18
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang be judul “Optimasi Kadar Piroksikam dalam Sediaan Hidrogel sebagai Scarless Wound pada Luka Eksisi Tikus galur Wistar
” ini te masuk ekspe imental murni sederhana dengan rancangan acak lengkap pola searah.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah daya pengurangan pembentukan parut luka parameter: diameter kolagen baru.
3.2.2 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi piroksikam dalam sediaan hidrogel scarless wound.
3.2.3 Variabel Pengacau
3.2.3.1 Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali pada penelitian
ini adalah berat badan tikus, galur tikus, jenis kelamin tikus, dan asupan gizi tikus. 3.2.3.2
Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali pada
penelitian ini adalah kondisi patologis hewan uji tikus.
3.2.4 Definisi Operasional
3.2.4.1 Parut luka. Parut luka ialah jaringan yang terbentuk dari hasil proses
penyembuhan luka akibat fase inflamasi. 3.2.4.2
Uji Hispatologi. Suatu pengamatan kulit tikus menggunakan mikroskop cahaya dengan adanya bantuan zat pewarna tertentu.
3.2.4.3
Kadar piroksikam. Konsentrasi piroksikam sebesar 1,25 g; 2,5 g; dan 5 g. 3.2.4.4
Sediaan hidrogel. Sediaan topikal menggunakan basis carbopol, CMC-Na
dan Ca-alginat dengan pelarut akuades.
3.3 Bahan Penelitian
3.3.1 Subjek Penelitian
3.3.1.1 Populasi. Populasi pada penelitian ini adalah tikus putih Rattus norvegicus
jantan galur Wistar dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3.3.1.2 Sampel. Sampel pada penelitian ini adalah 3 ekor tikus putih Rattus
norvegicus jantan galur Wistar berumur 2 bulan dari Laboratorium Imono Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang memiliki berat badan 150-180 g.
3.3.2 Bahan Penelitian
Piroksikam sebagai zat aktif. Kalium sorbat dan asam borat digunakan sebagai pengawet. Carbopol, CMC-Na dan Ca-alginat sebagai gelling agent. Gliserol sebagai
humektan. TEA digunakan untuk meningkatkan pH. Akuades sebagai pelarut. Etanol 96 sebagai kosolven. Etanol 70 digunakan dalam sterilisasi ruangan. Nutrien
19 Agar Oxoid sebagai media dalam uji sterilitas, ketamine digunakan untuk anastesi
dan euthanasia, krim depilatory untuk mencukur bulu tikus, formalin 10 sebagai pengawet jaringan kulit. Larutan Harris Hematoxylin, larutan acid alcohol, larutan
ammonium, larutan stok Eosin alcohol 1 dan larutan working Eosin digunakan dalam uji histopatologi.
3.4 Alat Penelitian
Beaker glass, stirrer, mortir, stamper, labu ukur, batang pengaduk, pipet tetes, plastic wrap, kapas, ose, spuit injeksi, pinset, kaca bundar, object glass, corong, alumunium foil,
gunting, scalpel, blade, mikroskop cahaya, biopsy punch.
3.5 Tata Cara Penelitian
Gambar 1. Skema penelitian 3.5.1
Sterilitasi ruangan
Proses sterilisasi 24 jam sebelum melakukan proses gel scarless wound dengan membersihkan ruangan menggunakan etanol 70 termasuk sudut-sudut dan lantai
ruangan. Lampu UV dalam LAF dinyalakan selama 24 jam. 3.5.2
Sterilisasi tube
Sterilisasi ini dilakukan dengan mencuci tube menggunakan etanol 70, bersamaan dengan plastik filling gel yang dibiarkan di bawah sinar UV pada LAF selama 24 jam
bersamaan dengan proses sterilisasi ruangan. Sterilisasi
ruangan tube
Pembuatan hidrogel
scarless wound Uji sifat fisika-
kimia hidrogel scarless wound
Uji sterilitas hidrogel
scarless wound
Perlakuan: 1. Pemberian luka
pada tikus 2. Pemberian hidrogel
scarless wound Pengukuran
wound closure
Uji histopatologi- Pengecatan
Hematoxylin-
Eosin HE