KABUPATEN YANG MEMANFAATKAN INOVASI DAN LAYANAN TEKNOLOGI PRODUKSI PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN
PENIMBANGAN BAHAN PENAMBAHAN AIR
(pada bahan tepung jagung dan mocaf)
PENGUKUSAN TEPUNG JAGUNG DAN MOCAF (terpisah)
selama 30 menit
PENCAMPURAN BAHAN (tepung yang telah digelatinasi)
Gambar 3.3. Alur proses pembuatan beras analog di UKM Mutiara Baru
Gambar 3.4. Beras analog produk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
Salah satu prestasi yang membanggakan adalah keberhasilan UKM Mutiara Baru binaan BPPT yang mendapat penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN) tahun 2015 yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Desember 2015 di Istana Negara.
Gambar 3.5. Penganugerahan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN) tahun 2015 oleh Prseiden Joko Widodo di Istana Negara tanggal 21 Desember 2015
Gambar 3.6. Kelompok UKM Mutiara Baru penerima Adhikarya Pangan Nusantara 2015
Tingkat Nasional
Gambar 3.7. Piagam Penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN) tahun
2015 untuk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
Gambar 3.8. Piala dan Piagam Penghargaan ADHIKARYA PANGAN NUSANTARA (APN) tahun 2015 untuk UKM Mutiara Baru Kabupaten Kebumen
Gambar 3.9. Tim Pangan Lokal BPPT dengan Kelompok UKM Mutiara
Baru penerima Adhikarya Pangan Nusantara 2015
3.1.2. Alih Teknologi Produksi Pangan Berbahan Baku Lokal di Kabupaten Temanggung
A.1. URAIAN KEGIATAN Penerapan teknologi dari mitra lembaga (BPPT) ini yang dilakukan di CV Agro
Mandiri Sejahtera, yaitu di unit pengolahan beras jagung di daerah Temanggung. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi teknologi proses produksi yang telah dikembangkan sebelumnya oleh CV Agro Mandiri Sejahtera. Identifikasi yang dilakukan menunjukkan bahwa beberapa tahapan proses belum dilakukan secara terintegrasi di dalam satu alur proses produksi. Diagram alir proses yang dilaksanakan di CV Agro Mandiri Sejahtera dan identifikasi masalah dapat digambarkan sebagai berikut:
Penyortiran dilakukan secara manual dengan tenaga manusia untuk memisahkan kotoran dan biji jagung
Biji Jagung berkuaitas jelek. Keterbatasan tenaga manusia ini mengakibatkan kurang terkontrolnya kualitas serta
Grading /Penyortiran kuantitas sulit untuk ditingkatkan
Pemisahan kulit dan germ dilakukan dengan Polishing/ Pemisahan
menyewa/membayar jasa alat dari luar sehingga tidak kulit dan pemecahan
bisa memanfaatkan produk samping berupa empok (kulit dan germ yang bernilai ekonomi) misalnya
Fermentasi untuk pembuatan pakan ikan/ternak
Pengukusan Fermentasi dilakukan dengan cara merendam biji gritz jagung kedalam larutan bakteri tertentu selama < 24
Penjemuran
jam untuk menghasilkan tekstur, warna, rasa yang dikehendaki
Pengayakan dan Pengukusan dilakukan dengan dandang kapasitas 50 Pengemasan
kg/proses dengan bahan bakar kayu bakar. Proses
pengukusan kurang efisien dari segi biaya karena
harga kayu bakar yang semakin mahal.
Penjemuran dilakukan dengan sinar matahari Penjemuran dilakukan dengan sinar matahari
serta kualitas produk yang kurang optimal apabila cuaca kurang mendukung
Pengayakan produk dilakukan dengan ayakan sederhana
manusia untuk mendapatkan produk akhir yang relatif seragam
dengan
tenaga
ukurannya. Setelah itu dilakukan pengemasan produk secara manual dengan hand sealer sehingga kapasitas produksi tidak dapat ditingkatkan
Gambar 3.10. Alur proses pembuatan beras jagung di CV Agro Mandiri Sejahtera
Berdasarkan identifikasi di atas maka pada kegiatan ini akan dilakukan perubahan alur proses seperti dapat dilihat di bawah ini:
Gambar 3.11. Perbaikan diagram alir proses produksi beras jagung di CV Agro Mandiri Sejahtera
A.2. TABEL RINGKASAN
Tabel 3.1. Ringkasan Alih Teknologi Proses dan Peralatan Produk Hilir Pangan Lokal
di Jawa Tengah
Sasaran strategis :
Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan masa depan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) :
Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan
Target : 2 (dua) Kabupaten Penjelasan IKU :
Kedeputian TAB dalam Renstra 2015 – 2019 menargetkan 10 kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan. Untuk tahun 2015 targetnya 2 kabupaten. Kegiatan di tiap kabupaten ini adalah alih teknologi dalam bentuk pelatihan di UKM produsen pangan olahan berbahan baku lokal yang ada di kabupeten tersebut. Diharapkan dengan kegiatan tersebut usaha pangan berbahan lokal akan semakin berkembang dan produk pangan lokal akan semakin tersedia.di kabupaten tersebut.
Untuk mencapai sasaran tersebut
Program/Kegiatan
Capaian Kinerja Outcome
Bukti Pendukung
Pengembangan
pangan
olahan berbahan baku local. Wujud kegiatan adalah pelatihan pada UKM produsen pangan pada kabupaten target. Untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatan maka sebelumnya dilakukan MoU antara BPPT dengan Propinsi Jawa Tengah dan PKS antara Pusat Teknologi Agroindustri (Unit Kerja di bawah Deputi TAB) dengan Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah.
- Pada 2 (dua) kabupaten telah
dilakukan pemanfaatan teknologi hasil inovasi dan layanan teknologi dari Unit Kerja Kedeputian TAB. Bentuk kegiatan adalah pelatihan atau alih teknologi pengembangan pangan lokal di UKM Mutiara Baru Kab. Kebumen dan UKM Purwo Mandiri dan CV Agro Mandiri Sejahtera Kab. Temanggung telah berjalan dengan baik. Keberhasilan tambahan adalah keberhasilan UKM Mutiara Baru Desa Plumbon Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen meraih Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tingkat Nasional tahun 2015
- MoU BPPT-Prov. Jawa Tengah
- PKS PTA BPPT – BKP Prov.Jateng
- Surat Permohonan dari BKP Jateng ke
BPPT untuk membantu program diversifikasi pangan di Jateng
B. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Indikator Kinerja Utama : Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan, dengan target 2 (dua) kabupaten berupa alih teknologi proses pangan lokal berbahan baku jagung di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah.
Dalam penetapan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kerja/ Satuan Kerja, BPPT selalu berupaya memenuhi kriteria SMART yaitu :
1. Spesifik
Sifat dan tingkat Kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;
2. Dapat diukur : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya;
3. Dapat dicapai : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumberdaya yang ada;
4. Relevan
Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara target outcome dalam rangka mencapai target Impact yang ditetapkan; dan
5. Kurun waktu : Waktu/periode pencapaian Kinerja ditetapkan.
Tabel 3.2. Pemenuhan kriteria indikator kinerja
Kriteria
Penjelasan
Spesifik Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan
Dapat diukur Jumlah kabupaten atau banyaknya kabupaten adalah mudah diukur.
Dapat dicapai Target 2 kabupaten dapat dicapai mengingat jumlah SDM pelaksana yang ada dan anggaran yang tersedia cukup untuk mencapai target tesebut.
Relevan Target 2 kabupaten adalah relevan dengan output yakni inovasi dan layanan teknlogi pengolahan pangan berbahan baku lokal. Demikian juga relevan dengan impact yang diharapkan nantinya yaitu meningkatnya produksi pangan berbahan lokal yang pada akhir 2019 tercapai 5%.
Kurun waktu Kurun waktu satu tahun anggaran (12 bulan) adalah cukup sebagai jangka waktu kerja untuk mencapai target 2 kabupaten.
Capaian Kinerja BPPT untuk untuk Indikator Kinerja Utama : Jumlah Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan, dengan target
2 (dua) alih teknologi proses pangan lokal berbahan baku jagung di Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
1. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini
Tabel 3.3. Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun 2015
Indikator
Mitra Kinerja
Target Realisasi %
Program/Kegiatan
Jumlah : Jumlah
teknologi Pemprov Jawa Jumlah
2 2 100 Alih
Tengah kabupaten yang
pengembangan
pangan lokal di
BKP Prov. Jawa inovasi
memanfaatkan
Kabupaten
Tengah layanan teknologi
dan
Kebumen
teknologi KKP Kabupaten produksi pangan
Alih
Kebumen dan olahan
pengembangan
pangan lokal di Temanggung berbahan baku
Kabupaten
UKM di Kab. mendukung
lokal untuk
Temanggung
Kebumen dan diversifikasi
Kab.Temanggung pangan
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Tabel 3.4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
Tahun
2015 Realisasi - Paket teknologi - Rekomendasi
- Alih teknologi Kinerja
- Alih Teknologi
produksi pangan produk hilir
proses produksi teknologi proses
Proses Produksi
Beras Analog dari lokal di pangan
produksi beras
Kabupaten berbahan baku berbahan baku
analog dan mie
bahan baku
Kebumen tepung
tepung lokal di
jagung
Kabupaten
- Alih teknologi - Alih teknologi
Grobogan Prop.
produksi pangan
lokal di - Audit teknologi
industri pangan
Jawa Tengah
Kabupaten proses dan
lokal di Grobogan
- Sosialisasi,
Temanggung peralatan di PT.
memanfaatkan
konsultansi &
teknologi proses
(produksi bihun
UKM binaan
konsultansi &
rekomendasi
jagung) pendampingan
BPPT
UKM binaan Capaian - Prototipe mie, - Pengembangan
- Alih teknologi Kinerja
- Teradopsinya
macaroni dari
pengembangan tepung
Tek Proses Beras teknologi proses
pangan lokal di komposit
Analog dg variasi & peralatan
formulasi, aditif
produksi pangan
UKM Mutiara
Baru Kab. - Hasil audit
dan coating
lokal oleh
Kebumen dan teknologi
industri pangan
- Desain peralatan
UKM Purwo proses dan
di Jateng
extruder utk
Mandiri Kab. peralatan
diterapkan di
- Meningkatnya
Temanggung produksi bihun Grobogan
ragam-mutu
berjalan dengan jagung pada
produk pangan
baik dengan industri pangan
- Pelatihan Teknis
lokal berbasis
keberhasilan (PT. Subafood)
produksi Beras
tepung jagung di
analog-mie &
UKM Mutiara
Jateng
makaroni jagung
Baru Kabupaten
pd industri
- UKM Maju Jaya
UKM Award dari
Nusantara
IKM binaan
Kemeperindag th
(APN) Tingkat Nasional tahun
2014 sebagai inovator pangan
lokal
3. Perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
Terwujudnya inovasi dan layanan teknologi produksi pangan berbahan baku lokal untuk
mendukung diversifikasi pangan di 2 kabupaten, yaitu di Kebumen dan
Terwujudnya inovasi dan layanan
Temanggung
teknologi produksi pangan berbahan baku lokal untuk
mendukung diversifikasi pangan di 8 kabupaten (kumulatif)
Terwujudnya inovasi dan
layanan teknologi produksi
pangan berbahan baku lokal
untuk mendukung diversifikasi pangan di 10 kabupaten
Terwujudnya inovasi dan layanan
Terwujudnya inovasi dan layanan
teknologi produksi pangan
teknologi produksi pangan
berbahan baku lokal untuk
berbahan baku lokal untuk
mendukung diversifikasi pangan
mendukung diversifikasi pangan di 4 kabupaten (kumulatif) di 6 kabupaten (kumulatif)
Gambar. 3.12. Peningkatan Capaian Kinerja Outcome menuju Target akhir sesuai Dokumen Renstra
LAKIP DEPUTI BIDANG TAB - BPPT TAHUN 2015 III -17
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada)
Standar Nasional untuk beras analog belum ada
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan
a. Faktor penyebab keberhasilan/peningkatan kinerja - BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi pengembangan
pangan lokal - BPPT memiliki teknologi dan peralatan yang mendukung pengembangan
teknologi pangan lokal - Dukungan dari BKP Prov. Jawa Tengah untuk pengembangan pangan local,
dan MoU BPPT - Prov. Jawa Tengah - Komitmen mitra pengguna dlm mengoperasikan industri pengolahan
pangan lokal
b. Faktor penyebab kegagalan/penurunan kinerja - Keuangan (Jumlah anggaran yang kecil) - Lainnya (eksternal, Misalnya : dukungan masyarakat yang kurang) - Data potensi pangan lokal untuk merumuskan rekomendasi pengembangan
pangan lokal di Kab. Kebumen, Kab. Temanggung yang kurang lengkap
c. Alternatif solusi yang telah dilakukan - Adanya pelatihan untuk peningkatan keahlian SDM - Melengkapi data-data potensi tersebut
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
- Efisiensi penggunaan SDM : dengan spesifikasi keahlian masing-masing sehingga dalam tim kegiatan saling melengkapi
- Efisiensi penggunaan keuangan : penyesuaian anggaran dengan capaian kegiatan per triwulan
- Efisiensi penggunaan mesin dan peralatan - Efisiensi lainnya
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
Penetapan Kinerja :
Jumlah kabupaten yang memanfaatkan inovasi dan layanan teknologi produksi pangan olahan berbahan baku lokal untuk mendukung diversifikasi pangan
Kegiatan :
Kegiatan : Pengkajian
Kegiatan :
Kegiatan :
Pelaksanaan Teknologi
Pengembangan
Koordinasi dan
pelatihan teknis Proses
kerjasama dan
kerjasama
diseminasi
dengan Pemda/
produksi produk
teknologi
industri pangan
hilir pangan
pangan lokal
terkait
lokal
Gambar 3.13. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
C. REALISASI ANGGARAN
Tabel. 3.5. Realisasi Anggaran Tahun 2015
Pagu anggaran Pagu anggaran Pagu
Prosentase awal
Realisasi
optimasi (1 –n) anggaran
penggunaan penggunaan
akhir (Rp.Jt)
anggaran (Rp.Jt) anggaran
Keterangan optimasi anggaran (1) :
- Pengurangan biaya perjalanan dinas
Prosentase penggunaan anggaran :