Susunan dan Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat DPR

6 Hal ini berbeda dengan model pemilihan anggota Ahl Halli Wa al- ‘Aqdi pada pemerintahan Islam, pengangkatan Ahl al-Halli Wa al-’Aqdi secara jelas tidak disebutkan dalam al- Qur’an dan al-Hadith, tetapi Nabi SAW pernah mencontohkan pemilihan yang demokratis. Peristiwa tersebut ketika nabi meminta kepada suku Aus dan Khazrad untuk menentukan tokoh- tokoh yang mewakili mereka.Kemudian terjadilah pemilihan yang akhirnya memilih wakil masing-masing tiga dari suku Aus dan sembilan dari suku Khazraj. Dari peristiwa pemilu pertama tersebut nantinya akan menentukan bagaimana cara pemilihan Ahl al-Halli wa al- ’Aqdi.Anggota Ahl al-Halli Wa al- ’Aqdi adalah para ulama, para ahli dan tokoh yang dianggap mumpuni.Tidak semua umat memenuhi kriteria sebagai anggota Ahl al-Halli wa al- ’Aqdi.

2. Susunan dan Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat DPR

Pasal 19 Undang-Undang Dasar 1945 menetapkan bahwa susunan Dewan Perwakilan Rakyat ditentukan dengan Undang-Undang.Moh.Yamin berpendapat bahwa menurut Pasal 19 Ayat 1 UUD 1945, Dewan Perwakilan Rakyat tidak harus ditetapkan dengan undang-undang pemilihan, tapi dengan undang-undang biasa atau umum. 22 Dengan demikian, keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat yang disusun itu bisa saja berdasarkan pemilihan, pengangkatan atau penunjukan selama itu berdasarkan dengan ketentuan undang-undang. 23 Jadi kesimpulannya, bahwa yang penting Dewan 22 Moh.Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Susunan Pembagian Kekuasaan Menurut Sistem UUD 1945, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994, 71 23 Ibid. Lihat juga, Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Penantar Hukum Tata Negara Jakarta: Sinar Bakti, 1988, 211 7 Perwakilan Rakyat itu harus diatur dengan undang-undang.Sedangkan mengenai anggota-anggotanya bisa saja dipilih ataupun diangkat. 24 Kesimpulan tersebut nampaknya kurang tepat kalau dilihat dari kata “perwakilan rakyat”, dan Pasal 1 ayat 2 UUD 1945.Kata “perwakilan rakyat” mengandung maksud bahwa keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat selanjutnya disebut DPR itu harus diisi oleh rakyat dalam suatu pemilihan umum yang jujur. Dan dari bunyi Pasal 1 ayat 2 UUD 1945 berarti bahwa kedaulatan yang dianut oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah kedaulatan rakyat. Dalam negara modern sekarang kedaulatan rakyat itu dilaksanakan oleh suatu badan.Di Indonesia badan yang melaksanakan kedaulatan rakyat itu adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat selanjutnya disebut MPR. Pengisian keanggotaan MPR dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui pemelihan umum yaitu untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan dengan penunjukan untuk utusan golongan dan dengan penunjukan berdasarkan suatu hasil pemilihan umumuntuk utusan daerah. Pelaksanaan dari Pasal 19 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 dirumuskan dalam: 1 Undang-Undang No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD. 2 Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerahdan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 24 Ibid. 8 Dari kedua undang-undang tersebut dapat dipahami, bahwa cara yang dipakai untuk menentukan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat dilakukan dengan pemilihan umum. Sedangkan susunan keanggotaannya merupakan anggota yang dipilih melalui pemilihan umum, yang jumlah seluruhnya ditetapkan 560 orang yang dipilih melalui pemilihan umum.Jadi, anggota DPR ini seluruhnya dipilih melalui mekanisme pemilihan umum dan setiap calonnya berasal dari partai-partai politik. Hal tersebut berbeda dengan model pengisian keanggotaan DPR pra- amandemen UUD 1945 yang pada saat itu keanggotaannya terdiri atas anggota partai politik hasil pemilihan umum dan anggota ABRI yang diangkat. 25 Pengisian keanggotaan DPR pra-amandemen UUD 1945 dilakukan dengan pemilihan umum dan dengan penunjukan atau pengangkatan, sedangkan susunan keanggotaannya merupakan gabungan antara anggota-anggota yang dipilih dan diangkat, yang jumlah seluruhnya ditetapkan 460 orang terdiri dari 360 orang yang dipilih melalui pemilihan umum dan 100 orang yang diangkat. Dalam pemerintahan Islam mekanisme pengisian anggota Ahl Halli Wa al- ‘Aqdi dilakukan melalui beberapa cara yaitu : a. Pemilihan umum yang dilakukan secara berkala. Dalam pemilu ini, anggota masyarakat yang telah memenuhi persyaratan, memilih anggota Ahl al-Halli Wa al- ’Aqdi sesuai dengan pilihannya. b. Pemilihan anggota Ahl al-Halli Wa al-’Aqdi melalui seleksi dalam masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat menilai orang-orang yang 25 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Penantar Hukum Tata Negara Jakarta: Sinar Bakti, 1988, 212-213 9 terpandang, memiliki kemampuan dan memiliki perhatian yang besar untuk kepentingan umat. Merekalah yang kemudian dipilih untuk menjadi anggota Ahl al-Halli wa al- ’Aqdi. c. Pemilihan anggota Ahl al-Halli Wa al-’Aqdi melalui pengangkatan langsung dari Khalifah. 26 Mengenai keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat DPR, undang- undang telah mengaturnya lebih jelas dan terperinci. Pasal 76 ayat 1 sampai dengan ayat 6 UU No. 17 tahun 2014 menyebutkan sebagai berikut: Pasal 76 1 Anggota DPR berjumlah 560 lima ratus enam puluh orang. 2 Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan Presiden. 3 Anggota DPR berdomisili I ibu kota negara Republik Indonesia 4 Masa jabatan anggota DPR adalah 5 lima tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpahjanji. 5 Setiap anggota, kecuali pimpinan MPR dan pimpinan DPR, harus menjadi anggota salah satu komisi. 6 Setiap anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dapat merangkap sebagai anggota salah satu alat kelengkapan lainnya yang bersifat tetap, kecuali sebagai Badan Musyawarah. Anggota Ahl al-Halli Wa al- ’Aqdi adalah para ulama, para ahli dan tokoh yang dianggap mumpuni.Tidak semua umat memenuhi kriteria sebagai anggota Ahl al-Halli wa al- ’Aqdi. Al-Mawardi merumuskan syarat-syarat legal yang harus dimiliki oleh Ahl al-Halli Wa al- ’Aqdi yaitu : a. Adil dengan segala syarat-syaratnya. b. Berilmu yang membuatnya mampu mengetahui siapa yang berhak menjadi Khalifah sesuai dengan kriteria-kriteria yang legal. c. Memiliki wawasan dan sikap bijaksana yang membuatnya mampu memilih siapa yang paling tepat dan paling efektif menjadi 26 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah-Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam, 143. 10 Khalifah, serta paling ahli dalam mengelola semua kepentingan demi kemaslahatan rakyat. 27

3. Kedudukan dan Fungsi Dewan Perwakilan Rakyat DPR