Sistem Informasi Persediaan Barang Jadi Pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung

(1)

Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Kelulusan Pada Jenjang Diploma III Program Studi Manajemen Informatika

Disusun Oleh :

SONNY SEPTIADI 1.09.08.106

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

perusahaan manapun, termasuk di PT.KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. sangat dibutuhkan karena bagi perusahaan, persediaan barang jadi merupakan aspek yang sangat penting dan yang paling diutamakan dalam kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki sistem persediaan barang jadi yang terorganisir. Sistem persediaan barang jadi yang sedang berjalan di perusahaan masih dilakukan secara manual. Masih adanya permasalahan yang sering terjadi seperti proses pencatatan data barang masuk maupun keluar masih menggunakan buku besar, dimana dalam bentuk ini data sering tidak sesuai dengan informasi. Bagian penyimpanan dalam membuat laporan sering sekali terjadi keterlambatan, karena bagian penyimpanan harus mengelola data persediaan barang jadi yang masih mengacu menggunakan buku besar.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode dekriptif dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang, metode pendekatan sistem yang digunakan adalah metode analisis dan perancangan berbasis objek UML. Sedangkan metode dalam pengembangan sistem yang digunakan adalah menggunakan Metode Prototype. Perangkat lunak yang digunakan penulis adalah netbeans, mysql, rational rose untuk mendukung proses penyusunan.

Setelah melewati tahap implementasi diperoleh hasil yaitu dapat mengolah data persediaan barang lebih efektif dan efisien dalam pengerjaannya. Selain itu penyimpanan data lebih rapih & pengolahan data barang masuk dan keluar lebih mudah, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sistem ini dapat membantu dan mempermudah dalam proses pengolahan data persediaan barang dan dapat meminimalisir kesalahan dalam pembuatan laporannya.


(3)

ii

company, including the much-needed PT.KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk. is very important to the company, Finished goods inventory is an extremely important aspect and the most preferred. because of this, companies must have an organized Finished goods inventory system. Finished goods inventory system is underway at the company is still done manually. Many problems that often occur as the incoming goods or goods out data storage process is still in the ledger, where in this ledger can make trouble not same with information. in making a report every so often a delay, because the storage department process of Finished goods inventory use ledger.

The research method writer use is descriptive method can be interpreted as a problem-solving process is investigated to describe the state of the subject and object of research at the present time, then writer use object method UML. While the methods used in the development of the system is using Method Prototype. The software writer use is netbeans, mysql, rational rose for carry as compiling procces.

After passing implementation phase of the obtained result is can simplify the storage process finished goods inventory more effective and efficiency to the work. In addition the data storage process neater & easier to manufacture finished goods invoice, it can be concluded that this system can assist and simplify the storage process finished goods inventory and can minimize errors in the report.


(4)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpah rahmat dan karunianya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir ini pada waktu yang telah ditetapkan. Dengan mengambil objek penelitian di PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT BANDUNG, penulis mencoba mengangkat suatu penelitian dengan judul : “ SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT BANDUNG ”. Tak lupa shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabat-Nya yang telah membawa kita dari kegelapan, kealam terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan.

Laporan Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan pada program studi diploma tiga (D3) Jurusan Manajemen Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung.

Selama penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bimbingan, arahan, bantuan, dan dorongan semangat yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu di kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati penulis tidak akan lupa mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang selalu memberikan doa dan kasih sayang, serta pengorbanan yang tiada hentinya dan memberikan dorongan semangat agar penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini.


(5)

iv

mengucapkan banyak terima kasih yang setulus – tulusnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto., M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie., Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

3. Dadang Munandar, SE., M.Si., selaku Ketua Prodi Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di Universitas Komputer Indonesia.

4. Imelda, ST., MT, selaku wali dosen yang telah banyak memberikan motivasi dan bantuan untuk menyelesaikan selama masa – masa perkuliahan di kampus.

5. Syahrul Mauluddin, S.Kom., M.Kom selaku Dosen pembimbing yang telah memberi banyak arahan hingga selesainya Tugas Akhir ini.

6. Seluruh staf, dosen pengajar di jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. 7. Bagus Sugiharto, ST. Asisten manager Teknologi Informasi selaku

pembimbing di perusahaan.

8. Sdr. Firmansyah bagian sistem mutu sebagai pemberi arahan dari mulai awal dan akhir melakukan penelitian di perusahaan.


(6)

v menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10.Teman seperjuangan di MI-19, yang selalu memberikan doa dan bantuannya.Forza MI-19 angkatan 2008.

11.Teman dari SD, SMP, SMA dan di lingkungan Gempol Sari Cijerah, serta solidaritas dan toleransi barudak scooterist Fast dan Vac Bandung kulon yang telah memberi dukungannya.

12.Juga seluruh pihak lain yang telah membantu dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu semuanya.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kekurangan, penulis berharap tugas akhir ini dapat digunakan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pihak yang membutuhkan. Dan semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi kita semua, Amin Yaa Robbal A’lamin.

Bandung, Februari 2010,


(7)

vi

ABSTRACT ………ii

KATA PENGANTAR ………..iii

DAFTAR ISI ……….vi

DAFTAR GAMBAR………..x

DAFTAR TABEL ………..xiii

DAFTAR SIMBOL ………...xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah... 3

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 3

1.2.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Maksud Penelitian ... 4

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 5

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem ... 8

2.1.1 Bentuk Dasar Sistem ... 8

2.1.2 Karakteristik Sistem ... 9


(8)

vii

2.3 Pengertian Sistem Informasi ... 15

2.3.1 Komponen Sistem ... 16

2.3.2 Sumber Sistem Informasi ... 17

2.3.3 Siklus informasi ... 20

2.4 Teori dan Permasalahan yang Dibahas ... 21

2.4.1 Teori Persediaan Barang ... 21

2.4.2 Pengertian Persediaan Barang ... 21

2.4.3 Sistem Persediaan Barang ... 22

2.4.4 Jenis Persediaan Barang ... 23

2.5 Perangkat Lunak Pendukung ... 24

2.5.1 Sekilas tentang Bahasa pemograman java... 24

2.5.2 Sekilas MySQL ... 29

2.5.3 Sekilas NetBeans ... 30

2.5.4 Sekilas Rational rose ... 31

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 32

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 32

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 36

3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

3.1.4 Deskripsi Tugas ... 39

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 42

3.2.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 42


(9)

viii

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem ... 44

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 44

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan Sistem ... 47

3.2.4 Pengujian Software ... 52

BAB IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem yang Berjalan ... 55

4.1.1 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 56

4.1.2.1 Diagram Use Case yang Sedang Berjalan ... 56

4.1.2.2 Skenario Use Case yang Sedang Berjalan ... 57

4.1.2.3 Diagram Activity yang Sedang Berjalan ... 61

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan ... 65

4.2. Perancangan Sistem ... 65

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem ... 66

4.2.2 Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ... 66

4.2.3 Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 67

4.2.3.1 Skenario Use Case yang Diusulkan ... 68

4.2.3.2 Skenario Use Case yang Diusulkan ... 68

4.2.3.3 Diagram Activity yang Diusulkan ... 77

4.2.3.4 Diagram Squence yang Diusulkan ... 83

4.2.3.5 Diagram Component yang Diusulkan ... 90

4.2.3.6 Diagram Deployment yang Diusulkan ... 91

4.2.3.7 Diagram Class yang Diusulkan ... 92

4.2.4 Perancangan Basis Data ... 93


(10)

ix

4.2.5.1 Struktur Menu ... 100

4.2.5.2 Perancangan Input ... 101

4.2.5.3 Perancangan Output ... 107

BAB V. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1 Implementasi ... 112

5.1.1 Batasan Implementasi ... 112

5.1.2 Implementasi Perangkat Lunak ... 112

5.1.3 Implementasi Perangkat Keras ... 113

5.1.4 Implementasi Basis Data (Sintax SQL) ... 114

5.1.5 Implementasi Antar Muka dan Penggunaan Program ... 118

5.1.6 Implementasi Instalasi Program ... 121

5.2 Pengujian... 136

5.2.1 Rencana Pengujian ... 137

5.2.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 137

5.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 145

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 146

6.2 Saran ... 147

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi, tingkat persaingan dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik serta kehidupan sosial di masyarakat semakin tinggi, maka industri dituntut untuk dapat mengatur sistem manajemennya ke arah yang lebih baik sehingga kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Perkembangan informasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu usaha untuk menciptakan kemajuan di semua bidang yang diperuntukan bagi kepentingan manusia pada umumnya. Sistem informasi juga merupakan salah satu bagian penting bagi perusahaan dalam meningkatkan produktifitas, baik dalam memperoleh informasi, mengolah, dan mengunakan informasi tersebut terutama untuk kepentingan intern perusahaan.

Perkembangan teknologi membawa manusia ke arah teknologi informasi yang berbasis komputerisasi. Komputer membantu mempercepat pengolahan data dalam memperoleh informasi salah satunya adalah di dalam sistem informasi yang terdapat di dalam suatu perusahaan.

PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tahun 1896 yang terletak di jalan Pajajaran Bandung. Kegiatan utama PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung adalah memproduksi bahan baku kina, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi


(12)

dalam rahim (AKDR). Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana.

Kondisi permintaan konsumen seperti RS, apotik atau instansi lainnya dari tahun ke tahun di PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung mengalami kenaikan, disinilah persediaan barang sangat dibutuhkan agar permintaan konsumen dapat terpenuhi bila ada peningkatan pemesanan yang tidak terduga.

Karena unit produksi Bandung ini adalah unit produksi yang menangani dan memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan di Indonesia, maka pengendalian persediaan pun harus berjalan dengan cepat dengan kesalahan yang minim. Salah satu kegiatan yang terdapat di PT. Kimia Farma yaitu mengelola persediaan barang jadi di bagian penyimpanan untuk menghadapi suatu kelangkaan disaat permintaan melonjak tinggi, pengelolaan data produk jadi di PT. Kimia Farma ini belum mempunyai sistem informasi yang baik, karena proses pengelolaan keluar dan masuknya data barang jadi masih dilakukan dengan pencatatan pada buku besar, dan pengecekan produk jadi masih dilakukan dengan cara melihat langsung atau melihat stok barang jadi dengan mengecek di buku besar, sehingga masih adanya kesalahan mengenai informasi barang jadi dan keterlambatan dalam pembuatan laporan.

Dari beberapa kekurangan yang terjadi di PT Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Bandung yaitu dalam pengelolaan data barangjadi, maka dibutuhkan sistem informasi yang cepat, dan dapat meminimalisir segala kesalahan dalam proses pengolahan persediaan barangjadi.


(13)

Data yang akan menjadi acuan dasar dalam pengolahan data persediaan barang jadi yaitu sebagai berikut :

Kategori Jenis (Sampel yang digunakan)

Generic 16

Ethical 12

CHP 4

Others 5

Jumlah Keseluruhan 37

Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat merancang suatu sistem informasi yang sudah terkomputerisasi di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung agar dapat melakukan proses pengengontrolan dan pengolahan data lebih baik dalam mengolah data barang masuk dan keluar, lebih khususnya di bidang pengolahan data persediaan barangjadi.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan membuat sebuah Sistem Informasi yang berbasis desktop sebagai bahan tugas akhir dengan judul “ SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. KIMIA FARMA ( PERSERO ) TBK. PLANT BANDUNG ”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan masalah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat diidentifikasikan masalah antara lain adalah :


(14)

1. Pencatatan barangjadiyang masuk maupun keluar dimasukkan ke dalam buku besar, Sehingga masih terjadi kesalahan dalam proses pengolahan data barang.

2. Masih memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pengecekan persediaan barangjadi, karena masih dilakukan cara melihat langsung. 3. Masih adanya keterlambatan dalam pembuatan laporan persediaan

barangjadi.

Dari identifikasi di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengolahan sistem informasi persediaan barang jadi yang

sedang berjalan pada PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung. 2. Bagaimana perancangan sistem informasi persediaan barang jadi pada

PT.Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung.

3. Bagaimana pengujian sistem informasi persediaan barang jadi pada PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung.

4. Bagaimana implementasi sistem informasi persediaan barang jadi pada PT.Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung.

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini yaitu untuk menyediakan solusi alternatif dengan membangun sistem informasi persediaan barang jadi di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, guna untuk dapat mengolah data persediaan barang jadi lebih baik dalam menghadapi permintaan konsumen yang sedang berlangsung dimana kian hari makin meningkat.


(15)

Selain itu adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem informasi persediaan barangjadi yang sedang berjalan pada PT.Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

2. Untuk membangun rancangan sistem informasi persediaan barang jadi pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

3. Untuk mengimplementasikan sistem informasi persediaan barang jadi pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

4. Untuk melakukan pengujian program sistem informasi persediaan barangjadi pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian terbagi menjadi 2 bagian diantaranya sebagai berikut:

1.4.1. Kegunaan Praktis

1. Bagi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung, Dengan adanya sistem informasi ini maka dapat di jadikan alat untuk mengetahui segala data persediaan produk dan dapat bermanfaat sebagai sistem informasi tentang persediaan produk dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan data barang jadi.

2. Bagi Perusahaan, Dengan hasil ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya perbaikan masalah yang terkait dengan sistem informasipersediaan barang.


(16)

1.4.2. Kegunaan Akademis

1. Bagi Penulis, Agar dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman sekaligus menerapkan teori yang didapat diperkuliahan dalam perusahaan ataupun di dunia kerja nantinya.

2. Bagi Pengembang Ilmu, Dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu, terutama mengenai sistem informasi yang penulis teliti.

3. Bagi Peneliti Lain, Dapat menjadi bahan referensi untuk peneliti lain bagi yang akan meneliti sistem informasi yang sama dan membuat upgradenya apabila terjadi perubahan sistem informasi yang baru.

1.5. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian diatas, maka dalam memperjelas permasalahan dan pencarian solusi dari masalah yang dikaji, maka penulis membatasi masalah yang ada agar tidak meluas dan keluar dari pembahasan.

Adapun batasan masalahnya sebagai berikut:

1. Membahas proses pengolahan data persediaan barang jadi di PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung.

2. Tidak membahas detail mengenai pencatatan keluar masuknya barang. 3. Tidak membahas mengenai retur pengembalian barang rusak.

4. Sistem yang dibangun hanya dapat dijalankan di bagian Gudang dan PPPI (Perencanaan Produksi dan Pengendalian Inventori).


(17)

1.6. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.6.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di PT.Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Bandung yang beralamat di Jalan Padjajaran No.29 - 31 Bandung 40171, Telepon: (022) 4204033, 4204044.

1.6.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian sampai proses penyelesaian akhir dilakukan kurang lebih selama 4 bulan. Berikut adalah tabel jadwal pekerjaan secara keseluruhan :

No Kegiatan

2011

September Oktober November Desember 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengumpulan data dengan melakukan wawancara 2. Mengidentifika si kebutuhan user 3. Perancangan dan Pengembangan prototype 4. Pengujian prototype sistem diterima atau tidak 5. Implementasi dan menggunakan prototype


(18)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem

Mempelajari suatu sistem informasi, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang sistem. Adapun beberapa definisi sistem antara lain :

Menurut Dr.Azhar Susanto (2007:18) Sistem adalah kumpulan dari suatu komponen, baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.

Sedangkan Sutanta (2003:54) mendefinisikan Sistem adalah sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai satu tujuan.

Berdasarkan definisi di atas, bias diambil kesimpulan Sistem adalah suatu kumpulan dari elemen-elemen / bagian-bagian yang saling berintegrasi dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2.1.1. Bentuk Dasar Sistem

Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan (input), proses dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini terdapat satu atau lebih masukan yang akan di proses dan akan menghasilkan suatu keluaran.

Gambar 2.1. Bentuk Dasar Sistem ( Sumber: Jogiyanto, 2005:4 )


(19)

2.1.2. Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:3) Menjelaskan suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat – sifat tertentu, yaitu memiliki komponen – komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan sistem (Environment), penghubung (Interface), masukan (Input), keluaran (Output), pengolah (Proses), sasaran (Objective), dan tujuan (Goal).

1. Komponen sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem atau elemen - elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagain - bagian dari sistem. Setiap subsitem mempunyai sifat - sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengarui suatu sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem di pandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Sistem (environment)

Linkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan (harus dijaga dan merupakan energi dari sistem) dan dapat bersifat merugikan (harus ditahan dan dikendalikan).


(20)

4. Penghubung Sistem (interface)

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung, Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem (input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input ) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang masukan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan subsistem yang lain atau kepada supersistem.

7. Pengolah Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.


(21)

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunya tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya Suatu sistem dikatakan berasil bila mengenai sasaran atau tujuan.

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:6) sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut ini.

1. Sistem diklasifikasikan berdasarkan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system).

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak nampak, misalnya sistem teologi. Sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik misalnya sistem komputer.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia.

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak di buat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang di rancang oleh manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin yang disebut dengan human-machine system atau


(22)

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya didekteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Misalnya sistem pada komputer. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat dipredisikan karena mengandung unsur probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).

Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik


(23)

2.2. Pengertian Informasi

Menurut Sutanta (2003:13), Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang.

Menurut Abdul Kadir (2004:7) Informasi adalah hasil analisis dan sintesis terhadap data. Dengan kata lain, informasi dapat dikatakan sebagai data yang telah diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data sehingga bermanfaat bagi seseorang ( pengguna informasi ).

Suatu informasi dapat mempunyai beberapa fungsi, antara lain : 1. Menambah Pengetahuan

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi Ketidakpastian

Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.


(24)

3.Mengurangi Resiko Kegagalan

Kemungkinan terjadi kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik.

4.Mengurangi Keanekaragaman

Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan, karena keputusan yang diambil lebih terarah.

2.2.1. Konsep dasar informasi

Informasi merupakan hasil dari pengolahan yang di sajikan secara tepat dan akurat. Sumber dari informasi adalah data, data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal atau data item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata kejadian-kejadian (event). Kejadian adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu yang menyangkut perubahan nilai yang disebut transaksi. Sedangkan kesatuan nyata adalah berupa suatu objek yang nyata dan terjadi pada saat kejadian berlangsung. Data juga dapat diartikan suatu yang perlu diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan suatu informasi.

Menurut Jogiyanto (2005:10) bahwa kualitas informasi yang di harapkan tergantung 4 (empat) hal pokok yaitu:


(25)

1. Akurat

Akurat mempunyai arti informasi yang dihasilkan harus bebas dari kesalahan–kesalahan, yang tidak biasa, tidak menyesatkan dan menceminkan maksudnya.

2. Tepat waktu

Tepat waktu berarti informasi yang disampaikan ke penerima tidak terlambat, karena informasi adalah landasan untuk mengambil suatu keputusan. Untuk itu diperlukan suatu teknologi untuk dan mengirim dengan cepat dan tepat.

3. Relevan

Berarti informasi mempunyai manfaat dan berguna bagi pemakainya. Karena batas relevensi seseorang berbeda, maka informasi bisa dikatakan berguna jika benar – benar berguna dan dibutuhkan pemakainya.

4. Aman

Aman berarti informasi harus terbebas dari penyadapan oleh pihak orang yang tidak berwenang dalam penggunaan informasi tersebut.

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan yang untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain, sistem informasi merupakan satu kesatuan elemen – elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk


(26)

aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya perusahaan. (Oetomo, 2002:34).

2.3.1. Komponen - komponen Sistem Informasi

Suatu sistem informasi menggunakan sumber orang/manusia (end user

dan spesialis sistem informasi), sumber data, sumber hardware (mesin dan media), dan sumber software (program dan prosedur) untuk melakukan proses informasi yaitu input, pemrosesan, output, dan penyimpanan. Proses informasi merupakan suatu kegiatan yang mengubah sumber-sumber data ke dalam produk informasi. Jogiyanto (2005:34)

Terdapat empat konsep utama yang dapat digunakan pada semua jenis sistem informasi, yaitu:

a. Manusia, hardware, software dan data adalah empat sumber dasar dari sistem informasi

b. Sumber manusia terdiri dari end user (pengguna akhir) dan spesialis sistem informasi. Sumber hardware terdiri dari mesin dan media. Sumber software

adalah program dan prosedur serta sumber data adalah data dan pengetahuan dasar.

c. Sumber data yang ada diolah oleh kegiatan proses informasi ke dalam berbagai produk informasi untuk end user.

d. Proses informasi terdiri dari input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kegiatan pemeriksaan.


(27)

2.3.2. Sumber - Sumber Sistem Informasi 2.3.2.1. Sumber Manusia

Manusia dibutuhkan untuk mengolah semua sistem informasi. Menurut Kristanto (2003:25) Sumber manusia terdiri atas:

a. End User (sering disebut pengguna atau client), adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang telah dihasilkan. Dalam tugas akhir ini, mereka itu adalah mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika.

b. Spesialis Sistem Informasi. Mereka adalah analis sistem,

programmer, operator komputer dan sebagainya. Analis sistem mendesain sistem informasi yang didasarkan pada kebutuhan informasi dari end user. Programmer menyiapkan program-program komputer yang didasarkan pada spesifikasi dari analis sistem serta operator komputer mengoperasikan program sistem komputer.

2.3.2.2. Sumber Hardware

Menurut Kristanto (2003:23) Sumber hardware ini terdiri dari semua peralatan fisik dan bahan fisik yang digunakan dalam proses sistem informasi, bukan hanya terdiri dari mesin seperti komputer dan kalkulator tapi juga semua media data yaitu semua obyek yang dapat disentuh dimana data direkam. Contoh hardware yang digunakan dalam sistem informasi adalah :


(28)

a. Sistem komputer, yang terdiri dari CPU dan berbagai peralatan

peripheral yang dihubungkan.

b. Komponen peripheral, merupakan peralatan seperti keyboard atau

mouse elektronik untuk memasukkan data dan perintah, monitor atau printer untuk output informasi serta disk magnetik atau optik untuk penyimpanan sumber-sumber data.

c. Jaringan telekomunikasi, terdiri dari komputer, prosesor komunikasi dan peralatan lain yang dihubungkan dengan berbagai macam media komunikasi.

2.3.2.3. Sumber Software

Sumber software terdiri dari semua himpunan instruksi proses informasi. Konsep software tidak hanya terdiri dari himpunan instruksi operasi yang disebut dengan program yang secara langsung mengontrol perangkat keras komputer, tapi juga himpunan instruksi pemrosesan informasi yang dibutuhkan oleh manusia, yang disebut dengan prosedur. Kristanto (2003:21).

Contoh-contoh sumber software adalah:

1. Sistem software, seperti suatu program sistem operasi, yang mengontrol dan mendukung operasi sistem komputer.

2. Aplikasi software, yang terdiri dari pemrosesan program secara langsung oleh end user yang menggunakan komputer, seperti program untuk sistem informasi ini.


(29)

2.3.2.4. Sumber Data

Data dapat mempunyai banyak bentuk, berbentuk data alphanumerik, bilangan, alfabet dan karakter lainnya. Data text berisi kalimat dan paragraf yang digunakan dalam komunikasi tertulis. Data gambar seperti model grafik dan gambar. Data audio seperti suara manusia dan bunyi lainnya. Semuanya itu merupakan bentuk data yang penting.

Dalam aktivitas sehari-hari, laboratorium sistem digital berhadapan dengan banyak fakta seperti pendaftaran praktikum, pendataan buku, laporan tugas akhir dan laporan kerja praktek. Fakta-fakta ini dicatat sedemikian rupa sehingga laboratorium dapat melakukan aktivitas manajemen dengan sebaik-baiknya, seperti:

a. Merencanakan pengalokasian sumber daya yang terbatas kuantitasnya untuk pencapaian visi dan misi laboratorium.

b.Memudahkan pemakaian sumber daya.

Agar aktivitas-aktivitas tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif, laboratorium perlu merekam fakta tersebut ke dalam format data tertentu baik secara manual maupun otomatis (dimasukkan oleh data entry ke dalam sistem komputer). Selanjutnya data yang terkumpul ini harus diolah agar menjadi informasi yang mudah diakses baik oleh pihak laboran maupun pengguna umum. Kristanto (2003:30).


(30)

2.3.3 Siklus Informasi

Informasi menjadi penting, karena berdasarkan informasi itu para pengelola dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya. Informasi tersebut merupakan hasil pengolahan data/fakta yang dikumpulkan dengan cara tertentu. Informasi disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan untuk menambah wawasan bagi pemakainya guna mencapai suatu tujuan. Jogiyanto (2005:34).

Pengelolaan data menjadi informasi itu merupakan siklus, yang terdiri dari tahapan sebagai berikut :

a. Pengumpulan data, tahap ini dilakukan tahap ini dilakukan agar proses pengumpulan data yang asli dengan cara tertentu seperti sampling, data transaksi, data warehouse, dan lain sebagainya yang biasanya merupakan proses pencatatan data kedalam suatu file.

b. Input, tahap ini merupakan proses pemasukan data dan prosedur pengolahan data kedalam komputer melalui alat input seperti keyboard.

c. Pengolahan data, tahap ini merupakan tahap dimana data diolah sesuai dengan prosedur yang telah dimasukkan.

d. Output, hasil pengolahan data akan ditampilkan pada alat output seperti monitor dan printer sebagai informasi.

e. Distribusi, informasi yang dihasilkan harus segera didistribusikan. Proses pendistribusian ini tidak boleh terlambat dan harus diberikan kepada yang berkepentingan. bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau menjadi data dalam pengolahan data selanjutnya.


(31)

2.4. Teori dan Permasalahan yang dibahas 2.4.2. Teori Persediaan Barang

Menurut Isroah (2005:27) Sumber utama dari penerimaan suatu perusahaan dagang atau industri adalah dilihat dari arus penjualan barang dagangannya. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut perusahaan harus mempunyai barang dagangan yang akan dijualnya terlebih dahulu. Perusahaan memiliki sejumlah persediaan barang dagangan yang telah dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali ke customer baik yang berupa koperasi, perusahaan, atau badan usaha lainnya.

2.4.2. Pengertian Persediaan Barang

Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dipasarkan dalam satu periode yang normal, disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen. Persediaan dapat dioptimalkan dengan mengadakan perencanaan dan pengorganisasian yang lebih efisien, sehingga produktifitas dari perusahaan tetap terjaga kesinambungannya.

Persediaan barang dalam perusahaan dagang merupakan masalah yang sangat penting karena jumlahnya akan mempengaruhi Neraca maupun Laporan Rugi Laba. Untuk itu besarnya persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan mana yang belum terjual, sehingga dapat dilaporkan ke dalam harta dalam Neraca. Isroah (2005:39).


(32)

2.4.3. Sistem Persediaan Barang

Sistem persediaan barang adalah suatu struktur interaksi antara manusia, peralatan, metode-metode, dan pengendalian yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan seperti berikut ini :

1. Mendukung pekerjaan rutin dalam berbagai pengendalian persediaan barang.

2. Mendukung pembuatan keputusan untuk karyawan yang mengelola gudang dan bagian penyimpanan.

3. Mendukung persiapan persediaan barang.

Sistem persediaan barang berguna untuk mencatat data yang berhubungan dengan persediaan barang, misalnya transaksi penerimaan dan pengeluaran barang, transaksi penjualan, transaksi penyesuaian persediaan barang yang terdiri dari pengembalian, penjualan, penurunan, dan penaikan harga persediaan barang.

Adapun beberapa ketentuan dalam pengolahan data persediaan barang jadi di PT. Kimia Farma, antara lain adalah :

1. Data yang akan menjadi acuan untuk dikelola yaitu barang yang terdiri dari 4 kategori seperti generic, ethical, chp, dan others.

2. Semua kategori memiliki berbagai jenis barang dengan satuan serta stok minimum botol 100000, butir 300000, dan pcs 50000.

3. Data barang masuk berdasarkan SPK dan Pengadaan barang, lalu barang keluar diolah berdasarkan data pemesanan partai besar yang diminta oleh instansi – instansi seperti RS, Apotik, dan sebagainya.


(33)

2.4.4. Jenis-jenis Persediaan

Jenis persediaan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu : 1. Bahan Baku ( Raw Materials )

Merupakan bahan yang diperoleh untuk digunakan dalam proses. Bahan baku ini dapat diperoleh langsung dari sumber alam ataupun melalui pembelian dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi. 2. Barang Dalam Proses ( Work In Process )

Merupakan barang yang masih memerlukan proses lebih lanjut sebelum menjadi barang jadi yang dapat dijual.

3. Barang Jadi ( Finished Goods )

Merupakan barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan siap untuk dijual.

4. Bahan Pembantu ( Supplies ) Bahan ini meliputi :

a. Bahan yang bukan merupakan bagian atau komponen dari barang jadi, tetapi diperlukan untuk membantu berhasilnya suatu proses produksi.

b. Bahan yang merupakan bagian dari barang jadi, tetapi tidak ekonomis untuk ditelusuri pemakaiannya pada setiap jenis proses produksi. Isroah (2005:48).


(34)

2.5. Perangkat lunak pendukung

2.5.1. Sekilas tentang bahasa pemograman java

berjalan selama 18 bulan, dari awal tahu Proyek tersebut belum menggunakan versi yang dinamaka dimotori oleh Patrick Naughton, Mike Sheridan, beserta sembilan pemrogram lainnya dari proyek ini adalah maskot Duke yang dibuat oleh

Java adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang berorientasi objek dan program java tersusun dari bagian yang disebut kelas. Kelas terdiri atas metode-metode yang melakukan pekerjaan dan mengembalikan informasi setelah melakukan tugasnya. Para pemrogram Java banyak mengambil keuntungan dari kumpulan kelas di pustaka kelas Java, yang disebut dengan

Java Application Programming Interface (API).

Kelas-kelas ini diorganisasikan menjadi sekelompok yang disebut paket

(package). Java API telah menyediakan fungsionalitas yang memadai untuk menciptakan applet dan aplikasi canggih. Jadi ada dua hal yang harus dipelajari dalam Java, yaitu mempelajari bahasa Java dan bagaimana mempergunakan kelas pada Java API. Kelas merupakan satu-satunya cara menyatakan bagian eksekusi program, tidak ada cara lain. Pada Java program javac untuk mengkompilasi file kode sumber Java menjadi kelas-kelas bytecode. File kode sumber mempunyai ekstensi *.java. Kompilator javac menghasilkan file


(35)

sistem Java yang digunakan aplikasi Java dan menjalankan program bytecode

Java.

Beberapa keunggulan java yaitu java merupakan bahasa yang sederhana. Java dirancang agar mudah dipelajari dan digunakan secara efektif. Java tidak menyediakan fitur-fitur rumit bahasa pemrograman tingkat tinggi, serta banyak pekerjaan pemrograman yang mulanya harus dilakukan manual, sekarang digantikan dikerjakan Java secara otomatis seperti dealokasi memori. Bagi pemrogram yang sudah mengenal bahasa C++ akan cepat belajar susunan bahasa Java namun harus waspada karena mungkin Java mengambil arah (semantiks) yang berbeda dibanding C++.

Java merupakan bahasa berorientasi objek (OOP) yaitu cara ampuh dalam pengorganisasian dan pengembangan perangkat lunak. Pada OOP, program komputer sebagai kelompok objek yang saling berinteraksi. Deskripsi ringkas OOP adalah mengorganisasikan program sebagai kumpulan komponen, disebut objek. Objek-objek ini ada secara independen, mempunyai aturan-aturan berkomunikasi dengan objek lain dan untuk memerintahkan objek lain guna meminta informasi tertentu atau meminta objek lain mengerjakan sesuatu. Kelas bertindak sebagai modul sekaligus tipe. Sebagai tipe maka pada saat jalan, program menciptakan objek-objek yang merupakan instan-instan kelas. Kelas dapat mewarisi kelas lain.

Seluruh objek diprogram harus dideklarasikan lebih dulu sebelum digunakan. Ini merupakan keunggulan Java yaitu Statically Typed. Pemaksaan ini memungkinkan kompilator Java menentukan dan melaporkan terjadinya


(36)

pertentangan (ketidakkompatibelan) tipe yang merupakan barikade awal untuk mencegah kesalahan yang tidak perlu (seperti mengurangkan variabel bertipe integer dengan variabel bertipe string). Pencegahan sedini mungkin diharapkan menghasilkan program yang bersih. Kebaikan lain fitur ini adalah kode program lebih dapat dioptimasi untuk menghasilkan program berkinerja tinggi.

Java menggunakan model pengamanan tiga lapis (three-layer security model) untuk melindungi sistem dari untrusted Java code. Pertama, bytecode verifier membaca bytecode sebelum dijalankan dan menjamin bytecode

memenuhi aturan-aturan dasar bahasa Java. Kedua, class loader menangani pemuatan kelas Java ke runtime interpreter. Ketiga, manajer keamanan menangani keamanan tingkat aplikasi dengan mengendalikan apakah program berhak mengakses sumber daya seperti sistem file, port jaringan, proses eksternal dan sistem window.

Platform independence adalah kemampuan program bekerja di sistem operasi yang berbeda. Bahasa Java merupakan bahasa yang secara sempurna tidak bergantung platform.

Tipe variabel Java mempunyai ukuran sama di semua platform sehingga variabel bertipe integer berukuran sama tidak peduli dimana program java dikompilasi. Begitu telah tercipta file .class dengan menggunakan kompilator Java di platform manapun, maka file .class tersebut dapat dijalankan di platform manapun. Jadi “dimanapun dibuat, dimanapun dapat dijalankan”. Slogan ini biasa diringkas sebagai Write Once, Run Anywhere (WORA).


(37)

Java termasuk bahasa Multithreading. Thread adalah untuk menyatakan program komputer melakukan lebih dari satu tugas di satu waktu yang sama. Java menyediakan kelas untuk menulis program multithreaded, program mempunyai lebih dari satu thread eksekusi pada saat yang sama sehingga memungkinkan program menangani beberapa tugas secara konkuren.

Program Java melakukan garbage collection yang berarti program tidak perlu menghapus sendiri objek-objek yang tidak digunakan lagi. Fasilitas ini mengurangi beban pengelolaan memori oleh pemrogram dan mengurangi atau mengeliminasi sumber kesalahan terbesar yang terdapat di bahasa yang memungkinkan alokasi dinamis.

Java mempunyai mekanisme exception-handling yang ampuh. Exception-handling menyediakan cara untuk memisahkan antara bagian penanganan kesalahan dengan bagian kode normal sehingga menuntun ke struktur kode program yang lebih bersih dan menjadikan aplikasi lebih tegar. Ketika kesalahan yang serius ditemukan, program Java menciptakan exception.

Exception dapat ditangkap dan dikelola program tanpa resiko membuat sistem menjadi turun.

Program Java mendukung native method yaitu fungsi ditulis di bahasa lain, biasanya C/C++. Dukungan native method memungkinkan pemrogram menulis fungsi yang dapat dieksekusi lebih cepat dibanding fungsi ekivalen di java. Native method secara dinamis akan di-link ke program java, yaitu diasosiasikan dengan program saat berjalan.


(38)

Selain itu keuntungan menggunakan bahasa pemrograman Java antara lain memori pada Java secara otomatis dilengkapi garbage collector yang berfungsi mendealokasi memori yang tidak diperlukan. Tidak ada lagi upaya yang dilakukan pemrogram untuk melakukan dispose(). Kita tidak lagi dibebani urusan korupsi memori. Java menerapkan array sebenarnya, menghilangkan keperluan aritmatika pointer yang berbahaya dan mudah menjadi salah. Menghilangkan pewarisan jamak (multiple inheritance) diganti fasilitas antarmuka. Dan mudah dijalankan diberbagai platform.

Grafical User Interface (GUI) adalah salah satu kemampuan Java dalam mendukung dan manajemen antarmuka berbasis grafis. Tampilan grafis yang akan ditampilkan terhubung dengan program serta tempat penyimpanan data. Elemen dasar di Java untuk penciptan tampilan berbasis grafis adalah dua paket yaitu AWT dan Swing. Abstract Windowing Toolkit (AWT), atau disebut juga

“Another Windowing Toolkit”, adalah pustaka windowing bertujuan umum dan

multiplatform serta menyediakan sejumlah kelas untuk membuat GUI di Java. Dengan AWT, dapat membuat window, menggambar, manipulasi gambar, dan komponen seperti Button, Scrollbar, Checkbox, TextField, dan menu pull-down. Penggunaan komponen AWT ditandai dengan adanya instruksi : import java.awt.*; Swing merupakan perbaikan kelemahan di AWT. Banyak kelas swing menyediakan komponen alternatif terhadap AWT. Contohnya kelas JButton swing menyediakan fungsionalitas lebih banyak dibanding kelas

Button. Selain itu komponen swing umumnya diawali dengan huruf “J”, misalnya JButton, JTextField, JFrame, JLabel, JTextArea, JPanel, dan


(39)

sebagainya. Teknologi swing menggunakan dan memperluas gagasan-gagasan AWT. Sementara, penggunaan komponen Swing ditandai dengan adanya instruksi : import javax.swing.*;

Beberapa perbedaan AWT dan Swing, AWT merupakan komponen

heavyweight (kelas berat) sedangkan Swing lightweight (kelas ringan). Swing memiliki lebih banyak komponen. Fasilitas Swing Look and Feel : Metal, Windows, Motif. Komponen Swing berdasar model-view, yaitu suatu cara pengembangan komponen dengan pemisahan penyimpanan dan penanganan data dari representasi visual data.

Bahasa pemrograman Java merupakan salah satu bahasa pemrograman yang umum digunakan untuk mengembangkan aplikasi basis data yang dibuat menggunakan MySQL.

2.5.2. MySQL

SQL merupakan bahasa query yang paling banyak dipilih oleh DBMS dan

Development Tolls (seperti Visual Basic, Delphi, PHP, Java, dll) dalam menyediakan median bagi penggunanya untuk berinteraksi dengan basisdata (Fatansyah, 2004).

MySQL merupakan salah satu contoh produk DBMS yang sangat popular di lingkungan linux, tetapi juga tersedia pada windows. Banyak situs web yang menggunakan MySQL sebagai database server (server yang melayani permintaan akses database) (Abdul Kadir, 2003).


(40)

Pernyataan-pernyataan SQL digunakan untuk melakukan beberapa tugas seperti, update data pada database, atau menampilkan data dari database. Beberapa software RDBMS dan dapat menggunakan SQL.

2.5.3. NetBeans

NetBeans mengacu pada kedua platform kerangka untuk aplikasi desktop java, dan sebuah lingkungan pengembangan terpadu (IDE) untuk pengembangan dengan java, java script, php, python, ruby, groovy, c, c++, scala, clojure, dan lain-lain. NetBeans yang ditulis dalam java dan berjalan di mana-mana JVM diinstal, termasuk windows, Mac Os, Linux, solaris. Sebuah JDK diperlukan untuk pengembangan fungsionalitas jawa, tetapi tidak diperlukan untuk pembangunan di bahasa pemograman lain. Platform NetBeans memungkinkan aplikasi untuk dikembangkan dari satu set modular komponen software yang disebut modul. Aplikasi berbasis platform NeatBeans(termasuk IDE NetBeans) dapat diperpanjang oleh pengembangan pihak ketiga. (Miftakhul Huda & Bunafit Komputer. 2010. Membuat Aplikasi Database dengan Java, MySQL, dan NetBeans. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.)


(41)

2.5.4. Rational Rose

Dalam penelitian ini, Rational Rose berfungsi sebagai tool untuk pemodelan sistem yang menggambarkan proses-proses yang ada pada sistem ini. Rational Rose adalah kakas (tools) pemodelan visual untuk pengembangan system berbasis objek yang sangat handal untuk digunakan sebagai bantuan bagi para pengembang dalam melakukan analisis dan perancangan sistem.

Rational Rose digunakan untuk melakukan pemodelan sistem sebelum pengembang menulis kode-kode dalam bahasa pemrograman tertentu. Ia juga membantu analisis system dengan cara pengembang membuat diagram use case

untuk melihat fungsionalitas sistem secara keseluruhan sesuai dengan harapan dan keinginan pengguna. Kemudian, ia juga menuntut pengembang untuk mengembangkan Interaction diagram untuk melihat bagaimana objek-objek saling bekerjasama dalam menyediakan fungsionalitas yang diperlukan. (Adi Nugroho, 2005:20).


(42)

32

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini di PT.Kimia Farma (Persero).Tbk Plant Bandung yang meliputi sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi tugas.

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tanggal 29 juni 1896 di Bandung didirikan sebuah pabrik kina yang bernama Bandoengsche Kinine Fabriek N.V dengan akte notaris B.V.Hoithuisen No.102. Pertama-tama produk yang dihasilkan adalah garam Kina dari kulit kina. Dalam menjalankan aktivitasnya, pabrik ini hanya sekedar memperoleh ongkos pengolahannsaja sedangkan hasilnya dijual oleh para penghasil kulit kina menurut perhitungan mereka sendiri. Kemudian pada tanggal 23 Februari 1937, akte notaris tersebut diatas diubah dengan akte notaris Mr.J.J.Coubius Du Sart No.7/1937.

Pada tahun 1939, pabrik kina ini diserahkan kepada Indsche Combinate Voor Chemische Industrie (INCHEM) dengan akte notaries Frederik Louise August Bod No.10 tanggal 14 Januari 1939,yang kemudian pada tanggal 13 desember 1939 berdasarkan akte notaries C.F.A De Wilde,INCHEM mendirikan pabrik yodium di watudakon Mojokerto Jawa Timur.


(43)

Pada Tahun 1942, dalam perang dunia ke II pabrik kina di Bandung di kuasai oleh angkatan darat Jepang dan diberi nama Rikugun Kinine Seizoshyo. Selama kedudukan Jepang, pembuatan Pil (tablet kina) memang masih di lakukan, hanya hasilnya di angkut semua ke jepang, sebagian besar hasil kina itu di kirim ke tempat lain guna kepentingan Jepang dalam peperangannya di Pasifik. Sedangkan untuk keperluan di dalam negri atau orang-orang pribumi, Jepang hanya menyediakan hasil pabrik yang di sebut “Tota Kina” yaitu kina yang belum di pisahkan dari alkoloida-alkoloida lainnya. Jepang dikalahkan oleh sekutu pada tahun 1945 dan Belanda masuk ke Indonesia sehingga pabrik kina ini di ambil kembali oleh pemilik semula yaitu perusahaan swasta Belanda dengan nama Bandoengsche Kinine Fabriek N.V. Pada tahun 1950, selain kina juga di produksi obat besi, obat yodium, bekatonik, quintonik, aether, vitamin, sulfamida, antibiotika, anthitusmin, kapur liver dan lain lain. Pada tahun 1955 pabrik kina ini di serahkan kembali kepada INCHEM dengan akte notaries Mr.R.Soewardi No.4/1954 tanggal 3 November 1954. Akibat adannya sengketa Irian Barat antara Indonesia dengan belanda, maka semua perusahaan Belanda yang ada di Indonesia di kuasai oleh pemerintahanRI, sehingga dibentuk Badan Pimpinan Umum (BPU) berdasarkan PP No.23 Tahun 1958, perusahaan-perusahaan yang berada di bawah BPU ini menjadi milik Pemerintahan RI yang pelaksanaanya di serahkan kepada Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS).

Mulai tanggal 18 Juni 1960, pabrik kina di kuasai penuh oleh pemerintah RI dan diberi nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdasarkan surat


(44)

perintah Menteri Kesehatan RI No.57/959/kon, setahun kemudian yaitu pada tanggal 17 April 1961 berdasarkan PP No.85 namanya diubah menjadi Bhinaka Kina Farma yang meliputi pabrik yodium di Watadakon Mojokerto Jawa Timur.

Berdasarkan PP No.3 tanggal 25 Januari 1969, empat buah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi yaitu:

1.Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Raja Farma 2. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nakula Farma 3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bhineka Kina Farma 4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sari Husada

Keempat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut di lebur menjadi satu menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi dan alat-alat kesehatan “Bhineka Kimia Farma”, dan keempat perusahaan tersebut masing-masing mejadi unit dengan susunan sebagai berikut :

a. PNF Raja Farma Jakarta menjadi PNF Bhinaka Kimia Farma Unit I bidang perdagangan,

b. PNF Nakula Farma Jakarta menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit II bidang produksi Jakarta,

c. PNF Bhineka Farma Bandung Menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit III bidang produksi bandung,

d. PNF Sari Husada Yogyakarta Menjadi PNF Bhineka Kimia Farma Unit IV bidang produksi Yogyakarta.


(45)

Penggabungan ini di maksudkan untuk memperkuat kedudukan dengan adannya persaingan yang semakin ketat di bidang farmasi dan alat-alat kesehatan, disamping untuk memanfaatkan fasilitas yang sebelumnya tidak di gunakan serta untuk menyatukan pola pembinaan manajemen perusahaan, penggabungan ini juga bertujuan untuk mengarahkan perusahaan ke bentuk persero yang pelaksanaan dan pembinaannya di serahkan kepada departemen keuangan.

Pada tanggal 18 Agustus 1971 berdasarkan PP No.16/1971, Lembaran Negara No.18 tahun 1971 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) farmasi dan alat-alat kesehatan Bhineka Kimia Farma Unit I sampai dengan Unit IV berubah menjadi PT.Kimia Farma (Persero) terhitung bulan Agustus 1971 dengan akte notaries Sulaeman Ardjasasmita tanggal 16 Agustus 1971 dan membawa perubahan nama bagi semua unit sehingga menjadi:

a. Unit I menjadi Unit Perdagangan b. Unit II menjadi Unit Produksi Jakarta c. Unit III Menjadi Unit Produksi Bandung d. Unit IV menjadi Unit Produksi Yogyakarta

Sekitar pertengahan tahun 1974, unit produksi Yogyakarta berdiri sendiri dengan nama seperti Semula yaitu PT.Sari Husada dengan produksi yang dihasilkan yaitu jenis makanan bayi dan dewasa yang bergizi diantaranya ialah SGM dan SMN. Unit produksi Bandung yang telah di kenal dengan nama Pabrik Kina, yang semula hanya bergerak di bidang produksi garamgaram kina telah berkembang bidang kegiatannya sesuai dengan kebutuhan, meliputi : obat


(46)

jadi, bahan baku, minyak atsiri, dengan perkebunan tanaman untuk industri, eksploitasi dan pengolahan yodium, aether nakosa serta alat-alat kontrasepsi keluarga berencana (KB).

Pada tahun 2001,Unit produksi Formulasi Bandung dan Unit Produksi Manufaktur Bandung serta Unit Produksi Manufaktur Semarang dilebur menjadi Divisi Produksi Bandung. Sekitar tahun 2003 Divisi Bandung tanpa Unit Produksi Manufaktur Semarang diubah menjadi Plant Bandung, Serta mempunyai kegiatan bisnis utama yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Produksi formulasi obat,meliputi : Sediaan Tablet,Sediaan sirup atau suspense (sirup yang lebih kental dari biasanya Ex : Scoot Emulsion), sediaan cairan fitofarmaka (NK Sari, Batugin) sediaan Pil KB dan sediaan alat Kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

b.Produksi bahan baku, meliputi garam-garam kina, Yodium (di Watudakon), Lemak dan Minyak (di Semarang).

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT.Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Bandung adalah Komitmen pada peningkatan kualitas kehidupan, kesehatan, dan lingkungan. Sedangkan Misi PT.Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Bandung yaitu:

1. Menyelenggarakan kegiatan produksi bahan baku dan obat jadi yang berkualitas dan bernilai tambah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2. Mengembangkan industri farmasi dengan meningkatkan nilai


(47)

perusahaan bagi pemegang saham dan pihak lain yang berkepentingan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

3. Mengembangkan sumber daya manusia perusahaan untuk meningkatkan kompetensi dan komitmen guna pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan Industri Farmasi Nasional.

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT.Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Bandung dibentuk dengan maksud agar setiap pegawai bekerja dengan baik, efektif dan efisiensi serta berjalan dengan lancar. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan menyeluruh, perusahaan membentuk struktur organisasi sebagai alat bantu bagi pimpinan dalam mengkoordinasikan semua kegiatan perusahaan. Hal ini dapat dicapai dengan adanya kerja sama yang baik antar bagian yang ada pada perusahaan. Agar terdapat pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas dari setiap bagian, maka harus dibentuk pembagian kerja dan pengelompoknan kegiatan dan aktivitas ke dalam bagian-bagian yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Bentuk suatu struktur organisasi yang tepat harus membutuhkan suatu keahlian dan keterampilan dari seorang pemimpin perusahaan. Hal ini dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menempatkan orang yang tepat,yang penempatannya didasarakan atas bermacam-macam aspek lain yang relevan dengan penempatan anggota atau pegawai. Dalam suatu struktur organisasi, kita jumpai adanya pengkhususan dari pembagian aktivitas kerja,


(48)

hubungan-hubungan dari fungsi atau aktifitasaktifitas yang berbeda-beda dan memperlihatkan hierarki serta struktur wewenang berikut hubungan pertanggung jawaban.

Berikut adalah gambar struktur organisasi PT.Kimia Farma (Persero) Tbk.Plant Bandung :

Manager

Asisten Manager

Supervisor

(Sumber : Personalia PT Kimia Farma (Persero).TBK Plant Bandung)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Kimia Farma (Persero).Tbk Plant Bandung

Perencanaan dan pengendalian Produksi Perencanaan dan pengendalian Bahan Produksi I Produksi II Produksi

Produksi Pengelolaan

Mutu Pemastian Mutu Teknologi Formulasi Lab.

Pengujian Penyimpana Pembelian Pengolahan Data dan Informasi KTO Rumah Umum Tekhnik Pemelihar Keuangan Akutansi Administra si

Plant

Bandung

Manajemen Representativ K3L Perencanaan Produksi


(49)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Dalam sebuah perusahaan baik swasta maupun BUMN harus memiliki aturan dan pertanggungjawaban atas pekerjaan yang dilakukan oleh semua pegawai, dalan hal ini PT Kimia Farma (Persero)Tbk Plant Bandung sebagai Badan Usaha Milik Negara harus memiliki aturan dan pertanggungjawaban atas pekerjaan. Dan untuk lebih jelasnya berikut adalah susunan dan Deskripsi Tugas di PT Kimia Farma :

Plant Bandung membawahi :

1. Management Representatif (Setingkat Asisten Manajer) 2. K3L (Setingkat Asisten Manajer)

3. Perencanaan produksi dan pengendalian inventori (PPPI) Tugas dan fungsi utama bagian PPPI yaitu :

- Merencanakan kebutuhan bahan produksi - Mengontrol jalannya pembuatan obat - Merencanakan pengiriman obat jadi

- Melakukan stock opname ke gudang bagian penyimpanan

4. Produksi

Tugas dan fungsi utama bagian produksi yaitu :

- Melaksanakan pembuatan obat sesuai dengan surat perintah kerja (SPK) dari PPPI, mulai dari permintaan bahan baku ke gudang, penimbangan, pengolahan, pengemasan sampai pengiriman obat jadi ke gudang obat jadi di bagian penyimpanan sesuai prosedur yang telah ditetapkan


(50)

- Melaksanakan dokumentasi atas semua proses yang dilakukan selama proses pengolahan dan pengemasan dengan berpedoman pada protap. 5. Pengolahan mutu

a. Pemastian mutu b. Laboratorium penguji c. Teknologi formulasi 6. Tekhnik dan pemeliharaan

7. Penyimpanan (Gudang)

Tujuan : Merencanakan, mengelola dan memantau seluruh kegiatan penerimaan, penyimpanan dan penyerahan, meliputi bahan baku, bahan kemas,

produk jadi dan barang teknik, untuk memastikan tingkat kesiapan bahan produksi dan barang teknik secara optimal sesuai dengan kebutuhan di fungsi produksi dan non produksi sesuai dengan target yang ditentukan.

Tanggung jawab Utama :

- Merencanakan dan mengelola kegiatan penerimaan dan penyimpanan bahan baku, bahan kemas, produk jadi dan barang teknik, untuk memastikan jumlah, kualitas, keselamatan kerja dan keamanan lingkungan sesuai dengan standar pengolahan barang (Good Starage Practice).

- Mengelola kegiatan penyerahan bahan baku, kemas, produk jadi, dan barang tehnik di penyimpanan, untuk memastikan ketersediaan bahan baku dan bahan kemas sesuai dengan kebutuhan di fungsi bahan produksi dan non produksi dengan jumlah dan waktu yang tepat.


(51)

- Mengelola kegiatan pemantauan persediaan fisik barang (bahan baku, bahan kemas, dan barang tehnik) di lingkungan penyimpanan, untuk memastikan data ketersediaaan bahan baku, bahan kemas, dan barang tehnik yang diperlukan untuk mendukung kelancaran kegiatan produksi. - Mengelola dan memantau kegiatan penerapan Sistem Mutu di lingkungan

penyimpanan. Untuk memastikan kepatuhan Sistem Mutu terhadap standar yang berlaku.

- Mengelola dan memantau hasil pelatihan, pengembangan dan pembinaan karyawan di penyimpanan, untuk memastikan terciptanya lingkungan kerja yang kondusif dan memberikan motifasi atau semangat kerja bagi karyawan untuk bekerja dengan produktif.

8. Pembelian

9. Pengolahan data dan informasi 10. KTO Bintang

11. Umum

12. Rumah tangga

13. Administrasi personalia 14. Akuntansi


(52)

3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Desain Penelitian

Dalam membangun sebuah sistem Informasi yang kompleks membutuhkan metoda – metoda atau paradigma pengembangan yang mampu membantu menganalisis dan mendesain secara lebih detail sehingga informasi yang dihasilkan lebih akurat. Penyusunan penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Berdasarkan jenis pengumpulannya, data dibedakan atas dua, yaitu :

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Menurut Ir. M. Iqbal Hasan, M.M. di dalam bukunya (2002:83) mendefinisikan data primer adalah sebagai berikut :

“Data primer adalah data yang diperoleh / dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya”.

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah “suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau


(53)

seorang autoritas (seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah)“ (Gorys Keraf, 2001: 161).

Disini peneliti melakukan wawancara kepada pihak bagian tertentu berkaitan dengan sistem informasi persediaan barang jadi disana. 2. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu objek yang akan diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai dengan analisa dan pengujian kembali atas semua data yang telah dikumpulkan” (Gorys Keraf, 2001:162).

Disini peneliti melakukan pengamatan langsung proses kegiatan barang masuk, barang keluar dan lain-lain berkaitan dengan pengolahan persediaan barang jadi disana.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan peneliti terdahulu disebut juga data tersedia (Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002 : 82). Data sekunder disajikan dalam bentuk dokumentasi. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada untuk memperoleh data dan informasi dalam peneltian ini. Dokumen tersebut meliputi laporan artikel dan jurnal-jurnal yang


(54)

berkaitan dengan topik penelitian ini, seperti dokumen laporan persediaan barang, barang masuk, barang keluar.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem 3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan dengan Object Oriented yang menggunakan AOO(Analisis Object Oriented) dan DOO yang di visualisasikan dengan UML, dan di antaranya adalah sebagai berikut :

Use Case, Sequence Diagram, Class Diagram, Skenario Diagram, Activity Diagram, Component Diagram dan Deployment Diagram.

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan metode pendekatan prototyping. Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses. Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yangn banyak digunakan. Prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan.

Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang


(55)

sudah ditentukan. Metode prototipe di rancang agar dapat menerima perubahan-perubahan dalam rangka menyempurnakan prototipe yang di buat dan perubahan-perubahan yang terjadi di anggap dapat merupakan sebagian dari proses pengembangan itu sendiri. Berikut adalah langkah-langkah dalam merancang sistem yang penulis gunakan dalam mekanisme pengembangan sistem dengan prototype.

Gambar 3.2Tahapan-tahapan pengembangan sistem dengan prototype

(Sumber : Lucas [Abd03])

Mengidentifikasi kebutuhan pemakai

Mengembangkan kebutuhan pemakai

Menggunakan prototipe Prototipe dapat

diterima

Tidak

Ya 1

2

3


(56)

Uraian tahapan pengembangan perangkat lunak menggunakan paradigma prototipe dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi kebutuhan pemakai

Pada tahap ini, analisis sistem akan melakukan studi kelayakan dan studi terhadap kebutuhan pemakai baik yang meliputi model

interface, teknik prosedural, maupun dalam teknologi yang akan digunakan. Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap sistem yang sedang berjalan dan menganalisis kebutuhan pemakai, seperti pengoperasian system operasioan. Teknik pelayanan sistem operasional dan penyimpanan data-data dokumen operasional.

2) Mengembangkan kebutuhan pemakai

Pada tahap kedua ini, analisis sistem bekerjasama dengan programer mengembangkan prototipe sistem untuk memperlihatkan kepada pemesan pemodelan atau pihak yang membutuhkan rancangan aplikasi sistem yang akan dibangun. Seperti kegiatan mendefinisikan masalah yang mencakup pendefinisian input, proses dan output dari sistem yang akan dibangun serta memilih alternatif yang akan dibangun sesuai dengan kebutuhan pemakai. Mengenai implementasi alternatif yang telah dipilih pada tahap ini penulis mulai membuat desain sistem sesuai dengan kebutuhan pemakai yang telah dikembangkan.


(57)

3) Menentukan prototipe

Prototipe yang dibangun sudah mencapai tahap apakah akan diterima atau tidak oleh pihak pemakai aplikasi. Analisis sistem pada tahap ini akan mendeteksi dan mengidentifikasi sejauh mana pemodelan yang dibuat dapat diterima oleh pengguna. Perbaikan-perbaikan apa yang diinginkan pengguna atau bahkan harus merubah secara keseluruhan.

4) Menggunakan prototipe

Pada tahap akhir ini, analisis sistem akan menyerahkan kepada programer untuk mengimplementasikan pemodelan yang sudah dibuat menjadi suatu sistem. Penulis akan melakukan beberapa test, seperti memasukan sejumlah data ke dalam sistem dan dilihat hasilnya serta cara pemrosesan yang dilakukan oleh aplikasi sistem yang dibuat ini.

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Alat-alat bantu yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar, diagram atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang tidak berupa gambar atau grafik (nongraphical tools). Alat-alat yang digunakan pada metodologi pendekatan prototype diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Usecase Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat


(58)

sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah usecase merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu,misalnya login ke sistem. Seorang atau sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang diinclude akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

2. Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk


(59)

memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

Class memiliki tiga area pokok : 1.Nama (dan stereotype)

2.Atribut 3.Metoda

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut :

1.Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan. 2.Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan

anak-anak yang mewarisinya

3.Public, dapat dipanggil oleh siapa saja Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package.

Hubungan Antar Class :

1) Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau


(60)

class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class.

2) Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas..”). 3) Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat

diturunkan dari class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

4) Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.

3.Sequence diagram

Menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertical (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal.


(61)

Message menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untukobjek boundary, controller dan persistent entity.

4.Skenario Diagram

Skenario diagram juga menggambarkan interaksi antar objek tetapi lebih menekankan pada penjelasan lebih detail kasus dari awal hingga akhirnya diperoleh sebuah output.

5. Activity Diagram

Sebuah Activity Diagram menunjukkan suatu alur kegiatan secara berurutan. Activity Diagram digunakan untuk mendiskripsikan kegiatan-kegiatan dalam sebuah operasi meskipun juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan alur kegiatan yang lainnya seperti use case atau suatu interaksi. Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.


(62)

6. Component Diagram

Menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya. Komponen piranti lunak adalah modul berisi code, baik berisi source code maupun binary code, baik library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time, maupun run time. Umumnya komponen terbentuk dari beberapa class dan/atau package. Komponen dapat juga berupa interface, yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lain.

7. Deployment Diagram

Menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, di mana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal . Sebuah node adalah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk mendeploy komponen dalam lingkungan sebenarnya. Hubungan antar node (misalnya TCP/IP) dan requirement dapat juga didefinisikan dalam diagram ini.

3.2.4. Pengujian Software

Pengujian Software (perangkat lunak) adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempersentasikan kajian pokok dari spesifikasi,desain dan pengkodean, Roger Pressman (2002 : 59).


(63)

Metode pengujian yang digunakan oleh penulis adalah Black-Box. Black Testing digunakan untuk menguji fungsi-fungsi dari perangkat lunak yang dirancang.

Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Langkah-langkah dalam pengujian Black Box adalah : 1. Graf Based Testing

Langkah pertama pada pengujian black box adalah memahami objek yang terdapat dalam model perangkat lunak dan menentukan hubungan yang dimiliki antara objek-objek tersebut. Pengujian berbasiskan model graf dilakukan terhadap perilaku sistem. Pengujian ini dimulai dari mendefinisikan semua simpul dan bobot simpul, dimana objek dan atribut diidentifikasikan, serta memberikan indikasi titik mulai dan berhenti.

2. Equivalence Partitioning

Partis ekuivalensi adalah metode yang membagi domain input dari suatu program ke dalam kelas data, menentukan kasus pengujian dengan mengungkapkan kelas-kelas kesalahan, sehingga akan mengurangi jumlah keseluruhan kasus pengujian.


(64)

3. Boundary Value Analysis

Analisis nilai batas adalah teknik desain proses yang melengkapi partisi ekuivalensi, dengan berfokus pada domain output.

4. Comparison Testing

Pengujian perbandingan adalah metode pembangkitan data uji yang dilakukan pada perangkat lunak yang dibuat redudan. Perangkat lunak yang redudan mempunyai dua tim pengembangan yang masing-masing mengembangkan perangkat lunak sendiri-sendiri untuk spesifikasi yang sama.

Pengujian Black Box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapat serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.pengujian black box merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas kesalahan.

Metode ini berusaha menemukan kesalahan – kesalahan yang termasuk kategori seperti berikut di bawah ini :

1. Fungsi-fungsi yang hilang atau tidak benar 2. Kesalahan pada antar muka.

3. Kesalahan pada struktur data pengaksesan database eksternal. 4. Kesalahan pada performance.


(65)

55

BAB IV

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

4.1. Analisis Sistem yang Berjalan

Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Langkah-langkah analisis sistem antara lain :

1. Identify, yaitu memahami masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. 3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, kegiatan pengolahan persediaan barang jadi yang digunakan oleh pihak PT. Kimia Farma ( Persero ) Tbk. Plant Bandung masih dilakukan secara manual atau pencatatan data masih menggunakan buku besar, sehingga dalam pengelolaan datanya sedikit memakan waktu yang mengakibatkan penyajian laporan menjadi terlambat.


(66)

4.1.1. Analisis Prosedur yang Berjalan

Analisis yang di fokuskan dalam sistem persediaan barang jadi yang terdapat pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung. Berdasarkan dari metode analisis sistem yang digunakan oleh perusahaan, maka berikut merupakan gambaran prosedur sistem yang sedang berjalan pada sistem persediaan barang jadi.

4.1.1.1. Diagram Use Case yang berjalan

Berikut ini use case diagram yang menggambarkan proses utama dari sistem yang berjalan.

Gambar 4.1. Use Case diagram Persediaan Barang yang berjalan. Pemesanan

Costumer PPPI

Pengeluaran barang

Produlsi

Pemasukkan barang Gudang


(67)

4.1.1.2. Skenario Use Case persediaan barang jadi

Skenario merupakan penjelasan lebih detail kasus dari awal hingga akhirnya diperoleh sebuah output. Adapun skenario use case persediaan barang jadi dalam sistem yang berjalan adalah sebagai berikut :

1. Skenario Use Case Pemesanan.

IDENTIFIKASI No Use Case 1.1

Nama Use Case Pemesanan

Tujuan Untuk memesan barang

Jenis Primer

Aktor Costumer, Bag.PPPI

Skenario Utama Kondisi Awal -

Aksi Aktor Sistem

1.Costumer datang ke perusahaan melakukan pemesanan barang yang akan dipesan.

2. Petugas Bagian PPPI Memberikan form pemesanan kepada Costumer yang akan melakukan pemesanan barang.

3. Costumer mengisi form pemesanan barang sesuai dengan apa yang dibutuhkan, lalu memberikannya kepada bag,PPPI.


(68)

4. Bagian PPPI menerima dan menyimpan form data pemesanan dari Costumer yang sudah terisi, 5. Lalu Petugas Bagian PPPI

mengecek data Persediaan barang, apakah masih bisa memenuhi atau tidak.

6. Petugas Bagian PPPI membuat SPK (Surat Perintah Kerja) ke Bag.Produksi apabila persediaan barang sudah mendekati stok minimum.

7.Lalu Petugas Bagian PPPI membuat membuat surat jalan pemesanan barang.

8. Costumer menerima bukti surat jalan pemesanan barang dan melakukan rekap data

pemesanan barang yang telah diisi pada form pemesanan.

Kondisi Akhir Data Pemesanan dan SPK telah tersimpan.


(1)

7. Pengisian data Pengeluaran

Berikut ini kasus dan hasil pengujian pengisian data Pengeluaran :

Tabel 5.14 Pengecekan Pengisian Data Pengeluaran Kasus dan Hasil Uji (Data Normal)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Input data Pengeluaran Penyimpanan data kedalam file Pengeluaran Dapat melakukan penyimpanan data dengan benar [X] Diterima [ ] Ditolak

Klik tombol simpan

Data tersimpan di file Pengeluaran

Sesuai dengan yang di harapkan

[X] Diterima [ ] Ditolak Kasus dan Hasil Uji (Data Salah)

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Data-data Pengeluaran diisi secara tidak lengkap dan ada yang kosong Penyimpanan tidak dapat dilakukan Tidak dapat melakukan penyimpanan data

[ ] Diterima [X] Ditolak

Klik tombol simpan

Data tidak tersimpan di file Pengeluaran

Tidak sesuai dengan yang di harapkan

[ ] Diterima [X] Ditolak


(2)

145

5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus uji sample di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan sintaks dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat berjalan dengan semestinya.


(3)

146

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengembangan sistem yang telah penulis lakukan, maka penulis mencoba membuat suatu kesimpulan dan mengajukan beberapa saran-saran yang berhubungan dengan pembahasan yang telah dikemukakan di bab-bab sebelumnya.

6.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Dengan adanya Sistem Informasi Persediaan Barang yang telah penulis buat dapat meminimalisir adanya kesalahan – kesalahan yang masih ada, sehingga bisa mempermudah dalam proses pengolahan data barang masuk dan keluar. 2. Dengan Sistem Informasi Persediaan Barang Jadi yang penulis buat,

diharapkan dapat membantu dan mempermudah dalam mengecek data persediaan barang jadi dan data barang tidak akan mudah hilang, dan data akan tersimpan selalu di database sistem informasi persediaan barang jadi. 3. Dengan adanya Sistem Informasi Persediaan Barang, diharapkan dapat lebih


(4)

147

6.2. Saran

Dalam pelaksanaan tugas Akhir ini, penulis memberikan saran untuk pengembangan sistem informasi yang baru ini, diantaranya :

1. Dalam program Persediaan Barang ini terutama dalam barang masuk dan keluar, Belum adanya sebab lain selain spk dan pemesanan untuk memproses data masukan dan keluaran barang. Perlu adanya pengembangan program agar perhitungan barang masuk dan keluar dapat di akumulasi dengan jelas.

2. Sistem yang dibuat penggunaanya hanya dalam satu komputer (Stand alone), untuk kedepannya diharapkan sistem ini penggunaanya memakai client server. 3. Tampilan program belum begitu formal untuk suatu perusahaan, diperlukan

perubahan tampilan program.

4. Setelah dibuatnya sistem ini. Maka, diharapkan selalu melakukan maintenance sistem sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perusahaan.


(5)

 Miftahul Huda dan Bunafit Nugroho, 2010. Membuat Aplikasi Database dengan Java, MySQL, dan NetBeans, Elex Media Komputindo, Yogyakarta  Kristanto Andri, 2003, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya.

Yogyakarta: Gaya Media.

 Abdul Kadir, 2004, Analisis dan Perancangan Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek, Informatika Bandung, Bandung.

 Sutanta, 2003, Sistem Informasi Konsep Dasar, Analisis Desain dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

 Isroah, 2005, Kompetensi Dasar Ekonomi. Solo: Tiga Serangkai.

 Nugroho, Adi, 2005, Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Object, Informatika Bandung, Bandung.

 Jogiyanto Hartono, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset, Yogyakarta

Online:

 agustus 2011

 http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/Jaringan_Komputer.pdf/3 agustus 2011


(6)

RIWAYAT HIDUP

Identitas

Nama : Sonny Septiadi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 10 September 1990 Tinggi / Berat Badan : 174cm / 63Kg

Status Pernikahan : Belum Menikah

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Tulip V No.8 Rt.05 Rw.04 GSI

Kel. Gempol Sari Kec. Bandung Kulon 40215 E-mail : flea.bassist@yahoo.com

Mobile Phone (HP) : 085720104400

Latar Belakang Pendidikan Formal

 Universitas Komputer Indonesia 2008 - 2012  SMA YWKA Bandung 2005 - 2008

 SMPN 4 Cimahi 2002 - 2005