Internal Subroutines External Subroutines Pendekatan Top Down

Dalam pemrograman secara modular, suatu program akan dipilah kedalam sejumlah modul, dimana setiap modul menjalankan fungsinya sendiri. Tentunya fungsi yang dijalankan oleh setiap modul sangat terbatas sesuai dengan ruang lingkup yang akan dikerjakan. Dengan adanya sejumlah modul program ini tentu saja kesalahan yang timbul dapat dikurangi. Setiap program tentu akan memiliki program utamanya, yang kemudian akan memanggil sejumlah modul-modul yang ada. Pemrograman secara modular ini dapat diimplementasikan dengan penggunaan subroutine, suatu kelompok instruksi yang menjalankan suatu pengolahan yang sifatnya terbatas seperti pencetakan, pembacaan untuk proses input atau untuk proses penghitungan. Subroutine dapat dikelompokkan menjadi internal subroutine dan external subroutine.

2.1.1. Internal Subroutines

Adalah bagian dari suatu program yang digunakan. Dideklarasikan cukup sekali saja, untuk sejumlah proses yang sama akan dilakukan oleh program tersebut. Program akan memanggil subroutines tersebut jika diperlukan dan apabila telah selesai, kontrol selanjutnya dikembalikan ke instruksi berikutnya. Instruksi yang mengendalikan kontrol transfer ke suatu subroutine umumnya dikenal sebagai call dan return.

2.1.2. External Subroutines

Diletakkan secara terpisah dari program yang menggunakan subroutine tersebut. Subroutine ini dideklarasikan supaya bisa dipakai oleh program yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lain. Untuk menggunakannya tentu seorang programmer harus mengetahui dimana ? , apa namanya ?, bagaimana pengiriman datanya ?, bagaimana jawaban yang akan diperoleh ?. Subroutine ini biasanya digunakan untuk pemrosesan yang komplek, yang dibutuhkan oleh banyak user.

2.1.3. Pendekatan Top Down

Pemrograman terstruktur mempergunakan Pendekatan Top-Down dalam perencanaan program. Merupakan pendekatan yang menggambarkan pemecahan modul kompleksbesar menjadi modul-modul yang lebih sederhanakecil Berbentuk Struktur Hirarki. Di dalam pemrograman terstruktur, terdapat 3 bentuk struktur perintah yang dipergunakan : a. Sequence Structure b. Loop Structure c. Selection Structure Struktur perintah yang instruksinya dieksekusi berdasarkan urutannya. Dimulai dari bagian atas dan diakhiri di bagian bawahnya. Digambarkan dengan bujur sangkar, sebagai simbol untuk : Input dan Output Operasi aritmatika. Operasi pemindahan data dalam memori komputer. Menggambarkan perulangan eksekusi dari satu atau lebih instruksi Menggambarkan struktur yang mengeksekusi suatu instruksi hanya apabila kondisinya terpenuhi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Algoritma merupakan sekumpulan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Penamaan “Algoritma” diambil dari seorang ahli matematika bernama Al-Khwarizmi. Sebuah algoritma harus: a. Jelas, tepat dan tidak membingungkan b. Memberikan penyelesaian yang tepat c. Mempunyai akhir Tujuh langkah dasar dalam pengembangan program : a. Definisi Masalah b. Outline Solusi c. Pengembangan outline ke dalam algoritma d. Melakukan test terhadap algoritma e. Memindahkan algoritma ke dalam bahasa pemrograman f. Menjalankan program pada komputer g. Dokumentasi dan pemeliharaan program h. Pada tahap ini memerlukan pemahaman terhadap permasalahan dengan membaca berulang kali sampai dengan mengerti apa yang dibutuhkan. Setelah permasalahan didefinisikan, permasalahan dapat di bagi kedalam tugas tugas atau langkah langkah yang lebih kecil dan menghasilkan outline solusi. Outline solusi pada langkah kedua dikembangakan menjadi algoritma yaitu sebuah set langkah yang menggambarkan tugas yang akan dikerjakan dan urutan pengerjaannya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tujuan utama dari melakukan test terhadap algoritma adalah adalah untuk menemukan kesalahan utama logika sejak awal, sehingga akan lebih mudah diperbaiki. Data test diperlukan untuk melakukan test terhadap algoritma ini. Setelah ke-empat langkah sebelumnya dilakukan, maka pencodingan dapat dimulai dengan menggunakan bahasa pemrograman yang dipilih. Setelah pengcodingan, maka program dapat dijalankan pada komputer. Jika Program sudah didesain dengan baik, maka akan mengurangi tingkat kesalahan dalam melakukan testing program. Langkah ini perlu dilakukan beberapa kali, sehingga program yang dijalankan dapat berfungsi dengan benar. Dokumentasi melibatkan eksternal dokumentasi hierarchy chart, algoritma solusi, dan hasil data test dan internal dokumentasi coding program. Pemeliharaan program meliputi perubahan yang dialami oleh program perbaikan ataupun penambahan modul, dan lain-lain. Sumber : Pohan, Husni dan Kusna Sriyanto, Pengantar Perancangan Sistem, KPC LPPM ITB, Bandung, 2002

2.2. Kompresi Data