Klasifikasi kemampuan motorik Kemampuan Motorik
22
Sebelumnya telah dibahas bahwa kemampuan siswa tunagrahita dalam menirukan gerakan yang memerlukan koordinasi yang melibatkan
kemampuan motorik kasar memang tergolong buruk, serta perhatian anak tunagrahita terhadap keamanan diri sendiri juga masih mengkhawatirkan oleh
sebab itu diperlukan media aktivitas fisik yang aman, menyenangkan, dan resiko traumatik yang rendah salah satunya dengan media akuatik.
Menurut Ermawan 2009: 285 program akuatik adalah segala kegiatan yang dilakukan di dalam air yang bertujuan untuk melatih anak memperoleh
kemajuan potensi motorik, kognisi, afeksi, dan sosial. Salah satunya melalui gerakan renang. Berdasarkan dari pendapat tersebut maka pemberian aktivitas
air perlu mencantumkan latihan ketangkasan, melatih keberanian di air, teknik dasar renang, dan keselamatan di air Hendrayana dan Wahyoedi, 2004: 10.
Berdasarkan dari observasi yang dilakukan oleh penulis selama menjalani KKL di SLB, beberapa sekolah seperti: SLB N Pembina, SLB N 1
Pleret, SLB Prayuwana, Yayasan Sayap Ibu, dan SLB N 1 bantul sudah memberikan aktivitas akuatik yang terprogram, akan tetapi bentuk aktivitas
tersebut hanya sebatas mengajarkan teknik berenang, belum memperhatikan psikologis anak, pengayaan gerak anak dan kemampuan anak. Oleh karena itu
penulis akan mengemas aktivitas yang menyenangkan, selain itu kemasan aktivitas akuatik yang akan diberikan juga mengandung komponen
kemampuan motorik dan mampu menjadikan pengayaan gerak terutama kemampuan motorik kasar. Aktivitas akuatik yang diberikan dilakukan dalam
waktu yang lama dan dilakukan secara bertahap supaya mendapatkan respon
23
fisiologis yang diinginkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bompa 1994: 3 bahwa, latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis
dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya
untuk memenuhi tuntutan tugas.