Penerapan bahasa jurnalistik pada Bberita utama“Straight News” di surat kabar “Radar Bekasi” edisi 1-5 Oktober 2012

(1)

BEKASI”

EDISI 1-5 OKTOBER 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ENENG KHAIRUNNISA NIM :108051100078

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013


(2)

PENERAPAN BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA

UTAMA “

STRAIGHT NEWS

DI SURAT KABAR “

RADAR

BEKASI

EDISI 1-5 OKTOBER 2012

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ENENG KHAIRUNNISA NIM :108051100078

Di Bawah Bimbingan

Dr. A. Ilyas Ismail, M.A NIP. 196304051994031001

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013


(3)

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2013


(5)

i

Penerapan Bahasa Jurnalistik Pada Berita Utama “Straight News” Di Surat Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1- 5 Oktober 2012

Kegiatan jurnalistik dimulai sejak zaman Romawi Kuno ketika Julius Caesar berkuasa. Ketika itu ia (Julius Caesar) mengeluarkan peraturan agar kegiatan senat setiap harinya dapat diumumkan kepada khalayak dengan ditempel kepada

semacam papan pengumuman yang disebut dengan “Acta Diurna”. Sedangkan

pengertian jurnalistik sendiri yaitu suatu kegiatan mengumpulkan bahan berita, mengolahnya sampai menyebarluaskannya kepada khalayak.Dalam proses kerja jurnalistik masalah bahasa sangatlah penting digunakan. Bahasa yang dimaksud merupakan Bahasa Jurnalistik yang memiliki ketentuan kaidah-kaidah tertentu yang dapat membedakannya dengan bahasa lain, yang biasanya digunakan oleh media massa terutama media cetak.

Masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar Bekasi serta apakah Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead pada berita utama straight news di Surat Kabar Radar Bekasi sesuai dengan kaidah - kaidah baku ragam ciri-ciri Bahasa Jurnalistik? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya ialah analisis deskriptif. Jenis deskriptif penulis gunakan sebagai gambaran mengenai penerapan Bahasa Jurnalistik berita utama straight news di Radar Bekasi. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi dokumentasi, wawancara, dan studi pustaka.

Surat kabar merupakan media massa yang berbentuk lembaran-lembaran. Dalam penyampaiannya surat kabar dituntut untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi efektif dalam menyampaikan sebuah informasi berupa berita. Berita yang dimaksud merupakan berita straight news (berita langsung). Sedangkan Bahasa Jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat sekaligus bahasa pengantar pemberitaan yang biasa di gunakan dalam media cetak dan elektronik.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap Radar Bekasi terdapat kesalahan dari tiap-tiap berita utama straight newsyangditeliti dari masing-masing edisi tertanggal 1-5 Oktober 2012 sebanyak 18 kesalahan, kesalahan-kesalahan tersebut adalah: tiga ditemukan ciri tidak singkat, dua tidak padat, tiga tidak sederhana, dua tidak demokratis, empat tidak populis, serta empat di antaranya melanggar ciri tidak jelas.

Kesimpulannyadalam hal penulisan maupun penerapan berita utama straight

news, baik pada judul maupun lead, Surat Kabar Radar Bekasi telah menerapkan

Bahasa Jurnalistik yang berpedoman kepada (EYD) sertaciri-ciri Bahasa Jurnalistik yang baik seperti singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik. Akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ada ditemukan kesalahan-kesalahan penulisan bahasa. Pada judul dan lead penulis menemukan beberapa kesalahan penulisan, seperti tidak sederhana dan penulisan lead yang terlalu panjang/tidak singkat.

Keyword: Bahasa Jurnalistik, Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik, Berita Utama Straight


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan inayahNya skripsi Penerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama

“Straight News” di Surat Kabar “Radar Bekasi” Edisi 1-5 Oktober 2012 selesai pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan juga para sahabatnya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus ditempuh oleh mahasiswa/ mahasiswi. Selain itu merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini banyak bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Dr. Arief Subhan, MA Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK). 2. Drs. WahidinSaputra, MA, Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Mahmud

Jalal, MA,Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Drs. Study Rizal, L.K, MA,Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Ketua Konsentrasi Jurnalistik Rubiyanah M.A dan Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik Ade Rina Farida M.Si.

4. Dr. A. Ilyas Ismail, MA Selaku pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.


(7)

iii dapat bermanfaat.

6. Nanang Syaikhu selaku dosen Bahasa Jurnalistik, penulis haturkan banyak terimakasih atas bimbingan, saran, masukan, dan kritik yang disampaikan. 7. Pihak kantor Redaksi Radar Bekasi.

8. Kedua Orang tua penulis yakni Dr. Hasannuddin Basuni dan Ny. Eni Widianingsih yang membesarkan dan mendidik penulis. Serta yang selalu memberikan dorongan dan nasihat kepada penulis. Terakhir yang paling utama adalah doa beliau yang tulus untuk penulis sehingga Syukuralhamdulillah akhirnya skripsi selesai tepat pada waktunya.

9. Teman-teman angkatan 2008 serta teman-teman kosan yang selama ini sudah banyak memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis.

Mohon maaf untuk seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas bantuannya selama ini.Akhirnya penulis ucapkan syukur dan terima kasih sekali lagi, dan mohon maaf jika terjadi banyak kesalahan dan kekhilafan yang penulis pernah lakukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak tanpa terkecuali.

Billahitaufiqwalhidayah

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2013


(8)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN Halaman

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI………iv

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………...viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………. 6

D. Metodologi Penelitian ………7

1. Metode Penelitian ………. 7

2. Subjek dan Objek Penelitian ……… 8

3. Instrumen Penelitian ...……….. 8

4. Meode Pengumpulan Data ……….. 10

5. Teknik Analisis Data ………... 11

E. Kajian Pustaka ………... 11

F. Sistematika Penulisan ……… 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Surat Kabar ……… 15

1. Pengertian Surat Kabar ……….. 15

2. Definisi Surat Kabar ……….. 15


(9)

v

6. Sifat Surat Kabar ……… 24

B. Berita………... 25

1. Pengertian Berita ……… 25

2. Definisi Berita ……… 26

3. Nilai-nilai Berita ……… 28

4. Berita Straight News ……….. 29

5. Berita Utama (Headline)……… 31

6. Elemen Berita ………. 32

C. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik ………. 36

1. Pengertian Bahasa Jurnalistik ……… 36

2. Definisi Bahasa Jurnalistik .………... 38

3. Fungsi Bahasa Jurnalistik ……….. 40

4. Ketentuan Bahasa Jurnalistik ………... 41

BAB III GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Singkat Radar Bekasi………. 43

2. Visi dan Misi Radar Bekasi………. 44

3. Karakter Radar Bekasi………. 44

4. Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca ………...45

5. Keterangan Struktur Organisasi Radar Bekasi………..47

6. Struktur Organisasi Bagian Redaksi Radar Bekasi ……….. 49

7. Tugas dan TanggungJawab …..……… 50

8. Profile Pembaca ………..55


(10)

vi BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Penenerapan Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight Newsdi Surat

Kabar Radar Bekasi ………... 60

B. Analisis Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada Judul dan Lead Berita UtamaStraight Newsdi Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober

2012 …...…..……… 61 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……….. 78

B. Saran ……… 79

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

vii

1. Tabel 1. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News

Radar Bekasi Edisi1 Oktober 2012 ………... 68

2. Tabel 2. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight NewsRadar

BekasiEdisi 1 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa

Jurnalistik………..………..………...69

3. Tabel 3. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News

Radar BekasiEdisi 2 Oktober 2012……….…….. 70

4. Tabel 4. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar

BekasiEdisi 2 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik

………...72 5. Tabel 5. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News

Radar BekasiEdisi 3 Oktober 2012………..….…….73

6. Tabel 6. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 3 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ……….... 75 7. Tabel 7. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News

Radar BekasiEdisi 4 Oktober 2012 ……….……. 76

8. Tabel 8. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 4 Oktober 2012dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ………... 77 9. Tabel 9. Analisis Bahasa Jurnalistik pada Berita Utama Straight News

Radar BekasiEdisi 5 Oktober 2012 ……….…… 79

10. Tabel 10. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik .……… 81


(12)

viii

11.Tabel 11. Ketidaksesuaian pada Berita Utama Straight News Radar Bekasi Edisi 1 - 5 Oktober 2012 dengan Ciri-ciri Bahasa


(13)

ix

1. Gambar Piramida terbalik ……… 37


(14)

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia jurnalistik sebenarnya telah berlangsung lama. Sejarah menyebutkan bahwa kegiatan jurnalistik dimulai saat pemerintahan Romawi Kuno dibawah pimpinan Julius Caesar. Yang pada saat itu terdapat

sebuah papan pengumuman yang disebut sebagai “Forum Romanum”. Sesuai

isinya papan pengumuman ini dapat dibedakan atas dua macam. Pertama

“Acta Senatus” yang berisi memuat laporan-laporan singkat sidang senat beserta keputusan-keputusannya. Kedua “Acta Diurna” yang memuat keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita lainnya.1

Sedangkan pengertian jurnalistik sendiri berasal dari bahasa Belanda

Journalistiek, bahasa Inggris Journalism, dan bahasa Perancis journal yang

berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Dalam kamus jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit dan menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya.2

Dalam hal ini perkembangan dunia jurnalistik (pers) di Indonesia sendiri mulai bermunculan melalui tumbangnya rezim Orde Baru yang pada saat itu berkembang serta yang dilatarbelakangi dengan adanya UU Pers No. 40 Tahun 1999 Bab IV tentang perusahaan pers, pasal 9 ayat 1 yang berbunyi

“ Setiap warga negara Indonesia dan negara berhak mendirikan perusahaan

1

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006),h 1.

2

Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung: PT Simbiosa Rkatama Media, 2008), hal 4.


(15)

2

pers”3

. UU tersebut dapat memberikan terbukanya pintu kebebasan pers bagi siapa saja terlebih untuk semua lapisan masyarakat yang ingin membuat perusahaan pers baik cetak maupun elektronik.

Seiring dengan bermunculnya berbagai macam media cetak maupun elektronik yang semakin berkembang ditengah-tengah masyarakat, dalam hal ini masyarakat dituntut harus pintar dalam memilih media yang produktif. Maka hal tersebut membuat banyaknya persaingan antarmedia massa yang sekarang ini banyak tersebardi mana-mana dituntut untuk kreatif dan inovatif agar mampu menarik banyak khalayak.Salah satunya dengan melakukan penyajian isi berita utama (headline) pada sebuah surat kabar seperti koran menjadi salah satu prioritas utama untuk menarik perhatian minat pembaca dari berbagai kalangan.

Dalam hal ini penulisan isi berita sangat erat hubungannya dengan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara terminologi mengartikan bahasa sebagai system lambang bunyi yang arbriter digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Dalam penulisan jurnalistik tentulah ada ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Akan tetapi dalam hal ini, penulisan koran tidaklah selalu serta merta sesuai dengan panduan kaidah bahasa jurnalistik yang baik dan benar, yang bercirikanmengutamakan kalimat aktif, singkat, padat, sederhana, lugas,

3

Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), h. 331.


(16)

3

3

jelas, jernih, menarik, demokratis, sejauh mungkin menghindari penggunaan istilah teknis, dan tunduk pada kaidah bahasa baku.4

Pada hakikatnya perkembangan media komunikasi dewasa ini telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana menyampaikan pesan salah satunya media massa cetak. Media massa cetak merupakan salah satu bentuk media yang paling efektif dan efisien.

Media cetak merupakan media yang menyampaikan informasinya melalui tulisan. Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya informasi yang disampaikan kepada khalayak sangat ditentukan benar tidaknya bahasa yang dipakai. Penggunaan bahasa yang baik dan benar sangat menentukan sampainya informasi itu kepada khalayak secara jelas. Sebaliknya, bahasa yang kacau dalam menyampaikan informasi akan menyulitkan khalayak untuk memahami informasi itu.5

Dalam perspektif jurnalistik, setiap informasi yang disajikan harus benar, jelas, dan akurat dalam hal ini adalah Bahasa Jurnalistik. Bahasa Jurnalistik adalah bahasa yang dipakai dalam media massa. Bahasa Jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa yang kreatif dari Bahasa Indonesia. Bahasa Jurnalistik mempunyai sifat sederhana, singkat, tunduk kepada kaidah etika dan sebagainya.

Dalam penulisan berita pun ada pedoman yang dijadikan sebagai dasar penulisan,sehingga mudah dipahami dan dapat memikat khalayak. Salah

4

Ibid, h. 331

5


(17)

4

satunya adalah penggunaan kata-kata haruslah efisien, dengan membuang kata-kata yang tidak perlu maka akan dapat dibuat kalimat pendek. Tetapi dalam praktik jurnalistik sering ditemukan paragraf yang panjang dan kata-kata mubazir dalam penulisan berita.

Hal ini seringkali dilakukan oleh para wartawan yang berkecimpung dalam dunia jurnalistik. Sebagai contoh adalah berita pada surat kabar Radar

Bekasiedisi Senin 14 Januari 2013 di situ tertulis berita dengan judul “

Gerindra Target 40 Persen Suara Buat Delman” dengan lead berita RAWALUMBU-DPC Partai Gerindra Kota Bekasi, menargetkan suara kemenangan calon gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf dan Lex Laksmana, di atas 40 persen. Dengan capaian tersebut, diharapkan pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), serta Gerindra dapat memimpin Jawa Barat lima tahun mendatang.Dalam penulisan judul dan praktik penulisan berita tidak sesuai dengan pedoman pemakaian bahasa jurnalistik yang telah disepakati. Kata- kata yang digarisbawahi seharusnya ditulis lebih jelas lagi dan akurat sebab dari kata Target serta kata Delman disitu tidak jelas dan rancu sasarannya itu siapa, bisa jadi delman itu sejenis alat transportasi di desa/kampung mengingat tidak semua orang mengetahui siapa itu sosok delman.Ejaan Bahasa Indonesia yang telah disempurnakan juga diabaikan.

Menurut Dary L. Frazel dan George Truck, dua pakar pers Amerika dalam Principles of Editing. A Comprehensive Guide For Student and Journalist (1996:122-123), pembaca berharap, apa yang dibacanya dalam media massa adalah yang bisa dimengerti tanpa bantuan pengetahuan khusus. Pembaca


(18)

5

5

berharap, wartawan dapat menjelaskan ilmu pengetahuan kepada mereka yang bukan ilmuwan, perihal hubungan-hubungan internasional kepada mereka yang bukan diplomat, dan masalah-masalah politik kepada pemilih yang awam (to explainscince to no scienctist international relations to no

nondiplomats, and politic to ordinary voters).6

Dalam hal ini Radar Bekasi merupakan salah satu surat kabar lokal yang berdomisili di Bekasi. Dalam surat kabar yang terbit dalam periode harian ini penulis merasa banyak menemukan kata-kata bahkan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah Bahasa Jurnalistik, sehingga perlu adanya penelitian lebih mendalam tentang penggunaan Bahasa Jurnalistik pada surat kabar ini. Oleh karena itulah penulis mengambil judul Penerapan Bahasa JurnalistikPada Berita Utama“Straight News”Di Surat KabarRadar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penulisan ini, penulis batasi pada berita straight news (berita langsung) yang menjadi berita utama(Headline), yang terletak dihalaman pertama pada surat kabar Radar BekasiEdisi 1-5 Oktober 2012. Dalam hal ini, penulis meneliti teks dan memfokuskan padajudul serta lead (teras berita), apakah sesuai dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yaitu : singkat, padat, sederhana, jelas,populis, demokratis, dan menarik.

6

Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis (Jakarta: SimbiosaRekatama Media, 2006) h, 3.


(19)

6

2.Perumusan Masalah

Untuk mengetahui permasalahan yang diteliti, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight newsdi Surat Kabar Radar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012?

b. Apakah Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan lead pada berita utama straight newsdi Surat KabarRadar Bekasi sesuai dengan kaidah-kaidah baku ragamciri-ciri Bahasa Jurnalistik?

C. Tujuan& Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Akademis

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Strata (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Tujuan Praktis

Untuk mengetahui penerapan Bahasa Jurnalistikpada berita utamastraight news yang menjadi headlinedan seberapa banyak kesalahan dalam penggunaan kaidah-kaidah baku ragam Bahasa Jurnalistik di Surat Kabar Radar Bekasi khususnya dalam judul

danlead straight news Edisi 1-5 Oktober 2012.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Sebagai tambahan referensi bagi studi-studi yang akan datang dalam bidang jurnalistik, khususnya mengenai Bahasa Jurnalistik.


(20)

7

7

Sedangkan bagi mahasiswa, untuk lebih meningkatkan pembelajarannya dalam penggunaan kaidah-kaidah baku ragam Bahasa Jurnalistik yang baik dan benar, sehingga mempercepat masa studinya.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan kajian Bahasa Jurnalistik dapat memberikan kontribusi positif dalam penulisan berita. Selain itu, penulisan ini diharapkan menjadi bahan rujukan untuk menambah wawasan bagi praktisi, wartawan, serta pihak-pihak yang terlibat dalam pers maupun bagi penulis, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan Bahasa Jurnalistik.

D. Metodologi Penelitian 1.Metode Penelitian

Dalam penulisan ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode deskriptif analisis yang dimana penulis mendeskripsikan secara mendalam terhadap subjek penelitian. Pendekatan kualitatif sendiri merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)7. Sedangkan deskriptif analisis menurut Rahmat Kriyantono dalam bukunya Metode Riset Komunikasi, menyebutkan bahwa jenis analisa ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta

7

Djunaidi Ghony. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori Grounded (Bandung: Bina Ilmu,2007), Hal. 11.


(21)

8

dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.8 Jenis deskriptif penulis gunakan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan Bahasa Jurnalistik pada berita utama straight news di surat kabar Radar Bekasi.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Suharsimi Arikunto menyebutkan bahwa subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.9 Dalam penulisan ini yang menjadi bahan rujukannya adalah Surat KabarRadar Bekasi Edisi 1-5 oktober 2012. Sedangkan istilah Unit Analisis dalam teks penulisan penelitiannya adalah berita utamastraightnews yang menjadi

(headline)diantara beberapa berita straight news lainnya di Surat

KabarRadar Bekasi yang mengacu kepada judul serta lead (teras berita). Apakah sesuai dengan ciri-ciri bahasa jurnalistik yaitu: singkat, padat, sederhana, jelas, populis, demokratis, dan menarik.

3. InstrumenPenelitian

Dalam penelitian kualitatif sebagai instrument penelitian adalah penulis. Selain itu yang menjadi salah satu alat bantu lainnya dalam penulisan ini adalah alat tulis dan buku-buku yang menjadi sumber rujukan terhadap penulisan yang dilakukan. Penulis dalam meneliti sudah mempunyai konsep. Konsep tersebut yang dipakai ialah yang menyangkut ciri-ciri dalam penulisan Bahasa Jurnalistik, menurut Haris Sumadiria dari

8

Rachmat Kriyanto, Metodologi Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006),h. 69.

9

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), hal.122.


(22)

9

9

sekian banyak ciri tersebut yang penulis gunakan hanya tujuh, karena penulis merasa ke tujuh ciri-ciri inilah yang menjadi salah satu faktor paling sering ditemukan kesalahan-kesalahan dalam penulisan Bahasa Jurnalistik:10

a. Singkat

Langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak bertele-tele, tidak berputar-putar,tidak memboroskan waktu pembaca yang sangat berharga.

b. Padat

Padat dalam Bahasa Jurnalistik berarti sarat informasi. c. Sederhana

Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya, maupun karakteristik demografis dan psikografisnya.

d. Menarik

Bahasa Jurnalistik harus menarik, artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga seketika. Bahasa Jurnalistik berpijak pada prinsip menarik, benar, dan baku.

10

Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung:PT Simbiosa Rekatama Media, 2008), hal. 14-16.


(23)

10 e. Jelas

Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur, dan kabur. Maksudnya disini jelas pada makna arti sebenarnya seperti halnya warna merah mengandung makna warna keberanian,sedangkan putih diartikan sebagai warna kesucian. Jadi apabila kedua warna tersebut digabungkan maka arti maknanya pun berubah menjadi tidak jelas baur dan kabur.

f. Demokratis

Salah satu ciri yang paling menonjol dari Bahasa Jurnalistik adalah demokratis. Demokratis berarti Bahasa Jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa Jawa.

g. Populis

Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apapun yang terdapat dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, mata, dan di pikiran benak khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Bahasa Jurnalistik harus merakyat, artinya diterima dan diakrabi oleh semua lapisan masyarakat.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan ini metode pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:

a. Observasi Teks, yang dimaksud adalah teks-teks dalam berita


(24)

11

11

b. Wawancara, yang dimaksud adalah wawancara pribadi dengan salah satu Editor Redaksi Kantor Radar Bekasi

c. Dokumentasi, berhubungan dengan data-data yang diteliti salah satunya dengan mengeliping surat kabar tersebut dari berita-berita yang sudah diambil setiap edisinya.

5. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul penulis kemudian mengkonstruksikan hasil wawancara yang didapat lalu disalin ke dalam bentuk kata-kata. Penulis juga meneliti teks berita, kemudian memasukkan data tersebut ke sebuah table beserta analisisnya. Tabel yang telah dibuat dimaksudkan untuk mengetahui seberapa banyak kesalahan dalam penulisan yang tidak sesuai dengan cirri-ciri Bahasa Jurnalistik. Ciri-ciri tersebut: Singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik.

E. Kajian Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah danIlmu Komunikasi di Perpustakaan Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta perpustakaan IISIP Jakarta. Dengan meninjau penelitian tentang Bahasa Jurnalistik yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2005 oleh Aris Takomala dengan judul skripsi: Analisis Bahasa Jurnalistik Berita Utama

Surat Kabar Republika Edisi Desember 2008. Dalam hal ini penelitian


(25)

12

meneliti judul, lead, serta tubuh berita pada ciri Bahasa Jurnalistik yaknikomunikatif, spesifik, jelas, hemat kata, tidak mubazir, dan tidak klise.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurnalistik IISIP Jakarta Angkatan 2005 oleh Santi Irawati dengan judul skripsi: Penggunaan Kaidah Bahasa Jurnalistik Indonesia dilihat dari Kata Mubazir, Kata Asing, dan Kerancuan pada Headline Surat Kabar Harian

Media Indonesia Edisi Januari-Februari 2009. Sedangkan perbedaannya

dengan skripsi penulis, penulis lebih menekankan pada berita utamastraight news yang menjadi (headline). Penulisan hanya memfokuskan untuk meneliti judul serta lead berita. Apakah sesuai dengan ciri-ciri Bahasa Jurnalistik yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, demokratis, populis, dan menarik.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Angkatan 2007 oleh Zabrina Rosyadi dengan judul skripsi: Analisis Penerapan Bahasa Jurnalistik Berita Utama Surat

Kabar Empat Lawang Express Edisi Desember 2010. Dalam penelitiannya

ia lebih memfokuskan kepada ketidaksesuaian Bahasa Jurnalistik pada berita utama di surat kabar empat lawang express edisi desember 2010 yang terhitung pada edisi 89 dan 90, dan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan berita dengan karakteristik Bahasa Jurnalistik terutama dalam surat kabar empat lawang express.


(26)

13

13

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis penyusunannya dibagi dalam lima bab yang kemudian dibagi lagi ke dalam sub-sub bahasan. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,Metodologi Penelitian, Kajian Pustaka,Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Teori

Bab ini berisi tentang a.Surat Kabar yang terdiri dari Pengertian Surat Kabar,Definisi Surat Kabar, Sejarah Singkat Surat Kabar, Karakteristik Surat Kabar, Spesifikasi Surat Kabar, Sifat Surat Kabar. b.Berita yang meliputi Pengertian Berita, Definisi Berita, Nilai-Nilai Berita, BeritaStraight News, Berita Utama (Headline), serta Elemen Berita. c. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik yang meliputi Pengertian Bahasa Jurnalistik, Definisi Bahasa Jurnalistik, Fungsi Bahasa Jurnalistik, KetentuanKaidah-Kaidah Penggunaan Bahasa Jurnalistik.

BAB III Gambaran Umum

Bab ini berisi tentang Sejarah SingkatRadar Bekasi, Visi dan

MisiRadar Bekasi, Karakter Radar Bekasi,Alur Proses Kerja Redaksi

Hingga Pembaca,Keterangan Struktur Organisasi Radar Bekasi,Struktur Bagian RedaksiRadar Bekasi, Tugas dan TanggungJawab, Profil PembacaRadar Bekasi,serta Rubrikasi Radar Bekasi.


(27)

14

BAB IV Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang Analisis penggunaan Bahasa Jurnalistik pada berita utamastraight newsdi surat kabar Radar Bekasi, Analisis Bahasa Jurnalistik yang digunakan pada judul dan leadpadaberita utamaStraight News di surat kabarRadar Bekasi Edisi 1-5 Oktober 2012

BAB V Penutup

Bab terakhir ini berisi kesimpulan mengenai hasil penulisan dan beberapa saran yang berhubungan dengan penulisan yang dilakukan.


(28)

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. SURAT KABAR

1. Pengertian Surat Kabar

Secara etimologis, surat kabar atau koran berasal dari bahasa

Inggris“newspaper” dan bahasa Belanda “courante” yang dipinjam pula

oleh orangBelanda dari bahasa Perancis “courant”.Surat kabar terdiri dari

dua kata “surat dan kabar”. Pengertian surat adalahkertas yang ditulis yang

mempunyai isi tertentu serta ditujukan kepada pihaktertentu dan kata kabar diketahui berasal dari bahasa Arab “khabar” yang berartiberita.1

Jelas yang dimaksud dengan surat kabar disini berupa koran, koran yang ditulis sedemikian rupa dan tercetak itu berawal dari sebuah kertas kosong biasa yang bermula tiada makna yang kemudian di isi dengan anekaragam informasi penting guna bertujuan untuk memberi kabar/informasi tersebut kepada khalayak melalui media massa berupa sebuah rangkaian berita.

2. Definisi Surat Kabar

Salah satu bentuk pers adalah surat kabar. Isi utama dalam surat kabar adalah berita. Surat kabar merupakan media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan mulai dari politik, ekonomi, sosial, budaya, seni, dan sebagainya. Bahkan surat

1

Drs. Yanuar Abdullah, Dasar-dasar Kewartawanan, Teori dan Praktek, (Padang: Angkasa Raya,1992), hal. 12


(29)

kabardapat dikatakan pula sebagai media tertua sebelum ditemukannya film, radio, dan televisi. Biasanya surat kabar lebih menitikberatkan pada penyebaran informasi itu sendiri berupa fakta/ peristiwa yang ingin diketahui oleh khalayak.2Surat kabar itu sendiri adalah terbitan berkala (biasanya harian) yang berisi berita yang dimultiplikasi secara massal.3 Sedangkan definisi surat kabar menurut para ahlidiantaranya:

Onong Uchjana Effendy yang dimaksud dengan surat

kabar:“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat, dengan ciri-ciri: terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa/aktual, mengenai apa saja dan dari mana saja di seluruh dunia

yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak pembaca.”4

Menurut Susanto, surat kabar adalah pemberitaan tentang keadaan dan perkembangan yang memungkinkan orang untuk memperoleh gambaran tentang pendapat umum, sekaligus dalam pemberitaannya, surat kabar mencerminkan aliran-aliran psikologi dan pendapat umum setiap harinya.5

Menurut Romli surat kabar sebagai koran, yaitu surat kabar harian yakni media massa cetak yang berukuran broadsheet yang terbit setiap

2

Suryawati Indah, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktik (Bogor: Ghalia Indonesia,2011),h. 40.

3

R. Masri Sareb Putra, Media Cetak Bagiamana Merancang dan Memproduksi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h.8.

4

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), h.241.

5

Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktik, (Bandung: Bina Cipta, 1998), cet ke-3, h. 28


(30)

17

hari.6 Lebih jauh lagi Hafied Cangara mengemukakan perbedaan surat kabar dari beberapa hal, yaitu:

“Dibedakan atas periode terbit, ukuran, dan sifat penerbitannya. Dari segi periode terbit dibedakan atas dua macam, yakni surat kabar harian dan surat kabar mingguan. Dari segi ukuran, ada yang terbit dalam bentuk plano dan adapula yang terbit dalam bentuk tabloid. Sedangkan isinya dibedakan atas dua macam yakni, surat kabar yang bersifat umum berisi informasi yang ditujukan bagi masyarakat umum serta surat kabar yang bersifat khusus yang memiliki ciri khas tertentu dan memiliki pembaca tertentu, misalnya surat kabar untuk wanita dan semacamnya”.7

Dari definisi - definisisurat kabar diatas dapat disimpukan bahwa surat kabar atau koran adalah salah satu jenis media massa berupa media cetak yang memuat laporan hangat teraktual yang terjadi di masyarakat, terbit secara periodik (harian atau mingguan), bersifat umum untuk khalayak luas, serta bersifat khusus untuk khalayak yang dikategorikan khusus bagi pembacanya, mengenai apa saja dan darimana saja diseluruh dunia yang mengandung unsur nilai berita untuk diketahui khalayak.

Merujuk definisi-definisi diatas, Radar Bekasi merupakan salah satu media massa berupa media cetak dalam bentuk surat kabar yang terbit secara harian dalam bentuk edisi pagi yang ditujukan untuk khalayak luas serta diperuntukkan pula bagi khalayak khusus (warga Bekasi baik Kota maupun Kabupaten) dan dicetak dalam ukuran broadsheet (koran).

6

Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h.76

7

Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.127


(31)

3. Sejarah Singkat Surat Kabar

Surat kabar merupakan sebuah media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar yang di mulai sejak di temukannya mesin cetak oleh Johannes Guttenberg di Jerman.Prototipe pertama surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Pada tahun yang sama, surat kabar yang sangat sederhana terbit di Strasborg. Bentuk surat kabar yang sesungguhnya terbit pada tahun 1620 di Farnkfrut, Berlin, Humberg, Vienna, Amsterdam dan Antwerp.

Di Inggris surat kabar pertama yang sangat sederhana terbit pada tahun 1621. Sedangkan yang dianggap sebagai benar-benar surat kabar yang terbit secara teratur ialah Oxford Gazette yang terbit di Oxford tahun 1665. Beberapa bulan kemudian ketika pemerintah pindah ke London, surat kabar tersebut berganti nama menjadi London Gazette. Surat kabar harian yang pertama terbit adalah Daily Courant. Sedangkan di Amerika surat kabar harian yang pertama di Amerika Serikat adalah Pennsylvania Evening Post dan Daily Advertiser yang terbit pada tahun 1783-1830an, surat kabar ini relative mahal dan hanya dibaca oleh golongan elit, serta para politikus.

Di Indonesia sendiri keberadaan surat kabar ditandai dengan perjalanan panjang melalui lima periode, yakni masa penjajahan Belanda, Jepang, Menjelang Kemerdekaan sekaligus Awal Kemerdekaan serta Zaman Orde Lama dan Orde Baru.


(32)

19

Zaman Belanda pada tahun 1828 di Jakarta diterbitkan Javasche Courant yang isinya memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang, dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa. Surat kabar yang terbit pada masa itu tidak mempunyai arti secara politis, karena lebih merupakan surat kabar periklanan. Tirasnya tidak lebih dari 1000-1200 ekslempar setiap kali terbit.Semua penerbit terkena peraturan, setiap penerbit tidak boleh diedarkan sebelum diperiksa oleh penguasa setempat.

Zaman Jepang ketika Jepang datang,surat kabar-surat kabar yang ada di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan untuk menghemat alat-alat dan tenaga. Tujuan sebenarnya adalah agar pemerintahan Jepang dapat memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor berita Antara pun diambil alih dan diteruskan oleh kantor berita Yashima yang kemudian selanjutnya berada dibawah pusat pemberitaan Jepang, yakni Domei. Wartawan - wartawan Indonesia pada saat itu hanya bekerja sebagai pegawai, sedang yang diberi pengaruh serta kedudukan adalah wartawan yang sengaja didatangkan langsung dari Jepang. Pada saat itu surat kabar hanya bersifat propaganda dan memuji-muji pemerintah dan tentara Jepang.

Zaman Kemerdekaan pada masa awal kemerdekaan Indonesia pun melakukan perlawanan dalam hal sabotase komunikasi. Surat kabar yang diterbitkan oleh Indonesia pada saat itu merupakan tandingan dari surat kabar yang diterbitkan oleh pemerintah Jepang. Dalam perkembangannya berita Indonesia berulang kali dibredel, dan selama pembredelan para tenaga redaksinya ditampung oleh surat kabar Merdeka yang didirikan


(33)

oleh B.M.Diah. Surat kabar lainnya yang terbit pada masa itu antara lain: Soeara Indonesia yang dipimpin oleh Manai Sophian Makasar, pedoman harian yang kemudian berganti nama menjadi Soeara Merdeka (Bandung).

Zaman Orde Lama setelah presiden Soekarno mengumumkan dekrit kembali ke UUD 1954 tanggal 5 juli 1959, terdapat larangan kegiatan politik termasuk pers. Bahkan persyaratan untuk mendapat surat izin terbit dan surat izin cetak pun diperketat. Namun situasi ini kemudian dimanfaatkan oleh PKIPartai Komunis Indonesia yang pada saat itu menaruh perhatian pada pers. PKI kemudian memanfaatkan para buruh termasuk karyawan surat kabar untuk melakukan apa yang dinamakan

slowdown strike, yakni mogok secara halus. Dalam hal ini, karyawan di

bagian setting melambatkan kerjanya, sehingga banyak kolom surat kabar yang tidak terisi menjelang deadline (batas waktu cetak). Akhirnya kolom kosong itu diisi iklan secra gratis sebagaimana yang dialami oleh Soerabaja Post dan Harian Pedoman di Jakarta. Pada masa inilah sering terjadi polemik antara surat kabar yang Pro PKI dan Anti PKI.

Zaman Orde Barusejalan dengan tampilan Orba, surat kabar yang tadinya dipaksakan untuk mempunyai gantolan (berafiliasi), kembali mendapatkan kepribadiannya. Contoh kedaulatan rakyat yang pada Zaman Orde Lama harus berganti nama menjadi Dwikora, kembali kepada nama semula. Mengutip pernyataan presiden Soeharto dihadapan sidang umum MPR 12 maret 1973, “ sudah sewajarnya kita merasa bangga dan lega melihat pertumbuhan pers yang bebas dan merdeka, suatu pertanda bahwa kehidupan demokrasi terjamin pelaksanannya dalam orba, tapi sering-


(34)

21

sering kita merasa ikut prihatin dan khawatir terhadap penggunaan hak

kebebasan pers yang kurang wajar dan bertanggung jawab” Selanjutnya

presiden mengemukakan,” masih banyak surat kabar/majalah yang terdorong oleh tujuan komersil/pun motif lainnya menyajikan berita-berita sensasional tanpa norma-norma kesusilaan, sopan santun, kerahasiaan negara, dan kurang memperhatikan akibat tulisan yang dapat menggoncangkan masyarakat, yang pada gilirannya akan merusak

stabilitas nasional”. Itulah mengapa yang menjadi sebab pemerintah memberikan ganjaran berupa pencabutan surat izin terbit dan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP), seperti Sinar Harapan, Tabloid Monitor, Detik, Majalah Tempo dan Editor.

Zaman Reformasi tumbangnya presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 silam membawa aura baru di dunia pers. Berakhirnya Orde Baru mengalirkan kebebasan berekspresi melalui media/kebebasan pers. Pada saat itu media massa terutama cetak tumbuh menjamur dan berkembang pesat. Booming media cetak terjadi pada masa presiden BJ.Habibie berkuasa dengan menteri penerangan letjen TNI Muhammad Yunus Yosfiah. Pada saat itu menteri penerangan menerapkan kebijakan pers yang lebih liberal dengan memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk memperoleh SIUPP, yang pada saat itu diperoleh dalam kurun waktu kurang dari 1 minggu tanpa bayar. Akibatnya, dalam masa pemerintahan BJ.Habibie yang singkat Mei 1998-Oktober 1999 sudah dikeluarkan lebih


(35)

dari 1600 SIUPP baru.Padahal selama 32 tahun era Soeharto, hanya diperoleh sekitar 300 SIUPP yang dikeluarkan.8

4. Karakteristik Surat Kabar

Menurut Karl Batwizh mengemukakan lima syarat:

a) Publisitas: Surat kabar diterbitkan untuk publik, masyarakat umum, bahkan untuk siapa saja. Siapapun boleh membelinya bahkan membacanya, isinya bertujuan agar diketahui oleh masyarakat.

b) Periodisitas: Surat kabar terbit pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Periode terbit, jarak dan waktu antara dua terbitan bersifat tetap dan teratur. Sebagai contoh surat kabar harian sore terbit tiap sore hari terkecuali hari libur.

c) Aktualitas: Isinya aktual, belum pernah dimuat sebelumnya. Isi buku dapat dicetak ulang. Sedangkan isi surat kabar yaitu isi bidang redaksi yakni hal-hal yang hangat baru teraktual.

d) Universalitas: Isinya tidak mengenai satu persoalan saja. Misalnya, tidak hanya mengenai olahraga saja akan tetapi mengenai semua aspek kehidupan.

e) Kontinuitas: Isinya berkesinambungan. Seperti halnya surat kabar hari ini memuat berita pengadilan ketua PKS Lutfi Hasan, hendaknya pada terbitan selanjutnya memuat pula berita persidangan Lutfi Hasan sampai vonis hakim dijatuhkan.9

8

Elvinaro ardianto dkk,Komunikasi Massa suatu pengantar edisi revisi,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 105-110.

9

Hoeta Soehoet, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, 2003)h.11


(36)

23

5. Spesifikasi Surat Kabar

Diklafikasikan menurut frekuensi penerbitan, ukuran, sirkulasi, format isi, dan kelas sosial pembacanya. Berikut penjelasan singkatnya:10

1. Frekuensi Penerbitan: Surat kabar dibedakan menjadi dua, yaitu surat kabar harian dan surat kabar mingguan. Surat kabar harian dilihat dari usianya hanya satu hari, lewat dari hari itu beritanya dianggap basi. Sedangkan surat kabar mingguan dilihat dari usianya lebih lama dibandingkan surat kabar harian. Berita maupun artikel-artikel yang ada di dalamnya tidak cepat basi, karena isi berita daripada artikel-artikel tersebut diulas lebih mendalam dari surat kabar harian. Sedangkan dilihat dari waktu penerbitan, surat kabar harian diterbitkan lebih awal yakni setiap pagi hari dan surat kabar mingguan terbit setiap seminggu sekali.

Ukuran: Umumnya surat kabar dikenal dengan dua jenis, yakni tabloid dan standar (broadsheet). Surat kabar tabloid terdiri dari lima/enam kolom yang masing-masing memiliki lebar sekitar 5 cm dan panjang ke bawah sekitar 35 cm. Sedangkan bentuk standar

(broadsheet) memiliki ukuran dua kali lipat dari ukuran tabloid

dengan delapan/Sembilan kolom ke samping. Meskipun demikian untuk kepentingan pragmatis dan estetika banyak surat kabar standar yang mengurangi kolomnya menjadi enam kolom. Lebih dari 90% surat kabar Indonesiaberbentuk standar.

10

Kasali Rhenald, Manajemen Periklanan:Konsep dan Aplikasinya di Indonesia ( Jakarta: Pustaka Utama Grafiti),h.101


(37)

2. Suirkulasi: Surat kabar adalah media komunikasi massa yang menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal. Dalam hal ini surat kabar menggunakan kata sirkulasi untuk menjelaskan jumlah surat kabar yang terjual.

3. Format Isi: Format sebuah surat kabar harus disesuaikan dengan rubrik-rubrik yang ada di dalamnya yang menjadi kekuatan di dalam surat kabar tersebut, yang memiliki popularitas tinggi dibandingkan dengan rubrik-rubrik lainnya.

4. Kelas Sosial Budaya: Dilihat dari kelas sosial pembacanya, surat kabar dibedakan menjadi dua jenis yaitu High BrowNewpaper (Quality) adalah surat kabar untuk golongan masyarakat menengah-atas dan

BoulevardNewspaper (popular) adalah surat kabar untuk golongan

masyarakat menengah-bawah.

6. Sifat Surat Kabar ditinjau dari ilmu komunikasi adalah sebagai berikut:11 a. Terekam, berita-berita yang disiarkan oleh surat kabar tersusun

dalam alinea, kalimat dan kata-kata yang terdiri atas huruf-huruf yang dicetak pada kertas.

b. Menimbulkan perangkat metal secara aktif, berita surat kabar yang dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa dengan

huruf yang tercetak “mati” diatas kertas, maka untuk dapat

mengerti maknanya pembaca harus menggunakan perangkat metalnya secara aktif. Oleh karena itu seorang wartawan harus menggunakan bahasa yang umum dan lazim sehingga para

11

Effendy Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2011)h.154-156.


(38)

25

pembaca dapat dengan mudah mencernanya. Hal ini erat kaitannya dengan masyarakat kita yang heterogen, yang tingkat pendidikannya tidak sama dan mayoritas dari mereka berpendidikan menengah-rendah.

B. BERITA

1. Pengertian Berita

Istilah berita berasal dari bahasa Sanksekerta, yakni vrit yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris menjadi write, yang arti

sebenarnya adalah “ada“ atau “terjadi“. Sebagian ada yang menyebutnya

vritta, yang artinya “kejadian“ atau “yang telah terjadi“. Vritta masuk ke

dalam bahasa Indonesia menjadi “berita“ atau “warta“.12

Seperti halnya media massa yang erat kaitannya dengan masyarakat luas, berita juga identik dengan massa (khalayak). Bagaimana tidak, dalam menempuh kehidupan sehari-hari khalayak selalu disuguhkan dengan berbagai macam peristiwa yang terjadi baik itu sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan, dan berbagai macam bidang lainnya, yang kesemuanya itu berhubungan satu dengan yang lainnya.

Setiap harinya ada saja berbagai macam peristiwa yang terjadi dari pelosok daerah maupun dari berbagai macam daerah lainnya yang jelas letak geografisnya berbeda-beda. Saking banyaknya peristiwa yang terjadi dikhawatirkan khalayak luas tidak dapat menampung semua informasi

12

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.46.


(39)

yang disajikan.Oleh karena itu, semua peristiwa yang terjadi di susun sedemikian rupa dan di bingkai khusus dengan rapi oleh para wartawan sebagai sebuah berita.

2. Definisi Berita

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan beberapa para ahli, ada beberapa pengertian berita, yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan dan pemberitahuan, atau pengumuman.13 Sudirman Tebba dalam bukunya Jurnalistik Baru menyatakan secara ringkas bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Hal ini dapat diartikan bahwa berita mengandung dua hal penting, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan cerita tanpa sebuah peristiwa/peristiwa tanpa adanya jalan cerita tidak dapat disebut berita.14

Berita adalah susunan kejadian setiap hari sehingga masyarakat menerimanya dalam bentuk yang tersusun dan dikemas rapi menjadi cerita, pada hari yang sama di radio atau televisi dan keesokan harinya di berbagai surat kabar.15Sedangkan Romli mendefinisikan berita sebagai laporan peristiwa yang memiliki berita (newsvalue), aktual, faktual, penting, dan menarik.16

Mitchel V. Charnley dalam buku Reporting, seperti yang dikutip oleh Gunadi (1998:17) mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat

13

Suhaemi dan Rully Nasrullah ,Bahasa Jurnalistik, (Jakarta, Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009), hlm. 27.

14

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat, Kalam Indonesia, 2005), hal. 55. 15

Peter Henshall dan David Ingram.Menjadi Jurnalis (Yogyakarta: LKIS, 2000), H. 7.

16


(40)

27

mengenai fakta atau opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya untuk sejumlah besar penduduk.17Selain itu Hoeta Soehoet mengemukakan definisi berita sebagai berikut:

a) Berita adalah keterangan mengenai sebuah peristiwa atau isi pernyataan manusia.

b) Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa/isi pernyataan manusia yang perlu baginya untuk mewujudkan filsafat hidupnya.

c) Berita bagi surat kabar adalah keterangan mengenai peristiwa/isi pernyataan yang diperlukan bagi pembacanya untuk mewujudkan filsafat hidupnya.18

Dari definisi-definisi berita di atas penulis menyimpulkan bahwa berita adalah laporan peristiwa tercepat, menarik, dan teraktual yang dikemas sedemikian oleh seorang wartawan yang mengandung nilai-nilai berita yang layak untuk dipublikasikan kepada khalayak sebagai informasi penting yang harus diketahui serta disebarluaskan melalui media massa berkala seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media online.

Bahkan dalam perspektif jurnalistik dikatakan tidak semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan merupakan berita yang layak dimuat dalam surat kabar. Ada beberapa kriteria/ciri bahwa berita itu layak dipublikasikan kepada khalayak, antara lain:

1. Aktualitas

2. Jarak (dekat jauhnya) peristiwa dari khalayak

17

Y.S. Gunadi, Himpunan Istilah Komunikasi, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1998), h. 17.

18


(41)

3. Penting tidaknya orang/figur yang diberitakan Keluarbiasaan peristiwa

4. Akibat yang mungkin ditimbulkan oleh berita itu 5. Ketegangan dalam peristiwa

6. Konflik dalam peristiwa 7. Perilaku Seks

8. Kemajuan-kemajuan yang diberitakan 9. Emosi yang ditimbulkan oleh peristiwa 10.Humor yang terkandung dalam peristiwa19

3. Nilai-Nilai Berita

Berita yang disiarkan atau disebarkan kepada khalayak luas haruslah memiliki nilai-nilai berita (news value). Dalam hal ini, Haris Sumadiria dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Indonesia, menulis berita dan feature, menyebutkan sebelas nilai-nilai berita, yaitu:

a. Keluarbiasaan (Unusualness), berita adalah sesuatu yang luar biasa, bukan sesuatu yang biasa.

b. Kebaruan ( Newness), berita adalah semua apa yang terbaru c. Akibat (Impact), berita adalah segala sesuatu yang berdampak d. Aktual (Timeliness), berita adalah peristiwa yang sedang/baru terjadi e. Kedekatan (Proximity), berita adalah kedekatan baik itu secara

geografis maupun psikologis

f. Informasi (Information), berita adalah informasi. Namun tidak semua informasi dapat menjadi berita. Informasi yang memiliki nilai berita

19


(42)

29

dan member banyak manfaat kepada publiklah yang patut mendapat perhatian media.

g. Konflik (Conflict), berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur/sarat dengan dimensi pertentangan

h. Orang Penting (Prominence), berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebritis, publik figure.

i. Ketertarikan Manusiawi (Human Interest), apa saja yang dinilai mengandung minat insani, menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu, dapat digolongkan ke dalam cerita human interest.

j. Kejutan (Surprise), berita adalah kejutan. Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak terencana, diluar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya

k. Seks (Sex), berita adalah seks, seks adalah berita. Segala macam berita tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya.

4. Berita Straight News

Umumnya dalam sebuah pemberitaan yang diberitakan media cetak biasanya menggunakan straight news (berita langsung). straight news sendiri diartikan sebagai sebuah berita yang ditulis dan dijabarkan secara langsung apa adanya dalam sebuah peristiwa yang terjadi melalui informasi yang dipaparkan langsung dari sumber berita yang bersangkutan di tempat kejadian.

Menurut Romli dalam Kamus Jurnalistik, straightnewsadalah berita yang ditulis secara singkat, lugas, dan apa adanya. Dibuat dengan


(43)

gaya memaparkan, yakni memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi. Surat kabar harian didominasi oleh jenis berita ini, terutama halaman depan

(front page). Penulisan berita langsung umumnya mengacu kepada

struktur piramida terbalik (inverted pyramid), yaitu diawali dengan mengemukakan bagian berita yang dianggap paling penting , penting kemudian diikuti bagian-bagian yang dianggap agak penting, kurang penting, dan seterusnya, mengacu pada unsur 5W+1H. Bagian paling ini dituangkan di bagian kepala atau awal yang biasanya terletak pada alinea pertama (lead).20

Sedangkan menurut Zaenuddin HM dalam bukunya The Journalist,

straight news adalah berita yang disajikan secara singkat, lugas, dan apa

adanya. straight news berlaku untuk berita-berita yang berkembang setiap hari atau setiap waktu.21Berita langsung (straight news) merupakan berita yang ditulis secara langsung.Artinya, informasi yang dituangkan dalam berita itu diperoleh langsung dari sumber beritanya.Biasanya diungkapkan dalam bentuk pemaparan (descriptif).Berita langsung biasanya dibuat dengan gaya memaparkan, yaitu suatu gaya penulisan berita yang memaparkan kejadian atau peristiwa yang terjadi, dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan. Penulisan berita ini cenderung menguraikan suatu peristiwa /kejadian sejelas-jelasnya.22

20

Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h.22

21

Zaenuddin HM, The JournalistBacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, dan Mahasiswa Jurnalistik ( Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), hlm .160

22

Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, (Bandung, PT Remaja RosdaKarya, 2004), hal. 25.


(44)

31

5. Berita Utama (Headline)

Surat kabar dilihat dari segi isinya banyak memuat berita yang terjadi ditengah-tengah masyarakat baik itu sosial, budaya, politik, ekonomi, nasional, bahkan internasional sekalipun. Sebelum dibaca dan sampai kepada khalayak berita-berita tersebut diolah sedemikian rupa melalui beberapa proses tahapan mulai dari rapat redaksi, meliput, menulis, mengoreksi, layout, cetak, dan akhirnya didistribusikan.

Hal ini dikarenakan karena tiap masing-masing surat kabar tentunya terdapat berita utama. Berita tersebut merupakan berita terpenting menurut redaktur surat kabar dari berita-berita lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Romli dalam Kamus Jurnalistik bahwa berita utama (headline) merupakan berita yang dianggap paling penting dan paling menarik bagi pembaca, ditempatkan dihalaman depan surat kabar dengan judul ditampilkan secara mencolok, berukuran besar atau lebih besar dari judul berita lain, dan dicetak tebal.23

Sedangkan A.M Hoeta Soehoet memberikan definisi berita utama, menurutnya berita utama adalah Berita yang menurut penilaian redaktur surat kabar tersebut adalah berita terpenting dari semua berita yang disajikan dalam surat kabarnya hari itu. Sebab itu diberikannya tempat utama yang mudah dibaca, yaitu halaman pertama bagian paling atas sebelah kiri.24

Penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dinamakan berita utama adalah berita yang dianggap paling penting dihari itu juga oleh redaktur surat

23

Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), h.52.

24

Hoeta Soehoet, Kumpulan Kertas Kuliah Pengadaan Berita dan Pendapat, (Jakarta: IISIP Pers, 1986/1987), h.5


(45)

kabar dari berita lainnya dan diletakkan pada bagian halaman paling depan sehingga berita tersebut dapat dengan mudah diketahui oleh khalayak yang sekaligus menjadi daya tarik khalayak untuk sekedar membeli, membaca, serta mengetahui isi dari pemberitaan tersebut.

6. Elemen Berita

Suatu berita terutama dalam media massa cetak seperti surat kabar terdapat elemen-elemen berita yang terdiri dari judul berita, lead, batang tubuh (isi berita), dan penutup berita. Unsur-unsur tersebut banyak terdapat pada berita straight news yang bersifat langsung.

Seperti berita politik, ekonomi, sosial, budaya, kriminal, dan sebagainya. Berikut akan dijabarkan penjelasan mengenai Elemen-Elemen Berita diantaranya:

a. Judul

Judul merupakan hal yang urgen dalam berita karena judul mewakili isi dari berita itu sendiri.Setiap media tentu saja memiliki aturan dan prinsip sendiri-sendiri dalam menuliskan judul berita.25 Kekhasan prinsip dalam merumuskan judul berita itulah yang pada gilirannya akan membuat media yang bersangkutan dapat diterima oleh pasar dengan baik/tidak. Koran-koran nasional lazimnya cenderung akan merumuskan judul-judul beritanya secara standar. Judul yang baik akan menarik perhatian khalayak.

Dalam suatu berita judul dimaksudkan untuk mempromosikan berita tersebut.Biasanya judul dituntut semenarik mungkin sehingga dapat

25

Kunjana Rahardi, Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media, (Depok: Gramata Publishing, 2010),h. 134


(46)

33

menimbulkan dan meningkatkan hasrat khalayak untuk sekedar melihat bahkan membacanya.Selain untuk mempromosikan berita, judul berfungsi untuk memperkenalkan isi berita kepada khalayak pembaca.

Berikut beberapa karakteristik judul:

1. Provokatif, judul yang provokatif bermakna harus mampu membangkitkan minat pembaca terhadap berita yang ditulis.

2. Singkat dan Padat, langsung menuju inti persoalan, tegas dalam penyampaian terfokus dan tidak bertele-tele.

3. Relevan, dalam hal ini judul harus berhubungan dengan isi berita yang ingin disampaikan oleh penulis.

4. Formal, bahasa judul berita sebaiknya formal disampaikan dengan bahasa resmi, jelas, sehingga tidak membingungkan pembaca. 5. Representatif, judul berita mewakili dan mencerminkan berita. 6. Merujuk pada Bahasa Baku, sebagai bagian terpenting dari berita

judul disampaikan dengan bahasa baku.

7. Spesifik, judul berita dianjurkan mengandung kata-kata khusus yang mengandung ruang lingkup sesuai dengan isi yang disampaikan.26

b. Lead

Yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan berita adalah leadkarena lead merupakan pintu gerbang yang mengantarkan pada isi, atau yang menjembatani judul dan isi.27Kekuatan berita terletak pada leadnya. Jika leadnya bagus, maka khalayak akan terus membaca.Selain

26

Suhaemi, Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 41-44

27


(47)

itu lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Untuk memenuhi rasa ingin tahu pembacanya secara cepat, lead disusun sedemikin rupa yang dirumuskan sebagai 5W+1H

(What, Who, When, Where, Why, dan How). Dengan demikian baik

pembaca, pendengar, ataupun penonton akan segera tahu mengenai persoalan pokok dari sebuah peristiwa yang dilaporkannya.28

Berikut beberapa persyaratan lead: 1. Mengandung inti, topik, dan tema

Dalam hal ini pembaca diharapkan sudah bisa menangkap inti persoalan yang ingin disampaikan oleh penulis

2. Dapat menjadi panduan untuk membuat kalimat berikutnya

Dalam hal ini bagi seorang penulis lead berita menjadi panduan untuk menulis kalimat berikutnya

3. Dapat memberi gambaran isi keseluruhan berita

Melalui lead berita pembaca dapat dengan mudah mengetahui gambaran isi yang terdapat dalam berita tersebut

4. Berisi satu topik dan satu pengertian

Diharapkan lead hanya berisi satu topik dan satu pengertian, agar apa yang ingin disampaikan dalam lead tidak bermakna ganda sehingga pembaca tidak berasumsi hal lain selain inti daripada berita tersebut

5. Disusun secara singkat, padat, tepat, dan jelas

28

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik seputar organisasi, produk, & kode etik (Jakarta:Yayasan Nuansa Cendekia, 2004)h. 120


(48)

35

Diharapakan lead tidak bertele-tele langsung pada pokok masalah

(to thepoint), sarat akan informasi, tepat sasaran, serta jelas

6. Memiliki daya tarik, gerak, rangsang, dan komunikatif

Diharapkan lead dapat memiliki daya tarik tersendiri dari inti yang ingin disampaikan, lead memiliki daya gerak sehingga mampu menggerakkan pembaca untuk membaca berita secara keseluruhan, serta mampu mengembangkan daya rangsang yang baik sehingga mampu menciptakan bahasa yang komunikatif.29

c. Batang Tubuh/ Isi serta Penutup (Ending)

Hal yang perlu mendapat perhatian adalah kefokusan cerita, jangan sampai ceritanya menyimpang.Langkah pertama adalah dengan membuat kronologis berurutan dengan kalimat sederhana dan pendek-pendek. Hal ini menurut Romli dalam Kamus Jurnalistik mengemukakan tubuh/isi berita merupakan bagian isi berita setelah judul, baris tanggal, dan teras berita. Berisi paparan lengkap fakta sebuah peristiwa, pernyataan, atau pendapat.Biasanya berupa penjelasan lebih perinci dari lead.Sedangkan penutup(ending) dalam berita merupakan bagian akhir dalam struktur penulisan berita yang berperan penting.Akhir kalimat dalam struktur penulisan berita merupakan penguat tulisan yang bersanding dengan judul, lead, dan body keseluruhan laporan.

29


(49)

30

C. Ruang Lingkup Bahasa Jurnalistik 1. Pengertian Bahasa Jurnalistik

Secara etimologis, Jurnalistik berasal dari kata Journ.Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian. Dalam hal ini bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat menghubungkan seseorang dengan orang lain (lawan bicara) baik itu melalui media cetak, elektronik, ataupun media online. Akan tetapi tidak semua orang dapat dengan mudah menangkap isi bahasa yang dikomunikasikan. Sama halnya ketika kita berbicara Bahasa Jurnalistik, tidak semua orang khususnya yang bekerja dalam media dapat menggunakan Bahasa Jurnalistik dengan baik dan mudah.

Dilihat secara umum menulis memang mudah, akan tetapi jikalau menulis sebuah berita dalam media tidaklah mudah seperti yang dibayangkan,

30

Haris Sumadiria,Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Panduan Preaktis Jurnalis Profesional,(Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2006), Hal 119.


(50)

37

diperlukan beberapa teknis serta keahlian khusus yang menunjang tulisan kita dimedia menjadi baik agar dapat dengan mudah dibaca serta dimengerti khalayak. Selain itu tanpa adanya pembiasaan diri untuk menulis, tulisan yang telah dituangkan dimedia belum tentu dapat mudah dipahami khalayak mengingat tidak semua khalayak dapat dikategorikan sama satu lainnya.

Bagaimanapun tulisan yang dimuat dalam media akan dilihat serta dibaca oleh banyak orang yang berbeda profesidan disini wartawan dituntut sedemikian rupa mengolah isi berita yang ingin disampaikan agar ringkas, singkat, padat, sederhana, jelas, sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Jurnalistik yang baik.Sebagaimana mengutip pernyataan TV CNN yang dikutip oleh Morissan mengungkapkan “to be understood by the truck driver while not insulting the professor’s intelligence” ( untuk dimengerti oleh supir truk namun tanpa merendahkan kecerdasan sang professor).31 Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tulisan yang dimuat dalam media massa harus dapat dimengerti dengan mudah oleh semua kalangan tanpa memandang bulu/status sosial mereka itu siapa dan apa.Justru disini seorang wartawan dituntut untuk mempertimbangkan dengan baik sebuah berita yang ditulis, agar berita/informasi yang ingin disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh semua pihak.

Dalam hal ini surat kabar dalam menyampaikan informasinya menggunakan bahasa secara tertulis, sebab bahasa didalam media massa ibarat sebuah nyawa terutama bagi media cetak. Tanpa adanya bahasa, media massa cetak tidak akan bermakna apa-apa karena bahasa menjadi medium bagi

31


(51)

kalangan pers untuk memotret peristiwa dan peradaban bangsa.32Bahasa Jurnalistik merupakan salah satu ragam bahasa kreatif yang digunakan kalangan pers di dalam penulisan berita di media massa. Bahasa Jurnalistik kerap disebut sebagai bahasa pers, yang juga memiliki karakter berbeda, sesuai dengan tulisan yang diberitakan.Bahasa Jurnalistik haruslah mudah di pahami oleh setiap orang yang membacanya, karena tidak semua orang mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang ditulis oleh wartawan.

2. Definisi Bahasa Jurnalistik

Bahasa Jurnalistik meupakan bahasa komunikasi massa yang berfungsi sebagai penyambung lidah masyarakat sekaligus bahasa pengantar pemberitaan yang biasa digunakan dalam media cetak dan elektronik.33 Berikut beberapa definisi Bahasa Jurnalsitik menurut para ahli34

Dalam pemahaman wartawan senior terkemuka Rosihan Anwar, bahasa yang digunakan oleh wartawan dinamakan Bahasa Pers atau Bahasa Jurnalistik. Bahasa Pers ialah salah satu ragam bahasa yang memiliki sifat-sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik. Bahasa Jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Ia tidak dapat menganggap sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Ia juga harus memperhatikan ejaan yang benar. Dalam kosakata Bahasa Jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat.

32

Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan (strategi wartawan menghadapi tugas jurnalistik), (yogyakarta, c.v. Andi Offset. 2005). h.85-86.

33

Ibid h.87.

34

Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik Panduan Praktis Penulis dan Jurnalis, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006) h. 6


(52)

39

Menurut S. Wojowasito dari IKIP Malang dalam Karya Latihan Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (KLW PWI) di Jawa Timur (1978). Bahasa Jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah jelas dan mudah dibaca oleh mereka dengan ukuran intelek yang minimal, sehingga sebagian besar masyarakat yang melek huruf dapat menikmati isinya. Walaupun demikian, Bahasa Jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan norma-norma tata bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar dan pilihan kata yang cocok.

Begitu pula menurut pakar bahasa terkemuka dari Bandung JS.Badudu yang mengemukakan Bahasa Jurnalistik harus singkat, padat, sederhana, jelas, lugas, tetapi selalu menarik. Semua sifat-sifat tersebut haruslah dipenuhi oleh Bahasa Jurnalistik mengingat media massa dinikmati oleh lapisan masyarakat yang tidak sama tingkat pengetahuannya.

Seperti halnya yang dikemukakan pula oleh Anton M. Moeliono (1994) yang juga merupakan konsultan pusat bahasa mengatakan bahwa laras Bahasa Jurnalistik tergolong ragam bahasa baku. Hal ini terbukti manakala bahasa Indonesia jurnalistik tidaklah berbeda dengan bahasa Indonesia baku, yang membedakan keduanya hanyalah pada penggunaannya saja. Karena digunakan sebagai media penyampai informasi, bahasa yang digunakan di mediamassa memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan dengan bahasa yang digunakan untuk keperluan lain.35Selain itu bahasa yang tunduk kepada kaidah dan unsur-unsur pokok yang terdapat dan

35


(53)

melekat dalam definisi jurnalistik. Susunan kalimat jurnalistik yang baik akan menggunakan kata-kata yang pas untuk menggambarkan suasana serta isi pesannya.36

3. Fungsi Bahasa Jurnalistik

Sebelum kita mengenal lebih jauh fungsi Bahasa Jurnalistik khususnya, akan lebih baik kita juga mengenal fungsi utama bahasa yang terdiri dari:37

a) Alat untuk menyatakan ekspresi diri b) Alat Komunikasi

c) Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial d) Alat untuk mengadakan kontrol sosial

Sedangkan fungsi Bahasa Jurnalistik sendiri adalah:

a) Fungsi sebagai kerangka acuan, bagi pemakaian bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasikan) yang jelas. Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau golongan.38

b) Fungsi Instrumental menggunakan bahasa untuk memperoleh sesuatu.

c) Fungsi Regulatori menggunakan bahasa untuk mengontrol perilaku orang lain.

36

AM. Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, Panduan Mencermati Penulisan Berita (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004), h. 23.

37

Ibid, h.8 - 9

38

Hasan Alwi, Soedjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h. 14-16.


(54)

41

d) Fungsi Interaksional menggunakan bahasa untuk menciptakan interaksi dengan orang lain.

e) Fungsi Personal menggunakan bahasa untuk mengungkapkan perasaan dan makna.

f) Fungsi Heuristik menggunakan bahasa untuk belajar dan menemukan makna.

g) Fungsi Imajinatif menggunakan bahasa untuk menciptakan dunia imajinasi.

h) Fungsi Representational menggunakan bahasa untuk menyampaikan informasi.39

4. Ketentuan Bahasa Jurnalistik

Bahasa Jurnaistik mempunyai ketentuan-ketentuan yang harus ditaati.Ketentuan tersebut harus dilaksanakan supaya berita/informasi yang ingin disampaikan kepada khalayak mudah dimengerti. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain:

a. Penggunaan kalimat pendek

Dalam jurnalistik penggunaan kalimat pendek merupakan pilihan utama. Hal tersebut dimaksudkan agar inti pokok persoalan yang diungkapkan segera dapat dimengerti oleh para pembaca.Mengingat tidak semua orang mempunyai cukup waktu untuk memahami isi tulisan yang di tulis oleh wartawan.

39

Furqanul Azies dan A Chaedar Alwasiah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, Teori, dan Praktek( Bandung: PT Rosdakarya, 2000), h. 17-18.


(55)

b. Penggunaan kalimat aktif

Agar suatu laporan/tulisan dapat menarik pembacanya maka wartawan dalam hal ini dituntut harus mampu menghidupkan kalimat yang ditulisnya.Untuk itu penggunaan kalimat aktif merupakan ketentuan yang perlu ditaati.

c. Penggunaan Bahasa Positif

Suatu laporan akan terlihat menarik apabila ditulis dengan menggunakan bahasa positif. Ia akan terasa lebih hidup bila dibandingkan dengan penulisan bahasa negatif.40

40


(56)

43

BAB III

GAMBARAN UMUM

1. Sejarah Singkat Radar Bekasi

Radar Bekasi terbit kali pertama pada tanggal 19 Januari 2009 untuk

memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi. Surat kabar ini berada di bawah naungan Jawa Pos Group, perusahaan surat kabar yang berada di

Surabaya Jawa Timur. Selain Radar Bekasi, Jawa Pos Group memiliki lebih dari 100 koran lokal yang tersebar di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya adalah Radar Surabaya, Radar Madura, Radar Tegal, Metro Asahan,

MetroTapanuli, Palembang Pos, Malang Pos, Radar Depok, Radar Bogor,

Bali, Bengkulu Ekspres, Samarinda Pos, dan Radar Timika.

Berikut ini adalah peta daerah persebaran surat kabar lokal Jawa Pos grup.

Gambar Peta persebaran surat kabar lokal Jawa Pos Grup (Sumber : Jawa Pos. com)


(57)

Radar Bekasi merupakan koran lokal pertama di Bekasi, berbeda dengan surat kabar nasional yang minim porsi berita lokalnya, yaitu hanya berkisar 10%, Radar Bekasi hadir dengan porsi berita lokal yang dominan, yaitu berkisar 70% dan 30% untuk berita nasional. Jadi, tidak berlebihan jika surat kabar ini memilki slogan “Korannya Orang Bekasi”karena sebanyak 70% berita yang diangkat setiap harinya memang informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bekasi.1

2. Visi dan Misi Radar Bekasi

Setiap perusahaan tentu memiliki tujuan dan upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Begitu pula dengan surat kabar Radar Bekasi mereka mempunyai visi menjadi mitra bisnis komunikasi dan promosi terkemuka di Bekasi. Sedangkan misinya, antara lain:

a. Menyediakan tulisan yang informatif dan menjadi bagian pilar demokrasi,

b. Memaparkan dan menganalisis secara tuntas serta mendalam mengenai bisnis, ekonomi, politik, pendidikan, olahraga, dan sosial budaya,serta c. Menegakkan fungsi, edukasi, hiburan, dan kontrol sosial.2

3. Karakter Radar Bekasi

Radar Bekasi termasuk surat kabar yang tidak mengkhususkan diri

dengan maksud surat kabar ini tidak menampilkan berita-berita dari kalangan tertentu karena mereka ingin berdiri diatas semua golongan, agama, dan ras. Hal itu sesuai dengan program 10 Alasan Membaca Radar Bekasi, salah satu diantaranya ialah independen, dan terpercaya. Artinya Radar Bekasi berusaha

1

Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26 Februari 2013

2


(1)

DAFTAR WAWANCARA RADAR BEKASI

(Seputar Profil Radar Bekasi)

T : Kapan Radar Bekasi pertama kali terbit?

J : Radar Bekasi terbit pertama kali pada tanggal 19 Januari 2009 untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi.

T : Bagaimana sejarah/ apa yang melatarbelakangi penerbitan surat kabar Radar Bekasi?

J : Radar Bekasi terbit pertama kali pada tanggal 19 Januari 2009 untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat Bekasi. Surat kabar ini berada dibawah naungan Jawa Pos Group, perusahaan surat kabar yang berada di Surabaya Jawa Timur. Selain Radar Bekasi, Jawa Pos Group memiliki lebih dari 100 koran local yang tersebar di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya adalah Radar Surabaya, Radar Madura, Radar Tegal, Metro Asahan, Metro Tapanuli, Palembang Pos, Malang Pos, Radar Depok, Radar Bogor, Bali, Bengkulu Ekspres, Samarinda Pos, dan Radar Timika. T : Apa yang membedakan surat kabar Radar Bekasi dengan media cetak

lainnya?

J : Radar Bekasi merupakan koran local pertama di Bekasi, berbeda dengan surat kabar nasional yang minim porsi berita lokalnya, yaitu hanya berkisar 10%, Radar Bekasi hadir dengan porsi berita local yang dominan, yaitu berkisar 70% dan 30% untuk berita nasional. Jadi, tidak berlebihan jika surat kabar ini memilki slogan “ Korannya Orang Bekasi” karena sebanyak 70%


(2)

berita yang diangkat setiap harinya memang informasi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bekasi.1

(Seputar Bahasa Jurnalistik Radar Bekasi)

T : Bagaimana Penerapan Bahasa Jurnalistik yang umumnya dipakai dalam

Radar Bekasi?

J : Pada umumnya masing - masing media mempunyai ciri khas tersendiri, begitu juga dengan Radar Bekasi. Dalam hal ini secara garis besar Radar Bekasi menggunakan EYD yang diterapkan di Buku Pedoman Penulisan (Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN) yang setiap setahun sekali direvisi sebagai panduan menulis bagi para wartawannya di seluruh jaringan Jawa Pos Group di Indonesia, terlebih khususnya Radar Bekasi.

T : Apakah ada ketentuan/pedoman yang dipakai dalam penerapan penyajian penulisan beritanya?

J : Tentu saja ada, seperti yang tadi telah dikatakan bahwa dalam penerapan Bahasa Jurnalistik bahkan sekalipun penyajian penulisan berita maupun judul Radar Bekasi tetap berpegangan pada panduan penulisan (Style Book) yang dikeluarkan oleh Jawa Pos National Network (JPNN). terkecuali jikalau terdapat judul yang tidak sesuai maka kewenangan dari redakturlah untuk mengganti judul tersebut dengan judul yang baru

T : Siapakah yang berwenang mengganti judul berita, jika ditemukan terdapat sebuah judul yang tidak sesuai dengan isi beritanya?

1

Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26 Februari 2013.


(3)

J : Pada judul yang mempunyai kewenangan untuk mengganti adalah redaktur, akan tetapi walau begitu seorang wartawan tetap menulis berita yang kemudian dari isi maupun judul beritanya nanti akan di filter (saring) lagi mana yang lebih bagus dan pas untuk masuk kategori judul sebuah berita yang dapat menarik minat khalayak untuk sekedar melihat, membeli, bahkan dengan senang hati membacanya.

T : Bagaimana gambaran umum/ sasaran bagi pembaca Radar Bekasi?

J : Target marketnya seluruh golongan baik itu kalangan bawah bahkan sampai kalangan atas, akan tetapi yang jelas WNI khususnya warga Kota maupun Kabupaten Bekasi. Karena bagaimanapun Radar Bekasi merupakan media local yang bernaung di Bekasi.

T : Dalam penulisan berita, apakah mutlak ditulis oleh seorang wartawan/ ada proses edit (pengecekan ulang kembali)? Dan bagaimanakah proses/alurnya? J : Tentu, karena bagaimanapun wartawanlah yang mencari, mengolah, meliput, bahkan yang wajib menulis berita yang telah diambil untuk dijadikan sebagai bahan berita yang sedang hangat diperbincangkan ditengah-tengah masyarakat khususnya masyarakat Kota Bekasi. Lagi-lagi bagaimanapun kewenangan seorang redakturlah yang memperbaiki/mengedit sebuah berita yang kurang/tidak sesuai. Alur prosesnya dari seorang wartawan => redaktu => editor => baru setelahnya terakhir ke bagian layout halaman.


(4)

T : Bagaimana penerapan yang digunakan dalam mengambil istilah-istilah asing/ selain Bahasa Indonesia dalam penyajian berita utama straight news

di Radar Bekasi?

J : Tetap gunakan Bahasa Asing kemudian cetak miring jika terdengar familiar, akan tetapi jika sebaliknya maka tetap diberikan pengertian. Sedangkan jika terdapat kata maupun kalimat asing terdengar dan masih bisa di-Indonesiakan maka akan di- di-Indonesiakan.

T : Apakah dalam Radar Bekasi juga menggunakan istilah pedoman yang sama dengan koran nasional lainnya yakni menggunakan Standard Operational Procedural (SOP)?

J : Tetap memakai SOP, dengan ketentuan dari Buku Pedoman Penulisan (Style Book) Jawa Pos National Network (JPNN).

T : Bagaimana penulisan judul berita di Radar Bekasi, dan siapakah yang mempunyai wewenang untuk mengganti/ mengedit judul?

J : Sesuai kesepakatan bersama di Radar Bekasi dalam penulisan judul berita memakai huruf kapital kecuali di, dengan, yang, sedangkan kalau kata “jadi” dalam buku pedoman penulisan (Style Book JPNN) memakai huruf kecil. T : Siapakah yang berhak untuk mengedit sebuah berita?

J : Dalam hal ini masing - masing halaman mampunyai redaktur, jadi disini yang mempunyai wewenang untuk mngedit sebuah berita adalah redaktur. T : Apa saja kriteria - kriteria dalam menentukan topik berita utama straight


(5)

J : Tidak ada kriteria - kriteria khusus, akan tetapi biasa yang digunakan adalah kriteria berita yang aneh/ luar biasa, tetap berita hangat yang sedang diperbincangkan di masyarakat, dan pastinya yang menarik minat masyarakat.

T : Siapa saja yang biasa ikut terlibat dalam rapat redaksi untuk menentukan berita utama straight news?

J : Semua staf redaksi, tanpa terkecuali redaktur dan wartawan biasanya ikut terlibat.

T : Berapa kali rapat redaksi dilaksanakan?

J : Biasanya rapat redaksi dilakukan seminggu sekali, setiap senin jam 3 sore. Sedangkan kalaupun pada saat itu terdapat sebuah berita yang harus dirapatkan terlebih dahulu maka secara bersama dadakan akan dirapatkan pada hari, dan jam itu juga.

T : Jika seandainya dalam suatu edisi ada beberapa peristiwa yang sama-sama penting yg layak dijadikan berita utama straight news, maka bagaimana cara menentukan berita utamanya?

J : Tergantung dilihat dari keakuratan berita tersebut.

T : Jika seandainya terdapat moment berita nasional maupun internasional, maka manakah berita antara keduanya yang layak dijadikan sebagai berita utama straight news?

J : Tetap dilihat tergantung keakuratan beritanya, jika berita nasional lebih akurat isi beritanya maka yang dimuat pastinya berita nasional begitupun sebaliknya. Akan tetapi biasanya dalam Radar Bekasi masing – masing


(6)

berita nasional maupun internasional terdapat halaman khusus yang memuat berita tersebut.

T : Jika seandainya terdapat moment berita local maupun nasional, maka manakah berita antara keduanya yang layak dijadikan sebagai berita utama

straight news?

J : Tetap dilihat tergantung keakuratan berita tersebut, jika berita local lebih akurat isi beritanya maka yang dimuat pastinya berita local begitupun sebaliknya.

T : Bagaimana jika dalam beritanya Radar Bekasi mengalami/ menemukan kerancuan bahasa?

J : Biasanya tetap menggunakan bahasa yang dipakai oleh narasumber, tergantung daripada narasumber yang diwawancarai, atau dikutip tetap sesuai dengan perkataan narasumber.

T : Apakah dalam penggunaan Bahasa Jurnalistik/Bahasa Pers tersebut terdapat kata - kata yang telah disepakati oleh Radar Bekasi?

J: Ada seperti istilah kata “menggelar” dalam Buku Pedoman Penulisan Style

Book JPNN, Sedangkan kesepakatan bersama di Radar Bekasi kata/istilah tersebut diganti dengan “menghelat” agar masyarakat Bekasi dapat dengan mudah mencerna isi berita yang ingin disampaikan.2

2

Diolah dari hasil wawancara pribadi dengan Editor Redaksi Radar Bekasi, Bekasi, 26 Februari 2013.


Dokumen yang terkait

Analisis bahasa jurnalistik berita utama surat kabar republika edisi Desember 2008

5 24 109

Analisis penerapan bahasa jurnalistik berita utama surat kabar Empat Lawang Express edisi Desember 2010

4 24 97

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA JURNALISTIK PADA SURAT KABAR RADAR LAMPUNG EDISI APRIL 2014 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

3 21 102

ANALISIS BAHASA SARKASME PADA RUBRIK KRIMINAL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SEPTEMBER - OKTOBER 2013 Analisis Bahasa Sarkasme Pada Rubrik Kriminal Surat Kabar Solopos Edisi September - Oktober 2013.

1 1 13

ANALISIS BAHASA SARKASME PADA RUBRIK KRIMINAL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI SEPTEMBER - OKTOBER 2013 Analisis Bahasa Sarkasme Pada Rubrik Kriminal Surat Kabar Solopos Edisi September - Oktober 2013.

0 3 21

KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA Karakteristik Bahasa Jurnalistik Pada Berita Running Text Di Metro Tv Edisi Oktober 2012.

0 3 17

KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK PADA BERITA Karakteristik Bahasa Jurnalistik Pada Berita Running Text Di Metro Tv Edisi Oktober 2012.

0 2 14

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA WACANA HUMOR AH…TENANE DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012 Tindak Tutur Perlokusi Pada Wacana Humor Ah…Tenane Di Surat Kabar Solopos Edisi Oktober 2012.

0 1 16

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS PADA SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012 Kajian Pemakaian Deiksis Pada Surat Kabar Solopos Edisi Oktober 2012.

0 1 15

ANALISIS ISI LAPORAN UTAMA MAJALAH AULEEA EDISI 28 OKTOBER 2016 : STUDI PENERAPAN BAHASA JURNALISTIK.

0 18 109