Bahan Latihan Penulisan Berita (Straight News) Berformat Piramida Terbalik

Bahan Latihan

Penulisan Berita (Straight News)
Berformat Piramida Terbalik
Oleh Satrio Arismunandar

Di bawah ini ada dua bahan untuk latihan menulis berita straight news, dengan format
piramida terbalik (inverted pyramid). Silahkan dipergunakan oleh siapa saja yang
membutuhkan (mahasiswa jurnalistik, ilmu komunikasi, praktisi Humas, dosen, dan
sebagainya, asal menyebutkan sumber):

LATIHAN 1:
Anda adalah wartawan sebuah harian ibukota. Suatu pagi, dalam perjalanan menuju kantor,
Anda mengalami sejumlah peristiwa, yang kemudian Anda tuliskan sebagai sebuah berita
(straight news).

Kejadiannya sebagai berikut:
Senin pagi, 17 Oktober 2013, cuaca agak mendung. Ketika naik bus dari Depok menuju
kantor di Palmerah, bus Anda terhambat kemacetan parah di sekitar Lenteng Agung. Karena
penasaran, Anda turun dan berjalan ke depan untuk melihat penyebab kemacetan itu.
Ternyata penyebabnya adalah sebuah kecelakaan, atau tepatnya insiden tabrak lari.

Seorang gadis cantik, tampaknya mahasiswi, tergeletak di jalan bersimbah darah. Kepalanya
tampak memar dan berdarah. Tas dan buku-bukunya bertebaran di jalan. Gadis berambut
panjang sebahu itu mengenakan jeans biru dan T-shirt warna merah, bertulisan ”Turunkan
SBY! Ganyang Rezim Neoliberal!” Mungkin, gadis ini seorang aktivis mahasiswa yang agak
radikal, pikir Anda.
Orang berkerumun di sekitar korban, tetapi mereka tampak gugup. Tidak ada polisi di sekitar
situ. Anda pun berinisiatif menolong. Anda pegang pergelangan tangan korban. Ternyata
masih berdenyut. Anda setop sebuah taksi Blue Bird, dan minta tolong warga yang
1

berkerumun, untuk membantu menaikkan tubuh gadis itu di jok belakang. Anda minta sopir
segera ngebut ke rumah sakit terdekat.
Seorang mahasiswa, tampaknya teman gadis itu, ikut menemani Anda. Belakangan Anda
tahu, mahasiswa itu bernama Aswin, sedangkan si korban bernama Nita. Keduanya
mahasiswa IISIP, yang mengambil program studi Jurnalistik, angkatan 2011. ”Kami baru
mau pergi untuk makan bakso di warung sebelah. Mendadak ada motor yang melaju cepat,
dan menyerempet tubuh Nita. Wajah pengendaranya tidak jelas karena tertutup helm, tetapi
dia memakai jaket kulit warna coklat berlogo Harley-Davidson,” tutur Aswin. ”Karena
kejadiannya cepat, saya juga nggak sempat mencatat plat nomor motornya..”
Sesampai di RS Kasih Bunda, yang terletak dekat Carrefour Pasar Minggu, korban segera

dirawat. Dokter Andreas yang menangani korban mengatakan, korban masih mengalami
trauma dan harus dirawat di RS. ”Meski cukup banyak kehilangan darah, lukanya tidak parah
dan sekarang sudah mulai sadar. Dia akan sembuh. Tetapi, kami masih harus memeriksa
lebih lanjut, karena mungkin ada komplikasi lain yang belum terpantau,” ujar Andreas. Anda
ingin mewawancarai Nita, tetapi dokter belum mengizinkan dengan alasan kondisi Nita
masih butuh istirahat dan ketenangan.
Anda minta Aswin segera menelepon orangtua Nita dan polisi. Orangtua Nita, Darwis
Silalahi, yang ternyata anggota DPR-RI dari PDI Perjuangan, menyatakan kaget karena Nita
adalah putri satu-satunya dan sangat disayang. Nita punya dua kakak laki-laki yang kini
kuliah di Universitas Trisakti dan Universitas Sahid.
Belakangan datang petugas dari Polsek Metro Pasar Minggu, Komisaris Polisi (Kompol)
Martono, SH. ”Kami akan menyelidiki siapa pelaku tabrak lari itu,” kata Kompol Martono.
Karena sudah ditangani polisi, Anda merasa tenang dan langsung ke kantor untuk menulis
berita.
Tugas Anda:
Tulislah sebuah berita dengan format piramida terbalik, berdasarkan data, informasi, dan
kejadian (hasil observasi) yang Anda alami tersebut! Jangan lupa beri judul dan lead yang
kuat/menarik! Gunakan sebanyak mungkin informasi yang tersedia.
==================================================================
LATIHAN 2:


Latar Belakang:
Windy Sawitri (22 tahun), mahasiswi Jurusan Manajemen FEUI. Anak tunggal, tinggal
bersama ibunya di Perumahan Jatiwaringin, Jakarta Timur. Ibunya, Ny. Marlia Hadi, punya
bisnis jasaboga. Meski bisnis itu tidak terlalu besar, cukup untuk membiayai ibu dan anak.
Ny. Marlia bercerai dari suaminya ketika Windy baru berusia 6 tahun, sehingga Windy
2

seperti kehilangan figur ayah. Ayah Windy menikah dengan perempuan lain yang lebih
muda, dan sejak saat itu putus kontak dengan Windy dan ibunya. Menurut teman-temannya,
Windy termasuk gadis manis, tetapi agak tertutup. Di kampus FEUI, dia juga tidak terlalu
aktif dalam kegiatan mahasiswa.
Herman Sapardi (40 tahun), dosen Windy dan mengajar mata kuliah Manajemen SDM di
FEUI. Sudah menikah selama enam tahun, tapi tak punya anak. Istrinya, Rina, bekerja
sebagai akuntan di perusahaan asuransi. Menurut sejumlah mahasiswa, cara mengajarnya
serius dan bergaya kebapakan. Suka memberi nasehat pada mahasiswa untuk segala hal.
Windy sering berkonsultasi tentang berbagai hal padanya di luar jam mengajar.

Kronologi peristiwa:
2 Okt 2013: Windy pamit pada ibunya, Ny. Marlia Hadi, dengan alasan belajar di rumah

teman. Mungkin akan pulang agak malam.
3 Okt 2013: Windy belum juga pulang. Ibunya mulai cemas. Ia mencoba menghubungi lewat
HP, tetapi HP Windy tak aktif. Ibunya bertanya ke teman-teman Windy yang ia kenal, tetapi
semua tak tahu keberadaan Windy.
4 Okt 2013: Ny. Marlia melapor ke polisi tentang hilangnya anaknya. Ia juga menelepon
teman-teman Windy, minta dibantu mencari. Tetapi sejak saat itu Windy seperti hilang
ditelan bumi.
7 Okt 2013: Seorang gelandangan yang sedang mengorek sampah di sebuah kebun terpencil
di daerah Parung, Jawa barat, menemukan sesosok mayat perempuan. Ciri-ciri mayat itu
mirip Windy. Pakaian yang dikenakan juga sama. Tetapi dompet dan barang berharga lain
tidak ditemukan. Polisi dipanggil, mayat dievakuasi ke RS Bhakti Yudha, Depok, untuk
diidentifikasi dan diperiksa sebab kematiannya. Kematian diduga akibat pukulan benda
tumpul di tengkuk dan kepala. Ada bekas darah dan luka menganga di kepala.
8 Okt 2013: Ny. Marlia datang ke RS untuk melihat mayat yang ditemukan itu dan meyakini,
itu jenazah Windy. Polisi menyelidiki dan segera menangkap Herman, karena diduga terlibat
kasus tewasnya Windy.
11 Okt 2013: Jenazah Windy dimakamkan di TPU Rawamangun, diiringi isak tangis ibunda
dan teman-temannya. Banyak dosen FEUI dan wartawan menghadiri pemakaman itu.

Pernyataan hasil wawancara:

Ny. Marlia Hadi, ibunda Windy:
”Windy tidak pernah cerita apakah dia punya pacar atau tidak. Setahu saya sih dia belum
pernah pacaran sejak jadi mahasiswa. Soal hubungan dengan dosennya, ia juga tak penah
3

cerita. Tetapi Windy itu anak baik dan tidak macam-macam. Saya tidak percaya, jika ada
yang bilang dia punya affair dengan dosen dan hal-hal buruk semacam itu. Itu berita
ngawur!”
Diana Dewanti, teman kuliah dan sahabat Windy:
”Tampaknya Windy punya hubungan khusus dengan Pak Herman, malah Windy pernah
bilang ia jatuh cinta. Kupikir, itu karena Windy haus akan kasih sayang dari seorang ayah,
yang tak ia dapatkan sejak kecil. Saya khawatir, hubungan Windy dan Pak Herman sudah
terlalu jauh, dan ini di luar sepengetahuan istri Pak Herman.”
Togu Pardamean, SE, MM., staf Humas FEUI:
”Penangkapan terhadap Pak HS tidak membuat proses belajar-mengajar di mata kuliah yang
beliau ajar terganggu, karena kami segera mencarikan dosen pengganti sementara. Tolong
media menghormati asas praduga tak bersalah, karena Pak HS baru berstatus tersangka,
belum diadili dan belum divonis bersalah. Pihak FEUI menghormati proses hukum, jadi kami
belum melakukan apa-apa sampai kasus ini terungkap jelas.”
Komisaris Polisi (Kompol) Ahmad Sudirwan, Kasat Reskrim Polres Depok:

”Windy tewas akibat pukulan benda tumpul. Kami menangkap seorang tersangka berinisial
HS, dosen di sebuah PTN. Ada saksi mata yang melihat HS berdua bersama korban pada
tanggal 2 Oktober, tanggal terakhir dia masih terlihat hidup. Tetapi kami masih memeriksa
dan belum bisa memastikan motif pembunuhan itu. Apakah itu pembunuhan terencana atau
akibat aksi spontan, juga belum diketahui. Tolong wartawan jangan berspekulasi.”
Dokter Bambang Ekalaya, staf RS Bhakti Yudha:
”Atas permintaan polisi, kami memang memeriksa, apakah ada indikasi serangan bersifat
seksual terhadap korban. Tetapi tidak etis bagi kami untuk membeberkan ke media tentang
hasil pemeriksaan itu tanpa seizin pihak keluarga. Silahkan tanya ke polisi atau ke keluarga.”
Dadang, gelandangan yang sering beroperasi di wilayah Parung:
”Saya hari Sabtu itu sedang mengorek sampah, terus mencium bau busuk di kebun. Ternyata
sumbernya dari gundukan tanah yang sepertinya belum terlalu lama ditimbun. Iseng-iseng
saya korek, ternyata menyembul ujung jari mayat. Saya takut dan langsung lapor polisi. Saya
tidak mau kena urusan...”
Rina, istri Herman Sapardi:
”Saya tidak mau diwawancarai. Semua media terlalu memojokkan suami saya. Saya yakin,
suami saya tidak bersalah!”

4


Tugas Anda:
Tulislah sebuah berita dengan format piramida terbalik, berdasarkan latar belakang,
informasi, kronologi dan hasil wawancara tersebut! Jangan lupa beri judul dan lead yang
kuat/menarik! Gunakan sebanyak mungkin informasi yang tersedia.
Selamat bekerja!

NOTES:
Semua nama dan peristiwa dalam soal latihan ini adalah fiktif, hasil karangan saya belaka,
meski dibuat sangat mirip asli. Jadi, mohon maaf, jika ada yang tersinggung karena merasa
ada kemiripan dengan tokoh atau peristiwa nyata.

Jakarta, November 2013

Biodata Penulis:

* Satrio Arismunandar adalah anggota-pendiri Aliansi Jurnalis Independen atau AJI (1994), Sekjen
AJI (1995-97), anggota-pendiri Yayasan Jurnalis Independen (2000), dan menjadi DPP Serikat Buruh
Sejahtera Indonesia (SBSI) 1993-95. Pernah menjadi jurnalis Harian Pelita (1986-88), Kompas (19881995), Majalah D&R (1997-2000), Harian Media Indonesia (2000-Maret 2001), Produser Eksekutif
Divisi News Trans TV (Februari 2002-Juli 2012), dan Redaktur Senior Majalah Aktual –
www.aktual.co (sejak Juli 2013). Alumnus Program S2 Pengkajian Ketahanan Nasional UI ini sempat

jadi pengurus pusat AIPI (Asosiasi Ilmu Politik Indonesia) 2002-2011.

Kontak Satrio Arismunandar:
E-mail: satrioarismunandar@yahoo.com; arismunandar.satrio@gmail.com
Blog pribadi: http://satrioarismunandar6.blogspot.com
Mobile: 081286299061

5