KAJIAN BENTUK MUSIK PADA PERTUNJUKAN WAYANG ORANG PERANG KEMBANG DI SANGGAR CIPTO BUDOYO KOTA MEDAN.
KAJIAN BENTUK MUSIK PADA PERTUNJUKAN WAYANG
ORANG PERANG KEMBANG DI SANGGAR CIPTO
BUDOYO KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sidang Meja Hijau
Oleh :
FEBRISON SIRAIT NIM. 2103340026
JURUSAN SENDRATASIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i
ABSTRAK
Febrison Sirait. NIM 2103340026. Kajian Bentuk Musik Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang Di Sanggar Cipto Budoyo Kota Medan. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian bentuk musik pada pertunjukan wayang orang perang kembang di sanggar cipto budoyo kota Medan.
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian musik, pengertian bentuk musik, pengertian musik pertunjukan, pengertian alat musik, pengertian gamelan,dan pengertian wayang orang perang kembang.
Penelitian ini dilakukan di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan yang berada di jalan Istiqomah No. 151 Medan Helvetia kota Medan dan penelitian ini dilaksanakan dimulai bulan Juni sampai Agustus 2016. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah narasumber (ketua sanggar cipto budoyo yaitu Agus Tetuko), penari tari perang kembang, pemain musik yang ada di sanggar Cipto Budoyo kota Medan. Sampel penari dan pemain musik berjumlah 14 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kajian bentuk musik pada pertunjukan wayang orang perang kembang di sanggar Cipto Budoyo kota Medan memiliki struktur dan proses yaitu latihan pemain musik, latihan penari tari perang kembang, latihan penggabungan pemusik dan penari tari perang kembang, mempersiapkan kostum dan properti dan penampilan pertunjukan wayang orang perang kembang. Penggunaan instrument yaitu beberapa alat musik yang digunakan sebagai musik pengiring wayang orang perang kembang yaitu, Gendang, Gong, Kempul, Kenong, Demung, Saron, Peking, Slenthem, Gender, Gambang, Bonang (Barong dan Penerus).
Kata kunci: Kajian Bentuk, sanggar Cipto Budoyo kota Medan, Wayang Orang Perang Kembang.
(7)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi ini adalah: Kajian Bentuk Musik Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang di Sanggar Tari Cipto Budoyo Medan. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik, Program Studi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan dan kurangnya pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom M.Pd Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum Dekan Fakultas Bahasa dan Seni. 3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Dr. Pulumun P. Ginting. S.Sn.,M.Sn Ketua Program Studi Pendidikan Musik dan Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. .
5. Wiflihani, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Dra. Pita HD Silitonga M. Pd Dosen Pembimbing Akademik yang telah
(8)
iii
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Musik yang telah memberikan ilmu yang berharga selama penulis menjadi mahasiswa.
8. Abror Harahap, SE., yang telah membantu dalam mempersiapkan berkas. 9. Bapak Agus Tetuko selaku Ketua sanggar Tari Cipto Budoyo Medan yang
telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
10.Teristimewa untuk kedua orangtua penulis R. Sirait dan E. Saragih yang penulis kasihi. Kupersembahkan karyaku segalanya untukmu sebagaimana dari pengorbananmu merawat dan mendidik penulis. Terimakasih buat cinta, kasih sayang, dukungan serta bimbinganmu pada penulis..
11.Buat Adik penulis tersayang Nop Irmawani Sirait yang selalu membuat penulis semangat menulis skripsi. Terimakasih buat saudara penulis yang tersayang : Boin Sirait, Endang Wijayanti, Septiani Sirait yang selalu membuat penulis semangat menulis skripsi.
12.Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Heni Ratam Pasaribu atas segala kebijaksanaan, perhatian dan kasih sayang yang diberikan.
Semoga segala bantuan yang diterima Penulis membuahkan kesuksesan, dan segala kebaikan yang kalian berikan mendapat berkat dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 2016
Febrison Sirait NIM. 2103340026
(9)
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK . ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ... 7
A. Landasan Teoritis ... 7
1. Pengertian Musik ... 8
2. Pengertian Bentuk Musik ... 9
3. Pengertian Musik Pertunjukan ... 14
4. Pengertian Alat Musik ... 22
(10)
v
6. Pengertian Wayang Orang Perang Kembang ... 26
B. Kerangka Konseptual ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Metodologi Penelitian ... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30
C. Populasi dan Sampel ... 31
1. Populasi ... 31
2. Sampel ... 31
D. Teknik Pengumpulan Data ... 32
1. Wawancara ... 32
2. Observasi ... 33
3. Dokumentasi ... 33
4. Studi Kepustakaan ... 34
E. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 37
A. Alat Musik Yang Digunakan Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan ... 37
B. Bentuk Musik Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang ... 48
C. Penyajian Musik Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang ... 53
(11)
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(12)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sumatera Utara merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia, yang didalamnya memiliki banyak suku, baik suku asli maupun suku pendatang yang masing-masing suku menghadirkan beraneka ragam bentuk kesenian yang mencerminkan jati diri suku-suku tersebut. Salah satu suku pendatang yang ada di Sumatera Utara adalah suku Jawa. Suku Jawa adalah suku yang banyak menyebar di Sumatera Utara. Keberadaan suku Jawa di Sumatera Utara terjadi karena perpindahan secara besar-besaran sebagai pekerja kuli kontrak bersama dengan orang Tionghoa untuk bekerja dalam perkebunan dan pertambangan milik Kolonial Belanda. Pada masa orde baru yaitu pada masa pemerintahan Soeharto, perpindahan suku Jawa dilaksanakan dalam rangka kebijakan transmigrasi yang ditanggung oleh pemerintah mereka ditempatkan di Sumatera (Sumatera Utara, Jambi dan Aceh), Kalimantan (Kalimantan Barat), Sulawesi dan Papua. Transmigrasi ini dilakukan karena pulau Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang berpenduduk terpadat, akibatnya lahan pertanian semakin sedikit, kemiskinan meningkat dan peningkatan penduduk tidak merata. Selain itu pada gelombang berikutnya kedatangan orang Jawa di Sumatera Utara dikarenakan atas alasan dinas dalam pekerjaan dan juga kemauan sendiri sebagai perantau karena alasan ingin mencari peruntungan hidup serta merubah nasib dengan menjadi Pedagang, Petani, Pegawai swasta, PNS , buruh di pabrik dan perkebunan dan lain-lain yang ada di Sumatera Utara.
(13)
2
Suku Jawa di Sumatera Utara saat ini merupakan salah satu suku pendatang yang jumlahnya cukup banyak sesudah suku Melayu dan suku Batak. Suku Jawa pada hakekatnya mempunyai watak yang berusaha menyesuaikan diri dengan orang dilingkungannya dan mementingkan keharmonisan tetapi tidak pernah melupakan adat dan istiadat yang mereka miliki. Seiring dengan perpindahan secara besar-besaran tersebut secara tidak langsung suku Jawa juga membawa kebudayaan dan kesenian tradisonal Jawa ketempat dimana mereka tinggal seperti : Wayang Wong (wayang orang), Gamelan, Wayang Golek, Wayang Kulit, Kuda Lumping, Ronggeng Jawa, Ludruk, Ketoprak, musik Campursari dan masih banyak lagi.
Mereka sering mengadakan pertunjukkan kesenian tradisional tersebut sekedar sebagai pengobat rindu terhadap kampung halamannya dan juga memperkenalkan kesenian tradisional itu kepada anak dan cucu mereka agar tidak lupa terhadap kesenian leluhur mereka. Untuk melestarikan kesenian tradisional Jawa dan menjaga kekerabatan antara mereka, mereka membuat suatu wadah untuk tempat berkumpul yang biasa disebut Paguyuban Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Paguyuban ini berdiri sebagai wadah atau tempat berkumpulnya orang-orang berketurunan Jawa yang lahir di Sumatera ataupun diluar pulau Jawa. Sanggar Cipto Budoyo adalah salah satu group atau sanggar seni yang menjadi perintis dalam memperkenalkan wayang orang, gamelan, musik campursari dan tarian tradisional Jawa di kota Medan. Group ini juga menyediakan jasa untuk melakukan pertunjukkan wayang orang (wong) yang diiringi gamelan sebagai pengisi di acara adat perkawinan dan acara hiburan
(14)
3
lainnya. Wayang Orang (wong) adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa.
Dari uraian di atas dan ketertarikan penulis terhadap gamelan yang menjadi pengiring dalam wayang Orang maka peneliti mengangkat tulisan tersebut kedalam tulisan karya ilmiah yang berjudul “Kajian Bentuk Musik Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo Kota Medan.”
B. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah telah memaparkan apa yang ingin diteliti oleh peneliti, oleh karena itu agar semua cakupan masalah dapat terbagi dengan teliti dalam penelitian nantinya, maka dari itu diperlukan adanya identifikasi masalah supaya penelitian yang dilakukan menjadi terarah dan lebih terkendali. Identifikasi masalahnya yaitu :
1. Bagaimana latar belakang pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang? 2. Bagaimana terbentuknya Sanggar Cipto Budoyo kota Medan ?
3. Apa saja alat musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan?
4. Bagaimanakah bentuk musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan?
5. Bagaimana penyajian musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan?
(15)
4
C. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi cakupan masalah yang terlalu luas, maka diperlukan adanya pembatasan masalah dikarenakan kelemahan peneliti dan keterbatasan waktu dan materi. Pembatasan masalah bertujuan untuk mempersempit ruang lingkup permasalahan agar topik yang akan dibahas menjadi terfokus dan menjaga agar permasalahannya tidak melebar. Untuk itu, peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apa saja alat musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan?
2. Bagaimanakah bentuk musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan?
3. Bagaimana penyajian musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan?
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka peneliti perlu menentukan rumusan masalah agar dapat terfokus dalam masalah yang dibahas, seperti yang dinyatakan Bungin (2007:45) menyatakan bahwa :
“Apabila rumusan masalah ditujukan bagi desain penelitian
kualitatif, maka fenomena penelitian diformulasikan agar dapat memenuhi persyaratan sebagai masalah kualitatif. Jadi rumusan masalah kulitatif merumuskan substansi kategorisasi, substansi struktur dan substansi model dalam suatu permasalahan penelitian.”
(16)
5
Berdasarkan pendapat di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Kajian Bentuk Musik Pada Pertunjukan Wayang
Orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo Kota Medan.”
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian karya ilmiah ini kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitiannya senantiasa berorientasi kepada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidaklah terarah dan tidak terfokus pada latar belakang dan rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2007:75) mengatakan bahwa :
“Membuat tujuan penelitian kualitatif sama mudahnya dengan merumuskan tujuan penelitian lainnya, karena tujuan penelitian hanya mengacu pada rumusan masalah penelitian. Hal ini tidak berarti rumusan masalah sama persis dengan tujuan penelitian, tetapi keduanya tetap berbeda secara subtansial, karena rumusan masalah dibuat dalam konteks mengungkapkan substansi masalah, sedangkan tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan dalam suatu penelitian.”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah suatu misi yang akan dijalankan selama melaksanakan penelitian dan mencari pemecahan masalah yang telah dipaparkan di pembatasan dan rumusan masalah. Maka dari itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui alat-alat musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan.
2. Untuk mengetahui bentuk musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan.
(17)
6
3. Untuk mengetahui penyajian musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan peneliti, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kesenian tradisional Jawa terkhusus terhadap gamelan dan wayang orang (wong).
2. Sebagai bahan informasi kepada setiap pembaca dalam mengetahui dan mengenal kesenian tradisional Jawa terkhusus terhadap gamelan dan wayang orang (wong).
3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian berikutnya yang relevan di kemudian hari.
4. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingintahuan serta dalam memelihara kelestarian kesenian tradisional Jawa.
(18)
56 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan wayang orang perang kembang terdiri dari ; Gendang, Gong, Kempul, Kenong, Demung, Saron, Peking, Selentem, Gender, Gambang, Bonang, Bonang penerus.
2. Bentuk musik pada pertunjukan itu adalah :
Bentuk musik atau bentuk gendhing yang mengiringi tarian arjuna dalam perjalanan menuju tempat pertapaan. Gendhing ini dinamakan gending Subakastawa SL 9. Bentuk gendhing yang mengiringi pertemuan antara raksasa atau Cakil dengan Arjuna. Gendhing ini dinamakan gending ayak-ayak SL 9. Bentuk gendhing yang mengiringi peperangan antara arjuna dengan raksasa atau cakil. Gendhing ini dinakan gending Serepek.
3. Dalam penyajian musik (gendhing) dalam pertunjukan wayang orang perang kembang berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan, bahwa musik pengiring disajikan dengan dua cara, yaitu: disajikan dengan mengiringi secara langsung dengan mengunakan seperangkat gamelan dan disajikan dengan tidak langsung (dengan menggunakan CD/kaset).
(19)
57
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran antara lain:
1. Kesenian yang hidup pada etnis Jawa harus tetap mempertahankan penggunaan alat musik gamelan sebagai pengiring sampai kapanpun agar kesenian Jawa di Sumatera Utara khususnya di Medan agar tidak akan menghilang seiring berjalannya waktu.
2. Kepada masyarakat Jawa maupun masyarakat lainnya kita harus tetap melestarikan alat musik tradisional karena itu akan menjadi bekal kita untuk dikenal di seluruh dunia dan menjadi ciri khas suku Jawa.
3. Kemajuan teknologi memang sangat penting tetapi janganlah kita mengganti alat musik tradisional kita dengan kemajuan teknologi walaupun kemajuan teknologi membuat semuanya menjadi mudah tetapi kesannya akan tetap berbeda daripada alat musik tradisional yang asli. 4. Perlunya kesadaran setiap para remaja atau pemuda untuk dapat mencintai
alat musik tradisional serta kesenian tradisional sendiri. Kita dapat mencintainya dengan cara kita peduli dan mempelajari alat musik dan kesenian tradisional kita sendiri.
(20)
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia
Handayani, Putri. 2012. “Peranan Musik pada Resepsi Pernikahan Etnis Jawa di Desa Dalu Sepuluh B Kecamatan Tanjung Morawa Medan Kajian Terhadap Bentuk dan Fungsi.”. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Hurd, Michael. 1979. The Oxford Illustrated Dictionary of Music. Wellington: Oxford University Press
Ilyas Noor, Muhammad., B.A. Sofyan Naparin., HS, M. Noor. 1987. Buku Seni Suara Dan Teori Musik Praktis. Jakarta: Pustaka Pedoman
Kesuma, Handi. 2009. “Keberadaan Kelompok Musik Campursari pada Lembaga
Pusat Pengembangan Kebudayaan Jawa di Medan”. Skripsi. Medan:
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Luckman Sinar, Tengku. 2007. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Serdang-Medan: Yayasan Kesultanan
Purba, Suhendro. 2013. “Keberadaan Musik Gamelan Jawa di Kelurahan Aek
Kanopan Kabupaten Labuhan Batu Utara”. Skripsi. Medan: Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Rustopo.1980. Pengetahuan Membuat Gamelan. Surakarta: Proyek Pengembangan IKI Sub Bagian Proyek ASKI Surakarta
Sugiyono.2008.Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Surjodiningrat Wasisto, M.Sc., P.J. Sudarjana,Ir., Adhisusanto, M.Sc. 1969. Penyelidikan dalam Pengukuran Nada Gamelan – Gamelan Jawa Terkemuka di Yogyakarta dan Surakarta. Yogyakarta: Laboratorium Akustik
(21)
59
Surjodiningrat, Wasisto., Sudarjana P.J., Susanto, Adhi. 1969. Tone Measurements Of Outstanding Javanese Gamelans In Yogyakarta and Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Utomo, Sari. 2009. “Keberadaan kegiatan Latihan Gamelan Manula (Manusia Lanjut Usia) di Keluarga Besar Daerah Istimewa Yogyakarta Medan
Helvetia Sumatera Utara”. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Yudoyono, Bambang. 1984. Gamelan Jawa: Awal Mula, Makna dan Masa Depannya. Jakarta: PT.Karya Unipress
Wasisto Surjodiningrat, R.M. 1996. An Introduction To Javanese Gamelan Music. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Indonesian to Indonesian, Verb. http://artikata.com/arti-331055-iring.html Diakses pada tanggal 06 Mei 2016
Indonesian to Indonesian, Noun http://artikata.com/arti-341706-musik.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Indonesian to Indonesian, Noun http://artikata.com/arti-376343-penyajian.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Indonesian to Indonesian, Noun http://artikata.com/arti-373678-peranan.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Definisi. http://carapedia.com/pengertian_definisi_musik_info2091.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Bagus, Den. http://denbagusduwe.blogspot.com/2013/03/seni-musik_1.html Diakses pada tanggal 04 Mei 2016
Sulistia, Titan. http://lorongteatersubang.blogspot.com/2012/12/drama-menurut-herman-j-waluyo-kata-ini.html Diakses pada tanggal 04 Mei 2016
Lintang, http://lintang-lawu.blogspot.com/ Diakses 07 Mei 2016
Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit Diakses pada tanggal 10 Mei 2016
Phyruhize, http://www.phyruhize.com/2012/07/mengenal-jenis-jenis-alat-musik.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Yusranita, http://yusranita.wordpress.com/west-sumatera-tourist-event/mudik-2010/ Diakses pada tanggal 20 Mei 2016
(1)
Berdasarkan pendapat di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Kajian Bentuk Musik Pada Pertunjukan Wayang Orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo Kota Medan.”
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian karya ilmiah ini kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitiannya senantiasa berorientasi kepada tujuan, tanpa ada tujuan yang jelas maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidaklah terarah dan tidak terfokus pada latar belakang dan rumusan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat Bungin (2007:75) mengatakan bahwa :
“Membuat tujuan penelitian kualitatif sama mudahnya dengan merumuskan tujuan penelitian lainnya, karena tujuan penelitian hanya mengacu pada rumusan masalah penelitian. Hal ini tidak berarti rumusan masalah sama persis dengan tujuan penelitian, tetapi keduanya tetap berbeda secara subtansial, karena rumusan masalah dibuat dalam konteks mengungkapkan substansi masalah, sedangkan tujuan penelitian dibuat untuk mengungkapkan keinginan dalam suatu penelitian.”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian adalah suatu misi yang akan dijalankan selama melaksanakan penelitian dan mencari pemecahan masalah yang telah dipaparkan di pembatasan dan rumusan masalah. Maka dari itu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui alat-alat musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan.
2. Untuk mengetahui bentuk musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan.
(2)
6
3. Untuk mengetahui penyajian musik pada pertunjukan wayang orang Perang Kembang di Sanggar Cipto Budoyo kota Medan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah kegunaan dari penelitian yang merupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan peneliti, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kesenian tradisional Jawa terkhusus terhadap gamelan dan wayang orang (wong).
2. Sebagai bahan informasi kepada setiap pembaca dalam mengetahui dan mengenal kesenian tradisional Jawa terkhusus terhadap gamelan dan wayang orang (wong).
3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penelitian berikutnya yang relevan di kemudian hari.
4. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca dalam meningkatkan rasa keingintahuan serta dalam memelihara kelestarian kesenian tradisional Jawa.
(3)
56 A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan wayang orang perang kembang terdiri dari ; Gendang, Gong, Kempul, Kenong, Demung, Saron, Peking, Selentem, Gender, Gambang, Bonang, Bonang penerus.
2. Bentuk musik pada pertunjukan itu adalah :
Bentuk musik atau bentuk gendhing yang mengiringi tarian arjuna dalam perjalanan menuju tempat pertapaan. Gendhing ini dinamakan gending Subakastawa SL 9. Bentuk gendhing yang mengiringi pertemuan antara raksasa atau Cakil dengan Arjuna. Gendhing ini dinamakan gending ayak-ayak SL 9. Bentuk gendhing yang mengiringi peperangan antara arjuna dengan raksasa atau cakil. Gendhing ini dinakan gending Serepek.
3. Dalam penyajian musik (gendhing) dalam pertunjukan wayang orang perang kembang berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan, bahwa musik pengiring disajikan dengan dua cara, yaitu: disajikan dengan mengiringi secara langsung dengan mengunakan seperangkat gamelan dan disajikan dengan tidak langsung (dengan menggunakan CD/kaset).
(4)
57
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran antara lain:
1. Kesenian yang hidup pada etnis Jawa harus tetap mempertahankan penggunaan alat musik gamelan sebagai pengiring sampai kapanpun agar kesenian Jawa di Sumatera Utara khususnya di Medan agar tidak akan menghilang seiring berjalannya waktu.
2. Kepada masyarakat Jawa maupun masyarakat lainnya kita harus tetap melestarikan alat musik tradisional karena itu akan menjadi bekal kita untuk dikenal di seluruh dunia dan menjadi ciri khas suku Jawa.
3. Kemajuan teknologi memang sangat penting tetapi janganlah kita mengganti alat musik tradisional kita dengan kemajuan teknologi walaupun kemajuan teknologi membuat semuanya menjadi mudah tetapi kesannya akan tetap berbeda daripada alat musik tradisional yang asli. 4. Perlunya kesadaran setiap para remaja atau pemuda untuk dapat mencintai
alat musik tradisional serta kesenian tradisional sendiri. Kita dapat mencintainya dengan cara kita peduli dan mempelajari alat musik dan kesenian tradisional kita sendiri.
(5)
58
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada
Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Buku Baik
Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika: Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan Indonesia
Handayani, Putri. 2012. “Peranan Musik pada Resepsi Pernikahan Etnis Jawa di Desa Dalu Sepuluh B Kecamatan Tanjung Morawa Medan Kajian Terhadap Bentuk dan Fungsi.”. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Hurd, Michael. 1979. The Oxford Illustrated Dictionary of Music. Wellington: Oxford University Press
Ilyas Noor, Muhammad., B.A. Sofyan Naparin., HS, M. Noor. 1987. Buku Seni Suara Dan Teori Musik Praktis. Jakarta: Pustaka Pedoman
Kesuma, Handi. 2009. “Keberadaan Kelompok Musik Campursari pada Lembaga
Pusat Pengembangan Kebudayaan Jawa di Medan”. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Luckman Sinar, Tengku. 2007. Pengantar Etnomusikologi dan Tarian Melayu. Serdang-Medan: Yayasan Kesultanan
Purba, Suhendro. 2013. “Keberadaan Musik Gamelan Jawa di Kelurahan Aek Kanopan Kabupaten Labuhan Batu Utara”. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Rustopo.1980. Pengetahuan Membuat Gamelan. Surakarta: Proyek Pengembangan IKI Sub Bagian Proyek ASKI Surakarta
Sugiyono.2008.Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
Surjodiningrat Wasisto, M.Sc., P.J. Sudarjana,Ir., Adhisusanto, M.Sc. 1969. Penyelidikan dalam Pengukuran Nada Gamelan – Gamelan Jawa Terkemuka di Yogyakarta dan Surakarta. Yogyakarta: Laboratorium Akustik
(6)
59
Surjodiningrat, Wasisto., Sudarjana P.J., Susanto, Adhi. 1969. Tone Measurements Of Outstanding Javanese Gamelans In Yogyakarta and Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Utomo, Sari. 2009. “Keberadaan kegiatan Latihan Gamelan Manula (Manusia Lanjut Usia) di Keluarga Besar Daerah Istimewa Yogyakarta Medan Helvetia Sumatera Utara”. Skripsi. Medan: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
Yudoyono, Bambang. 1984. Gamelan Jawa: Awal Mula, Makna dan Masa Depannya. Jakarta: PT.Karya Unipress
Wasisto Surjodiningrat, R.M. 1996. An Introduction To Javanese Gamelan Music. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Indonesian to Indonesian, Verb. http://artikata.com/arti-331055-iring.html Diakses pada tanggal 06 Mei 2016
Indonesian to Indonesian, Noun http://artikata.com/arti-341706-musik.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Indonesian to Indonesian, Noun http://artikata.com/arti-376343-penyajian.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Indonesian to Indonesian, Noun http://artikata.com/arti-373678-peranan.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Definisi. http://carapedia.com/pengertian_definisi_musik_info2091.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016
Bagus, Den. http://denbagusduwe.blogspot.com/2013/03/seni-musik_1.html Diakses pada tanggal 04 Mei 2016
Sulistia, Titan. http://lorongteatersubang.blogspot.com/2012/12/drama-menurut-herman-j-waluyo-kata-ini.html Diakses pada tanggal 04 Mei 2016
Lintang, http://lintang-lawu.blogspot.com/ Diakses 07 Mei 2016
Wikipedia Bahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang_kulit Diakses pada tanggal 10 Mei 2016
Phyruhize, http://www.phyruhize.com/2012/07/mengenal-jenis-jenis-alat-musik.html Diakses pada tanggal 07 Mei 2016