IV-28
dari pemukiman. Total luas dari faktor pembatas penggunaan lahan yaitu 76.218,71 Ha atau 89,07 dari luas Kabupaten Batang.
Gambar 4.20. Peta Faktor Pembatas Penggunaan Lahan
Dari peta tersebut diketahui bahwa TPA Randukuning berada pada lokasi tidak layak terhadap faktor pembatas penggunaan lahan. Lokasi TPA
Randukuning terlalu dekat dengan pemukiman yaitu 300 m. Berdasarkan validasi lapangan perhitungan dapat dilihat dalam lampiran, diperoleh jarak
antara pemukiman terdekat dengan TPA Randukuning yaitu 265 m. Jarak yang terlalu dekat dengan pemukiman dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan
maupun kenyamanan masyarakat sekitar. Jadi TPA Randukuning tidak layak terhadap penggunaan lahan.
4.2.2. Hasil Penyaringan Tahap Regional
Setelah dilakukan analisis regional seperti yang telah dijelaskan di atas, maka diperoleh zona layak lokasi TPA Kabupaten Batang. Daerah yang layak
digunakan sebagai lokasi TPA dapat dilihat dalam Peta Zona Layak Kabupaten Batang pada Gambar 4.21. Total luas lahan yang dapat digunakan sebagai lokasi
TPA yaitu sekitar 1.423,11 Ha atau 1,66 dari total luas wilayah Kabupaten Batang yaitu 85.572,47 Ha.
IV-29
Gambar 4.21. Peta Zona Layak TPA
Dari zonasi layak TPA dapat digunakan untuk menganalisis keberadaan TPA Randukuning. Berikut adalah kondisi TPA Randukuning terhadap kriteria
Regional.
Tabel 4.7. Kondisi TPA Randukuning terhadap Kriteria Regional
No. Kriteria
Kondisi Keterangan
1. Geologi
a. Jenis Batuan
Berada pada Formasi Damar dengan dengan litologi batu lempung tufan,
breksi gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat
Layak
b. Garis
Patahan Tidak berada pada zona patahan
Layak c.
Rawan Bencana
Tidak berada di daerah rawan gempa, banjir, dan gerakan tanahlongsor
Layak 2.
Hidrologi a.
Muka air tanah
Berada pada daerah dengan kedalaman muka air tanah antara 10-15 m
Layak
IV-30
Tabel 4.7. Kondisi TPA Randukuning terhadap Kriteria Regional Lanjutan
No. Kriteria
Kondisi Keterangan
b. Aliran
sungai Jauh dari aliran sungai ±1,2 km
Layak c.
Garis pantai Jauh dari garis pantai ±4,8 km Layak
3. Topografi
Berada pada kelerengan antara 8-15 Layak
4. Tata guna lahan
Jauh dari Bandara ±80 km Layak
Tidak berada pada daerah banjir 25 tahunan
Layak
Jarak terhadap pemukiman terdekat yaitu 300 m
Tidak Layak
Sumber:
Hasil Analisis 2013
Dari tabel tersebut diketahui bahwa TPA Randukuning tidak layak terhadap kriteria regional dimana letaknya yang terlalu dekat dengan pemukiman.
Selanjutnya daerah yang layak digunakan sebagai lokasi TPA dapat dilihat pada tabel 4.8. Sebagian besar daerah yang masih layak digunakan sebagai lokasi
TPA yaitu berupa daerah kebun campur dan tegalan. Kedua jenis lahan tersebut masih layak dikonversi menjadi lokasi TPA dengan pertimbangan lahan tersebut
dinilai kurang produktif dan mempunyai zona penyangga alami berupa pepohonan.
Tabel 4.8. Daerah Zona Layak Lokasi TPA
No. Zona Layak TPA
Kecamatan KelurahanDesa
Luas Ha
1. Warungasem
Lebo, Candiareng 96,64
2. Kandeman
Tragung, Juragan 67,01
3. Tulis
Ponowareng, Kenconorejo 78,84
4. Subah
Kemiri Barat, Kemiri Timur, Gondang, Sengon, Kuripan
186,05
IV-31
Tabel 4.8. Daerah Zona Layak Lokasi TPA
Lanjutan
No. Zona Layak TPA
Kecamatan KelurahanDesa
Luas Ha
5. Banyuputih
Kedawung, Banyuputih, Kalibalik, Penundan, Banaran, Timbang
559,03
6. Gringsing
Ketanggan, Sawangan, Krengseng, Plelen, Surodadi, Sentul, Tedunan
420,10
Sumber:
Hasil Analisis 2013
Dari zona layak TPA yang telah diperoleh tersebut kemudian harus dipertimbangkan lagi beberapa faktor penting lainnya sebagai penyisih seperti
lokasi sumber sampah, aksesibilitas menuju lokasi TPA, keberadaan kawasan lindung, dan ketersediaan lahan. Proses ini bertujuan untuk memilih lokasi terbaik
dari beberapa lokasi yang lolos dari tahap regional. Setiap wilayah KabupatenKota pasti memiliki centroid sampah atau daerah
timbulan sampah terbesar. Di Kabupaten Batang daerah penghasil sampah terbesar berada di Kecamatan Batang. Kacamatan Batang merupakan salah satu
dari 3 tiga kecamatan di Kabupaten Batang yang mendapat pelayanan utama untuk kebersihan dari Dinas Kebersihan Kabupaten Batang. Dua Kecamatan yang
lainnya yaitu Kecamatan Warungasem dan Kecamatan Wonotunggal. Kecamatan Batang sebagai ibukota kabupaten merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan
perdagangan dengan jumlah penduduk yang padat sehingga menjadikannya sebagai pusat timbulan sampah di Kabupaten Batang. Dalam kaitannya dengan
penempatan lokasi TPA, hendaknya lokasi TPA berada tidak terlalu jauh dari lokasi pengambilan sampah. Hal ini erat kaitannya dengan faktor biaya
operasional untuk pengangkutan sampah menuju lokasi TPA. Semakin jauh lokasi TPA dengan sumber sampah maka semakin besar biaya operasional yang
dibutuhkan. Dari hal tersebut lokasi yang dapat dipertimbangkan untuk lokasi TPA yaitu berada di Kecamatan Warungasem.
Masih berkaitan dengan aspek operasional, lokasi TPA hendaknya memiliki aksesibilitas yang baik berupa sarana jalan yang memadahi. Untuk lebih
IV-32
menghemat biaya perencanaan pembuatan TPA sebaiknya memanfaatkan sarana jalan yang sudah ada serta berada pada jalur rute pengangkutan sampah yang telah
ada. Daerah seperti wilayah utara Kabupaten Batang bagian timur sebagian besar akses jalannya belum terlalu baik dikarenakan daerahnya yang masih banyak
terdapat hutan dengan pemukiman yang sedikit serta letaknya yang jauh dari pusat pemerintahan. Untuk itu daerah-daerah seperti wilayah utara Kecamatan Subah,
Banyuputih, dan Gingsing kurang dipertimbangkan untuk lokasi TPA. Penempatan TPA sebaiknya memudahkan lalu-lalang kendaraan pengangkut
sampah tetapi juga tidak mengganggu arus lalu lintas umum. Penempatan TPA diusahakan tidak terlalu dekat dengan jalan raya yaitu dengan batas minimal 500
meter agar tidak menimbulkan gangguan estetika dan kenyamanan lalu lintas umum.
Selanjutnya ketersediaan lahan untuk lokasi TPA Rekomendasi merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan. Berdasarkan perhitungan kebutuhan
lahan TPA sampah di Kabupaten Batang yaitu sekitar 4 Ha untuk masa pelayanan 10 tahun. Lokasi dengan luas yang besar dianggap lebih tepat.
Selain itu juga perlu dipertimbangkan keberadaan kawasan lindung. Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang Tata Ruang Wilayah di
Kabupaten Batang terdapat beberapa cagar alam dan hutan lindung yang tersebar di beberapa daerah seperti Cagar Alam Peson Subah I dan II, Cagar Alam
Ulolanang Kecubung yang berada di Kecamatan Subah dan Hutan Lindung yang ada di Kecamatan Reban dan Bawang. Di wilayah tersebut sebaiknya tidak
digunakan sebagai lokasi TPA agar tidak mengganggu habitat yang dilindungi. Dari tahapan regional dan pertimbangan faktor-faktor di atas dari sekian
banyak lokasi yang layak untuk TPA, maka dipilih 3 zona lokasi TPA rekomendasi. Zona tersebut berada di Desa Candiareng Kecamatan Warungasem,
Desa Kalibalik Kecamatan Banyuputih, dan Desa Banaran Kecamatan Banyuputih.
IV-33
Berikut adalah peta lokasi TPA Rekomendasi terpilih.
Gambar 4.22. Peta Lokasi TPA Rekomendasi
Dari peta di atas lokasi TPA Rekomendasi ditandai dengan lingkaran berwarna hijau. Berikut adalah ketiga lokasi tersebut:
1. Zona 1
Zona 1 terletak di Desa Candiareng Kecamatan Warungasem. Zona 1 berada pada Formasi Damar yang memiliki litologi batu lempung tufan, breksi
gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat. Jenis batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah sehingga layak
untuk dijadikan lokasi TPA. Untuk kondisi topografi zona 1 berada pada kemiringan lereng antara 8-15 dan berada pada dearah dengan kedalaman
muka air tanah antara 5-10 m. Intensitas hujan pada daerah ini antara 13,6- 20,7 mmhari. Lokasi desa Candiareng berada pada jalur angkut sampah dan
terdapat akses jalan beraspal menuju lokasi tersebut. Selain itu letak Desa Candiareng dekat dengan sumber sampah yang berada di Kecamatan Batang
dan memiliki luas lahan yang cukup untuk masa penimbunan lebih dari 10 tahun.
IV-34
2. Zona 2
Zona 2 terletak di Desa Kalibalik Kecamatan Banyuputih. Zona 2 berada pada Formasi Damar yang memiliki litologi batu lempung tufan, breksi
gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat. Jenis batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah sehingga layak
untuk dijadikan lokasi TPA. Untuk kondisi topografi zona 2 berada pada kemiringan lereng antara 8-15 dan berada pada dearah dengan kedalaman
muka air tanah antara 15-25 m. Intensitas hujan pada daerah ini antara 13,6- 20,7 mmhari. Lokasi desa Kalibalik berada pada jalur angkut sampah dan
terdapat akses jalan beraspal menuju lokasi tersebut serta memiliki luas lahan yang cukup untuk masa penimbunan lebih dari 10 tahun.
3. Zona 3
Zona 3 terletak di Desa Banaran Kecamatan Banyuputih. Zona 3 berada pada Formasi Damar yang memiliki litologi batu lempung tufan, breksi
gunungapi, batu pasir tufan berlapis silangsiur dan konglomerat. Jenis batuan tersebut memiliki sifat permeabilitas yang rendah sehingga layak
untuk dijadikan lokasi TPA. Untuk kondisi topografi zona 1 berada pada kemiringan lereng antara 8-15 dan berada pada dearah dengan kedalaman
muka air tanah antara 15-25 m. Intensitas hujan pada daerah ini antara 13,6- 20,7 mmhari. Lokasi Desa Banaran berada pada jalur angkut sampah dan
terdapat akses jalan beraspal menuju lokasi tersebut serta memiliki luas lahan yang cukup untuk masa penimbunan lebih dari 10 tahun.
4.2.3. Penilaian Menggunakan SNI 19-3241-1994