PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS
MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:
EVA PRATIWI PANE
NIM. 8146142007

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Laju Reaksi”,
disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia.
Pada kesempatan ini penulis berkenan mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Prof. Drs. Manihar Situmorang, M.Sc., Ph.D. sebagai Dosen Pembimbing I dan
Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai dengan selesainya
penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para narasumber
Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si., Bapak Dr. Mahmud, M.Sc. dan Bapak Dr. Ayi
Darmana, M.Si. yang telah memberikan masukan dan saran-saran bagi penulis. Penulis
juga sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.S. sebagai notulen
dalam meja hijau. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Bapak dan
Ibu Dosen Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
yang telah mengajar dan mendidik penulis.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Hj. Erlinda di SMA Negeri 6
Medan, Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd. di SMA Negeri 3 Medan dan kepada Bapak
Drs. Kusno di SMA Methodist 2 Medan yang telah memberikan izin penelitian di

sekolah yang dipimpin. Terimasih kepada Bapak dan Ibu Guru di SMA Negeri 6
Medan, SMA Negeri 3 Medan, dan SMA Methodist 2 Medan yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian.

iii

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sangat mendalam kepada
orangtua tercinta, Ayahanda Ganda Sitorus Pane (Almarhum) dan Ibunda Resi
Marsaulina Sibarani beserta saudara-saudara penulis dr. Lovina Pane, Tommy Pane,
S.E dan Morina Pane, S.T yang telah mengasihi, membimbing, mendoakan,
memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan
selama perkuliahan angkatan XXV Prodi Pendidikan Kimia Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan (Kelas A, B1 dan B2) yang telah memberikan motivasi dan
doa kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih kepada seluruh sahabat
dan rekan-rekan penulis, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas setiap
dukungan doa dan motivasi yang diberikan selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya tesis ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini. Akhir kata penulis berharap semoga

tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,

Juni 2016

Penulis

Eva Pratiwi Pane

iv

DAFTAR ISI

Halaman
i
iii
v
viii
x

xi

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
4
5

6
6
7
7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1. Bahan Ajar Kimia
2.1.1. Fungsi Bahan Ajar Kimia
2.1.2. Peranan Bahan Ajar Kimia
2.1.3. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar Kimia
2.1.4. Manfaat Penyusunan Bahan Ajar Kimia
2.1.5. Jenis-Jenis Bahan Ajar Kimia
2.1.6. Kriteria Bahan Ajar Kimia yang Baik
2.2. Bahan Ajar Kimia Inovatif
2.3. Inovasi dalam Pembelajaran Kimia
2.4. Multimedia dalam Pembelajaran Kimia
2.4.1. Media Cetak
2.4.2. Media Audiovisual
2.4.3. Media Komputer
2.5. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia

2.6. Standarisasi Kelayakan Bahan Ajar Kimia
2.6.1. Standarisasi Kelayakan Isi
2.6.2. Standarisasi Kelayakan Bahasa
2.6.3. Standarisasi Kelayakan Penyajian
2.6.4. Standarisasi Kelayakan Kegrafikan
2.7. Pendekatan Saintifik
2.7.1. Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
2.7.2. Tujuan Pendekatan Saintifik
2.7.3. Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
2.8. Penelitian Pengembangan (Research and Development)
2.9. Hasil Belajar
2.10. Motivasi Belajar Siswa
v

9
10
10
11
11
12

12
14
16
17
19
20
22
23
25
25
26
26
26
27
30
31
31
32
34
35


2.11. Karakteristik Materi Laju Reaksi
2.12. Kerangka Konseptual
2.13. Hipotesis Penelitian

36
37
38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Gambaran Umum Penelitian
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.Desain Penelitian
3.4.Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.Instrumen Pengumpul Data
3.5.1. Quesioner untuk Kelayakan Bahan Ajar Kimia Hasil Pengembangan,
Media dan Motivasi
3.5.2. Evaluasi Hasil Belajar
3.6.Prosedur Penelitian
3.6.1. Pengembangan Bahan Ajar

3.6.2. Inovasi Bahan Ajar
3.6.3. Pengembangan Multimedia Bahan Ajar
3.6.4. Standarisasi Bahan Ajar
3.6.5. Ujicoba Bahan Ajar
3.6.5.1. Perlakuan Kelompok Eksperimen
3.6.5.2. Perlakuan Kelompok Kontrol
3.6.6. Pengukuran Motivasi Belajar Siswa
3.6.7. Pengolahan dan Analisis Data
3.6.7.1.Uji Hipotesis
3.6.7.2.Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Penelitian
4.2. Analisis Buku Kimia pada Materi Laju Reaksi yang Ada di Sekolah
4.3. Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada
Materi Laju Reaksi
4.4. Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia
pada Materi Laju Reaksi
4.5. Hasil Validasi Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada
Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan

4.5.1. Aspek Kelayakan Isi
4.5.2. Aspek Kelayakan Bahasa
4.5.3. Aspek Kelayakan Penyajian
4.6. Hasil Validasi Multimedia Pembelajaran yang telah Dikembangkan pada
Materi Laju Reaksi
4.7. Hasil Uji Coba Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia pada
Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan
4.7.1. Uji Normalitas
4.7.2. Uji Homogenitas
4.7.3. Uji Hipotesis
4.8. Efektifitas Penggunaan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia
pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan
4.9. Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia
vi

39
39
39
40
41

41
41
42
44
44
44
44
45
45
45
46
47
49
49

50
52
58
61
65
65
66
68
69
70
71
71
72
72
73

pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan terhadap Motivasi
Belajar Siswa
4.10. Pembahasan

74

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
5.2. Saran

79
80

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

81
90

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1.

Tahapan Pemecahan Masalah (Problem Based Learning)

32

Tabel 3.1.

Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Kimia Siswa Setelah
Menggunakan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia
pada Pembelajaran Laju Reaksi

47

Tabel 3.2.

Kategori Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan Bahan
Ajar Inovatif Berbasis Multimedia Pada Pembelajaran Laju Reaksi

47

Tabel 3.3.

Nilai Kategori Hasil Presentase Analisis Buku Kimia SMA48
pada Materi Laju Reaksi

Tabel 3.4.

Kategori Validitas Untuk Analisis Hasil Perhitungan Ratarata Skor yang diperoleh dari Angket BSNP yang DisebarKan kepada Dosen Kimia dan Guru Kimia

49

Tabel 3.5.

Nilai N – Gain Ternormalisasi dan Klasifikasi

49

Tabel 4.1.

Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Evaluasi Belajar (Pretest
dan Postest) pada Materi Laju Reaksi di masing-masing
Sekolah

51

Tabel 4.2.

Daftar Buku-Buku Kimia yang Dipergunakan untuk SMA
Kelas XI Semester 1 pada Materi Laju Reaksi yang Dijadikan
Rujukan dalam Usulan Urutan Materi pada Bahan Ajar Kimia
Inovatif Berbasis Multimedia

52

Tabel 4.3.

Deskripsi Buku-Buku Kimia yang Dipergunakan Siswa pada
Materi Laju Reaksi yang Dijadikan Rujukan dalam Usulan
Urutan Materi pada Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia

53

Tabel 4.4.

Usulan Materi Laju Reaksi untuk Bahan Ajar Kimia InoVatif Berbasis Multimedia

54

Tabel 4.5.

Rata-Rata Kelengkapan Isi, Keluasan Materi, Kedalaman
Materi, Desain dan Bahasa untuk Buku yang di Analisis oleh
Peneliti

55

Tabel 4.6.

Deskripsi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif pada
Materi Laju Reaksi

59

Tabel 4.7.

Inovasi Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia pada Materi Laju Reaksi

62

viii

Tabel 4.8.

Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah Dikembangkan Berdasarkan Aspek Kelayakan Isi Menurut Dosen (A) dan
Guru Kimia (B)

66

Tabel 4.9.

Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah DikembangKan Berdasarkan Aspek Kelayakan Bahasa Menurut DosenKimia (A) dan Guru Kimia (B)

67

Tabel 4.10.

Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia pada Materi Laju Reaksi Yang telah DikembangKan Berdasarkan Aspek Kelayakan Penyajian Menurut Dosen
Kimia (A) dan Guru Kimia (B)

68

Tabel 4.11.

Hasil Penilaian Terhadap Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis
Multimedia pada Materi Laju Reaksi yang telah DikembangKan Berdasarkan BSNP Menurut Dosen Kimia (A) dan Guru
Kimia (B)

69

Tabel 4.12.

Hasil Penilaian Dosen Media Terhadap Multimedia Pembelajaran yang telah Dikembangkan pada Materi Laju Reaksi

70

Tabel 4.13.

Hasil Uji Normalitas Pretest, Posttest, Gain dan Motivasi71
Siswa

Tabel 4.14.

Hasil Uji Homogenitas Data Pretest

71

Tabel 4.15.

Hasil Uji Hipotesis

72

Tabel 4.16.

Hasil Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa untuk masingmasing Kelompok Sampel di setiap Sekolah

73

Tabel 4.17.

Hasil Pengukuran terhadap Motivasi Belajar Siswa yang Menggunakan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia

73

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1.

Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia
Inovatif Berbasis Multimedia pada Materi Laju Reaksi

40

Gambar 3.2.

Desain Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Kimia
Inovatif Berbasis Multimedia pada Materi Laju Reaksi

43

Gambar 4.1.. Tampilan halaman depan bahan ajar kimia inovatif berbasis
multimedia dalam bentuk e-book

63

Gambar 4.2. Tampilan bagian awal bab padabahan ajar kimia inovatif
berbasis multimedia dalam bentuk e-book

63

Gambar 4.3.

Tampilan video animasi yang sesuai dengan materi laju reaksi
di dalam e-book

64

Gambar 4.4.

Hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar

74

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.

Silabus Mata Pelajaran Kimia

90

Lampiran 2.

Format Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1
pada Materi Laju Reaksi yang telah Beredar

92

Lampiran 3.

Hasil Analisis Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XI Semester 1
pada Materi Laju Reaksi

93

Lampiran 4.

Angket Penilaian Bahan Ajar Berdasarkan BSNP

98

Lampiran 5.

Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan
Berdasarkan BSNP Aspek Kelayakan Isi

109

Lampiran 6.

Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan
Berdasarkan BSNP Aspek Kelayakan Bahasa

110

Lampiran 7.

Tabulasi Angket Bahan Ajar yang telah Dikembangkan
Berdasarkan BSNP Aspek Kelayan Penyajian

111

Lampiran 8.

Rekapitulasi Angket Bahan Ajar yang telah
Dikembangkan Berdasarkan BSNP

112

Lampiran 9.

Angket Penilaian Multimedia Pembelajaran pada Materi
Laju Reaksi

113

Lampiran 10. Hasil Validasi Dosen terhadap Multimedia Pembelajaran

115

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen

116

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol

128

Lampiran 13. Kisi-Kisi Soal Pretest/Posttest pada Materi Laju Reaksi

148

Lampiran 14. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Negeri 6 Medan 158
Lampiran 15. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Negeri 3 Medan

159

Lampiran 16. Data Nilai Pretest, Posttest dan Gain SMA Methodist 2 Medan

160

Lampiran 17. Angket Motivasi Belajar Siswa

161

Lampiran 18. Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen

163

Lampiran 19. Data Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol

166

xi

Lampiran 20. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen

169

Lampiran 21. Hasil Uji Normalitas Data Kelas Kontrol

170

Lampiran 22. Histogram Uji Normalitas Data

171

Lampiran 23. Hasil Uji Homogenitas Data

173

Lampiran 24. Hasil Uji Hipotesis

174

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia perlu
mendapatkan perhatian karena penyediaan bahan ajar yang berkualitas baik sesuai
kurikulum akan dapat menolong siswa dalam belajar secara efektif. Pengembangan
bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan interaktif berbasis multimedia dapat menolong
siswa didalam pembelajaran mencapai kompetensi dan pada akhirnya meningkatkan
hasil belajar (Situmorang dan Munthe, 2015). Tahapan pengembangan dilakukan
dengan pengayaan isi materi kimia yang mengintegrasikan percobaan laboratorium,
media pembelajaran dan penerapan kontekstual (Situmorang, dkk, 2015).
Inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sangat perlu
dilakukan terutama dalam upaya mendorong pergeseran pembelajaran konvensional
kepada pembelajaran mandiri dan terstruktur yang dapat meningkatkan penguasaan
siswa di dalam konsep ilmu dan sekaligus membuat kesan pembelajaran semakin lama
dapat diingat siswa. Inovasi dalam pendidikan sering dihubungkan dengan
pembaharuan yang berasal dari hasil pemikiran kreatif, temuan dan modifikasi yang
memuat ide dan metode yang dipergunakan untuk mengatasi suatu permasalahan
pendidikan (Montelongo dan Herter, 2010; Tompkins, dkk., 2006).
Buku ajar merupakan sumber belajar yang sangat penting untuk mendukung
tercapainya kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran sehingga diyakini sebagai
guru yang baik, setia, objektif, tidak pernah jemu dan menjadi jendela informasi
(Zevenbergen, dkk., 2010). Buku ajar yang baik dan inovatif dapat meningkatkan
prestasi peserta didik karena siswa terdorong untuk menggunakan buku di dalam kelas
saat pembelajaran maupun untuk pengayaan dan pembelajaran mandiri (Situmorang,
2013). Buku ajar yang baik harus mengikuti perkembangan teknologi, seni dan realitas
kehidupan di dalam masyarakat yang semakin mengglobal (Corrigan, dkk,. 2009).
Buku-buku pelajaran yang dipergunakan oleh siswa harus benar-benar teruji
kualitasnya sebagai sumber dan media pembelajaran. Setiap buku pelajaran yang akan
digunakan di sekolah-sekolah harus sudah melalui proses penilaian buku pelajaran
sebagai pengendali mutu buku pendidikan yang berstandar nasional. Penggunaan
sumber belajar secara maksimal akan dapat memberi pengetahuan secara lengkap dan
sesuai dengan tingkat perkembangannya (Jippers, dkk., 2010; Bentley, dkk., 2010).

2

Bahan ajar bermutu harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan
tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Materi ajar kimia yang disajikan di dalam buku ajar kimia
harus tuntas, sistematik, mudah dimengerti, menarik, inovatif, memotivasi belajar
mandiri, selaras dengan capaian kompetensi yang terdapat di dalam kurikulum
(Situmorang, 2013). Bahan ajar yang ada kurang dapat menghubungkan wawasan
lingkungan dengan materi tersebut, sehingga pada akhirmya siswa menganggap bahwa
materi kimia adalah materi yang tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat
termasuk ilmu kimia, tetapi kemajuan yang pesat dalam ilmu kimia tidak diikuti
dengan perkembangan yang cepat dalam pembelajaran kimia (Silitonga dan
Situmorang, 2009). Kemajuan telah menawarkan kesempatan baru untuk pengajaran
dan pembelajaran. Pembelajaran semakin mengandalkan teknologi multimedia, yang
melibatkan kata-kata (seperti dicetak atau teks lisan) dan gambar (seperti animasi,
video, ilustrasi atau foto).
Pembelajaran bahan ajar dengan multimedia berbasis komputer telah
mengubah praktek pembelajaran dalam pembelajaran terbuka dan jarak jauh dengan
meningkatkan pembelajaran aktif melalui interaktif dan eksplorasi. Bahan ajar dengan
multimedia yang dirancang secara sistematis harus berpotensi untuk mengatasi
keterbatasan media cetak dalam mendukung pemahaman ilmiah (scientific), terutama
dalam mengajarkan konsep-konsep abstrak dalam sains (Garnett, Oliver, & Hackling,
1998). Pengembangan bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan interaktif berbasis
multimedia bertujuan untuk mendapatkan bahan ajar kimia SMA/MA yang standar,
inovatif dan interaktif (Simatupang dan Situmorang, 2013).
Indikasi rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sangat dirasakan pada
pembelajaran eksakta, salah satunya adalah mata pelajaran kimia sebagai bagian dari
mata pelajaran IPA (Suyanti, 2008). Kenyataan menunjukkan bahwa siswa
menganggap mata pelajaran kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih
dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya. Hal ini dapat disebabkan oleh
penyajian materi yang sulit, membosankan dan menakutkan, sehingga siswa kurang
menguasai konsep kimia, dan akhirnya belajar kimia menjadi tidak menarik lagi bagi
kebanyakan siswa. Pembelajaran kimia pada materi laju reaksi berisi konsep-konsep
yang cukup sulit untuk dipahami siswa, karena menyangkut reaksi-reaksi kimia dan

3

hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak. Tidak
tersedianya bahan ajar yang standar sesuai kurikulum semakin membuat siswa sulit
belajar kimia (Yusfiani dan Situmorang, 2011). Dengan pengembangan bahan ajar
kimia yang inovatif berbasis multimedia diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, karena dari hasil pengamatan di beberapa sekolah menunjukkan bahwa
penyampaian materi kimia dengan metode ceramah dan diskusi kurang optimal dalam
meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar kimia siswa.
Perkembangan teknologi dan informasi yang cepat dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan, menuntut guru untuk bertindak lebih
inovatif dalam pengajaran. Kebutuhan akan layanan individual terhadap peserta didik
dan perbaikan kesempatan belajar bagi mereka menjadi pendorong utama timbulnya
pembaharuan pendidikan (Sa’ud, 2008). Karenanya inovasi dalam bidang pengajaran
khususnya kimia sudah menjadi keharusan untuk lebih mendekatkan pengetahuan pada
diri peserta didik. Penelitian yang dilakukan oleh Chang Lee (2015) tentang pengaruh
inovasi dalam pengajaran terhadap kepuasan belajar siswa diperoleh kesimpulan
bahwa inovasi yang dilakukan memberi dampak motivasi belajar siswa yang
meningkat. Pengetahuan baru serta kepuasan belajar juga diperoleh siswa. Penggunaan
bahan ajar inovatif akan sangat membantu siswa dalam memahami pembelajaran.
Apalagi modul yang ada berbasis pada multimedia. Keberadaan media memperjelas
pemahaman siswa tentang bahan yang diajarkan. Media yang digunakan dapat berupa
media cetak, pameran, audio, video, multimedia, dan media net/web.
Kegiatan pembelajaran harus dilakukakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta. Inovasi
pembelajaran dalam bahan ajar dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain
pendekatan scientific. Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang menerapkan langkah-langkah pendekatan scientific.
Problem Based Learning membantu siswa dalam memilih masalah,
mendefenisikan masalah, memecahkan masalah, menyelesaikan masalah, membantu
mengembangkan berpikir kritis, komunikasi secara lisan dan tulisan dalam
mengembangkan kerja kelompok (Killyey dalam Mellyzar, 2013). Siregar (2014)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan hasil

4

belajar peserta didik dalam pembelajaran kimia yang menggunakan Problem Based
Learning bermedia internet.
Beberapa hasil penelitian mengenai pengembangan bahan ajar kimia SMA
menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong siswa didalam
pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. Siswa sangat
tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran. Dalam
penelitiannya persentase pencapaian hasil belajar siswa kelompok eksperimen
memiliki rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol 75,28±11,62, dan
keduanya berbeda nyata (Situmorang, 2013). Menurut Parulian (2013) dalam
penelitian Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk Kelas XI Semester II
SMA/MA, menyatakan bahwa pengajaran dengan menggunakan buku ajar kimia
inovatif dapat meningkan hasil belajar rata-rata 74,25% sedangkan pengajaran dengan
buku pengangan siswa meningkatkan hasil belajar rata-rata 73%.
Pengembangan bahan ajar bertujuan untuk mewujudkan bahan ajar yang dapat
menunjang pencapaian kompetensi dasar, indikator, bermakna terhadap prestasi belajar
dan memenuhi kriteria mutu (Labov, 2006; Gravagna, 2009; Hosler dan Boomer,
2011; Fastre, 2010). Pengembangan bahan ajar kimia berbasis multimedia dengan
mengintegrasikan model pembelajaran inkuiri dimaksudkan untuk menghasilkan
bahan ajar kimia yang inovatif dalam bentuk hardcopy dan e-book untuk mendukung
pencapaian kompetensi dasar dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian
dengan mengembangkan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Kimia Inovatif Berbasis Multimedia untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pengajaran Laju Reaksi”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya,
terdapat beberapa masalah yang terindetifikasi, yaitu:
1. Bahan ajar yang sudah ada belum mampu menyajikan materi sesuai tuntutan
kurikulum dan belum mengikuti perkembangan IPTEK secara maksimal .
2. Bahan ajar yang ada belum memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK) berupa penggunaan software yang relevan.
3. Bahan ajar yang ada belum mengintegrasikan kegiatan laboratorium dengan
memanfaatkan media pembelajaran yang ada.

5

4. Materi laju reaksi yang disajikan dalam buku yang beredar masih singkat dan
sangat jarang ditemukan pengaplikasian materi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Siswa sering belajar dengan cara menghafal tanpa membentuk pengertian
terhadap materi kimia yang dipelajari.
6. Penyajian materi kimia kurang menarik dan membosankan, sehingga
terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa dan mengakibatkan siswa kurang
menguasai konsep-konsep dasar pelajaran kimia.
7. Sistematika dan urutan materi pelajaran yang belum mampu memotivasi
siswa belajar karena mengajarkan materi pelajaran yang tergolong sulit tanpa
memberikan pengertian dasar yang diperlukan.
1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Materi yang dianalisis dan dikembangkan adalah materi laju reaksi pada
SMA/MA. Kelas XI Semester 1.
2. Pengembangan materi pembelajaran dilakukan sesuai dengan tuntutan
kurikulum 2013.
3. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan
laboratorium,

metode

dan

model

pembelajaran,

serta

multimedia

pembelajaran.
4. Multimedia yang digunakan dikemas dalam bentuk e-book yang merupakan
integrasi antara software flipbook maker dengan video pembelajaran dan
animasi.
5. Pendekatan saintifik yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar adalah
pembelajaran model Problem Based Learning (PBL).
6. Validator untuk bahan ajar yang dikembangkan adalah dosen kimia dan guru
kimia yang sedang aktif mengajar.
7. Uji coba bahan ajar pada materi laju reaksi dilakukan dengan uji ahli dan uji
terbatas.

6

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi memerlukan revisi?
2. Apakah bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi
telah layak berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam
meningkatkan hasil belajar siswa?
3. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar kimia
inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku ajar pegangan siswa?
4. Bagaimana efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis
multimedia pada materi laju reaksi terhadap hasil belajar siswa?
5. Bagaimana kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang
menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju
reaksi dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil
belajar yang menggunakan buku ajar pegangan siswa?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar kimia
inovatif berbasis multimedia dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pengajaran
laju reaksi untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, efektif, dan menyenangkan,
serta membantu peserta didik memperoleh hasil belajar yang optimal. Tujuan dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi
memerlukan revisi atau tidak.
2. Untuk mengetahui bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi
laju reaksi telah layak berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Untuk mengetahui perbedaan

peningkatan

hasil

belajar

siswa

yang

menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju
reaksi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku ajar
pegangan siswa.
4. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis
multimedia pada materi laju reaksi terhadap hasil belajar siswa.

7

5. Untuk mengetahui kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang
menggunakan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju
reaksi dibandingkan dengan pengaruh motivasi belajar siwa terhadap hasil
belajar yang menggunakan buku pengangan siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti untuk mengembangkan
bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia yang dapat meningkatkan dan
hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
2. Membantu guru dalam pengajaran di sekolah maupun di luar sekolah.
3. Memperoleh bahan ajar yang layak dan menarik, yang dapat membantu siswa
dalam mempelajari kimia.
4. Memberikan sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, calon guru,
pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang
ingin mengkaji tentang hasil pengembangan bahan ajar kimia inovatif berbasis
multimedia sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan merupakan proses, cara, perbuatan mengembangkan dengan
menggunakan alat atau media tertentu dalam rangka pencapaian mutu dan
kualitas tertentu. Tahapan pengembangan dilakukan dengan pengayaan isi
materi

kimia

yang

mengintegrasikan

percobaan

laboratorium,

media

pembelajaran dan penerapan kontekstual (Situmorang, dkk, 2015).
2. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
(Abidin, 2014).
3. Inovasi dalam bahan ajar merupakan suatu upaya pembaharuan terhadap
berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran
berupa ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang berlangsung. Bahan ajar inovatif dalam
penelitian ini adalah bahan ajar yang dirancang atau disusun dengan
mengintegrasikan inovasi baru dalam bahan ajar, seperti pemanfaatan

8

multimedia dalam proses pembelajaran dan pengintegrasian kegiatan
laboratorium dengan tujuan agar siswa menjadi lebih aktif dan lebih mudah
memahami pelajaran (Montelongo dan Herter, 2010; Tompkins, dkk., 2006).
4. Multimedia merupakan penggunaan beberapa media untuk menyajikan
informasi meliputu kombinasi teks, suara, grafik, animasi, gambar, video dan
suara, seperti perangkat komputer. Multimedia yng digunakan dalam bahan ajar
ini berupa software flipbook makeryang dikemas dalam bentuk electronic book
(e-book). Perangkat ini telah dilengkapi dengan sound card dan CD-Rom yang
telah memenuhi syarat sebagai suatu perangkat multimedia, dan dapat
dikategorikan sebagai media audio visual (Meyer, 1996).
5. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari
puncak proses belajar. Hasil belajar juga dapat didefenisikan sebagai hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasilbelajar
pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa sebagai acuan untuk
melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati dan
Mudjiono, 2009).
6. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar. Motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
dan memberikan arah dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994).

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Buku kimia yang dianalisis pada materi laju reaksi memberikan rata-rata 48%
adalah cukup, namun masih terdapat kekurangan-kekurangan pada setiap buku
sehingga perlu dilakukan pengembangan.
2. Hasil rata-rata dari angket BSNP yang diberikan kepada dosen kimia dan guru
kimia terhadap bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia diperoleh rata-rata
sebesar 4,26 adalah valid, artinya bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia
pada materi laju reaksi layak dan tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan
untuk penilaian terhadap multimedia pembelajaran yang telah dikembangkan
diperoleh rata-rata 3,90 adalah valid (layak) untuk digunakan dan tidak perlu
direvisi.
3. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan buku pegangan siswa,
yang dibuktikan dengan sig. (0,000) < α (0,05) dan thitung > tttabel (11,881 > 1,97338).
4. Efektivitas penggunaan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia pada materi
laju reaksi yang diperoleh menunjukkan persen peningkatan hasil belajar kimia
siswa menggunakan bahan ajar inovatif berbasis multimedia di SMA Negeri 6
Medan sebesar 69% (kategori sedang), untuk siswa di SMA Negeri 3 Medan
sebesar 71% (kategori tinggi), dan di SMA Methodist 2 Medan 70% (kategori
tinggi), sedangkan yang menggunakan buku ajar pegangan siswa di SMA Negeri 6
sebesar 52% (kategori sedang), untuk siswa di SMA Negeri 3 Medan sebesar 48%
(kategori sedang), dan di SMA Methodist 2 Medan 54% (kategori sedang).
5. Kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar yang menggunakan bahan
ajar inovatif berbasis multimedia pada materi laju reaksi (R = 95,9 %) lebih tinggi
dibandingkan dengan kontribusi motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar
menggunakan buku ajar pegangan siswa (R = 85,55 %).

79

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan:
1. Sebelum menggunakan buku ajar atau bahan ajar sebagai media pembelajaran,
seharusnya pengajar terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi
maupun dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada
pelajar.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan bahan ajar kimia inovatif
berbasis multimedia agar menganalisis lebih banyak buku kimia dan disarankan
untuk mengembangkan bahan ajar kimia inovatif pada materi yang lain agar dapat
dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya mata pelajaran kimia.
3. Penelitian ini perlu dilanjutkan pada materi pelajaran yang lain, untuk dapat
dibandingkan peningkatan hasil belajarnya.
4. Bahan ajar kimia inovatif laju reaksi perlu direkomendasikan untuk digunakan
dalam proses belajar mengajar karena terbukti lebih efektif.
5. Bagi guru bidang studi kimia agar dapat menerapkan pembelajaran dengan
menggunalan bahan ajar kimia inovatif berbasis multimedia untuk dapat
meningkatkan motivasi

belajar siswa

pembelajaran yang menyenangkan.

80

sehingga pelajaran kimia

menjadi

81

DAFTAR PUSTAKA

Abed, E. R., and Al-Absi, M. M., (2015), Content Analysis of Jordanian Elementry
Textbooks during 1970-2003 as Case Study, International Education Studies
8(3): 159-166.
Abidin, Y., (2014), Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013,
Penerbit Refika Aditama, Bandung.
Albers, C., (2009), Teaching: From Disappointment To Ecstasy, Teaching Sociology;
37(3): 269-282.
Bentley. J.W., Mele, P.V., dan Acheampong, G.K., (2010), Experimental By Nature:
Rice Farmerin Ghana, Humam Orgainzation 69(2): 129-138.
BSNP, (2006), Panduan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas,
Jakarta.
Burden, P. L., and Byrd, D. M., (1999), Methods for Effective Teaching, Allyn and
Bacon, Boston.
Carter, J. L., and Mayer, W. V., (1988), Reading Beyond the Textbook: Great Books
of Biology, Bioscience 38(7): 490-493.
Borg, W. R., and Gall, M. D., (1983), Educational Research: An Introduction. 4th Ed.
Longman, Inc, New York.
Chambliss, M. J., (2001), Analyzing Science Textbook Materials to Determine how
“Persuasive” They Are, Theory into Practice 40(4): 255-264.
Chang Lee, P., Ta Lin, Cheng., dan Hong Kang, H., (2015), The Influence of Open
Innovative Teaching Approach Toward Student Satisfaction :a case of Si-Men
Primary School, Springer: Online Publisher.
Chang, R., (2004), Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 2 Edisi Ketiga, Erlangga,
Jakarta.
Corrigan, M.J., Bill, M.L., dan Slater, J.R., (2009), The Development of a Subtance
Abuse Curriculum in a Master’s of Social Work Education 45(3):513-521.

82

Dimyati dan Modjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Depdiknas, (2008), Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.
Dick, W., and Carey, L., (1978), The Systematics Design of Instruction, Foresman Co,
Illionois.
Dolan, E., (2009), Recent Research in Science Teaching and Learning, CBE-Life
Science Education 8(3): 162-164.
Direktorat

Pembinaan

Sekolah

Menengah

Atas,

(2008),

Petunjuk

Teknis

Pengembangan Bahan Ajar, Depdiknas, Jakarta.
Edginton, A., dan Holbrook, J., (2010), A Blended Learning Approach to Teaching
Basic Pharmacokinetic and the Significance of Face-to-Face Interactin,
American Journal of Pharmaceutical Education; 74(5): 1-11.
Fastre, R. D. Dan Carlson, L. H., (1992), Learning to Teach with Multimedia. T H E
Journal, (online), 20 (2).
Furgon, (2009), Kriteria Bahan Ajar: http://www.tek-nologipendidikan.co.cc akses
September 2015.
Garnett, P., Oliver, R., & Hackling, M., (1998), Design interactive multimedia
materials to support concept development in beginning chemistry classes. In
T. Chan, A. Collins, & J. Lin (Eds.), Global education on the Net:
Proceedings of the 6th International Conference on Computer in Education
(pp. 141–144). Beijing: China Higher Education Press, and Heidelberg:
Springer Verlag.
Good, J. J., Woodzicka, J. A., and Wingfield, L. C., (2010), The Effects of Gender
Stereotypic and Counter-Stereotypic Image on Science Performnce, The
Journal of Social Psycology 150(2): 132-147.
Goto, K., Pelto, H., Pelletier, d.l., dan Tiffani, J.S., (2010),“It Really Openend My
Eyes” The Effcts On Youth Peer Education Of Participanting in An Reasearch
Project, Human Organization; 69(2): 192-200.

83

Gravana, N. G., (2009), Creating Alternatives in Science, Journal of Commercials
Biotechnology 15(2): 161-171.
Greene dan Petty, (1981), Developing Language Skill in The Elementry Schools, Alyn
and Bacon Inc, Boston, 504-2.
Hackbarth, S,. (1996), The educational technology handbook: A comprehensive Guide.
Englewood Cliffs: Educational Technology Publication, Inc.
Hake,R.,(1998),AnalyzingChage/GainScores:http://www.physics.indiana.edu/~sdi/Ana
lyzingChange-Gain.pdf akses Nopember 2015)
Holliday, W. G., (2002, Selecting A Science Textbook, Science Scope 25(4): 16-20.
Hosler, J., dan Boomer, K. B., (2011), Area Comic Books an Effective Way to Engage
Non Majors in Learning and Appreciating Science?, CBE-Life Sciences
Education 10: 309-317.
Isjoni., (2011), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar
Peserta Didik, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Jippers, E., Engelen, J.M.L., Brand, P.L.P., dan Oudkerk, M., (2010), Competencybased (canMEDS) Residensy Training Programme Radiology: Systematic
Desaign Prosedure, Curriculum and Success Factor, Eur Radiol 20(4): 967977.
Karpen, M.E., Handerleiter, J., dan Schaertel, A., (2004), Integrating computational
chemistry into the physical chemistry laboratory curriculum: A Wet Lab/Dry
Lab Approach, Journal of Chemical Education 81: 475-477.
Kemdikbud., (2013), Bahan Sosialisasi Kurikulum 2013, Depdiknas, Jakarta.
Koroghlanian, C., and Klein, J. D., (2004), The Effect of Audio and Animation in
Multimedia

Instruction.

Journal

of

Educational

Multimedia

and

Hypermedia, 13(1): 24–46.
Kolluru, S., (2012), An Active-Learning Assignment Requiring Pharmacy Students to
Write Medicinal Chemistry Examination Questions, American Journal of
Pharmaceutical Education 76(6): 1-7.

84

Kramer, I.M., Dahmani, H.R., Delouche, P., Bidabe, M., dan Schneeberger, P., (2012),
Education Catching up with Science: Preparing Students for ThreeDimentional Literacy in Cell Biology, CBE-Life Sciences Education 11: 437447.
Kurniasih, I., dan Berlin, S., (2014), Panduan Membuat Bahan Ajar Buku Teks
Pelajaran Sesui dengan Kurikulum 2013, Kata Pena, Surabaya.
Labov, J. B., (2006), National and State Standar in Science and Potential, influency on
Undergraduate Science Education, CBE Life Edu 5(3): 204-209.
Lagowsky, (2002), The Role Of The Laboratory In Chemical Education. Texas. The
University of Texas at Austin.
Lazarowictz, R., dan Tamir, P., (1994), Research on using laboratory instruction in
science: in D. Gabel (Ed), Hand Book of Research on Science Teaching and
Learning, Macmillan, New York.
Mahdjoubi, L., and Rahman, M. A., (2012), Effects of multimedia characteristics on
novice CAD (Computer-Aided Design), Architectural Engineering and
Design Management 8:214-225.
Masruroh, S., (2014), Implementasi Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013 untuk
Meningkatkan MotivasiBelajar Siswa pada Bidang Kompetensi Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Prosiding Konvensi APTEKINDO ke 7 FPTK UPI
Bandung.
Mayer, R. E., (2003), The Promise of Multimedia Learning: Using the Same
Instructional Design MethodsAcross Different Media, Learning and
Instruction, 13: 125-139.
Mayer, R. E., (2009), What Neurosurgeons Should Discover About the Science
of Learning. Clinical Neurosurgery, 56: 57–65.
Meyer, M. J., (1996), Multimedia in the Classroom, Boston: Allyn and Bacon.
Miswanda, S. S., (2010), Pengaruh Pengguanaan Metode Preview, Question, Read,
Summarize, and Test Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning

85

terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1):
557-556.
Montelongo, J A., dan Herter, R.J., (2010), Using Technology to Support Expository
Reading and Writing in Science Clases, Science Activities 47: 89-102
Moreno, R., and Mayer, R. E., (2000), A Coherence Effect in Multimedia Learning:
The Case for Minimizing Irrelevant Sounds in The Design of Multimedia
Instructional Messages. Journal of Educational Psychology, 97: 117–125.
Mulyasa, E., (2006), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Rosdakarya, Bandung.
Munthe, (2011), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas x Semester 1
Berdasarkan Standar Isi KTSP, Tesis, Program Pascasarjana UNIMED,
Medan.
Nugraha, D.A., (2013), Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Bervisi SETS
Berorientasi Kontruktivistik, Journal of Innovative Science Education
2(1):28.
Parulian, H. G., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia Inovatif untuk Kelas XI
Semester II SMA/MA, Tesis, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.
Permendikbud, (2014), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta.
Philips, R., (1997), A Practical Guide for Educational Applications, Kogan Page
limited, London.
Purba, Friska., (2015), Pengembangan Penuntun Praktikum Kimia SMA Kelas XI
Materi Laju Reaksi Sesuai dengan Model Pembelajaran Penemuan dan
Berbasis Proyek, Tesis Prodi Pendidikan Kimia UNIMED, Medan
Prastowo, A., (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Diva Press,
Jogjakarta.

86

Sadirman, S. A., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito., (1986), Media
Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sadirman, S. A., (2003), Media Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sardiman, A. M., (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Saefuddin, Asis, (2014), Pembelajaran Efektif. Pt Remaja Rosdakarya. Bandung.
Saefuddin, A., dan Berdiati, I., (2014), Pembelajaran Efektif, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Sani, R. A., (2013), Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Bumi
Aksara, Jakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Prenada Media, Jakarta.
Sanjaya, W., (2010), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Prenada Media, Jakarta.
Sa’ud, U.S., (2008), Inovasi Pendidikan, Bandung, AlfaBeta.
Setyosari, Pinaji, (2012), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Kencana,
Jakarta.
Silitonga, L.L., dan Situmorang, M., (2009), Evektifitas Media Audivisual Terhadap
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Journal
Pendidikan Kimia 1(1): 1-9.
Simatupang, N.I., and Situmorang, M., (2013), Innovation of Senior High School
Chemistry Textbook to Improve Students Achievement in Chemistry,
Proceeding of The 2nd International Conference of the Indonesian Chemical
Society 2013 October, 22-23th 2013, pp. 44-52.
Sinambela, Pardomuan., (2013), Kurikulum 2013 Dan Implementasinya Dalam
Pembelajaran. Jurnal Generasi Kampus vol 6. No. 2.

87

Siregar. E.J., Silaban, R., dan Mahmud, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Bermediakan Internet terhadap Hasil Belajar dan Karakter
Jubermadita pada Materi Asam Basa Siswa SMA di Kota Binjai, Jurnal
Pendidikan Kimia, 6(1): 52-58.
Situmorang, H., dan Situmorang, M., (2009), Efektifitas Media Audiovisualterhadap
Peningkatan Pestasi Belajar Siswa pada Pengajaran Materi dan Perubahannya,
Jurnal Pendidikan Matematika dan Sain 3(1): 45-51.
Situmorang, M., (2003), Efektifitas Model Pemelajaran terhadap Peningkatan Prestasi
Belajar Mahasiswa dalam Perkuliahan Kimia Analitik-1, Laporan Hasil
Penelitian, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Situmorang, M., (2004), Inovasi Model-Model Pembelajaran Bidang Sain untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa, Prosiding Konaspi V Surabaya
Tahun 2004
Situmorang, M., dan Sinaga, M., (2006), inovasi Pembelajarn pada Mata Kuliah Kimia
Analitik II, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sain 1(2): 114-119.
Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran
Kimia (Dengan Suplemen), Medan, Unimed.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Prosiding Seminar Dan Rapat Tahunan BKS PTN Barat
Bidang MIPA di Universitas Lampung. Tgl 10-12 Mei 2013, Hal 237-246
Situmorang, M., dan Munthe, L.B., (2015), Pengembangan Media Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pengajaran Radioisotop, Prosiding Seminar
Dan Rapat Tahunan BKS PTN Barat Bidang MIPA di Tanjungpura
Pontianak, Tgl 6-9 Mei 2015, pp. xx-xx.
Situmorang, M., M., Hutabarat, W., dan Situmorang, Z., (2015), The Development of
Innovative Chemistry Textbook to Improve Students Achievement of
Bilingual Senior High School Student, International Educational Studies (In
Press).

88

Situmorang, M., Sinaga, M., Tarigan., D.A., Sitorus, C.J., dan Tobing, A.M.L., (2011),
The Affectivity of Innovated Chemistry Learning Methods to Increase
Student’s Achievement in Teaching of Sulubility and Sulubility Product,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37
Situmorang, M., Sinaga, M., Tobing, A.M.L., Sitorus, C.J., Tarigan., D.A., dan,
(2010), Teaching Innovation in the Laboratory to Increase Student’s
Achievement in Chemistry, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 7-14.
Situmorang, M., Sitorus, M., Hutabarat, W., and Situmorang, Z., (2015), The
Development of Innovative Chemistry Learning Material for Bilingual Senior
High School Students in Indonesia, International Education Studies 8(10): x-x.
Slavin, (1994), Coopreative Learning Theory, Second Edition, Allyn and Bacon,
Massachusetts.
Sudjana, N., dan Rivai, A., (2001), Media Pembelajaran, Sinar Baru Algensindo,
Bandung.
Sudrajat,

A.,

(2009),

Konsep

Pengembangan

Bahan

Ajar

[online],

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembanganbahan-ajar-2/, diakses tanggal 17 November 2015).
Suyanti, R., (2008),

Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI

dilengkapi Modul dan penilaian Portofolio untuk meningkatkan Prestasi
Belajara Penentuan pH Reaksi Siswa SMA Kelas XI Semester I, Tesis, Prodi
Kimia, Universitas Maret Surakarta.
Suyanti, R. D., (2010), Strategi Pembelajarn Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Tan, O. S., (2003), Problem Based Learning Innovation, Gale Cengange Learning,
Sing Lee Press, Singapura.
Tim Pascasarjana UNIMED, (2010), Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &
Disertasi, Program Pascasarjana UNIMED, Medan.
Tompkins, C.J., Rosen, A.L., dan Larkin, H., (2006), Guest Editorial: An Analysis Of
Social Work Textbooks For Aging Content: How Well Do Social Work

89

Foundation Texts Prepare Students For Our Aging Society?, Journal of Social
Work Education 42(1): 3-24.
Varghese, J., Faith, M., dan Jacob, M., (2012), Impact of e-resources on Learning in
Biochemistry: First-year Medical Students’ Perpeptions, BMC Medical
Education 12: 21-29.
Viridi, S., (2011), Editorial: Inovasi dalam Pembelajaran dengan Cerita, Jurnal Inovasi
Pembelajaran Sains 1(1):1-2.
Wibawa, B., dan Mukti, F., (1992), Media Pembelajaran, Dirjen Dikti, Jakarta.
Yore, L. D., Bisanz, G. L., and Hand, B. M., (2003), Examining the Literacy
Component of Science Literacy: 25 Years of Language and Science Research.
International Journal of Science Education, 25(6): 689-725.
Yusfiani, M. dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan standarisasi Buku Ajar
Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1 Berdasarkan Standar Isi KTSP, Jurnal
Penelitian Bidang Pendidikan Volume 17(1): 38-48.
Zevenbergen, R.J., Grootenboer, P., dan Sullivan, P., (2010), Good Learning a Good
Life: Mathematics Transformation in Remote Indigenous Coomunities,
Australian Journal of Social Issues 45(1): 131-145.