Tingkat pertemuan adalah jumlah pertemuan tatap muka yang

plasma pemilik lahan. Petani plasma merawat, menyemprot pestisida, memupuk, dan membersihkan kebun dari gulma. Untuk mendapatkan pupuk biasanya pihak KSU akan meminta langsung kepada pihak perusahaan ketika sudah waktunya pemupukan. Kemudian untuk pemanenan barulah karyawan dari perusahaan perkebunan yang melakukan. Salah satu pengurus KSU Al-Barokah menyatakan bahwa koperasi ini sedang memproses pelepasan 252 ha lahan plasma untuk dikelola sendiri. KSU Al-Barokah akan berhenti dari kemitraan dengan perusahaan perkebunan. Oleh karena itu, anggota KSU Al-Barokah diminta untuk meminjam dana lagi ke bank lain untuk menebus sertifikat tanah yang sebelumnya diagunkan ke bank X. Pemisahan ini dilakukan karena petani plasma yang tergabung dalam koperasi ini merasa tidak puas dengan perilaku pihak perusahaan perkebunan. Sistem bagi hasil “tanggung renteng” dianggap merugikan petani yang memiliki produktifitas sawit yang tinggi. Pengurus koperasi juga mengaku kurang puas dengan pembagian hasil yang kurang transparan dari perusahaan. Menurut pengurus koperasi petani merasa di dzolimi karena sulit untuk mendapatkan haknya. Saat ini KSU Al-Barokah sedang mengurus surat pengantar TBS agar koperasi lebih mudah untuk menjual TBS sendiri. Selain itu, koperasi menuntut transparansi dari pihak perusahaan perkebunan karena sistem sortasi TBS yang kurang memuaskan. Koperasi Al-Barokah juga merasa dianak tirikan oleh perusahaan setelah memisahkan diri dari KUD MTJ. Gambar 3 Gambar KUD Mekar Tani Jaya kiri dan KSU Al-Barokah kanan KARAKTERISTIK RESPONDEN Karakteristik Individu Responden dalam penelitian ini adalah warga Desa Sukadamai yang telah terdaftar sebagai petani plasma dalam SK Bupati setempat. Secara umum hampir semua petani plasma di Desa Sukadamai adalah peserta transmigrasi pada tahun 1980. Karakteristik individu pada penelitian ini digolongkan dalam beberapa karakteristik yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Karakteristik Individu Menurut Umur Umur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usia yang diukur dengan menghitung selisih antara tahun responden dilahirkan hingga tahun pada saat dilakukan penelitian. Umur responden juga digolongkan menjadi 5 kategori berdasarkan usia produktif. Tabel 7 Jumlah dan persentase responden berdasarkan umur Tabel 7 menyatakan bahwa cukup banyak responden yang berumur antara 45-54 tahun dan juga responden di atas 55 tahun. Banyaknya responden yang berumur di atas 45 tahun ini karena mereka merupakan penerima asli dari program transmigrasi. Kemudian, responden yang umurnya di bawah 35 tahun biasanya adalah pecahan KK kepala keluarga. Pecahan KK dalam hal ini berarti anak dari penerima asli atau dengan kata lain mereka menerima lahan kebun kelapa sawit dari orang tua mereka. Karakteristik Individu Menurut Jenis Kelamin Responden pada penelitian ini didominasi oleh laki-laki. Seperti pada Tabel 8 yang dengan jelas menyatakan bahwa 80 dari total responden berjenis kelamin laki-laki. Hal ini karena, penerima plasma di atas namakan oleh kepala keluarga sehingga secara otomatis responden kebanyakan adalah laki-laki. Adapun calon responden perempuan umumnya menolak untuk diwawancarai karena merasa tidak mengerti dengan kemitraan PIR. Responden perempuan yang telah diwawancarai umumnya adalah seorang kepala keluarga janda dan ibu rumah tangga yang merasa cukup mengetahui kemitraan PIR. Berikut dapat dilihat tabel yang menunjukkan jumlah dan persentase responden. Umur tahun Jumlah orang Persentase 15-22 25-34 11 18.3 35-44 11 18.3 45-54 18 30.0 ≥ 55 20 33.4 Total 60 100.0