STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS GURU KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA TEMA VII CITA- CITAKU SUBTEMA I AKU DAN CITA-CITAKU KUKURIKULUM 2013 DI SD ALKAUTSAR, SDN 2 LABUHAN RATU DAN SDN 2 RAWA LAUT

(1)

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS GURU

KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA TEMA VII CITA- CITAKU SUBTEMA I AKU DAN CITA-CITAKU

KUKURIKULUM 2013 DI SD ALKAUTSAR, SDN 2 LABUHAN RATU DAN

SDN 2 RAWA LAUT

(Skripsi)

Oleh

INDAH PERMATA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(2)

ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS GURU

KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA TEMA VII CITA- CITAKU SUBTEMA I AKU DAN CITA-CITAKU

KUKURIKULUM 2013 DI SD ALKAUTSAR, SDN 2 LABUHAN RATU DAN

SDN 2 RAWA LAUT Oleh

Indah Permata Sari

Masalah penelitian ini adalah kurangnya pemahaman dan penggunaan guru mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis kelas IV SD secara baik dan tepat pada tema VII Subtema I Kurikulum 2013 di kota Bandar Lampung. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman dan penggunaan guru mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis. Populasi penelitian berjumlah 15 guru. Teknik pengambilan sampel menggunakan penelitian populasi. Variabel penelitian yaitu pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis oleh guru. Pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi, wawancara dan dokumentasi, serta dianalisis dengan penelitian kualitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa pemahaman guru mengenai media realia sebesar 45,3% dan media model sebesar 41,6% masuk dalam kategori kurang memahami. Pemahaman guru mengenai media grafis sebesar 58,8% masuk dalam kategori cukup memahami. Penggunaan media pembelajaran realia sebesar 71,5% dan grafis sebesar 85,3% masuk dalam kategori tinggi, dan penggunaan media pembelajaran model sebesar 10,6% masuk dalam kategori sangat rendah.


(3)

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMAHAMAN DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS GURU

KELAS IV SEKOLAH DASAR PADA TEMA VII CITA- CITAKU SUBTEMA I AKU DAN CITA-CITAKU

KUKURIKULUM 2013 DI SD ALKAUTSAR, SDN 2 LABUHAN RATU DAN

SDN 2 RAWA LAUT

OLEH

INDAH PERMATA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kota Bandarlampung, pada tanggal 07 Juni 1992, sebagai anak keempat dari lima bersaudara. Putri dari pasangan Bapak Iskandar dan Ibu Rumiyati.

Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Gunung Terang Kota Bandarlampung tahun 1998/2004, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Bandarlampung tahun 2004/2007, dan Sekolah Menengah Awal di SMA Negeri 9 Bandarlampung lulus pada tahun 2010.

Tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) FKIP Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Tertulis. Pada Tahun 2014, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Pekon Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat, serta melaksanakan Program Pengalaman Lapangan di SD Negeri 1 Way Sindi Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat.


(8)

MOTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan

hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya kamu berharap” (Q.S-Al Insyirah:6-8).

“Manjadda Wajada”

Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil (Buku Negeri 5 Menara)

“To be happy, you must be your own sunshine”

Untuk bahagia kamu harus menjadi cahaya matahari untuk dirimu sendiri (C.E Jerningham)

“Just do it by yourself, never expect someone else will help you”

Kerjakanlah pekerjaan mu sendiri, jangan pernah berpikir orang lain akan membantu (Indah Permata Sari)


(9)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim

Ku persembahkan karya ku ini Kepada :

Bapak Iskandar dan Ibu Rumiyati terkasih

Kakakku Ika Isnayati, Iin Fitriyana dan Irmayani yang ku teladani Adikku Idham Saputra Jaya yang ku banggakan

Keponakanku Shakila Ulya dan Khalisa Putri Aznin yang ku sayangi Keluarga besar dimanapun berada

Seluruh guru dan dosen yang pernah mengajariku dari SD hingga Universitas Seseorang yang kelak akan menjadi Imamku

Semua Sahabat terbaik yang pernah ada PGSD 2011


(10)

x

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrohim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Lampung dengan Judul “Studi Deskriptif tentang Pemahaman dan Penggunaan Media Pembelajaran Realia, Model dan Grafis Guru Kelas IV Sekolah Dasar pada Tema VII Cita-citaku Subtema I Aku dan Cita-citaku Kurikulum 2013 di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan ratu dan SDN 2 Rawa Laut”

Dalam Penulisan skripsi ini Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, beserta seluruh staf dan jajarannya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan bantuan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

xi

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd. selaku ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membimbing kami selama ini.

4. Bapak Drs. Nazaruddin Wahab, M.Pd. selaku Pembimbing Pertama sekaligus Pembimbing Akademik atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

5. Ibu Dr. Rochmiyati, M.Si. selaku dosen Pembimbing Kedua atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.

6. Bapak Dr. Sultan Djasmi, M.Pd. selaku Pembahas atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Universitas lampung dan Staff Tata Usaha yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta bantuan yang berarti saat penulis menyelesaikan perkuliahan dan skripsi.

8. Ibu Ratna Aini, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Labuhan Ratu, Bapak Drs. Yus Indra, MM selaku Kepala Sekolah SD Al-Kautsar, Bapak Joko Purwanto, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 2 Rawa Laut Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian. 9. Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staff Tata Usaha serta Teman Sejawat dari

SD N 3 Gunung Terang, SMP N 10 Bandarlampung dan SMA N 9 Bandarlampung yang telah memberikan ilmu dan dorongan kepada penulis untuk terus belajar dan selalu bersyukur.


(12)

xii

10.Kedua orangtuaku dimana doa yang tak pernah letih diucapkan oleh papah Iskandar dan mamah Rumiyati tercinta, yang telah ikhlas menyayangi Indah dari kandungan hingga saat ini, yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkah Indah dalam sujudnya, terima kasih untuk setiap tetes keringat dan air mata yang tercurah, semuanya tak akan pernah bisa Indah balas dengan apapun. I hope I can give you’re the best I can do. 11.Kakakku Ika Isnayati, Iin Fitriyana, Irma Yani dan adikku Idham Saputra

Jaya serta keponakan ku terkasih Shakila Ulya dan Khalisa Putri Aznin yang selalu memberi semangat untuk terus mengejar cita-citaku.

12.Keluarga besarku yang selalu mendukung langkah Biksu, dimanapun dan kapanpun dan memberi semangat untuk terus maju.

13.Alward Farabi, seseorang yang selalu mengisi hari-hariku baik suka maupun duka, mendengarkan seluruh keluh kesahku, tempat mengadu, tempat bertukar cerita, tempat mengisi kekosongan, tempat dimana aku meminta tolong. Dia memberi semangat dan motivasi terbesar dihidupku untuk menyelesaikan skripsi ini. Ya, dialah sahabat sejatiku, kakak laki-lakiku, sodara semuslimku, guruku, dan calon imamku. Aamiin

14.Isyar Jayantri, Ira Dwi Ananda, Yeti Suryani, Mona fatia Sari, Alif Fauziah Sari, Maryati, Mentari Intan Rifani. Sahabat terbaikku dikampus hijau, ditengah hirukpikuk perkuliahan dimana kita harus memakai seragam dari hari Senin hingga Jumat, tempat mengadu berkeluh kesah, tawa canda bahagia selama perkuliahan serta kakak laki-laki satu-satunya yang selalu peduli untuk menjaga kami, membantu kami, M.Muharom Besila. Terimakasih untuk membuat masa perkuliahanku menjadi Indah.


(13)

xiii

15.Teman seperjuangan di PGSD Kampus 2011 yaitu: khusus untuk Nurlaili dan Eilin Nagari yang menjadi tempatku berkeluh kesah dan banyak memberi nasihat dan dorongan selama penyusunan skripsi ini serta untuk teman sekelasku Barkah, Suge, Firman, Imam, Lukman, Ira Desi, Chelsi, Yogo, Reni, Anel, Uma, Iin, Mba Vris, Mba Cit, Lina, Nora, Ayu, Friezya, Mba Nur, Mba Dyah, Mba Rina, Ni Luh, Meli, Yevie, Dara, Fiske, Depot, Wayas, Risa, Nila, Isna, Mba Nit, Ipeh, Okta, Selvira Semoga kita kelak menjadi orang sukses dan semoga kekeluargaan kita tetap terjalin.

16.Teman-teman KKN dan PPL Pekon Way Sindi teruntuk Hari, Ira, Dinda, Fatma, Rani, NurIndah, Resty, Septi, Nia, Ryan, Nina. Semoga tali persaudaraan kita tetap terjalin.

17.Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir Kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis


(14)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Rumusan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 9

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Guru ... 11

2.2 Guru Profesional ... 16

2.3 Media Pembelajaran ... 20

2.4 Kurikulum 2013 ... 32

2.5 Penelitian yang Relevan ... 34


(15)

xv III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

3.2 Jenis Penelitian ... 38

3.3 Subjek penelitian ... 39

3.4 Variabel Penelitian ... 39

3.5 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 40

3.6 Kisi-kisi Instrumen ... 41

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.7.1 Tes ... 42

3.7.2 Observasi ... 43

3.7.3 Dokumentasi ... 44

3.7.4 Wawancara ... 45

3.8 Uji Instrumen ... 45

3.8.1 Uji Validitas Instrumen ... 45

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 46

3.9 Teknik Analisis Data ... 47

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Persyaratan Instrumen ... 48

4.1.1 Hasil Uji Validitas ... 48

4.1.2 Uji Reliabilitas ... 49

4.2 Hasil Penelitian ... 50

4.3 Pembahasan ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 85

5.2 Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nama-nama Sekolah Dasar yang mengimplementasikan kurikulum 2013

di Kota bandarlampung ... 6

2.1 Contoh Media yang digunakan sesuai pembelajaran 1,2,3 ... 30

2.2 Kriteria umum dalam memilih penggunaan media pembelajaran ... 31

3.1 Populasi Penelitian ... 39

3.3 Kisi-kisi penelitian ... 42

4.1 Persentase Pemahaman Guru mengenai Media Realia ... 50

4.2 Persentase Pemahaman Guru mengenai Media Model ... 53

4.3 Persentase Pemahaman Guru mengenai Media Grafis ... 55

4.4 Persentase dokumentasi penggunaan media pembelajaran realia oleh guru ... 58

4.5 Persentase dokumentasi penggunaan media pembelajaran Model oleh guru ... 59

4.6 Persentase dokumentasi penggunaan media pembelajaran Grafis oleh guru ... 60

4.7 Hasil Penelitian tingkat Pemahaman dan Penggunaan Media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV Tema VII Subtema I ... 80


(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir ... 37 5.1 Bagan Pemahaman Guru mengenai Media Realia, Model dan Grafis .... 67 5.2 Bagan Penggunaan Media Realia, Model dan Grafis oleh Guru ... 78


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-Kisi Penelitian ... 90

2. Instrumen Penelitian Tes ... 91

3. Instrumen Penelitian Observasi ... 94

4. Pedoman Wawancara ... 96

5. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Tes ... 97

6. Hasil Uji Validitas Isi Instrumen Observasi ...101

7. Tabel Hasil Pengujian Validitas dan Reabilitas Tes ...105

8. Jawaban Hasil Tes Responden ...106

9. Hasil Observasi Penggunaan Media Realia ...107

10. Hasil Observasi Penggunaan Media Model ...108

11. Hasil Observasi Penggunaan Media Grafis ...109

12. Tabel r Product Moment ...110

13. Foto Penelitian ...111

14. Buku Guru Tema VII Cita-citaku ...113

15. Contoh RPP Pembelajaran Tema VII Cita-citaku ...132

16. Contoh Hasil Jawaban Tes Guru ...160

17. Contoh Hasil Observasi Penggunaan Media oleh Guru ...169

18. Surat Rekomendasi Pengajuan Judul ...175

19. Surat Penunjukan dan Kesediaan Pembimbing dan Pembahas ...176

20. Surat Izin Penelitian Pendahuluan ...177

21. Surat Izin Penelitian ...180

22. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ...183


(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam proses dan hasil belajar mengajar yang berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pula pada guru. Pekerjaan guru merupakan pekerjaan yang menuntut untuk lebih profesional, hal ini sesuai dengan Undang-undang No. 14 tahun 2005 Bab I pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan meng-evaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru yang profesional mempunyai tanggung jawab secara pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual dengan tugas utamanya yaitu mendidik siswa. Tanggung jawab secara pribadi yaitu mandiri, mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, menghargai serta mengembang-kan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudmengembang-kan melalui kompetensi me-mahami dirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial dan memiliki kemampuan interaktif yang efektif.


(20)

2

Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral. Tanggung jawab inilah yang nantinya akan menjadi prinsip penyelenggaraan pendidikan oleh guru, hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab III pasal 4 ayat (4) bahwa:

Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pem-belajaran.

Terkait dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan di atas, guru diminta untuk dapat memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembang-kan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan tanggung jawab yang diemban guru. Disimpulkan bahwa guru dituntut untuk mampu menciptakan suasana kondusif yang akan membuat siswa nyaman dan tertarik dalam proses pembelajaran. Salah satu unsur yang penting dalam proses pem-belajaran yang kondusif adalah media pempem-belajaran. Pemilihan jenis media pembelajaran yang sesuai akan mempengaruhi proses pembelajaran. Berbagai aspek yang harus diperhatikan guru dalam memilih media antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.


(21)

3

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik dalam Arsyad (2011:15) mengemukakan bahwa:

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Dewasa ini media pembelajaran dapat ditemukan dengan mudah. Guru berperan penting dalam memanfaatkan media pembelajaran tersebut. Jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran sangat banyak ragamnya. Dari yang paling sederhana dan murah, hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi oleh pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang sesuai dengan kebutuhan kegiatan pembelajaran. Media yang sering digunakan guru di sekolah dasar yaitu media tradisional, media tersebut adalah media-media yang tidak dapat diproyeksikan. Berdasarkan pendapat Heinich dalam Sanjaya (2012: 67) “Contoh media yang tidak dapat diproyeksikan yaitu media realia, media model dan media grafis.” Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga listrik.


(22)

4

Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja seperti media yang tidak dapat diproyeksikan tersebut. Guru diharapkan memiliki pengetahuan mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik dalam Arsyad (2011: 6) yang mengemukakan bahwa “Guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pembelajaran, yang meliputi:

1. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;

2. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan; 3. Seluk-beluk proses belajar;

4. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan; 5. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran; 6. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

7. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan; 8. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran; 9. Usaha inovasi dalam media pendidikan.

Pemanfaatan media pembelajaran realia, model dan grafis seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana menetap-kan media pembelajaran realia, model dan grafis yang sesuai dengan pem-belajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pempem-belajaran dalam proses belajar mengajar. Pada kenyataannya media pembelajaran realia, model dan grafis masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media realia, model dan grafis yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain.


(23)

5

Hal di atas dapat terjadi karena beberapa faktor salah satunya yaitu kurangnya pemahaman guru dalam penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap guru telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalah kurikulm KTSP 2006 dan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi utama. Dua strategi tersebut yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambah-an waktu pembelajarpenambah-an di sekolah. Kenyatapenambah-annya efektifitas pembelajarpenambah-an dalam kurikulum 2013 sulit dilaksanakan. Kurikulum 2013 erat kaitannya dengan media pembelajaran, disamping pembelajaran dilakukan secara tematik pembelajaran pun berbasis pendekatan ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah terdapat kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan dan meng-asosiasi serta mengomunikasikan hasil pembelajaran.

Kegaitan-kegiatan tersebut membutuhkan media pembelajaran realia, model dan grafis sebagai penunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Namun di akhir tahun 2014 pelaksanaan kurikulum 2013 diberhentikan dan sekolah diharapkan kembali menggunakan kurikulum KTSP 2006.Sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 di atas tiga semester, maka sekolah tersebut akan tetap menggunakannya dan dijadikan percontohan bagi sekolah-sekolah lain.


(24)

6

Berdasarkan data yang diperoleh melalui dokumen dinas pendidikan kota Bandarlampung terdapat 9 sekolah dasar yang masih mengimplementasikan kurikulum 2013 baik sekolah negeri maupun swasta namun hanya 3 Sekolah Dasar yang menjadi subjek penelitian yaitu:

Tabel 1.1 Nama-nama Sekolah Dasar yang masih mengimplementasikan kurikulum 2013

No Nama SD Jumlah Guru Kelas IV

1 SDN 2 Labuhan Ratu 3

2 SDN 2 Rawa laut 6

3 SD Alkautsar 6

Jumlah 15

Sumber: Dok. Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung

Berdasarkan hasil studi pendahuluan data wawancara dengan Kepala Sekolah SD yang masih menerapkan kurikulum 2013 dalam penggunaan media pem-belajaran realia, model dan grafis, guru belum mampu melaksanakannya secara maksimal terutama pada guru kelas IV. Peneliti juga melakukan wawancara pendahuluan beberapa guru kelas IV di SDN 2 Labuhan Ratu, SDN 2 Rawa Laut dan SD Alkautsar. Hasil data wawancara yaitu Ibu Yayu Ermila, S.Pd salah satu guru kelas IV SDN 2 Rawa Laut menyatakan bahwa dalam melakasanakan pembelajaran belum maksimal karena pemahaman guru tentang kurikulum 2013 masih kurang, terutama pembelajaran yang menggunakan media realia, model dan grafis dalam menunjang pembelajaran.

Pendapat lain juga berasal dari bapak Margiyanto, S.Pd salah satu guru kelas IV di SD Alkautsar bahwa dalam pembelajaran guru masih melaksanakannya secara konvensional dengan sistem ceramah. Serta pendapat dari Ibu Sovianti, M.Pd guru kelas IV SDN 2 Labuhan Ratu menyatakan para guru merasa terbebani sehingga menyebabkan kurangnya kinerja kerja mereka.


(25)

7

Siswa pun menambahkan bahwa mereka bosan dan kurang termotivasi dengan kegiatan pembelajaran dikelas. Hal ini membuktikan bahwa guru lebih banyak menemukan kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar. Kesulitan yang dihadapi oleh guru tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis dalam kurikulum 2013. Hal ini juga dapat terlihat dari penggunaan RPP sebelum dilaksanakannya penelitian bahwa guru masih belum mampu mengembangkan penggunaan media pembelajaran terutama media realia, model dan grafis.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai pemahaman guru dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis pada kurikulum 2013. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Tentang Pemahaman dan Penggunaan Media Pembelajaran Realia, Model dan Grafis Guru Kelas IV Sekolah Dasar pada Tema VII Subtema I Kurikulum 2013 di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.”

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun masalah-masalah yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang monoton dan kurang menarik. 2. Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(26)

8

3. Kurangnya pemahaman guru mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis.

4. Kurangnya pemahaman guru mengenai penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis.

5. Guru jarang menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan dalam identifikasi masalah maka penelitian ini membatasai pada masalah bagaimana pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV sekolah dasar pada tema VII Cita-Citaku subtema I Aku dan Cita-Citaku Kurikulum 2013 di kota SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV sekolah dasar pada tema VII Cita-citaku subtema I Aku dan Cita-citaku kurikulum 2013 di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.


(27)

9

1.5 Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu:

Ingin mengetahui gambaran mengenai pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV sekolah dasar pada tema VII Cita-citaku Subtema I Aku dan Cita-citaku kurikulum 2013 di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.

1.6 Manfaat Penilitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis untuk mengembangkan atau menerapkan konsep-konsep pendidikan khususnya pendidikan yang memanfaatkan media pembelajaran realia, model dan grafis pada kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajarannya, karena membahas pemahaman guru mengenai penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis pada kurikulum 2013 di kota Bandarlampung.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai acuan bagi guru untuk merancang pembelajaran yang menarik dengan menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis guna meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Sebagai acuan untuk sekolah agar dapat menyediakan media pembelajaran realia, model dan grafis yang sesuai standar media pen-didikan guna meningkatkan kinerja guru.


(28)

10

c. Pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah secara optimal dan bertahap diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah studi tentang pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV pada tema VII subtema I kurikulum 2013 di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah 15 guru dari 3 Sekolah dasar yang masih mengimplementasikan kurikulum 2013 di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.

3. Ruang Lingkup Tempat atau Wilayah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Alkautsar, SDN 2 Labuhan Ratu dan SDN 2 Rawa laut.

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak dikeluarkannya surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada bulan Januari dan izin penelitian pada bulan Maret hingga bulan Mei tahun 2015.


(29)

11

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1Pemahaman Guru

2.1.1 Pengertian Pemahaman

Guru harus berusaha mempersiapkan siswa agar berhasil. Karena itu pemahaman guru terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran harus ditingkatkan. Pemahaman merupakan salah satu bagian dari domain kognitif dari Taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh Taksonomi Anderson. Menurut Anderson, segala upaya yang berhubungan dengan aktivitas otak termasuk dalam ranah kognitif. Anderson membagi ranah kognitif tersebut menjadi 6 tingkatan dari yang terendah hingga yang tertinggi, yakni mengingat (remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisa (analyze), mengevaluasi (evaluate) dan terakhir mencipta (create). Anderson (2001: 70) mengemukakan bahwa:

As we indicated, when the primary goal of instruction is to promote retention, the focus is an objectives that emphasize remember. When the goal of instruction is to promote transfer, however, the focus shifts to the other five cognitive processes, understand through create.


(30)

12

Berdasarkan pendapat di atas dapat kita ketahui bahwa tujuan utama pengajaran adalah untuk menyalurkan informasi. Ketika seseorang menyalurkan informasi maka pusat yang ditekankan adalah mengingat. Hal ini berkaitan dengan kinerja otak dalam proses memahami yaitu dengan disertai belajar dan berpikir. Hal ini sesuai dengan pendapat lain dari Benjamin S. Bloom dalam Sudijono (2011: 50) yang mengemukakan bahwa:

Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang guru dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang suatu hal dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

Menanggapi hal di atas bahwa pemahaman merupakan ukuran kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu dilihat dari kemampuan seseorang apabila telah mampu memberikan penjelasan secara rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman itu sendiri terdiri dari beberapa proses kognitif. Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson (2001: 70), bahwa:

....Cognitive processes in the category of understand include interpretting, exempliying, classifying, summarizing, inferring, comparing and explaining.

Memperhatikan hal di atas, dapat dijelaskan bahwa proses kognitif dalam ranah memahami terdiri dari menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, meringkas, menyimpulkan, membandingkan dan


(31)

13

menjelaskan. Disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dari yang terendah hingga yang tertinggi diperoleh dengan cara berpikir dan belajar melalui proses kognitif. Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan mampu menyampaikan informasi kepada siswa hingga mampu memahami informasi tersebut. Hal tersebut berhubungan dengan pendapat Daryanto (2008: 106) yang mengemukakan bahwa:

Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Guru dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain.

Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Menurut Jamaluddin (1978: 1) mengemukakan bahwa:

Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.

Guru sebagai pendidik diibaratkan seperti ibu kedua yang meng-ajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar dan mengembangkan potensi dasar dan ke-mampuannya secara optimal, hanya saja ruang lingkupnya berbeda,


(32)

14

guru mendidik dan mengajar di sekolah secara formal dan sebaliknya. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 mengemukakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Disimpulkan dari pendapat-pendapat para ahli mengenai pengertian pemahaman dan pengertian guru bahwa pemahaman guru adalah kemampuan guru dalam menjabarkan suatu materi/bahan, serta kemampuan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dengan bahasa yang dapat dimengerti dan dapat meningkatkan kemampuan siswa.

2.1.2 Ukuran Pemahaman

Seseorang dapat dikatakan paham apabila orang tersebut telah diukur pemahamannya. Ukuran pemahaman dapat dicari dengan melakukan pengukuran. Pengukuran merupakan salah satu hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Menurut Masidjo (1995: 14) mengemukakan bahwa:

Pengukuran suatu objek adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.


(33)

15

Memperhatikan pendapat di atas bahwa pengukuran tidak dapat dilakukan sembarangan harus mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Pengukuran dapat dilakukan untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. Pengukuran biasanya dinyatakan dalam bentuk angka. Menurut Djaali & Pudji Muljono (2007) mengemukakan bahwa:

Pengukuran adalah penilaian numeric pada fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut criteria atau satuan-satuan tertentu. Jadi pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek dengan fakta-fakta satuan tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa pengukuran dapat memasangkan suatu objek dengan satuan ukuran tertentu. Sehingga ukuran pemahaman dapat diketahui dengan proses pemberian angka dimana seseorang telah mencapai pemahaman tertentu. Hal ini berhubungan dengan pendapat Benjamin S. Bloom dalam Sudijono (2005: 49-50) yang mengemukakan bahwa:

Ukuran pemahaman termasuk dalam ranah proses berpikir (cognitive domain) yang mencakup kegiatan mental (otak) dan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah dalam ranah kognitif, dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang dari yang paling tinggi hingga yang terendah dan pemahaman termasuk dalam jenjang yang kedua. Pemahaman setingkat dan lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, ukuran pemahaman seseorang dapat diukur dengan proses pemberian angka dimana seseorang telah mencapai pemahaman tertentu.


(34)

16

Pengukuran pemahaman dapat diketahui dengan empat kategori yaitu memahami, cukup memahami, kurang memahami dan tidak memahami dengan mengadaptasi standar rata-rata Arikunto (2010: 196) yang diperoleh digunakan kriteria yaitu dengan interval presentase 76% - 100% = Baik/memahami, 56% - 76% = Cukup Baik/cukup memahami, 40% - 55% = Kurang Baik/kurang me-mahami dan 0% - 39% = Tidak baik/tidak meme-mahami.

2.2 Guru Profesional

2.2.1 Pengertian Guru Profesional

Peran Guru dalam proses kemajuan pendidikan sangatlah penting. Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas. Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebagai salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas guru harus bekerja secara profesional. Guru yang tidak profesional dianggap sulit untuk melahirkan lulusan yang kompeten.


(35)

17

Apalagi keberadaan guru tidak bisa digantikan oleh faktor lain. Hal ini sesuai dengan UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengemukakan bahwa:

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Jadi guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.

2.2.2 Kompetensi Guru

Guru adalah kreator proses belajar mengajar. Guru dapat mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Guru akan berperan sebagai model bagi anak didiknya. Kebesaran jiwa, wawasan dan pengetahuan guru atas perkembangan masyarakat akan mengantarkan para siswa untuk dapat berpikir menciptakan masa depan yang lebih baik. Hal tersebut yang membuat guru harus memiliki kompetensi. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa:


(36)

18

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Pada hakikatnya guru merupakan profesi, yang mana profesi itu sendiri merupakan pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang bertujuan memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan tertentu. Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab IV pasal 10 ayat (1) dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru melalui pendidikan profesi meliputi:

a) kompetensi pedagogik, b) kompetensi kepribadian, c) kompetensi sosial,

d) kompetensi profesional yang diperoleh.

Ke empat kompetensi di atas memiliki perannya masing-masing dalam membantu guru memajukan mutu pendidikan. Guru tidak dibenarkan menghindar dari kewajibannya sebagai pengajar dan pendidik untuk tampil di hadapan anak didik dengan seluruh kepribadiannya.


(37)

19

Sering terjadi seorang guru tidak kreatif dalam menggunakan metode pengajaran. Mereka sudah cukup puas dengan metode konvensional sehingga kurang memotivasi siswa. Mereka mengandalkan metode ceramah yang sangat membosankan sehingga tidak terjadi proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan di dalam kelas. Akibat dari semua itu sering terjadi seorang siswa mengalami kejenuhan di dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas, dimana banyak siswa yang merasa sekolah ibarat penjara, sekolah tidak bisa menimbulkan semangat belajar. Bahkan lebih parah, banyak siswa yang paling suka bila sang guru absen, tanpa merasa kehilangan sesuatu. Boleh jadi, fenomena tersebut disebabkan selama ini siswa hanya diposisikan sebagai objek atau robot yang harus dijejali beragam materi sehingga membuat siswa tidak betah di kelas.

Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para siswa bukan hanya sebagai objek tapi juga subyek. Jadi siswa akan menjadi aktif tidak pasif sehingga siswa akan merasa betah dalam mengikuti proses belajar mengajar. Untuk itulah dibutuhkan alat bantu pengajaran yang disebut media pembelajaran. Ada banyak manfaat jika guru mau memanfaatkan media pembelajaran. Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajan akan lebih efektif dan efisien. Disimpulkan bahwa jika media dimanfaatkan secara optimal oleh guru kualitas belajar siswa akan meningkat sehingga akan menghasil output yang memuaskan.


(38)

20

Selain prestasi akademik mereka akan mengalami peningkatan, diharapkan belajar yang berkualitas akan mengubah perilaku perserta didik. Hal ini sudah menjelaskan bahwa hubungan antara guru dan media pembelajaran adalah dua hal yang sangat berkaitan.

2.3 Media Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Media pembelajaran dapat menjadi penghubung antara siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Gerlach & Ely dalam Arsyad (2011: 3) yang mengemukakan bahwa:

Media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa media membangun suatu kondisi yang membuat siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Hal ini membuat media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya bisa berupa perangkat keras (hardware), seperti computer, TV, projector, dan perangkat lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu. Menurut Hamalik dalam Azhar Arsyad (2011: 4) mengemukakan bahwa:

Media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah.


(39)

21

Berdasarkan pendapat di atas media tidak hanya menjadi alat namun dapat menjadi alat bantu yang digunakan guru dalam rangka meng-efektifkan komunikasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendapat lain dinyatakan oleh Latuheru dalam Arsyad (2011: 4) bahwa:

Media pembelajaran adalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah ditetapkan agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu kegiatan belajar mengajar.

2.3.2 Macam-macam Media Pembelajaran

Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran. Beberapa media yang paling akrab dan hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku), selain itu banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model,


(40)

22

dan Overhead Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru.

Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis media yang bisa digunakan oleh guru di sekolah dasar. Menurut Heinich dkk dalam Sanjaya (2012: 67) bahwa media dapat terbagi menjadi: “Media yang tidak dapat diproyeksikan (realia, model dan grafis) dan Media yang dapat diproyeksikan.” Berdasarkan pendapat di atas, dibawah ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai media yang tidak dapat diproyeksikan yang berhubungan dengan penelitian.

Sebelum itu akan dijelaskan mengenai pengertian media yang tidak dapat diproyeksikan menurut John D Latuheru dalam Sanjaya (2012: 41) yaitu “Media pandang yang tidak diproyeksikan ialah bahwa media yang digunakan itu tidak membutuhkan suatu alat bantu lain (misalnya suatu proyektor) untuk melihatnya.” Media seperti ini sangat banyak, mudah diperoleh, dan mudah digunakan secara luas dikelas bila dibanding dengan media pandang yang lain.

Media seperti ini sangat umum dan banyak terdapat dalam lingkungan kehidupan kita, sehingga para pendidik/guru kadang-kadang cen-derung tidak memperhitungkan kehadiran media ini dalam proses pembelajaran. Padahal media ini selain mudah diperoleh, juga tidak


(41)

23

membutuhkan peralatan yang rumit, tidak membutuhkan adanya aliran listrik, dan tidak membutuhkan tenaga khusus untuk melayaninya. Media seperti ini dapat digunakan dimana-mana, misalnya daerah-daerah yang belum terjangkau listrik dan sarana/prasarana komunikasi yang lancar.

Menurut Heinich dkk dalam Sanjaya (2012: 67) yaitu “Jenis media yang tidak diproyeksikan antara lain: realia, model, dan grafis.” Ketiga jenis media ini dapat dikategorikan sebagai media sederhana. Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa karena mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik. Selanjutnya akan dijabarkan lebih lanjut mengenai media realia, model dan grafis yaitu:

a. Media realia

Menurut Heinich dkk dalam Sanjaya (2012: 67) yaitu:

Media Realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus di hadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya.

Berdasarkan pendapat diatas bahwa media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat badak yang ada di kebun binatang.


(42)

24

Selain observasi dalam kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi. Menurut Heinich dkk dalam Sanjaya (2012: 67) bahwa “Modifikasi media realia berupa: potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid).” Selanjutnya akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya yang tidak digunakan secara keseluruhan, tetapi hanya diambil bagian-bagian yang penting saja dan dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja.

2. Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa seutuhnya tanpa ada yang dikurangi sedikitpun sebagai contoh untuk mewakili karakteristik sebuah benda. Misalnya beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di dalam kelas.

3. Pameran (exhibit) menampilkan benda benda tertentu yang dibuat seolah olah siswa berada dalam lingkungan atau situasi sebenarnya. Misalnya senjata senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah-olah mengambarkan situasi perang pada jaman dulu.

Secara teori, penggunaan media realia ini banyak kelebihannya, salahsatunya yaitu dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Namun dalam prakteknya banyak benda-benda nyata yang tidak mudah dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya.


(43)

25

b. Media model

Menurut Heinich dkk dalam Sanjaya (2012: 69) yaitu:

Media model diartikan sebagai benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media model merupakan jawaban untuk kendala dalam pengadaan media realia sehingga media model suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri yang penting. Tujuannya agar media tersebut dapat mewakili benda-benda yang tidak dapat dihadirkan dikelas. Contoh model adalah: candi borobudur, pesawat terbang, bentuk bumi, bentuk planet atau tugu monas yang dibuat dalam bentuk mini.

c. Media Grafis

Menurut Heinich dkk dalam Sanjaya (2012: 71) yaitu:

Media grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat simbol-simbol visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan kata-kata verbal. Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu kata". Semua media grafis, dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum sesuai dengan pendapat diatas.


(44)

26

Menurut Sadiman (1996: 201) “Media grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan sebagainya.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan kembali yaitu gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Menurut Sadiman (1996: 201) bahwa:

Gambar/foto sifatnya universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa. Beberapa kelebihan media gambar/foto antara lain: sifatnya konkrit, dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera, harganya relatif murah serta mudah dibuat dan digunakan dalam pembelajaran di kelas. Selain kelebihan berdasarkan pendapat diatas, gambar/foto juga memiliki kelemahan menurut Sadiman (1996: 201) yaitu:

Hanya menekankan pada persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat terlihat oleh sekelompok siswa, jika gambar terlalu kompleks, akan kurang efektif untuk tujuan pembelajaran tertentu.

Agar lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka gambar/foto hendaknya memenuhi persyaratan berikut (Sadiman, 1996: 202) yaitu:

1. Otentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung.

2. Sederhana, artinya harus menunjukkan dengan jelas bagian bagian pokok dari gambar tersebut.

3. Ukurannya proporsional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran sesungguhnya benda/obyek yang digambar. Caranya antara lain dengan mensejajarkan gambar/foto tersebut dengan benda lain yang sudah dikenal siswa. Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sadiman (1996: 203) “Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian bagian


(45)

27

pokoknya tanpa detail.” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sketsa selain dapat menarik perhatian siswa, sketsa dapat menghindarkan verbalisme dan memperjelas pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru, karena itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya). Satu-satunya hambatan yang sering dikemukakan adalah guru tidak bisa menggambar. Padahal setiap orang pasti memiliki kemampuan dasar mengganbar, dan itu sudah cukup sebagai modal membuat sketsa untuk memperjelas sajian kita. Selanjutnya yaitu diagram/skema menurut Sadiman (1996: 204) bahwa:

Diagram/skema merupakan suatu gambar sederhana yang meng-gunakan garis-garis dan simbol-simbol. Diagram menggambarkan struktur dari obyek tertentu, diagram menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disana. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk untuk memahami komponen dan mekanisme kerja peralatan tertentu.

Misalnya kalau kita membeli peralatan elektronik, biasanya disertai sebuah diagram mengenai komponen alat tersebut, fungsi, dan cara pengoperasian. Jika digunakan dalam pembelajaran, diagram bisa menyederhanakan sesuatu yang kompleks membantu memperjelas penyajian guru. Menurut Sadiman (1996: 205) bahwa:

Kelebihannya diagram dapat menyajikan materi yang luas dan kompleks menjadi lebih padat dan sederhana. Namun untuk bisa memahami diagram, siswa harus memiliki latar belakang tentang materi yang didiagramkan. Diagram yang baik haruslah: benar datanya, rapi, diberi judul dan penjelasan seperlunya, ukurannya cukup dan dapat dilihat oleh siswa dalam jumlah yang diinginkan, penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum (dari kiri ke kanan).


(46)

28

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bagan/chart berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu penyajian. Dalam bagan/chart sering dijumpai bentuk grafis yang lain seperti: gambar, diagram, kartun atau lambang verbal. Agar menjadi media yang baik, bagan hendaknya dibuat: secara sederhana, lugas, tidak berbelit belit, dan up to date. Ada beberapa macam bentuk bagan, (Sadiman, 1996: 206) yaitu: “bagan pohon, bagan arus, dan bagan garis waktu.” Bagan pohon biasanya digunakan untuk menunjukkan sifat, komposisi atau hubungan antar kelas (strata). Contoh bagan pohon yang paling mudah ditemukan di sekolah adalah bagan tentang struktur organisasi kelas.

Bagan arus untuk menggambarkan hubungan atau langkah-langkah suatu kegiatan. Sedangkan bagan garis waktu untuk menggambarkan hubungan antara peristiwa dengan waktu secara kronologis. Terakhir yaitu grafik menurut Sadiman (1996: 207) bahwa: “Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif.” Grafik digunakan untuk menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan. Grafik biasanya disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data komparatif.


(47)

29

Ada beberapa bentuk grafik, antara lain: grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar. Beberapa kelebihan grafik dalam pembelajaran antara lain (Sadiman, 1996: 208) yaitu:

1. memungkinkan kita mengadakan analisis, penafsiran dan perbandingan antar data-data yang disajikan, baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, maupun arah tertentu. 2. bermanfaat untuk mempelajari hubungan kuantitatif

dengan beberapa data.

3. penyajian pesannya cepat, jelas, menarik, ringkas, dan logis.

Semakin rumit data yang akan disajikan akan semakin efektif bila disajikan melalui grafik. Menurut Sadiman (1996: 210) Grafik yang baik haruslah:

1) Jelas untuk dilihat dan dibaca siswa, 2) hanya menyajikan satu ide/pokok masalah, 3) menggunakan warna-warna kontras dan harmonis, 4) dibuat secara ringkas dan diberikan judul,

5) sederhana, menarik, teliti dan mampu "berbicara sendiri" (begitu siswa membaca, langsung mengerti maksudnya). Berdasarkan pendapat di atas media yang tidak dapat diproyeksikan adalah media yang cocok digunakan di sekolah dasar. Media yang tidak dapat diproyeksikan selain mudah didapatkan, penggunaannya pun tidak terlalu sulit. Demikian halnya dengan penanaman konsep kognitif di sekolah dasar. Siswa sekolah dasar yang pada dasarnya masih merupakan anak dengan pikiran yang polos dan berpikiran sesuai dengan apa yang dilihat dan didengar sehingga murid sekolah dasar akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang diberikan oleh guru melalui media yang digunakan.


(48)

30

Penanaman konsep ini dapat bertahan lama, karena siswa disamping dapat mendengar, dapat pula mengamati, meraba, dan merasakan media pembelajarannya. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti mencoba mengklasifikasikan contoh-contoh media sesuai Kurikulum 2013 bahwa pelajaran tidak lagi di pisahkan, namun semua pelajaran dilembur menjadi satu membentuk pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu tematik tetap harus menyesuaikan media dengan masing-masing pembelajaran

Dibawah ini akan disajikan contoh-contoh media digunakan guru sesuai dengan pembelajaran 1, 2 dan 3 tema VII Cita-citaku subtema I Aku dan Cita-citaku pada buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 di kelas IV SD, yaitu:

Tabel 2.1. Contoh Media yang digunakan sesuai Pembelajaran 1, 2 dan 3 Tema VII Subtema 1 di kelas IV SD

Pembelajaran Jenis Media Pembelajaran yang Digunakan

Realia Model Grafis

1 Guru - Gambar, Foto

2

Kertas Bekas, bahan-bahan Alam (batu-batuan, logam, keramik, tempurung/batok kelapa, biji-bijian, daun-daunan, kulit-kulitan dll)

- Gambar

3 Guru - Gambar

Sumber: Buku Guru – Buku Siswa Kelas IV Tema VII Cita-citaku subtema Aku dan Cita-citaku

Berdasarkan tabel di atas, peneliti memberi batasan pada penelitian ini yaitu media pembelajaran yang digunakan dikelas IV berdasarkan media realia, media model dan media grafis.


(49)

31

Dimana implementasinya disesuaikan dengan tema VII Cita-citaku subtema I Aku dan Cita-citaku. Sejalan dengan hal tersebut, selanjutnya akan dijelaskan mengenai cara menentukan media pembelajaran realia, model dan grafis yang baik dan benar dengan kriteria umumSadiman (1996:85)sebagai berikut:

1. Kesesuaian dengan tujuan (instructional goals). 2. Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional

content).

3. Kesesuaian dengan Karakteristik Siswa. 4. Kesesuaian dengan teori.

5. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa.

6. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia.

Berdasarkan pendapat di atas bahwa terdapat beberapa kriteria yang harus dilakukan guru sebelum menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis. Untuk lebih jelas, akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kriteria Umum dalam Memilih Penggunaan Media Pembelajaran Realia, Model dan Grafis

No Kriteria Jenis Media Pembelajaran

Realia Model Grafis

1 Kesesuaian dengan Tujuan (instructional goals) Kognitif, afektif dan psikomotorik Kognitif, afektif dan psikomotorik Kognitif, afektif dan psikomotorik 2 Kesesuaian

dengan materi pembelajaran (instructional content)

Kajian apa yang akan diajarkan, sejauhmana kedalaman materi yang akan dicapai

Kajian apa yang akan diajarkan, sejauhmana kedalaman materi yang akan dicapai

Kajian apa yang akan diajarkan, sejauhmana kedalaman materi yang akan dicapai 3 Kesesuaian

dengan Karakteristik siswa Harus familiar, sesuai dengan kebiasaan siswa, kemampuan awal siswa, dan budaya siswa Harus familiar, kebiasaan siswa, kemampuan awal siswa, budaya siswa Harus familiar, kebiasaan siswa, kemampuan awal siswa, budaya siswa


(50)

32

No Kriteria Jenis Media Pembelajaran

Realia Model Grafis

4 Kesesuaian dengan teori

Teori belajar Teori belajar Teori belajar 5 Kesesuaian

dengan gaya belajar siswa Kondisi psikologis siswa (visual, auditorial dan kinestetik) Kondisi psikologis siswa (visual, auditorial dan kinestetik) Kondisi psikologis siswa (visual, auditorial dan kinestetik) 6 Kesesuaian

dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia Lingkungan yang baik, fasilitas yang mendukung dan waktu yang cukup Lingkungan yang baik, fasilitas yang mendukung dan waktu yang cukup Lingkungan yang baik, fasilitas yang mendukung dan waktu yang cukup Sumber: Sadiman (1996:85)

Kesimpulan dari tabel diatas yaitu guru harus melaksanakan pemilihan penggunaan media realia, model dan grafis yang sesuai dengan kriteria yang ada sehingga penggunaan media pembelajaran menjadi efisien dan efektif.

2.4 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang pernah digagas dalam rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004, tapi belum terselesaikan karena desakan untuk segera mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Kurikulum 2013 adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Selain itu penataan kurikulum pada kurikulum 2013 dilakukan sebagai amanah dari UU No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional dan peraturan presiden N0. 5 tahun 2010 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional.


(51)

33

Berdasarkan amanah tersebut Kurikulum 2013 di-kembangkan untuk meningkatkan capaian pendidikan dengan dua strategi utama, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah. Menurut Imas Kurinasih yaitu

Penerapan kurikulum 2013 diimplementasikan adanya penambahan jam pelajaran, hal tersebut sebagai akibat dari adanya perubahan proses pembelajaran yang semula dari siswa diberi tahu menjadi siswa yang mencari tahu.

Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal itu sejalan dengan amanat UU No.20 tahun 2003 sebagai mana tersurat dalam penjelasan pasal 35 bahwa:

Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar yang telah disepakati.

Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Pembelajaran merupakan proses ilmiah. Karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah.


(52)

34

Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan tertentu. Untuk menunjang hal tersebut kurikulum 2013 tak lepas dari sumber belajar salah satunya yaitu media pembelajaran. Menurut Notodiputro (2013: 81) bahwa:

Sumber belajar adalah rujukan, objek atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya.

Sesuai dengan pendapat di atas, sumber belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, indikator dan kompetensi dasar serta kompetensi inti yang akan dicapai dalam kurikulum 2013. Disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran menjadi salah satu faktor yang menunjang keberhasilan kurikulum 2013, dengan pembelajaran tematik terpadu tersebut tidak mungkin dapat berjalan tanpa adanya alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar seperti media pembelajaran realia, model dan grafis.

2.5 Penelitian yang Relevan

Berdasarkan skripsi yang berjudul “Pengaruh penggunaan media realia terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa” oleh renita prahastiani FKIP Universitas Lampung tahun 2014 disimpulkan bahwa penggunaan media realia berpengaruh signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.


(53)

35

Berdasarkan jurnal yang berjudul “Penerapan metode problem solving

dengan Media grafis pada pembelajaran tematik” Oleh Dwi Fitriani FKIP Universitas Lampung tahun 2014 hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode problem solving dengan media grafis pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan tesis yang berjudul “Pengaruh penggunaan media model dan gambar terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan alam ditinjau dari motivasi belajar siswa” (eksperimen pada siswa kelas v sekolah dasar negeri gugus panataran kecamatan manyaran kabupaten wonogiri) Oleh Parmin Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret tahun 2009. Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara penggunaan media model dan media gambar terhadap prestasi belajar IPA, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar IPA dan ada interaksi pengaruh yang signifikan antara penggunaan media dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan di atas disimpulkan bahwa media merupakan salah satu indikasi siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran, lebih aktif, lebih mudah paham, termotivasi, anak tidak merasa jenuh serta meningkatkan prestasi anak.


(54)

36

Pelaksanaan pembelajaran tematik sangat memerlukan dukungan media realia, model dan grafis namun hanya sebagian guru yang menggunakannya dalam pembelajaraan, hal ini sangat mempengaruhi efektifitas pada implementasi pembelajaran tematik. Hal tersebut dapat teratasi apabila seorang guru memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang media pembelajaran dan penggunaan nya karena itu penulis ingin mengkaji tentang pemahaman guru mengenai penggunaan media pembelajaran di kota Bandarlampung.

2.6 Kerangka Berfikir

Guru profesional berperan dalam menentukan keberhasilan siswa di dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru dituntut untuk membuat kegiatan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pem-belajaran realia, model dan grafis berfungsi untuk mengendalikan proses dan hasil belajar siswa dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Begitu pentingnya penggunaaan media pembelajaran realia, model dan grafis pada kurikulum 2013, sehingga guru diharapkan mampu merancang kegiatan belajar yang kreatif dengan menggunakan media pembelajaran demi kemajuan siswa dan tercapainya tujuan pendidikan secara optimal. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka secara garis besar, maka variabel penelitiannya adalah pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV sekolah dasar.


(55)

37

Peneliti bermaksud meneliti pemahaman guru dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV SD pada tema VII Cita-citaku subtema I Aku dan Cita-Cita-citaku kurikulum 2013 di kota Bandarlampung, maka dibuatlah kerangka berpikir sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian Pemahaman Guru

Mengenai Media Pembelajran Realia,

Model dan Grafis

Penggunaan Media Pembelajaran Realia, Model dan


(56)

38

III. METODE PENILITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar yang masih meng-implementasikan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2014/2015.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3) bahwa:

Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Peneliti tidak mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Peneliti hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas, seperti apa adanya.

Jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memaparkan atau menggambarkan masalah yang sedang dihadapi, hal ini sesuai dengan sasaran kajian penelitian ini yaitu pemahaman guru dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis pada tema VII Cita-citaku subtema I Aku dan Cita-citaku kurikulum 2013 di kota Bandar Lampung.


(57)

39

3.3 Subjek Penelitian Populasi

Menurut Arikunto (2010:173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.” Sehubungan dengan hal tersebut populasi dalam penelitian ini adalah guru Sekolah Dasar kelas IV yang masih mengimplementasikan kurikulum 2013 di Kota Bandar Lampung, yaitu:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama SD Jumlah Guru Kelas IV

1 SD N 2 Labuhan Ratu 3

2 SD N 2 Rawa Laut 6

3 SD Al-Kautsar 6

Jumlah 15

Sumber: Dok. Dinas Pendidikan Kota Bandarlampung

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam kegiatan penelitian. Menurut Sugiono (2012: 38) bahwa: “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman dan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis guru kelas IV sekolah dasar pada tema VII Cita-citaku subtema Aku dan Cita-citaku kurikulum 2013 di kota Bandarlampung.


(58)

40

3.5 Definisi Konseptual dan Operasional 3.5.1 Definisi Konseptual

Pemahaman Guru Mengenai Media Pembelajaran

Pemahaman guru mengenai media pembelajaran adalah pengetahuan dan kemampuan guru dalam menafsirkan, mencontohkan, membandingkan dan menjelaskan mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis. Memiliki pengetahuan mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis adalah kewajiban guru sebelum menggunakan media pembelajaran tersebut, dengan pengetahuan tersebut selanjutnya dalam penggunaan media pembelajaran menjadi mudah dan efektif.

Pemahaman Guru Mengenai Penggunaan Media Pembelajaran Pemahaman guru mengenai penggunaan media pembelajaran pada kurikulum 2013 adalah kemampuan guru dalam mengetahui dan menggunakan media realia, model dan grafis sebagai alat bantu pembelajaran yang penggunaanya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah ditetapkan pada kurikulum 2013.

3.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional digunakan untuk memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mendefinisikan objek penelitian, maka variabel penelitian ini perlu dioperasionalkan.


(59)

41

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah pemahaman guru mengenai fungsi dan penggunaan media pembelajaran dengan 3 indikator meliputi:

a. Pemahaman guru mengenai konsep media pembelajaran realia, model dan grafis

Pemahaman guru dalam menafsirkan, mencontohkan, mem-bandingkan, dan menjelaskan media pembelajaran realia, model dan grafis.

b. Pemahaman guru dalam penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis

Pemahaman guru mengenai penggunaan media pembelajaran yaitu prosedur penggunaan dan implementasi pembelajaran berdasarkan tema pembelajaran dan karakteristik siswa.

3.6 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teori kognitif dari Taksonomi Bloom yang kemudian direvisi oleh Taksonomi Anderson. Anderson membagi ranah kognitif tersebut menjadi 6 tingkatan, pemahaman termasuk dalam ranah kognitif tingkat 2, dimana pemahaman selanjutnya terdiri dari menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, meringkas, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. Selanjutnya untuk penelitian disesuaikan dengan indikator dan media pembelajaran.


(60)

42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Jenis Media Pembelajaran Sub Indikator Pemahaman mengenai media pembelajaran Pemahaman guru mengenai media pembelajaran

Realia Menafsirkan Mengklasifikasikan Mencontohkan Membandingkan Menjelaskan Model Menafsirkan

Mencontohkan Membandingkan Menjelaskan Grafis Menafsirkan

Mencontohkan Membandingkan Menjelaskan Variabel Indikator Jenis Media

Pembelajaran Sub Indikator Penggunaan media pembelajaran Penggunaan Media Pembelajaran oleh guru

Realia Prosedur Penggunaan Implementasi Model Prosedur

Penggunaan Implementasi Grafis Prosedur

Penggunaan Implementasi Sumber: Anderson (2001: 70)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes, observasi dan dokumentasi serta wawancara.

3.7.1 TES

Teknik pokok yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes, menurut Arikunto (2010: 193) bahwa:


(61)

43

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Berdasarkan pendapat diatas maka tes adalah alat pengumpul data yang akan digunakan dalam penelitian ini, tes dibuat dengan skala Guttman dalam Riduwan dan Sunarto (2007: 24-25) yaitu mempunyai dua kemungkinan jawaban yang dimaksud untuk menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Adapun pemberian skor terhadap jawaban dari beberapa pertanyaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Alternatif Jawaban Menurut Skala Guttman

Alternatif Jawaban

Skor untuk pertanyaan Positif Negative

Benar 1 0

Salah 0 1

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007: 24-25)

Hasil akhir tes berupa skor, data yang dikumpulkan melalui tes akan menjawab dan menemukan seberapa jauh pemahaman guru mengenai media pembelajaran realia, model dan grafis.

3.7.2 OBSERVASI

Teknik pokok pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi. Menurut Sugiyono (2012: 145) “Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.”


(62)

44

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan media pembelajaran realia, model dan grafis saat pembelajaran pada kelas IV Sekolah Dasar yang dilakukan oleh guru. Penilaian dalam teknik observasi yaitu menggunakan pendekatan dengan skala Guttman dalam Riduwan dan Sunarto (2007: 24-25) dimana skala guttman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten. Adapun pemberian skor terhadap hasil observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Alternatif Jawaban Menurut Skala Guttman

Pelaksanaan

Skor untuk Kegiatan Ya

(dilaksanakan)

Tidak

(Tidak Dilaksanakan)

Kegiatan 1 0

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007: 24-25)

Hasil akhir observasi berupa skor dan data yang dikumpulkan melalui observasi akan digunakan untuk menjawab serta menemukan seberapa banyak guru dalam menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis untuk menunjang pembelajaran 1, 2 dan 3 tema VII subtema I Aku dan Cita-citaku.

3.7.3 DOKUMENTASI

Teknik pengumpulan dokumentasi peneliti gunakan sebagai penunjang dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010: 231) “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.”


(1)

Pada penelitian ini menggunakan pengujian validitas isi (content validity). Sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu instrumen dikonsultasikan dengan ahli (judgment) untuk instrumen tes dan observasi, setelah selesai selanjutnya instrumen tes tersebut dicobakan pada sampel diluar penelitian. Setelah uji coba selesai selanjutnya diolah menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 for Windows.

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010: 221) bahwa:

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagi alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang reliabel akan menghasilkan data yang reliabel juga.

Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur instrumen tes. Pengujian reliabilitas tes menggunakan program program SPSS versi 17.0 for Windows dengan model Alpha Cronbach’s. Adapun interprestasi reliabilitasnya sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interprestasi Reliabilitas instrumen Besarnya Nilai Kriteria

0,00 - 0,199 Sangat Rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Tinggi

0,80 -1,000 Sangat Tinggi Sumber: Arikunto (2010: 319)


(2)

3.9 Teknik Ananlisi Data

Langkah terakhir yang akan dilaksanakan yaitu analisi data. Menurut Singarimbun (2001: 263) bahwa “Analisis data adalah proses penye-derhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.” Selanjutnya data yang diperoleh dari jawaban responden dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yang terdiri dari frekuensi dan persentase jawaban responden.

Data yang telah disajikan dalam bentuk tabel frekuensi, selanjutnya diinterpretasikan dan dianalisis secara deskriptif. Untuk menafsirkan banyaknya persentase yang diperoleh digunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.3 Kriteria Penafsiran Hasil Data Penelitian

No Persentase Kategori Keterangan

1 76 - 100 Baik Memahami

2 56 – 75 Cukup Baik Cukup Memahami

3 40 – 55 Kurang Baik Kurang Memahami

4 0 - 39 Tidak Baik Tidak Memahami


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:

1.

Pemahaman guru mengenai media realia sebesar 45,3% masuk dalam

kategori kurang memahami. Pemahaman guru mengenai media model sebesar 41,6% masuk dalam kategori kurang memahami. Pemahaman guru mengenai media grafis sebesar 58,8% masuk dalam kategori cukup memahami.

2. Penggunaan media pembelajaran realia sebesar 71,5% dan media pembelajaran grafis sebesar 85,3% masuk dalam kategori tinggi, dan penggunaan media pembelajaran model sebesar 10,6% masuk dalam kategori sangat rendah dalam pelaksanaan pembelajaran pada tema VII Cita-citaku subtema Aku dan Cita-citaku kurikulum 2013.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi guru

Guru hendaknya selalu meningkatkan kompetensi yang berkenaan dengan penggunaan media pembelajaran serta aktif, kreatif dan inovatif.


(4)

Aktif dalam mencari informasi mengenai pemahaman media pembelajaran itu sendiri. Guru hendaknya lebih optimal dalam menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

2. Bagi sekolah

Sekolah hendaknya memfasilitasi guru mengikuti kegiatan pelatihan baik dalam memahami dan menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis serta sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran realia, model dan grafis yang menunjang kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 agar terlaksana dengan baik.

3. Bagi dinas pendidikan

Dinas pendidikan hendaknya untuk menyelenggarakan peningkatan kompetensi guru sekolah dasar dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dalam menggunakan media pembelajaran realia, model dan grafis yang baik dan benar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson Orin W. dan Krathwohl David R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing; A revision of Bloom’s Taxonomy of education Objectives. New York: Addison Wesley Lonman Inc

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis

Sekolah Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah dasar. jakarta: Bumi Aksara

Daryanto. 2008. Media Pembelajaran: Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Guru (SKG). Jakarta: Depdiknas

Djaali dan Pudji Muljono. 2007. Pengukuran dalam Bidang Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Fitriani, Dwi. 2014. Penerapan metode problem solving dengan Media grafis pada pembelajaran tematik. Bandarlampung: Universitas Lampung

Hasbullah. 1996. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Jamaluddin, Noor. 1978. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press

Kompas, Edukasi. 2014. Hentikan Kurikulum 2013.

http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/05/20513871/Besok.Surat.Edaran. untuk.Hentikan.Kurikulum.2013.Dikirim.ke.Semua.Sekolah diunduh pada tanggal 7 januari 2015

Kurinasih imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena


(6)

Masidjo, 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Jakarta: Kanisius Media

Mudjiono dan Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Notodiputro, Chairil Anwar. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Buku Kompas Parmin. 2009. Pengaruh penggunaan media model dan gambar terhadap prestasi

belajar ilmu pengetahuan alam ditinjau dari motivasi belajar siswa. Universitas Sebelas Maret

Prahastiani, Renita. 2014. Pengaruh penggunaan media realia terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Riduwan dan Sunarto, 2007. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Sadiman, Arief S. 1996. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Singarimbun, Masri. 2001. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syaiful dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Tarakanita. 2014. Taksonomi Pengentahuan dalam Kurikulum 2013.

http://bengkulu.tarakanita.or.id/artikel/2014/05/23/taksonomi-pengetahuan-dalam-kurikulum-2013-efdbbe78.html diunduh pada tanggal 20 januari 2015

Tim Penyusun Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandarampung: Universitas Lampung.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.