Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

Studi Tentang Asam Asetat Dan Asam Laktat Yang Dihasilkan Selama Proses Fermentasi Peluruhan Buah Kakao 23 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur

II.4. Landasan Teori

II.4.1. Fermentasi Fermentasi merupakan tahapan pengolahan yang sangat vital untuk menjamin dihasilkannya cita rasa cokelat yang baik. Fermentasi juga sangat berperan dalam perkembangan aroma dan rasa serta pengurangan rasa sepat dan pahit. Kematian biji yang terjadi pada awal proses fermentasi sangat penting dalam mengawali terjadinya reaksi – reaksi biokimia di dalam biji. Rusaknya dinding sel dan bercampurnya senyawa – senyawa yang dikandungnya terjadi sesaat setelah kematian biji. Cairan sel mengandung senyawa – senyawa bakal calon pembentuk cita rasa kakao dan beberapa enzim penting untuk terjadinya reaksi enzimatis pembentuk calon cita rasa. Etanol dan asam asetat yang dihasilkan pada 48 jam pertama proses fermentasi bersama panas merupakan agen penyebab kematian biji. II.4.2. Hal – hal yang berpengaruh terhadap fermentasi Berbagi macam metode fermentasi merupakan pembeda utama dan merupakan cermin sejumlah besar faktor – faktor yang berpengaruh terhadap proses fermentasi. Di antara faktor – faktor yang berpengaruh terhadap fermentasi adalah sebagai berikut : 1. Kemasakan buah kakao Biji dari buah yang tidak masak tidak dapat difermentasi dengan normal, suhu fermentasi sekitar 35 °C, dan setelah beberapa waktu akan meningkat menjadi 40 °C. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Studi Tentang Asam Asetat Dan Asam Laktat Yang Dihasilkan Selama Proses Fermentasi Peluruhan Buah Kakao 24 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur Tingkat kemasakan tidak dapat didefinisikan dengan tepat, tetapi menunjukkan bahwa buah kakao jauh sekali dari tingkat kemasakan, yaitu pada tahap ketika pulp masih keras dan biji tidak dapat dilepaskan dari dinding kulit buah. 2. Tipe kakao Terdapat perbedaan mendasar perlakuan atau cara fermentasi antara kakao jenis Criollo dan Forastero. Waktu fermentasi kakao Criollo relatif pendek, yakni 2 – 3 hari, sementara kakao Forastero 3 – 7 hari dan terkadang lebih lama. Sebagai akibat perbedaan tersebut, fermentasi campuran kedua jenis kakao tersebut sebaiknya dilakukan. 3. Periode fermentasi Terdapat variasi sangat besar mengenai waktu fermentasi yang diterapkan, yakni mulai 1,5 – 10 hari. Perbedaan utama terjadi karena varietas kakao, utamanya biji kakao Criollo difermentasi selama 2 – 3 hari dan biji Forastero selama 3 – 7 hari. 4. Pengadukan Tujuan pengadukan massa biji kakao selama fermentasi adalah untuk menjamin keseragaman. Adanya perbedaan antara bagian massa biji kakao yang difermentasi menyebabkan pentingnya pengadukan selama berlangsungnya fermentasi. Pengadukan dibutuhkan untuk mempermudah udara masuk ke dalam biji. Terdapat beberapa variasi pada frekuensi pengadukan, yakni mulai dari tanpa pengadukan sama sekali hingga pengadukan dua kali sehari pada fermentasi dalam silinder Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Studi Tentang Asam Asetat Dan Asam Laktat Yang Dihasilkan Selama Proses Fermentasi Peluruhan Buah Kakao 25 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur II.4.3. Fermentor Menurut S. Abdoellah fermentor untuk keperluan penelitian dapat menggunakan peti fermentasi mini dengan kapasitas 40 kg yang dapat menghasilkan cita rasa yang cukup baik dan menurunkan keasaman biji. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Studi Tentang Asam Asetat Dan Asam Laktat Yang Dihasilkan Selama Proses Fermentasi Peluruhan Buah Kakao 26 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri – UPN “Veteran” Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN