Teori-Teori Persepsi Persepsi Masyarakat Mengenai Kinerja Jumantik

2.1.2. Jenis Persepsi

Terdapat dua jenis persepsi menurut Riswandi 2009, yaitu persepsi lingkungan fisik dan persepsi sosial atau persepsi terhadap manusia. Persepsi lingkungan fisik berbeda dengan persepsi sosial. Adapun perbedaan jenis persepsi yaitu sebagai berikut : a. Persepsi lingkungan fisik yaitu suatu kegiatan dalam menafsirkan stimulus berupa lambang-lambang yang bersifat fisik baik terhadap suatu objek. Persepsi terhadap objek terjadi dengan menanggapi sifat-sifat luar objek. Objek bersifat statis, sehingga ketika seseorang mempersepsikan suatu objek, objek tersebut tidak memberi tanggapan. b. Persepsi sosial merupakan persepsi terhadap orang melalui lambang- lanbang verbal dan non-verbal. Persepsi sosial yaitu menanggapi sifat-sifat luar dan dalam yang meliputi perasaan, motif, harapan, keyakinan dan lain sebagainya. Persepsi terhadap manusia bersifat interaktif, dimana ketika sesorang mempersepsikan orang lain terhadap kemungkinan timbul reaksi dari orang yang dipersepsikan. Berdasarkan jenis persepsi, maka persepsi masyarakat mengenai kinerja jumantik tergolong dalam persepsi sosial. Hal tersebut dikarenakan persepsi ini ditujukan kepada orang atau individu lainnya.

2.1.3. Teori-Teori Persepsi

1. Menurut Muchlas 2005 dalam Arifin 2011, faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu usia dan jenis kelamin. 2. Menurut Potter dan Perry 2001 dalam Nurhidayat 2012 faktor interpersonal merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi. Faktor interpersonal meliputi tingkat pendidikan, tingkat pengembangan, latar belakang sosio-kultural, faktor emosi, gender, status kesehatan fisik, nilai dan kepercayaan serta peran. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang menurut Kozier 2004 dalam Nurhidayat 2012 adalah: a. Variabel demografis meliputi usia, jenis kelamin, ras dan suku bangsa b. Variabel sosio-psikologi yaitu faktor sosia dan emosional. Tekanan sosial, merupakan pengaruh dari teman kelompok dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan mengenai suatu hal c. Variabel struktural meliputi pengetahuan d. Cues of action, dapat berupa isyarat internal atau eksternal misalnya perasaan lemah, gejala yang tidak menyenangkan atau anggapan seseorang terhadap kondisi orang terdekat yang menderita suatu penyakit 4. Menurut Robbins 1998 dalam Arifin 2011, faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu a. Orang yang melakukan persepsi. - Sikap individu yang bersangkutan terhadap objek persepsi - Motivasi atau keinginan yang belum terpenuhi yang ada didalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap persepsi - Interest atau keterkaritan, faktor perhatian individu dipengaruhi oleh keterkaritan tentang sesuatu. - Harapan, seseorang akan mempersepsikan suatu objek atau kejadian sesuai dengan apa yang diharapkan pada orang tersebut. - Pengalaman b. Target atau objek persepsi c. Faktor keadaan atau situasi lingkungan 1. Konteks sosial 2. Konteks pekerjaan, persepsi seseorang terhadap suatu peristiwa dalam lingkup pekerjaan 3. Waktu saat objek dipersepsikan

2.1.4. Persepsi Masyarakat Mengenai Kinerja Jumantik

Persepsi masyarakat mengenai kinerja jumantik merupakan penilaian subjektif dari hasil yang diperolehnya. Perbedaan Persepsi berdasarkan Karakteristik Responden a. Umur Menurut Kozier 2004 dalam Nurhidayat 2012, umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Seseorang melihat sebuah target dan mencoba untuk memberikan interpretasi persepsi dari objek yang dilihatnya dengan berbeda-beda. Karakteristik individu seperti usia dapat mempengaruhi interpretasi persepsi seseorang, sehingga setiap orang yang usianya berbeda mempunyai persepsi yang berbeda terhadap suatu objek atau stimulus. Umur merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan persepsi seseorang. Umur dapat mempengaruhi daya tangkap seseorang dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Belum ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan usia seseorang yaitu seseorang dengan usia tua maupun muda dalam mempersepsikan kinerja jumantik. Namun pada penelitian Pratiwi 2011 menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara persepsi child abuse berdasarkan umur orang tua di Dusun Mantaran Trimulyo Sleman Yogyakarta. b. Jenis Kelamin Menurut Muchlas 2005 dalam Arifin 2011, mengatakan bahwa karakteristik individu seseorang seperti jenis kelamin dapat mempengaruhi seseorang dalam memberikan interpretasi persepsi pada suatu objek atau stimulus yang dilihatnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin laki-laki dalam mempersepsikan tentang sesuatu objek atau stimulus berbeda dengan perempuan. Perbedaan jenis kelamin cenderung membentuk persepsi yang berbeda sehingga mempengaruhi sikap yang berbeda pula antara laki-laki dengan perempuan dalam menilai kinerja jumantik.Namun pengaruh dari perbedaan jenis kelamin mengenai persepsi masyarakat mengenai kinerja jumantik dapat dikatakan tidak pasti. Hasil penelitian Faranita 2006 menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi pria dan wanita tentang kinerja auditor. c. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi persepsi seseorang tentang kinerja. Tingkat pendidikan yang baik dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam memahami suatu informasi tentang jumantiik. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk menerima informasi. Menurut Potter dan Perry 2001 dalam Nurhidayat 2012 faktor interpersonal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi persepsi. Faktor interpersonal meliputi tingkat pendidikan, tingkat pengembangan, latar belakang sosio-kultural, faktor emosi, gender, status kesehatan fisik, nilai dan kepercayaan serta peran. Seseorang yang berpendidikan tinggi dianggap memiliki pengetahuan yang tinggi. Berdasarkan Ari Kunto, kategori tingkat pendidikan tinggi apabila tingkat pendidikan terakhir responden yaitu SMA dan Perguruan Tinggi. Sedangkat kategori tingkat pendidikan rendah apabila tingkat pendidikan terakhir responden yaitu tidak sekolah, SD, SMP.Belum ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pendidikan seseorang yaitu seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah dalam mempersepsikan kinerja jumantik. Namun pada penelitian Pratiwi 2011 menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara persepsi child abuse berdasarkan pendidikan orang tua di Dusun Mantaran Trimulyo Sleman Yogyakarta. d. Pengetahuan Notoatmojo 2003 dalam Ummuhani 2014 mengatakan bahwa pengetahuan knowledge merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan tehadap suatu objek tertentu. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pengalaman dan usia. Kurniawan 2008 dalam Rini 2010 menyatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam pembentukan kecerdasan manusia maupun perubahan tingkah lakunya. Tingkat pendidikan yang baik dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat dalam memahami suatu informasi tentang jumantik. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk menerima informasi. Namun, seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mempunyai pengetahuan yang rendah. Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Menurut Robbins 1998 dalam Arifin 2011, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang yaitu pengalaman dan pengetahuan. Setiap orang memiliki pengetahuan terhadap suatu hal yang berbeda-beda, termasuk dengan pengetahuan seseorang mengenai jumantik. Pengetahuan seseorang mengetahui segala sesuatu mengenai jumantik, tugas dan tanggung jawab jumantik tentu berbeda. Sebagian orang mengetahui jumantik, tugas dan tanggung jawab jumantik. Namun, beberapa orang juga tidak mengetahui jumantik, tugas dan tanggung jawab dari jumantik. e. Status Pekerjaan Menurut Kozier 2004 dalam Nurhidayat 2012, pengetahuan merupakan salah saatu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.Faktor pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, karena sebagian responden memiliki status pekerjaan sebagai buruh, petani, dan ibu rumah tangga atau tidak bekerja sehingga masih kurang dalam mendapatkan informasi mengenai jumantik sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi persepsi responden mengenai kinerja jumantik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Robbins 1998 dalam Arifin 2011 bahwa faktor keadaan dan kondisi lingkungan seperti pekerjaan merupakan salah satufaktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Persepsi setiap orang berbeda-beda dikarenakan adanya perbedaan dari pengalaman serta lingkungan sekitar orang tersebut tinggal. Mubarak 2007 dalam Pratiwi 2011 bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Belum ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan status pekerjaan seseorang dalam mempersepsikan kinerja jumantik. Namun pada penelitian Pratiwi 2011 menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik antara persepsi child abuse berdasarkan pekerjaan orang tua di Dusun Mantaran Trimulyo Sleman Yogyakarta. f. Pendapatan Perkapita Keluarga Belum ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan perkapita keluarga antara seseorang dengan pendapatan tinggi dan rendah dalam mempersepsikan kinerja jumantik. Budi 2007 bahwa penghasilan memiliki hubungan signifikan bermakna dengan persepsi nilai anak.

2.2. Kinerja