PERBANDINGAN ANTARA METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION DENGAN METODE PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN ATLET UKM HOKI UPI.

(1)

PERBANDINGAN ANTARA METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION DENGAN METODE PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP PENINGKATAN

POWER OTOT LENGAN ATLET UKM HOKI UPI SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :

Fariz Jazmi 1000355

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh, Fariz Jazmi

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan

© Fariz Jazmi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

UCAPAN TERIMAKASIH iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Rumusan Masalah 6

D. Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 7

F. Struktur Organisasi Skripsi 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Latihan 9

2. Kajian Fisiologik 10

a. Prinsip Latihan Over Load (Beban Lebih) 10

b. Prinsip Individualis 11

c. Prinsip Perkembangan Menyeluruh 11


(4)

vii

e. Prinsip Spesialisasi 12

f. Prinsip Reversibilitas (Reversibility) 12

3. Kajian Psikologik 13

a. Prinsip Kebutuhan 13

b. Prinsip Kesadaran (Awareness) 13

c. Prinsip Variasi (Variety) 13

d. Prinsip Istirah Mental 14

4. Kajian Pedagogik 14

a. Prinsip Perencanaan dan Penggunaan Sistem (Planning Use

System) 14

b. Prinsip Pertahapan (Periodezation) 14

c. Prinsip Visual (Visual Persentation) 14

5. Kajian Kemampuan Kondisi Fisik 15

6. Kajian Metode Latihan 18

a. Metode Neural Activation 18

b. Metode Piramida Terbalik 19

7. Kajian Kemampuan Kekuatan dan Kecepatan Otot (Power) 20

a. Kekuatan dan Kecepatan 20

b. Power 21

8. Kajian Bentuk latihan dan program latihan 21

a. Bentuk Latihan 21

b. Program Latihan 21

9. Kajian Power Otot Lengan dalam Permainan Hoki 22

10.Kajian Permainan Hoki 23

a. The Hit (Memukul Bola) 25

b. The Push (Mendorong Bola) 25


(5)

viii

d. The Dribble 26

e. The Flick 26

f. The Scoop 27

B. Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Metode Latihan Neural Activation terhadap Peningkatan Power

Otot Lengan 27

2. Pengaruh Metode Latihan Piramida Terbalikterhadap Peningkatan Power

Otot Lengan 28

3. Perbandingan Metode Latihan Neural Activation dengan Metode Piramida

Terbalik terhadap Peningkatan Power Otot Lengan 28

C. Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitian 31

2. Populasi Penelitian 31

3. Sampel Penelitian 31

B. Desain Penelitian 32

C. Metode Penelitian 34

D. Program latihan 36

E. Definisi Oprasional 37

F. Instrumen Penelitian 38

G. Proses Pengembangan Instrumen 39

H. Teknik Pengumpulan data 41

1. Tes Awal 42

2. Pelaksanaan Eksperimen 42

3. Tes Akhir 43


(6)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 47

B. Diskusi Penemuan 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 57

B. Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 59


(7)

i Fariz Jazmi, 2014

ABSTRAK

PERBANDINGAN ANTARA METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION DENGAN METODE PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP

PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN ATLET UKM HOKI UPI Dosen Pembimbing : Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.

Drs. Dudung Hasanudin Ch. Fariz Jazmi*

2014

Metode neural activation adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut. Sedangkan metode piramida terbalik adalah intensitas rendah repetisi banyak hingga sampai repetisi 1 berubah menjadi intensitas tinggi repetisi sedikit. Penelitian ini berisi mengenai perbandingan metode manakah yang paling signifikan untuk peningkatan power otot lengan. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari latihan power otot lengan menggunakan metode neral activation pada kelompok satu dan menggunakan metode piramida terbalik pada kelompok dua terhadappeningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis akan menarik garis besar dan menyimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

Metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI.

Metode latihan piramida terbalik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI

Terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan neural activation dengan metode latihan piramida terbalik,bahwa metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan metode latihan piramida terbalikterhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI.


(8)

ii Fariz Jazmi, 2014

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2010


(9)

1

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Latihan kondisi fisik di era modern seperti ini sangatlah bervariasi dalam pencapaian prestasi yang terbaik dengan banyaknya perkembangan metode dan bentuk latihan yang sangat banyak. Tujuan latihan yang hanya untuk mecapai prestasi yang baik saja belum cukup karena atlet pasti akan mengalami penurunan kondisi fisik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah usia. Seperti yang dikemukakan oleh Dikdik Zafar Sidik (2011: 1) adalah :

Latihan olahraga dalam pengertian modern selalu dikaitkan dengan usaha untuk :

1. Meningkatkan prestasi menuju puncak 2. Mempertahankan presatasi puncak lebih lama 3. Memperlambat mundurnya prestasi

Oleh karena itu, penting bagi pelatih untuk menyusun program latihan bagi atletnya yang tepat secara disusun dan juga sistematis agar atlet bisa seperti pada kondisi ketiga komponen diatas.

Latihan yang disusun dan sistematis yang pelatih berikan pada atletnya pastilah sesuai dengan kebutuhan atlet dalam cabang olahraga yang ditekuninya, walaupun bebeda-beda cabang olahraganya perlu diketahui faktor-faktor penting dalam latihan fisik menurut Harsono (1988: 100) adalah “..daya tahan kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strenght), kelentukan (felksibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility), power”.

Berbicara power yaitu komponen penting dalam cabang olahraga apapun yang bersifat eksflosif dan cepat ada lemparan, tolakan, pukulan dan juga ada awalan seperti yang dikemukankan oleh Harsono (2001:27) “power adalah kekuatan otot dan kecepatan otot menjadi kemampuan untuk mengerahkan force maximal dalam waktu yang amat cepat”. Poweratau speed


(10)

strength adalah kekuatan yang cepat dengan bentuk latihan yang sesuai dengan kebutuhan kita agar bisa digunakan pada saat pencapaian bertanding dalam suatu cabang olahraga.

Dalam suatu pertandingan atau dalam latihan atlet UKM Hoki UPI ini sering terlihat kurang sempurna melakukan teknik push dan hit atau menembak ke gawang lawan dengan cepat dan kuat, padahal sebelumnya seluruh atlet sering melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan untuk menembak ke gawang lawan dalam berbagai kondisi baik dinamis maupun statis dengan menggunakan stik juga bola dilapangan, tambahan latihan dengan wight training untuk otot-otot yang mendominasi banyak digunakan dalam permainan hoki itu sendiri sudah dilaksanakan dengan metode yang bervariasi. Maka, disini penulis akan meneliti dua metode yang berbeda yang memiliki karakter yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan otot dalam mengerahkan kekuatan maksimalnya dalam waktu yang sangat cepat.

Dalam Harsono (1988:200) “power terutama penting untuk cabang -cabang olahraga dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosif”. Seiring dengan karakteristik permainan hoki, baik tungkai, pinggul, dan bahu sebagai penunjang tumpuan dan bagian lengan ini harus memiliki kemampuan memukul “hit” dan mendorong “push” dengan kuat dan cepat. Maka dari itu penulis mencantumkan idenya untuk meneliti bagian power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI.

Sering kita lihat manusia dengan massa otot yang sangat besar dan berbentuk besar, apakah mereka bisa melakukan gerakan cepat dan kuat dalam

melakukan pukulan menembak “hit” menggunakan stik hoki? Pastinya belum

tentu bisa, karena otot yang besar dan memiliki bentuk besar itu belum tentu dilatih untuk menghasilkan tenaga yang kuat dan cepat melainkan hanya dibentuk untuk keindahan dan kekuatan saja. Olahraga hoki ini tidak terkonsentrasi pada lengan namum otot yang mendominasi dalam olahraga ini banyak pada bagian lengan sehingga apabila bentuk lengannya memiliki otot yang besar namun memilki kekuatan dan kecepatan pada bagian lengan itu


(11)

3

sendiri apakah tidak menggangu dalam atlet itu bermain? Metode neural activation adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut. Sehingga atlet memiliki kekuatan dan kecepatan otot pada bagian lengannya namun secara bentuk otot tersebut tidak memiliki diameter yang besar. Atau lebih tepatnya lagi metode

neural activation ini sering disebut NAM (neural activation method) secara fungsi metode ini tidak akan mengakibatkan terjadinya penambahan massa otot terutama dibagian serabut otot muscle fibre.

Metode, suatu jalan atau proses menuju suatu tujuan dengan cara yang berbeda-beda, metode piramida terbalik adalah pengembangan dari metode piramida tentunya memiliki tujuan untuk meningkatkan kekuatan seseorang, hanya saja dalam penelitian ini yang diteliti ialah metode piramida terbalik dengan mengutamakan gerakan latihannya secara eksplosif, metode ini diteliti karena mampu meningkatkan kemampuan kekuatan otot dan bisa menambah besar otot yang dilatihnya. Hanya saja yang akan diteliti bukan besar kecilnya otot hasil latihan melainkan pengaruh terhadap peningkatan power otot itu sendiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian. Lalu mengapa dalam penelitian ini metode latihan piramida terbalik dan metode neural activation

yang diteliti? Jawabannya adalah untuk mengetahui mana yang lebih efektif, efisien, dan relevan. Maksudnya, metode yang digunakan harus mempunyai nilai positif pada setiap perubahan sesuai tujuan yang diharapkan dan tepat guna, dengan dapat menghasilkan hasil penelitian yang maksimal. Metode latihan tersebut haruslah tepat digunakan untuk meneliti objek yang akan diteliti, sehingga tidak terjadi penyimpangan pada tujuan yang ingin digapai.

Latihan dengan irama cepat intensitas beban 30% - 80% jumlah pengulangan atau repetisi 4 - 6 kali dilakukan beberapa set dalam suatu bentuk latihan, namun banyak metode berbeda-beda menjelaskan untuk peningkatan


(12)

poweritu sendiri. Metode neural activation menurut Dikdik Zafar Sidik (2011: 32) adalah :

Metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut, metode neural activation memiliki ciri-ciri yaitu:

1. Intensitas tinggi lebih dari 80% 2. Repetisi sedikit (4 repetisi) 3. Gerakan kontraksi cepat.

Metode piramida terbalik adalah metode yang menjembatani atlet untuk meningkatkan kemampuan kekuatan otot dan kecepatan otot dalam suatu bentuk latihan, seperti yang dikemukakan oleh Dikdik Zafar Sidik (2011: 36) dalam gambar yang dijelaskan bahwa:

Metode piramida terbalik yaitu volume rendah repetisi banyak contoh volume 80% repetisi 4, volume 90% repetisi 2, volume 95% repetisi 1 dan piramida kedua seperti : volume 95% repetisi 1, volume 90% repetisi 2, dst.

Power bagian penting yang perlu dilatih oleh pelatih pada cabang olahraga yang digelutinya salah satu cabang olahraga yang akan diteliti oleh penulis yaitu olahraga hoki dimana dalam olahraga hoki ini ada bagian-bagian dari bentuk tekniknya yang bersifat eksflosif sehingga pelatih memberikan bentuk latihan otot sesuai dengan dominasi otot cabang olahraganya dan juga dengan metode yang bervariasi. Olahraga hoki merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola kecil yang dimainkan menggunakan alat seperti stik hoki, dan leg guard untuk penjaga gawangnya, olahraga hoki terbagi dua ada yang dimainkan di indoor dan outdoor atau yang lebih dikenal dengan hoki

field keduanya memiliki karakteristik yang sama, baik dalam peraturan permainan maupun teknik dasar yang digunakan. Dalam permainan hoki field

terdapat teknik dasar yang harus dikuasai diantaranya keterampilan push

(mendorong bola), hit (memukul bola), stop (menahan bola), dribble

(menggiring bola), flick (mencungkil bola), jab (menjangkau bola), tackle


(13)

5

sangatlah penting untuk dapat dikuasai agar mempermudah atlet dalam bermain hoki, selain itu pula pemahaman terhadap peraturan permainan sangatlah penting untuk dapat dipahami atlet karena peraturan permainan merupakan acuan dalam bermain hoki sehingga atlet diharapkan mampu bermain dengan baik.

Pada dasarnya olahraga haruslah diprogram dan disusun secara sistematis, maka dari itu setiap cabang olahraga berbeda-beda bentuk latihannya, karena dominan fungsi tubuh yang digunakannya haruslah sesuai dengan spesifikasi cabang olahraga yang digelutinya. Dalam olahraga hoki, saat permainan berlangsung manakala pemain menyerang menembak bola dengan kekuatan penuh, disitulah hasil dari bentuk latihan sebelumnya yang atlet tersebut lakukan digunakan secara maksimal. banyaknya teknik pada olahraga hoki ini didominasi penuh oleh otot bagian lengan serta tungakai sebagai tumpuan untuk berlari, berjalan, dan posisi jaga (stance). Mengapa dikatakan dominasi otot banyak pada baigian lengan, karena teknik push, hit, scoop, flick seluruhnya menggunakan bagian tubuh lengan dengan bantuan dari otot bahu juga fleksibilitas sendi pinggul.

Metode latihan yang berbeda ini menjadi acuan untuk penulis sebagai dasar penulisan penelitian ini yang secara kasat mata permainan hoki ini menggunakan stik dipegang oleh tangan dan seluruh kegiatannya juga pergerakannya tidak luput dari pegangan stik namun sesungguhanya dibalik semua itu kecepatan menembak, kecepatan mengumpan tidak akan berhasil dan tidak akan sesuai keinginan apabila tanpa dilatih, power dihasilkan dari latihan yang sesuai dengan dominasi otot yang digunakan dalam suatu cabang olahraga salah satunya yaitu hoki, pada bagian lengan ini menjadi titik fokus penulis dalam penelitian ini. Dalam suatu bentuk latihan metode apakah yang lebih baik yang bisa digunakan dalam peningkatan power otot lengan anatara

neural activation dengan metode piramida terbalik pada atlet UKM Hoki UPI. Latihan power otot lengan bisa dilakukan dengan beberapa bentuk latihan yang tentunya sesuai untuk kegunaannya juga manfaatnya diantaranya:


(14)

bench press, biceps extention, triceps extention, dan wirst curl Dengan metode yang berbeda-beda, pelatih tentunya harus bisa memilih metode mana yang cocok dan sesuai untuk atletnya agar meraih hasil yang diharpakan sesuai target yang pelatih tentukan. Bentuk latihan tersebut bisa bermanfaat jika digunakan untuk peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI.

Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud meneliti : Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan pada Atlet UKM Hoki UPI.

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Agar penelitian tidak terlalu luas, peneliti berupaya membuat batasan penelitian sebagai berikut :

1. Yang diteliti hanya perbandingan metode latihan power otot lengan antara metode neural activation dengan metode piramida terbalik pada atlet UKM hoki UPI.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perbandingan antara metode latihan neural activation dengan metode piramida terbalik.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet atlet UKM Hoki UPI, dan sampel dalam penelitian ini adalah atlet atlet UKM Hoki UPI.

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Metode manakah yang memiliki hasil signifikan dan yang lebih memberikan kontribusi setelah melakukan latihan pada otot lengan antara motode neural activation dengan metode piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI?


(15)

7

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang metode manakah yang berpengaruh signifikan dan yang memberikan kontribusi dalam bentuk latihan pada otot lengan yang bisa meningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI.

E.Manfaat Penelitian

1. Secara teoretis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberi bahan masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi atlet, pelatih dan pembinaan olahraga hoki, khususnya berkenaan dengan metode manakah yang signifikan dan yang memberikan kontribusi setelah melakukan latihan pada otot lengan antara motode neural activation dengan piramida terbalik pada atlet UKM Hoki UPI.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai acuan bagi atlet dan pelatih tentang hasil dari perbandingan antara metode latihan neural activation

dengan metode piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut rencana penulis untuk membuat kerangka penulisan yang akan diuraikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan : meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Berfikir, dan Hipotesis Pemikiran : dalam kajian pustaka berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang, hakikat latihan, kajian fisiologik, kajian psikologik, kajian pedagogik, kajian kemampuan kondisi


(16)

fisik, kajian metode latihan, kajian kemampuan kekuatan dan kecepatan otot (power), kajian bentuk latihan dan program latihan, kajian power otot lengan dalam permaianan hoki, kajian permainan hoki, dalam kerangka berfikir berisi tentang pengaruh metode latihan neural activation terhadap peningkatan power otot lengan, pengaruh metode latihan piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan, perbandingan metode latihan neural activation dengan metode piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan, dalam hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara tentang penelitian yang akan diteliti. Bab III Metode Penelitian : membahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, program latihan, definisi oprasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian : Berisi pengelolaan data atau analisis data, dan pembahasan atau analisis temuan. Bab V Kesimpulan dan Saran : membahas kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang akan diberikan.


(17)

31 BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi, Populai, dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian bertempat di pelataran Gymnasium dan tempat latihan beban kampus UPI, Bandung.

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atau obyek yang merupakan sifat-sifat umum. Sedangkan menurut Arikunto (2010:173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Berdasarkan penelitian tersebut, maka populasi merupakan keseluruhan elemen yang ada dalam penelitian yang akan dilakukan.

Sesuai dengan kutipan di atas maka penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud dengan populasi adalah sekumpulan unsur yang akan diteliti, seperti sekumpulan individu, sekumpulan orang-orang, dan sekumpulan unsur lainnya. Dari sekumpulan unsur tersebut diharapkan akan memperoleh informasi yang dapat memecahkan masalah penelitian. Populasi di sini ada 16 orang atlet UKM hoki UPI.

3. Sampel Penelitian

Penarikan sampel dari populasi untuk mewakili populasi disebabkan untuk mengangkat kesimpulan sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Arikunto (2010:174) mengatakan bahwa “sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

Dalam penelitian ini atlet putra UKM Hoki UPI sebanyak 16 orang dan dibagi menjadi dua kelompok dengan jumlah yang sama rata masing-masing kelompok 8 orang. Penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik


(18)

mengambil orang-orang yang dipilih langsung oleh penulis menurut spesifikasi dan kriteria yang dibutuhkan oleh penulis, seperti yang diungkapkan oleh Nasution (2011:98) “purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu”.

Dengan demikian sampel penelitian disini adalah atlet putra UKM hoki UPI yang berjumlah 16 orang dan dibentuk menjadi dua kelompok.

B.Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian yang digunakan adalah control group pretest postes. Dalam rancangan ini digunakan dua kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran dengan dua kelompok, lalu dikenakan perlakuan yang berbeda untuk angka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk kedua kalinya. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1

Desain Penelitian (sumber Arikunto: 2010:125)

(control group pretest postes)

pola : Pretest Perlakuan Postes Desain O1 X1 O2

O3 X2 O4

Keterangan:

O1 & O3 : Tes Awal.

X1 : Perlakuan 1.

X2 : Perlakuan 2.


(19)

33

Berdasarkan desain penelitian yang akan digunakan maka, dapat dibuat langkah-langkah penelitian yaitu, sebagai berikut :

Populasi

Sampel

TES Awal : Tes power TES Awal : Tes power lengan kelompok 1 lengan kelompok 2

Kelompok Perlakuan Kelompok Perlakuan

Metode neural activation Metode piramida terbalik

TES Akhir : Tes Power TES Akhir : Tes Power lengan kelompok 1 lengan kelompok 2

Pengolahan data dan analisi data

Kesimpulan

Gambar 3.1


(20)

Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

1. Langkah pertama menentukan populasi yang akan digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Kemudian setelah menetukan populasi dari populasi itu di ambil sampel dengan teknik total sampling secara acak dan subjek yang akan diteliti dijadikan dua kelompok.

3. Setelah sampel terpilih diberikan test awal pada dua kelompok yang berbeda untuk melihat kemampuan awal power otot lengan subjek, lalu hasil di susun dari mulai yang tertinggi sampai yang terendah.

4. Setelah pengambilan data awal kedua kelompok subjek menjalani kegiatan eksperimen dengan diberikan treatment atau perlakuan yang berbeda dengan bentuk latihan yang sama.

5. Setelah subjek dari dua kelompok yang berbeda menjalani kegiatan eksperimen dengan diberikan bentuk latihan treatment yang sama namun dengan metode yang berbeda selama 16 kali pertemuan, kemudian pengambilan data kembali dengan melakukan tes akhir kepada subjek yang ada di dua kelompok yang berbeda.

6. Berdasarkan data-data yang diperoleh maka dilakukan pengolahan dan anlisis data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.

7. Sebagai langkah akhir yaitu dengan membuat kesimpulan yang didasarkan hasil pengolahan data.

C.Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah cara utama yang dipergunakan dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah penyelidikan yang dilakukan peneliti untuk membuktikan


(21)

35

sesuatu atau mencari jawaban penelitian tersebut. Arikunto (2010:203)

menjelaskan “Metode adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya”. Maka dari itu dalam suatu penelitian harus menggunakan metode yang sesuai dengan permasalahan dan ruang lingkup penelitian.

Banyak metode yang digunakan peneliti dalam mengadakan penelitian suatu masalah, Sedangkan metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Mengenai metode eksperimen Arikunto (2010:9)

mengungkapkan bahwa “Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari

hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang menggangu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:72) mengungkapkan

bahwa “Eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dari beberapa definisi di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa eksperimen adalah suatu metode yang bisa digunakan dalam melakukan penelitian untuk mencari hasil perbandingan dengan memberikan perlakuan pada dua kelompok yang berbeda perlakuannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen karena dalam penelitian ini ada satu variabel bebas yaitu perbandingan antara metode latihan neural activation dengan metode piramida terbalik yang akan dicobakan pada bentu-bentu latihan yang telah ditentukan dalam program latihan untuk meningkatkan kemampuan power otot lengan sehingga dari kedua metode tersebut dapat dijadikan referensi bahawa untuk meningkatkan kemampuan power otot lengan adalah dengan salahsatu metode yang penulis teliti saat ini dan satu variabel terikat dalam penelitian ini yaitu peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI, dan juga terdapat pemberian perlakuan kepada kedua kelompok yang akan diteli oleh penulis dengan


(22)

memberikan latihan menggunakan bentuk latihan bagian lengan yang sama pada dua kelompok dengan metode yang berbeda berbeda .

Beberapa yang harus diperhatikan dalam penelitian ini adalah :

1. Kelompok sampel pada awal eksperimen harus berangkat dari kondisi dan keterampilan yang sama/seimbang.

2. Perlakuan dalam masa eksperimen terhadap sampel harus sama dari awal sampai akhir.

3. Alat ukur yang digunakan pada tes awal dan tes akhir harus sama.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka diharapkan data yang dikumpulkan memberikan gambaran yang objektif dari kelompok sampel tersebut mengenai aspek-aspek yang diukur.

D.Program Latihan

Sebelum memberikan program latihan peneliti terlebih dahulu membuat program latihan. Dalam membuat program latihan peneliti melakukan analisi kebutuhan meningkatkan kemampuan power otot lengan dalam penelitian ini seluruh sampel dihitung pada penentuan RM (Repetisi Maksimal) sehingga setiap sampel memiliki program latihan yang sama namun intensitas serta volume latihan bisa berbeda-berda tergantung dari hasil RM sampel tersebut.

Dari hasil penentuan RM masing-masing sampel dari kedua kelompok diberi materi program latihan pada exercise atau bentu latihan yang sama namun metode yang digunakan oleh kedua kelompok sampel berbeda, sehingga pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan volume latihan. Rencana Pembebanan Latihan pada metode neural activation setiap sesi latihan REP 4 -5

90% 85% 85%

80% 80% 75%


(23)

37

Gambar 3.2

Rencana Pembebanan Latihan pada metode neural activation

Pada metode neural activation repetisi sedikit hanya 4 – 5 repetisi volume > 75%-80% bisa meningkat dan menurun sesuai dengan program latihanya

Rencana Pembebanan Latihan pada metode piramida terbalik setiap sesi latihan

95% 95%

90% 2 rep 2rep 90% 80% 3 rep 3 rep 80%

5 rep 5 rep

Gambar 3.3

Rencana Pembebanan Latihan

Pada metode piramida terbalik volume mengikuti jumlah repetisi begitu juga sebaliknya apabila dimulai dari volume 60% berarti repetisinya 8, volume 70% repetisinya 6 hingga seperti gambar diatas

E.Definisi Operasional

Pejelasan tentang apa yang dikemukakan oleh para ahli tentang suatu istilah yang dibaca oleh sesorang terkadang menimbulkan penafsiran seseorang sering berbeda-beda, sehingga bisa menimbulkan suatu kekeliruan dan kesalahan penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut :


(24)

1. Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh, sehubungan dengan upaya latihan, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran bentuk latihan yang bersangkutan.Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu. Jadi metode latihan merupakan cara yang dilakukan oleh seorang pelatih kepada atletnya saat melatih. Dikutip dari situs http://id.m.wikipedia.org/metode.

2. Menurut dikdik Zafar Sidik (2011: 32) menyebutkan bahwa metode neural activation adalah metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot tersebut.

3. Menurut harsono (1988: 198) Metode piramida adalah metode dengan beban set 1 ringan, kemudian pada set-set berikutnya makin lama makin berat. Biasanya jumlah set dalam system piramid dibatasi sampai 5 set, istirahat dalam setiap set adalah 3 – 5 menit.

4. Menurut dikdik Zafar Sidik (2011: 36) dalam gambar yang dijelaskan bahwa metode piramida terbalik yaitu piramida terbalik pertama volume rendah repetisi banyak contoh volume 80% repetisi 4, volume 90% repetisi 2, volume 95% repetisi 1 dan piramida kedua seperti : volume 95% repetisi 1, volume 90% repetisi 2, dst.

5. Power, yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot menjadi kemampuan untuk mengerahkan force maximal dalam waktu yang amat cepat. Harsono, (2001: 27). Menurut harsono (1988: 176) Power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Arikunto (2010:203) “Instrumen

penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data”. Dalam memperoleh data dalam suatu penelitian diperlukan instrumen atau alat ukur yang kegunaanya untuk mengetahui kekurangan dan peningkatan yang dicapai selama proses treatmen atau latihan.


(25)

39

Nurhasan dan Dudung Hasanudin Ch. (2013:5) mengungkapkan bahwa

“Dalam prosespengukuran membutuhkan alat ukur”, maka dari itu dengan alat

ukur kita akan mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran.

Dalam memilih suatu test yang akan digunakan untuk menjadi alat ukur yang baik harus berpedoman pada beberapa macam kriteria yang telah disepakati oleh para ahli, karena dengan adanya kriteria ini dapat memberikan petunjuk dalam memilih tes untuk alat ukur yang akan digunkan. Menurut Sukardi (2003:138) mengemukakan “Tes merupakan prosedur sistematik di mana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukan kedalam angka”.

Adapun kriteria untuk memilih test yang baik meliputi validitas, realibilitas, objektifitas, mudah dilaksanakan, ekonomi dan norma. Namun yang paling penting dari faktor tersebut adalah validitas, realibilitas dan obyektifitas yang merupakan kriteria teknis.

Instrumen ini dapat dianggap cocok apabila memenuhi kriteria atau standarisasi perhitungan konfisien korelasi seperti yang diungkapka Mathews yang dikutip dari Tes Pengukuran Pendidikan Jasmani karangan Nurhasan dan Dudung Hasanudin Ch. (2013:48) adalah :

r : 0,90 - 0,99 berarti sempurna r : 0,80 - 0,89 berarti cukup r : 0,70 – 0,79 berarti sedang r : 0,60 – 0,69 berarti kurang

r : dibawah 0,59 berarti kurang sekali

Dalam rangka memperoleh data yang akurat maka penulis melakukan tes untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir sampel dalam hal kemampuan kemampuan power otot lengan atlet. Alat ukur yang digunakan adalah tes power otot lengan two hand medicine ball put . Tes ini memiliki validitas sebesar 0,77 dan realibilitas 0,81 dan kriteria tes pelengkap yang cocok dengan apa yang akan diteliti.


(26)

Setelah menentukan instrumen yang akan digunakan seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, maka peneliti melakukan pengembangan instrumen. Instrumen yang telah ditentukan sebelumnya oleh penulis adalah two hand medicine ball put karena memiliki validitas 0,77 dan realibilitas 0,81.

Two hand medicine ball put juga memiliki tingkat kesukaran yang cukup untuk menjadi suatu alat ukur karena two hand medicine ball put

memiliki kriteria melakukan lemparan atau tolakan menggunakan lengan terhadap bola medicine sejauh mungkin tanpa di bantu gerakan lain atau perubahan posisi awal.

Two hand medicine ball put

Gambar 3.4

(sumber: www.google.com, 2014)


(27)

41

Gambar 3.5

(sumber: www.google.com, 2014)

Adapun pelaksanaan tes Two hand medicine ball put sebagai berikut : subjek duduk di kursi dengan kaki tidak melayang juga tidak menjadi tumpuan utama sebagai penunjang gerakan pada lengan, berat bola medicine seberat 6 pound atau 3 kg sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh Nurhasan dan Dudung Hasanudin Ch. (2013 : 192) :

“alat/fasilitas adalah bola medicine seberat 6 pound (3kg). Cara pelaksanaan orang duduk tegak dikursi, sambil kedua tangan memegang bola medicine sehingga bola tersebut menyentuh dada. Kemudian kedua tangan mendorong bola tersebut kedepan sejauh mungkin. Sebelum orang coba mendorong bola medicine, seutas tali dilingkarkan pada dada orang coba dan ditarik kebelakang, sehingga badan bersandar pada kursi. Hal ini untuk mencegah agar orang coba pada waktu mendorong tidak dibantu oleh gerakan badan kedepan. Orang coba diberi kesempatan sebanyak 3 (tiga kali) percobaan. Penetuan skornya adalah jarak tolakan yang terjauh dari 3 (tiga) percobaan, yang diukur mulai dari tepi luar kursi sampai batas/tanda dimana bola medicine tersebut jatuh. Jarak diukur dengan cm.”

Dari uraian diatas penelitian dapat dilakukan apabila telah ada alat pengukur jarak dan ada bola medicine untuk dilaksanakannya penelitian oleh sampel.

H.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam sebuah penelitian untuk memgetahui hasil akhir yang diperoleh banyak teknik pengumpulan data yang bisa di pakai oleh seorang peneliti yang sesuai dengan masalah yang ditelitinya, disini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan test.

Test terstandar menjadi acuan untuk penulis karena tes tersetandar


(28)

terstandar sudah dicantumkan: petunjuk pelaksanaan, waktu yang dibutuhkan, bahan yang tercakup dan hal-hal lain, misalnya validitas dan realibilitas”.

Lebih jelasnya penulis menggunakan teknik tes, yang dimaksud tes disini adalah dengan melakukan tes praktek dalam pengumpulan data kepada subjek yang akan diteliti. Teknik pengumpulan data ini sangat cocok untuk digunakan peneliti karena sesuai dengan permasalahn yang sedang diteliti. Test dalam teknik pengambilan data ini adalah dengan melakukan test awal kepada subjek lalu diberikan perlakuan kepada subjek, setelah selesai diberikan perlakuan kemudian mengambil data kembali dengan melakukan test akhir. Langkah-langkah Pengumpulan data dengan teknik tes ini yaitu :

1. Tes Awal

Tes awal dilakukan pada pertemuan pertama, mengenai teknis pelaksanaannya dijelaskan sebagai berikut :

a. Tes yang digunakan adalah tes power otot lengan Two hand medicine ball put .

b. Sebelum test dilaksanakan, penulis terlebih dahulu mempersiapkan tempat test dan alat-alat yang akan digunakan.

c. Setelah tempat test siap selanjutnya menjelaskan tentang pelaksanaan test yaitu melakukan test power otot lengan pada dua kelompok sampel dengan menggunakan test two hand medicine ball put

d. Tester melakukan tes sebanyak tiga kali dan diambil jarak yang terbaik atau terjauh.

2. Pelaksanaan Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen ini berlangsung selama 18 kali pertemuan, 2 kali pertemuan untuk tes awal dan tes akhir lalu 16 kali pertemuan pemberian perlakuan kepada masing-masing sampel kelompok yang berbeda, dilaksanaan sesuai dengan jadwal latihan kegiatan UKM Hoki UPI yaitu, selasa, kamis, dan


(29)

43

jumat pada pukul 15.00 – 18.00. Pada setiap latihan kelompok- kelompok sampel melaksanakan program latihan dengan menggunakan metode latiahn

neural activation dan metode piramida terbalik, dengan tetap menggunakan prinsip beban berlebih atau overlaod. Sebelum latihan inti dimulai, setiap subjek melakukan peregangan otot-otot dengan melakukan peregangan statis dan pergangan dinamis. Selanjutnya subjek melakukan bentuk-bentuk latihan yang telah penulis tentukan untuk bagian lengan, metode-metode yang diterapkan pada penelitian ini sesuai dengan program latihan yang telah di buat peneliti dengan pembebanan dan metode latihan yang berbeda mengacu pada prinsip latihan power. Gerakan dalam tiap melakukan latihan adalah maksimal dan pemberian istirahat antar set adalah 3-5 menit yaitu tester baru melakukan kembali setelah waktu istirahat selesai.

3. Tes Akhir

Setelah pelaksanaan eksperimen atau perlakuan berakhir, maka dilakukan kembali penggambilan data yang terakhir dengan menggunakan test power otot lengan seperti yang dilakukan pada tes awal. Lalu setelah data terkumpul tindakan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data dan analisis data agar memporoleh penafsiran yang tepat sesuai dengan permasalahan yang sedang di teliti.

I. Analisi Data

Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakn skor yang mentah dan harus diolah menggunakan rumus-rumus statistika agar data dapat di tafsirkan, sehingga dapat dilakuakn penarikan kesimpulan dengan benar.

Dalam pengolahan data penulis menggunakan beberapa rumus statistika yaitu menggunakan rumus :

1. Mencari rata-rata masing-masing variabel, yaitu dengan rumus:

X

=

(Nurhasan et al, 2008:24) Keterangan :


(30)

= Skor rata-rata yang dicari

= Jumlah skor yang diperoleh N = Jumlah sample

2. Menghitung simpangan baku, menurut Nurhasan et al (2008:39) :

S

=

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: S = Simpangan baku yang dicari

n = Jumlah sampel

= Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Pengujian Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan tes awal dan tes akhir yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

F

Keterangan F= Homogenitas yang dicari

Dengan criteria tolak Ho jika F ≥ F1/2 α (V1, V2). Adapun F1/2 α (V1, V2) di dapat

dari daftar distribusi F dengan peluang α dan dk (V1, V2) masing-masing

kedua kelompok tersebut homogeny apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.

Sedangkan apabila kedua kelompok tersebut Fhitung lebih besar dari Ftabel adalah

tidak homogen 4. Uji Normalitas

Menguji normalitas data menggunakan uji Liliefors. Prosedur yang digunakan adalah:

a. Penggunaan X1, X2,...Xn dijadikan bilangan baku dengan menggunakan

rumus : Zi =


(31)

45

Keterangan :

= Rata-rata sample

S= Simpangan baku sample

( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)

b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian hitung peluang.

F (Z1) = P (Z ≤ Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, .. Zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z1 jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1) maka,

d. Hitung selisih antara F(Z1) – S(Z1) dan tentukan harga mutlaknya.

e. Ambilah harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah Lo ini dengan nilai kritis L yang diambil dari table

tarf yang dipilih. Krisis L yang diambil dari normalitas Liliefors adalah:

o Hipotesis tolak apabila Lo > Ltabel Kesimpulan adalah populasi

berdistribusi tidak normal

o Hipotesis diterima apabila Lo < Ltabel kesimpulan adalah populasi

berdistribusi normal.

5. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (Skor Berpasangan)

Rumus

n SB

B t

Kriteria: Penerimaan dan penolakan. Terima Ho Jika thit < t1- ½ 0,05

Tolak Ho Jika t hit  t1 - ½ 0,05

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis : t < t1- ½ α


(32)

1- ½ 0,05 0,975 dk : = n1-1

= 8-1 = 7

6. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak Uji t Rumus

Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis: - Terima hipotesis jika thitung  t1-0,05

- Tolak hipotesis jika thitung  t1-0,05

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis 1 –α

1- (0,05) 0,95


(33)

47

dk = n1 + n2-2

= 8 + 8 -2 =14


(34)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari latihan power otot lengan menggunakan metode neral activation pada kelompok satu dan menggunakan metode piramida terbalik pada kelompok dua terhadap peningkatan power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis menarik garis besar dan menyimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

Metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI. Sedangkan metode latihan piramida terbalik juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI

Berdasarkan dari analisis data yang dilakukan oleh penulis, menghasilkan data yang membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan

neural activation dengan metode latihan piramida terbalik yaitu bahwa metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan metode latihan piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI.

B.Saran

Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih olahraga hoki dalam proses latihan bisa memberikan bentuk latihan untuk meningkatkan power otot lengan dengan


(35)

58

metode neural activation untuk meningkatkan kemampuan power otot lengan.

Untuk para pelatih juga penulis menyarankan agar lebih meperhatikan kondisi dan kebutuhan cabang olahraga dalam pembuatan program latihan agar dapat disusun sesuai kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.

2. Penulis menyarankan kepada UKM Hoki UPI untuk menggali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini tentu bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga hoki di tingkat universitas terutama di Indonesia khususnya atlet UKM Hoki UPI. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.


(36)

59

Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O., 1999, Periodization Training for Sports ; Program for peak strenght in 35 sports. Human kinetics.

Cholil, Dudung Hasanudin. 2010, Jurnal Kepelatihan Olahraga,FPOK, UPI, Volume 2, No 1 Juni 2010.

Giriwijoyo, Santoso, dan Sidik, Dikdik Zafar. 2010, Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) ; Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi, edisi 8, Bandung : Buku Ajar Jurusan Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.

Harsono. 1988, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching, Albany, New York.

Harsono. 2001, Latihan Kondisi Fisik, Bandung.

Hermanu, Entang. 2011, Jurnal Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI, Volume 3 No 1. Juni 2011.

Nasution, S., 2011, Metode research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara. Nurhasan., Cholil, Dudung Hasanudin, dan Hidayah, Nidaul. 2008, Modul Mata

Kuliah Statistika, PKO, FPOK, UPI.

Nurhasan dan Cholil, Dudung Hasanudin. 2013, Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan,FPOK, UPI: Red Point.

Pasurney, Paulus. 1994, strength and Conditioning Training. Canberra.

Sidik, Dikdik Zafar. 2011. Pembinaan Kondisi Fisik, Bandung: buku materi perkuliahan dan tugas.

Sidik, Dikdik Zafar. 2014, Prinsip-Prinsip Latihan Dalam Olahraga Prestasi. Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD.


(37)

60

Fariz Jazmi, 2014

Sukardi. 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : P.T. Bumi Aksara.

Supriyatna, Aming,2008, Pembelajaran Permainan Hoki, FPOK, UPI.

Supriyatna, Aming, dkk., TIM Pengajar Hoki PJKR, 2012, Pembelajaran Permainan Hoki.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

Wein, Horst (1979) ,The Sciences of Hockey. Polham Books, London.

Sumber dari Internet:

http://coachiwan.wordpress.com/ diakses 2014

http://dwifatmawati-megarezky.blogspot.com/ diakses 2014 http://id.m.wikipedia.org/metode/ diakses 2014

http://www.fieldhockey.com/ diakses 2014 http://www.google.com diakses 2014


(1)

Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan Atlet UKM Hoki UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1- ½ 0,05

0,975 dk : = n1-1

= 8-1 = 7

6. Uji Signifikansi Perbedaan Dua Rata-rata Satu Pihak

Uji t Rumus

Kriteria Penolakan dan Penerimaan Hipotesis: - Terima hipotesis jika thitung  t1-0,05

- Tolak hipotesis jika thitung  t1-0,05

Batas penerimaan dan penolakan hipotesis 1 –α

1- (0,05) 0,95


(2)

47

Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan Atlet UKM Hoki UPI

dk = n1 + n2-2

= 8 + 8 -2 =14


(3)

57

Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan Atlet UKM Hoki UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari latihan power otot

lengan menggunakan metode neral activation pada kelompok satu dan

menggunakan metode piramida terbalik pada kelompok dua terhadap peningkatan

power otot lengan pada atlet UKM Hoki UPI seperti yang sudah dijelaskan pada bab III dan IV, maka penulis menarik garis besar dan menyimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

Metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI. Sedangkan metode latihan piramida terbalik juga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI

Berdasarkan dari analisis data yang dilakukan oleh penulis, menghasilkan data yang membuktikan terdapat perbedaan yang signifikan antara metode latihan

neural activation dengan metode latihan piramida terbalik yaitu bahwa metode latihan neural activation memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan metode latihan piramida terbalik terhadap peningkatan power otot lengan atlet UKM Hoki UPI.

B.Saran

Atas dasar hasil penelitian ini, maka saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para pembina dan pelatih olahraga hoki dalam proses latihan bisa memberikan bentuk latihan untuk meningkatkan power otot lengan dengan


(4)

58

Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan Atlet UKM Hoki UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode neural activation untuk meningkatkan kemampuan power otot lengan.

Untuk para pelatih juga penulis menyarankan agar lebih meperhatikan kondisi dan kebutuhan cabang olahraga dalam pembuatan program latihan agar dapat disusun sesuai kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai.

2. Penulis menyarankan kepada UKM Hoki UPI untuk menggali ilmu-ilmu yang

dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini tentu bertujuan untuk lebih memberikan suatu kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga hoki di tingkat universitas terutama di Indonesia khususnya atlet UKM Hoki UPI. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian yang lebih mendalam.


(5)

59 Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan Atlet UKM Hoki UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Bompa, Tudor O., 1999, Periodization Training for Sports ; Program for peak strenght in 35 sports. Human kinetics.

Cholil, Dudung Hasanudin. 2010, Jurnal Kepelatihan Olahraga,FPOK, UPI, Volume 2, No 1 Juni 2010.

Giriwijoyo, Santoso, dan Sidik, Dikdik Zafar. 2010, Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) ; Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi, edisi 8, Bandung : Buku Ajar Jurusan Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI.

Harsono. 1988, Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching, Albany, New York.

Harsono. 2001, Latihan Kondisi Fisik, Bandung.

Hermanu, Entang. 2011, Jurnal Kepelatihan Olahraga, FPOK, UPI, Volume 3 No 1. Juni 2011.

Nasution, S., 2011, Metode research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara. Nurhasan., Cholil, Dudung Hasanudin, dan Hidayah, Nidaul. 2008, Modul Mata

Kuliah Statistika, PKO, FPOK, UPI.

Nurhasan dan Cholil, Dudung Hasanudin. 2013, Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan,FPOK, UPI: Red Point.

Pasurney, Paulus. 1994, strength and Conditioning Training. Canberra.

Sidik, Dikdik Zafar. 2011. Pembinaan Kondisi Fisik, Bandung: buku materi perkuliahan dan tugas.

Sidik, Dikdik Zafar. 2014, Prinsip-Prinsip Latihan Dalam Olahraga Prestasi.

Sugiyono. 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD.


(6)

60

Fariz Jazmi, 2014

Perbandingan Antara Metode Latihan Neural Activation Dengan Metode Piramida Terbalik Terhadap Peningkatan Power Otot Lengan Atlet UKM Hoki UPI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukardi. 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta : P.T. Bumi Aksara.

Supriyatna, Aming,2008, Pembelajaran Permainan Hoki, FPOK, UPI.

Supriyatna, Aming, dkk., TIM Pengajar Hoki PJKR, 2012, Pembelajaran

Permainan Hoki.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: UPI.

Wein, Horst (1979) ,The Sciences of Hockey. Polham Books, London.

Sumber dari Internet:

http://coachiwan.wordpress.com/ diakses 2014

http://dwifatmawati-megarezky.blogspot.com/ diakses 2014 http://id.m.wikipedia.org/metode/ diakses 2014

http://www.fieldhockey.com/ diakses 2014 http://www.google.com diakses 2014


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PULL – UP DENGAN LATIHAN WALLBAR HANG TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA KEMAMPUAN HIT DALAM PERMAINAN HOKI ATLET PUTERA SEKOLAH HOKI INDONESIA BANGKIT BINAAN UNIMED TAHUN 2012.

0 0 19

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC PUSH UP DENGAN LATIHAN MEDICINE BALL FORWARD OVERHEAD THROW TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL KETEPATAN PUSH PADA PERMAINAN HOKI ATLET PUTERA UNIMED HOKI CLUB TAHUN 2012.

0 1 23

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN MEDICINE BALL TWO HAND SIDE THROW DENGAN LATIHAN HORIZONTAL SWING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN DAN HASIL KEMAMPUAN PUSH DALAM PERMAINAN HOKI PADA ATLET PUTRI UNIMED TAHUN 2012.

0 7 30

PERBANDINGAN LATIHAN SISTEM PIRAMIDA DENGAN SISTEM PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP KEMAMPUAN DAYA TAHAN ATLET KAYAK PADA CABANG OLAHRAGA DAYUNG.

1 5 31

PENGARUH PENERAPAN LATIHAN HIPOKSIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE AKTIVASI NEURAL PADA BENTUK LATIHAN SQUAT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI.

2 6 29

PERBANDINGAN ANTARA METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION DENGAN METODE PIRAMIDA TERBALIK TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN ATLET UKM HOKI UPI - repository UPI S KOR 1000355 TITLE

0 0 2

Pengaruh Latihan Squat Dengan Menggunakan Metode Piramid Sistem Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai - repository UPI S KOR 0901802 Title

0 0 3

EFEKTIFITAS METODE LATIHAN PIRAMID DAN PIRAMID TERBALIK TERHADAP PENINGKATAN HIPERTROFI OTOT DADA DAN KEKUATAN OTOT DADA PADA ATLET BINARAGA JAWA BARAT - repository UPI T POR 1303231 Title

0 2 3

PERBANDINGAN LATIHAN PLYOMETRIK MELALUI SISTEM SET DENGAN SISTEM PIRAMIDA TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI - repository UPI S KOR 1203977 Title

0 0 3

PENINGKATAN POWER TUNGKAI MELALUI METODE LATIHAN NEURAL ACTIVATION PADA MEMBER VIP FITNESS AND HEALTH CENTRE YAKES TELKOM BANDUNG - repository UPI S KOR 1005767 Title

0 0 3