4.3 Grafik Hasil Perhitungan
Dalam perhitungan terdapat hasil-hasil yang tidak valid. Ketidakvalidan data ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Padi yang digunakan dalam percobaan, kandungan airnya berbeda-beda. Hal
ini disebabkan oleh umur dan kwalitas padi yang berbeda. 2.
Ketidakakuratan alat ukur temperatur sehingga terjadi perbedaan antara temperatur yang terbaca dalam alat ukur dan temperatur sebenarnya.
Gambar 4.43 Energi berguna Qu
Energi berguna Qu adalah jumlah energi yang dipindahkan dari absorber ke udara didalam kolektor surya, ditunjukkan pada gambar 4.43. Untuk pengering padi
dengan tinggi cerobong 0,1 m besarnya adalah 9367 W, dan untuk pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m besarnya 5201 W. Untuk pengering padi
dengan tinggi cerobong 0,1 m, energi bergunanya lebih besar dari pengering dengan tinggi
5201 9367
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000 10000
2 0,1
Ene rgi B
er guna
Q
u .
W att
Tinggi Cerobong m
cerobong 2 m disebabkan karena pada pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m laju aliran massa udara yang melewati absorber lebih tinggi yang disebabkan oleh
tarikan tambahan pada cerobong, sehingga perpindahan kalor konveksi yang terjadi pada absorber ke udara didalam kolektor lebih cepat.
Gambar 4.44 Efisiensi kolektor
Efisiensi kolektor adalah perbandingan antara jumlah energi yang dipindahkan dari absorber ke udara dengan total energi yang surya yang datang ke
kolektor, ditunjukkan pada gambar 4.44. Untuk pengering padi dengan tinggi cerobong 0,1 m, efisiensi kolektor adalah sebesar 3,8 , lebih tinggi dari pengering
dengan tinggi cerobong 2 m yang besarnya 1,3 . Hal ini disebabkan karena besar energi berguna untuk alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m lebih besar.
1.3 3.8
1 2
3 4
5
2 0,1
Ef isi
ensi kolektor
Tinggi Cerobong m
Gambar 4.45 Efisiensi pengambilan
Efisiensi pengambilan didefinisikan sebagai perbandingan uap air yang dipindahkan diambil oleh udara dalam alat pengering dengan kapasitas teoritis
udara menyerap uap air, ditunjukkan pada gambar 4.45. Untuk pengering padi dengan tinggi cerobong 0,1 m, efisiensi pengambilan adalah sebesar 25,3 , lebih
rendah dari pengering dengan tinggi cerobong 2 m yang besarnya 66,4 . Hal ini dikarenakan kelembaban absolut keluar pengering untuk pengering padi dengan
tinggi cerobong 2 m lebih tinggi dari kelembaban absolut keluar pengering padi dengan tinggi cerobong 0,1 m. Dalam perhitungan efisiensi pengambilan, terdapat
hasil yang tidak valid, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut : 1.
Pada temperatur basah untuk tiap titik pengukuran terpengaruh oleh temperatur air yang digunakan sebagai media basahnya. Semakin tinggi
temperatur udara sekitarnya maka temperature airnya juga akan ikut naik
66.4
25.3 20
40 60
80 100
2 0,1
Ef isi
ensi P
enga mbi
lan
Tinggi Cerobong m
temperaturnya, yang mengakibatkan hasil pengukuran temperatur basah pada tiap titik pengukuran tidak valid.
2. Penambahan pelat alumunium yang ditutup kaca pada dinding kotak
pengering sehingga, bertambahnya energi surya yang diserap didalam kotak pengering akan menaikkan temperatur didalam kotak pengering.
Gambar 4.46 Efisiensi sistem pengeringan
Efisiensi sistem pengeringan didefinisikan sebagai perbandingan antara energi yang digunakan untuk menguapkan air dari hasil pertanian yang dikeringkan
dengan energi yang datang pada alat pengering, ditunjukkan pada gambar 4.46. Dari perhitungan diketahui bahwa efisiensi sistem pengering untuk pengering padi dengan
tinggi cerobong 0,1 m adalah sebesar 24,6, lebih besar dari pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m yang besarnnya 5,3 . Dari hasil perhitungan efisiensi sistem
5.3 24.6
5 10
15 20
25 30
2 0,1
Ef isi
ensi S
ist em
P enge
ringa n
Tinggi Cerobong m
diatas terdapat hasil yang kurang valid, hal ini disebabkan oleh penambahan plat alumunium yang ditutup kaca pada dinding kotak pengering sehingga, bertambahnya
energi surya yang diserap didalam kotak pengering akan menaikkan temperatur didalam kotak pengering yang akan menyebabkan perbedaan temperatur antara atas
dan bawah lapisan padi yang dikeringkan pada kotak pengering menjadi semakin kecil.
Gambar 4.47 Rata-rata tarikan pada cerobong untuk tiap percobaan
Tarikan tambahan pada cerobong atau dengan perkataan lain, penurunan tekanan antara kedua sisi lapisan padi, ditunjukkan pada gambar 4.47. Untuk
pengering padi dengan tinggi cerobong 0,1 m, tarikan tambahan pada cerobong adalah sebesar 2,9 Pa, sedangkan untuk pengering padi dengan tinggi cerobong 2 m,
tarikan tambahan yang dihasilkan cerobong adalah 2,8 Pa.
2.8 2.9
2.50 2.55
2.60 2.65
2.70 2.75
2.80 2.85
2.90 2.95
3.00
2 0,1
T arika
n P ada
c erobon
g Pa
Tinggi Cerobong m
Gambar 4.48 Penurunan massa padi untuk tiap proses pengeringan
Penurunan massa padi untuk tiap proses pengeringan ditunjukkan pada gambar 4.48. Untuk Proses pengeringan padi dengan alat pengering rata-rata
penurunan massanya lebih besar dari proses pengeringan secara konvensional yaitu dengan selisih penurunan massa padi sebesar 50 gram hingga 150 gram, tergantung
dari lamanya proses pengeringan tersebut. Dalam proses pengeringan padi dengan alat pengering dengan tinggi cerobong 0,1 m, penurunan massa padi yang terjadi
tidak berbeda jauh dengan proses pengeringan dengan alat pengering dengan tinggi cerobong 2 m yaitu sebesar 100 gram.
3000 3000
3000 3000
3000 3000
2800 2900
2850 2800
2750 2700
2900 2950
2950 2900
2900 2800
2500 2550
2600 2650
2700 2750
2800 2850
2900 2950
3000 3050
3100
2 2
2 2
2 0,1
Ma ss
a P
ad i
k g
Tinggi Cerobong m Massa Awal Padi
Pengeringan dengan alat pengering Pengeringan Konvensional
BAB V PENUTUP