Pemetaan Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Lampung Barat Tahun 2014

(1)

ABSTRAK

PEMETAAN OBJEK WISATA DI WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

TAHUN 2014 Oleh Airlangga

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pemetaan objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Objek penelitian ini berupa kajian data geospasial tentang objek wisata. Subjek penelitian yaitu daerah objek-objek wisata. Pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif informatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Objek wisata di wilayah ini digolongkan menjadi 2 jenis yaitu objek wisata alam yang berjumlah 5 , yaitu Danau Ranau, Danau Suoh, TNBBS, Gunung Pesagi dan Arung Jeram Way Besai dan objek wisata buatan terdapat 2 objek yaitu Situs Megalitik dan Desa Wisata Pekon Hujung. Potensi objek wisata panorama alam pemandangan indah danau, air terjun, hutan, dan gunung. Potensi sosial dan kebudayaan berupa rumah tradisional masyarakat Lampung dan situs megalitikum. (2) Terdapat 3 objek wisata dengan aksesibilitas yang sulit berdasarkan kelas jalan yang dilalui yaitu Danau Suoh, Desa Wisata Pekon Hujung dan Gunung Pesagi. Aksesibilitas yang sedang terdapat 2 objek yaitu Danau Ranau dan situs Megalitik Kebun Tebu. Dua objek wisata memiliki aksesibilitas yang mudah karena terletak di tepi jalan provinsi yaitu Wisata Alam TNBBS dan Arung Jeram Way Besai.


(2)

ABSTRACT

MAPPING OF TOURISM IN THE REGION WEST LAMPUNG YEAR 2014

By Airlangga

This study aims to assess on mapping of tourism in the region West Lampung. This research uses descriptive method. The object of this research is the study of geospatial data attractions in the district of West Lampung. Collecting data through interviews, observation and documentation. Data analysis technique is done by an informative descriptive qualitative approach.

The results showed: (1) Attractions in West Lampung regency is classified into two types namely natural attractions and artificial objects. Natural attractions object which totaled 5, Ranau Lake, Bukit Barisan Selatan National Park Kubu Perahu, Pesagi Mountain, Suoh Lake and rafting. There are two travel Object artificial object that is the traditional home Lampung people Pekon Hujung and megalithic sites in Tebu.Potensi Gardens attractions in West Lampung region, namely natural scenery of lakes, forests, rivers, waterfalls and mountains, the potential social and cultural namely culture in the form of traditional houses and megalithic sites are supported with the cool air. (2) there are three attractions with difficult accessibility by the class of the road is Lake Suoh, Pekon Hujung tourist village, and the mountain Pesagi. Accessibility who are there are 2 attraction is the lake ranau and megalithic sites. Two attractions in western Lampung district has easy accessibility because it is located on the edge of the province, namely nature TNBBS and rafting way Besai


(3)

PEMETAAN OBJEK WISATA DI WILAYAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT

TAHUN 2014 Oleh Airlangga

(S k r i p s i)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2014

(Skripsi)

Oleh Airlangga

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(5)

(6)

(7)

(8)

Airlangga, dilahirkan di Ranau pada tanggal 14 April 1992, sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Teguh dan Ibu Romziah.

Pada tahun 1998 penulis terdaftar sebagai siswa SD Negeri 2 Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong dan lulus pada tahun 2004. Kemudian pada tahun yang sama diterima sebagai siswa di SMP Negeri 1 Way Tenong Kabupaten Lampung Barat dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan sekolah tingkat atas di SMA Negeri 1 Bandar Lampung dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam beberapa organisasi kemahasiswaan. Tahun 2010 penulis tergabung dalam organisasi Kelompok Studi Seni (KSS) bidang teater. Tahun 2011-2012 penulis tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial (Himapis) sebagai anggota bidang minat dan bakat. Selain itu di tahun yang sama penulis juga terdaftar sebagai pengurus Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia (Imahagi) komisariat Universitas Lampung sebagai ketua bidang komunikasi dan informasi.


(9)

MOTO

Masih terbangun pagi hari ini? Berarti masih ada kesempatan. (Penulis)

Kita tidak bisa mengajari orang apapun, kita hanya membantu menemukannya didalam diri mereka.

(Galileo Galilei)

Lift menuju sukses sedang rusak, anda harus menggunakan tangga. Satu langkah demi satu langkah.


(10)

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah puji syukur hanya milik Allah Subhanallahuwataala, atas segala rahmat, nikmat, berkah, dan karunia-Nya yang tidak terhingga.

Dengan sepenuh hatiku persembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas kesabaran, kasih sayang dan dukungan serta doa yang senantiasa diberikan untuk keberhasilanku.

Para pendidikku tercinta, yang dengan keikhlasan dan kesabaran mengajariku tanpa pamrih.

Almamater tercinta yang kubanggakan Universitas Lampung.


(11)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahuwataala karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Budiyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I serta selaku Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Bapak Dedy Miswar, S.Si., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II, dan Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si., selaku Dosen Pembahas sekaligus ketua Program Studi Pendidikan Geografi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan perhatian, motivasi dan semangat kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak. Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.


(12)

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 7. Bapak Ir. Mat Suhardin, selaku kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Kabupaten Lampung Barat yang telah memberikan izin penelitian di wilayah Kabupaten Lampung Barat serta bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini 8. Kedua orang tua dan adikku yang tak henti menyayangiku, memberikan do’a,

dukungan, semangat serta menantikan keberhasilanku..

9. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan semangat demi terselesaikannya skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2010 di Program Studi S1 Pendidikan Geografi, Universitas Lampung atas kebersamaannya menuntut ilmu dan menggapai impian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih.


(13)

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Mei 2015 Penulis,


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Ketinggian Rata-Rata Perkecamatan di Kabupaten Lampung Barat 4 Tabel 2. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Dan Kepadatan Di


(15)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ilustrasi Uraian Sub-Sistem SIG ... 9

Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Barat Tahun 2014 ... 30

Gambar 3. Peta Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Barat ... 33

Gambar 4. Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Lampung Barat ... 34

Gambar 5. Peta Topografi Kabupaten Lampung Barat Tahun 2014 ... 37

Gambar 6. Struktur Geologi Pulau Sumatera Bagian Selatan ... 40

Gambar 7. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Lampung Barat ... 42

Gambar 8. Pemandangan Perbukitan di Sisi Barat Danau ... 46

Gambar 9. Panorama Danau Ranau Background Gunung Seminung ... 47

Gambar 10. Convention Hall di Pekon Lombok ... 48

Gambar 11. Home Stay yang Disewakan Dengan Harga Terjangkau di Pekon Lombok ... 49

Gambar 12. Rumah Makan yang Menyediakan Ikan Bakar di Pekon Lombok ... 49

Gambar 13. Panorama Alam Danau Suoh (Danau Lebar) ... 51

Gambar 14. Pintu Gerbang Kawasan Situs Megalitikum Kebun Tebu Di Pekon Pura Jaya ... 52

Gambar 15. Kawasan Situs Megalitik Kebun Tebu ... 53

Gambar 16. Shelter di Kawasan Megalitik Kebun Tebu ... 53

Gambar 17. Rumah Informasi di Situs Megalitik Kebun Tebu ... 54

Gambar 18. Air Terjun Sepapah Kiri di Kawasan TNBBS ... 55

Gambar 19. Gerbang Bumi Perkemahan di Pekon Kubu Perahu ... 56

Gambar 20. Rumah Tradisional Lampung di Pekon Hujung ... 57

Gambar 21. Monumen Penanda Puncak Tertinggi Lampung di Gunung Pesagi ... 58


(16)

Gambar 23. Shelter Gunung Pesagi ... 60

Gambar 24. Mushola di Puncak Gunung Pesagi ... 61

Gambar 25. Perahu Terbalik di Sungai Way Besai Pekon Suka Jaya ... 62

Gambar 26. Perahu Karet yang Digunakan Untuk Arung Jeram di Sungai Way besai ... 63

Gambar 27. Sekretariat RAKIT di Pekon Suka Jaya ... 64

Gambar 28. Lahan Parkir dan Pondokan di Pekon Suka Jaya ... 64

Gambar 29. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Lampung Barat Tahun 2014 .. 66

Gambar 30. Peta Zonasi Objek Wisata Kabupaten Lampung Barat ... 68

Gambar 31. Peta Lokasi Objek Wisata Kabupaten Lampung Barat ... 71

Gambar 32. Keindahan Pemandangan Alam Danau Ranau ... 73

Gambar 33. Pemandangan Danau Ranau yang Dikelilingi Bukit Barisan ... 74

Gambar 34. Panorama Danau Lebar yang Dikelilingi Perbukitan dan Padang Ilalang ... 75

Gambar 35. Pemandangan Danau Asam ... 76

Gambar 36. Pemandangan Bukit Barisan, Kota Liwa dan Lembah Sukarame ... 77

Gambar 37. Fenomena Sunrise di Puncak Gunung Pesagi di Waktu Pagi . 78 Gambar 38. Pemandangan Hutan TNBBS ... 79

Gambar 39. Rumah Tradisional Masyarakat Lampung yang Masih Terjaga Keasliannya ... 81

Gambar 40. Menhir yang Tersusun Lurus Berorientasi Utara-Selatan ... 82

Gambar 41. Gerbang Menuju Objek Wisata Danau Ranau di Pekon Pagar Dewa ... 85

Gambar 42. Peta Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Danau Ranau ... 86

Gambar 43. Kondisi Jalan yang Licin dan Berlumpur di Pekon Tiga Jaya 88 Gambar 44. Jalan yang Terjal dan Berbatu di Pekon Beringin Jaya ... 89

Gambar 45. Pemandangan Kebun Kopi di Pekon Gumbit ... 90

Gambar 46. Menyeberangi Sungai Way Semaka dengan Rakit di Pekon Suka Marga... 90

Gambar 47. Jembatan Beton Menuju Kecamatan Suoh ... 91


(17)

vii

Gambar 49. Kondisi Jalan Menuju Situs Megalitik

di Pekon Pura Wiwitan ... 93 Gambar 50. Peta Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Situs Megalitik

Kebun Tebu ... 94 Gambar 51. Kondisi Jalan yang Baik Menuju Wisata Alam Kubu Perahu TNBBS ... 96 Gambar 52. Peta Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Alam Kubu Perahu TNBBS ... 97 Gambar 53. Jalan Tanah Berbatu Menuju Pekon Hujung ... 98 Gambar 54. Jalan di Pekon Hujung Menuju Lokasi Rumah Tradisional Lampung yang Telah Dicor ... 99 Gambar 55. Peta Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Rumah Tradisional Pekon Hujung ... 100 Gambar 56. Panorama Alam Lampung Barat yaitu Daerah Balik Bukit .... 101 Gambar 57. Jalan Menuju Pekon Bahway ... 102 Gambar 58. Peta Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Gunung Pesagi

Kebun Tebu ... 103 Gambar 59. Papan Petunjuk Lokasi di Pekon Suka Jaya ... 104 Gambar 60. Peta Aksesibilitas Menuju Objek Wisata Arung Jeram


(18)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pikir A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Peta ... 8

2. Geografi... 10

3. Pariwisata ... 11

4. Objek Wisata ... 15

5. Potensi Wisata ... 17


(19)

ii

III. Metode Penelitian

A. Metode Penelitian... 21

B. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian ... 22

1. Bahan yang Digunakan ... 22

2. Alat yang Digunakan... 22

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

1. Subjek Penelitian ... 23

2. Objek Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 24

1. Variabel Penelitian ... 24

2. Definisi Operasional Variabel ... 24

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 28

IV. Hasil dan Pembahasan A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat ... 29

1. Gambaran Umum ... 29

2. Geografi... 31

3. Sosial Budaya ... 31

4. Perekonomian Daerah ... 35

5. Topografi ... 36

6. Keadaan tanah ... 38

7. Iklim ... 39

8. Geologi ... 39

9. Hidrografi ... 41

10.Vegetasi alam ... 43

11.Fauna ... 44

12.Cagar Budaya dan Cagar Alam ... 44

13.Pariwisata... . 45

1) Danau Ranau ... 45

2) Danau Suoh ... 50


(20)

4) Wisata Alam Kubu Perahu Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan (TNBBS) ... 54

5) Rumah Tradisional Lampung (desa wisata Hujung)... 58

6) Gunung Pesagi ... 59

7) Arung Jeram Way Besai ... 62

B. Jenis Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Lampung Barat .... 70

C. Potensi Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Lampung Barat 72 1. Potensi Wisata yang Bersifat Panorama Alam... 72

2. Potensi Wisata yang Bersifat Sosial dan Budaya ... 80

D. Aksesibilitas Objek Wisata di Wilayah Kabupaten Lampung Barat... ... 84

V. Simpulan dan Saran A. Simpulan ... 107

B. Saran ... 108


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peta merupakan media yang digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta di permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung, dan danau. Melalui peta dapat mengetahui berbagai bentang alam dan budaya yang tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai kegunaan yang luas antara lain untuk kepentingan pelaporan, peragaan, analisis, dan pemahaman dalam interaksi apabila didesain dengan tujuan seperti bidang pariwisata, sumberdaya alam, perencanaan, dan kependudukan atau demografi.

Dalam pemetaan, sistem informasi geografi memiliki fungsi sebagai aplikasi yang digunakan untuk penentuan bentuk dan ukuran penyajian, rancangan simbol dan skala, serta pilihan media representasi akhirnya (output) yang berupa peta. Selain sebagai aplikasi pembuatan peta, sistem informasi geografi juga memiliki kemampuan lain seperti analisis, pengintegrasian data spasial dan atribut serta representasi dari data tersebut.


(22)

Fungsi peta secara umum memberikan informasi tentang fakta dipermukaan bumi, misalnya peta objek wisata yang dimanfaatkan oleh wisatawan. Peta memiliki keunggulan, pengguna dapat langsung mengetahui dengan jelas kondisi dan keadaan suatu wilayah karena dapat langsung memvisualisasikan fakta di permukaan bumi. Pada umumnya peta digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta yang ada dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung dan danau.

Di zaman globalisasi ini, peta menjadi alat yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang, seperti bidang pertanian, perkebunan, industri dan perdagangan, pelayaran, penerbangan, pendidikan, tata ruang wilayah, dan pariwisata. Media yang digunakan berupa peta tematik yaitu penggambaran informasi kualitatif dan kuantitatif pada unsur-unsur yang ada hubungannya dengan detail topografi seperti ketinggian suatu daerah yang penting. Keterangan disajikan dengan simbol-simbol yang mempunyai tema khusus seperti gunung disimbolkan dengan segitiga.

Jenis peta pun sudah berkembang dengan diciptakannya peta digital yang memiliki banyak kelebihan seperti data yang bisa diperbaharui dan fasilitas-fasilitas pendukungnya antara lain penambahan animasi pada simbol dan suara yang tidak terdapat dalam peta manual. Peta tidak hanya menyediakan gambaran tentang negara ataupun daerah kota, tetapi juga lokasi kuliner, shopping centre serta keberadaan objek wisata yang memiliki manfaat bagi para wisatawan dalam maupun luar negeri untuk memberikan informasi tentang tempat pariwisata yang ada.


(23)

3

Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di wilayah Provinsi Lampung memiliki kekhasan dalam segi keadaan geografi berupa topografi berbukit-bukit, udara yang sejuk, berkabut saat pagi hari, karena sebagian besar daerah ini memiliki ketinggian antara 357-1607 mdpl maupun kebudayaan yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Barat berupa rumah tradisional di Pekon Hujung dan situs megalitik di Kecamatan Kebun Tebu.

Wilayah Kabupaten Lampung Barat pada tahun 2010 memiliki daerah seluas lebih kurang 4.951,28 km², setelah pemekaran Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2012 luas wilayah Kabupaten Lampung Barat menjadi 3.368,14 km² atau 10,6 % dari luas wilayah Provinsi Lampung (BPS,2012:26). Wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki ketinggian yang bervariasi (lihat Tabel 1):

Tabel 1. Ketinggian rata-rata perkecamatan Kabupaten Lampung Barat 2014 No. Kecamatan Ketinggian Rata-Rata

(mdpl) Keterangan

1. Balik Bukit 1607 Selatan Gn.Pesagi

2. Sukau 1150 Barat Gn.Pesagi

3. Belalau 1016 Timur Gn.Pesagi

4. Sekincau 1318 tertinggi Gn.Sekincau

5. Suoh 352

6. Batubrak 739

7. Sumber Jaya 1134

8. Way Tenong 1078

9. Gedung Surian 975

10. Kebun Tebu 834

11. Air Hitam 842

12. Bandar Negeri Suoh 278

13. Batu Ketulis 1106

14. Lumbok Seminung 1034 Kaki Gn.Seminung

15. Pagar Dewa 958


(24)

Berdasarkan tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki elevasi yang beragam, terendah di Kecamatan Suoh (±352 mdpl) dan elevasi tertinggi di Kecamatan Balik Bukit (±1607 mdpl). Karena perbedaan elevasi tersebut menyebabkan objek dan daya tarik wisata di wilayah ini didominasi perbukitan, lembah, dan pegunungan, serta kehidupan masyarakat yang sebagian besar mata pencahariannya adalah petani.

Untuk melihat secara langsung seluruh wilayah Kabupaten Lampung Barat sulit untuk dilakukan, sehingga dengan pemanfaatan sistem informasi geografi sebagai dasar, akan mempermudah bagi pihak yang berkepentingan khususnya pemerintah daerah Kabupaten Lampung Barat untuk melihat wilayah melalui peta, karena dengan pemetaan wilayah tersebut dapat menampilkan sebaran muka bumi yang telah dibudidayakan manusia seperti pemukiman, perkotaan, pedesaan, pemanfaatan lahan, serta berbagai potensi alam yang berupa pegunungan, danau dan laut yang memiiki panorama indah yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata.

Dalam era kemajuan teknologi informasi saat ini proses pembuatan peta telah terbantu dengan adanya software sistem informasi geografi, sehingga untuk melakukan pemetaan suatu wilayah dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Informasi dalam bentuk peta objek wisata yang dibuat dengan menggunakan sistem informasi geografi, dapat membantu dalam mendapatkan data secara cepat dan akurat mengenai informasi tentang objek wisata yang ada.


(25)

5

Berdasarkan manfaat itu dengan penggunaan sistem informasi geografi yang telah menampilkan permukaan bumi dengan lengkap dapat digunakan sebagai dasar dalam penggambaran potensi yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat yaitu peta. Dengan menggunakan peta maka, pemerintah mampu melihat sebaran beraneka potensi sosial, potensi ekonomi, potensi alam yang memiiki panorama indah, menjadi bahan pemikiran dalam pengembangan daerahnya untuk menjadikan salah satu faktor yang dapat mendukung dalam pembangunan daerahnya agar menguntungkan dan bermanfaat bagi masyarakatnya.

Kecuali hal tersebut, dengan menggunakan peta dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan pengambilan kebijakan, seperti perbaikan dibidang pertanian, tata guna lahan, permukiman, bahkan didukung oleh cuaca yang sejuk serta panorama alam yang indah dengan adanya perbukitan dan danau yang kiranya akan menjadikan pengembangan baru dibidang kepariwisataan didaerah tersebut. Dengan dasar hal tersebut, sistem informasi geografi di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang berupa peta dengan menunjukkan wilayah tersebut dengan berbagai potensinya, maka menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian tentang pemetaan objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat tahun 2014.


(26)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pemetaan lokasi, jenis dan potensi objek wisata yang tesebar di wilayah Kabupaten Lampung Barat tahun 2014?

2. Bagaimanakah pemetaan aksesibilitas menuju setiap objek wisata yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan:

1. Untuk mendapatkan informasi tentang lokasi, jenis, dan potensi objek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

2. Untuk mengkaji aksesibilitas setiap objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat tahun 2014.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(27)

7

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran Geografi di SMA kelas XII program IPS semester 2 pada pokok bahasan Peta dan Pemetaan.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan wisata bagi wisatawan yang akan berwisata ke wilayah Kabupaten Lampung Barat mengenai informasi tentang objek wisatanya.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan bagi pihak pengelola objek wisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam usaha pengembangan kepariwisataan di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah data geospasial yaitu data spasial dan data atribut.

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah objek-objek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah wilayah Kabupaten Lampung Barat. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2014.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian adalah Geografi Pariwista.

Menurut pendapat Ramaini (1992:3) geografi pariwisata adalah ilmu yang mempelajari antara geografi dan pariwisata. Segi-segi geografi umum yang perlu diketahui wisatawan antara lain iklim, flora, fauna, keindahan alam, adat-istiadat budaya, perjalanan darat, laut dan udara, dan sebagainya.


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Peta

Peta diperlukan oleh manusia untuk berbagai macam kebutuhan, baik yang bersifat kebutuhan pribadi maupun kebutuhan umum. Dengan peta kita dapat mengetahui dan menentukan lokasi suatu objek, serta mendapatkan informasi tentang objek tersebut tanpa harus mendatangi langsung objeknya. Menurut Dedy Miswar (2012:2) peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya. Menno-Jan Kraak dalam bukunya Cartography: Visualization Of Geospatial (2006:1) mengemukakan bahwa peta digunakan untuk visualisasi data keruangan, yaitu data yang berkenaan dengan lokasi atau atribut dari suatu objek di permukaan bumi.


(29)

9

Menurut Dedy Miswar (2012:15) beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, alat yang membantu dalam kegiatan penelitian, alat peraga untuk proses pembelajaran di kelas, dan sebagai media untuk belajar secara mandiri. Pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survei lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara keruangan. Sejalan dengan itu menurut Rosana (2003:12) Peta dalam sebuah penelitian sangat diperlukan terutama yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari satu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpangsusun beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta kemampuan lahan, dan sebagainya. Data-data yang dapat dibuat peta adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Menurut situs wikipedia (2013) fungsi peta dalam hal perencanaan wilayah diantaranya:

a) Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.

b) Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataa sistem dan status pertahanan.

c) Untuk bidang manajemen atau sarana prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.

d) Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.


(30)

e) Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisi kawasan rawan kemacetan dan kecelakaan.

f) Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan indutri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan, dan perkantoran.

Peta memiliki jenis yang beranekaragam. Menurut Subagio (2003:3) klasifikasi peta dapat berdasarkan pada sumber datanya, berdasarkan jenis data yang disajikan, dan berdasarkan skalanya. Penelitian ini akan menggunakan peta tematik. Peta tematik adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu konsep/tema yang tertentu saja, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut.

2. Geografi

R. Bintarto dalam Sumadi (2003:3) mendefinisikan geografi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi dan peristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan kewilayahan. Peran ilmu geografi dalam kehidupan sangatlah erat, sebagai contohnya peran ilmu geografi dalam ilmu pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu kegiatan industri pelayanan dan jasa yang menjadi andalan Indonesa dalam rangka meningkatkan devisa negara di sektor non migas.


(31)

11

Geografi pariwisata adalah cabang daripada bidang ilmu geografi yang mengkaji berbagai hal yang terkait dengan aktivitas perjalanan wisata, meliputi karakteristik destinasi (objek) wisata, aktivitas dan berbagai fasilitas wisata serta aspek lain yang mendukung kegiatan pariwisata di suatu daerah (wilayah). Dalam hal ini, geografi memiliki peran dalam bidang kepariwisataan seperti:

a. Mengetahui dan memahami karakteristik sumberdaya periwisata yang ada di setiap wilayah (daerah).

b. Mengetahui dan memahami karakeristik aktivitas para wisatawan berdasarkan pada asal wisatawan dan tempat tujuan wisatanya.

c. Perumusan rencana pengembangan destinasi dapat dilakukan meliputi:

a) Perumusan arahan pemanfaatan ruang dan masalah pembangunan pariwisata.

b) Perumusan konsep dan strategi pengembangan destinasi periwisata. c) Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah.

3. Pariwisata

Menurut Gamal Suswantoro (1997:3) pariwisata adalah suatau proses kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya, dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.


(32)

Ketetapan MPRS No.I – II Tahun 1960 dalam H. Oka A. Yoeti (1996:118) mendefinisikan:

“Pariwisata dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam member liburan rohani dan jasmani setelah beberapa waktu bekerja sarta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara-negara lain (pariwisata luar negeri).”

Pengertian diatas jika dihubungkan dengan geografi, maka pariwisata dapat diartikan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu ke tempat lain di muka bumi untuk kegiatan tamasya dan rekreasi serta keinginan yang beraneka ragam. Antara geografi dan pariwisata mempunyai hubungan yang sangat erat, dengan demikian geografi pariwisata merupakan bagian dari ilmu geografi yang dapat membantu dalam mendeskripsikan potensi objek wisata pada suatu wilayah.

Menurut Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani (2007:13-15) batasan pariwisata sangat luas dan sesuai dengan maksud berwisata atau kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan, maka pariwisata di kategorikan menjadi:

1. Wisata agro

Kegiatan pariwisata ini dikaitkan dengan kegiatan industri pertanian, misalnya wisata durian pada saat musim buah durian, atau wisata tani, yakni para wisatawan ikut turun aktif menanam padi dan memandikan kerbau di sungai.

2. Wisata belanja

Kegiatan pariwisata yang dilakukan karena kekhasan barang yang ditawarkan, misalnya Sidoarjo dengan pusat tas di Tanggulangin.


(33)

13

3. Wisata budaya

Wisatawan melakukannya dengan maksud mengadakan riset budaya, mempelajari budaya setempat, mengunjungi situs bersejarah, dan sebagainya.

4. Wisata iklim

Kunjungan ke suatu tempat berkaitan dengan maksud mencari perubahan iklim setempat, misalnya bagi negara beriklim empat pada saat tertentu benar-benar dimanfaatkan untuk melakukan perjalanan mengunjungi tempat-tempat lain hanya untuk berburu panas sinar matahari, penduduk pantai berwisata ke pegunungan, penduduk pedalaman berwisata ke pantai. 5. Wisata karya

Para wisatawan berkunjung dengan maksud dinas atau tugas lain, namun dalam waktu senggang mereka melakukan kunjungan wisata.

6. Wisata kesehatan

Wisatawan mengunjungi suatu tempat karena keberadaan penyembuhan, misalnya kunjungan ke Krakal di Kebumen dengan maksud berendam di air belerang untuk penyembuhan sakit kulit.

7. Wisata konvensi/seminar

Dengan sengaja memilih salah satu daerah tujuan wisata (DTW) sebagai tempat penyelenggaraan seminar dikaitkan dengan upaya pengembangan DTW yang bersangkutan.

8. Wisata niaga

Wisatawan datang karena ada urusan perniagaan di tempat tersebut, namun pada waktu luang pada umumnya berwisata.


(34)

9. Wisata olahraga

Pariwisata ini dilakukan dengan mengunjungi peristiwa penting di dunia olahraga, misalnya pertandingan perebutan kejuaraan, pekan olahraga nasional, atau sekedar pertandingan persahabatan. Yang termasuk para wisatawan yaitu para olahragawan, penonton, dan semua yang terlibat dalam peristiwa olahraga.

10.Wisata rekreasi

Kegiatan ini dilakukan untuk berlibur, mencari suasana baru, memuaskan rasa ingin tahu, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran dan kebugaran jasmani dan rohani setelah berwisata.

11.Wisata petualangan

Termasuk dalam jenis wisata petualangan adalah kegiatan pelatihan (kepemimpinan) di alam terbuka dengan berbagai atraksi yang menantang dan kadang-kadang mengandung resiko. Contohnya antara lain terbang layang, arung jeram, panjat tebing, menyelam, susur gua.

12.Wisata ziarah

Jenis pariwisata ini dilakukan dengan cara mengunjungi tempat ibadah atau tempat ziarah pada waktu tertentu, misalnya mengunjungi tempat yang dianggap keramat, ziarah ke makam tokoh-tokoh masyarakat.

13.Darmawisata

Dilakukannya perjalanan beramai-ramai untuk bersenang-senang, atau berkaitan dengan pelaksanaan darma di ruangan, atau melakukan pengabdian kepada masyarakat di luar waktu kerja sehari-hari.


(35)

15

14.Widiawisata (pendidikan)

Jenis pariwisata ini dilakukan dalam rangka kunjungan studi untuk mempelajari seni budaya rakyat, mengunjungi dan meneliti cagar alam dan atau budaya.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa pariwisata terbagi menjadi empat belas jenis yang berbeda satu dengan yang lainnya, wisatawan yang melakukan pariwisata menyesuaikan dengan kebutuhan dan juga hobi pariwisatanya. Ada orang yang hobinya melihat keindahan bawah laut maka dia akan melaksanakan pariwisata olahraga sedangkan untuk orang yang senang mempelajari kebudayaan suatu suku maka dia akan melaksanakan pariwisata budaya untuk melihat kebudayaan, adat-istiadat dan juga kesenian dari suku tersebut.

Berdasarkan penggolongan diatas maka objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat termasuk dalam beberapa golongan. Objek wisata yang menjadi objek penelitian berjumlah 7 objek yaitu, situs megalitik, Danau Ranau, Danau Souh dan arung jeram yang merupakan jenis wisata maritim, selain itu terdapat juga jenis wisata cagar alam yang termasuk didalamnya adalah wisata alam Pekon Hujung, TNBBS dan Gunung Pesagi.

4. Objek Wisata

Dalam pariwisata hal yang tidak pernah lepas darinya adalah apa yang ditawarkan dari sebuah objek wisata dan atraksi yang akan menarik minat wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Namun sampai saat ini belum ada pengertian


(36)

maupun bentuk baku dari objek wisata itu sendiri. Objek wisata biasanya dikaitkan dengan daya tarik.

Menurut Oka A. Yoeti (1996:172), pengertian objek wisata biasanya lebih digunakan istilah “tourist attractions” yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi daerah tersebut. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa objek wisata tidak dapat lepas dari apa yang ditawarkan suatu tujuan wisata. Sebuah objek wisata akan sangat tergantung dengan daya tarik yang ada.

Menurut Prof. Marioti dalam Oka A. Yoeti (2009:174) dalam buku Pengantar Ilmu Pariwisata, daya tarik wisata di artikan “attractive spontance” yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang dan berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata diantaranya:

a. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (Natural Amenetis) diantaranya:

1) Iklim, misalkan cuaca cerah (clean air), banyak cahaya matahari (sunny day), sejuk (mild), kering (dry), panas (hot), hujan (wet), dan sebagainya. 2) Bentuk tanah dan pemandangan (configuration and landscape). Tanah

yang datar (plains), lembah pegunungan (scenic mountain), danau (lake), sungai (river), pantai (beach), air terjun (waterfall), bunung berapi (volcanos), dan pemandangan yang menarik (panoramic views).

3) Hutan belukar (the sylvan elements), misalnya hutan yang luas (large forest), banyak pepohonan (trees).

4) Fauna dan flora, sperti tanaman-tanaman yang aneh (uncommon vegetation) burung-burung (birds), ikan (fish), binatang buas (wild life), agar alam (national park), daerah perburuan (hunting and photographic safari), dan sebagainya.

5) Pusat-pusat kesehatan (health center), dan yang termasuk kelompok ini, misalnya sumber air mineral(natural spring of mineral water), mandi lumpur (mud baths), sumber air panas (hot pring), diamana kesemuanya diharapkan dapat menyembuhkan penyakit.


(37)

17

b. Hasil ciptaan manusia (man-made supply), diantaranya:

1) Benda-benda yang bersejarah, kebudayaan dan keagamaan (historical, cultural, and religious) misalkan:

a) Monumen bersejarah dan sisa peradaban manusia.

b) Museum, art gallery, perustakaan, kesenian rakyat, handicraft.

c) Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, upcara perkawinan, khitanan dan lain-lain.

d) Rumah-rumah beribadah, sperti masjid, gereja, kuil, candi, ataupun pura.

Objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat seluruhnya memiliki iklim yang sejuk karena karakterikstik wilayah ini yang berada pada daerah dataran tinggi. Bentuk tanah dan pemandangan di objek-objek wisata Kabupaten Lampung Barat berupa lembah pegunungan untuk objek wisata alam pekon hujung, TNBBS dan Gunung Pesagi, selain itu yang merupakan danau yaitu Danau Ranau dan Danau Suoh. Hutan belukar terdapat di TNBBS dengan aneka flora dan faunanya.

5. Potensi Wisata

Pengertian potensi wisata menurut Yoeti (1996:160-162) adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Nyoman S. Pendit (1998:67), juga mengungkapkan pengertian yang sama mengenai potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata dan berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.

Menurut Nyoman S. Pendit (1994:108) Potensi wisata merupakan segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan sehingga dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda, maupun jasa.


(38)

Potensi wisata juga dapat berupa sumberdaya alam yang beraneka ragam dari aspek fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang dapat dikembangakan untuk pariwisata. Sedangkan sumberdaya pariwisata diartikan sebagai unsur-unsur lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat memenuhi keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001:48-57). Faktor-faktor lokasional yang mempengaruhi pengembangan potensi objek wisata adalah kondisi fisis dan aksesibilitas.

Maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di objek wisata dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan objek wisata tersebut sehingga dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung, baik berupa pemandangan alam, sosial dan budaya masyarakat, bisnis/ekonomis dan layanan atau jasa-jasa seperti fasilitas wisata dan aksesibilitas. Dengan demikian potensi pariwisata merupakan modal dasar dalam pengembangan industri kepariwisataan. Menurut Asisten Dua Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1990:11), potensi wisata dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:

1. Potensi wisata bersifat panorama alam yang berhubungan dengan cagar alam, suaka alam, termasuk flora dan fauna dengan pemandangan luar biasa dan indah.

2. Potensi wisata bersifat hiburan, alamiah, sosial dan budaya yaitu berhubungan dengan penikmatan nilai-nilai budaya tradisional atau modern berupa tari-tarian, hasil kerajinan tangan dan produksi setempat serta arsitektur budaya Indonesia.


(39)

19

3. Poteni wisata bersifat apounturir, yaitu berhubungan dengan perjalanan menuju tempat-tempat dengan berbagai alat transportasi termasuk perjalanan safari, pendaki gunung, olahraga dan slancar.

4. Potensi wisata bersifat bisnis/ekonomi, yaitu berhubungan dengan usaha perdagangan, diplomatik dan lain-lainya.

Pendapat di atas menjelaskan bahwa potensi wisata dapat di bagi menjadi empat macam yaitu potensi wisata yang bersifat panorama alam, potensi wisata yang bersifat hiburan, alamiah, sosial dan budaya, potensi yang bersifat apounturir dan potensi wisata yang bersifat bisnis/ekonomi.

B. Kerangka Pikir

Peta merupakan media yang digunakan sebagai sarana memperoleh gambaran fakta di permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai gejala seperti gunung, dan danau. Di zaman globalisasi ini, peta menjadi alat yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan terutama bidang pariwisata. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat geografis. Atau dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan kemampuan-kemampuan khusus dalam menangani data yang tereferensi secara spasial. Aplikasi SIG dapat membuat pekerjaan yang terkait dengan pemetaan menjadi lebih efektif dan efisien karena dapat menghemat ruang, waktu, dan biaya.


(40)

Kenyataannya dalam penyajian fakta-fakta tentang objek dan potensi wisata yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat yang akan dijadikan prasarana pembangunan wilayah sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan, hal ini dimungkinkan belum mampu menggunakan aplikasi SIG yang sesungguhnya memiliki banyak keunggulan terutama dapat membantu menghemat tenaga, biaya, dan waktu. Padahal di era sekarang ini penggunaan metode ini dalam memetakan potensi wisata di suatu wilayah seharusnya menjadi lebih mudah.

Berdasarkan pada kenyataan tersebut,di rasa penting untuk penyajian informasi sebagai bagian dari rencana pembangunan objek wisata yang ada. Hal itulah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini sebagai penyaji informasi tentang objek wisata Kabupaten Lampung Barat tahun 2014.


(41)

21

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian geografi adalah tata cara kerja atau pedoman yang sistematis untuk memahami obyek penelitian geografi, dengan menggunakan alat dan melalui prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di bidang ilmu geografi, dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar (Widoyo Alfandi, 2001:108).

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode penelitian dalam meneliti suatu status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Penelitian deskriptif dapat juga diartikan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Berdasarkan pengertiannya metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, menceritakan atau mendeskripsikan tentang situasi atau


(42)

kejadian-kejadian di suatu tempat/wilayah yang didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan baik berupa informasi langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder), tanpa menerangkan saling hubungan dan mengetes hipotesis. Metode penelitian deskriptif ini digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat tahun 2014. Metode sistem informasi geografi juga digunakan dalam penelitian ini yang digunakan dalam pembuatan dan penyusunan peta yang akan menjadi media informasi tentang objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

B. Bahan dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian 1. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

a. Data spasial berupa peta administratif Kabupaten Lampung Barat

b. Data atribut berupa data objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat.

2. Alat yang digunakan

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah; a. Perangkat Keras

1) Perangkat Komputer

Perangkat komputer yang dimaksud adalah perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras yang dimaksud meliputi satu set komputer (PC) meliputi CPU (Central Processing Unit), hardisk, dan mouse.


(43)

23

2) Scanner

Scanner ini digunakan untuk memindai data yang berupa peta-peta untuk menghasilkan data baru berupa image yang akan diolah lebih lanjut pada komputer dengan dilengkapi data-data pendukung yang menggunakan program SIG yang telah ditentukan sehingga memperoleh informasi yang diperlukan. 3) GPS (Global Positioning System)

GPS dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui titik koordinat karena objek tersebut belum tersedia data titik koordinatnya sehingga titik objek tersebut dapat di transfer ke dalam peta digital yang akan dibuat.

4) Kamera

Kamera dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil gambar di lapangan atau objek penelitian.

b. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan adalah program yang sudah terinstall di perangkat komputer yang berbasis SIG. Program-program tersebut seperti R2V, Arc/Info dan Arc View . Pogram-program tersebut akan digunakan untuk mengolah dan menyajikan data yang telah diperoleh dari lapangan.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah objek wisata yang ada di Kabupaten Lampung Barat yang berjumlah 7 objek yaitu Danau Ranau, Desa wisata Pekon Hujung, TNBBS, Gunung Pesagi, Danau Suoh, arung jeram, situs megalitik


(44)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah data geospasial yaitu :

a. Data spasial yaitu peta administratif Kabupaten Lampung Barat.

b. Data atribut yaitu data kepariwisataan setiap objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering juga disebut sebagai variabel penelitian yang merupakan hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah lokasi objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat.

2. Definisi Operasional Variabel a. Pemetaan

Pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan lokasi objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat tahun 2014, adapun objek wisata tersebut yaitu situs megalitik Kebun Tebu, Danau Ranau, Danau Souh, arung jeram Way Besai, wisata alam Pekon Hujung, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Kubu Perahu dan Gunung Pesagi.


(45)

25

b. Lokasi Objek Wisata

Lokasi ini adalah lokasi yang dilihat dari koordinat (letak astronomis) dan letak geografis. Untuk mengetahui lokasi objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat dilakukan pengukuran dengan GPS dan observasi lapangan.

c. Objek Wisata

Objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat termasuk dalam beberapa golongan. Objek wisata yang menjadi objek penelitian berjumlah 7 objek yaitu, situs megalitik merupakan wisata budaya, Danau Ranau, Danau Souh dan arung jeram yang merupakan jenis wisata maritim, selain itu terdapat juga jenis wisata cagar alam yang termasuk didalamnya adalah wisata alam Pekon Hujung, TNBBS dan Gunung Pesagi.

d.

Potensi Wisata

Potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di objek wisata dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan objek wisata tersebut sehingga dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung, baik berupa pemandangan alam, sosial dan budaya masyarakat, bisnis/ekonomis dan layanan atau jasa-jasa seperti fasilitas wisata dan aksesibilitas.

e. Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan untuk mencapai suatu tempat. Objek wisata yang berada di wilayah Kabupaten Lampung Barat diklasifikasikan menjadi 3 jenis berdasarkan kelas jalan yang dilalui yaitu: 1). Aksesibilatas dikategorikan mudah jika perjalanan menuju objek wisata


(46)

2). Aksesibilitas dikategorikan sedang jika perjalanan menuju objek wisata melalui Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten.

3). Aksesibilitas dikategorikan sulit jika perjalanan menuju objek wisata melalui Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten dan Jalan Desa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yaitu:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder mengenai kondisi umum daerah penelitian, keadaan sarana dan prasarana yang ada, peta lokasi, pengelolaan/manajemen, promosi dan informasi serta data-data dokumentasi lainnya yang diperlukan dalam penelitian ini, yang didapatkan dari Dinas Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lampung Barat.


(47)

27

2. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Teknik observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data primer. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke lapangan atau lokasi penelitian dalam rangka untuk mendapatkan data mengenai objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat.

Teknik observasi ini dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Pencatatan dengan alat tulis untuk mencatat data yang diperlukan.

b. Pengukuran dengan GPS (Global Positioning System) untuk mengukur letak atau lokasi objek wisata, jarak, lokasi absolut dan ketinggian dari permukaan laut. c. Pemotretan dengan kamera untuk mendapatkan data mengenai keadaan atau

kondisi lingkungan objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat seperti gambar atau foto objek wisata, khususnya pemotretan fasilitas wisata yang ada di objek-objek wisata tersebut dan diambil secara langsung pada saat observasi.

3. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan yang belum ada atau kurang jelas dari data yang sudah ada. Interview atau wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (Kusmayadi, 2000:150).


(48)

F. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2010:244)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari berbagai sumber, menggunakan metode pengumpulan data berupa dokumentasi , observasi dan wawancara yang dilakukan tersebut akan mengakibatkan variasi data tinggi.

Sedangkan menurut Noeng Muhadjir (2002:142) Analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan orang lain. Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan deskriptif informatif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh akan direduksi, kemudian akan disajikan dalam bentuk informatif setelah itu ditarik kesimpulan.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah wilayah, yang mana wilayah ini kemudian dibagi dalam 3 zona yaitu zona 1, zona 2, dan zona 3. Adapun unit pemetaan dalam penelitian ini adalah kabupaten yang merupakan satuan wilayah administrasi.


(49)

107

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai pemetaan dan deskripsi potensi objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu objek wisata alam dan buatan. Objek wisata berjumlah 5 objek, yaitu Danau Ranau, Danau Suoh, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Gunung Pesagi dan Arung Jeram Way Besai. Objek wisata buatan terdapat 2 objek yaitu Situs Megalitik dan Desa Wisata Pekon Hujung. Potensi objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat berupa panorama alam pemandangan indah danau, air terjun, hutan, dan gunung. Potensi sosial dan kebudayaan berupa rumah tradisional masyarakat Lampung dan situs megalitikum.

2. Terdapat 3 objek wisata dengan aksesibilitas yang sulit berdasarkan kelas jalan yang dilalui yaitu Danau Suoh, Desa Wisata Pekon Hujung dan Gunung Pesagi. Aksesibilitas yang sedang terdapat 2 objek yaitu Danau Ranau dan situs Megalitik Kebun Tebu. Dua objek wisata di wilayah Kabupaten


(50)

Lampung Barat memiliki aksesibilitas yang mudah karena terletak di tepi jalan provinsi yaitu Wisata Alam TNBBS dan Arung Jeram Way Besai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam hal pemetaan objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat, saran yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Barat agar dapat menuat perencanaan pengembangan objek wisata baik alam maupun sosial dan budaya yang belum dikembangkan di wilayah Kabupaten Lampung Barat.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data. pengertian database di akses pada 29 Desember 2013

Asisten Dua Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1990. Prospek dan Problem Pariwisata. Makalah. Lampung.

Burrough, P. A. 1986. Principles of Geographical Iniformation System for Land Resources Assessment. Oxpord University Press. Oxpord

Chafid Fandeli. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty. Yogyakarta.

Dedy Miswar. 2012. Kartografi Tematik. AURA. Lampung.

Eddy Prahasta. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung.

Gamal Suwantoro. 2005. Dasar-Dasar Pariwisata. ANDI. Yogyakarta. ____________. 2009. Sistem Informasi Geografis:konsep-konsep

dasar(perspektif geodesi & geomatika. Informatika. Bandung.

Joko Subagjo. 2006. Metode Penelitian cetakan kelima. Rineka Cipta. Jakarta. Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling. 2006. Kartografi:Visualisasi dan

Geospasial (Terjemahan). Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Noeng Muhadjir.2002. Metode Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin. Yogyakarta. Moh. Nazir. 2003.Metode Peneltian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Oka A. Yoeti. 1996. Pengantar Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Paradnya Paramita. Jakarta.

Ramaini. 1992. Geografi Pariwisata. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Rosana. 2003. Sistem Informasi Geografi (bahan ajar). Universitas Lampung.

Lampung.


(52)

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi. 2003. Buku Ajar Filsafat Geografi. Diktat. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Lampung.

Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Penerbit ITB. Bandung.


(1)

2. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Teknik observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data primer. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke lapangan atau lokasi penelitian dalam rangka untuk mendapatkan data mengenai objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat.

Teknik observasi ini dilakukan dengan tiga cara yaitu:

a. Pencatatan dengan alat tulis untuk mencatat data yang diperlukan.

b. Pengukuran dengan GPS (Global Positioning System) untuk mengukur letak atau lokasi objek wisata, jarak, lokasi absolut dan ketinggian dari permukaan laut. c. Pemotretan dengan kamera untuk mendapatkan data mengenai keadaan atau

kondisi lingkungan objek-objek wisata yang terdapat di Kabupaten Lampung Barat seperti gambar atau foto objek wisata, khususnya pemotretan fasilitas wisata yang ada di objek-objek wisata tersebut dan diambil secara langsung pada saat observasi.

3. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan yang belum ada atau kurang jelas dari data yang sudah ada. Interview atau wawancara merupakan teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (Kusmayadi, 2000:150).


(2)

28

F. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2010:244)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari berbagai sumber, menggunakan metode pengumpulan data berupa dokumentasi , observasi dan wawancara yang dilakukan tersebut akan mengakibatkan variasi data tinggi.

Sedangkan menurut Noeng Muhadjir (2002:142) Analisis data adalah upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan orang lain. Dalam penelitian ini teknik analisis data menggunakan deskriptif informatif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh akan direduksi, kemudian akan disajikan dalam bentuk informatif setelah itu ditarik kesimpulan.

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah wilayah, yang mana wilayah ini kemudian dibagi dalam 3 zona yaitu zona 1, zona 2, dan zona 3. Adapun unit pemetaan dalam penelitian ini adalah kabupaten yang merupakan satuan wilayah administrasi.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan data di lapangan mengenai pemetaan dan deskripsi potensi objek wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Lampung Barat maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu objek wisata alam dan buatan. Objek wisata berjumlah 5 objek, yaitu Danau Ranau, Danau Suoh, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Gunung Pesagi dan Arung Jeram Way Besai. Objek wisata buatan terdapat 2 objek yaitu Situs Megalitik dan Desa Wisata Pekon Hujung. Potensi objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat berupa panorama alam pemandangan indah danau, air terjun, hutan, dan gunung. Potensi sosial dan kebudayaan berupa rumah tradisional masyarakat Lampung dan situs megalitikum.

2. Terdapat 3 objek wisata dengan aksesibilitas yang sulit berdasarkan kelas jalan yang dilalui yaitu Danau Suoh, Desa Wisata Pekon Hujung dan Gunung Pesagi. Aksesibilitas yang sedang terdapat 2 objek yaitu Danau Ranau dan situs Megalitik Kebun Tebu. Dua objek wisata di wilayah Kabupaten


(4)

108

Lampung Barat memiliki aksesibilitas yang mudah karena terletak di tepi jalan provinsi yaitu Wisata Alam TNBBS dan Arung Jeram Way Besai.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam hal pemetaan objek wisata di wilayah Kabupaten Lampung Barat, saran yang dapat dikemukakan antara lain:

1. Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lampung Barat agar dapat menuat perencanaan pengembangan objek wisata baik alam maupun sosial dan budaya yang belum dikembangkan di wilayah Kabupaten Lampung Barat.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data. pengertian database di akses pada 29 Desember 2013

Asisten Dua Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1990. Prospek dan Problem Pariwisata. Makalah. Lampung.

Burrough, P. A. 1986. Principles of Geographical Iniformation System for Land Resources Assessment. Oxpord University Press. Oxpord

Chafid Fandeli. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty. Yogyakarta.

Dedy Miswar. 2012. Kartografi Tematik. AURA. Lampung.

Eddy Prahasta. 2002. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung.

Gamal Suwantoro. 2005. Dasar-Dasar Pariwisata. ANDI. Yogyakarta. ____________. 2009. Sistem Informasi Geografis:konsep-konsep

dasar(perspektif geodesi & geomatika. Informatika. Bandung.

Joko Subagjo. 2006. Metode Penelitian cetakan kelima. Rineka Cipta. Jakarta. Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling. 2006. Kartografi:Visualisasi dan

Geospasial (Terjemahan). Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Noeng Muhadjir.2002. Metode Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin. Yogyakarta. Moh. Nazir. 2003.Metode Peneltian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Oka A. Yoeti. 1996. Pengantar Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Paradnya Paramita. Jakarta.

Ramaini. 1992. Geografi Pariwisata. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Rosana. 2003. Sistem Informasi Geografi (bahan ajar). Universitas Lampung.

Lampung.


(6)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi. 2003. Buku Ajar Filsafat Geografi. Diktat. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Lampung.

Suwardjoko P. Warpani dan Indira P. Warpani. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Penerbit ITB. Bandung.