Posisi Manajemen perspektif Islam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 85 Pada surat Al-Hasyr ayat 18 dijelaskan pentingnya setiap diri memperhatikan yang terjadi di hari esok akhirat. Selanjutnya, berkenaan dengan ayat ini, Ibnu katsir menjelaskan hisablah dirimu sebelum dihisab oleh Allah SWT, dan lihatlah apa yang telah kamu tabung untuk diri-diri kamu, berupa amal-amal saleh, untuk hari di mana kamu akan kembali dan berhadapan dengan Tuhan kamu. 86 Dalam manajemen proses perencanaan merupakan muara dari arah organisasi itu sendiri. Kehati-hatian dan kejelian seorang manajer dalam menentukan perencanaan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. b. Orginizing Pengorganisasian Dalam sebuah manajemen memerlukan wadah kebersatuan. Wadah ini terhimpun sesuai dengan arahan dan harapan setiap anggotanya. Makna kebersatuan telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an pada surat Ali Imron ayat 103: 85 Al-Qur‟an, Al-Hasyr:18 86 Muhammad Nasib Arrifa‟I, 2000, Kemudahan dari Allah: ringkasan tafsir ibnu katsir jilid V, Gema Insani Press, Jakarta, hal.658 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id                                      103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. 87 Keterkaitan pengorganisasian dalam ayat ini tentang agar tidak berpecah belah. Allah SWT tidak menyukai akan perpecahan yang dapat menimbulkan kerugian semata. Abu Hurairah dalam riwayatnya menerangkan: “Sesungguhnya Allah menyukai dari kamu tiga perkara dan membencimu dalam tiga perkara. Dia ridha padamu jika kamu menyembah-Nya dan tidak menyukutukan-Nya dengan apa-pun, agar kamu semua berpegang teguh kepada tali Allah dan tidak bercerai-berai, dan agar kamu setia kepada orang yang telah diserahi urusanmu oleh Allah. Allah murka kepadamu lantaran tiga perkara: banyak berbicara, banyak hartanya, dan menghamburkan harta.”HR.Muslim. 88 Begitu pentingnya makna kebersatuan antar anggota. Kebersatuan dapat meningkatkan kinerja, motivasi kerja, lingkungan kerja yang kondusif, penurunan turn over, dan tercapainya visi dan misi organisasi. 87 Al-Qur‟an, Ali-Imron:103 88 Muhammad Nasib Arifa‟I, 2000, Kemudahan dari Allah: ringkasan tafsir ibnu katsir jilid V, Gema Insani Press, Jakarta, hal.560 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Pengorganisasian mendesain bentuk organisasi supaya keberaturan dan rapi. Dijelaskan lagi dalam Al-Qur‟an pada surat Ash-Shaff ayat 4:             4. Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. 89 Desain yang dibentuk dalam organisasi semata-mata seperti bangunan yang teratur. Keberaturan ini dapat menimbulkan asumsi bahwa Islam sangat kokoh dan rapi. Selain itu, menandakan Islam sangat mengedepankan pengorganisasian dan kebersatuan antar anggota. c. Actuating Pelaksanaan Tahap selanjutnya setelah desain organisasi dibentuk. Dibentuklah pelaksanaan guna melaksanakan yang telah direncana dan disusun. Pelaksanaan dapat berupa penggerakan, bimbingan, dan arahan. Al-Qur‟an menjelaskan tentang ini pada surat Al-Kahfi ayat 2:                 2. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang- 89 Al-Qur‟an, Ash-Shaff:4 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik, 90 Pemaknaan pelaksanaan pada tahap actuating ini berartikan bimbingan. Penegasan Allah SWT menjadikan Al-Qur‟an tiada kebengkokan, dan tidak menyimpang. Dia menunjukan manusia kepada jalan yang lurus dengan terang dan nyata; memperingatkan orang-orang kafir dan menggembirakan orang-orang mukmin. 91 Secara konstektual, pelaksanaan dan pembimbingan supaya organisasi dapat melaksanakan yang telah disusun dan direncanakan. d. Controlling Pengawasan Pengawasan adalah tahap terakhir dalam mengkondisikan aktivitas manajemen berjalan dengan teratur. Mengenai fungsi pengawasan, Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur‟an sebagai berikut:               6. Dan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah, Allah Mengawasi perbuatan mereka; dan kamu Ya Muhammad bukanlah orang yang diserahi mengawasi mereka. 92 90 Al-Qur‟an, Al-Kahfi:2 91 Muhammad Nasib Arifa‟I, 2000, Kemudahan dari Allah: ringkasan tafsir ibnu katsir jilid III, Gema Insani Press, Jakarta, hal.112 92 Al-Qur‟an; Asyyura ayat 6 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalam hal ini Allah SWT yang mengawasi perbuatan-perbuatan bagi mereka yang menyekutukan Allah SWT. Dan Allah SWT yang akan mengesekusi bentuk-bentuk balasan atas apa yang mereka lakukan. 93 Allah SWT telah menerangkan bahwa Allah SWT yang mengawasi segala bentuk tindakan manusia. Pada organisasi bentuk pengawasan dilakukan oleh manajer atau kepala yang menanganinya, dalam hal ini manajer akan dibantu oleh Allah SWT dalam mengawasi bawahannya. 93 Kementerian Agama RI, 2011, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid IX, Widya,Jakarta,hal.22 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci. 94 Didukung pula, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. 95 Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat keilmuwan yang dapat dikembangkan dengan instrumen kunci peneliti. Peneliti sebagai instrumen kunci dapat mendiskripsikan mengenai fenomena yang terjadi di lapangan, pengembangan wawancara, dan sumber data formal. Dalam penggunaan metode penelitian kualitatif, peneliti menggunakan jenis kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis 96 .Melalui penelitian menggunakan jenis deskriptif, peneliti dapat merekonstruksi penerapan manajemen pembinaan mental rohani Islam di Kodiklatal Surabaya. 94 Sugiyono, 2014, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan RD, Alfabeta, Bandung, hal. 9 95 Anselm Straus, 2003, Dasar-dasar penelitian Kualitatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,hal. 4 96 Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian: Studi Pendekatan Praktik edisi revisi 11, PT. Rineka Cipta ,Jakarta, hal. 208 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini terletak pada Seksi Pembinaan Mental di Kodiklatal Komando Pendidikan dan Latihan TNI-AL, Kodiklatal merupakan pergantian nama sebelumnya yakni Kobangdikal. 97 Alamat identitas berada di Jl. Bumi Moro, Morokrembangan Surabaya .

C. Jenis dan Sumber Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian 98 : 1. Jenis data terbagi menjadi data primer dan data sekunder: a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perseorangan yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut. 99 Seluruh narasumber berposisi sebagai data primer dengan teknik snowball sampling. Teknik snowball sampling adalah suatu pendekatan untuk menemukan informan-informan kunci yang memiliki banyak informasi. 100 97 Mohammad Ridwan Lensa Indonesia 2016 ”Kobangdikal resmi berganti nama menjadi Kodiklatal” diambil pada tanggal 12 November 2016 dari situs http:www.lensaindonesia.com20160909kobangdikal-resmi-berganti-nama-menjadi-kodiklatal.html 98 Joko Subagyo, 2007, Metode Penelitian dalam Teori dan praktek , PT. Rineka Cipta, Jakarta,hal. 87 99 Nini Dewi Wandansari, 2013, “Perlakuan Akuntansi Atas PPH Pasal 21 Pada PT. Artha Prima Financee Kotamobagu”, Jurnal EMBA, Vol.1,no. 3, hal. 561 100 Nina Nurdiani 2014, “Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan”, Vol.5 No. 2,hal. 1114 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan darisuatu sumber yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal literatur, dan statistik. 101 Data sekunder berbentuk laporan bintal tri wulan pada tahun 2016, petunjuk kerja direktorat personel, dan buku panduan pola dasar pembinaan mental TNI. 2. Sumber data diperoleh dari narasumber sebagai berikut: Table 3.1. Rincian sumber data sebagai informan No. Peranan 1. Kepala Seksi Pembinaan Mental Perwira Rohani Islam 2. Kepala Kama Pers Pusdik Banmin Perwira Rohani Islam 3. Kepala Subbagpers Pusdikbanmin Perwira Rohani Islam 4. Dua orang bintara rohani Islam 5. Empat orang prajurit Muslim TNI-AL Kodiklatal

D. Tahapan-Tahapan Penelitian

Dalam tahapan penelitian ini agar peneliti lebih sistematis dalam menyusun penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan penelitian: 1. Mencari Potensi dan Masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Menurut Sugiyono, “potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.” 102 101 Readingcraze 2013, “Primary and Secondary Data” diambil pada tanggal 22 November 2016 dari situs http:readingcraze.comindex.phpprimary-secondary-data-research 102 Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Alfabeta, Bandung, hal .298- 299. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Setelah peneliti melakukan beberapa pencarian kajian yang mendalam mengenai relevansi dakwah pada organisasi militer. Akhirnya, peneliti menemukan relevansi dakwah berada di pembinaan mental. Kemudian peneliti mencari penelitian terdahulu terkait dengan pembinaan mental. 2. Mengumpulkan Informasi Menurut Sugiyono, setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan update selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai. 103 Sebagai salah satu PHL Golf Kodiklatal sejak tahun 2012, peneliti mengamati permasalahan serta hal berkaitan dengan bintal. Asumsi-asumsi sementara yang muncul ditanyakan lebih lanjut ke PD pengurus dalam Masjid Quwwatul Bahriyyah. Dari sini, asumsi-asumsi didapat yaitu metode pembinaan dengan ceramah. Pengembangan informasi diperkuat, peneliti melakukan magang di bintal dan peneliti menjadi anggota takmir masjid Quwwatul Bahriyyah. 3. Mengurus Perizinan Penelitian Dalam mengurus perizinan peneliti memulai meminta surat ijin kepada pihak prodi Manajemen Dakwah, kemudian kepada Dekan Fakultas Dakwah 103 Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Alfabeta, Bandung ,hal. 300. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Universitas Islam Negeri UIN Sunan Ampel Surabaya. Kemudian surat izin tersebut dilanjutkan kepada Komandan Kodiklatal Surabaya. Peneliti menanti surat balasan dari Kodiklatal terkait perizinan. Perizinan dalam arahan dari Ditpers menyebutkan bahwa peneliti dibimbing oleh Kasi Bintal. Selaras yang menjadi informan kunci yaitu Kasi Bintal selaku manajer pembinaan mental. 4. Menentukan Metode dan Menyusun Desain Penelitian Setelah terdapat tema kemudian peneliti menentukan metode penelitian. Karena objek penelitian adalah pembentukan dan mempertahankan budaya organisasi, maka metode yang ingin peneliti gunakan adalah metode kualitatif. Yaitu metodologi penelitian yang membahas konsep teoritik bagaimana membentuk dan mempertahankan budaya organisasi. Sedangkan desain penelitian adalah rancangan, pedoman, ataupun acuan yang akan dilakukan dalam penelitian. Desain penelitian ini diformat dalam bentuk proposal yang bersifat mendekati komprehensif dari keseluruhan kerja penelitian. 5. Pengumpulan Data Dalam tahap ini peneliti secara aktif mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumen. 6. Klasifikasi Data