TA : Rancang Bangun Aplikasi Perhitungan Konstruksi Untuk Menganalisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall.
Nama : Santi Zeisarina NIM : 98.41010.4154 Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
(2)
Halaman
ABSTRAKSI ……… iv
KATA PENGANTAR ………. v
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR GAMBAR ……… ix
DAFTAR TABEL ……… xii
BAB I. PENDAHULUAN ………. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ………... 1
1.2. Perumusan Masalah ………... 2
1.3. Pembatasan Masalah ……….. 3
1.4. Tujuan ……… 3
1.5. Sistematika Penulisan ……… 3
BAB II. LANDASAN TEORI ……….……….……… 5
2.1. Aplikasi Konstruksi ……….…….. 5
2.2. Retaining Wall ………... 5
2.3. Tekanan Tanah Lateral .………. 6
2.4. Analisis Stabilitas Konstruksi ...………. 8
BAB III. Metodologi Penelitian .………... 18
3.1. Analisa Permasalahan ………... 18
3.2. Data Blok Diagram ………….……….. 25
3.3. Model Perhitungan dan Analisa Retaining Wall ………….. 25
3.4. Data Flow Diagram ……...……… 34
(3)
4.1. Implementasi dan Analisa Sistem ………. 36
4.2. Rancangan Input ……… 36
4.3. Rancangan Output ………...……….. 37
BAB V. PENUTUP ………. 66
5.1. Kesimpulan ……….. 66
5.2. Saran ………. 66
DAFTAR PUSTAKA ……….. 68
LAMPIRAN ………. 69
(4)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di zaman sekarang, pembangunan sarana dan prasarana fisik berkembang hampir di semua tempat dan di segala bidang. Dalam pembangunan tersebut, ada beberapa yang memiliki kondisi khusus sehingga membutuhkan suatu struktur untuk menahan tanah. Untuk itu diperlukan suatu bangunan untuk menahan tanah yang sering disebut retaining wall (dinding penahan tanah). Retaining Wall adalah istilah di bidang Teknik Sipil, merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan tidak memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor lebih dari kemiringan alaminya (Ismar G., 1990). Oleh karena itu konstruksi ini sering digunakan untuk menahan atau menopang peninggian tanah, tebing jalan, tebing saluran / pelabuhan ataupun pangkal jembatan.
Supaya dapat menahan tanah yang memiliki kondisi khusus tersebut, konstruksi ini harus mampu memberikan kestabilan terhadap pengaruh gaya-gaya eksternal maupun gaya-gaya internal. Oleh karena itu, dalam perencanaan retaining wall, kestabilan konstruksi harus ditinjau terhadap pengaruh gaya-gaya eksternal yang dapat menyebabkan keruntuhan guling (overtuning failure), keruntuhan geser (sliding failure), dan keruntuhan gaya dukung tanah (bearing
capacity failure), maupun terhadap gaya-gaya internal yang dapat menyebabkan
pecahnya konstruksi (Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 1988).
(5)
Kestabilan konstruksi dihitung berdasarkan data-data yang terdiri antara lain: Data Dimensi, Data Tanah dan Data Umum. Setelah melengkapi data-data tersebut, dilakukan proses perhitungan kestabilan konstruksi dinding penahan terhadap gaya-gaya eksternal dan gaya-gaya internal. Pada setiap kedua gaya tersebut dihitung tekanan tanah lateral, pembebanan sendiri, analisis faktor guling, analisis faktor geser dan analisis faktor eksentrisitas dan daya dukung pondasi (Suyono Sosrodarsono, Kazuto Nakazawa, 1988).
Selama ini banyak praktisi yang menggunakan metode coba-coba untuk menghitung struktur retaining wall, meskipun penggunaan metode tersebut akan memerlukan waktu yang lama, apalagi bagi mereka yang belum berpengalaman. Mengingat retaining wall semakin banyak dibutuhkan, maka dirasa sangatlah perlu adanya program yang membantu dalam mendapatkan hasil perhitungan struktur retaining wall secara mudah dan cepat. Dengan demikian akan sangat menghemat waktu dan tenaga (karena segala perhitungan akan dilakukan oleh komputer) dan tentu saja tingkat ketelitian hasilnya akanlah lebih tinggi daripada perhitungan manual dengan metode coba-coba (dengan catatan tidak salah memasukkan data).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana merancang dan membuat aplikasi perhitungan konstruksi untuk menganalisa tingkat stabilitas retaining wall ?”.
(6)
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada tugas akhir ini adalah:
1. Program ini hanya khusus untuk menghitung kestabilan struktur retaining wall jenis dinding gravitasi.
2. Lapisan tanah di belakang dinding retaining wall hanya terdiri dari satu lapis (lapisan tanah nonsaturated).
3. Tidak ada kemiringan tanah di atas tanah timbunan (dianggap datar β=0 ).
4. Beban di atas tanah timbunan berupa beban merata.
1.4 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah tugas akhir ini, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah merancang dan membuat aplikasi perhitungan konstruksi untuk menganalisa tingkat stabilitas retaining wall.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, dan tujuan aplikasi dibuat serta sistematika penulisan laporan yang diterapkan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
(7)
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan dalam perancangan dan pembuatan sistem program.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang penjelasan dari metode yang digunakan beserta prosedur – prosedur dalam pembuatan program.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Bab ini membahas tentang perancangan dan pembuatan sistem aplikasi perhitungan konstruksi untuk menganalisa tingkat stabilitas retaining wall yang meliputi diagram arus data, perancangan masukan / keluaran serta pengujian dan implementasi sistem program.
BAB V :PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Kesimpulan berisi rangkuman dari seluruh pembahasan masalah, sedangkan saran berisi tentang pengembangan sistem yang dibuat.
(8)
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang melandasi setiap tahapan yang dilakukan dalam sistem, termasuk didalamnya teori yang mendukung setiap analisis yang dilakukan terhadap permasalahan yang ada.
2.1 Aplikasi Konstruksi
Aplikasi Konstruksi merupakan suatu aplikasi berbasis komputer, yang menyediakan informasi tentang struktur suatu bangunan. Dimana data-data dari suatu bangunan dan kondisi lingkungan disekitar bangunan berdasarkan hasil survei. Yang kemudian dari data-data tersebut dilakukan proses perhitungan dari struktur bangunan dan hasilnya dianalisa untuk dapat menentukan tingkat kestabilan dari bangunan tersebut, sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang valid dan akurat, yang bertujuan untuk mendukung aktivitas pembangunan suatu konstruksi.
2.2 Retaining Wall
Retaning Wall adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk memberikan stabilitas tanah atau bahan lain yang kondisinya memiliki beda ketinggian dan tidak memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor (slope) lebih besar dari kemiringan alaminya. Biasanya konstruksi ini digunakan untuk menahan atau menopang peninggian tanah, onggokan batu bara atau onggokan biji tambang dan air (Bowles, BE., 1988).
(9)
Gravity wall (dinding gravitasi) merupakan tipe sederhana dari retaining wall. Bahan dari konstruksi ini dapat dibuat dari beton atau pasangan batu. Stabilitas konstruksi jenis ini bergantung kepada beratnya. Fungsi dari pemakaian bahan untuk dinding penahan adalah untuk memperoleh berat tertentu setinggi stabilitas dinding terjamin. Tembok penahan macam gaya berat ini bertujuan untuk memperoleh ketahanan terhadap tekanan tanah dengan beratnya sendiri. Karena bentuknya yang sederhana dan juga pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila kondisi tanahnya baik (Suyono Sosrodarsono., 1988).
2.3 Tekanan Tanah Lateral
Tekanan tanah lateral adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah dibelakang struktur penahan tanah. Besarnya tekanan lateral sangatlah dipengaruhi oleh perubahan letak dari dinding penahan dan sifat tanahnya. Tekanan tanah lateral yang terjadi dibedakan atas tiga keadaan yaitu :
2.3.1. Tekanan tanah pada keadaan diam
Tekanan tanah diam akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining wall tersebut sama sekali tidak bisa bergerak di dalam tanah. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :
P0 = K0 x γ x H
Dimana :
γ : berat volume tanah
K0 : koefisien tekanan tanah pada keadaan diam
(10)
Tekanan tanah pada keadaan diam, merupakan pancang awal K0, yang digunakan
sebagai acuan dalam menentukan tekanan tanah aktif dan pasif dan merupakan bidang-bidang utama (principal planes) bila keadaan K0 telah dicapai. Tanah
dalam keadaan tak berkohesi terkonsolidasi normal (Bowles, BE., 1988).
2.3.2. Tekanan tanah aktif
Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining wall tersebut harus menahan longsornya tanah. Dengan kata lain tekanan tanah aktif dapat terjadi apabila retaining wall bergerak menjauhi tanah. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :
Pa = Ka x γ x H
Dimana :
Ka : koefisien tekanan tanah aktif
Pada kondisi aktif, dianggap tanah ditahan dalam arah horisontalnya sehingga sembarang elemen tanah akan sama seperti benda uji dalam alat triaxial yang diuji dengan penerapan tekanan sel yang dikurangi, sedangkan tekanan aksial tetap konstan. Ketika tekanan horisontal dikurangi sampai nilai tertentu, kuat geser tanah akan sepenuhnya berkembang dan tanah akan mengalami keruntuhan (Bowles, BE., 1988).
2.3.3. Tekanan tanah pasif
Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila tanah tersebut harus menahan bergeraknya retaining wall, atau dengan
(11)
kata lain tekanan tanah pasif akan terjadi apabila dinding didorong menuju tanah. Hal ini dinyatakan dalam persamaan :
Pp = Kp x γ x H
Dimana :
Kp : koefisien tekanan tanah pasif
Untuk kondisi pasif, dianggap tanah ditekan dalam arah horizontal, maka sembarang elemen tanah akan sama kondisinya seperti keadaan benda uji dalam alat triaxial yang dibebani sampai runtuh melalui penambahan tekanan sel, sedang tekanan aksial tetap (Bowles, BE., 1988).
2.4. Analisis Stabilitas Konstruksi
Dalam teori retaining wall dikenal dua macam kestabilam konstruksi, yakni kestabilan terhadap gaya eksternal dan kestabilan terhadap gaya internal (Bowles, BE., 1988). Karena itu dalam perhitungan stabilitas dari konstruksi retaining wall, juga ditinjau terhadap dua macam gaya, yakni gaya eksternal dan gaya internal. Untuk dapat menghitung gaya-gaya tersebut dibutuhkan data yang terbagi atas tiga kelompok, yakni data dimensi, data tanah dan data umum.
Gambar 2.1. Bentuk Retaining Wall
T1
T2
A B C D E
H
g φ1,γ1,C1
(12)
Data Dimensi
• Panjang A, B, C, D, E (dalam satuan meter) • Panjang T1, T2 dan H (dalam satuan meter) Data Tanah
• Phi1 (f1) = Sudut geser dalam tanah timbunan (°)
• Gamma1 (g1) = Berat jenis tanah timbunan (t/m3)
• Kohesi1 (C1) = Kohesi tanah timbunan (t/m2)
• Phi1 (f2) = Sudut geser dalam tanah timbunan (°)
• Gamma1 (g2) = Berat jenis tanah timbunan (t/m3)
• Kohesi1 (C2) = Kohesi tanah timbunan (t/m2)
Data Umum
• Beban (q) = Beban merata diatas tanah timbunan (t/m2) • Gamma (gpas) = Berat jenis pasangan (t/m3)
• gpas beton = 2,4 t/m3
• gpas batu kali =1,89 t/m3
2.4.1. Gaya eksternal
Gaya eksternal merupakan gaya-gaya yang bekerja pada konstruksi retaining wall secara keseluruhan (utuh). Jadi bila gaya-gaya eksternal yang bekerja melampaui kestabilan retaining wall yang diijinkan akan menyebabkan keruntuhan konstruksi secara keseluruhan. Rumus pertama adalah rumus tekanan tanah lateral (Bowles, BE., 1988), yaitu :
Ka = tan2 (45 – f1/2)
(13)
Pa1 = g1 x H x H/2 x Ka
Pa2 = q x H x Ka
Pp = γ1 x T2 x T2/2 x Kp
Ma1 = Pa1 x H/3
Ma2 = Pa2 x H/3
Mp = Pp x T2/3
Keterangan :
• Ka = koefisien tekanan tanah aktif • Kp = koefisien tekanan tanah pasif
• Pa1 = tekanan tanah aktif akibat tanah timbunan
• Pa2 = tekanan tanah aktif akibat beban merata
• Pp = tekanan tanah pasif dari tanah diseberang tanah timbunan • Ma1 = momen akibat gaya Pa1 terhadap titik ujung pondasi
• Ma2 = momen akibat gaya Pa2 terhadap titik ujung pondasi
• Mp = momen akibat gaya Pp terhadap titik ujung pondasi
Rumus berikutnya adalah rumus pembebanan atau mencari beban sendiri. Rumus yang digunakan pada intinya adalah :
Beban = (luas penampang) x (Berat Jenis Bahan)
Momen = (Beban) x (jarak titik berat penampang ke ujung pondasi) Secara detail rumus-rumus pembebanan yang digunakan adalah :
G1 = C x T1 x γpas
G2 = (A + B + C +D + E) x T2 x γpas
G3 = D/2 x T1 x γpas
(14)
G5 = B/2 x T1 x γpas
G6 = E x T1 x γ1
• Gtotal = G1 + G2 + G3 + G4 + G5 + G6 L = A + B + C + D + E
Mg1 = G1 x (A + B + (C/2)) Mg2 = G2 x L/2
Mg3 = G3 x (A + B + C + (D/3)) Mg4 = G4 x (A + B + C + (2 x D/3)) Mg5 = G5 x (A + (2 x B/3))
Mg6 = G6 x (A + B + C + D + (E/2))
Setelah itu dihitung rumus untuk menganalisis faktor guling, adalah : Mguling = Ma1 + Ma2
Mtahan = Mg1 + Mg2 + Mg3 + Mg4 + Mg5 + Mg6 + Mp Guling = Mtahan / Mguling
Bila faktor guling ≥ S.F. (=1,5) → AMAN
Bila faktor guling < S.F. (=1,5) → TIDAK AMAN
Dimana tegangan guling yang diijinkan (S.F.) adalah 1,5 untuk jenis tanah non kohesif (misal tanah pasir) dan 2 untuk jenis tanah kohesif (misal tanah lempung). Dalam tinjauan stabilitas ini, bila tekanan tanah pasif dapat diandalkan keberadaannya maka akan dapat memperbesar momen perlawanan ataupun mengurangi besarnya momen guling.
Setelah itu dihitung rumus untuk menganalisis faktor geser, yaitu : Vφ = Gtotal x tan(φ1)
(15)
Vφ = gaya geser yang terjadi akibat total gaya normal vertical (Gtotal) (Joseph E. Bowles, Analisa dan Desain Fondasi Jilid 2)
Pah = Pa1 + Pa2
Geser = (Vf + Pp) / Pah
Bila faktor geser ≥ S.F. (=1,5) → AMAN
Bila faktor geser < S.F. (=1,5) → TIDAK AMAN
Dalam perhitungan kasar, lebih baik jika menggunakan terori gaya perlawanan dengan anggapan tanah dasar pondasi adalah tanah non kohesif, karena selain lebih aman juga dikarenakan kadar kohesi suatu tanah tidak dapat diprediksi secara pasti untuk waktu yang lama (kohesi suatu tanah sangat dipengaruhi kadar air, kelembapan dan beberapa factor luar lain). Karena itu tegangan geser yang diijinkan adalah 1,5 (tegangan geser minimum untuk tanah non kohesif).
Berikutnya adalah rumus untuk menganalisis eksentrisitas dan daya dukung pondasi. Rumus yang digunakan adalah :
• Eksentrisitas (eks)
Bila eks ≤ (L / 6) → AMAN
Bila eks > (L / 6) → TIDAK AMAN
Besarnya eksentrisitas terhitung dari tengah pelat lantai ke titik kerja resultante. Tegangan pada segmen badan dinding tersebut harus dijaga supaya selalu terjadi tegangan yang sejenis. Bila pada segmen tersebut terjadi tegangan tidak sejenis (eksentrisitas dalam > seperenam lebar badan dinding), maka mengakibatkan
L Eks =
2
Mtahan - Mguling
Gtotal
(16)
pecahnya konstruksi badan. Dan bila hal tersebut terjadi pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan, maka dapat menyebabkan pecahnya konstruksi badan sehingga badan dinding akan runtuh/terpisah dari kaki pondasi.
• Rumus umum daya dukung tanah
Qu = [c x Nc] + [γ3 x H3 x (Nq – 1)] + [1/2 x γ3 x L x Nγ]
Dimana : γ3 = γ2 C = C2
H3 = T2 L = L
Dengan : Nq = [eks2π (0,75 - φ3 / 360) tan φ3] 2 2 cos2 (45 + φ3 / 2)
Jika φ3 = 0 → Nc = 5,7
Jika φ3 > 0 → Nc = (Nq – 1) / tan φ3
Nγ = 2 (Nq – 1) φ3
1 + 0,4 sin (4φ3)
(Donald P. Corduto : Pile Foundation – Methode and Application) • Qijin = Qu / SF ; SF (Safety Factor) = 5
• Cek Daya Dukung :
Gtotal Qmax =
L
1 +
6 . eks L
Gtotal Qmin =
L
1 -
6 . eks L
(17)
Keadaan AMAN bila : 0 ≤ Qmax ≤ Qijin (= Qu / 5) 0 ≤ Qmin ≤ Qijin (= Qu / 5) Keadaah TIDAK AMAN bila :
Qmax < 0 atau Qmax > Qijiin (= Qu / 5) Qmin < 0 atau Qmin > Qijiin (= Qu / 5)
2.4.2. Gaya internal
Gaya internal merupakan gaya-gaya yang berkerja pada konstruksi retaining wall per segmen penampang. Bila gaya-gaya internal yang bekerja pada suatu segmen penampang dinding penahan melampaui mutu bahan atau kestabilan yang diijinkan, maka akan menyebabkan pecahnya / retaknya konstruksi dinding penahan pada segmen penampang tersebut. Untuk menghitung gaya-gaya pada penampang badan dinding penahan digunakan rumus tekanan tanah lateral, yaitu :
Ka = tan2 (45 – φ1/2)
Kp = tan2 (45 + φ1/2)
Ph1 = γ1 x T1 x T1/2 x Ka
Ph2 = q x T1 x Ka
Mh1 = Ph1 x T1/3
Mh2 = Ph2 x T1/2
Mh = Mh1 + Mh2 Keterangan :
• Ka = koefisien tekanan tanah aktif • Kp = koefisien tekanan tanah pasif
(18)
• Ph1 = tekanan tanah aktif akibat tanah timbunan
• Ph2 = tekanan tanah aktif akibat beban merata
• Mh1 = momen akibat gaya Ph1 terhadap titik ujung badan dinding
• Mh2 = momen akibat gaya Ph2 terhadap titik ujung badan dinding
Kemudian mencari beban sendiri dari badan dinding penahan dengan menggunakan rumus pembebanan. Yang pada intinya adalah :
Beban = (luas penampang) x (Berat Jenis Bahan)
Momen = (Beban) x (jarak titik berat penampang ke ujung pondasi) Secara detail rumus pembebanan pada dinding penahan yang digunakan adalah :
G1 = C x T1 x γpas G3 = D/2 x T1 x γpas
G4 = D/2 x T1 x γ1 G5 = B/2 x T1 x γpas
• Gtotal = G1 + G3 + G4 + G5 Lh = B + C + D
Mgh1 = G1 x (B + (C / 2)) Mgh3 = G3 x (B + C + (D / 3)) Mgh4 = G4 x (B + C (2 x D / 3)) Mgh5 = G5 x (2 x B / 3)
• Mv = Mgh1 + Mgh 3 + Mgh 4 + Mgh 5
Berikutnya adalah rumus untuk menganalisa eksentrisitas dan kestabilan badan dinding penahan. Rumus umum yang dipergunakan adalah :
(19)
• Eksentrisitas dalam
Dimana : eks = eksdlm Mguling = Mh L = Lh Gtotal = Gdalam Mtahan = Mv
Syarat untuk menentukan tingkat kestabilan eksentrisitas ialah: Bila eksdlm ≤ (Lh / 6) → AMAN
Bila eksdlm > (Lh / 6) → TIDAK AMAN
Tegangan pada segmen badan dinding tersebut harus dijaga supaya selalu terjadi tegangan yang sejenis. Bila pada segmen tersebut terjadi tegangan tidak sejenis (eksentrisitas dalam > seperenam lebar badan dinding), maka mengakibatkan pecahnya konstruksi badan. Dan bila hal tersebut terjadi pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan, maka dapat menyebabkan pecahnya konstruksi badan sehingga badan dinding akan runtuh/terpisah dari kaki pondasi.
• Rumus umum daya dukung tanah
Qu = [c x Nc] + [γ3 x H3 x (Nq – 1)] + [1/2 x γ3 x L x Nγ]
Dimana : γ3 = γ2 C = C2
H3 = T2 L = L
Dengan : Nq = [eks2π (0,75 - φ3 / 360) tan φ3] 2 2 cos2 (45 + φ3 / 2)
Jika φ3 = 0 → Nc = 5,7
Jika φ3 > 0 → Nc = (Nq – 1) / tan φ3
L Eks =
2
Mtahan - Mguling
Gtotal
(20)
Nγ = 2 (Nq – 1) φ3
1 + 0,4 sin (4φ3)
(Donald P. Corduto : Pile Foundation – Methode and Application) • Qijin = Qu / SF ; SF (Safety Factor) = 5
• Rumus umum untuk cek daya dukung :
Dimana : Qmax = Qmax dlm Qmin = Qmin dlm Gtotal = Gdlm L = Lh
Eks = eks dlm Keadaan AMAN bila :
0 ≤ Qmax dlm ≤ Qijin (= Qu / 5) 0 ≤ Qmin dlm ≤ Qijin (= Qu / 5) Keadaah TIDAK AMAN bila :
Qmax dlm < 0 atau Qmax dlm > Qijiin (= Qu / 5) Qmin dlm < 0 atau Qmin dlm > Qijiin (= Qu / 5)
Untuk menganalisis daya dukung (Q), kita tentukan terlebih dahulu Qijin (=Qu / SF). Dari hasil tersebut kita dapatkan bahwa daya dukung harus bernilai antara nol sampai Qijin tersebut. Kemudian dapat kita tentukan daya dukung maksimal dan minimal dengna menggunakan rumus diatas, dan hasilnya harus bernilai diantara nol sampai Qijin.
Gtotal Qmax =
L
1 +
6 . eks L
Gtotal Qmin =
L
1 -
6 . eks L
(21)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Analisa Permasalahan
Sejak awal, perhitungan tingkat stabilitas retaining wall menunjukkan kebutuhan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada baik sarana dan prasarana untuk menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Retaining wall merupakan struktur bangunan yang digunakan untuk menahan tanah atau memberikan kestabilan tanah atau bahan lain yang memiliki beda ketinggian dan tidak memperbolehkan tanah memiliki kemiringan longsor lebih dari kemiringan alaminya.
Umumnya perhitungan dan analisa tingkat stabilitas retaining wall dilakukan berdasarkan metode coba-coba. Dalam perhitungan dan analisa tingkat stabilitas retaining wall, diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menghasilkan tipe retaining wall yang akan digunakan secara tepat.
Dengan adanya beberapa tipe retaining wall yang dapat digunakan, maka masalah yang timbul bagi para praktisi adalah dalam melakukan perhitungan dan penganalisaan retaining wall, untuk menentukan tipe retaining wall yang sesuai kondisi di lapangan.
Penelitian ini tergolong dalam Pembuatan Perangkat Lunak (Software
Development). Dalam penelitian ini digunakan flowchart atau diagram alir untuk
menggambarkan jalannya proses dari awal sampai akhir. Pada Gambar 3.1, diagram alir tersebut melakukan proses perhitungan dan analisa tingkat stabilitas retaining wall, terdapat beberapa bagian sub proses, antara lain : menghitung Ka
(22)
& Kp, menghitung tekanan tanah dan berat sendiri, analisa Guling, analisa Geser dan analisa Daya Dukung.
Gambar 3.1. Diagram Alir Keseluruhan Proses
Flowchart diatas merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci
langkah-langkah dari pola pikir program, yang digunakan sebagai acuan dalam mengimplementasikan program. Sehingga memudahkan untuk meneliti kekurangan dari program yang akan dibuat untuk dicari pemecahannya. Secara garis besar untuk langkah-langkah pembuatan program, analisisnya dapat dilihat seperti dalam diagram alir (flowchart) yang telah dibuat diatas, yakni :
Mulai
Masukkan Data Dimensi, Tanah & Umum
Hitung Ka & Kp Hitung Tekanan Tanah & Berat Sendiri
Analisa Guling
Analisa Geser
Analisa Daya Dukung
Hasil (kontrol stabilitas)
Selesai Analisa Gaya
(23)
• Memasukkan Data Umum
• Mendimensi Penampang (memasukkan data dimensi) • Menghitung tekanan Tanah Lateral
• Menghitung Beban
• Menghitung Stabilitas Guling • Menghitung Stabilitas Geser
• Menganalisis Eksentrisitas dan Daya Dukung
• Menganalisis Stabilitas Konstruksi Badan Terhadap Gaya Internal
. Pada analisa guling, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa keamanan konstruksi terhadap bahaya guling. Untuk menganalisa memerlukan data momen guling akibat gaya aktif dan momen perlawanan akibat berat sendiri, lalu menghitung momen-momen diatas untuk menganalisis faktor guling. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini :
Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Guling Mulai
Ma1, Ma2, Mg1, Mg2, Mg3, Mg4,
Mg5, Mg6
Mguling=Ma1+Ma2
Mtahan=Mg1+Mg2+Mg3+Mg4+Mg5+Mg6 S.F. Guling = Mtahan / Mguling
S.F. > 1,5
Aman Tidak
Aman
Selesai
(24)
Langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas guling seperti pada Gambar 3.2., yaitu :
• Masukkan data momen guling akibat gaya aktif (Ma1,Ma2) dan momen perlawanan akibat berat sendiri (Mg1,Mg2,Mg3,Mg4,Mg5,Mg6).
• Hitung momen guling (Mguling) dan momen tahan (Mtahan) kemudian hitung faktor guling (S.F. guling).
• Analisa hasil faktor guling, jika faktor guling lebih besar dari Stability Factor
(S.F = 1,5) maka analisa stabilitas gaya guling dinyatakan AMAN dan jika sebaliknya, analisa stabilitas gaya guling dinyatakan TIDAK AMAN
Pada analisa geser, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa keamanan konstruksi terhadap bahaya geser. Untuk menganalisa memerlukan data beban total konstruksi, derajat kemiringan serta tekanan tanah aktif dan pasif. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini
Gambar 3.3. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Geser Mulai
Gtotal, phi2, Pp, Pah
Vf = Gtotal x tan(phi2) S.F. Geser = (Vphi + Pp) / Pah
S.F. > 1,5
Aman Tidak
Aman
Selesai
(25)
Langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas geser seperti pada Gambar 3.3, yaitu:
• Masukkan data data beban total konstruksi (Gtotal), derajat kemiringan (phi2) serta tekanan tanah aktif dan pasif (Pah,Pp) .
• Hitung gaya geser akibat total gaya normal vertikal (Vf) kemudian hitung faktor geser (S.F. geser).
• Analisa hasil faktor geser, jika faktor geser lebih besar dari Stability Factor (S.F = 1,5) maka analisa stabilitas gaya geser dinyatakan AMAN dan jika sebaliknya, analisa stabilitas gaya geser dinyatakan TIDAK AMAN.
Pada analisa daya dukung, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa keamanan konstruksi terhadap daya dukung tanah. Untuk menganalisa memerlukan data luas penampang pondasi, momen guling dan momen perlawanan, beban total konstruksi, derajat kemiringan dan besar daya dukung tanah. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini
Gambar 3.4. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Daya Dukung Mulai
L, Mtahan, Mguling, Gtotal, phi2, Qu
Eks = (L/2)-(Mtahan-Mguling/Gtotal) Qijin = Qu / 5
Qmax,min = (Gtotal/L) x [1±(6xeks/L)]
Eks <= L/6 Qmax<=Qijin
Qmin>=0
Aman Tidak
Aman
Selesai
(26)
Secara garis besar langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas daya dukung seperti pada gambar 3.4, yaitu :
• Masukkan data luas penampang pondasi (L), momen guling (Mguling) dan momen perlawanan (Mtahan), beban total konstruksi (Gtotal), derajat kemiringan (phi2) dan besar daya dukung tanah (Qu).
• Hitung nilai eksentrisitas (eks), daya dukung tanah yang diijinkan (Qijin) serta daya dukung tanah maksimal dan minimal (Qmax,min).
• Menganalisa daya dukung, jika 0≤Qmax≤Qijin(=Qu/5) dan
0≤Qmin≤Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap daya dukung tanah
dinyatakan AMAN, dan jika Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) dan Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap daya dukung tanah dinyatakan TIDAK AMAN.
Pada analisa gaya internal, kita melakukan perhitungan untuk menganalisa stabilitas konstruksi terhadap gaya-gaya internal terutama pada segmen badan dinding yaitu pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan. Untuk menganalisa memerlukan data tekanan tanah aktif, momen akibat gaya tekanan tanah aktif, beban konstruksi dan momen beban. Proses ini dapat digambarkan pada diagram alir di bawah ini
(27)
Gambar 3.5. Diagram Alir Proses Analisa Stabilitas Gaya Internal
Secara garis besar langkah-langkah untuk menganalisa stabilitas daya dukung seperti pada gambar 3.5, yaitu :
• Masukkan data data tekanan tanah aktif (Ph1,Ph2), momen akibat gaya tekanan tanah aktif (Mh,Mh1,Mh2), beban konstruksi (G1,G3,G4,G5,Gdlm) dan momen beban(Mgh1,Mgh3,Mgh4,Mgh5,Mv) serta lebar pondasi (Lh) • Hitung nilai eksentrisitas dalam (Eksdlm), daya dukung tanah yang diijinkan
(Qijin) serta daya dukung tanah maksimal dalam dan minimal dalam (Qmaxdlm,mindlm).
• Menganalisa stabilitas gaya internal, jika eksdlm≤(Lh/6) dan
0≤Qmaxdlm≤Qijin(=Qu/5) dan 0≤Qmindlm≤Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap gaya internal dinyatakan AMAN, dan jika eksdlm>(Lh/6) Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) dan Qmax<0 atau Qmax>Qijin(=Qu/5) maka analisa stabilitas terhadap gaya internal dinyatakan TIDAK AMAN.
Mulai
Ph1,Ph2,Mh1,Mh2,Mh,G1, G3,G4,G5,Gdlm,Mgh1, Mgh3,Mgh4,Mgh5,Mv,Lh
Eksdlm = (Lh/2)-(Mv-Mh/Gdlm) Qijin = Qu / 5
Qmaxdlm,mindlm = (Gdlm/Lh) x [1±(6xeksdlm/Lh)]
Eksdlm<=Lh/6 Qmax<=Qijin
Qmin>=0
Aman Tidak
Aman
Selesai
(28)
3.2. Data Blok Diagram
Data blok diagram merupakan suatu bagan yang menggambarkan keseluruhan program secara global. Data blok diagram terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu : Input, Proses dan Output. Dimana ketiga bagian tersebut merupakan satu kesatuan dari sistem yang akan dibuat.
Gambar 3.6. Data blok diagram proses perhitungan & analisa retaining wall
3.3. Model Perhitungan dan Analisa Retaining Wall
Dalam melakukan analisa, penulis melakukan langkah-langkah seperti yang tertera pada blok diagram pada gambar 3.2. Berdasarkan gambar 3.2., maka terdapat 7 langkah proses analisa, yaitu :
1. Mendefinisikan input data
2. Menghitung Tekanan Tanah Lateral 3. Menghitung Beban
4. Analisis Stabilitas Guling 5. Analisis Stabilitas Geser
6. Analisis Eksentrisitas dan Daya Dukung
7. Analisis Stabilitas Konstruksi Badan Terhadap Gaya Internal
Input Proses Retaining Wall Output
• Data Dimensi
• Data Tanah
• Data Umum
• Langkah 1 : Mendefinisikan Input Data
• Langkah 2 : Menghitung Tekanan Tanah Lateral
• Langkah 3 : Menghitung Beban
• Langkah 4 : Analisis Stabilitas Guling
• Langkah 5 : Analisis Stabilitas Geser
• Langkah 6 : Analisis Eksentrisitas & Daya Dukung
• Langkah 7 : Analisis Stabilitas Konstruksi Badan Terhdap Gaya Internal
• Hasil Perhitungan & Analisis • Tipe Retaining Wall
(29)
3.3.1. Masukkan data dimensi, data tanah dan data umum
Misalkan disini yang akan kita hitung dan analisa adalah retaining wall bentuk I (satu). Berikut ini adalah data data yang diperlukan.
Gambar 3.7. Retaining Wall Bentuk I Data Dimensi
Lebar Dimensi A = 0,1 m
Lebar Dimensi B = 0,1 m
Lebar Dimensi C = 0,3 m
Lebar Dimensi D = 0,1 m
Lebar Dimensi E = 0,1 m
Lebar Pondasi = 0,7 m
Tinggi Badan/Stem (T1) = 1 m Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,3 m
Tinggi Retaining Wall = 1,3 m
Data Tanah
Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Timbunan (
γ
1) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2
Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Pondasi (
γ
2) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Pondasi (c2) = 0 t/m2
T1
T2
A B C D E
H
g
φ1,γ1,C1
(30)
Data Umum
Beban Merata (q) = 0 t/m2
Berat Jenis Bahan (
γ
pas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)3.3.2. Menghitung tekanan tanah lateral
Analisis tekanan tanah lateral ditinjau pada kondisi keseimbangan plastis, yaitu saat massa tanah pada kondisi tepat akan runtuh (Bowless, 1988). Sehingga nilai tekanan tanah lateral yang dihasilkan dapat digunakan sebagai acuan agar tanah terhindar dari keruntuhan. Untuk merancang suatu konstruksi retaining wall diperlukan analisis mengenai tekanan tanah lateral dimana tekanan tanah lateral itu sendiri adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah dibelakang struktur penahan tanah. Data-data pada langkah pertama, dapat dihitung tekanan tanah lateral sebagai berikut :
• Menghitung Ka dan Kp.
Ka = koefisien tekanan tanah aktif
Ka = tan2(45 - Φ1/2) = tan2(45 - 35/2) = 0,271
Kp = koefisien tekanan tanah pasif
Kp = tan2(45 + Φ2/2) = tan2(45 + 35/2) = 3,68
3.3.3. Menghitung gaya dan beban yang bekerja.
Dalam perhitungan retaining wall dengan jenis gravity wall, kestabilan dari konstruksi jenis sangat tergantung pada beban sendiri. Perhitungan pembebanan bertujuan untuk mencari berat sendiri dari konstruksi merupakan perhitungan yang sangat vital.
(31)
Akibat Gaya Berat.
G1 = C x T1 x
γ
pas = 0,3 x 1 x 1,89 = 0,567 ton per pias 1mG2 = L x T2 x
γ
pas = 0,7 x 0,3 x 1,89 = 0,397 ton per pias 1mG3 = D/2 x T1 x
γ
pas = 0,1 / 2 x 1 x 1,89 = 0,095 ton per pias 1mG4 = D/2 x T1 x
γ
1 = 0,1 / 2 x 1 x 1,7 = 0,085 ton per pias 1mG5 = B/2 x T1 x
γ
pas = 0,1 / 2 x 1 x 1,89 = 0,095 ton per pias 1mG6 = E x T1 x
γ
1 = 0,1 / 2 x 1 x 1,7 = 0,17 ton per pias 1mGtotal = G1 + G2 + G3 + G4 + G5 + G6
= 0,567+0,397+0,095+0,085+0,095+0,17 = 1,408 ton per pias 1m
Tekanan Tanah Aktif dan Pasif.
Pa1 = H x
γ
1 x Ka x H/2 = 1,3 x 1,7 x 0,271 x 1,3 / 2= 0,389 ton per pias 1m
Pa2 = q x Ka x H = 0 x 0,271 x 1,3 = 0 ton per pias 1m
Pp = T2 x
γ
1 x Kp x T2/2 = 0,3 x 1,7 x 3,68 x 0,3 / 2= 0,282 ton per pias 1m
Pah = Pa1 + Pa2 = 0,389 + 0 = 0,389 ton per pias 1m
• Menghitung Besar Momen Terhadap Pelat Ujung. Ma1 = Pa1 x H/3 = 0,389 x 1,3 / 2
= 0,168 tm per pias 1m
Ma2 = Pa2 x H/2 = 0 x 1,3 / 2 = 0 tm per pias 1m
Mp = Pp x T2/3 = 0,282 x 0,3 / 2 = 0,028 tm per pias 1m
Mg1 = G1 x (A+B+(C/2)) = 0,567 x (0,1 + 0,1 + (0,3/2)) = 0,198 tm per pias 1m
(32)
Mg2 = G2 x (L/2) = 0,397 x (0,7 / 2) = 0,139 tm per pias 1m
Mg3 = G3 x (A+B+C+(D/2)) = 0,095 x (0,1 + 0,1 + 0,3 + (0,1/2)) = 0,050 tm per pias 1m
Mg4 = G4 x (A+B+C+(2D/3)) = 0,085 x (0,1 + 0,1 + 0,3 + (2 x 0,1/3)) = 0,048 tm per pias 1m
Mg5 = G5 x (A+(2B/3)) = 0,095 x (0,1 + (2 x 0,1 / 3)) = 0,016 tm per pias 1m
Mg6 = G6 x (A+B+C+D+(E/2)) = 0,17 x (0,1 + 0,1 + 0,3 + 0,1 + (0,1/2) = 0,050 tm per pias 1m
3.3.4. Menganalisis stabilitas gaya guling.
Dalam kasus gravity wall seperti yang dimiliki, titik guling tersebut dianggap terletak pada ujung pondasi (toe) dan gaya-gaya yang menyebabkan konstruksi terguling adalah tekanan tanah aktif, sedang gaya-gaya yang memberikan stabilitas terhadap guling pada konstruksi gravity wall adalah berat sendiri dan tekanan tanah pasif (bila dapat diandalkan).
Mguling = Ma1 + Ma2 = 0,168 + 0 = 0,168 tm per pias 1m Mtahan = Mg1 + Mg2 + Mg3 + Mg4 + Mg5 + Mg6
= 0,198+0,139+0,050+0,048+0,016+0,050 = 0,590 tm per pias 1m S.F. thd guling = Mtahan = 0,590 = 3,5
Mguling 0,168
S.F. > 1,5 → AMAN
Dimana tegangan guling yang diijinkan (S.F.) adalah 1,5 untuk jenis tanah non kohesif (misal tanah pasir) dan 2 untuk jenis tanah kohesif (misal tanah lempung). Dalam perhitungan kasar, lebih baik jika menggunakan teori gaya perlawanan dengan anggapan tanah dasar pondasi adalah tanah non kohesif, karena selain
(33)
lebih aman juga dikarenakan kadar kohesi suatu tanah tidak dapat diprediksi secara pasti untuk waktu yang lama (kohesi suatu tanah sangat dipengaruhi kadar air, kelembapan dan beberapa faktor luar lain). Dari perhitungan diatas kita dapatkan hasil AMAN karena nilai dari stability factor (S.F. = 3,5) adalah lebih besar dari tegangan guling yang diijinkan (1,5).
3.3.5. Menganalisis stabilitas gaya geser
Peristiwa bergesernya dinding penahan (retaining wall) akan terjadi bila tekanan tanah aktif yang menimbulkan gaya dorong horisontal lebih besar daripada gaya perlawanan untuk menahan gaya horisontal tersebut.
Vf = Gtotal x tan(Φ2) = 1,408 x tan(35˚) = 0,985 tm per pias 1m
S.F. thd geser = VΦ + Pp = 0,985 + 0,282 = 3,258 Pah 0,389
S.F. > 1,5 → AMAN
Dalam perhitungan kasar, lebih baik jika menggunakan teori gaya perlawanan dengan anggapan tanah dasar pondasi adalah tanah non kohesif, karena selain lebih aman juga dikarenakan kadar kohesi suatu tanah tidak dapat diprediksi secara pasti untuk waktu yang lama (kohesi suatu tanah sangat dipengaruhi kadar air, kelembapan dan beberapa faktor luar lain). Karena itu tegangan geser yang diijinkan adalah 1,5 (tegangan geser minimum untuk tanah non kohesif). Dari perhitungan diatas kita dapatkan hasil AMAN karena nilai dari stability factor
(34)
3.3.6 Menganalisis eksentrisitas dan daya dukung.
Besarnya daya dukung tanah izin berbeda-beda, tergantung jenis tanah dasar pondasi.
• Menghitung Eksentrisitas.
Eks = L - Mtahan - Mguling = 0,7 – 0,59-0,168 = 0,05 m 2 Gtotal 2 1,408
0,05 m < L/6 (=0,1166 m) → AMAN
Bila terjadi tegangan tidak sejenis (eksentrisitas dalam > seperenam lebar badan dinding) pada segmen sambungan antara badan dinding penahan dengan kaki pondasi dinding penahan, maka mengakibatkan pecahnya konstruksi badan sehingga badan dinding akan runtuh/terpisah dari kaki pondasi. Karena nilai eks (= 0,05) diatas lebih kecil dari L/6 (=0,1166), maka kita dapatkan hasil AMAN. • Menghitung Daya Dukung.
Besarnya daya dukung tanah.
Nq = [eπ(0,75- Φ2/360)tan Φ2]2 = 41,44 2 cos2(45 + Φ2/2)
Nc = Nq – 1 = 41,44 = 57,75 tan Φ2 0,7002
Nγ = -2 (Nq+1) tan Φ2 = 59,4336 = 47,82
1 + (0,4xsin(4Φ2)) 1,2571
Qu = [c2 x Nc] + [
γ
2 x T2 x (Nq -1)] + [½ xγ
2x L x Nγ]= [0 x57,75] + [1,7 x 0,3 x (41,44-1)] + [½ x 1,7 x 0,7 , 47,28] = 48,754 t/m2
(35)
Qmax = [Gtotal / L] x [1 + (6 x eks/L)] = [1,408 / 0,7] x [ 1 + (6 x 0,05/0,7)]
= 2,88 ≤ Qijin → AMAN Qmin = [Gtotal / L] x [1 - (6x eks/L)]
= [1,408 / 0,7] x [ 1 - (6 x 0,05/0,7)] = 1,143 ≥ 0 → AMAN
Pada perhitungan stabilitas Daya Dukung, kita gunakan dua nilai yaitu Qmin dan Qmax. Kedua nilai tersebut dapat dikatakan AMAN bila kedua nilai tersebut harus memenuhi syarat, untuk Qmin (=1,143) lebih besar atau sama dengan nol (=0) dan Qmax (=2,88) lebih kecil dari Qijin (=9,751).
3.3.7. Menganalisis gaya internal pada konstruksi badan dinding
Gembar 3.8. Gaya Internal yang bekerja pada Retaining Wall
Selain gaya-gaya eksternal, konstruksi perlu juga ditinjau kestabilannya terhadap gaya-gaya internal terutama pada segmen penampang badan dinding. Untuk menghitung gaya internal yang bekerja pada sambungan badan dinding, hitung gaya-gaya yang bekerja pada penampang badan dinding penahan.
T1
T2
B C D
H G5
G1
G3 G4
Ujung badan
(36)
Ph1 =
γ
1 x T1 x (T1/2) x Ka= 1,7 x 1 x (1/2) x 0,271 = 0,23 ton per pias 1m Ph2 = q x T1 x Ka
= 0 x 1 x 0,271 = 0 ton per pias 1m Mh1 = Ph1 x (T1/3)
= 0,23 x (1/3) = 0,0767 tm per pias 1m Mh2 = Ph2 x (T1/2)
= 0 x (1/2) = 0 tm per pias 1m Mh = Mh1 + Mh2
= 0,0767 + 0 = 0,0767 tm per pias 1m G1 = C x T1 x
γ
pas = 0,3 x 1 x 1,89 = 0,567 ton per pias 1mG3 = D/2 x T1 x
γ
pas = 0,1 / 2 x 1 x 1,89 = 0,095 ton per pias 1mG4 = D/2 x T1 x
γ
1 = 0,1 / 2 x 1 x 1,7 = 0,085 ton per pias 1mG5 = B/2 x T1 x
γ
pas = 0,1 / 2 x 1 x 1,89 = 0,095 ton per pias 1mGdalam = G1 + G3 + G4 + G5
= 0,567 + 0,095 + 0,085 + 0,095 = 0,841 ton per pias 1m Mgh1 = G1 x (B+(C/2))
= 0,567 x (0,1 + (0,3/2)) = 0,1417 tm per pias 1m Mgh3 = G3 x (B+C+(D/3))
= 0,095 x (0,1 + 0,3 + (0,1/3)) = 0,041 tm per pias 1m Mgh4 = G4 x (B+C+(2D/3))
= 9,985 x (0,1 + 0,3 + (2 x 0,1/3)) = 0,0396 tm per pias 1m Mgh5 = G5 x (2B/3)
(37)
Mv = Mgh1 + Mgh3 + Mgh4 + Mgh5
= 0.1417+0.041+0.0396+0.0063 = 0,2286 tm per pias 1m Lh = B + C + D = 0,1 + 0,3 + 0,1 = 0,5 m
Eksdlm = Lh – Mv – Mh = 0,5 – 0,2286 – 0,0767 2 Gdlm 2 0,841 = 0,06929 m < Lh/6 (=0,083) → AMAN
Qijin = Qu / 5 = 48,754 / 5 =9,751 t/m2
Qmaxdlm = [Gdlm / Lh] x [1 + (6 x eksdlm/Lh)] = 3,08 ≤ Qijin → AMAN
Qmindlm = [Gdlm / Lh] x [1 - (6 x eksdlm/Lh)]
= 0,283 ≥ 0 → AMAN
3.4. Data Flow Diagram
Data flow diagram (DFD) berfungsi untuk menggambarkan proses aliran
data yang terjadi didalam sistem dari tingkat yang tertinggi sampai yang terendah, yang memungkinkan kita untuk melakukan dekomposis, membagi sistem kedalam bagian-bagian yang lebih kecil dan yang lebih sederhana.
(38)
3.4.1. Context diagram
Gambar 3.9. Context Diagram Perhitungan dan Analisa Stabilitas Retaining Wall
3.4.2. Data flow diagram level 0
Analisa Internal Eksentrisitas & Daya Dukung
Analisa Geser Analisa Guling
Hasil Perhitungan & Analisa Retaining Wall Data Umum Data Umum Data Umum Stabilitas Internal Stabilitas Internal Stabilitas Internal Tekanan Lateral Tekanan Lateral Tekanan Lateral Beban Internal Tekanan Tanah Lateral Data Umum Data Tanah Data Dimensi User 1 Hitung Beban Internal 2 Hitung Tekanan Tanah Lateral 3
Analisa Guling 4 Analisa Geser
5 Eksentrisitas &
Daya Dukung 6 Analisa Stabilitas Konstruksi Badan 7 Hasil Perhitungan & Analisa
Gambar 3.10. Data Flow Diagram Perhitungan dan Analisa Stabilitas Retaining Wall Level 0
User Perhitungan &
Analisa Stabilitas Retaining Wall 1 Data Dimensi Data Tanah Data Umum
Hasil Perhitungan & Analisis, Type Retaining Wall
(39)
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1. Implementasi dan Analisa Sistem
Hasil implementasi dan analisa dari perhitungan Retaining Wall akan disampaikan dalam sub bab ini. Perhitungan dan analisa Retaining Wall adalah untuk mengukur tingkat kestabilan dari suatu Retaining Wall dengan menggunakan rumus-rumus yang telah dijabarkan pada bab tiga.
4.2. Rancangan Input
Data-data yang dimasukkan ke dalam aplikasi perhitungan dan analisa tingkat kestabilan retaining wall ini terbagi atas tiga kelompok, yakni data dimensi, data tanah dan data umum. Rancangan input aplikasi ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.1. Rancangan Input Data Retaining Wall
Pada Gambar 4.1. dapat kita lihat bahwa user diharuskan untuk memasukkan data dimensi, data tanah dan data umum secara lengkap. Setelah itu tekan tombol
(40)
“ANALISA” untuk mengetahui hasil dari perhitungan dan analisa dari data-data yang diinputkan. Untuk memulai suatu data baru, user dapat menekan tombol “DATA BARU” sehingga form kembali kosong. Tombol “EXIT” digunakan bila user ingin mengakhiri program dan kembali ke OS.
4.3. Rancangan Output
Aplikasi perhitungan dan analisa tingkat kestabilan retaining wall ini akan menghasilkan output berupa perhitungan dan analisa disertai dengan gambar dari tiap-tiap bentuk retaining wall. Dalam aplikasi ini terdapat 6 (enam) bentuk tipe dari retaining wall yang dibedakan berdasarkan lebar pondasi, pertimbangan harga, dan dimensi dari bangunan. Dan hasil dari tiap-tiap bentuk retaining wall, akan menunjukkan perbedaan dalam perhitungan dan analisa dari tingkat kestabilan masing-masing bentuk.
4.3.1 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk I
Pada retaining wall bentuk I memiliki pondasi yang lebar, dengan dimensi bangunan lengkap yang terdiri dari lima bagian (dimensi A, B, C, D dan E) lihat pada Gambar 4.2. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk I adalah sebagai berikut :
(41)
Gambar 4.2. Rancangan Output Retaining Wall bentuk I
Berdasarkan Gambar 4.2., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
• Stabilitas Dalam AMAN
Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.
4.3.2 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk II
Pada retaining wall bentuk II memiliki dimensi bangunan tidak lengkap yang terdiri dari tiga bagian (dimensi B, C dan D) lihat pada Gambar 4.3. Proses
(42)
perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk II adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3. Rancangan Output Retaining Wall bentuk II
Berdasarkan Gambar 4.3., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
• Stabilitas Dalam AMAN
Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.
(43)
4.3.3 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk III
Pada retaining wall bentuk III memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari empat bagian (dimensi A, C, D dan E) lihat pada Gambar 4.4. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk III adalah sebagai berikut :
Gambar 4.4. Rancangan Output Retaining Wall bentuk III
Berdasarkan Gambar 4.4., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
(44)
Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.
4.3.4 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk IV
Pada retaining wall bentuk IV memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari dua bagian (dimensi C dan D) lihat pada Gambar 4.5. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk I adalah sebagai berikut :
Gambar 4.5. Rancangan Output Retaining Wall bentuk IV
Berdasarkan Gambar 4.5., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
(45)
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN
Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.
4.3.5 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk V
Pada retaining wall bentuk V memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari empat bagian (dimensi A, B, C dan E) lihat pada Gambar 4.6. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk V adalah sebagai berikut :
Gambar 4.6. Rancangan Output Retaining Wall bentuk V
Berdasarkan Gambar 4.6., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
(46)
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN
Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.
4.3.6 Hasil perhitungan dan analisa retaining wall bentuk VI
Pada retaining wall bentuk VI memiliki dimensi bangunan yang terdiri dari dua bagian (dimensi B dan C) lihat pada Gambar 4.7. Proses perhitungan dan analisa retaining wall menghasilkan output untuk retaining wall bentuk VI adalah sebagai berikut :
(47)
Berdasarkan Gambar 4.7., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN
Penjelasan dari perhitungan dan analisa diatas, dapat dilihat pada uraian teori yang terdapat di Bab III.
4.4. Analisa Sistem Retaining Wall
Agar hasil implementasi ini dapat lebih meyakinkan, berikut akan diberikan data-data lain untuk mengetahui kehandalan dari aplikasi yang dibuat beserta contohnya.
Contoh Kasus Pertama
Dalam kasus pertama ini, diminta untuk merencanakan sebuah konstruksi retaining wall. Yang bertujuan sebagai abutment jembatan (terletak ditebing pada ujung jembatan). Sisi tebing akan mendapat beban merata (beban jalan), tanah disekitar jembatan merupakan tanah padas, sedangkan tanah dasar abutment diperkirakan merupakan jenis tanah pasir. Adapun data-datanya sebagai berikut : Data Dimensi
Lebar Dimensi A = 0 m
Lebar Dimensi B = 0,1 m
Lebar Dimensi C = 0,3 m
Lebar Dimensi D = 0 m
(48)
Lebar Pondasi = 0,4 m Tinggi Badan/Stem (T1) = 3 m Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,5 m Tinggi Retaining Wall = 3,5 m Data Tanah
Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Timbunan (
γ
1) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2
Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 30 derajat
Berat Jenis Tanah Pondasi (
γ
2) =1,65 t/m3Kohesi Tanah Pondasi (c2) = 0 t/m2 Data Umum
Beban Merata (q) = 0.59 t/m2
Berat Jenis Bahan (γpas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)
Gambar 4.8. Data input awal Retaining Wall untuk kasus pertama
Dari data inputan diatas, dihasilkan perhitungan dan analisa retaining wall sebagai berikut :
(49)
Gambar 4.9. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall I (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.9., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser TIDAK AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(50)
Gambar 4.10. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall II (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.10., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser TIDAK AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(51)
Gambar 4.11. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall III (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.11., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser TIDAK AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(52)
Gambar 4.12. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall IV (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.12., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser TIDAK AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(53)
Gambar 4.13. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall V (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.13., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser TIDAK AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(54)
Gambar 4.14. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall VI (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.14., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser TIDAK AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN
Karena data diatas menghasilkan tingkat stabilitas yang tidak aman terhadap bahaya keruntuhan guling, geser dan daya dukung maka perlu dipikirkan cara untuk mengatasinya sebagai berikut :
• Karena stabilitas guling tidak aman, maka dimensi badan harus diperbesar.
(55)
• Karena stabilitas daya dukung tidak terpenuhi (qmin < 0) maka kedalaman pondasi dan lebar pondasi harus ditambah.
• Karena stabilitas dalam (akibat gaya internal pada badan dinding) tidak terpenuhi (qmindlm < 0) maka lebar dari badan dinding harus diperbesar. Setelah mengetahui hasil analisa yang telah disebutkan diatas maka perlu dilakukan perubahan untuk menghindari bahaya keruntuhan guling, geser dan daya dukung, terutama pada data dimensi retaining wall. Adapun data-data terbaru sebagai berikut :
Data Dimensi
Lebar Dimensi A = 0 m
Lebar Dimensi B = 0,7 m
Lebar Dimensi C = 1,4 m
Lebar Dimensi D = 0 m
Lebar Dimensi E = 0 m
Lebar Pondasi = 2,1 m
Tinggi Badan/Stem (T1) = 3 m Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,3 m Tinggi Retaining Wall = 3,5 m Data Tanah
Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Timbunan (
γ
1) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2
Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 30 derajat
Berat Jenis Tanah Pondasi (
γ
2) =1,65 t/m3(56)
Data Umum
Beban Merata (q) = 0.59 t/m2
Berat Jenis Bahan (γpas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)
Gambar 4.15. Data Input baru Retaining Wall untuk kasus pertama
Dari data inputan diatas, dihasilkan perhitungan dan analisa retaining wall sebagai berikut :
(57)
Berdasarkan Gambar 4.16., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
• Stabilitas Dalam AMAN
Gambar 4.17. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall II (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.17., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
(58)
Gambar 4.18. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall III (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.18., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(59)
Gambar 4.19. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall IV (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.19., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
(60)
Gambar 4.20. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall V (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.20., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
(61)
Gambar 4.21. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall VI (Kasus 1) Berdasarkan Gambar 4.21., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
• Stabilitas Dalam AMAN Contoh Kasus Kedua
Seorang pemilik tanah akan membangun sebuah bangunan tiga lantai ditanahnya, pada salah satu sisinya merupakan tebing yang sudah diberi dinding penahan pasangan batu kali (retaining wall bentuk IV). Tanah daerah tersebut diperkirakan tanah yang cukup keras. Adapun disebelah tebing sudah merupakan jalan kampung dimana banyak terdapat rumah-rumah perkampungan. Bangunan
(62)
direncanakan akan dibangun sejauh 3 meter dari tebing. Saat pemborong akan mengebor tanah dinding penahan menunjukkan gejala retak-retak. Tentu saja peristiwa ini menjadikan pertentangan antara warga perkampungan dibawah tebing dengan pihak pembangun. Adapun data-data retaining wall kondisi awal adalah :
Data Dimensi
Lebar Dimensi A = 0 m
Lebar Dimensi B = 0 m
Lebar Dimensi C = 0,3 m
Lebar Dimensi D = 1,5 m
Lebar Dimensi E = 0 m
Lebar Pondasi = 1,8 m
Tinggi Badan/Stem (T1) = 5 m Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,5 m Tinggi Retaining Wall = 5,5 m Data Tanah
Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Timbunan (
γ
1) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2
Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Pondasi (
γ
2) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Pondasi (c2) = 0 t/m2 Data Umum
Beban Merata (q) = 0 t/m2
(63)
Gambar 4.22. Data input awal Retaining Wall untuk kasus kedua
Adapun hasil perhitungan dan analisa dari input retaining wall bentuk IV diatas adalah :
Gambar 4.23. Hasil perhitungan dan analisa awal Retaining Wall IV (Kasus 2) Berdasarkan Gambar 4.23., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
(64)
• Stabilitas Guling TIDAK AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung TIDAK AMAN
• Stabilitas Dalam TIDAK AMAN
Karena konstruksi dinding penahan awal tersebut Tidak Aman (dengan asumsi tersebut diatas) maka dimensi dari dinding penahan tersebut harus diperbesar, bila ingin mendapatkan dinding penahan yang sesuai dengan keadaan tersebut. Masalahnya bila memperbesar dimensi dinding yang telah ada kearah luar (dengan menambah pertebalan dinding) berarti akan memakan lahan milik kampung dibawah tebing dan membutuhkan perlakuan khusus yang tidak mudah untuk dapat menyatukan bahan dinding lama dan tambahan pertebalan dimensi dinding (bila tidak menyatu tentu saja tidak akan menyelesaikan masalah tetapi akan menambah masalah). Satu-satunya cara bila ingin memperbesar dimensi dinding tentu saja membongkar dinding penahan yang telah ada dan membangun lagi yang baru dengan dimensi yang sesuai untuk keadaan tersebut. Adapun data-data dimensi hasil pembesaran adalah :
Data Dimensi
Lebar Dimensi A = 0 m
Lebar Dimensi B = 0 m
Lebar Dimensi C = 0,8 m
Lebar Dimensi D = 2,2 m
Lebar Dimensi E = 0 m
Lebar Pondasi = 3 m
Tinggi Badan/Stem (T1) = 5 m Tinggi Pondasi/Footing (T2) = 0,5 m Tinggi Retaining Wall = 5,5 m
(65)
Data Tanah
Sudut Geser Dalam Timbunan (Φ1) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Timbunan (
γ
1) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Timbunan (c1) = 0 t/m2
Sudut Geser Dalam Tanah Timbunan (Φ2) = 35 derajat
Berat Jenis Tanah Pondasi (
γ
2) =1,7 t/m3Kohesi Tanah Pondasi (c2) = 0 t/m2 Data Umum
Beban Merata (q) = 0 t/m2
Berat Jenis Bahan (γpas) = 1,89 t/m3 (pas batu kali)
Gambar 4.24. Data input baru Retaining Wall IV untuk kasus kedua
Adapun hasil perhitungan dan analisa dari input retaining wall bentuk IV diatas adalah :
(66)
Gambar 4.25. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall IV (Kasus 2) Berdasarkan Gambar 4.25., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN
• Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN
• Stabilitas Dalam AMAN
Dari beberapa kali hasil percobaan diatas, peneliti membuat tabulasi dari data-data di atas seperti terlihat pada Tabel 4.1.
(67)
Tabel 4.1. Tabulasi hasil analisa data Retaining Wall
No. Keterangan R.W. I R.W. II R.W. III R.W. IV R.W. V R.W. VI 1 Stabilitas thd
Guling Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Stabilitas thd Geser Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Stabilitas Daya Dukung Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Stabilitas Dalam Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman 2 Stabilitas thd
Guling Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Stabilitas thd
Geser Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Stabilitas
Daya Dukung Aman Aman
Tidak Aman
Tidak
Aman Aman Aman Stabilitas
Dalam Aman Aman
Tidak Aman
Tidak
Aman Aman Aman 3 Stabilitas thd
Guling Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak Aman Stabilitas thd
Geser Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Stabilitas
Daya Dukung Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak Aman Stabilitas Dalam Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman 4 Stabilitas thd
Guling Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman Stabilitas thd
Geser Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman Stabilitas
Daya Dukung Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman Stabilitas
Dalam Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman
Keterangan :
1. No. 1 diambil dari data awal untuk kasus pertama 2. No. 2 diambil dari data barul untuk kasus pertama 3. No. 3 diambil dari data awal untuk kasus kedua 4. No. 4 diambil dari data baru untuk kasus kedua
(68)
Berdasarkan pada Tabel 4.1. diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing tipe retaining wall dapat dinyatakan layak digunakan bila semua hasil analisa tingkat stabilitas (Guling, Geser, Daya Dukung dan Internal) bernilai “AMAN”. Jika salah satu dari hasil analisa tingkat stabilitas tersebut bernilai “TIDAK AMAN” maka tipe retaining wall tersebut tidak layak digunakan. Jika pada perhitungan dan analisa retaining wall tidak menghasilkan satupun tipe retaining wall yang layak digunakan, maka data dimensi retaining wall perlu dilakukan perubahan (pembesaran data dimensi retaining wall) seperti pada contoh kasus.
(69)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan implementasi Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall maka dapat disimpulkan :
1. Dengan menggunakan Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall ini, user dapat mengurangi adanya kesalahan perhitungan dan analisa.
2. User dapat menggunakan waktu dan tenaga dengan lebih efektif dan efisien. 3. Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall ini dapat
memberikan saran mengenai pemilihan tipe retaining wall yang sesuai untuk digunakan. Seperti pada Tabel 4.1., jika salah satu dari tingkat stabilitas (guling, geser, daya dukung ataupun internal) bernilai tidak aman maka tipe retaining wall dinyatakan tidak layak digunakan. Jika semua tingkat stabilitas tersebut bernilai aman, maka tipe retaining wall layak digunakan.
5.2 Saran
Saran-saran yang bisa diberikan sehubungan dengan Tugas Akhir ini, agar Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall dapat dikembangkan lebih baik dikemudian hari adalah :
1. Program Tugas Akhir ini masih dibuat dengan batasan retaining wall jenis dinding gravitasi, oleh karena itu program Tugas Akhir ini masih dapat dikembangkan sampai mampu untuk menghitung dan menganalisa beberapa
(70)
jenis retaining wall seperti, Cantilever Wall, Counterford Retaining Wall,
Buttressed Retaining Wall, Semi Gravity Wall, Crib Wall.
(71)
Bowles, B.E. 1988, Foundation Analysis and Design 4th Edition, New York : McGraw-Hill.
Gurewich, Nathan. 1997, Teach yourself Visual Basic 5 in 21 Days, Indiana : SAMS.
Liu, C. And Evett, J.B. 1981, Soil and Foundations, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Muhadjir, Noeng. 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi 4, Jogjakarta : Rake Sarasih .
Peck, R.B. 1974, Foundation Engineering 2nd Edition, New York : John Wiley. Reimbert, M & A. 1974, Retaining Wall Anchorages And Sheet Pilling, ,
Clausthal, Germany : Trans Tech Publication.
Reimbert, M & A. 1976, Retaining Wall Volume 2 Study of Passive Resistance in
Foundation Structures,Clausthal, Germany : Trans Tech Publication.
Sosrodarsono, Suyono dan Nakazawa, Kazuto. 1988, Mekanika Tanah dan Teknik
Pondasi,Jakarta : Pradnya Paramita.
Utama, Arya. 1999, Metodologi Penelitian, Surabaya : STIKOM
W.C., Teng. 1980, Foundation Design,Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall Inc.
(1)
63
Gambar 4.25. Hasil perhitungan dan analisa baru Retaining Wall IV (Kasus 2) Berdasarkan Gambar 4.25., maka diperoleh hasil output pengolahan program yaitu :
• Stabilitas Guling AMAN • Stabilitas Geser AMAN
• Stabilitas Daya Dukung AMAN • Stabilitas Dalam AMAN
Dari beberapa kali hasil percobaan diatas, peneliti membuat tabulasi dari data-data di atas seperti terlihat pada Tabel 4.1.
(2)
64
Tabel 4.1. Tabulasi hasil analisa data Retaining Wall
No. Keterangan R.W. I R.W. II R.W. III R.W. IV R.W. V R.W. VI 1 Stabilitas thd
Guling Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Stabilitas thd Geser Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Stabilitas Daya Dukung Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Stabilitas Dalam Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman 2 Stabilitas thd
Guling Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Stabilitas thd
Geser Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Stabilitas
Daya Dukung Aman Aman
Tidak Aman
Tidak
Aman Aman Aman Stabilitas
Dalam Aman Aman
Tidak Aman
Tidak
Aman Aman Aman 3 Stabilitas thd
Guling Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak Aman Stabilitas thd
Geser Aman Aman Aman Aman Aman Aman
Stabilitas
Daya Dukung Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak
Aman Aman
Tidak Aman Stabilitas Dalam Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman Tidak Aman 4 Stabilitas thd
Guling Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman Stabilitas thd
Geser Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman Stabilitas
Daya Dukung Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman Stabilitas
Dalam Aman Aman Aman Aman
Tidak Aman
Tidak Aman
Keterangan :
1. No. 1 diambil dari data awal untuk kasus pertama 2. No. 2 diambil dari data barul untuk kasus pertama 3. No. 3 diambil dari data awal untuk kasus kedua 4. No. 4 diambil dari data baru untuk kasus kedua
(3)
65
Berdasarkan pada Tabel 4.1. diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada masing-masing tipe retaining wall dapat dinyatakan layak digunakan bila semua hasil analisa tingkat stabilitas (Guling, Geser, Daya Dukung dan Internal) bernilai “AMAN”. Jika salah satu dari hasil analisa tingkat stabilitas tersebut bernilai “TIDAK AMAN” maka tipe retaining wall tersebut tidak layak digunakan. Jika pada perhitungan dan analisa retaining wall tidak menghasilkan satupun tipe retaining wall yang layak digunakan, maka data dimensi retaining wall perlu dilakukan perubahan (pembesaran data dimensi retaining wall) seperti pada contoh kasus.
(4)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan implementasi Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall maka dapat disimpulkan :
1. Dengan menggunakan Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall ini, user dapat mengurangi adanya kesalahan perhitungan dan analisa.
2. User dapat menggunakan waktu dan tenaga dengan lebih efektif dan efisien. 3. Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall ini dapat
memberikan saran mengenai pemilihan tipe retaining wall yang sesuai untuk digunakan. Seperti pada Tabel 4.1., jika salah satu dari tingkat stabilitas (guling, geser, daya dukung ataupun internal) bernilai tidak aman maka tipe retaining wall dinyatakan tidak layak digunakan. Jika semua tingkat stabilitas tersebut bernilai aman, maka tipe retaining wall layak digunakan.
5.2 Saran
Saran-saran yang bisa diberikan sehubungan dengan Tugas Akhir ini, agar Aplikasi Perhitungan dan Analisa Tingkat Stabilitas Retaining Wall dapat dikembangkan lebih baik dikemudian hari adalah :
1. Program Tugas Akhir ini masih dibuat dengan batasan retaining wall jenis dinding gravitasi, oleh karena itu program Tugas Akhir ini masih dapat dikembangkan sampai mampu untuk menghitung dan menganalisa beberapa
(5)
jenis retaining wall seperti, Cantilever Wall, Counterford Retaining Wall, Buttressed Retaining Wall, Semi Gravity Wall, Crib Wall.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, B.E. 1988, Foundation Analysis and Design 4th Edition, New York : McGraw-Hill.
Gurewich, Nathan. 1997, Teach yourself Visual Basic 5 in 21 Days, Indiana : SAMS.
Liu, C. And Evett, J.B. 1981, Soil and Foundations, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall Inc.
Muhadjir, Noeng. 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi 4, Jogjakarta : Rake Sarasih .
Peck, R.B. 1974, Foundation Engineering 2nd Edition, New York : John Wiley. Reimbert, M & A. 1974, Retaining Wall Anchorages And Sheet Pilling, ,
Clausthal, Germany : Trans Tech Publication.
Reimbert, M & A. 1976, Retaining Wall Volume 2 Study of Passive Resistance in Foundation Structures, Clausthal, Germany : Trans Tech Publication. Sosrodarsono, Suyono dan Nakazawa, Kazuto. 1988, Mekanika Tanah dan Teknik
Pondasi, Jakarta : Pradnya Paramita.
Utama, Arya. 1999, Metodologi Penelitian, Surabaya : STIKOM
W.C., Teng. 1980, Foundation Design, Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall Inc.