11 Full Colour dengan penyesuaian terhadap warna dominan yang digunakan
dalam teknik arsitektur keraton Yogyakarta 4. Kertas
Kertas sampul menggunakan jilid hard cover. Kertas isi Berukuran A4 dengan jenis kertas art paper 120 gram.
5. Penggunaan Buku panduan digunakan oleh penyelenggara pelatihan fasilitator keluarga,
secara khusus oleh pelatih dalam pelatihan fasilitator keluarga DIY.
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan tambahan pengetahuan teoritik kepada masyarakat tentang
fasilitator dalam konajar pembinaan keluarga dan kajian teori bahan ajar yang bermuatan kearifan lokal budaya Jawa dalam lingkup keluarga.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Pelatihan
Proses pelatihan fasilitator keluarga menjadi lebih menarik dan mudah untuk memperoleh dan memahami materi.
b. Bagi Pelatih Menambah referensi materi pelatihan fasilitator keluarga yang lebih sistematis.
3. Bagi Lembaga Memberikan sumbangan referensi buku panduan pelatihan pra nikah
12
H. Pentingnya pengembangan
Pengembangan ini dilakukan dalam rangka menambah instrumen pembelajaran di tengah masyarakat guna mentransformasikan nilai-nilai kearifan
lokal Yogyakarta dalam mengokohkan ketahanan keluarga, menunjang regulasi pemerintah dalam pengokohan ketahanan keluarga, dan secara khusus menjadi
instrumen pembelajaran bagi pembentukan kompetensi fasilitator keluarga di Lembaga Jogja Family Center. Dengan tersedianya buku panduan materi pelatihan
ini, maka hasil pengembangan ini akan sangat berguna sebagai bagian dari upaya mengokohkan ketahanan keluarga di Yogyakarta.
I. Asumsi Pengembangan
Para peserta pelatihan konselor keluarga baik di kelompok masyarakat pemerhati keluarga maupun instansi pemerintah dapat menjalankan proses
pembelajaran menjadi : 1. Produk yang dihasilkan memperkuat proses transformasi nilai-nilai luhur
dalam kearifan budaya lokal DIY 2. Produk yang dihasilkan dapat menjadi salah satu bahan ajar yang disusun secara
sistematis bagi fasilitator keluarga DIY 3. Buku panduan materi pranikah untuk pelatihan fasilitator keluarga berbasis
kearifan lokal Yogyakarta menjadi bahan ajar yang spesifik berbasis kearifan lokal Yogyakarta yang dibutuhkan oleh fasilitator keluarga Yogyakarta.
J. Definisi Operasional
1. Pengembangan Bahan Ajar
13 Pengembangan bahan ajar adalah suatu upaya untuk mempersiapkan dan
merencanakan secara seksama dalam mengembangkan, memproduksi serta memvalidasi suatu media pembelajaran berupa bahan ajar sebagai panduan proses
pembelajaran. 2. Pelatihan
Pelatihan adalah suatu pendidikan jangka pendek untuk mengajarkan ilmu pengetahuan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, sehingga peserta belajar memberikan kontribusi terhadap organisasi
3. Pranikah Pranikah merupakan kondisi anggota masyarakat yang belum menikah dan
sedang dalam usaha persiapan perjanjian sebagai calon suami atau calon isteri untuk membolehkannya bergaul sebagai suami isteri guna membentuk suatu
keluarga berdasar aturan dan norma yang berlaku di tengah masyarakat agar tercapai tujuan kehidupan berkeluarga.
4. Fasilitator Keluarga Fasilitator keluarga merupakan pendamping sekaligus mitra bagi keluarga
yang memiliki fungsi sebagai motivator, mediator, dinamisator, serta membantu mengatasi masalah keluarga dalam rangka mewujudkan tujuan berkeluarga
5. Kearifan Lokal Kearifan lokal merupakan sebuah budaya konajartual berupa karya akal budi,
perasaan mendalam, tabiat, bentuk perangai, dan anjuran untuk kemuliaan
manusia yang berasal dari daerah tertentu namun bernilai universal.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pengembangan Buku Ajar
1. Pengertian Buku Ajar
Menurut Kurniasih, 2014:60 buku adalah buah pikiran yang berisi ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum secara tertulis. Buku disusun
menggunakan bahasa sederhana, menarik, dan dilengkapi gambar serta daftar pustaka.
Menurut Tim Dirjen Dikdasmen dalam Andi Prastowo, 2014:243, buku merupakan bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari
pengarangnya. Ditegaskan juga oleh Andi Prastowo bahwa buku adalah salah satu sumber bacaan, berfungsi sebagai sumber bahan ajar dalam bentuk cetak printed
material. Menurut UNESCO dalam Tim Penyusun Pedoman Buku Ajar IKIP Surabaya,
1987:114, buku adalah: “non periodical printed publication of at least forty nine
pages, exclusive of the cover pages.” Secara lebih khusus, Abdul Majid dalam Andi Prastowo, 2014:242
menuturkan bahwa buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.
Sementara Nasution mengemukanan bahwa buku ajar pada umumnya merupakan bahan ajar hasil seorang pengarang atau tim pengarang yang disusun
berdasarkan kurikulum atau tafsiran kurikulum yang berlaku. Biasanya buku ajar