Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

2. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dan landasan bagi penelitian lebih lanjut, memberikan informasi khususnya kepada masyarakat tentang perlindungan hukum yang menjadi hak-haknya sebagai konsumen, memberikan masukkansaran-saran terhadap Undang-undang Perlindungan Konsumen.

D. Keaslian Penulisan

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Akibat Beredarnya Minuman Kadaluwarsa sengaja diangkat sebagai judul skripsi ini karena telah diperiksa dan diteliti melalui penelusuran kepustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Tema diatas didasarkan oleh ide, gagasan, pemikiran, referensi, buku-buku dan pihak-pihak lain. Judul tersebut belum pernah ditulis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sebelumnya. Sepengetahuan penulis, skripsi ini belum pernah ada yang membuat. Kalaupun ada, penulis yakin bahwasanya substansi pembahasannya adalah berbeda. Seperti contoh: “Lira Apriana Sari Nasution070200114, Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Konsumen Atas Peredaran Makanan Kadaluwarsa”. Dengan demikian maka keaslian penulisan skripsi dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Universitas Sumatera Utara

E. Tinjauan Kepustakaan

Perkembangan pola kehidupan ekonomi modern yang lebih berdasarkan pada persaingan bebas dalam pemasaran barang dan jasa dalam masyarakat yang semakin berkembang menimbulkan banyak permasalahan. Salah satu contohnya adalah beredarnya minuman kadaluwarsa yang dilakukan oleh produsen yang pada akhirnya pihak konsumenlah yang dirugikan. Produk kadaluwarsa yang dijual di pasaran seperti minuman merupakan produk yang tidak layak dikonsumsi karena dapat menimbulkan kerugian kepada konsumen yang mengonsumsinya. Hal ini dilakukan produsen karena ingin mencari keuntungan tanpa memikirkan akibat dari tindakannya tersebut. Produsen pada hakekatnya dapat diartikan sebagai pelaku usaha yaitu sekelompok orang atau individu yang menciptakan, membuat atau menghasilkan suatu produk yang dapat dipergunakan oleh konsumen. Konsumen memiliki resiko yang lebih besar daripada pelaku usaha, dengan kata lain hak-hak konsumen sangat rentan. Posisi konsumen seperti ini harus dilindungi oleh hukum yang berarti memberikan perlindungan kepada konsumen. Perlindungan hukum bagi konsumen tersebut harus diwujudkan dalam bentuk kepastian hukum yang menjadi hak konsumen 11 . Sebagaimana diketahui bahwa salah satu hak konsumen dalam hal ini adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang danatau jasa 12 11 Abdul Halim Berkatullah, Hak-Hak Konsumen, Bandung: Nusa Media, 2010, hal 1 12 Ahmadi Miru, Op Cit, hal 47-48 . Universitas Sumatera Utara Apabila konsumen merasa hak-hak mereka tidak diterima sebagaimana mestinya atau merasa dirugikan dapat membuat surat pengaduan kepada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ini dapat meminta pertanggungjawaban kepada pengusaha dan selanjutnya dapat juga membuat laporan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK yang baru saja dibentuk untuk dapat diadili atas persetujuan yang bersangkutan. Disini peran Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK jelas terlihat. Dengan demikian proses penyelesaian sengketa konsumen sebagaimana dimaksud pada pasal 45 ayat 2 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen memberikan alternatif penyelesaian sengketa konsumen melalui badan diluar sistem peradilan yang disebut dengan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK, selain itu penyelesaian sengketa konsumen dapat diselesaikan melalui Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan konsumen 13 . Dengan adanya alternatif penyelesaian sengketa tersebut maka konsumen dapat memperjuangkan hak-haknya karena adanya perlindungan hukum secara pasti dan dapat menyadarkan kembali semua pihak baik itu pengusaha, pemerintah maupun konsumen itu sendiri tentang pentingnya perlindungan konsumen tersebut. 13 Sudaryatmo, Op cit, hal 54 Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penelitian