Pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 pada subtema hebatnya cita -citaku untuk siswa kelas IV SD.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA HEBATNYA CITA-CITAKU UNTUK SISWA KELAS IV SD
Ivon Mariztha Polin Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk perangkat pembelajaran mencakup pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik intergratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukan oleh Borg dan Gall. Kedua pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan dalam landasan penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran.
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 4 aspek yaitu 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Lembar Kerja Siswa (LKS), 3) Instrumen Penilaian, 4) Bahan Ajar. Berdasarkan validasi kedua Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,61 dan 3,59 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 3,45 (baik) dan 3,05 (cukup). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3,40 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
(2)
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT
BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME HEBATNYA CITA-CITAKU FOR FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.
Ivon Mariztha Polin Sanata Dharma University
2015
This research was carried out by the analysis of the needs of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.
This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.
The validation results based on the four aspects 1) Lesson Plan, 2) student task,3) Instrument assessment, 4) Teaching Materials. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,61 and 3,59 (good) and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 3,45 (good) dan 3,05 (enough). The learning instrument got mean score 3,40 and it was categorized as good. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.
(3)
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA HEBATNYA CITA-CITAKU UNTUK SISWA KELAS IV SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh:
Ivon Mariztha Polin NIM. 111134293
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2015
(4)
(5)
(6)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahankan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Yang senantiasa memberi kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini
Papa tersayang Simon Z. Polin
Yang mengajarkanku menjadi pribadi yang tangguh dan selalu bersyukur
Mama Rince M. Polin-Rafael tersayang
yang tak henti-hentinya mendoakan dan memotivasi
Keluarga Besarku Tercinta
Saudara/saudariku ,Elvis Polin ,Wulandari Polin , Andy Polin, Rocky Polin,Rafles Polin, Ingrid Polin, Sylvia Polin, Cornelia Polin, Devonic Polin yang selalu memberi doa dan
motivasi
Yang terkasih
Sahabat-sahabat sejatiku Shaliha Sukalumba, Rey Dela Sale, Arya Louwen, Sonya foeh, Junaini , Sirajudin Sara, Trifonia
(7)
Terima kasih atas segala perhatian, bantuan, kasih sayang dan doa yang kalian berikan
Yang terkasih
Adik-adikku Adriana Januari Done, Yaris, Widya,Yasni, Shinta, Herlyn, Renold, Idha Mathilda, Regina,Delila,
Sonya Lau yang selalu memberi doa dan motivasi
Yang terkasih
Sahabat-sahabatku PPGT USD dan PPGT UPI 2011 yang selalu menghibur dan mendoakan
Yang terkasih Usar Gerhand
Terima kasih atas perhatian, bantuan dan kasih sayang
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma.
(8)
MOTTO
Arahkanlah perhatianmu kepada didikan, dan telingamu kepada kata-kata pengetahuan
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
(9)
(10)
(11)
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU KURIKULUM 2013 PADA SUBTEMA HEBATNYA CITA-CITAKU UNTUK SISWA KELAS IV SD
Ivon Mariztha Polin Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan produk perangkat pembelajaran mencakup pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik intergratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukan oleh Borg dan Gall. Kedua pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan dalam landasan penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran.
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 4 aspek yaitu 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Lembar Kerja Siswa (LKS), 3) Instrumen Penilaian, 4) Bahan Ajar. Berdasarkan validasi kedua Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 3,61 dan 3,59 (baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 3,45 (baik) dan 3,05 (cukup). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 3,40 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.
Kata Kunci: Kurikulum SD 2013, Perangkat Pembelajaran, Hebatnya Cita-citaku
(12)
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT
BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM ON SUBTHEME HEBATNYA CITA-CITAKU FOR FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL.
Ivon Mariztha Polin Sanata Dharma University
2015
This research was carried out by the analysis of the needs of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity.
This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school.
The validation results based on the four aspects 1) Lesson Plan, 2) student task,3) Instrument assessment, 4) Teaching Materials. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 3,61 and 3,59 (good) and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 3,45 (good) dan 3,05 (enough). The learning instrument got mean score 3,40 and it was categorized as good. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.
Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument, Subtheme Hebatnya Cita-citaku
(13)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV SD dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,SS., B.S.T.MA. selaku Kepala Program Studi PGSD.
3. Dra. Maslichah, Asy’ari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 5. Galih Kusumo S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013
yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
6. Rusmawan S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk penelitian.
7. Kartika K.S,s. selaku guru kelas IV SD K E Mangunan yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah
(14)
(15)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
KATA PENGANTAR... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
E.Batasan Istilah... 6
F.Spesifikasi Produk... 7
BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Teori... 8
1. Kurikulum 2013... 8
a.Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013... 10
b.Pendidikan Karakter... 17
(16)
d. Pendekatan Saintifik... 19
e. Penilaian Otentik... 22
1). Pengertian Penilaian Otentik... 23
2). Jenis-jenis Penilaian Otentik... 24
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 25
B. Penelitian yang Relevan... 33
C.Karangka Pikir... ... 35
D.Pertanyaan Penelitian... 36
BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian... 37
B.Prosedur Pengembangan... 37
1.Potensi dan Masalah... 39
2. Pengumpulan Data... 39
3.Desain Produk... 39
4.Validasi Desain... ... 40
5. Revisi Desain... 41
C. Jadwal Pelaksanaan... 41
D.Validasi Ahli Kurikulum 2013... 42
E.Instrumen Penelitian... 43
F.Teknik Pungumpulan Data... 43
G. Teknik Analisis Data... 43
BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan... 48
1. Hasil Wawasan Analisis Kebutuhan... 48
2.Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan... 53
B.Diskripsi Produk Awal... 54
1.Silabus... 54
(17)
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013... 60
D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV... 63
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan... 65
1. Kajian Produk Akhir... 66
2. Pembahasan... 68
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN A.Kesimpulan... 70
B.Keterbatasan Penilitian... 71
C.Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA... 72
LAMPIRAN... 75
(18)
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Elemen perubahan Kurikulum 2013... 12
Tabel. 2 Kesenjangan Kurikulum... 13
Tabel.3 Jadwal pelaksanaan Penelitian... 41
Tabel.4 Konversi Nilai Skala Lima... 45
Tabel .5 Kriteria Skor Skala Lima... 47
Tabel .6 Saran pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi... 62 Tabel .7 Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan
Revisi... 65
Tabel .8 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas IV ...
68
(19)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Kemp... 26 Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan Perangkat Pembelajaran... 38
(20)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Peneliti... 76
Lampiran 2 Surat 2 Surat Keterangan Peneliti... 77
Lampiran 3 Rangkuman Wawancara... 78
Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Ahli Kurikulum... 82
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru SD... 93
Lampiran 6 Silabus... 105
Lampiran 7 Biodata Penulis... 121
(21)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan secara umum setiap manusia yang harus terpenuhi, manusia berkembang karena ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk mengupayakan keberhasilan belajar setiap peserta didik di mana mendalami ilmu pengetahuan melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan tercapainya cita-cita yang diharapkan.
Undang-Undang No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Butir 1 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, untuk masyarakat, bangsa dan negara. Untuk tercapainya tujuan pendidikan maka diperlukannya Kurikulum. (Kurniasih Imas dan Sani Berlin 2014 : 33).
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan
(22)
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Permendikbud. 2013:1)
Menurut Yamin (2012:31) Kurikulum menjadi kunci sukses maupun gagalnya sebuah pendidikan yang akan digelar oleh guru dan sekolah. kurikulum memberikan pengaruh besar terhadap dinamika pendidikan dan perkembangan kedewasaan peserta didik ke depannya. Pendidikan akan mampu melahirkan anak-anak bangsa yang cerdas dan terampil ketika kurikulum yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dasar anak didik. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang diharapkan mampu membekali peserta didik dengan aneka pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap dasar yang memungkinkan peserta didik tumbuh menjadi manusia yang utuh, warga negara yang berwatak mulia, terampil, bertanggung jawab, dan memiliki keterlibatan sosial.
Kurikulum sekolah merupakan instrumen strategis untuk pengembangan manusia yang berkualitas baik jangka pendek maupun jangka panjang, kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, perubahan dan pembaharuan kurikulum harus menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat serta perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum di Indonesia sudah mengalami beberapa perubahan mulai tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1998, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2006, dan sekarang sedang diuji
(23)
cobakan kurikulum 2013 sebagai pengembangan kurikulum 2006 atau KTSP. (Hidayat, 2013:111)
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan ketercapaian pendidikan. Di samping kurikulum, terdapat sejumlah faktor di antaranya lama siswa bersekolah, lama siswa tinggal di sekolah, pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi, buku pegangan dan peranan guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan. Menurut Majid (2014: 183-182) Guru merupakan suatu pekerjaan profesional. Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, selain harus memenuhi syarat-syarat kedewasaan, sehat jasmani dan rohani, guru juga harus memiliki ilmu dan kecakapan-kecapakan keguruan. Agar mampu menyampaikan ilmu pengetahuan atau bidang studi yang diajarkan ia harus menguasai ilmu yang diajarkannya, terutama bagi guru sekolah dasar yang berperan sebagai wali kelas yang memegang beberapa mata pelajaran karena itu ia harus mengusai ilmu atau bidang tersebut secara mendalam dan meluas.
Pada tahun 2013 beberapa sekolah sudah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik intergratif dan pendekatan saintifik dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pemanduan tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan terpadu berbagai konsep dasar
(24)
yang bekaitan. Dengan diterapkannya pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik proses pembelajaran di sekolah membawa implikasi perubahan dalam proses pembelajaran. Termasuk adanya buku guru, buku siswa, dan sistem penilaian serta perangkat pembelajaran yang dimaksud berupa silabus, RPP, LKS atau bahan ajar serta penilaian. Perangkat pembelajaran inilah yang menjadi kesulitan bagi guru-guru SD.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara pada guru kelas IV SDN Kalasan I, tanggal 17 Mei 2014 dengan guru S. R, peneliti melakukan analisis untuk mengetahui faktor utama dari Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD. Menurut pengakuan guru S.R kurikulum 2013 ini siswa tidak belajar berdasarkan mata pelajaran tetapi siswa belajar berdasarkan suatu tema contoh belajar mengenai ‘Energi’ yang dipahami siswa adalah tema tersebut yang ia pelajari. Guru yang mengetahui mata pelajaran apa saja yang dipadukan dalam tema tersebut. Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum 2006 lebih menekankan pada pemahaman pengetahuan sedangakan kurikulum 2013 terletak pada empat aspek/empat kompetensi inti yang dipelajari oleh siswa yaitu kompentensi inti satu dan dua mempelajari mengenai kepribadian, sedangkan kompetensi inti tiga dan empat mempelajari mengenai pengetahuan, keterampilan, yang diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. Dalam proses pembelajaran tentunya seorang guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, LKS atau bahan ajar serta penilaian. Seorang guru dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 membutuhkan pemahaman yang
(25)
tinggi karena tidak mudah untuk memadukan beberapa mata pelajaran dalam bentuk tema, oleh sebab itu guru masih memerlukan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik mengambil judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum
2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV SD”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah?
2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kela IV Sekolah Dasar
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan dan bekal peneliti yang berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran pada subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
(26)
2. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan seperlunya bagi guru kelas IV Sekolah Dasar yang berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajaran pada subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013.
3. Bagi siswa
Untuk membuka wawasan siswa sebagai motivasi belajar dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013. 4. Bagi Prodi PGSD
Untuk tambahan sumber bacaan memenuhi keperluan terkait pendidikan SD. E. Batasan Istilah
1. Kurikulum SD 2013 adalah kurikulum yang mengintegrasikan beberapa muatan pelajaran dan disampaikan secara utuh dalam suatu pembelajaran 2. Pendekatan tematik integratif adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksakan
tidak berdiri sendiri melainkan dipadukan (diintergrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain dari setiap mata pelajaran.
3. Pendidikan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang seharusnya dibimbing agar membantu siswa dalam bersosialisasi baik dalam keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat agar menjadi suatu kebiasaan yang baik. 4. Pendekatan saintifik adalah salah satu cara pemahaman kepada peserta didik
(27)
ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
5. Penilaian otentik adalah rangkaian pengukuran hasil belajar peserta didik yaitu: penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian ketrampilan. 6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS,Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian. F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan
1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.
2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.
4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan saintifik.
5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. 6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan
(28)
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memberikan kesempatan untuk peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya dalam suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan. Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan dan ketetapan menteri pendidikan.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Permendikbud 2013: 1)
Indratno dalam Yamin (2012:15) mengatakan bahwa kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat, kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan serta kunci bagaimana pendidikan akan diarahkan.
Menurut kamus webster tahun 1856 dalam Yamin (2012:21) kurikulum adalah: 1. a race course; a place for running; a chariot. 2. A course in general; applied particularly to the course of study in a univeristy. Kurikulum adalah jarak yang ditempuh oleh pelari atau kereta dalam
(29)
perlombaan. Kurikulum juga bermakna seperti kereta pacu di zaman lampau, yaitu suatu alat yang membawa seseorang dari garis start sampai finish. Dalam sektor pendidikan, kurikulum berarti sejumlah mata kuliah diperguruan tinggi.
Menurut Hilda Taba dalam Yamin (2012: 25) menyampaikan pendapatnya bahwa pada hakikatnya tiap kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan dan menyiapkan anak agar mampu berpartisipasi aktif kritis sebagai anggota yang produktif dan inovatif dalam masyarakat, Anak tidak menjadi anak yang pendiam, stagnan dan pasif.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang menjadi titik tempuh mencapai keberhasilan pendidikan serta kunci bagaimana pendidikan akan diarahkan.
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan.
Kurikulum bersifat dinamis dan selalu dilakukan perubahan serta pengembangan dengan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan tersebut
(30)
dilakukan secara teratur sesuai sistem dan terarah. Perubahan dan pengembangan kurikulum harus memiliki visi dan arah tujuan yang jelas (Mulyasa, 2013: 59). Pada tahun 2013, terjadi perubahan dan pengembangan kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013. Perubahan tersebut bertujuan untuk menghasilkan anak Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif yang diseimbangi oleh pendidikan karakter yang baik. Aspek pengetahuan, keterampilan dan afektif dilakukan secara terintegrasi dalam pembelajaran. a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengololaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
(31)
Jumlah usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70% oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan ketrampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan pernigaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdanganan modern seperti dapat terlihat di world trade organization (WTO), Assocition of southear Asian Notions (ASEAN) community, Asia-Pacific Economi Comperation (APEC), ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi dan transformasi bidang pendidikan. keikutanserta Indonesia di dalam studi internation Trends In Internation Mathermatics and sciense study (TIMSS)
(32)
dan program for International Student Assesment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.
Elemen perubahan kurikulum pada kurikulum 2013 meliputi: 1) standar kompetensi lulusan; 2) standar proses; 3) standar isi; 4) standar penilaian. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan menengah pasal 1 menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel. 1 Elemen perubahan Kurikulum 2013
Elemen Deskripsi
SD SMP SMA SMK
Kompetensi Lulusan
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skllis yang meliputi aspek kompetensi sikap, dan pengetahuan
(33)
Kedudukan mata pelajaran (ISI)
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi
Pendekatan Kompetensi dikembangkan melalui: (ISI) Tematik
Intergratif dalam semua mata pelajaran Mata Pelajaran Mata Pelajaran Wajib pilihan Mata pelajaran wajib,
pilihan, dan vokasi
Berdasarkan elemen perubahan kurikulum di atas maka kurikulum 2013 dikembangkan bukan hanya karena adanya tantangan dimasa depan melainkan juga adanya kesenjangan pada kurikulum sebelumnya. Menurut Kunandar dalam Majid (2014:79) Peningkatan mutu pembelajaran akan selalu mendapatkan perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan. Perbaikan dan penyempurnaan kurikulum di sekolah dilakukan melalui perubahan kurikulum oleh pemerintah. Kurikulum bersifat dinamis harus selalu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Kesenjangan kurikulum yang terjadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Majid 2014: 35)
Tabel. 2 Kesenjangan Kurikulum Kondisi Saat Ini Kondisi Ideal
(34)
1. Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
1. Berkarakter mulia
2. Belum menghasilkan ketrampilan sesuai kebutuhan.
2. Keterampilan yang relevan
3. Pengetahuan-pengetahuan lepas. 3. Pengetahuan-pengetahuan terkait
B. Materi Pembelajaran B. Materi Pembelajaran 1. Belum relevan dengan
kompetensi yang dibutuhkan
1. Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2. Beban belajar terlalu berat 2. Materi esensial
3. Terlalu luas kurang mendalam 3. Sesuai dengan perkembangan anak
C. Proses Pembelajaran C. Proses Pembelajaran 1. Berpusat pada guru (teacher
2. centered learning)
1.Berpusat pada peserta didik (student centered active learning) 3. Sifat pembelajaran yang berorientasi
pada buku teks
2.sifat pembelajaran yang kontekstual
4. Buku teks hanya memuat materi bahasan
3.Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan.
D. Penilaian D. Penilaian
1. Menekankan aspek kognitif 1. Menekan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional.
2. Tes menjadi cara penilaian yang dominan
2. Penilaian tes dan portofolio saling melengkapi.
E. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
E. Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
(35)
1. Kompetensi profesi saja 1. Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal. 2. Fokus pada ukuran kinerja sama 2. Motivasi mengajar.
F.Pengelolaan Kurikulum F. Pengelolaan Kurikulum 1.Satuan pendidikan mempunyai
kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
1. Pemerintah pusta dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2.Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum tanpa
mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah
2.Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah.
3.Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran.
3. Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai teks dan pedoman.
Melihat tantangan-tantangan dan kesenjangan yang dihadapi pada saat ini, maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir. Pola pikir berpengaruh terhadap pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Perubahan pola berfikir dalam pembelajaran, sebagai contoh dari berpusat dari guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menjadi interaktif dan lain-lain. Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang
(36)
diturunkan dari Standar Isi (SI) harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. (Mulyasa, 2013: 63).
2. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: 1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya); 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet); 4) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains); 5) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim); 6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; 7) pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik; 8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan 9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. (Permendikbud, 2013: 3).
(37)
b. Penguatan Pendidikan karakter
Menurut Salahudin dan Alkrienciehie (2013:42) pendidikan karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.
Menurut Samani dan Hariyanto (2013: 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memilihara apa yang baik, dan mewujudkan kebiakan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Menurut Thomas Likcona dalam Mahmud (2012:23) Pendidikan karakter adalah membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain dan kerja keras.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah nilai-nilai hidup yang harus diperjuangankan melalui tuntunan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
(38)
pendidikan watak. Karakter yang perlu dikembangkan dalam kurikulum 2013 memuat 18 nilai karakter salah satu dari nilai karakter tersebut yaitu kejujuran, kedisiplinan, bertanggung jawab, kreatif serta religius. (Salahudin, 2013: 187)
c. Pendekatan tematik integratif
Menurut Ahmadi (2014:225) Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Tema yang akan menjadi perggerakan mata pelajaran yang lain.
Mulyasa (2013: 170) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif sebelumnya hanya diterapkan pada kelas rendah saja, sedangkan kelas tinggi setiap mata pelajaran terkesan terpisah atau berdiri sendiri. Pada penerapan Kurikulum 2013 pemebelajaran tematik integratif dilakukan pada semua tingkatan kelas rendah dan kelas tinggi. Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah akan tetapi berdasarkan tema kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain yang saling berkaitan.
Joni dalam Trianto (2011: 56) menguraikan pengertian pembelajaran intergratif (terpadu) sebagai suatu sistem pembelajaran yang mengaktifkan siswa baik secara individu maupun kelompok untuk mencari, menggali serta menemukan konsep bahkan prinsip
(39)
keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Kemudian Trianto sendiri menegaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan belajar mengajar dengan melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pengalaman yang dimaksud adalah dengan memahami konsep-konsep melalui pengamatan langsung lalu menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahami oleh peserta didik. (Trianto, 2011: 57)
d. Pendekatan saintifik
Menurut Barringer dalam Abidin (2014: 125) pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Bertemali dengan hal tersebut, pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan memecahkan masalah yang kompleks melalui curah gagasan, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian, dan membangun konseptualisasi pengetahuan.
Menurut Abidin (2014: 125) pendekatan saitifik adalah proses yang memandu siswa untuk memecahkan masalah melalui kegiatan pemecahan masalah melalui kegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yang cermat, dan analisis data yang teliti untuk menghasulkan sebuah simpulan.
(40)
Kemendikbud dalam Abidin (2014: 133-141) secara komperensif dan terperinci menjelaskan keterampilan-keterampilan belajar yang membangun pendekatan ilmiah dalam belajar sebagai berikut.
1. Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut ini.
a. Menentukan objek apa yang akan diobservasi.
b. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi
c. Menentukan secara jelas data-dta yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.
d. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
e. Menentukan secara jelas bagaimana observasi dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
f. Menentukan cara melakukan pencatatan atas hasil observasi, sperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
(41)
2. Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, ketrampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing dan memandu peserta didiknya belajar dengan baik.
3. Menalar
Penalaran yaitu proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Dalam kegiatan ini peserta didik mencoba mengkoneksikan antara pengetahuan baru yang didapat dengan pengetahuan untuk menjadi sebuah temuan pengetahuan, baik untuk mengoreksi ataupun memperoleh pelajaran baru.
4. Mencoba
Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melalukan percobaan, terutama untuk materi atau subtansi yang sesuai. Agar pelakasanaan percobaan dapat berjalan lancar (1) guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid, (2) guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) perlu memperhitungkan
(42)
tempat dan waktu. (4) guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid, (5) guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) membagi kertas kerja kepada murid, (7) murid melakasanakan eksperimen dengan bimbingan guru, dan, (8) guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
5. Menganalisis data dan menyimpulkan
Kamampuan menganilisis data adalah kemampuan mengkaji data yang telah dihasilkan. Berdasarkan pengkajian ini, data tersebut selanjutnyaa dimaknai.
6. Mengomunikasikan
Kemampuan ini adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilakssanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, siswa harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.
e. Penilaian Otentik
Menurut permendikbud dalam Kunandar ( 2014:35) mengatakan bahwa penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrumen penilaian,hasil peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencampaian hasil belajar peserta didik mencakup, penilaian otentik, penilaian diri, penilaian portofolio, ulangan harian
(43)
,ulangan tengah semester, ujian akhir semester dan ulangan akhir semester.
Menurut Muller dalam Nurgiyantoro, (2011:23) Penilaian otentik merupakan penilaian kinerja (peformansi) yang meminta pembelajar untuk mendemostrasikan keterampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan pengetahuan yang dikuasainya.
Menurut Mueller dalam Majid, (2014 : 238) Penilaian otentik merupakan suatu bentuk penilaian yang para siswanya diminta untuk menampilkan tugas atau situasi yang sesungguhnya yang mendemonstrasikan penerapan keterampilan dan pengetahuan esensial yang bermakna.
1) Pengertian Penilaian Otentik
Penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian bertujuan untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efesien, dan sesuai dengan konteks budaya. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif. (Kunandar, 2014: 35).
(44)
2) Jenis- jenis Assesmen Otentik a) Penilaian Proyek
Penilaian Proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut priode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. (Majid 2014 : 250)
b) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan sutau tugas atau situasi yang sesungguhnya mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan. (Permendikbud 2013: 18) c) Penialaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Informasi tersebut bisa berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, ketrampilan dan pengatahuan yang dituntut oleh topik atau mat pelajaran tetentu. (Majid 2014 : 257)
(45)
d) Jurnal
Jurnal merupakan tulisan yang dibut siswa untuk menujukkan segala sesutau yang telah dipelajari atau diperoleh dalam proses pembelajaran. Jurnal dapat digunakan untuk mencatat atau merangkum topik-topik pokok yang telah dipelajari, perasaan siswa dalam belajar mata pelajaran tertentu, kesulitan-kesulitan atau keberhasil-keberhasilan dalam menyelesaikan masalah atau topik pelajaran, dan catatan atau komentar siswa tentang harapan-harapan dalam proses aturan-aturan yang digunakan untuk menilai kinerja siswa. (Majid 2014: 261)
e) Penilaian tertulis
Penilaian yang dilakukan oleh guru secara sistematis atas hasil pembelajaran yang terlaksana secara tertulis.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian kinerja, penilaian terhadap tugas-tugas, seluruh tampilan peserta didik dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja.
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajar Pembelajaran Menurut Kemp
Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Joyce & Weil dalam Rusman (2013: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang dapat digunakan
(46)
untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dalam pembelajaran perlu disusun suatu perangkat pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perangkat pembelajaran perlu disusun dan dikembangakan sebaik mungkin. Menurut Sudjana dalam Trianto (2010: 81) untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran dibutuhkan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Ada beberapa model pengembangan pengajaran yaitu model Dick-Carey, Model Four-D, dan Model Kemp.
Dalam penelitian ini, model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan adalah model Kemp. Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 81) bahwa pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Setiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi dan dapat dimulai dari titik manapun. Berikut merupakan siklus pengembangan perangkat model Kemp:
(47)
Secara umum pengembangan perangkat pembelajaran dengan model Kemp meliputi beberapa hal yaitu:
3. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)
Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.
4. Analisis siswa (Learning Characteristics)
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakter peserta didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) Tingkah Laku Awal Peserta didik, menurut Kardi dalam Trianto (2010: 83) mengatakan bahwa perlunya mengidentifikasi keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran. 2) Karakteristik Peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik sangat penting dilakukan seperti dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik baik dalam perseorangan ataupun dalam
(48)
kelompok. Analisis peserta didik meliuti karakteristik seperti kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadapat mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya.
5. Analisis Tugas (Task Analysis)
Kemp mengatakan dalam Trianto (2010: 83) bahwa analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas bertujuan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
6. Merumuskan Indikator (Intructional Objectives)
Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang didapatkan darihasil analisis tujuan. Tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusu yang lebih operasional. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk merancang kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan cara
(49)
mengevaluasi haisl belajar peserta didik, dan sebagai panduan dalam belajar untuk peserta didik.
7. Uratan Isi (Content Sequencing)
Menurut Kemp (2011: 16-17) urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran . 8. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategy)
Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu memilih model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan.
9. Cara penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Menurut Kemp (2011: 16-17) menentuan gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami pengetahuan tersebut.
10.Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)
Penyusunan hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ketuntasa indikator dan pengusaan peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung. Kriteria penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan, sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan
(50)
pembelajaran yang khusu telah dirumuskan. Menilai hasil belajar merupakan unsur terakhir dalam proses perancangan pembelajaran. 11.Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resourche)
Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuanm analisi karakteristik siswa dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti dapat memotivasi peserta didik dengan cara menarik dan menstimulasi perhatina pda materi pembelajaran, melibatkan peserta didik, menjelaskan dan menggambarkan isi materi pelajaran dan keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai (apresiasi), serta dapat memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja perorangan.
12.Pelayanan Pendukung (Support Services)
Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan subtansi pengembangan perangkat, tetapi sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan perangkat. Dalam proses pengembangan perangkat diperlukan kebijakan sekolah, guru, mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perlusatakan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan.
(51)
13.Evaluasi formatif (Formative)
Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. Penilaian ini berguna untuk menentukan kelemahan dalam perencanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat di hindari.
14.Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation)
Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Sumber informasi utama tersebut dapat diketahui melalui hasil posttes maupun uji akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan ui akhir untuk pelajaran tertentu.
15.Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision)
Kegiatan revisi dilakukan secara terus menerus pada setiap tahap pengembangan. Kegiatan revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang dilakukan dalam kegiatan validasi perangkat dengan pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas. Validasi ini lebih bertujuan pada kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkan perangkat pembelajaran di sekolah.
(52)
Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini antara lain silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini berupa Silabus,RPP, LKS atau Bahan ajar dan penilaian.
a) Pengertian Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan karangka pembelajran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran yang akan dirancang (Permendikbud 2013: 5)
b) Rencana Pelakasaan Pembelajaran (RPP)
Menurut Majid (2014: 125) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
Khusus untuk RPP Tematik, pengertian satu KD adalah satu KD untuk setiap mata pelajaran. Maksudnya, dalam menyusun RPP Tematik, guru harus mengembangkan tema berdasarkan satu KD yang terdapat dalam setiap mata pelajaran yang dianggap relevan 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)
(53)
Lembar kerja siswa adalah alat berupa lembaran atau buku yang berisi informasi mengenai mata pelajaran tertentu untuk mempermudah siswa mengerjakan tugas.
4.Penilaian
Menurut Daryanto dan Dwicahyono, (2014:140) Penilaian adalah proses sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interprestasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengeloaan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
B. Penelitian yang Relevan
Martinaningsih,Pungki (2013) Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintergrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Ketrampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Semester Gasal. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintergrasi dengan pendidikan karakter untuk ketrampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN kelas IV semester gasal, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk yang dikembangkan.
(54)
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan bahan ajar yang digunakan adalah Jerold E. Kemp dan langkah-langkah penelitian R and D yang dikembangkan oleh Bord dan Gall yang meliputi 7 langkah yaitu; (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk (prototipe) , (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan produk final bahan ajar. Uji coba desain melibatkan 10 siswa kelas IV SD Banteng yang dilaksanakan pada bulan Mei 2013.
Apriyani, Yohanna Prisca. 2013. Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Membaca pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan bahan ajar bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan (1) untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal, (2) untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk bahan ajar yang dikembangkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari
(55)
model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Kemp yang meliputi tujuh langkah pengembangan yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain, sampai menghasilkan desain produk final bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas IV semester gasal. Subjek dalam uji coba lapangan penelitian ini adalah 10 siswa kelas IV SDN Pakem 4. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Mei. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4, sedangkan kuesionerdi gunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa Indonesia dan siswa.
Hasil penelitian ini adalah bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV SDN Pakem 4 semester gasal yang memiliki kualitas sangat baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV semester gasal berdasarkan validasi dari pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas IV SDN Pakem 4. Hal itu ditunjukkan dengan skor rerata produk adalah 4,33 dan termasuk dalam kategori “sangat baik” ditinjau dari aspek (1) tujuan dan
(56)
pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, (4) ketrampilan bahan ajar, (5) topik, dan (6) metodologi.
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka pikir tentang pengembangan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar Kelas IV SD.
Mengembangkan perangkat
pembelajaran berupa Silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik dengan mengguakan model Kemp dan proses penelitian R&D model Borg and Gall yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Kurikulum SD 2013 1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter.
3. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik.
4. Menggunakan penilaian otentik.
Analisis Kebutuhan
Guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.
(57)
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana langkah-langkah penelitian Pengembangan Perangkat Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV SD
2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran subtema Hebatnya Cita-citaku mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV SD
(58)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, atau penelitian R&D (Research and Development). Research and Development adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan mengujik efektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Untuk menghasilkan produk tersebut sebelumnya harus dilakukan analisis kebutuhan dan pengujian kefektifan produk agar berfungsi secara layak di masyarakat luas. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian yang mengembangkan perangkat pembelajaran ini,menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Prosedur pengembangan ini melalui 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu langkah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain sampai menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD Hebatnya Cita-citaku.
(59)
Penelitiakan menjelaskan kelima langkah tersebut dalam bagan lengkap beserta penjelasannya dibawah ini.
(60)
1 . Potensi dan Masalah
Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung pada tanggal 17 Mei pukul 13.00 di SDN Kalasan 1 dengan Ibu SR. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan mengenai ketersediaan perangkat pembelajaran yang digunakan guru untuk mencapai tujuan implementasi kurikulum 2013, sehingga diharapkan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan, disusun sesuai dengan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk pembuatan perangkat pembelajaran dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.
3. Desain Produk
Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal perangkat pembelajaran. Desain awal dilakukan dengan menentukan tema, setelah memilih tema kemudian memilih kompetensi inti dan kompetensi dasar yang sesuai dengan tema. Peneliti kemudian memilih subtema yang akan dibuat berdasarkan pemetaan KI dan KD. Berdasarkan KI dan KD tersebut kemudian dilakukan pembuatan
(61)
silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai subtema kemudian silabus diturunkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Berdasarkan RPP maka dapat dibuat kerangka urutan isi untuk membuat strategi pembelajaran yang akan digunakan, lalu dilanjutkan dengan membuat kegiatan belajar harian sesuai dengan RPP. Peneliti kemudian menentukan sumber belajar yang akan digunakan dan terakhir terbentuk desain produk yang berupa prototipe. Peneliti menentukan evaluasi yang berupa instrument penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan yang diharapakan dalam perangkat pembelajaran. 4. Validasi Desain
Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan divalidasi oleh tiga validator ahli yang kompeten. Validator ahli tersebut terdiri dari 2 pakar kurikulum 2013 dan 2 orang guru yang sudah melaksanakan kurikulum 2013. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap perangkat pembelajaran ini.
5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan, setelah mendapatkan kritik dan saran, peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar.
(62)
Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3. Jadwal pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan
Bulan M ei J un i J u li Ag us tus S ep te m b er O ktob er No v ember Desember J a nu a ri F ebrua ri M a re t April M ei
1 Potensi dan Masalah √
2 Pengumpulan Data √
3 Menentukan tema √
4
Menentukan KI-KD dan
subtema √
5
Merumuskan indikator dan tujuan
√
6
Menyusun silabus dan
RPP √ √
7
Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber
(63)
belajar, dan evaluasi.
8 Validasi ahli √
9
Analisis data validasi
ahli √
10 Revisi Desain √
11 Ujian Skripsi √
12 Revisi akhir √
13
Pembuatan artikel ilmiah
√
D. Hasil Validasi Ahli Kurikulum SD 2013
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik maka peneliti membutuhkan 4 validator ahli kurikulum 2013 yang kompeten, yang terdiri dari 2 pakar kurikulum 2013 dan 2 orang guru kelas IV SD yang sudah melaksanakan kurikulum 2013.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013 untuk
(64)
siswa kelas IV Sekolah Dasar. Sedangkan kuesioner bertujuan untuk membantu peneliti dalam merevisi perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan terkait dengan perangkat pembelajaran. Wawancara ditunjukan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti, akan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Sedangkan kuesioner bertujuan untuk membantu peneliti dalam merevisi perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013.
G. Teknik Analisis Data
Data ini akan dianalisis oleh peneliti secara kualitatif, dan kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa komentar yang dikemukan oleh guru kelas IV SDN Kalasan 1 Yogyakarta. Data analisis untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
1. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa komentar yang dikemukakan oleh dua orang validator pakar Kurikulum SD 2013 dan dua orang guru kelas IV Sekolah Dasar. Data tersebut kemudian dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
(65)
2. Data Kuantitatif
Data berupa skor dari penilaian oleh validator ahli, guru kelas IV SD. Data yang dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian kuesioner diubah menjadi data interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung rata-rata dari hasil intrumen yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008:101) sebagai berikut:
Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor Kategori
X > i + 1,80 Sbi Sangat baik
i+ 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik i–0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup i–1,80 SBi < X ≤ i– 0,60Sbi Kurang
(66)
Keterangan:
Rerata ideal ( i) : (skor maksimal ideal + skor minimal
ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : (skor maksimal ideal - skor minimal
ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5 Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( i) : (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) : (5-1) = 0,67
Ditanyakan : Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21)
(67)
= X > 4,21
Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 –(0,40) < X≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X≤ 3,40
Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi = 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = ≤ i– 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.
(68)
Interval Skor Kriteria
4,22-5,00 Sangat Baik
3,40 -4,21 Baik
2,60 - 3,40 Cukup
1,79-2,60 Kurang
1,79 Sangat Kurang
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data ke kualitatif data kuantitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
(69)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan peniliti dalam penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran yang telah dijabarkan pada bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan kepada satu orang guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yaitu dengan Ibu SR. Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum 2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013.
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada satu orang guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta . Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis kebutuhan perangkat
(70)
pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan satu orang guru SD Negeri Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta yang akan dijelaskan pada setiap butir.
Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai pemahaman guru mengenai Kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa kurikulum 2013 bersifat holistik karena tidak terpisah-pisah permata pelajaran atau memadukan semua mata pelajaran dalam bentuk tema.
Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator dan tujuan pembelajaran yang mempertimbangkan keutuhan pribadi.Guru memberikan jawaban bahwa kurikulum KTSP lebih menekankan pada pengetahuan sedangkan kurikulum 2013 lebih pada empat aspek yang terdiri dari KI 1 mengenai spiritual KI 2 mengenai sikap KI 3 mengenai pengetahuan dan KI 4 mengenai keterampilan. Untuk merumuskan indikator diturunkan dari kompetensi dasar untuk membuat indikator KI 3 dan KI 4 sedangkan KI 1 dan K2 disisipkan pada tujuan pembelajaran.
Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman guru terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Guru memaparkan bahwa tematik integratif adalah pembelajaran yang saling terkait atau penyampaian tidak terpisah pada setiap muatan pelajarannya. Dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat dan sangat halus. Guru tersebut juga menjelasakan bahwa perkembangan pembelajaran siswa SD itu masih belajar secara keseluruhan atau holistic dan mengurangi rasa beban siswa pada muatan tertentu. Guru tersebut memberikan contoh bahwa
(71)
sebagian anak memiliki rasa takut dalam belajar matematika tetapi dengan menggunakan pendekatan tematik integratif anak-anak tidak menyadari adanya muatan matematika karena sejak awal sudah dikemas dengan menarik. Butir pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Guru memaparkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5 langkah yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Selain itu, menurut guru penggunaan 5 langkah ini dalam pembelajaran tidak harus berurutan intinya dalam setiap kegiatan pembelajaran memuat 5 langkah pendekatan saintifik tersebut.
Butir pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru memaparkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian secara keseluruhan yaitu setiap penilaian harus mencakup semua aspek yakni spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Guru juga menjelaskan dalam penilaian otentik terdapat dua penilaian yakni penilaian proses dan hasil, penilaian tersebut harus berkesinambungan karena tiap KD dalam kurikulum 2013 tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. Dalam hal ini Guru juga masih sangat merasa kesulitan mengenai penilaian otentik pada Kurikulum 2013 menurut mereka penilaian yang cukup sulit itu pada aspek spiritual dan sosial.
Butir pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh rubrik penilaian non tes. Guru sangat memerlukan
(72)
contoh-contoh rubrik penilaian yang lebih efektif. Guru memaparkan bahwa mereka sangat memahami penilaian otentik tetapi dalam pelaksanaanya mereka juga menemukan kesulitan karena keterbatasan SDM dan mereka belum mahir dalam melakukan penilaian terutama penilaian otentik. Selain itu kesulitan yang dihadapi guru berkaitan dengan penilaian otentik ialah jumlah siswa. Guru memberikan contoh jumlah kelas IV ada 40 orang dan guru mesti menilai 40 siswa mencakup 4 aspek pada setiap muatan dan itu belum dilakuakan secara maksimal. Guru menjelaskan mereka sangat membutuhkan penilaian yang efektif agar penilaian mudah untuk dijalankan.
Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menurut guru pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terkait dengan sikap dan moral siswa. Guru menjelaskan dengan adanya pendidikan karakter siswa itu diimbangi dengan karakter yang baik selain pengetahuan yang dapatinya. Guru juga menjelaskan dengan karakter yang baik siswa mampu menggunakan pengetahuannya dengan baik pula.
Butir pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Guru menjelaskan karakter itu terdiri dari 18 karakter pilar bangsa namun guru kurang mengetahui kedelepanabelas karakter tersebut. Guru juga menjelaskan dalam mengajar dia kurang menggunakan pedoman 18 karakter tersebut, menurutnya karakter yang baik itu sesuatu
(73)
yang baik dan pantas untuk diajarkan kepada siswa dia. Oleh karena itu, dia mengajar tidak berpatok pada pedoman permendikbud.
Butir pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013. Guru sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran lebih khusus pada instrumen penilaian. Guru belum menemukan penilaian yang efektif untuk digunakan. Guru menjelaskan saat diklat mereka hanya diberikan teori tetapi untuk praktek di lapangan belum maksimal. Guru juga mengalami kesulitan karena jumlah murid yang banyak dan SDM guru tersebut. Guru mengatakan “mungkin butuh waktu 5 tahun agar kurikulum 2013 tersebut menyatu dengan jiwa saya”.
Butir pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru memaparkan bahwa perangkat pembelajaran yang tersedia di sekolah namun hanya semampu mereka. Salah satu yang banyak tersedia adalah penilaian rubrik produk tetapi yang masih minim ialah penilaian rubrik sikap.
Butir pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah masih memerlukan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Guru mengatakan bahwa masih sangat dibutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Guru mengharapkan pihak pemerintah dapat memberikan contoh yang baik
(1)
sosial dengan lingkungan dan teman sebaya
1.1 Menerima karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan lingkungannya
BAHASA INDONESIA 3.4 Menggali informasi dari
teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
4.4 Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalamteks bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku 2.2 Memiliki kedisiplinan dan
tanggung jawab terhadap penggunaan alat teknologi modern dan tradisional, proses pembuatannya melalui pemanfaatan
Menggali informasi satu jenis pekerjaan
(2)
bahasa Indonesia 1.2 Mengakui dan
mensyukuri anugerah Tuhan yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan teknologi, energi, serta permasalahan social
6. PPkn
3.4 Memahami arti bersatu dalam keberagaman di rumah, sekolah, dan masyarakat.
4.5 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
2.2 Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan hak dan kewajiban di rumah, sekolah dan masyarakat sekitar
1.1 Menghargai kebersamaan dalam keberagaman sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat
(3)
sekitar Sbdp
3.5 Mengetahui berbagai alur cara dan pengolahan media karya kreatif
4.4 Membentuk karya seni tiga dimensi dari bahan alam 2.2 Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni
Berkreasi membuat diorama
(4)
1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah sebagai anugerah Tuhan
(5)
(6)
BIODATA PENULIS
Ivon Mariztha Polin lahir di Naibonat Kabupaten Kupang, 18 September 1992. Pendidikan dasar diperoleh di SD Inpres Naibonat Kabupaten Kupang, Tamat tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 4 Kupang Timur, Kabupaten Kupang, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Negeri 1 Kupang Timur, Kabupaten Kupang, tamat pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, peneliti mendapat beasiswa dari Rintisan Program Profesi Guru Terintergrasi (PPGT) di perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan diperguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum 2013 Pada Subtema Hebatnya Cita-citaku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Perangkat pembelajaran tersebut dilakukan karena masih banayak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.