9
cahaya rendah umumnya sprawl atau berbentuk seperti tabung, dan banyak terumbu karang pada daerah keruh memiliki bentuk pertumbuhan yang lebih
vertikal ke atas dibanding bentuk pertumbuhan yang datar atau flat Riegl et al. 1996.
2.1.2 Karakteristik Terumbu Karang
Terumbu karang adalah kumpulan bentukan kompak dan tersusun kokoh dari kerangka sedimen organisme bentik yang hidup di perairan laut yang hangat
dengan kedalaman yang cukup cahaya, merupakan bentukan fisiografi terkonstruksi pada perairan tropik dan terutama terdiri dari kerangka kapur yang
terbentuk oleh karang hermatipik pembentuk terumbu karang Levinton 1988. Terumbu atau bangunan dasar berkapur merupakan gabungan keseluruhan dari
sejumlah biota yang secara kontiniu mengikat ion kalsium dan karbonat dari air laut untuk menghasilkan rangka Odum 1971. Kemudian Nybakken 1997
menyatakan terumbu adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat yang terutama dihasilkan oleh kalsium karbonat yang terutama
dihasilkan oleh karang filum Cnidaria, klas Anthozoa, ordo Madreporaria = Scleractinia dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme-
organisme lain yang mengeluarkan kalsium karbonat. Karang mempunyai beberapa arti penting tetapi biasanya hanya nama
umum yang diberikan kepada ordo Scleractinia yang anggotanya mempunyai skeleton batu kapur keras. Ordo scleractinia dibagi atas 2 dua kelompok bangun
yaitu kelompok terumbu bangun reef building dan terumbu bukan bangun non- reef building
. Pada kelompok pertama dikenal sebagai hermatypik yang butuh cahaya matahari untuk kelangsungan hidupnya dan kelompok kedua sebagai
ahermatypik yang secara normal hidupnya tidak tergantung pada sinar matahari Veron 1986. Perbedaan mencolok antara kedua karang ini adalah bahwa di
dalam jaringan karang hermatypik terdapat sel-sel tumbuhan yang bersimbiosis yang dinamakan zooxanthellae, sedangkan karang ahermatypik tidak. Sehingga
karang hermatypik dapat menghasilkan terumbu sedangkan karang ahermatypik tidak Nybakken 1997.
10
Terumbu karang adalah suatu ekosis tem di laut tropis yang mempunyai produktifitas tinggi Sukarno et al. 1983, besarnya produktifitas yang dimiliki
terumbu karang disebabkan oleh adanya pendauran ulang zat-zat hara melalui proses hayati Longhurs Pauly 1987.
Berdasarkan bentuknya karang digolongkan dalam dua golongan yaitu karang batu Stony coral dan karang lunak Soft coral. Karang batu Stony
coral merupakan nama umum dari ordo Scleractinia yang memiliki jaringan batu
kapur keras, dan merupakan penyusun terpenting dalam pembentukan terumbu dan alga merah, yaitu berfungsi dalam pertumbuhan struktur fisik terumbu karang
terutama bagi terumbu karang yang menghadap kelaut. Sedangkan karang lunak lebih dikenal dengan Alcyonaria merupakan salah satu jenis Coelenterata yang
mempunyai peranan penting dalam pembentukan fisik terumbu karang. Dengan tubuh yang lunak dan kokoh, tubuh Alcyonaria lentur dan tidak mudah putus.
Tubuh Alcyonaria lembek tetapi disokong oleh sejumlah besar duri-duri yang kokoh, berukuran kecil dan tersusun sedemikian rupa sehingga tubuh Alcyonaria
lentur dan tidak mudah putus. Duri-duri ini mengandung kalsium karbonat yang disebut spikula Manuputty 1986.
Berdasarkan tipenya, terumbu karang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori Sukarno et al. 1983; Nontji 1993; Nybakken 1997, yaitu :
1. Terumbu karang cincin Atoll: bentuk terumbu karang ini melingkar seperti cincin, mengelilingi gobah dengan kedalaman antara 40 - 100 meter, seperti
halnya terumbu karang penghalang, terumbu karang cincin dapat hidup pada kedala man maksimum dimana terumbu karang masih dapat hidup.
2. Terumbu karang tepi Fringing ReefShore Reef: terumbu karang ini terdapat di sepanjang pantai dan mencapai kedalaman tidak lebih dari 40 meter.
Pertumbuhan yang baik bagi karang ini adalah pada daerah dengan ombak yang cukup besar, dengan pertumbuhan kearah permukaan vertikal dan ke
arah laut lepas horizontal, terumbu karang ini hampir tidak dijumpai di pesisir yang memiliki banyak sungai lebar.
3. Terumbu karang penghalang Barrier Reef: terumbu karang ini terletak agak jauh dari pantai, yang dipisahkan oleh gobah dengan kedalaman yang
11
mencapai 40 – 70 meter, terumbu karang ini umumnya berbentuk memanjang searah garis pantai seakan-akan seperti penghalang.
Selanjutnya, menurut Sukarno et al. 1983 menyatakan bahwa ekosistem terumbu karang pada dasarnya dapat dijumpai tiga macam bentuk permukaan
dasar yang merupakan zonasi ekosistem terumbu karang yaitu: 1. Rataan Terumbu Reef Flat: bentuk permukaan dasar terumbu karang yang
mendatar ditempat dangkal ini banyak dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air laut dan gelombang sehingga habitat ini memiliki kondisi lingkungan yang
bervariasi dan berflukuasi sangat besar. Pada keadaan pasang surut, banyak bagian yang menderita kekeringan dan pada tip e terumbu karang pantai
mendapatkan banyak pengaruh endapan dari darat, air tawar dan tambahan nutrient dari darat.
2. Lereng Terumbu Reef Slope: bentuk permukaan dasar yang miring ini dapat dibedakan menjadi dua lereng terumbu. Lereng terumbu miring ke tempat
yang lebih dalam diluar rataan terumbu kearah laut lepas disebut lereng terumbu depan fore reef slope dan lereng terumbu yang kearah gobah disebut
lereng terumbu belakang atau lereng gobah. Lereng terumbu depan keadaannya terbuka menghadap ombak dan laut terbuka, sedangkan lereng
pada gobah agak terlindungi dari gempuran ombak karena adanya rataan terumbu. Nybakken 1997 menyatakan bahwa pada kedalaman 15-20 meter
sampai kepermukaan, karang dapat tumbuh dengan subur dan bervariasi, didominasi oleh karang bercabang berbentuk daun dari Acropora.
3. Dasar Gobah Lagoon Floor atau Teras Datar Sub-Marine-Terrace: bentuk permukaan dasar ya ng mendatar ditempat dalam ini mempunyai kondisi yang
lebih bervariasi daripada di dasar goba yang biasanya merupakan tempat sedimen. Dasar teras yang dangkal merupakan komunitas terumbu karang yang
padat atau komunitas dasar yang padat apabila cukup arus dan ombak yang dapat menghalau akumulasi organism yang dibawa dari tempat-tempat yang
lebih dangkal. Menurut Nyb akken 1997 bahwa kondisi di dalam gobah yang gelombang dan sirkulasi tidak besar serta sedimen yang lebih besar kurang baik
untuk pertumbuhan karang. Dasar gobah banyak ditumbuhi rumput laut Thalassia, Cynodocea atau alga hijau seperti Caulerpa dan Halimeda.
12
2.1.3 Ancaman, Faktor-faktor Pembatas Pertumbuhan dan Fase Pergeseran Karang