Rancangan Percobaan dan Analisis Data

larutan pengencer garam fisiologis sebanyak 10 ml larutan pengencer sampai homogen. Pengenceran dilakukan dengan cara memipet 1 ml larutan contoh yang sudah homogen dengan pipet steril dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi larutan pengencer garam fisiologis sebanyak 9 ml sehingga terbentuk pengenceran hingga 10 -1 . Kemudian dengan cara yang sama dilakukan pengenceran hingga diperoleh larutan dengan pengenceran 10 -5 . Setiap pengenceran diambil sebanyak 1 ml untuk ditambahkan ke media plate count agarPCA, kemudian diratakan dan disterilkan dengan pembakaran. Cawan petri yang telah berisi agar dan larutan contoh dimasukkan ke dalam inkubator dengan posisi cawan terbalik. Suhu inkubator yang digunakan adalah 35 o C dan diinkubasi selama 48 jam, selanjutnya dilakukan pengamatan dengan menghitung jumlah koloni yang ada di dalam cawan petri. Seluruh pekerjaan dilakukan secara aseptik untuk mencegah kontaminasi yang tidak diinginkan dan pengamatan secara duplo dapat meningkatkan ketelitian. Jumlah koloni yang dapat dihitung adalah cawan petri yang mempunyai koloni antara 30–300.

3.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaaan yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah ada dua rancangan yaitu sebagai berikut : a Rancangan percobaan pada penentuan bahan penghidrolisis dan lama hidrolisis menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor bahan penghidrolisis terdiri dari 3 taraf air tajin, jus nenas, sari nenas dan lama hidrolisis terdiri dari 3 taraf 10 hari, 20 hari dan 30 hari, masing-masing dilakukan tiga kali pengulangan. Model matematika rancangan acak lengkap faktorial menurut Steel dan Torrie 1991 adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + A i + B j + AB ij + ε ijk Keterangan : Y ijk = nilai pengamatan faktor bahan penghidrolisis i, lama hidrolisis j pada ulangan ke -k µ = nilai tengah populasi nilai rata-rata sesungguhnya A i = pengaruh faktor bahan penghidrolisis pada taraf ke-i B j = pengaruh faktor lama hidrolisis pada taraf ke-j AB ij = pengaruh interaksi antara bahan penghidrolisis i dengan lama hidrolisis j pada ulangan ke-k ε ijk = faktor galat b Rancangan percobaan pada penentuan komposisi menggunakan rancangan acak lengkap dengan 1 faktor yaitu komposisi gonggong dan bahan penghidrolisis yang terdiri dari 5 taraf 1:1, 1:2,1:3,1:4 dan 1:5, masing-masing dilakukan tiga kali pengulangan. Model matematika rancangan percobaannya menurut Steel dan Torrie 1991 adalah sebagai berikut : Y ij = µ + A i + ε ij Keterangan : Y ij = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j pada perlakuan faktor A taraf ke-i µ = nilai tengah populasi nilai rata-rata sesungguhnya A i = pengaruh komposisi gonggong dan bahan penghidrolisa pada taraf ke-i i = 1:1,1:2,1:3,1:4 dan 1:5 ε ij = faktor galat Rancangan percobaan pada penelitian lanjutan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan 2 faktor yaitu faktor teknik pemutusan proses fermentasi yang terdiri dari 2 taraf pasteurisasi, sterilisasi dan faktor lama penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari, masing-masing dilakukan tiga kali pengulangan. Model matematika rancangan acak lengkap faktorial menurut Steel dan Torrie 1991 adalah sebagai berikut : Y ijk = µ + A i + B j + AB ij + ε ijk Keterangan : Y ijk = nilai pengamatan faktor teknik pemutusan proses fermentasi i, faktor lama penyimpanan j pada ulangan ke -k µ = nilai tengah populasi nilai rata-rata sesungguhnya A i = pengaruh faktor teknik pemutusan fermentasi pada taraf ke-i B j = pengaruh faktor lama penyimpanan pada taraf ke-j AB ij = pengaruh interaksi antara teknik pemutusan proses fermentasi i dengan lama penyimpanan j pada ulangan ke-k ε ijk = faktor galat Data yang diperoleh dianalisis ragam anova. Hasil analisis ragam yang menunjukkan perbedaan nyata akan diuji lanjut dengan menggunakan uji lanjut Duncan. Data organoleptik merupakan data non-parametrik sehingga dianalisis dengan menggunakan Uji Mann-Withney pairwise comparison dengan taraf nyata α = 0,05, untuk uji perbandingan pasangan dan berdasarkan pedoman SNI 01-2346-2006 untuk menentukan nilai sensori akhir pada uji hedonik dan skoring yaitu dengan menggunakan batas interval bawah dengan pembulatan ke bilangan bulat terdekat. Uji Mann-Withney pairwise comparison merupakan metode untuk sampel yang memiliki nilai sama besar dari dua populasi yang independen. Ini adalah salah satu uji yang paling terkenal signifikansinya untuk data non- parametrik. Uji Mann Withney sering juga disebut uji Wilcoxon Rank sum test untuk dua populasi Iriawan dan Septin 2006. Menurut Santoso 2005, dalam analisis Mann-Whitney digunakan hipotesis sebagai berikut : H :  1   2 kelompok 1 lebih baik daripada kelompok 2 H 1 :  1   2 kelompok 1 lebih buruk daripada kelompok 2 Dasar pengambilan keputusan uji Mann-Whitney adalah : Jika probabilitas 0,1 maka H o diterima. Jika probabilitas 0,1 maka H o ditolak. Langkah-langkah melakukan uji Mann-Whitney diantaranya sebagai berikut : 1. Membuat ranking untuk sampel pertama dan sampel kedua dari 1 sampai n 1 + n 2 . Dalam hal ini n 1 adalah banyaknya data dalam sampel pertama x 1 dan n 2 adalah banyaknya data dalam sampel kedua x 2 . Apabila ada ranking yang sama, maka ranking data adalah rata-rata ranking. 2. Menjumlahkan ranking untuk sampel pada sampel x 1 W. 3. Menghitung nilai taksiran, yaitu median selisih antara sampel pertama x 1 dan sampel kedua x 2 . Data dapat diinterpretasikan berupa jumlah dan median masing-masing sampel yang digunakan. Nilai taksiran yang tertera merupakan median selisih antara sampel pertama dan sampel kedua. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Pendahuluan