Tinjauan Pelaksanaan Cold Chain System Pada Gudang Barang Jadi Sebagai Penunjang Kegiatan Pemasaran PT. Bio Farma (Persero) Bandung

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kerja Praktek dilaksanakan karena diambilnya mata kuliah kerja praktek pada jurusan Program Studi Manajemen Program Strata I Universitas Komputer Indonesia. Sedangkan untuk tempat pelaksanaan kerja praktek itu sendiri adalah instansi atau perusahaan yang sesuai dengan keinginan mahasiswa/i yang bersangkutan.

Dengan demikian pada akhir semester VI penulis mengajukan surat keterangan pengajuan kerja praktek dari seketariat jurusan Program Studi Manajemen untuk di ajukan pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh sidang akhir sarjana.

Saat ini hampir 80% anak di dunia secara rutin mendapatkan imunisasi untuk mencegah penularan 6 penyakit infeksi pada awal kehidupan manusia, yaitu polio, difteri, tetanus, pertusis, hepatisis b, dan tuberculosis.

Kendati upaya ini mampu menyelamatkan jutaan jiwa setiap tahunnya, namun tetap saja masih ada anak bayi yang meninggal akibat penyakit tersebut, terutama di negara miskin dan negara dengan derajat kesehatan yang termasuk rendah.


(2)

Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan akan vaksin tetap sangat besar dalam upaya pemberantasan penyakit dan mengontrol penyebaran penyakit menular di seluruh dunia.

Agar vaksin-vaksin itu dapat diberikan kepada anak-anak yang membutuhkannya, dibutuhkan rangkaian perusahaan yang sempurna. Salah satu yang masuk ke dalamnya adalah pemasaran.

Pemasaran adalah suatu kegiatan yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena merupakan sebuah factor penting yang bermula dan berakhir untuk kebutuhan konsumen. Banyak cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan guna mencapai target tersebut. Antara lain adalah menjaga kualitas Cold Chain Sytem yang ada pada PT. Bio Farma.

Cold Chain System adalah proses pendinginan pada serum dan sera yang berkesinambungan hingga sampai ditangan konsumen. Cold Chain juga sering disebut ”rantai dingin”. Dari sebutan itu, orang awam sekalipun dapat dengan mudah mengerti arti Cold Chain System.

PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah satu-satunya industri biologi yang memproduksi vaksin dan sera di Indonesia, juga salah satu dari beberapa produsen dunia yang telah mendapatkan perkualifikasi dari WHO terutama untuk vaksin-vaksin yang tergolong dalam Expanded Program on Immunization (EPI). Akibatnya, vaksin-vaksin ini tidak hanya digunakan untuk program imunisasi nasional saja, bahkan telah lulus hingga 100 negara.

PT. Bio Farma (Persero) membutuhkan adanya penanganan Cold Chain System yang handal. Tanpa penangan yang baik dan benar, serum dan sera yang


(3)

ada dapat mengalami kerusakan. Serum dan sera sangat sensitif terhadap suhu udara disekitarnya. suhu yang diterima oleh serum dan sera haruslah stabil, tidak boleh berubah-ubah. Karena hal itu dapat menurunkan kualitas dari serum dan sera tersebut. Setiap serum juga memiliki batas maksimum dan minimun suhu yang bisa diterima.

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian terhadap PT. Bio Farma (Persero) Bandung dengan judul : “ Tinjauan Pelaksanaan Cold Chain System pada Gudang Barang Jadi Sebagai Penunjang Kegiatan Pemasaran PT. Bio Farma (Persero) Bandung”

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Maksud dan tujuan penulis melakukan kerja praktek ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan Cold Chain System pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang digunakan untuk menyusun laporan Kerja Praktek.

Adapun tujuan dari laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Cold Chain System sebagai penunjang pemasaran pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan Cold Chain System sebagai penunjang pemasaran PT. Bio Farma (Persero) Bandung.

3. Untuk mengetahui hambatan – hambatan dan solusinya yang dihadapi dalam pelaksanaan Cold Chain pada PT. Bio Farma (Persero).


(4)

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Selain memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun Laporan Kerja Praktek ini, Kerja Praktek ini diharapkan dapat memberikan informasi – informasi yang hasilnya dapat memberikan manfaat antara lain.

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat memperoleh kajian ilmu pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan. Selain itu, kerja praktek ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang seluk beluk perusahaan yang di dalamnya terdapat hal – hal yang berkaitan dengan semua teori yang dipelajari penulis

2. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat menambah wawasan bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi rekan – rekan mahasiswa lain tentang Cold Chain System yang salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan volume penjualan di suatu perusahaan, khususnya PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang di dalamnya terdapat banyak informasi mengenai hal – hal yang berkaitan dengan Cold Chain System.

3. Bagi perusahaan

Diharapkan dengan adanya kegiatan kerja praktek ini dapat membantu memberikan jalan keluar bagi pihak perusahaan dalam mengatasi hambatan – hambatan yang dirasakan oleh perusahaan, supaya aktivitas perusahaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.


(5)

1.4 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

1. Lokasi kerja praktek

Kuliah kerja praktek yang penulis lakukan di PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang bertempat di wilayah Jawa Barat tepatnya di Jln. Pasteur No. 28 Bandung 40161, Indonesia. P.O. BOX 1136. Phone (022) 2033755, Fax (022) 2041306. Website : http://www.biofarma.co.id dan mail@biovarma.co.id .

2 Waktu kerja praktek

Mulai tanggal 12 Juli 2010 sampai dengan 12 Agustus 2010, setiap hari Senin sampai Jum’at mulai pukul 07.00-16.00 WIB.


(6)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan 2.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang beralamat di Jl. Pasteur No. 28 Bandung adalah Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) yang bergerak dalam usaha produk biologi, yaitu memproduksi vaksin dan serum dan berada di bawah Kementrian Negara BUMN.

Bio Farma adalah adalah satu-satunya industri biologi yang memproduksi vaksin dan sera di indonesia, juga salah satu dari beberapa produsen dunia yang telah mendapatkan perkualifikasi dari WHO terutama untuk vaksin-vaksin yang tergolong dalam Expanded Program on Immunization (EPI). Akibatnya, vaksin-vaksin ini tidak hanya digunakan untuk program imunisasi nasional saja, bahkan telah lulus hingga 100 negara.

Sekalipun di tengah kondisi perekonomian yang sampai saat ini masih kurang menguntungkan, PT. Bio Farma (Persero) Bandung sebagai produsen vaksin yang telah berusia lebih satu abad, hingga kini mampu menunjukan kinerja yang membanggakan. Terbukti bahwa kebutuhan vaksin untuk program imunisasi pemerintah seluruhnya dapat dipenuhi. Bahkan keadaan keuangan yang mapan juga telah dibuktikan PT Bio Farma (Persero) dengan senantiasa membukukan keuntungan yang cukup signivikan.


(7)

Sejarah panjang PT. Bio Farma (Persero) Bandung, yang pada tanggal 6 Agustus 2010 merayakan ulang tahun ke-120, adalah aset yang tak ternilai terhadap eksistensi Bio Farma saat ini.

Sejak berdirinya hingga sekarang PT. Bio Farma (Persero) telah banyak mengalami perubahan selama perkembangannya. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan tahapan perkembangan PT. Bio Farma (Persero) sebagai berikut:

Milestone Sejarah PT. BIO FARMA (PERSERO) • Periode 1890 – 1894

Tanggal dikeluarkannya Surat Keputusan Pemerintahan Hindia Belanda, 6 Agustus 1890 tetang pendirian Parc Vaccinogen atau Landskoepok Inrichting di rumah sakit tentara Weltervren – Batavia, merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan Vaksin dan sera di Indonesia.

• Periode 1895 – 1901

Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, lembaga ini berubah menjadi Parc Vaccinogen Instituut Pasteur.

• Periode 1902 – 1941

Setelah tahun 1923 menempati gedung barunya di Jln. Pasteur nomor 28 Bandung. Lembaga ini kembali mengubah nama menjadi Landkoepok Inriching en Institut Pasteur dan tahun 1924 – 1942 dipimpin oleh L. Otten.


(8)

• Periode 1942 – 1945

Pada saat Jepang berkuasa, nama lembaga diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo dan kegiatannya dipusatkan di Gedung Cacar dan Lembaga Pasteur Bandung yang dipimpin oleh Kikuo Kurauchi.

• Periode 1946 – 1949

Kegiatan lembaga ini berpindah ke Klaten Jawa Tengah. Selama Bandung diduduki Belanda, sehingga Bandung Boeki Kenkyushoo kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inrichting en Institut Pateur. Pada periode ini lembaga dipimpin oleh R. M. Sardjito (1945 – 1946) dan beliau merupakan oranng Indonesia pertama yang memimpin lembaga ini.

• Periode 1950 – 1954

Gedung cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat beroperasi dan berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera.

• Periode 1955 – 1960

Seiring dengan terjadinya nasionalisasi berbagai perusahaan milik pemerintah Belanda, pemerintah Indonesia pada saat itu mengubah Landskoepok Inrichting en Institut Pasteur menjadi Perusahaan Negara Pasteur.

• Periode 1961 – 1977

Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961 (Lembaga Negara Tahun 1961 No. 101), perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi Perusahaan


(9)

Negara Bio Farma. • Periode 1978 – 1996

Setelah melalui penelitian dan penilaian, bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma dengan Peraturan Pemerintah RI no. 26 tahun 1978. Periode itu Prof. Dr. Konosuke Fukai telah mengawali upaya transfer teknologi produksi Vaksin Polio dan Campak. • Periode 1997 – Sekarang

Setelah hampir dua puluh tahun berstatus sebagai Perum, melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang selanjutnya dikenal sebagai PT. Bio Farma (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara Perublik Indonesia.

2.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun visi dari perusahaan ini adalah menjadi produsen vaksin dan sera yang berdaya saing global. Sedangkan misi dari perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Memproduksi dan menyediakan vaksin dan sera yang berkualitas internasional untuk kebutuhan Pemerintah dalam rangka program imunisasi nasional, swasta nasional, regional dan internasional.

2. Mengelola Perusahaan agar tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan dengan menetapkan prinsip-prinsip good corporate governance.


(10)

3. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.

2.1.3 Tujuan Perusahaan

Maksud dan tujuan perusahaan adalah menyelenggarakan usaha di bidang produksi biologi dan farmasi dalam arti yang seluas-luasnya yang bertujuan untuk memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan dengan tetap melaksanakan program kesehatan yang mengutamakan kemampuan umum lain yang ditetapkan oleh pemegang saham.

Disamping itu, sesuai dengan visi dan misi tersebut, PT. Bio Farma (Persero) mengerahkan segenap kemampuannya untuk meraih tujuan perusahaan yaitu :

1. Menjadi perusahaan yang memiliki kinerja yang baik, ditinjau dari aspek keuangan, pelanggan, proses internal, organisasi, dan sumber daya manusia. 2. Sumber pendapatan, artinya perusahaan diharapkan dapat memainkan peran

sebagai sumber pendapatan .

3. Meningkatkan produksi yang berkualitas internasional.

4. Memberikan nilai yang tinggi untuk produk kepada pelanggan.


(11)

2.2 Stuktur Organisasi

Dibawah ini adalah gambar struktur organisasi di direktorat pemasaran PT. Bio Farma (Persero) Bandung, sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PEMASARAN PT BIO FARMA (PERSERO) BANDUNG

Pada penerapan struktur organisasi di lingkungan PT Bio Farma (Persero) Bandung terbentuk garis penghubung sebagai tanda atau gambaran tentang adanya hubungan kerja antara satu bagian dengan bagian lainnya, di mana wewenang dari pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan organisasi dibawahnya untuk semua bidang pekerjaan. DIVISI PELAYANAN JASA DIVISI PENJUALAN DALAM NEGRI DIVISI PENUNJANG PEMASARAN DIVISI PEMASARAN EKSPORT DIREKTUR PEMASARAN Bagian Pemasaran Sektor Swasra Bagian Pemasaran Sektor Pemerintah Bagian Pemasaran Produk Lain Bagian Promosi Bagian Manajemen Produk Bagian Distribusi Bagian Pemasaran Eksport Institusi Bagian Pemasaran Eksport Umum Sie Pen jualan Sie Admi nistrasi Pen jualan Sie Admi nistrasi Pen jualan Sie Admi nistrasi Pen jualan Sie Pen jualan Sie Pen jualan Sie Promo si Lang sung Sie Promosi Tidak Langsung Sie Stok Barang Jadi Sie Pengiri man Sie Eksport Intitusi Sie Adminis trasi Eksport Intitusi Sie Adminis Trasi Eksport Umum Sie Administrasi Penjualan Eksport Umum


(12)

2.3 Deskripsi Jabatan

Dibawah ini adalah uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian distribusi di direktorat pemasaran tempat penulis melakukan kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Kepala Bagian Distribusi Tugas :

a. Menyusun rencana distribusi tahunan, bulanan, mingguan. b. Mengkoordinir aktivitas dari tiap seksi yang dibawahinya.

c. Memantau dan mengupayakan tingkat pencapaian pendistribusian yang dilakukan.

d. Melaksanakan dan menjabarkan kebijakan dari divisi pemasaran.

e. Membantu ketersediaan stok barang jadi dan mengatur jadwal pendistribusian.

f. Memonitoring ke daerah-daerah si seluruh provinsi di Indonesia untuk kelancaran pendistribusian vaksin dan serum untuk program pemerintah. g. Memantau kesiapan stok gudang barang jadi untuk kelancaran kegiatan

pendistribusian yang akan dilakukan.

h. Menyusun jadwal pengiriman atas dasar pola perminaan dari program pemerintah dan dari non pemerintah.

i. Memeriksa dan menandatangani laporan mingguan tentang pengiriman dan persediaan dari seluruh hasil produksi untuk dilaporkan kepada kepala divisi penunjang pemasaran atau direktur pemasaran.


(13)

Wewenang :

a. Memeriksa dan menyetujui kartu absensi dan lembur karyawan di bagian distribusi.

b. Memberikan peringatan lisan kepada karyawan di bagian distribusi yang melanggar ketentuan-ketentuan disiplin kerja yang berlaku.

c. Memberikan penilaian kepada karyawan di bagian distribusi, bila perlu memberikan usulan kepada kepala divisi penunjang pemasaran untuk promosi.

d. Merencanakan perbaikan-perbaikan dari sistem yang pernah ada, guna kelancaran proses pendistribusian.

e. Menyetujiu bon permintaan, perintah pengiriman, surat pengantar pengiriman, bon perbaikan, bon pembelian, dan korespondensi.

f. Memberikan otorisasi atas dokumen atau laporan sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.

Tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab pada kelancaran pendistribusian seluruh hasil produksi dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Menyelesaikan seluruh tugan yang telah diberikan oleh atasan dengan baik.

c. Memperhatikan segala kebijakan direksi dan ketentuan direktur pemasaran.

2. Kepala Seksi Stok Barang Jadi


(14)

1. Membuat bon permintaan barang ke bagian produksi untuk kebutuhan permintaan maupun non permintaan.

2. Mengerjakan pengadmistrasian untuk penerimaan dan pengeluaran vaksin dan serum.

3. Menyusun kebutuhan dengan kepala seksi pengiriman untuk memberikan informasi ke bagian produksi.

4. Melakukan koordinasi dengan kepala seksi pengiriman untuk memberikan informasi mengenai stok vaksin dan serum serta waktu kadaluarsanya. 5. Membuat laporan mingguan stok gudang kepada kepala bagian. Wewenang :

1. Mengatur pembagian tugas pelaksanaan seksi gudang barang jadi.

2. Memonitor dan mengusulkan hasil kerja staf di seksinya bilamana melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan disiplin kerja. 3. Mengusulkan ide-ide baru kepada kepala bagian distribusi untuk

menunjang perbaikan-perbaikan yang mungkin dilakukan di seksi stok barang jadi.

Tanggung jawab :

1. Bertanggung jawab atas kelancaran ketersediaan stok barang jadi sesuai dengan kebutuhan baik itu untuk program pemerintah maupun non pemerintah.

2. Bertanggung jawab atas dipatuhinya kebijakan dari direksi dan ketentuan dari direksi dan ketentuan dari direktur pemasaran oleh staf di seksinya.


(15)

Tugas :

a. Koordinasi dengan kepala seksi stok barang jadi untuk kebutuhan vaksin dan serum yang akan didistribusikan

b. Koordinasi dengan perusahaan angkutan untuk pendistribusiannya. c. Koordinasi dengan tenaga pelaksana untuk pelaksanaan pengepakan. d. Memberikan data-data kepada bagian distribusi untuk selanjutnya

dipergunakan untuk menyusun jadwal pengiriman vaksin dan serum baik mingguan maupun bulanan bersama-sama dengan kepala bagian distribusi.

e. Mengawasi dan memerikasa pengadministrasian dari pengiriman vaksin dan serum.

f. Menyusun kebutuhan bahan untuk pengepakan. Wewenang :

a. Mengatur pembagian tugas kerja kepada tenaga pelaksana yang ada di deksi pengiriman.

b. Memonitor hasil kerja staf di seksinya dan mengusulkan kepada kepala bagian distribusi untuk promosi dan demosi.

c. Mengusulkan ide-ide baru kepada kepala bagian distribusi untuk menunjang perbaikan-perbaikan bilamana dipandang perlu.

Tanggung jawab :

a. Bertanggung jawab atas kelancaran pengiriman vaksin dan serum baik itu untuk sektor pemerintah maupun non pemerintah.


(16)

b. Bertanggung jawab atas dipatuhinya kebijakan dari direksi dan ketentuan dari direktur pemasaran oleh staf di direksinya.

4. Pelasana di bidang distribusi Tugas :

a. Melaksanakan proses pengepakan dan pengiriman produk.

b. Menjaga dan melaksanakan pekerjaan kebersihan di lingkungan direktorat pemasaran.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero) Bandung adalah sebagai berikut :

1. Penggadaan produk biologi dan farmasi.

2. Perdagangan dan distribusi produk-produk biologi dan farmasi.

3. Melakukan penelitian produk biologi dan farmasi baik yang dilakukan sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain, dikaitkan dengan penyakit menular di masa mendatang.

4. Melakukan pengawasan mutu dan pengembangan produk biologi dan farmasi. 5. Memproduksi jenis-jenis produk biologi dan farmasi khusus lainnya yang

ditugaskan oleh Mentri Kesehatan.

6. Laboraturium kesehatan masyarakat yang meliputi kegiatan pemeriksaan/isolasi mikro organisma, dianosa, serta pengamatan penyakit menular pada masyarakat.


(17)

PT Bio Farma (Persero) Bandung sendiri dalam kegiatan produksinya menjadi empat jenis yang berbeda yaitu vaksin, serum, diagnostika, dan reagensia. Dimana tiap jenis produk ini masih dibagi lagi menjadi beberapa produk yang berbeda. Berikut ini adalah pembagian tiap produk yang dihasilkan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung :

Tabel 2.1

Produk Vaksin dan Serum

NO PRODUK JENIS

1. VAKSIN a. Vaksin Bacterial (Bacterial Vaccines) o Vaksin BCG Kering.

o Vaksin Jerap Difteri Tetanus.

o Vaksin Jerap Difteri Tetanus Pertusus. o Vaksin Tetanus.

o Vaksin Difteri Tetanus. b. Vaksin Virus (Viral Vaccines)

o Vaksin Polio Oral (20 dosis). o Vaksin Polio Oral (19 dosis). o Vaksin Campak Kering.

o Vaksin Hepatitis B Rekombinan.

o Vaksin Hepatitis B Rekombinan (Uniject). o Vaksin Rabies Kering untuk Manusia. SERUM a. Serum Anti Difteri.


(18)

b. Serum Anti Tetanus.

c. Serum Anti Bisa Ular Polivalen. d. Serum Anti Rabies.

3. DIASNOSTIKA a. PPD (Purifed Protein Derivative) b. Blood grouping sera.

c. Sera Diagnostik.

d. Bacterial Suspension (Antigen Widal) 4. REAGENSIA a. Asam Klorida 0,1N.

b. Asam Sulfosalisilat 20%. c. Larutan Benedict.

d. Larutan Eosin 2%.

e. Larutan Giemza dalam Methamol. f. Methanol.

g. Larutan Gabbet. h. Larutan Turk.

i. Larutan Carbol Fuchsin. j. Larutan Acid Alcohol. k. Mitilen Blue Countrer Stain.


(19)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Salah satu faktor kunci dari keberhasilan suatu bisnis dan merupakan inti dari suatu akifitas bisnis adalah pemasaran. Pemasaran menurut Djaslim Saladin (2003:1) adalah suatu system total dari kegiatan yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai target pasar sasaran serta tujuan perusahaan.

Basu Swastha menedinisikan bauran pemasaran sebagai kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni : produk, harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi.

Cold Chain System pada perusahaan memegang peranan yang sangat penting. Karena menyangkut mutu produk atau serum yang telah di produksi. Bila cold chain system tidak berjalan dengan baik, bisa dipastikan kualitas serum bisa menurun bahkan rusak. Serum yang telah rusak tidak dapat digunakan lagi dan sebaiknya segera dimusnahkan. Agar tidak disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab.

Serum yang diproduksi PT. Bio Farma sangat sensitif terhadap suhu luar. Oleh karena ini penangannya juga harus ekstra hati-hati. Serum tidaklah sama dengan produk obat-obatan lainnya. Serum tidak bisa menerima paparan sinar matahari secara langsung.


(20)

Maka dari itu diperlukan tempat penyimpanan khusus yang sering disebut Cold Room. Setiap cold room memiliki suhu yang berbeda tergantung serum yang akan disimpan di dalamnya.

Cold room yang digunakan perusahaan adalah jenis yang telah tervalidasi yang memiliki alat sensor dan alat pemantau suhu yang rutin di kalibrasi dan terpasang di tiap sudut cold room. Maksud pelaksanaan kalibrasi adalah mencegah terjadinya perubahan suhu secara mendadak karena tidak sempurnanya kerja dari alat sensor dan alat pemantau suhu sehingga menyebabkan bunga es dalam cold room yang dapat menyebabkan kerusakan pada produk.

Cold room terbagi menjadi dua, yaitu yang bersuhu 2 C – 8 C dan yang bersuhu -20 C. Tabel di bawah ini akan membantu kita dalam memisahkan serum atau vaksin yang akan disimpan di dalam cold room.

Tabel 3.1

Penyimpanan Serum Berdasarkan Suhu Cold Room

2 C – 8 C -20 C

Campak BCG DT HB DTP DTP-HB


(21)

Sedangkan pertimbangan jarak yang harus di tempuh, ini juga berkaitan dengan produk vaksin dan serum pada saat akan dikirimkan, karena pada saat pengiriman pun harus diperhatikan suhu udaranya maka diperlukan pengepakan yang benar agar suhu vaksin dan serum yang akan dikirim tidak berubah selama perjalanan, box yang digunakan untuk pengepakan adalah box polyurethan yang fungsinya seperti termos yang dapat mempertahankan suhu, produk akan disusun didalamnya dibalut styrofoam, dimasukan water pack (water pack ada beberapa warna sesuai suhunya dan digunakan sesuai kebutuhan produk, fungsinya adalah untuk menjaga suhu di dalam box), dan digunakan pelastik gelembung untuk melindungi vaksin agar bila terguncang tidak akan pecah. Suhu mobil pengangkut selama perjalanan pun harus disesuaikan.


(22)

3.1.1 Prosedur Penggudangan Pada Cold Room

Prosedur penggudangan pada Cold Room yang ditetapkan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung di tampilkan pada gambar 3.1 :

Gambar 3.1 : Prosedur Penggudangan Pada Cold Room

Sumber : Direktorat Pemasaran PT. Bio Farma (persero) Bandung (2009)

Langkah-langkah dalam prosedur penggudangan adalah sebagai berikut :

1. Bagian gudang menerima produk jadi dari bagian produksi yang sebelumnya telah dikemas terlebih dahulu dalam keranjang-keranjang khusus dalam 3 ukuran.

2. Kepala seksi stok barang jadi melakukan inspeksi atas produksi jadi yang diterima untuk memastikan kondisi fisik produk dan kesesuaian jumlah sebelum dimasukkan ke gudang pemasaran.

Bagian Produksi

Bagian Pengemasan

Gudang

Pemasaran Cold Room

Pengepakan penyerahan

Inpeksi I dan penerimaan produk jadi

Penyusunan dan penyimpanan

produk


(23)

3. Staf di gudang pemasaran menyimpan dan menyusun produk ke dalam cold room.

Aturan-aturan dasar dalam aktifitas penggudangan pada cold room yang ditetapkan oleh PT. Bio Farma (persero) Bandung adalah sebagai berikut :

1. Pemantauan suhu dalam cold room 2x sehari

Hal ini mencegah terjadinya defrost pada produk yang ada di dalam cold room yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada produk.

2. Pemeriksaan kesiapan dan kondisi fisik produk

Hal ini dimaksudkan agar produk-produk yang akan dikirimkan ada dalam keadaan normal.

3. Perawatan Cold room

Dilakukan untuk menjaga kesterilan cold room dan memastikan bahwa alat sensor suhu dan pemantau suhu yang ada di dalam cold room masih bekerja dengan baik.


(24)

Prosedur Pemrosesan Pemesanan

Prosedur dari kegiatan pemrosesan pesanan yang ditetapkan oleh PT. Bio Faram (persero) Bandung ditampikan pada gambar 3.2 :

Gambar 3.2 : Prosedur Pemrosesan Pesanan

Sumber : Direktorat Pemasaran PT. Bio Farma (persero) Bandung (2009)

Langah-langkah dalam prosedur pemrosesan pesanan adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan melaukan penawaran produk kepada user. User yang dimaksudkan disini adalah user baru dan belum menjadi rekanan bagi perusahaan, sedangkan bagi user yang sudah menjadi rekanan bagi perusahaan dapat langsung melakukan pemesanan barang.

2. Perusahaan melakukan penandatanganan kontrak dengan user sebagai tanda kesepakatan. Di dalam isi kontrak tertera jumlah dan jenis

Perusahaan User Bank

Divisi pemasaran

Bagian distribusi

penawaran kontrak

pembayaran

Rencana alokasi berdasarkan kontrak

pemberitahuan


(25)

produkyang dipesan beserta jumlah pembayaran yang harus dipenuhi oleh user.

3. User diminta untuk membayar ke bank yang telah ditunjuk oleh perusahaan sesuai dengan jumlah yang tertera dalam isi kontrak.

4. Bank memberitahu ke perusahaan bahwa user telah melunasi kewajibannya disertai dengan bukti pembayaran.

5. Perusahaan dan divisi pemasaran melakukan rapat untuk merencanakan alokasi atas produk-produk yang telah dipesan oleh user.

Kepala bagian distribusi menerima hasil rapat berupa rencana penjualan dan perintah pengiriman untuk selanjutnya ditindaklanjuti.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Dikarenakan dengan spesialisasi yang penulis pelajari di bangku perkuliahan yaitu manajemen pemasaran, maka bidang pelaksanaan kerja praktek ini pun dilaksanakannya di bagian distribusi divisi penunjang pemasaran PT Bio Farma (Persero) Bandung. Tepatnya pada bagian gudang barang jadi. Membantu pelaksanaan Cold Chain System.

Selama kerja praktek di PT. Bio Farma (Persero) Bandung, Penulis ditempatkan dibagian pemasaran khususnya bagian distribusi divisi penunjang pemasaran.


(26)

Teknis pelaksanaan kerja praktek dilaksanakan mulai pukul 07.00 pagi sampai dengan pukul 16.00 WIB. Dilaksanakan setiap hari kerja (senin s/d jum’at)

Sebelum melaksanakan kerja praktek dilaksanakan, penulis diberi pengarahan tentang tata tertib yang ada di PT. Bio Farma (Persero) dari bagian Sekertariat. Selanjutnya penulis ditempatkan pada bagian gudang barang jadi, dan diperkenalkan pada pembimbing perusahaan yang menjadi pembimbing penulis selama kerja praktek di perusahaan tersebut.

Pada waktu kerja praktek penulis mendapat pengarahan dari pembimbing yang berhubungan dengan distribusi pada divisi penunjang pemasaran. Ini diupayakan supaya penulis bisa memahami pelaksanaan kerja praktek.

Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis memiliki kegiatan yang diantaranya :

1. Membantu pengecekan produk sebelum masuk ke dalam cold room (ruang pendinginan).

2. Memisahkan produk yang mana harus masuk ke cold room bersuhu 2 C – 8 C atau -20 C.

3. Membantu pemeriksaan suhu minimum cold room. 4. Membantu maintance cold room.

5. Mengecek expired produk yang telah lama berada di dalam cold room. 6. Membantu pengambilan produk dari bagian produksi.

7. Mengarsipkan data pesanan vaksin ada serum. 8. membantu pemusnahan serum yang telah kadaluarsa.


(27)

9. Membantu pengepakan, menempelan stiker, mencetak barcode pada kemasan vaksin.

10.Membantu pengiriman produk ke dinas kesehatan Kota Bandung.

Semua tugas yang penulis laksanakan tidak lepas dari pengarahan pembimbing perusahaan. Dengan mengikuti semua peraturan yang telah menjadi standar perusahaan. Semua itu dimaksudkan agar menjaga kualitas produk/serum yang ada.

3.3 Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Pelaksanaan Kerja Praktek

Dari hasil pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan, penulis mendapati beberapa kegiatan yang tidak sesuai prosedur. Terutama pada bagian penggudangan barang jadi bagian distribusi.

Kegiatan yang keluar alur dari prosedur antara lain :

Staf terkadang kurang berhati-hati dalam meletakkan serum dan vaksin

1. Terkadang pemantauan cold room hanya 1x dalam sehari.

Seharusnya Pengecekan atau pemantauan cold room dilaksanakan 2x dalam sehari sesuai dengan prosedur yang ada. Dimaksudkan untuk tetap menjaga cold room berfungsi dengan baik.


(28)

2. Terlalu memaksakan dalam menyimpan produk dalam cold room.

Padatnya keadaan ruangan di dalam cold room akan berpengaruh pada sirkulasi. Sirkulasi yang buruk akan menggangu pemerataan suhu di dalam ruangan cold room. Sehingga ada beberapa produk yang tidak mendapatkan suhu yang dianjurkan untuk penyimpanan.

3. Staf terkadang terlalu lama membiarkan produk diluar cold room.

Produk yang terlalu lama diluar cold room akan terkena paparan sinar matahari. Walaupun paparan matahari tersebut tidak mengenai secara langsung, tetap akan menggangu kualitas produk bahkan merusaknya.

Selain kegiatan diatas, penulis tidak menemukan kejanggalan. Semua kegiatan berjalan sesuai prosedur. Baik pada saat penyimpanan atau pengiriman barang kepada konsumen. Walaupun kegiatan itu tidak terlalu berpengaruh pada perusahaan.

Faktor-Faktor Pertimbangan Penggunaan Cold Chain System Pada Pemasaran

Perusahaan juga harus mengetahui faktor apa saja yang menjadi pertimbangan cold chain system, yaitu sebagai berikut :


(29)

o Pertimbangan Pasar

Produk yang di produksi oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah produk untuk pasar konsumen, setelah produk diambil oleh para disributor yang tersebar di seuruh indonesia dan dunia maka yang akan menjadi perngecernya adalah Rumah Sakit atau dokter-dokter.

o Pertimbangan Produk

Produk yang dihasilkan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah produk yang harus diperhatikan suhu udaranya karena vaksin dan serum itu adalah produk ethical yang perlakuannya tidak sama dengan produk lain seperti obat-obatan. Diperlukan suhu yang berbeda untuk setiap produk. Bila tidak diperhatikan maka produk tersebut akan mudah rusak. Satu lagi adalah karena nilai atau harga produk ini relatif mahal maka saluran distribusinya pendek saja. Hal ini lah yang harus dipertimbangkan pihak perusahaan dalam pelaksanaan saluran distribusi

o Pertimbangan Perantara/Distibutor

Karena pertimbangan produk yang mudah rusak seperti di jelaskan di atas, maka diperlukan distributor yang memiliki perlengkapan untuk menyimpan produk ini sebelum di salurkan lagi. Perlengkapannya adalah distributor harus memiliki cold room untuk menyimpan produk sebelum di salurkan kembali.


(30)

o Pertimbangan Perusahaan

PT. Bio Farma (Persero) Bandung adalah salah satu perusahaan besar dan satu-satunya peusahaan yang memproduksi vaksin dan serum di Indonesia bahkan Asia Tenggara, jadi sumber pembiayaan, pengalaman dan kemampuan manajemen, serta pengawasan saluran pun sudah matang , terlatih dan tersusun dengan rapih.

Hambatan-Hambatan Pada Pelaksanaan Cold Chain System

Dalam pelaksanaan cold chain system PT. Bio Farma (Persero) Bandung terdapat beberapa hambatan. Apabila hambatan – hambatan itu tidak cepat diatasi, maka dapat menghambat kegiatan dan kemajuan perusahaan. Di bawah ini beberapa hambatan yang dihadapi PT. Bio Farma (Persero) Bandung :

o Jadwal pendistribusian. Hal ini biasanya terjadi apabila perusahaan ekspedisi

atau distributor yang akan mengangkut produk terlambat datang atau sampai ke gudang distribusi sehingga produk-produk yang sebelumnya telah dikemas menjadi terlantar. Akibatnya bagian distribusi harus mengatur ulang jadwal pengiriman barangnya dan masa aktif dari waksin dan serum pun akan berkurang.

o Cold room atau tempat penyimpanan vaksin dan serum di bagian distribusi

yang biasanya terganggu entah karena rusak.

o Suplai listrik yang buruk dapat memperpendek usia cold room. Seringnya


(31)

tidak langsung juga mempengaruhi serum atau vaksin yang disimpan di dalamnya.

o Pengarsipan serum atau vaksin yang berlebihan dalam satu ruangan. Hal ini

akan menggangu kualitas produk.

o Kesiapan end user dalam menyiapkan tempat penyimpanan. Terkadang end

user tidak memiliki ruanganan yang cukup dan layak untuk menyimpan produk. Karena produk ini tidak bisa di simpan di ruangan biasa. Produk harus menerima suhu yang stabil.

o Kurangnya pengalaman perusahaan ekspedisi dalam menangani produk yang

memiliki cold chain system. Terkadang proses cold chain system terputus pada saat pengiriman atau ekspedisi. Terputusnya cold chain system menyebabkan keruskan pada produk.


(32)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pelaksanakan kerja praktek pada PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang menyangkut tentang pelaksanaan cold chain system, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kesempurnaan dalam pelaksanaan cold cahin system sangat penting dalam menjaga kelangsungan dan berkembangnya perusahaan ini. Karena pelaksaanan cold chain system menyangkut dengan menjaga kualitas vaksin atau serum itu sendiri.

2. Pelaksanaan cold chain system tidak lepas dari semua pihak. Baik itu dari bagian produksi, gudang barang jadi, ditributor hingga konsumen. Kesemua pihak tersebut harus benar-benar dalam melaksanakan cold chain system. Bila ada satu pihak yang lalai dalam melaksanakannya, bisa dipastikan kualitas produk akan menurun.

3. Factor – factor yang perlu dipertimbangkan dalam cold chain system ini adalah pertimbangan produk dan pertimbangan perantara/distributor. Sedangkan yang dapat menjadi hambatan dalam cold chain ini adalah jadwal pendistribusian yang telat, kualitas suplay listrik yang buruk, dan penyimpanan vaksin yang belebihan dalam satu cold room.


(33)

4.2 Saran

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh PT. Bio Farma (Persero) Bandung yang diidentifikasikan dari faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam proses pelaksanaan aktivitas distribusi atau pemasaran, maka di bawah ini adalah saran-saran yang dapat penulis berikan :

1. Sebelum melakukan pengiriman order, sebaiknya perusahaan konfirmasi terlebih dahulu kepada distributor atau jasa ekspedisi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisirkan keterlambatan pengirimin produk ke konsumen. 2. Perusahaan sebaiknnya melakukan pengecekan terhadap generator listrik

yang ada. Bila di perlukan, generator tersebut bisa berfungsi dengan normal. Sehingga suplai listrik tidak akan menjadi masalah lagi bagi cold room 3. Staff yang mengurus pengarsipan/penyimpanan produk ke dalam cold room,

sebaiknya tidak memaksakan jumlah yang berlebih dalam penyimpanan serum atau vaksin. Cold room yang terlalu penuh juga tidak baik. Dikarenakan di dalam cold room juga memerlukan sirkulasi yang baik. 4. Sebaiknya perusahaan memberikan pelatihan kepada pihak ekspedisi dan end

user dalam memperlakukan produk yang memiliki cold chain system. Karena cold chain system ini faktor yang sangat penting dalam menjaga kualitas produk. Sehingga proses cold chain system tidak terputus ditengah jalan.


(34)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

Niko Karter

21207030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(35)

Karya, Bandung

Kolter Philip. 2005 dialih bahasakan oleh Benyamin Moula. “Manajemen Pemasaran” Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2; PT. Prenhalindo, Jakarta.


(36)

Assalamu A’laikum wr.wb.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. BIO FARMA Bandung. Adapun judul dari Laporan Kerja Praktek ini adalah : “Tinjauan Pelaksanaan Cold Chain System Pada Gudang Barang Jadi Sebagai Penunjang Kegiatan Pemasaran PT. BIO

FARMA (Persero) Bandung”.

Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata Satu (S1) program Studi Manajemen, khususnya spesialisasi Manajemen Pemasaran.

Tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak tidak mungkin penulis mampu menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik dan tuntas. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, saran, dan kerja samanya dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini diantaranya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(37)

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si. selaku Koordinator kerja praktek Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Darmazakti Natajaya Tirtamahya, SE., MT, selaku Dosen Pembimbing

Laporan Kerja Praktek

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.SI., selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen-I angkatan 2007 Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak Dhany Rachmadan, SE, selaku pembimbing di perusahaan.

8. Seluruh Staff distribusi divisi penunjang pemasaran dan karyawan PT. Bio Farma (Persero) Bandung, terutama Ibu Situ, Ibu Fenny, Bapak Hendy, Bapak Agung , Bapak Budi, Bapa Dadan, dll. Yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

9. Keluargaku tercinta, terutama mama yang selalu mendoakan dan memberikan

dukungan moril serta materil kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini. 10.Yanti atas doa dan dukungannya yang tidak pernah putus kepada penulis.

11.Teman – teman di kelas MN-1, terima kasih atas dorongan dan

kebersamaannya.

12.Serta pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuannya hingga laporan kerja praktek ini dapat selesai.


(38)

(39)

Nama : Niko Karter

NIM : 21207030

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 18 Januari 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : cibogo bawah no 15 Kab. Bandung 40391

Riwayat Pendidikan :

TAHUN KETERANGAN

Lulus 1994-1995 TK Xaverius

Lulus 1995-2001 SD Xaverius Palembang

Lulus 2001-2004 SMP Negri 1 Palembang

Lulus 2004-2007 SMA Negri 1 Cipanas


(1)

TINJAUAN PELAKSANAAN COLD CHAIN SYSTEM

PADA GUDANG BARANG JADI SEBAGAI PENUNJANG

KEGIATAN PEMASARAN PT. BIO FARMA (PERSERO)

BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh jenjang S1

Program Studi Manajemen

Oleh :

Niko Karter

21207030

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Djalim Salidin. 2003. Intisari Pemasaran Dan Unsur-Unsur Pemasaran. Linda Karya, Bandung

Kolter Philip. 2005 dialih bahasakan oleh Benyamin Moula. “Manajemen Pemasaran” Edisi Bahasa Indonesia Jilid 2; PT. Prenhalindo, Jakarta.


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu A’laikum wr.wb.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. BIO FARMA Bandung. Adapun judul dari Laporan Kerja Praktek ini adalah : “Tinjauan Pelaksanaan Cold Chain System Pada Gudang Barang Jadi Sebagai Penunjang Kegiatan Pemasaran PT. BIO FARMA (Persero) Bandung”.

Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang Strata Satu (S1) program Studi Manajemen, khususnya spesialisasi Manajemen Pemasaran.

Tanpa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak tidak mungkin penulis mampu menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini dengan baik dan tuntas. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, saran, dan kerja samanya dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini diantaranya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(4)

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.

3. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si. selaku Koordinator kerja praktek Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Darmazakti Natajaya Tirtamahya, SE., MT, selaku Dosen Pembimbing Laporan Kerja Praktek

6. Ibu Dra. Rahma Wahdiniwaty, M.SI., selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen-I angkatan 2007 Universitas Komputer Indonesia.

7. Bapak Dhany Rachmadan, SE, selaku pembimbing di perusahaan.

8. Seluruh Staff distribusi divisi penunjang pemasaran dan karyawan PT. Bio Farma (Persero) Bandung, terutama Ibu Situ, Ibu Fenny, Bapak Hendy, Bapak Agung , Bapak Budi, Bapa Dadan, dll. Yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

9. Keluargaku tercinta, terutama mama yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril serta materil kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini. 10.Yanti atas doa dan dukungannya yang tidak pernah putus kepada penulis. 11.Teman – teman di kelas MN-1, terima kasih atas dorongan dan

kebersamaannya.

12.Serta pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuannya hingga laporan kerja praktek ini dapat selesai.


(5)

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT akan membalas semuanya dengan segala sesuatu yang lebih baik dan mudah-mudahan Laporan Kerja Praktek ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Niko Karter

NIM : 21207030

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 18 Januari 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : cibogo bawah no 15 Kab. Bandung 40391

Riwayat Pendidikan :

TAHUN KETERANGAN

Lulus 1994-1995 TK Xaverius

Lulus 1995-2001 SD Xaverius Palembang

Lulus 2001-2004 SMP Negri 1 Palembang

Lulus 2004-2007 SMA Negri 1 Cipanas