400.000,00 14. 15 Juli 2010
Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM
25 1 900.000,00
15. 17 Juli 2010
Mahasiswa UAD
DepBudPar Kab. Sleman
40 2 1.200.000,00 18. 2 September 2010
SD N 2 Tempel
190
1 400.000,00 19. 18-20 Februari 2011
SMAK St. Louis 1 Surabaya
160
3 26.444.500,00 20. 7-9 Maret 2011
SMP N 4 Trimulyo Sleman
150
3 750.000,00
Jumlah Total
2.885
38 41.663.500,00
Rata-rata
commit to user
Desa Wisata Garongan meski tidak lengkap, namun bisa menunjukkan bahwa terjadi permintaan wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata Garongan. Dari total kunjungan sebanyak 20 kali sampai Maret 2011, total transaksi sebesar Rp 41.663.500,00dengan rata-rata lama tinggal selama
2 hari. Jumlah pengunjung selama 3 tahun tercatat sebanyak 2.885 wisatawan.
Gambar IV.4 Grafik Perkembangan Kunjungan dan Transaksi di Desa Wisata Garongan Per Tahun
Sumber : Data diolah Agustus 2011
commit to user
dari tahun 2009 sampai 2011 terus meningkat, meski jumlah pengunjung meningkat pada tahun 2010 dan turun 2011, hal ini disebabkan karena kunjungan yang dilakukan oleh SMAK St. Louis Surabaya menyumbang transaksi pada tahun 2011 sebesar Rp 26.444.500,00 meski data tahun 2011 belum sampai akhir tahun. Erupsi Gunung Merapi pada akhir tahun 2010 tidak terlalu mempengaruhi jumlah wisatawan pertahun, meski kunjungan sempat terhenti selama 5 bulan dari Bulan September 2010 sampai Bulan Januari 2011.
Besar kecilnya nilai transaksi yang terjadi dipengaruhi oleh lama kunjungan wisatawan yang datang ke Desa Wisata Garongan. Berikut daftar kunjungan wisatawan yang menginap dan yang tidak menginap.
Tabel IV.6 Daftar Kunjungan Menginap
No.
Asal Tamu
Jumlah (Orang)
Lama Tinggal (Hari)
Transaksi (Rp)
1. Fakultas Teknik Elektro UGM
285
3 1.463.000,00 2. SMP N 4 Trimulyo Sleman
160
3 750.000,00 3. SD IT Hidayatullah Balong Ngaglik
165
3 1.500.000,00 4. MTs Sleman
200
3 1.200.000,00 5. SMP N 3 Sewon Bantul
190
3 1.000.000,00 6. SD Se-Wonokerto
225
3 750.000,00 7. DepBudPar Kab. Sleman
40 2 1.200.000,00 8. HIMA PKNH UNY
50 2 400.000,00 9. SMAK St. Louis 1 Surabaya
160
3 26.444.500,00 10. SMP N 4 Trimulyo Sleman
Sumber : Data diolah Agustus 2011
commit to user
Tabel IV.7 Daftar Kunjungan Tidak Menginap
No.
Asal Tamu
Jumlah (Orang)
Transaksi (Rp)
1. Fakultas Geodesi UGM
200
750.000,00
2. STM 2 Yogyakarta
62 200.000,00
3. STM 2 Yogyakarta
75 200.000,00
4. SD IT An-Najah Klaten
346
1.500.000,00
5. Senkom Jogja Mitra Polisi
230
600.000,00
6. TSC ( The South Country) Organizer
72 350.000,00
7. Kantor Urusan Internasional (KUI) UGM
25 900.000,00
8. Mahasiswa UAD
10. SD N 2 Tempel
Sumber : Data diolah Agustus 2011
Dari tabel IV.6 dan tabel IV.7 di atas dapat dilihat bahwa dari total
20 kali kunjungan wisata, 50% kunjungan wisata menginap dan 50% kunjungan wisata tidak menginap. Meski jumlah pengunjung yang menginap lebih banyak dari jumlah pengunjung yang tidak menginap atau 56,33% dari total pengunjung, namun sumbangan transaksi dari kunjungan wisata yang menginap jauh lebih besar yaitu Rp 35.457.500,00atau sekitar 85,1% dari total transaksi Rp 41.663.500,00. Sehingga kunjungan wisata yang menginap jauh lebih menguntungkan Desa Wisata Garongan dalam hal peningkatan pendapatan dan secara tidak langsung peningkatan kesejahteraan ekonomi penduduk Desa Wisata Garongan.
commit to user
Tabel IV.8
Kategori Pengunjung Desa Wisata Garongan
Kategori Pengunjung
Jumlah (Orang)
Persentase Pengunjung
Transaksi
(Rp)
Persentase Transaksi
Individual Local
332
11,50
1.771.000,00 4,34 Official Visit
Sumber : Data diolah Agustus 2011 Selain pengunjung menginap dan tidak menginap, pembagian
kategori pengujung juga bisa dilakukan berdasarkan pelaku perjalanan wisata. Dalam tabel IV.8 dapat dilihat bahwa dari total 2.885 pengunjung, mayoritas merupakan pelajar yaitu sebanyak 2.438 pengunjung atau sebesar 84,5% dan menyumbang nilai transaksi sebesar Rp 37.392.500,00 atau sekitar 89,75% dari total transaksi sebesar Rp 41.663.500,00Kemudian untuk kunjungan tertinggi kedua berasal dari individu lokal dengan persentase kunjungan 11,5% dan terakhir official visit sebesar 4%.