PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA PENGAJARAN HIDROKARBON.

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA

PENGAJARAN HIDROKARBON

Oleh:

Rudyanto Sinaga NIM 409131068

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA

PENGAJARAN HIDROKARBON Rudyanto Sinaga (NIM 409131068)

ABSTRAK

Pengembangan modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran hidrokarbon sesuai tuntutan KTSP dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan dan menstandarisasi modul pembelajaran hidrokarbon dan untuk mengetahui efektivitas peningkatakan hasil dan motivasi belajar kimia siswa. Standarisasi modul pembelajaran diketahui dari pemberian angket terhadap dosen, guru, dan siswa. Efektivitas modul pembelajaran dalam pengajaran hidrokarbon diketahui dari kemampuan siswa mengerjakan soal kimia sebelum dan sesudah proses pengajaran yang dilakukan sebanyak dua kali dalam selang waktu satu bulan. Motivasi belajar siswa diketahui dari pemberian angket di akhir proses pembelajaran. Setelah melakukan uji coba modul hidrokarbon, hasil penilaian dari tim ahli terhadap modul sangat baik di kisaran 3,26-4,00, tepatnya pada 3,32 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan memenuhi standar sebagai media pembelajaran. Modul pembelajaran inovatif diintegrasikan dengan media molymod untuk mempermudah penyampaian konsep modul. Pembelajaran dengan modul sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata post-tes siswa di kelas eksperimen yang menggunakan modul pembelajaran inovatif dan di kelas kontrol yang menggunakan buku teks kimia. Nilai rata-rata post-tes 1 siswa pada kelompok tinggi di kelas eksperimen adalah (86,33 ± 6,36) lebih tinggi dari kelas kontrol (78,83 ± 7,35) dengan thitung> ttabel yaitu 4,273 > 1,319. Nilai rata-rata post-tes 1 siswa pada kelompok rendah di kelas eksperimen (78,50 ± 7,64) lebih tinggi dari kelas kontrol (72,83 ± 7,69) dengan thitung > ttabel yaitu 2,830 > 1,319. Persen peningkatkan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 59,07% dan kelompok rendah adalah 62,42%. Sedangkan di kelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 53,48% dan kelompok rendah adalah 59,49%. Nilai rata-rata post-tes 2 siswa pada kelompok tinggi di kelas eksperimen adalah (88 ± 6,30) lebih tinggi dari kelas kontrol (70,17 ± 12,46) dengan thitung > ttabel yaitu 6,960 > 1,319. Nilai rata-rata post-tes 2 siswa pada kelompok rendah di kelas eksperimen (78,67 ± 6,80) lebih tinggi dari kelas kontrol (65,17 ± 11,22) dengan thitung > ttabel yaitu 5,766 > 1,319. Efektivitas modul pembelajaran hidrokarbon di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 101,93% dan kelompok rendah adalah 100,21%. Sedangkan di kelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 89,01% dan kelompok rendah adalah 89,48%. Rata-rata nilai motivasi siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 79,43 dan kelompok rendah adalah 81,10. Sedangkan di kelas kontrol pada kelompok tinggi adalah 78,53 dan kelompok rendah 77,10. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa (r2 = 0,530 > r2 = 0,039 ) di kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol pada pengajaran hidrokarbon.


(3)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2. Ruang Lingkup 4

1.3. Identifikasi Masalah 4

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Batasan Masalah 5

1.6. Tujuan Penelitian 6

1.7. Manfaat Penelitian 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Buku Teks Sebagai Bahan Ajar 8 2.2. Modul Sebagai Bahan ajar Dalam Pembelajaran 9 2.2.1. Komponen Penting Modul Pembelajaran Kimia 10 2.2.2. Tujuan dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul 12 2.2.3. Manfaat Modul Pembelajaran Kimia 13 2.2.4. Modul Sebagai Media Pembelajaran Kimia 14 2.3. Inovasi Dalam Pembelajaran Kimia 15 2.4. Metode Pembelajaran Dalam Pengajaran Kimia 16 2.5. Media Pembelajaran Dalam Pengajaran Kimia 16 2.5.1. Fungsi Media Pembelajaran 17 2.5.2. Pemilihan Media Pembelajaran 18

2.6. Hasil Belajar 19

2.7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 20 2.7.1. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 21 2.7.2. Prinsip-prinsip Pengembangan KTSP 22 2.8. Materi Kimia Hidrokarbon di SMA Kelas X 23

2.9. Kerangka Berpikir 27


(4)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel 29

3.3. Variabel Penelitian 30

3.4. Instrumen Penelitian 30

3.5. Rancangan Penelitian 31

3.6. Prosedur Penelitian 31

3.7. Teknik Pengumpulan Data 33

3.8. Teknik Analisis Data 33

3.8.1. Validitas test 36

3.8.2. Reliabilitas test 37

3.8.3. Tingkat Kesukaran test 38

3.8.4. Daya Pembeda test 38

3.8.5. Uji Normalitas Data 39

3.8.6. Uji Homogenitas Data 40

3.8.7. Uji Hipotesis 40

3.8.8. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 41 3.8.9. Persen (%) Efektivitas 41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Peninjauan Buku Kimia SMA 42 4.2. Hasil Analisis Materi Hidrokarbon Dalam Buku Ajar Kimia SMA 44 4.3. Pengembangan dan Standarisasi Modul Kimia SMA 50 4.4. Media Pembelajaran Yang Diintegrasikan dalam Modul Pembelajaran 54 4.5. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Proses Pembelajaran 55 4.6. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran (Post-tes 1) 56 4.7. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Proses Pembelajaran (Post-tes 2) 57 4.8. Pengaruh Modul Terhadap Motivasi Belajar Siswa 60 4.9. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 62 4.10. Keefektifan Modul Pembelajaran Inovatif 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 65

5.2. Saran 67


(5)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Pengembangan Modul 31

Pembelajaran Inovatif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Pada Pengajaran Hidrokarbon

Tabel 3.2. Analisis Kesesuaian Materi Buku Ajar Kimia Dengan 34 Standar Isi KTSP

Tabel 3.3. Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata 35 Modul Pembelajaran Inovatif

Tabel 3.4. Uji Normalitas data pre-tes dan post-tes 1 39 Tabel 3.5. Uji Homogenitas Sampel 40 Tabel 4.1. Deskripsi buku ajar kimia yang dipergunakan siswa SMA 43

yang memiliki pokok bahasan hidrokarbon sebagai bahan rujukan dalam pembuatan modul pembelajaran inovatif

Tabel 4.2. Rata-rata kelayakan isi, keluasan materi, kedalaman materi, 45 kelayakan desain, dan kelayakan bahasa untuk buku yang

dianalisis oleh Tim ahli dan Peneliti

Tabel 4.3. Rata-rata Hasil penilaian uji coba efektivitas modul 52 kimia untuk pengajaran hidrokarbon oleh Dosen, Guru,

dan Siswa

Tabel 4.4. Deskripsi Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia SMA 54 pada pokok bahasan Hidrokarbon

Tabel 4.5. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi berdasarkan Hasil 55 Pre-Tes Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Tabel 4.6. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi berdasarkan Hasil 56 Post-Tes 1 Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon

Tabel 4.7. Data Post-Tes 1 Untuk Kelompok Tinggi di Kelas 57 Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.8. Data Post-Tes 1 Untuk Kelompok Rendah di Kelas 57 Eksperimen dan Kelas Kontrol

Tabel 4.9. Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi berdasarkan Hasil 58 Post-Tes 2 Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon


(6)

Tabel 4.10. Data Post-Tes 2 Untuk Kelompok Tinggi di kelas Eksperimen 59 Dan kelas Kontrol

Tabel 4.11. Data Post-Tes 2 Untuk Kelompok Rendah di kelas 59 Eksperimen Dan kelas Kontrol

Tabel 4.12. Rata-rata Hasil Motivasi belajar Siswa di Kelas Eksperimen 61 dan Kelas Kontrol

Tabel 4.13. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas 63 Eksperimen dan Kelas Kontrol


(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian dari Pengembangan dan 32

Penerapan Modul Pembelajaran Inovatif Pada Pengajaran Hidrokarbon

Gambar 4.1. Perbandingan persen kelayakan kelima buku yang dianalisis 50 Gambar 4.2. Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas 60

Eksperimen dan kelas Kontrol

Gambar 4.3. Grafik Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa dengan 61 Motivasi Belajar Siswa pada pengajaran hidrokarbon

di SMA Immanuel Medan, SMA N 5 Medan, dan SMA Methodist Lubuk Pakam


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 74 Lampiran 3. Instrumen Penelitian 102 Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Penelitian 107 Lampiran 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 108 Lampiran 6. Angket Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 117

Pengajaran Hidrokarbon

Lampiran 7.1. Hasil analisis standar isi buku kode A pada pokok bahasan 118 Hidrokarbon

Lampiran 7.2. Hasil analisis standar isi buku kode B pada pokok bahasan 119 Hidrokarbon

Lampiran 7.3. Hasil analisis standar isi buku kode C pada pokok bahasan 120 Hidrokarbon

Lampiran 7.4. Hasil analisis standar isi buku kode D pada pokok bahasan 121 Hidrokarbon

Lampiran 7.5. Hasil analisis standar isi buku kode E pada pokok bahasan 122 Hidrokarbon

Lampiran 8. Perhitungan Validitas Tes 123 Lampiran 9. Tabel Validitas Instrumen Tes 124 Lampiran 10. Perhitungan Reliabilitas Tes 125 Lampiran 11. Tabel Reliabilitas Instrumen Tes 126 Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 127 Lampiran 13. Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 128 Lampiran 14. Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes 129 Lampiran 15. Tabel Daya Beda Instrumen Tes 130 Lampiran 16. Tabel Pengelompokan Siswa Berdasarkan Kelas Tinggi 131


(9)

xii

Lampiran 17. Perhitungan Uji Normalitas Berdasarkan Nilai Pre-Tes 137 dan Post-Tes 1

Lampiran 18. Perhitungan Uji Homogenitas 141 Lampiran 19. Pengujian Hipotesis 142 Lampiran 20. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 150

Pengajaran Hidrokarbon Oleh Dosen

Lampiran 21. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 151 Pengajaran Hidrokarbon Oleh Guru

Lampiran 22. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 152 Pengajaran Hidrokarbon Oleh Siswa

Lampiran 23. Hasil Penilaian Uji Coba Efektivitas Modul Kimia Untuk 153 Pengajaran Hidrokarbon Oleh Dosen, Guru, dan Siswa

Lampiran 24. Persentase Peningkatan Hasil Belajar dan Persentase 154 Efektivitas

Lampiran 25. Kuisioner Motivasi Belajar Siswa 156 Lampiran 26. Hasil Penilaian Kuisioner Motivasi Belajar Siswa 158 Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata Hasil Motivasi Siswa 164 Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian 166 Lampiran 29. Modul Pembelajaran Inovatif 182 Lampiran 30. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2) 227 Lampiran 31. Tabel Nilai-nilai r-Product Moment 228 Lampiran 32. Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t (Tabel-t) 229 Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi-F 230


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada padanya. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka akan semakin baik taraf hidup masyarakat di negara tersebut. Di Indonesia, kualitas pendidikan masih tergolong sangat rendah. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang (http://van88. wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/).

Peningkatan mutu pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pendidikan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, sarana pembelajaran yang inovatif juga sangat dibutuhkan untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan memahami materi pelajaran yang baik bila terjadi kerjasama antara guru dan siswa. Untuk itu guru harus mempunyai kreativitas dan ide-ide baru untuk mengembangkan cara penyajian materi pelajaran di sekolah. Dalam penyajian materi seorang guru harus pandai memilih metode, pendekatan, strategi dan media yang tepat serta cara penguasaan kelas yang sesuai dengan kondisi agar siswa tidak merasa bosan tapi justru malah tertarik untuk belajar (Faturrohman, 2007).

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi pelajaran bermutu (Hosler dan Boomer, 2011 ; Lee, dkk, 2010), dan dapat dimulai dari penulisan modul pembelajaran (Situmorang, dkk, 2011). Modul pembelajaran yang baik harus mampu menyajikan materi ajar sesuai dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan


(11)

2

teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Kenyataan menunjukkan bahwa siswa SMA menganggap mata pelajaran kimia sulit dipelajari, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu untuk mempelajarinya (Yusfiani dan Situmorang, 2006). Hali ini dapat disebabkan oleh penyajian materi sulit, membosankan dan menakutkan, sehingga siswa kurang menguasai konsep dasar kimia, dan akhirnya belajar kimia menjadi tidak menarik lagi bagi kebanyakan siswa. Tidak tersedianya bahan ajar standar sesuai tuntutan kurikulum semakin membuat siswa sulit belajar kimia (Yusfiani dan Situmorang, 2011 ; Buxton dan Austin, 2003). Dilihat dari sisi guru, dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru merasa sulit menginteraksikan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang inovatif, karena merasa kekurangan pengetahuan tentang masalah tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini kebanyakan guru menggunakan model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru. Dampak tersebut yang akan menimbulkan sikap antipati siswa sehingga jam belajar kimia menjadi saat yang membosankan dan menjenuhkan (Sudjana, 2009).

Pada sisi lain, tersedianya buku teks kimia SMA yang berkualitas masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari buku-buku teks yang dipergunakan di berbagai sekolah masih sulit dipahami siswa. Buku-buku yang ada lebih menekankan pada misi penyampaian pengetahuan atau fakta belaka. Inovasi dari pengarang buku tersebut masih sangat kurang, sehingga siswa sering merasa bosan dalam membaca buku tersebut. Tidak tepat jika dalam proses kegiatan belajar, materi yang diajarkan hanya bergantung kepada buku teks dan dianggap sebagai satu-satunya sumber bahan ajar (Haryati, 2009). Sebagai seorang guru, sebelum menyampaikan materi pelajaran harus terlebih dahulu merangkum materi yang ingin disampaikan dari berbagai sumber atau membuat suatu bahan ajar sendiri agar siswa lebih mudah memahami.

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan


(12)

sebelumnya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik memiliki kecepatan tinggi dalam belajar, akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Oleh karena itu, pengembangan suatu modul inovatif dalam pembelajaran kimia sangat dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam mencapai kompetensi pembelajaran. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa dengan menggunakan modul pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penelitiannya, persentase efektivitas kelompok tinggi yang menggunakan modul sebesar 59,46 % dan kelompok rendah sebesar 69,60%. Sedangkan persentase efektivitas kelompok tinggi yang tidak menggunakan modul sebesar 49,76% dan untuk kelompok rendah sebesar 60,63% (Aisah, 2012). Penelitian lain menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran menggunakan modul inovasi M=84,44±8,33 lebih tinggi dibanding kelompok kontrol menggunakan buku ajar pegangan siswa M=75,28±11,62 (Saragih dan Situmorang, 2012).

Penggunaan modul pembelajaran inovatif akan sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran. Apalagi modul yang ada berbasis pada media. Keberadaan media memperjelas pemahaman siswa mengenai bahan yang diajarkan. Media yang digunakan dapat berupa media cetak, pameran, audio, video, multimedia, dan media net/web. Salah satu contoh penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa yang menggunakan media molymod sebesar 83,4% sedangkan yang menggunakan media powerpoint sebesar 59,1% (Majid, 2008).

Materi hidrokarbon merupakan salah satu materi dalam pelajaran kimia yang terdiri dari rumus molekul dan susunan rantai karbon sehingga sering membingungkan siswa dalam memahami susunan rantai karbon tersebut. Penyajian materi yang terlalu rumit akan semakin membuat pelajaran kimia sulit dipahami terkhusus hidrokarbon. Sementara sampai saat ini, hasil belajar materi hidrokarbon masih sangat rendah. Oleh karena itu materi ini akan lebih mudah dipahami jika tersedia modul inovatif yang diintegrasikan dengan media lainnya.


(13)

4

Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah salah satunya dengan pengubahan kurikulum. Hingga saat ini, kurikulum yang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.(http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan). Kesesuaian antara isi buku dengan kurikulum harus benar-benar diperhatikan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berlaku (Situmorang, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian. Perbedaan dengan penelitian yang relevan yang telah disebutkan diatas, bahwa dalam penelitian ini, peneliti membuat suatu modul pembelajaran inovatif. Penelitian ini berjudul “ Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pengajaran

Hidrokarbon”.

1.2.Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan modul pembelajaran inovatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.3.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, terdapat beberapa masalah yang akan menjadi ruang identifikasi masalah dalam penelitian adalah :

1. Bagaimana membuat modul pembelajaran inovatif pada topik hidrokarbon agar memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Apa saja media pengajaran yang sesuai pada modul pembelajaran inovatif agar dapat dipergunakan pada pengajaran hidrokarbon?


(14)

3. Bagaimana pendapat dosen dan guru kimia serta siswa terhadap modul pembelajaran hasil pengembangan pada topik hidrokarbon?

4. Bagaimana keefektifan modul pembelajaran hasil inovasi dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA pada pengajaran hidrokarbon? 5. Bagaimana tingkat motivasi belajar siswa dalam menggunakan modul

pembelajaran hasil inovasi dalam pembelajaran hidrokarbon dibandingkan dengan tingkat motivasi belajar siswa yang tidak menggunakan modul pembelajaran hasil inovasi?

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik hidrokarbon memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

2. Apa saja media pembelajaran yang sesuai diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran hidrokarbon? 3. Bagaimana pendapat dosen, guru, dan siswa mengenai modul pembelajaran

inovatif apakah sesuai dengan kategori standar?

4. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik hidrokarbon efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA?

5. Apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik hidrokarbon dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pengajaran hidrokarbon?

1.5.Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Dari rumusan masalah diatas, yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada topik hidrokarbon sesuai dengan standar.

2. Penyusunan modul pembelajaran inovatif akan dikembangkan dari minimal 5 buku kimia yang digunakan di SMA tempat penelitian.


(15)

6

3. Modul pembelajaran akan dikaji dan direvisi oleh dosen kimia, guru kimia, dan siswa sampai diperoleh modul pembelajaran standar.

4. Pengujian modul pembelajaran untuk guru dan siswa terbatas. 5. Menghitung efektvitas hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

1.6.Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh modul pembelajaran inovatif pada topik hidrokarbon yang memenuhi standar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Untuk mengetahui media pembelajaran apa saja yang sesuai diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif yang dapat digunakan pada pengajaran hidrokarbon.

3. Untuk mengetahui bagaimana pendapat dosen, guru, dan siswa mengenai modul pembelajaran inovatif apakah sudah terpenuhi sesuai dengan kategori standar.

4. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran inovatif pada topik hidrokarbon efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa. 5. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran hasil inovasi pada topik

hidrokarbon dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

1.7.Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini sangat diharapkan agar bisa memberikan manfaat bagi banyak kalangan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti : Merupakan suatu pengalaman yang berharga dapat menganalisis buku serta mampu menyusun dan mengembangkan modul pembelajaran inovatif.

2. Bagi guru : Memberi informasi dan masukan serta membantu dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa.

3. Bagi siswa : Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan minat belajar serta kemandirian siswa.


(16)

4. Bagi peneliti selanjutnya : memberi informasi dalam penelitian selanjutnya untuk penningkatan kualitas proses pembelajaran khususnya proses pembelajaran kimia.


(17)

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Modul pembelajaran hidrokarbon yang inovatif merupakan modul yang

memenuhi standar sebagai media pembelajaran hidrokarbon berdasarkan pada hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu dua dosen jurusan kimia Unimed, tiga guru kimia yaitu guru kimia SMA Immanuel Medan, SMA Negeri 5 Medan, dan SMA Methodist Lubuk Pakam, serta lima belas siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 3 Medan memberikan nilai pada kisaran 3,26-4,00, tepatnya pada angka 3,53 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan layak digunakan.

2. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan buku teks kimia pada pembelajaran hidrokarbon. Rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi (86,33 ± 6,36) lebih tinggi daripada kelas kontrol (78,83 ± 7,35), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 4,273 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen (78,50 ± 7,64 ) lebih tinggi daripada kelas kontrol (72,83 ± 7,69), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 2,830 > 1,319). Secara keseluruhan juga rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (82,41 ± 7,00 > 75,83 ± 7,52). Persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas kontrol ( 59,07% > 53,48%). Dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol ( 62,42% > 59,49% ).

3. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif adalah media molymod yang dapat mempermudah penyampaian konsep yang telah disusun dalam modul.


(18)

4. Dosen, guru, dan siswa memberikan pendapat yang positif mengenai modul pembelajaran inovatif yang dilihat berdasarkan penilaian bahwa dosen memberikan penilaian pada angka 3,52, guru memberikan penilaian pada angka 3,63 dan siswa pada angka 3,456.

5. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan buku teks kimia. Rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi, lebih tinggi daripada di kelas kontrol ( 101,93% > 89,01%), dua kelompok berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 6,960 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol ( 100,21% > 89,48%), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 5,766 > 1,319)

6. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Rata-rata motivasi siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 79,43 sedangkan kelas kontrol adalah 78,53. Dan rata-rata motivasi siswa di kelas eksperimen pada kelompok rendah adalah 81,10 sedangkan kelas kontrol 77,10. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen (80,26) lebih tinggi daripada kelas kontrol (77,81). Pada kelompok eksperimen, terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa (r2 = 0,530 ) pada pengajaran kimia, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh (r2 = 0,039 ).


(19)

67

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:

1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran, seharusnya guru terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi serta dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa.

2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran hidrokarbon perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku pelajaran kimia dan dilakukan secara bersamaan dengan guru tempat penelitian. Dan disarankan untuk mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada poko bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, S., (2012), Pengembangan Modul Kimia SMA Untuk Pengajaran

Kesetimbangan Kimia sesuai Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), FMIPA Unimed, Medan

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Benny, R., (2011), Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta

Dalimunthe, S.D., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, UNIMED, Medan.

Djamarah, B.S., dan Zein, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Fathurrohman, P., dan Sutikno, S., (2007), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System,

Bumi Aksara, Jakarta

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.

Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science?, CBE-Life Sciences Education10: 309-317.

Jaya, M., (2012), Permasalahan Pendidikan Di Indonesia,

http://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/


(21)

69

Kunandar, (2009), Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Made, W., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta

Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mulyasa, E., (2007), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajagafindo Persada,

Jakarta

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Penerbit Universitas Negeri Medan, Medan.

Situmorang, M., Wahyuni, A.S., Saragih, N., Sumbayak, D., dan Elnovrey, J.,

(2011), Innovation of Learning Module To Increase Student’s

Achievement in the Teaching of Chemical Kinetics, Laporan Penelitian, FMIPA Unimed, Medan, Indonesia

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumbayak, D., (2012), The Development Of Chemistry Learning Module To

Increase Student’s Achievement On The Teaching And Learning Of Oxidation And Reduction Reaction, FMIPA Unimed, Medan

Sungkono, (2003), Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses Pembelajaran,

http://staff.uny.ac.id/.../ARTIKEL%20%20BAHAN%20AJAR-modul.doc Suryosubroto, (1983), Sistem Pembelajaran Dengan Modul, Penerbit Bina


(22)

Suyatno, (2009), Pembelajaran Inovatif,

http://garduguru.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-inovatif-apa-artinya.html

Yusfiani, M., dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan Standarisasi Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan17(1): 36-45.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini adalah : 1. Modul pembelajaran hidrokarbon yang inovatif merupakan modul yang

memenuhi standar sebagai media pembelajaran hidrokarbon berdasarkan pada hasil penilaian yang diberikan oleh tiga pihak yaitu dua dosen jurusan kimia Unimed, tiga guru kimia yaitu guru kimia SMA Immanuel Medan, SMA Negeri 5 Medan, dan SMA Methodist Lubuk Pakam, serta lima belas siswa kelas XII IPA 6 SMA Negeri 3 Medan memberikan nilai pada kisaran 3,26-4,00, tepatnya pada angka 3,53 yang berarti modul valid, tidak perlu revisi, dan layak digunakan.

2. Modul pembelajaran inovatif memberi peningkatan hasil belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan buku teks kimia pada pembelajaran hidrokarbon. Rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi (86,33 ± 6,36) lebih tinggi daripada kelas kontrol (78,83 ± 7,35), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 4,273 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen (78,50 ± 7,64 ) lebih tinggi daripada kelas kontrol (72,83 ± 7,69), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 2,830 > 1,319). Secara keseluruhan juga rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol (82,41 ± 7,00 > 75,83 ± 7,52). Persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi lebih tinggi daripada di kelas kontrol ( 59,07% > 53,48%). Dan persen peningkatan hasil belajar siswa di kelas eksperimen pada kelompok rendah lebih tinggi daripada di kelas kontrol ( 62,42% > 59,49% ).

3. Media pembelajaran yang dapat diintegrasikan pada modul pembelajaran inovatif adalah media molymod yang dapat mempermudah penyampaian konsep yang telah disusun dalam modul.


(2)

4. Dosen, guru, dan siswa memberikan pendapat yang positif mengenai modul pembelajaran inovatif yang dilihat berdasarkan penilaian bahwa dosen memberikan penilaian pada angka 3,52, guru memberikan penilaian pada angka 3,63 dan siswa pada angka 3,456.

5. Modul pembelajaran inovatif lebih efektif digunakan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan buku teks kimia. Rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi, lebih tinggi daripada di kelas kontrol ( 101,93% > 89,01%), dua kelompok berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 6,960 > 1,319). Demikian halnya pada kelompok rendah, rata-rata efektivitas siswa di kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol ( 100,21% > 89,48%), dua kelompok perlakuan berbeda secara nyata (thitung > ttabel yaitu 5,766 > 1,319)

6. Modul pembelajaran inovatif memberikan motivasi belajar yang lebih baik kepada siswa dibandingkan dengan buku teks kimia. Rata-rata motivasi siswa di kelas eksperimen pada kelompok tinggi adalah 79,43 sedangkan kelas kontrol adalah 78,53. Dan rata-rata motivasi siswa di kelas eksperimen pada kelompok rendah adalah 81,10 sedangkan kelas kontrol 77,10. Secara keseluruhan, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen (80,26) lebih tinggi daripada kelas kontrol (77,81). Pada kelompok eksperimen, terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa (r2 = 0,530 ) pada pengajaran kimia, sedangkan pada kelompok kontrol diperoleh (r2 = 0,039 ).


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan:

1. Sebelum menggunakan buku atau modul sebagai media pembelajaran, seharusnya guru terlebih dahulu memeriksa isi buku yang akan digunakan, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangan baik dari segi urutan materi serta dalam hal kebenaran konsep, dapat diperbaiki sebelum disampaikan kepada siswa.

2. Modul pembelajaran inovatif untuk pengajaran hidrokarbon perlu direkomendasikan untuk digunakan dalam proses belajar mengajar karena dari hasil penelitian yang telah dilakukan, modul kimia sangat efektif untuk meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan modul pembelajaran inovatif agar menganalisis lebih banyak buku pelajaran kimia dan dilakukan secara bersamaan dengan guru tempat penelitian. Dan disarankan untuk mengembangkan modul pembelajaran inovatif pada poko bahasan kimia yang lain agar dapat dijadikan sebagai studi perbandingan guna untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, S., (2012), Pengembangan Modul Kimia SMA Untuk Pengajaran

Kesetimbangan Kimia sesuai Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), FMIPA Unimed, Medan

Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Benny, R., (2011), Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses, Penerbit Dian Rakyat, Jakarta

Dalimunthe, S.D., (2010), Analisis dan Standarisasi Buku Kimia Kelas X

Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, UNIMED, Medan.

Djamarah, B.S., dan Zein, A., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Fathurrohman, P., dan Sutikno, S., (2007), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Refika Aditama, Bandung.

Hamalik, O., (2008), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan System,

Bumi Aksara, Jakarta

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Gaung Persada Press, Jakarta.

Hosler, J., dan Boomer, K.B., (2011), Are Comic Books an Effective Way to Engage Nonmajors in Learning and Appreciating Science?, CBE-Life Sciences Education10: 309-317.

Jaya, M., (2012), Permasalahan Pendidikan Di Indonesia,

http://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/


(5)

Kunandar, (2009), Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru, PT Rajagrafindo

Persada, Jakarta

Made, W., (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta

Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Mulyasa, E., (2007), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

http://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_Tingkat_Satuan_Pendidikan Sardiman, (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajagafindo Persada,

Jakarta

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Untuk Mata Pelajaran Kimia (Dengan Suplemen), Penerbit Universitas Negeri Medan, Medan.

Situmorang, M., Wahyuni, A.S., Saragih, N., Sumbayak, D., dan Elnovrey, J.,

(2011), Innovation of Learning Module To Increase Student’s

Achievement in the Teaching of Chemical Kinetics, Laporan Penelitian, FMIPA Unimed, Medan, Indonesia

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sumbayak, D., (2012), The Development Of Chemistry Learning Module To

Increase Student’s Achievement On The Teaching And Learning Of

Oxidation And Reduction Reaction, FMIPA Unimed, Medan

Sungkono, (2003), Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam Proses Pembelajaran,

http://staff.uny.ac.id/.../ARTIKEL%20%20BAHAN%20AJAR-modul.doc Suryosubroto, (1983), Sistem Pembelajaran Dengan Modul, Penerbit Bina


(6)

Suyatno, (2009), Pembelajaran Inovatif,

http://garduguru.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-inovatif-apa-artinya.html

Yusfiani, M., dan Situmorang, M., (2011), Pengembangan dan Standarisasi Buku Ajar Kimia SMA/MA Kelas XII Semester I Berdasarkan Standar Isi KTSP, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan17(1): 36-45.