Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Periode 2004-2011
1
Assalamu’alaikum
Warohmatullohi
(2)
2
Terima Kasih Kepada Yang Terhormat :
Dosen Pembimbing :
Rizki Zulfikar SE., M.Si
Dosen Penguji
Linna Ismawati, SE., M.Si
(3)
3
Oleh :
Sandi Akhmad Solihin
21208080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2012
(4)
4
Dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan dan pembiayaan
dalam menjalankan suatu usaha, pentingnya suatu pendanaan tersebut karena setiap
perusahaan sangat membutuhkan sekali biaya modal yang diperlukan untuk
bersaing dan berkompetisi dengan perusahaan yang lainnya. Modal yang dimiliki
oleh suatu perusahaan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan
tersebut, tujuan utama dari suatu usaha adalah mendapatkan keuntungan atau
profit yang tinggi dengan mengeluarkan biaya modal yang minimal.
Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah untuk mengoptimumkan nilai
perusahaan dengan penggunaan modal yang minimum. Semakin tinggi nilai
perusahaan semakin sejahtera pemilik perusahaan. Penggunaan kebijakan hutang
bisa digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan, namun kebijakan hutang
juga tergantung dari tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan. Artinya
perusahaan besar dan mampu menghasilkan tingkat profitabilitas yang stabil relative
lebih mudah untuk mengakses dana di pasar modal maupun dari pihak lembaga
keuangan yang lainnya. Oleh karena itu, mengkaitkan struktur modal dengan
profitabilitas dan nilai perusahaan menjadi relevan.
(5)
5
Fenomena Penelitian
struktur modal, profitabilitas dan nilai perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk setiap tahunnya
cenderung berfluktuasi. Kondisi yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2011 kuartal tiga dan empat di
mana tingkat profitabilitas dan nilai perusahaan pada PT. Telekomunikasi Inodnesia Tbk pada tahun
2011 kuartal tiga dan empat turun menjadi satu digit dari kuartal sebelumnya yang asalnya dua digit.
Hal tersebut terjadi kemungkinan disebabkan oleh munculnya perusahaan-perusahaan baru yang
bergerak dibidang pertelekomunikasian, ataupun adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti
kondisi keuangan perusahaan yang kurang bagus, yaitu seperti kurangnya modal yang dimiliki
perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan yang lainnya yang bergerak dibidang yang sama.
Perusahaan harus mencari biaya tambahan dari pihak luar perusahaan untuk menambah modal dan
untuk membiayai asset yang dimilki oleh perusahaan dengan cara berhutang kepada pihak lain,
sehingga keuntungan yang didapat perusahaan sebagian besar digunakan untuk membayar hutang
perusahaan kepada pihak lain, maka tingkat profitabilitas yang didapat oleh perusahaan menjadi sedikit
dan perusahaan akan mengalami kerugian.
Kondisi tersebut akan berdampak secara langsung terhadap tingkat kepercayaan investor yang tidak
akan percaya lagi kepada perusahaan karena melihat kondisi keuangan yang dimiliki perusahaan
sebagian besar dibiayai oleh dana yang berasal dari pihak luar perusahaan, maka tingkat nilai
perusahaan akan mengalami penurunan dan para investor akan berpaling ke perusahaan-perusahaan
lainnya yang bergerak dibidang sama yang kondisi keuangannya lebih bagus dan tidak mempunyai
hutang yang besar.
(6)
Tahun
Struktur Modal
(DAR) (%)
Profitabilitas
(ROA) (%)
Nilai Perusahaan
(PER) (x)
2004 (Q1)
54.32
9.49
12.10
Q2
54.23
3.45
10.61
Q3
56.81
5.15
14.55
Q4
57.65
9.00
14.75
2005 (Q1)
57.65
9.00
13.47
Q2
52.94
2.91
14.80
Q3
54.12
4.35
15.28
Q4
51.97
9.72
15.43
2006 (Q1)
51.97
9.72
18.04
Q2
46.79
5.41
10.70
Q3
48.68
8.50
13.75
Q4
49.22
13.49
16.56
2007 (Q1)
49.22
13.49
16.15
Q2
53.18
12.48
16.56
Q3
55.22
8.27
16.74
(7)
Tahun
Struktur Modal
(DAR) (%)
Profitabilitas (ROA)
(%)
Nilai Perusahaan
(PER) (x)
2008 (Q1)
47.80
12.78
14.86
Q2
48.60
12.90
15.28
Q3
55.43
7.33
11.44
Q4
55.79
8.65
11.80
2009 (Q1)
51.88
10.36
12,80
Q2
48.10
2.69
15.38
Q3
54.75
6.4
14.43
Q4
50.35
9.76
15.36
2010 (Q1)
48.82
11.61
14.32
Q2
44.35
2.87
13.98
Q3
45.50
5.70
14.10
Q4
46.40
8.92
13.46
2011 (Q1)
43.44
11.56
12.84
Q2
43.44
11.56
13.46
Q3
44.62
8.05
9.53
(8)
Masalah yang terjadi pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk adalah mengenai struktur modal, tingkat profitabilitas,
dan nilai perusahaan tahun 2004 sampai tahun 2011 yang
cenderung berfluktuasi. Kondisi yang cukup signifikan
terjadi pada tahun 2011 kuartal 3 dan kuartal 4, dimana
stuktur modal dan tingkat profitabilitas kondisinya tetap
tetapi nilai perusahaan mengalami penurunan, seharusnya
dengan meningkatknya struktur modal maka tingkat
profitabilitas dan nilai perusahaan menurun, dan jika
tingkat profitabilitas meningkat maka nilai perusahaan
meningkat begitupun sebaliknya.
(9)
1.
Bagaimana perkembangan struktur modal pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2.
Bagaimana perkembangan profitabilitas pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3.
Bagaimana perkembangan nilai perusahaan pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.
Seberapa besar pengaruh struktur modal terhadap
profitabilitas pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
5.
Seberapa besar pengaruh struktur modal dan
profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap nilai
perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
(10)
1.
Untuk mengetahui perkembangan struktur modal pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
2.
Untuk mengetahui perkembangan profitabilitas pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
3.
Untuk mengetahui perkembangan nilai perusahaan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
4.
Untuk menganalisis besarnya pengaruh struktur modal
terhadap profitabilitas pada PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk.
5.
Untuk menganalisis besarnya pengaruh struktur modal dan
profitabilitas secara parsial dan simultan terhadap nilai
perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
10
(11)
Kajian Pustaka
Struktur Modal (X1)
Struktur modal adalah rasio total utang dengan total aktiva yang biasa
disebut rasio utang (
debt ratio
),mengukur persentase besarnya dana
yang berasal dari utang
”.
Sutrisno (2009:217)
Profitabilitas (X2)
Profitabilitas atau keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang
diambil oleh manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar
tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Semakin besar
tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Sutrisno (2009:222)
Nilai Perusahaan (Y)
Nilai perusahaan adalah
nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu
bisnis
yang beroperasi.
Agus Sartono (2011:487)
(12)
Hubungan Antara Struktur Modal dengan Profitabilitas
Menurut
David Sokardi Kodrat dan Christian Herdinata (2009:111)
teori
yang terkait dengan struktur modal adalah
bankruptcy cost, agency theory dan
packing order theory.
Penggunaan utang yang besar akan menimbulkan beban
tetap (biaya bunga) yang cukup besar. Semakin besar penggunaan utang maka
semakin besar kemungkinan perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan
yang mengarah pada kebangkrutan.
Bankruptcy codt
adalah biaya yang secara
langsung terjadi bila perusahaan merasa akan gagal dalam pendanaan dan
nilainya lebih besar dari nol. Kemungkinan bangkrut meningkat dengan
bertambahnya tingkat utang. Hal ini didorong oleh adanya ketakutan bahwa
perusahaan tidak dapat mengasilkan
profit
untuk membayar kembali bunga
dan pinjaman. Potensi terjadinya biaya
bankruptcy
dapat secara langsung
ataupun secara tidak langsung. Biaya
bankruotcy
langsung adalah biaya
administrasi dan legal pada proses kebangkrutan. Biaya
bankruptcy
secara
tidak langsung adalah kerugian pada profit yang terjadi sebagai akibat tidak
bersediannya pemegang saham untuk menjalankan bisnis lagi.
(13)
Hubungan Antara Struktur Modal dengan Nilai Perusahaan
Menurut Gitosudarmo (2002) aturan struktur finansial konservatif menghendaki
agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai hutang yang
lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dapat diartikan bahwa
sebanyak-banyaknya modal asing harus sama besar dengan modal sendiri.
Sedangkan menurut konsep
cost
of capital
, perusahaan akan berusaha untuk
memperoleh struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan
modal rata. Hal ini berarti bahwa untuk meminimumkan biaya modal
rata-rata atau mengoptimalkan nilai perusahaan tidak seharusnya didasarkan pada
komposisi jumlah modal asing lebih sedikit dari jumlah modal sendiri.
Hubunga n Antara Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan
Soliha dan Taswan (2002)
berpendapat bahwa profit yang tinggi memberikan
indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat mendorong investor
untuk meningkatkan permintaan saham.Permintaan saham yang meningkat
menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Apabila suatu perusahaan dapat
menciptakan profitabilitas yang baik, maka perusahaan tersebut akan memiliki
prospek yang baik pada masa yang akan datang. Perusahaan yang dapat
menghasilkan profit yang tinggi akan menunjukkan prospek perusahaan yang
bagus. Hal ini akan direspon positif oleh investor yang akan dapat meningkatkan
nilai perusahaan.
(14)
Hubungan Antara Struktur Modal, Profitablitas , dengan Nilai Perusahaan
Leverage
keuangan merupakan penggunaan dana yang menyebabkan perusahaan
harus menanggung beban tetap dengan tujuan untuk meningkatkan atau
mengoptimalkan pendapatan per lembar saham. Apabila hasil pengembalian atas
aktiva lebih besar daripada biaya hutang, maka
leverage
tersebut menguntungkan dan
hasil pengembalian atas modal dengan pengembalian ini juga meningkat. Begitu juga
sebaliknya bila hasil pengembalian atas aktiva lebih kecil dari biaya hutang, maka
leverage
akan mengurangi hasil pengembalian modal
(Irawati, 2006).
Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa leverage dapat meningkatkan hasil
pengembalian pemegang saham. Nilai suatu perusahaan selain diukur dari tinggi
rendahnya harga jual saham di pasar, juga dapat diukur dari tingkat kemampuan
perusahaan dalam memperoleh profitabilitas, yang selanjutnya dibandingkan dengan
tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Hal ini menunjukkan
kemampuan suatu perusahaan dalam membagikan laba yang diperoleh kepada apara
pemegang saham (pemilik perusahaan). Tingkat profitabilitas tersebut dapat
mencerminkan nilai dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham, sesuai
dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran pemegang saham
melalui peningkatan dividen. Peningkatan dividen dapat meminimumkan biaya
modal.
(15)
Struktur Modal
X
1
Total Hutang
Total Asset
Sutrisno
(2009 : 217)
Profitabilitas
X
2
Laba Sebelum pajak
Total Asset
Sutrisno (2009 : 222)
Nilai Perusahaan
Y
Harga Saham
Laba per lembar saham
Agus Sartono,
(20011: 487)
David Sukardi Kodrat dan Christian Herdinata (2009:111)
Gitosudarmo (2002)
Irawati, (2006)
Taswan (2002)
(16)
Struktur Modal berpengaruh terhadap profitabilitas pada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Struktur Modal secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap nilai
perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Struktur modal dan profitabilitas berpengaruh secara
simultan terhadap nilai perusahaan pada PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk
”.
(17)
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Ukuran
Skala
Struktur
modal
(X1)
Struktur modal adalah
rasio total utang dengan
total aktiva yang biasa
disebut rasio utang (
debt
ratio
),mengukur
persentase besarnya dana
yang berasal dari utang
”.
Sutrisno (2009:217)
•
Total hutang
•
Total asset
DAR = Total hutang x 100%
Total Asset
%
Rasio
Profitabilit
as (X2)
Profitabilitas atau keuntungan
merupakan
hasil
dari
kebijaksanaan yang diambil
oleh
manajemen.
Rasio
keuntungan untuk mengukur
seberapa
besar
tingkat
keuntungan
yang
dapat
diperoleh oleh perusahaan.
Semakin
besar
tingkat
keuntungan
menunjukkan
semakin
baik
manajemen
dalam mengelola perusahaan.
Sutrisno (2009:222)
Laba Sebelum Pajak
Total Asset
ROA=Laba sebelum Pajak x100%
Total Asset
(18)
Nilai
perusah
aan
(Y)
Nilai perusahaan adalah
nilai jual sebuah
perusahaan sebagai suatu
bisnis yang beroperasi.
Agus Sartono (2011:487)
•
Harga saham
•
Laba per lembar saham
PER=
Harga Saham
Laba Per lembar saham
(19)
Objek Penelitian
Struktur Modal, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan
Metode Penelitian
Deskriptive dan verifikative
Sumber Data
Data Sekunder
Metode
Pengumpulan
Data
Dokumentasi : Mempelajarai dokumen-dokumen
yang berkenaan dengan laporan keuangan.
Observasi : Mengujungi website perusahaan dengan
mengakses www.telkom.co.id
Populasi dan
Sampel
Populasinya adalah seluruh laporan keuangan berupa
neraca, laporan laba - rugi tahun 2004
–
2011.
Pengambilan sampel dilakukan secara
Nonprobability Sampling dengan cara Sensus atau
Sampling jenuh
yaitu semua anggota populasi
dijadikan sebagai sampel.
Unit Penelitian
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Rancangan
Analisis
Analisis jalur
Analisis Korelasi
Koefisien Determinasi
19
(20)
20
Analisis Deskriptif
Tabel 2
Perkembangan Struktur Modal (DAR)
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Periode 2004-2011
Tahun Kuartal Struktur Modal (DAR)
Perubahan
2004 Q1 54.32 -
Q2 54.23 -0.09
Q3 56.81 2.58
Q4 57.65 0.84
2005 Q1 57.65 0
Q2 52.94 -4.71
Q3 52.94 0
Q4 51.97 -0.97
2006 Q1 51.97 0
Q2 46.79 -5.18
Q3 46.79 0
Q4 49.22 2.43
2007 Q1 49.22 0
Q2 47.62 -1.6
Q3 55.22 7.6
Q4 47.8 -7.42
2008 Q1 47.8 0
Q2 47.53 -0.27
Q3 55.43 7.9
Q4 51.88 -3.55
2009 Q1 51.88 0
Q2 48.1 -3.78
Q3 54.75 6.65
Q4 50.35 -4.4
2010 Q1 48.82 -1.53
Q2 44.35 -4.47
Q3 49.9 5.55
Q4 46.4 -3.5
2011 Q1 43.44 -2.96
Q2 43.44 0
Q3 44.62 1.18
Q4 44.62 0
(21)
(22)
22
Tabel 3
Perkembangan Profitabilitas (LDR)
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Periode 2004-2011
Tahun Kuartal Profitabilitas (ROA) Perubahan
2004 Q1 9.49 -
Q2 3.45 -6.04
Q3 5.15 1.7
Q4 9 3.85
2005 Q1 9 0
Q2 2.91 -6.09
Q3 2.91 0
Q4 9.72 6.81
2006 Q1 9.72 0
Q2 5.41 -4.31
Q3 5.41 0
Q4 13.49 8.08
2007 Q1 13.49 0
Q2 4.01 -9.48
Q3 8.27 4.26
Q4 12.78 4.51
2008 Q1 12.78 0
Q2 15.66 2.88
Q3 7.33 -8.33
Q4 10.36 3.03
2009 Q1 10.36 0
Q2 2.69 -7.67
Q3 6.4 3.71
Q4 9.76 3.36
2010 Q1 11.61 1.85
Q2 2.87 -8.74
Q3 6.06 3.19
Q4 8.92 2.86
2011 Q1 11.56 2.64
Q2 11.56 0
Q3 8.05 -3.51
Q4 8.05 0
(23)
(24)
24
Tabel 4
Perkembangan Nilai Perusahaan (PER)
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Periode 2004-2011
Tahun Kuartal Nilai Perusahaan (PER)
Perubahan
2004 Q1 12.1 -
Q2 10.61 -1.49
Q3 14.55 3.94
Q4 14.75 0.2
2005 Q1 13.47 -1.28
Q2 16.32 2.85
Q3 16.32 0
Q4 15.43 -0.89
2006 Q1 18.04 2.61
Q2 10.7 -7.34
Q3 10.7 0
Q4 16.56 5.86
2007 Q1 16.15 -0.41
Q2 16.56 0.41
Q3 16.74 0.18
Q4 15.63 -1.11
2008 Q1 14.86 -0.77
Q2 11.45 -3.41
Q3 11.44 -0.01
Q4 12.8 1.36
2009 Q1 12.8 0
Q2 15.38 2.58
Q3 14.43 -0.95
Q4 15.36 0.93
2010 Q1 14.32 -1.04
Q2 13.98 -0.34
Q3 15.45 1.47
Q4 13.46 -1.99
2011 Q1 12.84 -0.62
Q2 13.46 0.62
Q3 9.53 -3.93
Q4 8.65 -0.88
(25)
(26)
Koefisien korelasi antara struktur modal (X1) dengan
Profitabilitas (X2) adalah sangat rendah dan tidak
signifikan.
CORRELATION = -0,174
SIGNIFIKAN = 0,341
Koefisien korelasi antara struktur modal (X1) dengan
Nilai Perusahaan (Y) adalah kuat dan tidak
signifikan.
CORRELATION = 0,269
SIGNIFIKAN = 0, 137
(27)
Koefisien korelasi Profitabilitas (X2) dengan Nilai
Perusahaan (Y) adalah kuat dan tidak signifikan.
CORRELATION = 0,023
SIGNIFIKAN =
0,901
(28)
28
Pengujian hipotesis
Struktur modal terhadap Profitabilitas
Gambar 1
Daerah Penerimaan dan Penolakan H
0Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0
t
0,05;30= 2,042
-
t
0,05;30=
-
2,042
(29)
29
Pengujian hipotesis
Rasio kecukupan modal (CAR) terhadap Likuiditas
(LDR)
Daerah
Penolakan Ho Daerah
Penolakan Ho
Daerah Penerimaan Ho
0
-0,0895
Koefisien Jalur Pengaruh Struktur Modal dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
5.687
5.318
struktur_modal
.156
.100
.281
Profitabilitas
.047
.118
.072
(30)
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pengaruh Struktur modal dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Model Summary
bModel
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.278
a.077
.014
2.31280
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, struktur_modal
b. Dependent Variable: Nilai_Perusahaan
(31)
31
Koefisien Jalur Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan
Struktur
Modal
(X1)
Profitabilitas
(X2)
Nilai Perusahaan
(Y)
r
x1x2= -
0,174
py
= 0,923
R
2yx1x2
= 0,077
pyx1
=
0, 281
pyx2 =
0,072
(32)
32
Pengujian Hipotesis
Pengujian Koefisien Jalur Secara Bersama-sama
Gambar 2
Daerah Penerimaan dan Penolakan H
0Secara Simultan Pada Uji F
(33)
33
Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial
Gambar 3
Daerah Penerimaan dan Penolakan H
0Secara Parsial Pada Uji t
variabel Struktur modal (X1)
(34)
34
Besar pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Pengaruh Struktur
Modal terhadap Nilai
Perusahaan Secara
langsung
=
P
YX1. P
YX1=
0,281x 0.281
= 0,078961
Pengaruh Struktur
Modal terhadap Nilai
Perusahaan secara
tidak langsung
=
P
YX1.r
X1X2.P
YX2=
0,281 x (-0,174)
x 0,072
= -0,0035204
Pengaruh Total
0.0754406
(35)
H0 : YX2 = 0 Likuiditas (LDR) tidak berpengaruh terhadap pengembalian laba (ROA) pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. H1 : YX2 0 Likuiditas (LDR) berpengaruh terhadap pengembalian laba
(ROA) pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
35
Pengujian Koefisien Jalur Secara Parsial
Gambar 4
Daerah Penerimaan dan Penolakan H
0Secara Parsial Pada Uji t variabel
Profitabilitas (X2)
(36)
36
Besar pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Pengaruh Struktur
Modal terhadap Nilai
Perusahaan Secara
langsung
= P
YX2
. P
YX2
= 0,072 x 0,072
= 0,005184
Pengaruh Struktur
Modal terhadap Nilai
Perusahaan secara
tidak langsung
= P
YX2
.r
X1X2
. P
YX1
= 0,072 x (-0,174)
x 0,281
= -0,0035204
Pengaruh Total
0.0016636
(37)
1. Perkembangan struktur modal pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dari tahun 2004 sampai
tahun 2011 mengalami fluktuasi. Adapun struktur modal yang tertinggi pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk yaitu pada tahun 2004 kuartal 4 dan tahun 2005 kuartal 1, sedangkan struktur modal
terendah yaitu pada tahun 2011 kuartal 1 dan kuartal 2. Struktur modal PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk cenderung mengalami penurunan. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya jumlah modal yang
berasal dari pihak perusahaan itu sendiri, dan berkurangnya modal yang berasal dari pihak luar
perusahaan jumlah hutang yang dimiliki perusahaan yang digunakan sebagai dana tambahan untuk
modal perusahaan semakin berkurang. Hal ini akan berdampak baik bagi perusahaan, karena jumlah
keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk perusahaan itu sendiri dan akan
mengurangi risiko hutang yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Perkembangan rasio profitbailitas pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dari tahun 2004 sampai
tahun 2011 mengalami fluktuasi. profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tertinggi yaitu pada
tahun 2008 kuartal 2, sedangkan profitabilitas terendah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk sebesar
yaitu pada tahun 2009 kuartal 2. Profitabilitas PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk cenderung
mengalami penurunan, penurunan tersebut terjadi akibat turunnya laba yang didapat oleh PT.
Telekmonukasi Indonesia Tbk, keadaan tersebut terjadi karena disebabkan oleh munculnya
perusahaan-perusahaan baru yang bergerak dibidang pertelekomunikasian yang menciptakan
produk-produk baru untuk bersaing, ataupun jumlah keuntungan yang didapat oleh perusahaan
digunkan untuk membayar hutang kepada pihak luar perusahaan, sehingga perusahaan akan
mengalami penurunan jumlah pendapatan, dan hal tersebut akan direspon kurang baik oleh para
investor karena melihat jumlah keuntungan yang didapat oleh perusahaan kurang bagus.
(38)
3 Perkembangan rasio nilai perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
dari thaun 2004 sampai tahun 2011 mengalami fluktuasi. Nilai perusahaan
PT. Telekomunikasi Tbk Indonesia tertitnggi yaitu pada tahun 2006
kuartal 1, sedangkan nilai perusahaan PT. Telekomuniaksi Indonesia Tbk
terendah yaitu pada tahun 2011 kuartal 4. Nilai perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk cenderung menurun setiap tahunnya,
penurunan tersebut sebagai akibat dari kurang bagusnya kondisi
keuangan internal yang dimiliki perusahaan yang akan berdampak pada
menurunnya nilai perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, keadaan
tersebut akan direspon kurang bagus oleh para investor, karena para
investor tidak mau menanamkan sahamnya apabila kondisi keuangan
internal perusahan tidak baik.
4. Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas
pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
(39)
5. Secara parsial, struktur modal berpengaruh positif dan tidak signifikasn terhadap nilai
perusahaan artinya peningkatan struktur modal cenderung meningkatkan nilai perusahaan
pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
tidak signifikan dikarenakan kondisi keuangan PT. Telekomuniukasi Indonesia Tbk kurang
bagus, yaitu dengan lebih memilih untuk menambah hutang dari luar perusahaan untuk
menambah jumlah modal yang digunakan untuk membiayai perusahaan, hutang PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga akan
berdampak kecil terhadap perubahaan tingkat nilai perusahaan setiap tahunnya. Begitu pula
dengan profitabilitas yang memiliki berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, artinya peningkatan profitabilitas cenderung meningkatkan nilai perusahaan pada
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan tidak
signifikan dikarenakan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan yang kurang bagus yaitu
hutang perusahaan yang setiap tahunnya bertambah. Keuntungan yang didapat PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk setiap tahunnya mengalami peningkatan, maka keuntungan
yang didapat oleh perusahaan sebagian besar lebih banyak digunakan untuk membayar hutang
perusahaan dari pada membagikan jumlah keuntungan kepada para investor. Perusahaan lebih
memilih untuk menggunakan keuntungannya untuk membayar hutang dikarenakan
perusahaan tidak mau hutnagnya semakin banyak dari tahun ke tahun dan perusahaan ingin
dipandang sebagai perusahaan yang mampu membayar hutangnya, sehingga pihak luar
perusahaan akan percaya pada perusahaan karena perusahaan mampu mebayar hutangnya.
Keadaan ini akan memiliki pengaruh yang kecil terhadap tingkat perubahan nilai perusahaan.
Secara simultan, struktur modal dan profitbailitas berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
(40)
Terima kasih
(41)
(42)
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIATBK
The Influence Capital Structure and Profitability To Firm Value
At PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia
Oleh:
SANDI AKHMAD SOLIHIN
21208080
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(43)
(44)
v
ABSTRAK
SANDI AKHMAD SOLIHIN, “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Periode 2004-2011”, di bawah bimbingan Rizki Zulfikar, SE., M.Si.
Fenomena yang terjadi pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk yaitu pada tahun 2011 kuartal 4, di mana struktur modal dan profitabilitas tidak mengalami kenaikan dan penurunan sementara nilai perusahaan mengalami penurunan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan data yang digunakan adalah data sekunder berupa time series yaitu terdiri dari data tahun 2004-2011 pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, analisis
jalur, koefisien determinasi, uji hipotesis menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan dengan tingkat signifikan 5% dan
menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 16 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif yang signifikan terhadap profitabilitas. Secara parsial, struktur modal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, begitu juga dengan profitabilitas yang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan struktur modal dan profitabilitas berpengaruh positif yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
(45)
iv
ABSTRACT
SANDI AKHMAD SOLIHIN, “The Influence Capital Structure and Profitability
To Firm Value On PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk period 2004-1011”. Under the guidance of Rizki Zulfikar, SE., M.Si
The phenomenon that occurs at PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk is the four quarter of 2011,, capital structure and profitability did not decreased and increased while firm value decreased. The purpose of this research is to determine the effect of capital structure and profitability to firm value.
The method of this research is qualitative and quantitative methods. While the data used are secondary data in the form of time series which consists of data years 2004-2011 at PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. The test statistic used is the calculation of pearson correlation, path analysis, test determination coefficient, hypothesis test using t test to test partial and F test to test simultaneously, with a significant level of 5% and use to help of an application program of SPSS 16 for windows.
The results showed that the capital structure gave a significant negative effect on profitability. Partially, the capital structure is not significant positive effect to firm value and profitability is not significant positive effect to firm value. Simultaneously capital structure and profitability is not significant positive effect to firm value.
(46)
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia- Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH
STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK”. Tidak
lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.
Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi salah satu memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
Peneliti berusaha menyajikan skripsi ini sebaik mungkin, namun peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan dijadikan sebagai masukan yang berharga bagi peneliti guna memperbaiki dan menyempurnakan skripsi di masa yang akan datang.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmunya serta membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
(47)
vii
Ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Dosen Penguji 1 dalam skripsi ini, dan
selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si selaku Dosen Penguji 2 dalam skripsi ini.
5. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si selaku Dosen Wali pada Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
6. Bapak Oman Sukirman, SE., MM selaku Ketua Panitia Sidang.
7. Ibu Windi Novianti, SE., MM selaku Koordinator Pendaftaran Sidang.
8. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Staf secretariat (Teh Maya dan Teh Hanna)
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
9. Mamah dan Bapak tercinta dan tersayang terima kasih atas kasih sayang, do’a,
dukungan materi maupun non materi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kakakku Andi Akhmad Munggaran yang telah memberikan do’a dan dukungan
yang berharga selama ini kepada peneliti.
11. Sahabat terbaikku Eko Julianto, Janter Silaen, Rifki M Arifin, Muhammad Ihsan,
Beni Hermawan, Sugiarto Sukamto, dan Ebenius terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.
(48)
viii
12. Seluruh teman-teman kelas Mn-2 2008 dan Manajemen Keuangan 2008.
13. Teman-teman kostan Erik Wandi, Reza Meiriyadhi, Zulham Saptahadi, Rachmat
Surya yang telah menemani peneliti dalam suka dan duka selama di kostan,
14. Dan untuk semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada
peneliti.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta memperhatikan keterbatasan penguasaan ilmu dan waktu, segala ketidaktelitian dan kesalahan dalam penulisan skripsi. Untuk itu peneliti mengharapkan koreksi, masukan atau saran serta tanggapan dari semua pihak. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti sebagai pengalaman dan bagi pembaca.
Bandung, Agustus 2012 Peneliti,
Sandi Akhmad Solihin
(49)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACK ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8 1.2.2 Rumusan Masalah ... 9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9 1.3.2 Maksud Penelitian ... 9 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10 1.4 Kegunaan Penelitian ... 10 1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10 1.4.2 Kegunaan Akademis ... 11 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pusataka ... 13 2.1.1 Struktur Modal ... 13 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 13
(50)
x
2.1.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 14 2.1.1.3 Komponen-komponen Struktur Modal ... 18 2.1.1.4 Struktur Modal yang Optimum ... 22 2.1.2 Profitabilitas ... 23 2.1.2.1 Pengertian Profitabilitas ... 23 2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan... 24 2.1.2.3 Rasio Keuangan sebagai Analisis ... 26 2.1.2.4 Rasio Profitabilitas ... 27 2.1.3 Nilai Perusahaan... 29 2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan ... 29 2.1.3.2 Jenis-jenis Nilai ... 30 2.1.3.3 Penentuan Nilai Perusahaan ... 33 2.1.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ... 36 2.2 Kerangka Pemikiran ... 40 2.2.1 Keterkaitan antara Struktur Modal dengan Profitabailitas. .. 42 2.2.2 Keterkaitan antara Struktur Modal dengan Nilai
Perusahaan... 42 2.2.3 Keterkaitan antara Profitabilitas dengan Nilai Perusahaan .. 43 2.2.4 Keterkaitan antara Struktur Modal, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan... 44 2.3 Hipotesis ... 46
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 47
3.1 Objek Penelitian ... 47 3.2 Metode Penelitian... 47 3.2.1 Desain Penelitian ... 49 3.2.2 Operasional Variabel ... 52 3.2.3 Sumber Data Dan Teknik Penetuan Data ... 55 3.2.3.1 Sumber Data ... 55 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 55 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 57
(51)
xi
3.2.5 Rancangan analisis dan Pengujian Hipotesis ... 57 3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 57 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 73 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 73 4.1.1.1 Visi dan Misi PT. Telekomunkasi Indonesia Tbk ... 76 4.1.1.2 Logo Perusahaan ... 77 4.1.2 Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 78 4.1.3 Deskripsi Jabatan ... 81 4.1.4 Aspek Kegiatan Usaha PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 85 4.2 Analisi Deskriptif ... 94 4.2.1 Perkembangan Struktur Modal pada PT. Telekmunikasi Indonesia Tbk ... 94 4.2.2 Perkembangan Profitabilitas pada PT. Telekmunikasi Indonesia Tbk ... 97 4.2.3 Perkembangan Nilai Perusahaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ... 100 4.3 Analisis Verifikatif ... 103 4.3.1 Koefisien Korelasi Antara Struktur Modal, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan... 103 4.3.1.1 Pengujian Jalur Sub Struktur Pertama ... 110 4.3.1.2 Pengujian Jalur Sub Struktur Kedua ... 113 4.3.1.3 Pengujian Hipotesis ... 118
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 127 5.2 Saran ... 130
DAFTAR PUSTAKA ... 132
(52)
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Struktur Modal
2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting dalam
pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan karena harus
memaksimalkan profit bagi kepentingan modal sendiri dan keuntungan yang
diperoleh harus lebih besar dari pada biaya modal sebagai akibat dari penggunaan
struktur modal tertentu.
Menurut Bambang Riyanto (2008:22), menerangkan bahwa:
“Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.”
Adapun menurut Sutrisno (2009:217), menyatakan bahwa:
“Struktur modal adalah rasio total utang dengan total aktiva yang biasa
disebut rasio utang (debt ratio), mengukur persentase besarnya dana yang berasal dari utang”. Menurut Sutrisno (2009:255), besarnya struktur modal
mengindikasikan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan dibelanjai oleh
utang.Mengingat pendanaan tersebut adalah untuk membiayai setiap aktiva yang
dimiliki perusahaan. Sutrisno (2009:217), menerangkan bahwa:
“Rasio total utang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang
(53)
14
Total hutang Total aktiva
Adapun rumus untuk menghitung debt to asset ratio (debt ratio) adalah sebagai berikut:
Debt to Asset Ratio (debt ratio) = x 100 %
Sumber:Sutrisno (2009:217)
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio (debt ratio) merupakan perbandingan antara total utangdengan total aktiva yang dinyatakan dalam persentase.
Pengertian di atas mengandung arti bahwa konsep struktur modal
merupakan suatau konsep yang membicarakan komposisi bagaimana suatu
perusahaan dikenal baik dengan dengan modal sendiri maupun dengan modal
pinjaman. Suatu perusahaan yang dalam memenuhi kebutuhan dananya /
modalnya lebih mengutamakan pemenuhan modal yang bersumber dari dalam
perusahaan, maka akan mengurangi ketergantungan dari pihak luar, tetapi jika
kebutuhan modalnya semakin besar karena pertumbuhan perusahaan sedangkan
modal sendiri terbatas, maka perusahaan dapat menggunakan modal asing yang
berasal dari luar perusahaan. Penggunaan dari masing-masing jenis modal tersebut
akan memiliki pengaruh yang berbeda terhadap laba yang dihasilkan oleh
perusahaan.
2.1.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Bambang Riyanto (2008:297) struktur modal suatu perusahaan
(54)
15
1. Tingkat Bunga
Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah
sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat
bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah
perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi.
2. Stabilitas dari “Earning”
Satabilitas dari besarnya “earning” yang diperoleh oleh suatu perusahaan akan
menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan
beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan yang mempunyai “earning” yang stabil
akan selalu dapat memenuhi kebutuhan finansialnya sebagai akibat dari
penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai “earning”
tidak stabil dan “unpredictable” akan menanggung risiko tidak dapat membayar beban bunga atau tidak dapat mebayar angsuran-angsuran utangnya pada
tahun-tahun atau keadaan yang buruk.
3. Susunan dari Aktiva
Kebanyakan perusahaan industry di mana sebagian besar dari modalnya
tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan kebuthan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedang modal
asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan
adanya struktur finansiil konservatif yang horizontal yang menyatakan nahwa
besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva
(55)
16
4. Kadar Risiko dari Aktiva
Tingkat atau kadar risiko dari setiap aktiva di dalam perusahaan adalah tidak
sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu aktiva di dalam perusahaan,
makin besar derajat risikpnya. Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan yang tidak ada henti-hentinya, dalam artian ekonomis dapat
mempercepat tidak digunakannya suatu aktiva, meskipun dalam artian teknis
masih dapat digunakan.
5. Besarnya Jumlah Modal yang Dibutuhkan
Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan juga mempunyai pengaruhi terhadap
jenis modal yang akan ditarik. Apabila jumlah modal yang dibutuhkan sekiranya
dapat dipenuhi hanya dari satu sumber saja, maka tidaklah perlu mencari sumber
lain. Sebaliknya sapabila jumlah modal yang dibutuhkan adalah snagat besar,
sehingga tidak dapat dipenuhi dari satu sunber saja (misalnya dengan saham
biasa), maka perlulah dicari sumber lain (misalnya dengan saham preferen dan
obligasi).
6. Keadaan Pasar Modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya
gelombang konjungtur.Pada umumnya apabila gelombang meninggi (up-swing)
para investor lebuh tertarik untuk menanamkan modalnya dengan saham.
Berhubung dengan itu maka perusahaan dalam rangka usaha untuk mengeluarkan
(56)
17
7. Sifat Manajemen
Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam
pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Seorang
manajer yang bersifat optimis yang memandang masa depannya dengan cerah,
yang mempunyai keberanian untuk menanggung risiko yang besar (risk seeker), akan lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang
berasal dari hutang (debt financing) meskipun metode pembelanjaan dengan utang ini memberikan beban finansiil yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang
bersifat pesimis, yang serba takut untuk menanggung risiko (risk averter) akan lebih suka membelanjai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari
sumber intern atau dengan modal saham (equity financing) yang tidak mempunyai beban financial yang tetap.
8. Besarnya Suatu Perusahaan
Suatu perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas, setiap
perusahaan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap
kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil di mana
sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penanaman jumlah saham akan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya control pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada
perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani
mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai
(57)
18
2.1.1.3 Komponen-Komponen Struktur Modal
Menurut Bambang Riyanto (2008:240), struktur modal suatu perusahaan
secara umum terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Modal Sendiri
Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik
dantertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tentu lamanya. Oleh
karena itu, ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang
tidak tentu waktunya. Modal sendiri ialah keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Komponen dari modal sendiri di dalam suatuperusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari:
a. Modal Saham
Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam
suatuperseroan terbatas. Jenis-jenis modal saham terdiri dari :
1. Saham Biasa (Common Stock). Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, jika perusahaan tersebut mendapat
keuntungan.
2. Saham Preferen (Preferred Stock). Pemegang saham preferen mempunyai keistimewaan tertentu dibanding pemegang saham biasa. Pertama, dividen
dari saham preferen diambil terlebih dahulu barulah disediakan untuk
pemegang saham biasa. Kedua, apabila perusahaan dilikuidasi, maka
dalam pembagian kekayaan saham preferen didahulukan daripada saham
(58)
19
3. Saham Preferen Kumulatif (Cummulative Preferred Stock). Jenis saham ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya
hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada saham preferen kumulatif.
Dengan demikian pemegang saham kumulatif apabila tidak menerima
deviden selama beberapa waktu karena adanya kerugian, pemegang saham
jenis ini dikemudian hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan
berhak menuntut deviden yang tidak dibayarkan di waktu yang lalu.
b. Cadangan
Menurut Bambang Riyanto (2008:242), cadangan dimaksudkan sebagai
cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang dibentuk oleh perusahaan selama
beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (reserve that aresurplus). Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri antara lain:
1. Cadangan ekspansi
2. Cadangan modal kerja
3. Cadangan selisih kurs
4. Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang
tidakdiduga sebelumnya
c. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah keuntungan yang diperoleh oleh suatu
perusahaanyang tidak dibayarkan sebagai deviden. Dengan kata lain, laba ditahan
adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan yang tidak dibagikan sebagai
(59)
20
2. Utang Jangka Panjang
Menurut Bambang Riyanto (2008:238), mengemukakan bahwa:
“Modal asing atau utang jangka panjang adalah utang yang jangka
waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun.”
Utang jangka panjang ini pada umumnyadigunakan untuk membelanjai
perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasidari perusahaan, karena
kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Jenis atau
bentuk-bentuk utama dariutang jangka panjang ini antara lain:
1. Pinjaman Obligasi. Obligasi adalah pinjaman uang jangka panjang, dimana
debiturmengeluarkan surat pengakuan utang yang mempunyai nominal
tertentu. Jenis-jenis obligasi antara lain adalah:
a. Obligasi Biasa (Bonds). Obligasi biasa adalah obligasi yang bunganya tetap dibayar oleh debitur dalam waktu-waktu tertentu, dengan tidak
memandang apakah debitur memperoleh keuntungan atau tidak. Biasanya
coupon (bunga obligasi) dibayar dua kali setiap tahunnya.
b. Obligasi Pendapatan (Income Bonds). Income bonds adalah jenis obligasi dimana pembayaran bunga hanya dilakukan pada waktu debitur atau
perusahaan yang mengeluarkan surat obligasi tersebut mendapat
keuntungan. Tetapi kreditur memiliki hak kumulatif, artinya apabila pada
suatu tahun perusahaan menderita kerugiansehingga tidak dibayarkan
bunga, dan apabila ditahun kemudiannya perusahaan mendapat
keuntungan, maka kreditur berhak untuk menuntut bunga dari tahun yang
(60)
21
c. Obligasi Yang Dapat Ditukarkan (Convertible Bonds). Convertible bonds
adalah obligasi yang memberikan kesempatan kepada pemegang surat
obligasi tersebut untuk menukarkannya dengan saham dari perusahaan
yang bersangkutan. Dengan demikian, maka jenis obligasi ini
memungkinkan pemegangnya untuk mengubah statusnya, yaitu dari
kreditur menjadi pemilik.
2. Utang Hipotik (Mortgage)
Utang hipotik adalah pinjaman jangka panjang dimana pemberi uang
(kreditur) diberi hak hipotik terhadap suatu barang tidak bergerak, supaya bila
pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya, barang itu dapat dijual dandari hasil
penjualan tersebut dapat digunakan untuk menutup tagihannya.
Besaran jumlah utang jangka panjang akan berpengaruh terhadap baik
danburuknya struktur modal. Menurut Bambang Riyanto (2008:297), suatu
perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai
hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang beratpada perusahaan
yang bersangkutan.
Berkaitan dengan uraian tersebut, apabila hasil pengembalian yang
didanaidari utang tersebut tidak cukup memadai, maka beban bunga perusahaan
menjaditerlalu berat bahkan ketersediaan aktiva sebagai aktiva yang
harusdisediakan untuk operasi perusahaan akan berkurang karena harus
dijualuntuk menutupi utangnya. Hal ini akan mempengaruhi tingkat
profitabilitasperusahaan. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut dapat disimpulkan,
(61)
22
maka akansemakin besar pula risiko yang harus dihadapi oleh perusahaan, yaitu
kemungkinan terjadinya ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kembali
hutang jangka panjang beserta bunganya pada saat jatuh tempo.
2.1.1.4Struktur Modal yang Optimum
Pengambilan keputusan tentang sumber pendanaan yang tepat, yang terdiri
dari hutang dan modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva
perusahaan, sangat penting bagi perusahaan untuk mencapai keseimbangan
finansial. Menurut Bambang Riyanto (2008:14) suatu perusahaan dikatakan
dalam keadaan keseimbangan finansial, apabila perusahaan tersebut selama
menjalankan fungsinya tidak menghadapai gangguan finansial, yang disebabkan
adanya ketidakseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah
modal yang dibutuhkan. Keputusan dalam pemenuhan kebutuhan dana terkait
dengan penentuan jenis (kualitas) sumber dana yang akan digunakan, apakah
perusahaan akan menggunakan sumber ekstern yang berasal dari utang obligasi
atau pinjaman hipotik, atau menggunakan sumber dana dari modal sendiri. Oleh
karena itu, perlu adanya keseimbangan yang optimal antara kedua sumber dana
tersebut. Dalam keadaan bagaimanapun juga, perusahaan jangan mempunyai
jumlah utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri atau dengan kata
lain debt ratio jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (utang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya (modal sendiri). Bertitik
tolak dari teori tersebut, struktur modal yang optimal dapat dicapai apabila jumlah
(62)
23
komposisinya 1:1 atau 50% utang jangka panjang, dan 50% modal sendiri. Karena
besarnya biaya modal dan risiko yang dihadapi dari pendanaan ekstern tergantung
pada proporsi masing-masing sumber dana beserta biaya dari masing-masing
sumber dana tersebut.
Dalam hal ini, struktur modal yang optimum diharapkan mampu
meningkatkan nilai perusahaan melalui harga saham.Harga saham berkaitan
dengan deviden yang diharapkan. Perusahaan dengan laba yang tinggi, mampu
membayar deviden yang lebih tinggi, jadi selama tingkat utang yang lebih tinggi
menaikan laba per lembar saham, maka leverage dapat menaikan harga saham. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham
adalah struktur modal yang terbaik. Dalam kaitannya dengan struktur modal ini,
nilai perusahaan dapat diukur dengan harga saham atau biaya modal yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh sumber dana yang bersangkutan.
2.1.2 Profitabilitas
2.1.2.1 Pengertian Profitabilitas
Menurut Agus Sartono (2008:122) profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan
sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang
saham akan melihat keuntungan yang benar-benar akan diterima dalam bentuk
(63)
24
Menurut Eugene F.Brighamdan Joel F. Houston (2009:107),
menyatakan bahwa:“Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.”
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2008:304), mengemukakan bahwa:
“Profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.”
Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas
adalah mengukur kemampuan perusahaan atas laba yang dihasilkan dari berbagai
aktivitas perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan
oleh perusahaan.
2.1.2.2Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Bambang Riyanto (2008:330), jenis rasio menurut sumber dari
mana rasio tersebut dibuat, dapat dikelompokan menjadi:
1. Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Ratios). Rasio ini menghubungkan elemen-elemen yang ada pada neraca saja, seperti current ratio, cash ratio, debt to equity ratio, dan sebagainya.
2. Rasio-rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratios). Rasio ini menghubungkan elemen-elemen yang ada pada laporan laba rugi saja, seperti
(64)
25
3. Rasio-rasio antar laporan (Inter Statement Ratios). Rasio ini menghubungkan elemen-elemen yang ada pada dua laporan, neraca dan laba rugi, seperti return on investment, return on equity, asset turnover, dan lain sebagainya.
Berbagai jenis rasio berdasarkan tujuan penggunaan rasio yang
bersangkutan, banyak dikemukakan para ahli. Adapun jenis rasio menurut tujuan
penggunaan rasio tersebut, dapat dikelompokan menjadi:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang jangka pendeknya.
2. Rasio Leverage (Leverage Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya.
4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
5. Rasio Penilaian (Valuation Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya
modalnya.
6. Rasio Coverage (Coverage Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi pembayaran bunga.
7. Rasio Persediaan (Inventory Ratio). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaannya.
Dari keseluruhan jenis rasio yang ada, dalam penelitian ini penulis
(65)
26
rasio profitabilitas dapat menunjukan pengaruh gabungan dari likuiditas,
pengelolaan aktiva, dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi. Rasio
profitabilitas dapat mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat
diperoleh oleh perusahaan.
2.1.2.3Rasio Keuangan Sebagai Analisis
Rasio keuangan merupakan alat analisis dalam laporan keuangan, baik
analisis terhadap kekuatan, maupun kelemahan di bidang finansial yang tentunya
akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan
prospeknya di masa depan. Rasio keuangan dapat menganalisis atau memberikan
indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi
kewajibannya finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi
manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan struktur
modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham dapat tercapai. Untuk dapat melakukan analisis, diperlukan perhitungan
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio-rasio
keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca
saja, dalam laporan laba rugi, atau pada neraca dan laba rugi. Setiap analisis
keuangan bisa merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek
tertentu.
Menurut Bambang Riyanto (2008:329) mengemukakan bahwa “dalam
(66)
27
Laba Kotor Penjualan
EAT Penjualan
EBIT Penjualan
EAT Modal Sendiri
penganalisis keuangan memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.”
2.1.2.4Rasio Profitabilitas :
Berikut merupakan rasio-rasio profitabilitas menurut Sutrisno (2009:222)
1. Marjin Laba (Profit Margin). Merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.
Rumus yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:
GrossProfit Margin = x 100 %
Profit Margin = x 100 %
Net Profit Margin = x 100 %
2. Return on Equity. Rasio ini yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang
menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah
laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT.
(67)
28
3. Earning Per Share. Kadang-kadang pemilik juga menginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya. Earning per share
atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan
sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT.
Earning Per Share = x 100%
4. Return on Asset atau Return on Investment adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Dalam hal ini laba yang
dihasilkan adalah laba setelah bunga dan pajak atau EAT.
Return on Asset = x 100%
Sumber: Agus Sartono (2008:112)
Adapun indikator rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah return on asset (ROA). Peneliti menggunakan return on asset karena rasio ini dinilai sangat berguna didalam mengukur efektivitas penggunaan asset suatu
perusahaan. Return on asset dibiayai dari sumber pinjaman jangka panjang, ekuitas, dan utang jangka pendek dimana pembiayaan tersebut berkaitan dengan
struktur modal suatu perusahaan. Return on asset juga digunakan untuk menghitung pendapatan setelah pajak dan investasi aktiva dari semua sumber
finansial dalam kaitannya dengan keputusannya manajemen. Bila angka return on
EAT
Jumlah Lembar Saham
EAT Total Aktiva
(68)
29
asset tinggi maka akan membawa kepada keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan
meraih laba karena return on asset menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan.
2.1.3 Nilai Perusahaan
2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan
Pengertian nilai perusahaan menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti
(2002:7) menyatakan bahwa :
“Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon
pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perussahaan
semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan”
Sedangkan pengertian nilai perusahaan menurut Agus Sartono (2001:487)
menyatakan bahwa : “Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan
sebagai suatu bisnis yang beroperasi”.
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham
Gapensi,1996), Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang
saham juga tinggi. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan
oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
(69)
30
Memaksimumkan nilai perusahaan (atau harga saham) tidak identik
dengan memaksimumkan laba per lembar saham (earning per share, EPS). Hal ini karena disebabkan oleh :
1. Memaksimumkan EPS mungkin memusatkan pada EPS saat ini.
2. Memaksimumkan EPS mengabaikan nilai waktu uang.
3. Tidak memperhatikan faktor risiko.
Perusahaan mungkin memperoleh EPS yang tinggi pada saat ini, tetapi
apabila pertumbuhannya diharapkan rendah, maka dapat saja harga sahamnya
lebih rendah apabila dibandingkan dengan pearusahaan yang saat ini mempunyai
EPS yang lebih kecil. Dengan demkian memaksimumkan nilai perusahaan juga
tidak identik dengan memaksimumkan laba, apabila laba diartikan sebagai laba
akuntansi (yang bisa dilihat dalam laporan laba rugi perusahaan).
Sebaliknya memaksimumkan nilai perusahaan tidak identik dengan
memaksimumkan laba dalam perngertian ekonomi (economic profit). Hal ini disebabkan karena laba ekonomi diartikan sebagai jumlah kekayaan yang bias
dikonsumsikan tanpa membuat pemilik kekayaan tersebut menjadi lebih miskin.
2.1.3.2 Jenis-Jenis Nilai
Para akademis dan analis di bidang keuangan mengembangkan berbagai
konsep sebagai upaya memahami tingkah laku harga saham. Berikut beberapa
(70)
31
1. Nilai Ekonomi
Konsep ini berkaitan dasar suatau aktiva untuk memberikan aliran arus kas
sesudah pajak kepada yang memilikinya. Nilai ekonomi pada dasarnya merupakan
konsep pertukaran, nilai suatu barang didefinisikan sebagai jumlah kas yang ingin
diserahkan pembeli saat ini yaitunilai sekarangnya untuk dipertukarkan dengan
dengan suatu pola arus kass masa depan yang diharapkan. Nilai ekonomi
mendasari beberapa konsep umum nilai lainnya karena nilai ekonomi didasarkan
pada logika pertukaran yang snagat alami dalm penginvestasian dana.
2. Nilai Pasar
Nilai pasar sering disebut kurs, adalah harga yang terjadi dari proses tawar
menawar di pasar. Juga dikenal sebagai nilai pasar wajar, yatiu setiap aktiva atau
pengumpulan aktiva, pada saat diperdagangkan dalam pasar yang terorganisasi
atau diantara pihak-pihak swasta dalam suatu transaksi tanpa beban dan tanpa
paksaan.
3. Nilai Intrinsik
Merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan
nilai riil suatu saham senagai wakil dari nilai perusahaan.Maka nilai perusahaan
dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset,
melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan dikemudian hari.
4. Nilai Likuidasi
Nilai ini berkaitan dengan kondisi khusus mana kala suatu perusahaan
(71)
32
likudasi hanya dapat dipakaiuntuk kegunaan yang terbataas. Meskipun demikian,
nilai likudasi kadang-kadang dipergunakan dalam menilai aktiva dari perusahaan
yang belum diketahui untuk melaksanakan analisis perbandingan dalam penilaian
kredit. Nilai likuidasi bisa dihitung dengan cara yang sama dengan menghitung
nilai buku. Yaitu dari neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan
menjelang proses likuidasi.
5. Nilai Nominal
Nilai nominal lebih dikenal oleh banyak orang. Hal ini mungkin karena
besaran itu tercantum secara formal dalam anggaran dasar perusahaan, disebutkan
secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham
kolektif. Nilai nominal memiliki beberapa fungsi yuridis antara lain menunjukkan
jumlah nominal yang harus disetor pemegang saham dalam memenuhi
kewajibannya, juga memperlihatkan besarnya porsi kepemilikan seorang
pemegang saham.
6. Nilai Pemecahan
Konsep nilai pemecahan berkaitan dengan pengembalian (take over) dan
restrukturisasi aktivitas perusahaan. Dengan asumsi bahwa kombinasi nilai
ekonomi dari masing-masing segmen multi usaha melebihi nilai perusahaan
secara keseluruhan, karena manajemen masa lalu yang tidak caka ataupun
kesempatan-kesempatan saat ini yang tidak diketahui lebih awal, perusahaan
(72)
33
7. Nilai Reproduksi
Ini merupakan jumlah yang diperlukan untuk menggantikan aktiva tetap
yang sejenis. Nilai reproduksi pada kenyataan adalah salah satu dari beberapa
tolak ukur yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai perusahaan yangmasih
berjalan.Penetapan nilai reproduksi adalah suatu estimasi yang sebagian besar
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan teknik.
8. Nilai Berkelanjutan
Ini merupakan penerapan dari nilai ekonomi perusahaan yang masih
berjalan diharapkan menghasilkan rangkaian arus kas dimana pembeli harus
menilai untuk memperkirakan harga dari perusahaan tersebut secara keseluruhan.
2.1.3.3 Penentuan Nilai Perusahaan
Nilai dari suatu perusahaan tidak hanya bergantung pada kemampuan
menghasilkan arus kas tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan
keuangan perusahaan yang diambil alih.
Menurut Arthur J Keown, at al (2000:849) menyatakan bahwa terdapat
beberapa alternative untuk menilai perusahaan diantaranya adalah :
1. Price Book Value
Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan pada manajemen
dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.
PBV = ℎ
(73)
34
2. Nilai Buku
Secara sederhana bisa dihitung dengan cara membagi selisih antara total
aktiva dengan total hutang dengan jumlah saham yang beredar.
Dalam bentuk formula bias ditulis :
= Total Aktiva − Total Hutang Jumlah saham yang Beredar
Nilai buku tidak meghitung nilai pasar dari suatu perusahaan secara
keseluruhan karena didasarkan pada data historis yang ada di dalam perusahaan
Indikator-indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah.
3. PER (Price Earning Ratio)
Menurut Mohammad Usman, (2001) dalam Malla Bahagia, (2008) PER
yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham
perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham.
Rumus yang digunakan adalah :
./0 = . ℎ
. ℎ
4. Enterprise Value
Dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep
penting bagi investor, karena enterprise value merupakan indikator bagaimana
pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Hal ini karena dalam perhitungan
enterprise value dimasukan juga faktor-faktor yang tidak dimasukan dalam
(74)
35
5. Price Earning ratio Method
Alternatif ini memerlukan informasi mengenai proyeksi futures earning
perusahaan, expected return for equity investement, expected return on investment
dan historical price earning ratio dan kemudian dibandingkan dengan rata-rata industrinya.
6. Discounted cashflow Approach
Melalui cara ini penilai akan mendiskontokan expected cashflow dan membandingkannya dengan market value perusahaan.
7. Nilai Appraisal
Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal
independent.Nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Nilai
appraisal suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam
hubungannya dengan metode penelitian yang lain.
8. Nilai Pasar Saham
Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal
adalah pendekatan ini untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis.
Pendekatan nilai adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai
perusahaan besar dan sering juga digunakan untuk menentukan harga perusahaan.
9. Nilai Chop-Shop
Pendekatan ini diperkenalkan pertama kali oleh Dean Lebaron dan
Lawrence Speidell of Batterymarch Management. Secara khusus menekankan
(1)
70
H02 : ρyx2 = 0, profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
H12 : ρyx2 ≠ 0, profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan PT.
Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Statistik uji diatas mengikuti distribusi t dari ttabel dengan tingkat signifikasi 0.05. Dimana α adalah 0,05/2 dan v adalah n-k-1. Dengan Kriteria dari pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut :
Apabila thitung positif (+) maka :
a. thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya signifikan. b. thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya tidak signifikan. Apabila thitung negatif (-) maka :
a. thitung > ttabel maka H0 diterima, artinya tidak signifikan. b. thitung < ttabel maka H0 ditolak, artinya signifikan.
Setelah dilakukan perhitungan koefisien jalur untuk sub struktur kedua, maka selanjutnya dilakukan peerhitungan besar pengaruh masing-maing variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y sebagai berikut::
1. Pengaruh variabel X1 terhadap variabel Y :
Pengaruh X1 terhadap Y secara langsung= PYX1 ×PYX1 = ……
Penagruh Tidak langsung X1 terhadap Y =PYX1 × rX1X2 × Pyx2 = …... +
Pengaruh Total = …….
2. Pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y :
(2)
Pengaruh Tidak la Pengaruh Total
1. Menggambarkan
Berikut merupak simultan.
D
Berikut ini gamb H0 secara parsial
Daera
langsung X2 Terhadap Y=PYX2 × rX1X2 × Pyx2
an Daerah Penerimaan dan Penolakan
akan gambar daerah penerimaan dan penol
Gambar 3.4
Daerah penerimaan dan penolakan H0 seca
bar yang memperlihatkan daerah penerimaan d ial.
Gambar 3.5
rah penerimaan dan penolakan H0 secara pa
= ……+ = …….
olakan H0 secara
cara simultan
n dan penolakan
(3)
72
2. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung di daerah penolakan (penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisien regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannnya, struktur modal dan profitabilitas berpengaruh (tidak berpengaruh) terhadap nilai perusahaan. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0.05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal inin menunjukkan adaya (tidak adanya pengaruh) yang signifikan antar dua variabel tersebut.
(4)
132
Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPEE.
Agus Sartono. (2008). Manajemen Keuangan, Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, Cetakan Kedua. Yogyakarta: BPEE.
Anup Chowdury, S. P. (2010). Impact of Capital Structure on firms value : Business and Economic Horizons Vol. 3, Issue 3, October 2010 , 111-122.
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Bambang Sugeng. (2009). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia. Jurnal ekonomi Bisnis Tahun 14 Nomor 1 Maret 2009 , 37-48.
Brigham, G. (2001). Dasar-dasar Mnajmene Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. David Sokardi Kodrat, C. H. (2009). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Gitosudarmo, Indriyono, dan M.M Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Husein Umar. (2005). Metode Peneletian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Kusnendi. (2005). Konsep dan Aplikasi Model Persamaan Struktur (SEM) dengan Program Lisrel 8. Bandung: JPE UPI.
Lailatul Amanah. (2007). Analisis Struktur Modal Dan Nilai Perusahaan Yang Diukur Dengan Tobins'q. Ekuitas Vol. 11 No. 2 Maret 2007 , 255-268. Masdar Mas'ud. (2009). Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal Serta Dampaknya
Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 7 No. 1 Februari 2009 , 11.
(5)
133
Murdad, A. A. (2008). Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Ekonomi. Prospek, Vol 1 No. 2 Juni 2008 , 23-36.
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28367/4/Chapter%20II.pdf
Riduwan, E. A. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis. Bandung:Alfabeta.
Suad Husnan, Pudjiastuti. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Susan Irawati. (2006). Manajemen Keuangan Cetakan Kesatu. Bandung: Pustaka. Taswan. (2006). Manajmene Perbankan : Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Teddy Chandra. (2007). Pengaruh Struktur Modal terhadap Produktivitas Aktiva. Kinerja Keuangan, dan Nilai Perusahaan. Arthavidya Tahun 8 Nomor 2, Juni 2007 , 201-208.
Umi Narimawati. (2008). Analisis Multifariat Untuk Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Umi Narimawti., Sri Dewi. Linna Ismawati. (2010). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.
www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=buku%20soliha%20dan%20taswan%202002 source=web&cd=9&ved=0CFwQFjAI&url=http%3A%2F%2Fwww.library.u pnvj.ac.id%2Fpdf%2F2s1manajemen%2F206112087%2Fbab2.pdf&ei=gBqV T62SLZCIrAfvnNyQBQ&usg=AFQjCNHMDzqjNi7QIhKSGPB6aXgbNEO eE
(6)
Nama Lengkap : Sandi Akhmad Solihin Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Cianjur, 14 Mei 1990
Usia : 22 tahun
Berat /Tinggi badan : 68 kg/178 cm
Hobby : Olahraga
Status : Belum Menikah
Alamat : Kp. Cisalak Tengah RT 02/03 Desa Cisalak Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur 43262. No. Telepon : 085723153724
PENDIDIKAN FORMAL
SD Negeri Mayak 1 Cibeber – Cianjur 1996 - 2002
SMP Negeri 2 Cibeber – Cianjur 2002 - 2005
SMA Negeri 1 Cibeber – Cianjur 2005 - 2008